BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang-Undang No. 10 tahun 1998 menyatakan bahwa bank adalah
suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Bank berfungsi sebagai lembaga yang menjadi perantara
antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana
dan memberikan jasa-jasa lainnya, sehingga bank membutuhkan modal yang cukup
untuk menjalankan fungsinya tersebut.
Modal merupakan salah satu hal penting yang digunakan bank untuk
melindungi dari risiko yang timbul akibat kegiatan operasional bank sehari-hari,
sehingga diperlukan pengelolaan modal yang baik untuk meminimalisir risiko yang
terjadi. Tingkat permodalan suatu bank dapat diukur dengan menggunakan rasio
keuangan, antara lain yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR).
CAR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank dalam
mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam
mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul
sehingga dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Mudrajad Kuncoro dan
Suhardjono, 2012:519). CAR minimum suatu bank yaitu sebesar 8 persen dan
semakin tinggi rasio CAR maka semakin baik posisi modal bank tersebut.
CAR sebuah bank seharusnya mengalami peningkatan dari tahun ke
lima tahun terakhir seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
POSISI CAPITAL ADEQUACY RATIO PADA BANK KELOMPOK BUKU 1 PERIODE TAHUN 2012 – TAHUN 2017
(Dalam Persentase)
Sumber : Majalah Biro Riset Infobank Edisi Maret 2017 dan Laporan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan (data diolah), *Posisi Juni 2017
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tren CAR periode triwulan I tahun 2012
sampai dengan triwulan II tahun 2017 pada Bank Kelompok Buku 1 cenderung
mengalami peningkatan yang dibuktikan dengan rata-rata tren sebesar 0,49 persen,
namun pada peningkatan tersebut masih terdapat penurunan tren CAR pada sepuluh
Bank Kelompok Buku 1. Bank yang mengalami penurunan tren CAR yang
dimaksud adalah Bank Banten sebesar 0,45 persen, Bank Amar Indonesia sebesar
NO. NAMA BANK 2012 2013 TREN 2014 TREN 2015 TREN 2016 TREN *2017 TREN
RATA-RATA TREN 1 Bank Sulawesi Tenggara 22,53 22,38 -0,15 23,83 1,45 23,87 0,04 24,69 0,82 22,57 -2,12 0,01 2 Bank Sulawesi Utara dan Gorontalo 14,70 17,27 2,57 14,26 -3,01 13,79 -0,47 17,11 3,32 16,19 -0,92 0,30 3 Bank Kalimantan Tengah 23,75 24,52 0,77 29,15 4,63 31,19 2,04 26,79 -4,40 29,49 2,70 1,15 4 Bank Banten 13,27 11,43 -1,84 10,05 -1,38 8,02 -2,03 13,22 5,20 11,04 -2,18 -0,45 5 Bank Maluku Utara Malut 14,29 15,69 1,40 17,34 1,65 18,66 1,32 19,53 0,87 22,03 2,50 1,55 6 Bank Amar Indonesia 135,59 181,38 45,79 94,42 -86,96 145,81 51,39 125,65 -20,16 97,69 -27,96 -7,58 8 Bank Fama International 26,33 24,59 -1,74 24,26 -0,33 27,33 3,07 25,96 -1,37 26,22 0,26 -0,02 9 Bank Lampung 19,29 19,44 0,15 18,87 -0,57 23,46 4,59 20,39 -3,07 20,03 -0,36 0,15 10 Bank Mandiri Taspen Pos 20,67 20,56 -0,11 20,45 -0,11 43,34 22,89 31,32 -12,02 23,12 -8,20 0,49 11 Bank Maspion 13,46 21,00 7,54 19,45 -1,55 19,33 -0,12 24,32 4,99 23,87 -0,45 2,08 12 Bank Prima 17,05 15,38 -1,67 14,18 -1,20 18,75 4,57 17,47 -1,28 17,92 0,45 0,17 13 Bank Sulawesi Tengah 32,29 22,60 -9,69 25,16 2,56 27,85 2,69 28,15 0,30 22,06 -6,09 -2,05 15 Bank Artos Indonesia 27,72 21,62 -6,10 16,99 -4,63 19,16 2,17 22,87 3,71 22,02 -0,85 -1,14 16 Bank Ina Perdania 16,05 16,71 0,66 24,91 8,20 19,66 -5,25 30,36 10,70 76,14 45,78 12,02 17 Bank Harda International 13,49 15,78 2,29 15,66 -0,12 21,90 6,24 21,73 -0,17 22,42 0,69 1,79 18 Bank Yudha Bhakti 12,89 15,95 3,06 15,22 -0,73 15,70 0,48 21,38 5,68 19,79 -1,59 1,38 19 Bank Kesejahteraan Ekonomi 12,11 12,28 0,17 13,74 1,46 16,13 2,39 22,23 6,10 17,00 -5,23 0,98 20 Bank Jambi 24,41 28,10 3,69 29,48 1,38 28,43 -1,05 20,90 -7,53 22,36 1,46 -0,41 21 Bank Bengkulu 15,84 17,00 1,16 17,25 0,25 21,39 4,14 19,08 -2,31 16,58 -2,50 0,15 22 Bank Mitraniaga 22,25 24,48 2,23 18,53 -5,95 15,20 -3,33 17,91 2,71 18,76 0,85 -0,70 23 Bank Agris 27,98 17,86 -10,12 17,48 -0,38 17,35 -0,13 16,81 -0,54 17,70 0,89 -2,06 24 Bank Bisnis Internasional 36,52 28,89 -7,63 31,39 2,50 47,54 16,15 55,55 8,01 52,32 -3,23 3,16 25 Bank Royal Indonesia 43,59 33,30 -10,29 28,51 -4,79 35,55 7,04 30,66 -4,89 31,31 0,65 -2,46 26 Bank Andara 40,88 33,87 -7,01 44,18 10,31 28,60 -15,58 77,76 49,16 88,49 10,73 9,52 27 Bank Dinar Indonesia 55,58 44,02 -11,56 31,24 -12,78 30,50 -0,74 26,84 -3,66 26,81 -0,03 -5,75
7,58 persen, Bank Fama International sebesar 0,02 persen. Bank Sulawesi Tengah
mengalami penurunan sebesar 2,05 persen, Bank Artos Indonesia sebesar 1,14
persen, Bank Jambi sebesar 0,41 persen, Bank Mitraniaga sebesar 0,70 persen,
Bank Agris sebesar 2,06 persen, Royal Bank Indonesia sebesar 2,46 persen, dan
Bank Dinar Indonesia sebesar 5,75 persen.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa terdapat masalah pada CAR
Bank Kelompok Buku 1, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mencari tahu
faktor-faktor yang menyebabkan penurunan pada CAR Bank Kelompok Buku 1.
Masalah inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini yaitu penelitian
tentang CAR dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada Bank Kelompok
Buku 1.
CAR suatu bank dapat mengalami peningkatan atau penurunan, salah
satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya adalah kinerja keuangan
bank yang meliputi kinerja likuiditas, kualitas aset, sensitivitas pasar, efisiensi, dan
profitabilitas.
Likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan
dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat (Veithzal Rivai, dkk,
2013: 145). Likuiditas dapat diukur menggunakan rasio menurut Veithzal Rivai
(2013: 153) yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR) dan
Investing Policy Ratio (IPR).
LDR adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang
diberikan bank dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat yang berhasil
dihimpun oleh bank. LDR menggambarkan kemampuan bank kemampuan bank
diberikan. LDR dapat memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap CAR. LDR
memiliki pengaruh positif terhadap CAR, karena jika LDR meningkat disebabkan
oleh peningkatan total kredit dengan persentase lebih besar dibanding persentase
peningkatan dana pihak ketiga. Peningkatan LDR ini akan menyebabkan
peningkatan pendapatan bunga lebih besar dibanding peningkatan biaya bunga,
sehingga laba bank naik dan modal bank naik dengan asumsi ATMR tetap
maka CAR bank akan meningkat. LDR memiliki pengaruh negatif terhadap
CAR, karena jika LDR meningkat disebabkan peningkatan total kredit dengan
persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan dana pihak ketiga.
