• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI

KINERJA PERUSAHAAN PADA KELOMPOK INDUSTRI

OTOMOTIF

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Disusun Oleh : Timbul Sihombing

201210325035

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BHAYANGKARA

JAKARTA RAYA

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala kecil, menengah dan besar, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin ketat. Belum lagi kondisi perekonomian Indonesia sekarang yang tidak menentu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tiba-tiba mengalami kebangkrutan maupun hengkang dari Indonesia. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan bisa tumbuh dan berkembang, perusahaan harus mencermati kondisi dan kinerja perusahaan. Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan maka diperlukan suatu analisis yang tepat.

Metode yang dapat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakai di dalam menilai kinerja perusahaan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Laporan keuangan digunakan oleh manajer untuk meningkatkan kinerja, oleh kreditor untuk mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman, dan oleh pemegang saham untuk meramalkan laba, dividen, dan harga saham.

(3)
(4)

perusahaan : 1. Neraca

Neraca digunakan untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang meliputi asset perusahaan dan klaim atas asset tersebut.

2. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba-rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu. Tujuan utama dari laporan laba-rugi adalah melaporkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memperoleh laba.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas atau laporan perubahan posisi keuangan menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 4) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi.

(5)

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Untuk menilai kinerja perusahaan, diperlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering digunakan adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya.

Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kinerja perusahaan dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentu rasio.

Jenis analisis bervariasi sesuai dengan kepentingan pihak-pihan yang melakukan analisis. Pemberi kredit dagang akan menaruh perhatian terutama kepada likuiditas perusahaan yang dianalisis karena tagihan mereka bersifat jangka pendek. Tagihan pemberi kredit jangka panjang, misalnya pemilik obligasi, bersifat jangka panjang. Oleh karena itu, ia lebih berminat terhadap kemampuan arus kas untuk melunasi utang dalam jangka panjang. Pemilik obligasi mungkin akan menilai struktur modal perusahaan, sumber dan penggunaan dana, serta profitabilitas perusahaan.

(6)

Menurut Buku Manajemen Keuangan 1 karangan Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., MSBA, Inge Barlian, Dra., Ak., M.Sc., dan Dharma Putra Sundjaja, SE., MFP (2010 : 173), ukuran kinerja dapat dianalisis dalam tiga kelompok :

Analisis laporan keuangan akan lebih tajam apabila angka-angka keuangan dibandingkan dengan standar tertentu. Standar tersebut dapat berupa standar internal yang ditetapkan oleh manajemen, perbandingan historis atau membandingkan angka-angka keuangan dengan angka-angka masa sebelumnya, pembandingan dengan perusahaan atau industri sejenis.

Tanpa pembandingan, tidak akan diketahui apakah kinerja suatu perusahaan menunjukkan perbaikan atau sebaliknya menunjukkan penurunan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA KELOMPOK INDUSTRI OTOMOTIF”.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Kemampuan perusahaan otomotif( PT.Astra Otoparts Tbk dan PT.Gajah Tunggal Tbk) membayar deviden dan menghindari kebangkrutan

2. Adanya penurunan pendapatan pada perusahaan otomotif( PT.Astra Otoparts Tbk dan PT.Gajah Tunggal Tbk)

(7)

1.3 Rumusan Masalah

Penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan melihat pokok permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana kinerja dari PT Astra Otoparts Tbk dan PT Gajah Tunggal Tbk selama semester 1 2012 dan semester 1 2013.

b. Bagaimana hubungan analisis dari rasio keuangan terhadap penilaian kinerja PT Astra Otoparts Tbk dan PT Gajah Tunggak Tbk.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang penulis lakukan sehubungan dengan permasalahan yang diuraikan di atas untuk :

a. Mengetahui apakah ada peningkatan maupun penurunan profit dari PT Astra Otoparts Tbk dan PT Gajah Tunggal Tbkpada Semester 1 2012 dan Semester 1 2013.

b. Membandingkan dan menilai rasio keuangan dari PT Astra Otoparts terhadap PT Gajah Tunggal pada Semester 1 2012 dan Semester 1 2013. 1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung, maupun tidak langsung bagi perusahaan tempat penulis mengadakan penelitian, juga bagi masyarakat terutama pihak-pihak lain yang memerlukan dan bagi penulis sendiri.

a. Bagi perusahaan

(8)

b. Bagi penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dengan menerapkan teori-teori yang ada serta diterapkan secara nyata untuk menganalisa rasio-rasio keuangan yang ada di dalam perusahaan sehingga dapat mengetahui ada gejala dan masalah apa yang terjadi didalam keuangan suatu perusahaan.

c. Bagi pembaca

Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan sebagai bahan referensi dalam usaha untuk membantu pembaca memahami sesuatu yang bermanfaat dalam melakukan penelitian, serta bagi para investor dan pemegang saham dapat menilai apakah keuangan perusahaan tersebut bisa dinyatakan sehat atau tidak, supaya keputusan yang nantinya diambil akan tepat sasaran.