Peningkatan LDR ini akan menyebabkan ATMR yang meningkat dengan
asumsi modal bank tetap maka mengakibatkan CAR akan menurun.
LAR merupakan rasio untuk mengukur besarnya kredit yang diberikan
bank dengan besarnya total aset yang dimiliki bank. Rasio ini menggambarkan
kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total
aset yang dimiliki bank. LAR dapat memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap
CAR. LAR memiliki pengaruh positif terhadap CAR, karena jika LAR suatu bank
meningkat mengindikasikan telah terjadi peningkatan total kredit yang diberikan
dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase peningkatan total asset yang
dimiliki suatu bank. Peningkatan LAR ini akan mengakibatkan peningkatan
pendapatan bunga lebih besar dibanding peningkatan biaya, sehingga laba bank
akan naik dan modal juga naik dengan asumsi ATMR tetap maka CAR bank akan
meningkat. LAR memiliki pengaruh negatif terhadap CAR, karena jika LAR suatu
bank meningkat berarti mengindikasikan terjadi peningkatan total kredit yang
dimiliki bank. Peningkatan LAR ini menyebabkan ATMR meningkat dengan
asumsi modal bank tetap maka menyebabkan CAR akan menurun.
IPR merupakan kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya
kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang
dimilikinya. IPR dapat memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap CAR. IPR
memiliki pengaruh positif terhadap CAR, karena jika IPR mengalami peningkatan
berarti mengindikasikan terjadi peningkatan investasi pada surat-surat berharga
dengan persentase lebih besar daripada persentase peningkatan dana pihak ketiga.
Peningkatan IPR ini mengakibatkan peningkatan pendapatan bunga yang diterima
bank dari investasi surat berharga lebih besar dibanding biaya bunga, sehingga laba
bank meningkat dan modal juga meningkat dengan asumsi ATMR tetap
mengakibatkan CAR akan meningkat. IPR memiliki pengaruh negatif terhadap
CAR, karena jika IPR meningkat maka mengindikasikan telah terjadi peningkatan
investasi pada surat berharga dengan persentase lebih besar dibanding persentase
peningkatan dana pihak ketiga. Peningkatan IPR ini akan menyebabkan ATMR
meningkat dengan asumsi modal tetap maka menyebabkan CAR menurun.
Kualitas Aset merupakan kualitas aset sehubungan dengan risiko kredit
yang dihadapi bank sebagai akibat dari pemberian kredit dan investasi dana bank
pada portfolio yang berbeda, dengan menentukan tingkat kolektibilitasnya
termasuk lancar, kurang lancar, diragukan, atau macet (Mudrajad Kuncoro dan
Suhardjono, 2012: 519). Kualitas aset dapat diukur menggunakan rasio keuangan
yaitu Non Performing Loan (NPL) dan Aktiva Produktif Bermasalah (APB).
NPL merupakan kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan
2014:177). NPL memiliki pengaruh negatif terhadap CAR, hal ini terjadi ketika
NPL mengalami kenaikan berarti telah terjadi peningkatan total kredit bermasalah
dengan persentase yang lebih besar dibanding dengan persentase total kredit,
sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya pencadangan penghapusan
kredit bermasalah yang lebih besar dibanding pendapatan bunga. Peningkatan biaya
tersebut mengakibatkan laba bank menurun, modal bank dan CAR juga menurun.
APB merupakan aktiva produktif yang tingkat tagihan atau tingkat
kolektibilitas lancar, diragukan, dan macet (Veithzal Rivai,dkk, 2013:474). APB
berpengaruh negatif terhadap CAR, karena ketika APB meningkat berarti telah
terjadi peningkatan pada total aktiva produktif bermasalah dengan persentase lebih
besar dibanding persentase peningkatan total aktiva produktif, sehingga
mengakibatkan peningkatan biaya yang digunakan sebagai pencadangan
penghapusan aktiva produktif bermasalah lebih besar dibanding pendapatan bunga.
Hal tersebut mengakibatkan laba bank mengalami penurunan, serta modal dan CAR
bank menurun pula.
Sensitivitas terhadap pasar merupakan kemampuan bank dalam
mengcover potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku
bunga dan nilai tukar serta kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar
(Veithzal Rivai,dkk, 2013:485). Sensitivitas terhadap pasar dapat diukur dengan
menggunakan rasio antara lain Interest Rate Risk (IRR).
IRR merupakan risiko yang timbul karena adanya perubahan tingkat
suku bunga (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2012:273). IRR dapat memiliki
pengaruh positif atau negatif terhadap CAR, karena apabila IRR meningkat maka
persentase peningkatan IRSL, ketika tingkat suku bunga cenderung mengalami
peningkatan maka pendapatan bunga akan mengalami kenaikan yang lebih besar
dibandingkan dengan kenaikan biaya bunga, sehingga kondisi tersebut
menyebabkan laba bank meningkat, modal pada bank juga meningkat, dan CAR
juga meningkat. IRR memiliki pengaruh negatif, ketika tingkat suku bunga
cenderung menurun maka pendapatan bunga akan mengalami penurunan yang lebih
besar dibanding penurunan biaya bunga sehingga mengakibatkan laba suatu bank
menurun, modal bank ikut menurun, dan CAR juga menurun.
Efisiensi digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam
menggunakan semua faktor produksinya dengan baik dan efisiensi penggunaan
biaya operasional. Efisiensi dapat diukur dengan menggunakan rasio menurut
Veithzal Rivai (2013: 482) yaitu Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) dan Fee Based Income Ratio (FBIR).
BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya. BOPO dapat memiliki pengaruh negatif
terhadap CAR, karena ketika BOPO meningkat maka telah terjadi peningkatan
biaya operasional dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase
peningkatan pendapatan operasional. Peningkatan biaya operasional tersebut
mengakibatkan laba bank menurun, modal dan CAR bank juga ikut menurun.
FBIR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan
operasional diluar bunga. FBIR memiliki pengaruh positif terhadap CAR, karena
ketika FBIR mengalami kenaikan maka telah terjadi kenaikan pendapatan
kenaikan pendapatan operasional, sehingga hal ini akan mengakibatkan laba bank
naik, modal naik, dan CAR juga naik.
Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
mencari keuntungan dalam suatu periode tertentu (Kasmir,2012:345). Profitabilitas
dapat diukur menggunakan rasio menurut Veithzal Rivai (2013: 480-481) yaitu
Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net Interest Margin (NIM).
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. ROA memiliki pengaruh
positif terhadap CAR, karena apabila ROA meningkat maka telah terjadi
peningkatan laba sebelum pajak dengan persentase yang lebih besar dibanding
persentase peningkatan total aset, sehingga mengakibatkan laba bersih naik, modal
meningkat dan CAR juga mengalami meningkat.
ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. ROE
memiliki pengaruh positif terhadap CAR, karena apabila ROE mengalami
peningkatan maka terjadi peningkatan laba setelah pajak dengan persentase yang
lebih besar dibanding dengan persentase peningkatan modal sendiri, sehingga
mengakibatkan modal meningkat dan CAR juga meningkat.
NIM adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan
earning assets dalam menghasilkan pendapatan bunga. NIM dapat memiliki
pengaruh positif terhadap CAR, karena apabila NIM mengalami kenaikan yang
disebabkan oleh kenaikan pendapatan bunga bersih dengan persentase lebih besar
dibanding persentase kenaikan aktiva produktif dengan meningkatnya pendapatan
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah berdasarkan pada latar belakang dalam penelitian
ini, dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah variabel LDR, LAR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, ROA, ROE,
dan NIM secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR
pada Bank Kelompok Buku 1 ?