1.6 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penelitian terdahulu, bahwa untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan dapat dilakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dimilikinya.

Analisis laporan keuangan menurut Munawir (2010;35)adalah :

“analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau

mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk

menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan

yang bersangkutan”.

(9)

indeks. Rasio keuangan merupakan suatu tolok ukur yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan laporan laba-rugi dan lainnya dapat memberikan gambaran tentang perusahaan dan posisinya pada saat ini.

Analisis laporan keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, dengan membandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Kedua, perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama. Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran mengetani kinerja perusahaan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan.

Analisis laporan keuangan dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan dan kemudian melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan, dan membuat keputusan yang rasional dalam hal perencanaan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

1.7 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, menyajikan dan menganalisanya sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan.

Teknik untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan ini bertujuan untuk memperoleh data dari perusahaan yang sedang diteliti untuk kemudian dipelajari, diolah, dan dianalisis.

(10)

Penelitian kepustakaan adalah dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan mempelajari literature-literatur yang berhubungan dengan topic pembahasan untuk memperoleh dasar teoritis.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

(11)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio

Menurut Munawir (2004:37) Analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

Menurut Mahmud M.Hanadie (2005:77) Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.

Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis)

Dalam Keown dkk (2002:60) tujuan dari analisis ratio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.

Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak yang berkepentingan.

Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.

2.1.1 Analisis Rasio Likuiditas

(12)

saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.

Suatu perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable.

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

2.1.1.1 Current Ratio (Rasio Lancar)

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

(13)

kewajiban lancar semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karean menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009:10).

Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara (Riyanto, 2001:28):

1. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar. 2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang

lancar.

3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.

Current ratio dapat dihitung dengan formula: Current Ratio=Aktiva Lancar

Hutang lancar

2.1.1.2 Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.

Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.

Sawir (2009:10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.

(14)

Quick Ratio=Aktiva LancarPersediaan Hutang Lancar

2.1.1.3 Cash ratio (Rasio Kas)

Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.

Cash Ratio dapat dihitung dengan formula:

Cas h Ratio= Kas Hutang Lancar

2.1.1.4 Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

Menurut Wasis (1991, p.63) Modal kerja adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh karena itu dapat berupa kas, piutang, surat – surat berharga, persediaan dan lain-lain. Modal kerja bruto adalah keseluruhan dari aktiva / harta lancar yang terdapat dalam sisi debet neraca. Modal kerja bersih adalah keseluruhan harta lancar dikurangi utang lancar. Dengan perkataan lain modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar.

Modal Kerja Bersih dapat dihitung dengan formula : Net WorkingCapital=Aktiva LancarHutang Lancar

2.1.2 Analisis Rasio Aktivitas

(15)

keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragai unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainya.

Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

Yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut: 2.1.2.1 Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334).

Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.

Rasio perputaran persediaan dihitung dengan formula: Inventory Turnover=Harga Pokok Penjualan

Persediaan

RataRata Umur Persediaan=Jumlah Hari Dalam1Tahun Inventory Turnover

2.1.2.2 Perputaran Piutang

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata.

Perputaran piutang dapat diukur dengan rumus : Perputaran Piutang=Penjualan

(16)

Perputaran Piutang= 360

RataRata PeriodeTagih

2.1.2.3 Rata-Rata Periode Tagih

Adalah jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk menagih piutang. Rasio tersebut bermanfaat untuk mengevaluasi kebijakan pinjaman dan kebijakan penagihan.

Rata-rata periode tagih dapat diukur dengan rumus : RataRata Periode Tagi h= Piutang

RataRata Penjualan per Hari RataRata Periode Tagi h= Piutang

PenjualanTahunan/360

2.1.2.4 Rata-Rata Periode Bayar

Adalah jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk membayar hutang usaha.

Rata-rata periode bayar dapat diukur dengan rumus : RataRata Periode Bayar= Hutang Usaha

RataRata Pembelian per Hari RataRata Pembelian per Hari=PembelianTahunan

360

2.1.2.5 Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (sawir, 2003:17)

(17)

nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.

Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus: ¿Assets Turnover= Penjualan

Aktiva Tetap Bersih

2.1.2.6 Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.

Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19)

Total assets turnover merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.

Total assets turnover ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.

Perputaran total aktiva dihitung sebagai berikut: Total Assets Turnover= Penjualan

(18)

2.1.3 Analisis Rasio Hutang

Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain) (Riyanto, 2008:22).

Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada.

Rasio hutang modal dihitung dengan formula: Debt¿Equity Ratio= Hutang Jangka Panjang

(19)

Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.

2.1.3.2 Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.

Rasio ini dihitung dengan rumus: Debt Ratio=Total Hutang

Total Aktiva

Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi

Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil.

2.1.3.3 Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan)

Times interest earned merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.

Sawir (2008:14) mengatakan bahwa: Rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.

(20)

Time Interest Earned=Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak(EBIT) Beban Bunga

Jadi rasio hutang merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Dengan demikian rasio solvabilitas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

2.1.4 Analisis Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).

Rasio yang termasuk rasio profitabilitas antara lain: 2.1.4.1 Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).

(21)

lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

Margin laba kotor dihitung dengan formula:

Gross Profit Margin=PenjualanHarga Pokok Penjualan Penjualan

2.1.4.2 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Margin Laba Bersih dihitung dengan rumus: Net Profit Margin=Laba Bersih Setelah Pajak(EAT)

Penjualan

2.1.4.3 Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Adalah ukuran persentasi dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

Margin laba operasi mengukur laba yang dihasilkan murni dari operasi penjualan tanpa melihat beban keuangan (bunga) dan beban dari pemerintah (pajak)

Margin laba operasi dihitung dengan rumus :

Operating Profit Margin=Laba Sebelum BungaPajak(EBIT) Penjualan

2.1.4.4Hasil Atas Total Aset (Return On Investment)

(22)

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. (Syafri, 2008:63).

Hasil atas total aset dihitung dengan rumus:

Returnon Investment=Laba Bersih Setelah Pajak(EAT) Total Aktiva

2.1.4.5Hasil Atas Ekuitas (Return On Equity)

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305). Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

Hasil atas ekuitas dapat dihitung dengan formula: Returnon Equity=Laba Bersih Setelah Pajak(EAT)

Ekuitas

2.1.4.6 Pendapatan per Saham (Earning per Share)

Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306).

(23)

adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan. Pendapatan per saham dihitung dengan rumus:

Earning per S h are=Pendapatan yang Tersedia bagi Pemegang Saham Biasa Jumlah Lembar Saham yang Beredar

2.1.5 Analisis Rasio Pasar

Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham dengan laba dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan investor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Moeljadi, 2006:75).

Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham (Sutrisno, 2003:256).

Menurut Hanafi (2004:43). Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relatif terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan rasio ini. Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari:

2.1.5.1 Rasio Harga Pasar / Pendapatan (Price Earning Ratio)

Menurut Moeljadi (2006:75), Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan.

(24)

memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah pula. (Prastowo 2005:96)

Price Earning Ratio dihitung dengan rumus :

Price Earning Ratio=Harga Pasar per Lembar Saham Biasa Pendapatan per Saham

2.1.5.2 Rasio Harga Pasar / Nilai Buku (Market to Book Value Ratio)

Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan wealth (kekayaan) yang dinikmatioleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:76)

Menurut prastowo (2005:99),jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimistik atau prospek suatu saham, banyak saham dijual pada harga di bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika investor optimistic maka saham dijual dengan harga di atas nilai bukunya.

Market to Book Value Ratio dihitung dengan rumus :

Market¿Book Value Ratio= Nilai Buku per Lembar Saham Biasa Jumlah Lembar Saham Biasa yang Beredar

2.1.5.3 Rasio Pendapatan Deviden (Dividend Yield Ratio)

Dividend Yieldadalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan harga saham sekarang (Jones, 2004:41). Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen dari total return (Total Return = Yield + Price Change).

(25)

maka dividend yield untuk perusahaan macam ini akan cenderung lebih rendah (Hanafi, 2004:43)

Dividend Yield Ratio dihitung dengan rumus : Divident Yield Ratio= Dividen per Lembar Saham

Harga Pasar per Lembar Saham Biasa

2.1.5.4 Rasio Pembayaran Deviden (Dividend Payout Ratio)

Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan (Hanafi, 2004:44)

Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan. Menurut Alwi (2003:78), semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan pendapatan perusahaan.

Dividend Payout Ratio dapat dihitung dengan rumus : Dividend Payout Ratio= Dividen per Lembar Saham

(26)

BAB 3

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1.1 Sejarah Perusahaan

(27)

Visi

Menjadi supplier komponen otomotif kelas dunia, sebagai mitra usaha pilihan utama di Indonesia dengan didukung kemampuan engineering yang handal. Misi

1. Mengembangkan industri komponen otomotif yang handal dan kompetitif, serta menjadi mitra strategis bagi para pemain industri otomotif di Indonesia dan regional.

(28)
(29)

1. PT Astra Otoparts Tbk

(30)

Suku cadang kendaraan bermotor produk Astra Otoparts diserap pasar segmen pabrikan otomotif atau Original Equipment for Manufacturer (OEM) dan segmen pasar suku cadang pengganti atau Replacement Market (REM). Pelanggan Astra Otoparts di segmen OEM diantaranya adalah Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, Mitsubishi, Suzuki, Honda, Yamaha, Kawasaki, dan Hino. Sedangkan di segmen REM, produk Astra Otoparts sudah didistribusikan ke seluruh pelosok Nusantara, melalui 70 jaringan distribusi (48 diler di area luar Jawa-Bali dan 22 kantor penjualan di area Jawa-Bali) dan 12.000 toko suku cadang. Produk Astra Otoparts tidak hanya menguasai pasar dalam negeri tetapi juga telah merambah ke lebih dari 40 negara di Timur Tengah, Asia Oceania, Afrika, Eropa, dan Amerika. Astra Otoparts memiliki dua kantor perwakilan masing-masing di Singapura dan Dubai.

2. PT Gajah Tunggal Tbk

(31)

tahun 1981. Pada tahun 1993, Perusahaan mulai memproduksi dan menjual ban radial untuk mobil penumpang dan truk ringan. Pada tahun 2010, Perusahaan melakukan pengembangan kemampuan produksi ban TBR.

Bisnis utama Perusahaan mencakup pengembangan, pembuatan dan penjualan ban radial, ban bias, ban sepeda motor, ban dalam, flap dan rim tape, Perusahaan juga memproduksi serta menjual tali ban dan karet sintetis beserta olahan, yang merupakan komponen utama yang digunakan dalam pembuatan ban. Sebagian besar pendapatan Perusahaan adalah dari penjualan ban di Indonesia dan luar negeri. Perusahaan juga mendapatkan pendapatan dari penjualan produk yang terkait dengan ban, yang terdiri dari kain ban dan karet sintetis. Melalui divisi produk yang terkait dengan ban, selain menjual kepada pihak ketiga, Perusahaan juga memproduksi kain ban dan karet sintetis digunakan untuk memproduksi ban sendiri, hal ini sebagai bagian dari strategi untuk mengintegrasikan secara vertikal sarana produksi untuk merasionalisasi biaya produksi.

(32)

memproduksi produk yang terkait dengan ban berlokasi di Tangerang dan Serang. Perusahaan juga memiliki sekitar 100 hektar tanah di Karawang, yang rencananya akan digunakan sebagian untuk pengujian desain ban dan sisanya direncanakan akan digunakan untuk ekspansi dan diversifikasi lini manufaktur.

Referensi

Dokumen terkait

Kerana tidak dari satu atom pun dari langit yang tertinggi sampai kepada sempadan bumi, melainkan ada padanya tanda-tanda keajaiban yang menunjukkan kepada kesempurnaan qudrah

Mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi energi, Protein, fe, Status gizi ,Kadar Hemoglobin dan prestasi belajar santriwati Tsanawiyah di Pondok Pesantren Babussalam

Tujuan disusunnya Rencana kerja Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan dalam rangka penyusunan APBD Provinsi Sumatera Utara

Perangkat elektronik yang bekerja dengan bantuan antena untuk menghasilkan gelombang radio.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah

Padangsidimpuan dapat dijabarkan melalui sebuah tabel ringkas Rencana Program Dan Investasi Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan Tahun 2017- 2021 dan dapat dilihat

Dari permasalahan tersebut, sistem rekam medis akan memegang peran penting dalam proses pelayanan rumah sakit, adapun metode yang digunakan dalam perancangan sistem rekam

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data untuk pemilihan prediksi kelayakan pengajuan kredit, di dapat dari sebuah perusahaan perbankan di indonesia