2. Apakah variabel LDR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap CAR pada Bank Kelompok Buku 1 ?
3. Apakah variabel LAR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap CAR pada Bank Kelompok Buku 1 ?
4. Apakah variabel IPR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
CAR pada Bank Kelompok Buku 1 ?
5. Apakah variabel NPL secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan
terhadap CAR pada Bank Kelompok Buku 1 ?
6. Apakah variabel APB secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan
terhadap CAR pada Bank Kelompok Buku 1 ?
7. Apakah variabel IRR secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
CAR pada Bank Kelompok Buku 1 ?
8. Apakah variabel BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang
signifikan terhadap CAR pada Bank Kelompok Buku 1 ?
9. Apakah variabel FBIR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap CAR pada Bank Kelompok Buku 1 ?
10.Apakah variabel ROA secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan
11.Apakah variabel ROE secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap CAR pada Bank Kelompok Buku 1 ?
12.Apakah variabel NIM secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap CAR pada Bank Kelompok Buku 1 ?
13.Variabel manakah diantara LDR, LAR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR,
ROA, ROE, NIM yang memiliki pengaruh dominan terhadap CAR pada Bank
Kelompok Buku 1 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan dari rumusan masalah, maka dapat
diuraikan tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui signifikansi pengaruh LDR, LAR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO,
FBIR, ROA, ROE, dan NIM secara simultan terhadap CAR Bank Kelompok
Buku 1.
2. Mengetahui signifikansi pengaruh LDR secara parsial terhadap CAR pada Bank
Kelompok Buku 1.
3. Mengetahui signifikansi pengaruh LAR secara parsial terhadap CAR pada Bank
Kelompok Buku 1.
4. Mengetahui signifikansi pengaruh IPR secara parsial terhadap CAR pada Bank
Kelompok Buku 1.
5. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif NPL secara parsial terhadap CAR
pada Bank Kelompok Buku 1.
6. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif APB secara parsial terhadap CAR
7. Mengetahui signifikansi pengaruh IRR secara parsial terhadap CAR pada Bank
Kelompok Buku 1.
8. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif BOPO secara parsial terhadap CAR
pada Bank Kelompok Buku 1.
9. Mengetahui signifikansi pengaruh positif FBIR secara parsial terhadap CAR
pada Bank Kelompok Buku 1.
10.Mengetahui signifikansi pengaruh positif ROA secara parsial terhadap CAR
pada Bank Kelompok Buku 1.
11.Mengetahui signifikansi pengaruh positif ROE secara parsial terhadap CAR
pada Bank Kelompok Buku 1.
12.Mengetahui signifikansi pengaruh positif NIM secara parsial terhadap CAR
pada Bank Kelompok Buku 1.
13.Mengetahui diantara LDR, LAR, IPR, NPL, APB, IRR, BOPO, FBIR, ROA,
ROE, dan NIM yang memiliki pengaruh dominan terhadap CAR pada Bank
Kelompok Buku 1.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yaitu :
1. Bagi Bank Kelompok Buku 1
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Bank Kelompok Buku 1 untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi pada permodalan utamanya pada CAR
dan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya masalah peningkatan atau
penurunan pada CAR serta dapat dijadikan pertimbangan dalam mengatasi dan
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dibidang
perbankan khususnya mengenai permodalan yaitu CAR dan cara menganalisis
permasalahan dibidang perbankan, serta faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan atau penurunan CAR pada Bank Kelompok Buku 1.
3. Bagi STIE Perbanas Surabaya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk
dijadikan referensi dalam mengerjakan skripsi khususnya yang mengambil
topik mengenai permodalan yaitu CAR dan dapat menambah koleksi bacaan di
perpustakaan STIE Perbanas Surabaya.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini disajikan dalam lima bab yang saling
berkaitan, yang dijabarkan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu, landasan teori,
kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, batasan
pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan
sampel, data dan metode pengumpulan data, teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan tentang gambaran subyek penelitian, analisis
data secara deskriptif dan pengujian hipotesis, serta pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian,