• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman Dasar Tentang Sosiologi Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemahaman Dasar Tentang Sosiologi Hukum"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pemahaman Dasar Tentang Sosiologi Hukum

A. Pendahuluan

Sosiologi Hukum merupakan cabang yang termuda pada pohon ilmu pengetahuan hukum dan usianya yang muda itu tampak pada hasil-hasilnya yang hingga kini masih sedikit (Alpeldoorn, 1983:425). Itu disebabkan karena ilmu pengetahuan yang baru itu harus mempertahankan diri pada dua kancah perang, sebab hak hidupnya sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri ditentang baik oleh para ahli Hukum maupun oleh para ahli Sosiologi.

Sosiologi Hukum tidak pertama-tama hendak mempelajari hukum sebagai perangkat norma atau sejumlah kaidah khusus yang berlaku, itu adalah bagian dari kajian-kajian ilmu hukum yang dikonsepkan dan dibataskan sebagai Jurisprudence.

Sosiologi Hukum adalah cabang kajian khusus dalam keluarga besar ilmu-ilmu sosial yang disebut Sosiologi. Kalaupun Sosiologi Hukum juga mempelajari hukum sebagai seperangkat kaidah khusus, maka yang dikaji bukanlah kaidah-kaidah itu sendiri melainkan kaidah-kaidah positif dalam fungsinya yang diperlukan untuk menegakkan ketertiban di dalam kehidupan bermasyarakat dengan segala keberhasilan dan kegagalanya (Wignjosoebroto, 2002).

Dibalik semua itu, tidak perlu dipertentangkan konsepsi dasar bagaimana Hukum ataupun Sosiologi mendeterminasi setiap pemahaman yang berlaku didalam terminologi masing-masing. Ada kekhawatiran akan muncul segmentasi metodologis yang semakin membuka jarak egosentris kedua disiplin tersebut semakin melebar. ada pemaknaan yang sangat berarti ketika konstruksi pemahaman Sosiologi Hukum dibangun dengan mengakulturasikan hukum pada ranah subtansi sementara Sosiologi berada pada metodologi yang saling terkait. Alhasil, Sosiologi Hukum sebagai suatu disiplin yang mandiri tidak akan terdeterminasi oleh Hukum maupun Sosiologi bahkan termarjinalkan tapi sebaliknya mampu menjadi disiplin yang memiliki integritas dan kerangka pikir yang konstruktif serta metodologi yang semakin baik.

Sering yang terjadi pada kajian-kajian yang selalu menafsir secara subjektifitas integritas dari Sosiologi Hukum, sebagaimana dikuti Ada beberapa faktor sebagai penyebab kurangnya perhatian para Sosiolog terhadap hukum (Mastur, 2013);

Pertama : Para Sosiolog mengalami kesulitan untuk menyoroti sistem hukum semata-mata sebagai himpunan kaedah-kaedah yang bersifat normatif sebagimana halnya dengan para yuris. Para Sosiolog sulit menempatkan diri dalam normatif karena Sosiologi merupkan suatu disiplin yang kategoris.

(2)

Ketiga : Sosiolog sering mengalami kesulitan untuk menguasai keseluruhan data tentang hukum yang demikian banyaknya yang pernah dihasilkan oleh beberapa generasi ahli-ahli hukum.

Keempat: Lambatnya perkembangan Sosiologi Hukum adalah kesulitan-kesulitan terjadinya hubungan antara para Sosiolog dengan para ahli hukum karena kedua belah pihak tidak mempergunakan bahasa dan kerangka pemikiran yang sama. Sosiologi Hukum diperlukan dan bukan merupakan penanaman yang baru bagi suatu ilmu pengetahuan yang telah lama ada.

Dalam kajian Soejono Soekanto, suatu fakta yang merupakan penghalang besar terhadap hubungan antara Sosiologi dengan Hukum dan pada kahirnya menyebabkan lambatnya perkembangan Sosiologi Hukum adalah kesulitan-kesulitan terjadinya hubungan antara para Sosiolog dengan para ahli hukum, karena kedua belah pihak tidak mempergunakan bahasa dan kerangka pemikiran yang sama.

Bahasa yang dimengerti oleh pihak-pihak yang mengadakan hubungan, merupakan suatu persyaratan mutlak bagi terjadinya dan berhasilnya komunikasi antara pihak-pihak tersebut. Hal itu menyebabkan ketidakpastian pada pihak-pihak yang mengadakan hubungan, sehinga sulit untuk mengadakan pendekatan yang interdisipliner. Sulitnya komunkasi antara seorang Sosiolog dengan ahli hukum dipertajam dengan kenyataan, bahwa masing-masing mempunyai pusat perhatian yang berbeda.

Sosiologi Hukum sebagai ilmu pengetahuan, maka haruslah berbeda denan pengetahuan yang non-ilmiah, untuk itu Sosiologi Hukum sebagai ilmu pengetahuan memiliki konsekuensi yang harus dipenuhi yaitu:

1. Sosiologi Hukum harus memiliki proses yang merupakan aktivitas penelitian, yang terdiri dari rasional, kognitif, dan teleologis.

2. Sosiologi Hukum harus memiliki aktivitas berupa metode ilmiah paling tidak menyangkut pola-pola, analitis, penggolongan, perbandingan dan survey.

(3)

B. Uraiaan Bahan Pembelajaran

Defenisi Sosiologi Hukum

Sosiologi Hukum adalah satu cabang dari Sosiologi yang merupakan penerapan pendekatan Sosiologis terhadap realitas maupun masalah-masalah hukum. Oleh karena itu harus dipahami bahwa Sosiologi Hukum bukanlah suatu cabang dari studi ilmu hukum, melainkan cabang dari studi Sosiologi. Sosiologi Hukum berkembang atas dasar suatu anggapan bahwa proses hukum berlangsungnya di dalam suatu jaringan atau sistem sosial yang dinamakan masyarakat (Chairuddin, 1991:30).

Sosiologi Hukum adalah bagian dari Sosiologi Jiwa manusia yang menelaah sepenuhnya realitas Sosial Hukum, dimulai dari hal-hal yang nyata dan observasi perwujudan lahiriah, di dalam kebiasaan-kebiasaan kolektif yang efektif. Sosiologi Hukum menafsirkan kebiasaan-kebiasaan ini dan perwujudan-perwujudan materi hukum berdasarkan intinya, pada saat mengilhami dan meresapi mereka, pada saat bersamaan mengubah sebagian dari antara mereka (kebiasaan dan perwujudan materi hukum).

Sosiologi Hukum memulai khususnya dari pola-pola pelambang hukum tertentu sebelumnya, seperti mengorganisasi hukum, prosedur-prosedur, dan sanksi-sanksinya, sampai pada simbol-simbol smbol-simbol hukum yang sesuai, seperti kefleksibelan peraturan-peraturan dan kespontanan hukum (Johnson, 1994;64).

Pemikiran Sosiologi Hukum lebih berfokus pada keberlakuan empiric atau factual dari hukum. Hal ini memperlihatkan bahwa Sosiologi Hukum tidak secara langsung diarahkan pada hukum sebagai sistem konseptual, melainkan pada kenyataan sistem kemasyarakatan yang didalamnya hukum hadir sebagai pemeran utama. Objek utama Sosiologi Hukum adalah masyarakat dan pada tingkatan kedua adalah kaidah-kaidah hukum.

Hal tersebut di atas berbeda dengan ilmu hukum normative yang memandang hukum dalam hukum itu sendiri (apa yang tertuang dalam peraturan). Dalam hal ini Sosiologi Hukum mencoba untuk memperlakukan sistem hukum dari sudut pandang ilmu sosial. Pada dasarnya, Sosiologi Hukum berpendapat bahwa hukum hanyalah salah satu dari banyak sistem sosial dan bahwa justru sistem sosial lain, yang terdapat dalam masyarakat, memberi arti dan pengaruh terhadap hukum (Anwar, 2008).

(4)

- Soejono Soekanto

Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya.

- Satjipto Raharjo

Sosiologi Hukum (Sociology of Law) adalah pengetahuan hukum terhadap pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya.

- R. Otje Salman

Sosiologi Hukum adalah ilmu yan mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis

- H.L.A. Hart

menurut Hart, suatu konsep hukum mengandung unsur-unsur kekuasaan yang terpusatkan kepada kewajiban tertentu di dalam gejala hukum yang tampak dari kehidupan masyarakat (Ali, 2005; 1).

C.J.M. Schuyt, mengemukakan bahwa yang menjadi pusat perhatiannya adalah peranan hukum di dalam masyarakat dalam hal pertahanan pembagian kesempatan hidup serta bagaimana peranan nisbi hukum untuk mengubah pembagian yang tidak merata, dan pembagian kesempatan hidup itu sendiri tidak bisa terlepas dari adanya struktur kelas di dalam masyarakat sehingga karenanya muncullah persoalan ketidakadilan dan ketidakmerataan.

“……salah satu tugas Sosiologi Hukum…… tak lain adalah mengungkapkan sebab musabab ketimpangan antara tata tertib masyarakat yang dicita-citakan dengan tertib masyarakat dalam kenyataan (Utsman, 2013;2).

George Gurvitch (1961) seorang professor terkemuka bidang Sosiologi Hukum yang berasal dari Universitas Sorbonne, secara runtut mendefenisikan sebagai berikut:

“Sosiologi Hukum ialah bagian dari Sosiologi sukma manusia yang menelaah kenyataan sosial sepenuhnya dari hukum, mulai dengan pernyataan yang nyata dan dapat diperiksa dari luar, dalam kelakuan kolektif yang efektif. Sosiologi Hukum menafsirkan kelakuan dan manifestasi material hukum ini menurut makna batinnya seraya mengilhami meresapinya, sementara itupun untuk sebahagian dirubahnya. Sosiologi Hukum khususnya bertindak dari pola hukum ke lambang yang ditetapkan sebelumnya, seperti hukum, prosedur dan sanksi-sanksi yang reorganisasi, sampai pada lambang-lambang hukum semata, seperti peraturan yang mudah menyesuaikan diri dan hukum yang serta merta. dari yang tersebut belakangan ini Sosiologi Hukum bertindak kepada nilai-nilai dan gagasan hukum, dan kepada kepercayaan serta lembaga-lembaga kolektif yang bercita-citakan nilai ini dan memahami gagasan-gagasan ini, dan mewujudkan dirinya dalam fakta-fakta normative yang serta merta sumber kesahan (validity), yakni keabsahan dari kepositifan segala hukum” (Utsman, 203; 116).

Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Sosiologi Hukum

(5)

masyarakat dan hukum; mempelajari secara analitis dan empiris pengaruh timbal balik antara hukum dengan gejala sosial lainnya. Memperkenalkan masalah-masalah hukum yang menjadi objek penelitian yang dilakukan oleh para sarjana Ilmu Sosial, maka dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan, tentunya akan membawa manfaat tersendiri terkait dengan apa yang kita pahami serta kita pelajari. Manfaat yang dapat kita peroleh tersebut yakni :

- Hasil dari kajian Sosiologi Hukum mampu untuk membuka serta menambah cakrawala berpikir dalam memahami permasalah serta perkembangan hukum yang ada di dalam masyarakat.

- Mampu mengkonsepkan permasalahan-permasalahan hukum yang terjadi serta memberikan gambaran maupun alternatif pemecahan sesuai dengan kerangka konsep dan teori yang tersaji dalam kajian-kajian teoritik Sosiologi Hukum. - Memahami perkembangan hukum positif di dalam suatu negara dan masyarakat

dengan konstruksi perpaduan antara Sosiologi dan Hukum.

- Mengetahui efektifitas hukum yang diakui, dianut maupun berlaku dalam masyarakat.

- Memetakan dampak maupun konsekuensi yang terjadi akibat penerapan hukum dalam masyarakat

Tentunya manfaat yang akan didapatkan tidak serta merta datang dengan sendirinya, melainkan penggiat Sosiologi Hukum juga harus terus menggali dan mengembangkan berbagai sumber yang ada. Pada bagian tersendiri bila seorang mahasiswa hukum mempelajari Sosiologi bukanlah sesuatu yang mudah, sebab gaya berpikir Sosiologi yang konstruktif dan metodologis membuat sedikit banyak mahasiswa hukum mengeluarkan tenaga dan bekerja keras untuk memahaminya. Ada kalanya penguatan pemahaman Sosiologi di awal pembelajaran Hukum sangat diperlukan mengingat objek hukum adalah masyarakat.

Hal inipun berlaku sebaliknya ketika seorang Sosiolog harus mempelajari hukum, mereka juga harus bekerja keras untuk mampu memahami konsepsi hukum dengan segala perspektif serta logika pikir yang sangat luas untuk dipelajari. Kesimpulan kecil bahwasanya manfaat ilmu menjadi berarti ketika pemahaman yang kita miliki bisa terbagi kepada orang lain, dan mampu menjadi alat pemecahan masalah yang ada di dalam masyarakat.

Purbacaraka dan Soejono Soekanto memaparkan kegunaan Sosiologi Hukum sebagai berikut:

1. Memberikan kemampuan-kemampuan bagi pemahaman terhadap hukum dalam konteks sosial.

2. Mengadakan analisis terhadap efektifitas hukum tertulis (bagaimana mengusahakan agar suatu undang-undang melembaga di masyarakat).

3. Mengadakan evaluasi terhadap efektifitas hukum tertulis, misalnya mengukur berfungsinya suatu peraturan di dalam masyarakt (Utsman,2013:131).

(6)

1. Pendapat-pendapat yang menyatakan, bahwa kepada Sosiologi Hukum harus diberikan suatu fungsi yang global. artinya, Sosiologi Hukum harus menghasilkan suatu sintesis antara hukum sebagai sarana organisasi sosial dan sebagai sarana keadilan. Di dalam fungsinya itu, maka hukum dapat memperoleh bantuan yang tidak kecil dari Sosiologi Hukum, di dalam mengidentifikasikan konteks sosial dimana hukum tadi diharapkan berfungsi.

2. Pendapat-pendapat lain menyatakan, bahwa kegunaan Sosiologi Hukum adalah justru dalam bidang penerangan dan pengkaidahan (Ustman, 2013: 133).

Objek Sosiologi Hukum

Dalam masyarakat terdapat konstruksi hukum yang terjalin dari kebiasaan hingga terstruktur menjadi hukum tertulis dengan kesepakatan bahwa konsensus menjadi kekuatan kepercayaan antar individu. Hukum sendiri berdiri pada tatanan struktural dimana hukum diciptakan untuk sebuah keteraturan atau keharmonisan dalam berkehidupan sosial masyarakat tanpa harus menunggu konsesus bersama dari individu, maka sering disebut hukum memiliki unsur pemaksa.

Ketika kedua disiplin ini dipertemukan, maka harus ada persamaan wilayah bersama untuk saling mengisi, Sosiologi tidak bisa memaksa Hukum untuk melepaskan struktural dan mengikuti alur berpikir masyarakat begitu pula Hukum yang sangat mengikat dan memaksa tidak kemudian mereduksi Sosiologi untuk menciptakan pola pendekatan masyarakat yang opportunitis.

Ada hal yang bisa kita simpulkan bersama sebagai ranah bersama untuk kedua disiplin tersebut yaitu;

1) masyarakat, 2) lembaga, 3) interaksi.

Masyarakat sebagai akumulasi individu yang diikat dengan interaksi menjadi objek bersama bilamana kemudian Sosiologi berangapan bahwa masyarakatlah yang menciptakan dan menghancurkan suatu tatanan hukum, sama ketika hukum beranggapan bahwa sumber hukum selalu berasal dari masyarakat dan kembali berpulang masyarakat. Hukum yang diciptakan selalu untuk masyarakat, yang menjalani hukum tersebutpun adalah masyarakat, serta dampak yang dihasilkan tentunya akan kembali ke masyarakat.

Sosiologi mencerna lembaga sosial sebagai suatu keinginan bersama dari masing-masing individu yang terlembaga dimana kemudian akan dipatuhi dan di jalani bersama apa yang telah di atur oleh lembaga tersebut, hukum melihat lembaga sosial sebagai eleman penting untuk menjadi konduksi pengawasan berjalannya hukum dalam masyarakat. Jadi sama seperti Sosiologi Hukum juga memiliki kepentingan tersendiri pada tataran lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat.

(7)

tertentu, setiap tindakan yang memiliki arti bagi Sosiologi adalah tindakan sosial sementara setiap tindakan yang melahirkan konsekuensi bagi orang lain juga suatu tindakan hukum.

Walaupun digolongkan ke dalam bilangan ilmu pengetahuan sosial, namun akhir-akhir ini hasil kajian Sosiologi Hukum tersebut mulai banyak dirujuk juga oleh para ahli hukum. Kini banyak ahli hukum yang tidak sekedar berbicara tentang kesahan-kesahan yuridis suatu aturan hukum saja, akan tetapi juga mulai merasa perlu mengetahui sejauhmana berlakunya aturan hukum berpengaruh pada terselenggaranya kehidupan bermasyarakat yang teratur dan tertib.

Kajian seperti itu memberikan kesempatan luas kepada para ahli hukum untuk menjelajahi alam pengetahuan yang lebih bersifat kontekstual daripada yang terlalu sempit dan tekstual. Demikian penting alam kontekstual bagi para ahli hukum, bahkan yang semula hanya berpandangan preskriptif tanpa ragu berpendapat bahwa Sosiologi Hukum harus diakui dan dimasukkan sebagai bagian dari ilmu hukum, termasuk beberapa teoretisi hukum di Negeri Belanda seperti Meuwissen dan Brugink (Match Day 25).

Objektifikasi antara kedua disiplin tersebut hanya bisa dipahami ketika aktor maupun institusi mau menempatkan kebutuhan pemahaman pada tataran yang konstruktif, tidak serta merta ada hegemoni suatu disiplin kepada disipin lain.

Pada Hakekatnya, mulanya sangat sulit dipahami bahwa Sosiologi dan Hukum dapat dipersatukan, karena para ahli hukum semata-mata memperhatikan masalah quid juris, sedang para ahli sosiologi mempunyai tugas untuk menguraikan quid facti dalam arti mengembalikan fakta-fakta sosial kepada kekuatan hubungan hubungan. Inilah yang menyebabkan kegelisahan banyak ahli hukum dan ahli filsafat hukum yang menanyakan apakah Sosiologi Hukum tidak bermaksud menghancurkan semua hukum sebagai norma, sebagau suatu asa untuk mengatur fakta-fakta, sebagai suatu penilaian.

Itu pula sebabnya sebagian ahli Sosiologi tidak membenarkan adanya Sosiologi Hukum. Mereka khawatir, melalui Sosiologi Hukum akan dihidupkan kembali penilaian-penilaian baik-buruk (value judgement) dalam penyelidikan fakta-fakta sosial. Karena tugas Sosiologi mempersatukan apa yang dipecah-pecah secara sewenang-wenang oleh ilmu-ilmu sosial, selain itu para ahli Sosiologi menegaskan ketidakemungkinan mengasingkan hukum dari keseluruhan kenyataan sosial, dipandang sebagai suatu totalitas yang tak terbinasakan (Johnson, 1994;10).

Karena Sosiologi Hukum adalah cabang khusus Sosiologi, maka metode kajian yang dikembangkan adalah metode yang telah dilazimkan dalam Sosiologi itu. Sebagaimana diketahui, sosiologi mencoba melihat objek-objek kajiannya dengan kacamata penglihatan deskriptif. Artinya, ia pertama-tama hanya hendak mengetahui dan memahami ihwal nyata objeknya itu, tanpa memberikan penilaian apa-apa tentang baik buruknya. Dari kacamata itu Sosiologi dan Sosiologi Hukum “hanya” akan memberikan keadaan kualitas dan/atau kuantitas objeknya sebagaimana “apa adanya”. Sosiologi hanya akan mempertanyakan apakah kualitas tertentu ada atau tak ada dalam objek yang tengah diteliti itu; dan kalau ada, berapa besarnya kuantitasnya itu? (Wignjosoebroto. 2002).

(8)
(9)

Ruang Lingkup Sosiologi Hukum

Bermula dari maraknya pemikiran bahwa hukum as it is in society, not as it is in the book sebagai bagian dari kajian tentang hukum dalam eksistensinya sebagai institusi masyarakat, menghasilkan topik-topik dalam perbincangan Sosiologi Hukum akan memaparkan berbagai masalah dan pemikiran mengenai hukum sebagaimana yang dinyatakan as it is in society (Match Day 25).

Dalam kajian bahan perkuliahan tersebut diurai dari perspektif hukum bahwasanya hukum lebih faktual dan memiliki objektifikasi atas Sosiologi, lebih lanjut coba saya cuplik dari apa yang dituliskan (Match Day 25);

Pertama, Sosiologi Hukum akan menjelaskan apakah yang dimaksud dengan hukum yang menjadi objek kajiannya itu, baik hukum tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam Sosiologi Hukum, kedua ragam hukum itu (yang berlegalitas formal dan yang berlegitimitas sosial) sama-sama dibicarakan dalam suatu hubungan yang mungkin fungsional dan sinergis, atau bahkan mungkin disfungsional dan kontroversial.

Kedua, Sosiologi Hukum akan menjelaskan ihwal lembaga-lembaga negara yang berfungsi membentuk atau membuat serta menegakkan hukum itu. Selain itu, dikemukakan dan diperbincangkan juga ihwal sumber otoritas yang akan dijadikan dasar normatif untuk membenarkan dilaksanakannya fungsi-fungsi tersebut oleh lembaga-lembaga yang bersangkutan. Selanjutnya, sejarah perkembangan sistem hukum berikut struktur yang berfungsi sebagai penopang otoritasnya juga akan dibicarakan disini. Ihwal yang sering dibicarakan berkisar kebijakan-kebijakan unifikasi dan fakta riil tentang bertahannya pluralisme dalam sejarah perkembangan hukum.

Ketiga, Hubungan interaktif antara sistem hukum yang formal (sebagaimana ditopang oleh otoritas negara) dan tertib hukum rakyat (yang bertumpu pada dasar-dasar moralitas komunitas). Perbincangan akan tertuju ke pencarian jawab tentang sejauh manakah hukum akan mampu bekerja secara efektif, baik dalam peran yang konservatif sebagai sarana kontrol maupun dalam peran yang lebih progresif sebagai salah satu faktor fasilitator yang akan memudahkan terjadinya perubahan sosial. Memperbincangkan ihwal keefektifan hukum, diskusi akan berkisar di seputar usaha mengidentifikasi berbagai variabel sosial dan variabel kultural yang boleh diduga akan berpengaruh pada bekerjanya hukum dalam masyarakat itu. Pada perkembangan selanjutnya, Sosiologi lebih didominasi oleh ahli-ahli hukum yang mencitrakan bahwasanya Sosiologi Hukum berasal dari ilmu hukum sendiri dan sosiologi hanya sekedar menjadi instrument untuk mengkaji masyarakat yan dikehendaki, namun semua ini tidak perlu diperdebatkan kembali yang jelas sinergitas antara kedua disiplin tersebut dapat melahirkan suatu perubahan yang sekiranya berguna bagi kita semua.

(10)

dengan apa yang disebut disiplin ilmu, yaitu ajaran tentang kenyataan yang meliputi disiplin analitis dan disiplin hukum (preskriptif).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditentukan bahwa letak antara ruang lingkup Sosiologi Hukum ada 2 (dua) hal, yaitu:

1. Dasar-dasar sosial dari hukum atau basis sosial dari hukum. sebagai contoh dapat disebut misalnya: Hukum Nasional di Indonesia, dasar sosialnya adalah Pancasila, dengan ciri-cirinya : gotong royong, musyawarah, dan kekeluargaan

2. Efek-efek hukum terhadap gejala-gejala sosial lainnya. sebagai contoh dapat disebut misalnya:

- Undang-undang tentang hak cipta

- Undang-undang mengenai Pemilihan Presiden secara langsung terhadap gejala politik (Ali, 2005: 4).

Karakteristik kajian Sosiologi Hukum adalah fenomena hukum di dalam masyarakat dalam mewujudkan: (1) Deskripsi, (2) Penjelasan, (3) Pengungkapan, (4) Prediksi.

1. Sosiologi Hukum berusaha untuk memberikan deskripsi terhadap praktik-praktik hukum. Apabila praktik-praktik itu dibeda-bedakan ke dalam pembuatan undang-undang, penerapan dalam pengadilan maka ia juga mempelajari bagaimana praktik yang terjadi pada masing-masing bidang kegiatan tersebut. 2. Sosiologi Hukum bertujuan untuk menjelaskan: mengapa suatu praktik-praktik

hukum didalam kehidupan sosial masyarakat itu terjadi, sebab-sebabnya, faktor-faktor apa yang berpengaruh, latar belakangnya, dan sebagainya. Satjipto Raharjo mengutip pendapat Max Weber yang menamakan cara pendekatan yang demikian itu sebagai suatu interpretative understanding, yaitu cara menjelaskan sebab, perkembangan, serta efek dari tingkah laku sosial. dengan demikian, mempelajari Sosiologi Hukum adalah menyelidiki tingkah laku orang dalam bidang hukum sehingga mampu mengungkapkannya.

3. Sosiologi Hukum senantiasa menguji kesahihan empiris dari suatu peraturan atau pernyataan hukum, sehingga mampu memprediksi sesuatu hukum yang sesuai dan atau tidak sesuai dengan masyarakat tertentu.

(11)

C. Penutup

Sosiologi Hukum merupakan salah satu domain dari ilmu sosial yang menggabungkan dua pendekatan dalam setiap aplikasinya, yaitu dengan mempergunakan pendekatan hukum dan pendekatan sosiologi. Ada hal yang bisa kita simpulkan bersama sebagai ranah untuk kedua disiplin tersebut yaitu; 1) masyarakat, 2) lembaga, 3) interaksi.

Mengkonseptualisasikan Sosiologi Hukum yaitu menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya, juga termasuk didalamnya pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya dan berbagai gejala hukum yang tampak dari kehidupan masyarakat.

Mempelajari Sosiologi Hukum tidak sekedar mengartikan atau pula mendefenisikan namun terlebih lagi kita juga harus mamahami kebermanfaatan yang salah satunya memetakan dampak maupun konsekuensi yang terjadi akibat penerapan hukum dalam masyarakat juga memilah-milah objektifitasi dari Sosiologi Hukum yaitu hukum dan masyarakat.

(12)

Latihan

1. Sebutkan salah satu pengertian dari Sosiologi Hukum yang anda ketahui?

2. Jelaskan manfaat dan kegunaan yang bisa didapatkan dengan mempelajari Sosiologi

Hukum?

3. Uraikan secara singkat salah satu objek dari Sosiologi Hukum?

4. Jelaskan 2 domain dari ruang lingkup Sosiologi Hukum?

5. Gambarkan dan jelaskan karakter berpikir dari Sosiologi Hukum?

Daftar Pustaka

Abdullah, Taufik & Der Leeden , A. C. Van. 1986. Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, Yayasan Obor Indonesia ,Jakarta

Ali, Prof. Dr. H. Zainuddin. 2005. Sosiologi Hukum. Sinar Grafika. Jakarta. Anwar, Yesmil. 2008. Pengantar Sosiologi Hukum. Jakarta. Grasindo.

Apeldoorn, Prof Mr. Dr. L.J. 1983. Pengantar Ilmu Hukum. P.T. Pradnya Paramita. 1983

Asshiddiqie Prof. Dr. Jimly, S.H. 2006. “Menyoal Moral Penegak Hukum” Disampaikan pada acara Seminar dalam rangka Lustrum XI Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Darji Darmodihardjo dan Shidarta, 1999, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Gramedia, Jakarta Fuady, Munir, 2011, Teori-teori dalam Sosiologi Hukum, Prenada Media Group, Jakarta

Garna, Judistira K. 1994. Materi Kuliah Teori-teori Ilmu Sosial, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung

Hadjon, Philipus M., 1998, Penelitian Hukum Normatif (Buku Ajar), pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga,

Johnson, Alvin S. 1994. Sosiologi Hukum. Pt Rineka Cipta. Jakarta

Kanto, Prof. Dr. Ir. Sanggar Ms, Dan A. Imron Rozuli,Se,M.Si. 2013. Tindakan Ekonomi Dan Keterlekatan Pondok Pesantren Dengan Santri Karyawan Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Brawijaya, Malang.

Kartasasmita, Ginandjar, 1996, Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan, CIDES, Jakarta

Koentjaraningrat, 1987...

Kuhn, Thomas S., 1962,The Structure of Scientific Revolutions : Chicago University Press Lili Rasjidi, Hukum Sebagai Suatu Sistem, 1993, Remaja Rosdakarya, 84 Bandung

Marbun, S.F. Dkk. 2004, Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta

Mastur, Sh,Mh, 2013. Peranan Dan Manfaat Sosiologi Hukum Bagi Aparat Penegak Hukum. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum Qisti, Fak. Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang

Mertokusumo, Sudikno, 2005. Mengenal Hukum, Liberty, Cet-2, Yogyakarta Mahfud, Moh MD, 2001, Politik Hukum Di Indonesia, LP3IS, Jakarta

Muttaqin, Zainal S.Ip. 2010. Universitas Serang Raya Bahan Belajar Mahasiswa Untuk Mata Kuliah Sosiologi Dan Politik Semester Genap Tahun Akademik 2010/2011 Universitas Serang Raya

Paul Johnson, Doyle, 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Penerbit PT Gramedia, Jakarta Podgorecki, Adan Dan Christopher J. Whelan. 1987. Pendekatan Sosiologis Terhadap Hukum. Pt

Bina Aksara. Jakarta

(13)

Raharjo, Prof. Dr. Satjipto, Materi Kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Match Day 25. Ilmu Hukum Sebagai Ilmu Kenyataan (Bagian 1)

Raharjo, Prof. Dr. Satjipto, SH. 2010. Sosiologi Hukum, Perkembangan Metode Dan Pilihan Masalah. Genta Publishing. Yogyakarta

Reksodiputro, Mardjono. 2009. Menyelaraskan Pembaruan Hukum. Komisi Hukum Nasional Repubik Indonesia.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2008. Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Rosana, Ellya. 2011. Modernisasi dan Perubahan Sosial. Jurnal Tapis Vol.7 No.12 Januari-Juli. Rustiadi, Ernan, et., al., 2006, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, edisi Mei 2006, Fakultas

Pertanian, IPB, Bogor

Satjipto Rahardjo, 1998, Sosiologi Hukum, Muhammadiyah University Press, Surakarta

Setiawan, Ramadhani. 2013. Solidaritas Mekanik Ke Solidaritas Organik (Suatu Ulasan Singkat Pemikiran Emile Durkheim). Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Singgih, Doddy Sumbodo. 2011. Prosedur Analisis Stratifikasi Sosial Dalam Perspektif Sosiologi. Jurnal Masyarakat Kebudayaan Dan Politik Volume 20, Nomor 1

Soekanto, Soerjono, 1985, Emile Durkheim: Aturan-aturan Metode Sosiologis, Rajawali, Jakarta: Soekanto, Soerjono. 1988, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Rajawali Pers cet-5, Jakarta

Soemitra, R.H., 1990, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta Soeryono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta

Somantri, Gumilar Rusliwa, Memahami metode kualitatif, Makara, Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2, Desember 2005: 57-65 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

Sumardjono, Maria S.W., 1989,Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Umanailo, M Chairul Basrun. Naskah Akademik Tata Cara Pencalonan Pemilihan Pengangkatan Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa. April 2018. https://doi.org/10.31228/osf.io/t62ps

Umanailo, M Chairul Basrun. Naska

h_Akademik_Pedoman_Organisasi_Dan_Tata_Kerja_Pemerintah_Desa. April 2018. https://doi.org/10.31228/osf.io/4g5q7

Umanailo, M Chairul Basrun._Naskah_Akademik_Badan_Permusyawaratan_Desa. April 2018. https://doi.org/10.31228/osf.io/h5w7k

Umanailo, M Chairul Basrun._Naskah_Akademik_Badan_Usaha_Milik_Desa. April 2018. https://doi.org/10.31228/osf.io/ua92n

Umanailo, M Chairul Basrun. Naskah_Akademik_Keuangan_Desa. April 2018. https://doi.org/10.31228/osf.io/qbzn5

(14)

Umanailo, M Chairul Basrun. Konsumerisme Menuju Konstruksi Masyarakat Modern. April 2018. https://doi.org/10.17605/OSF.IO/U8SED

Umanailo, M Chairul Basrun. Desa_Sebagai_Poros_Pembangunan_Daerah. March 2018. https://doi.org/10.31219/osf.io/gp97z

Umanailo, M Chairul Basrun. Teknik Praktis Grounded Theory Dalam Penelitian Kualitatif. April 2018. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.18448.71689

Umanailo, M Chairul Basrun. Teknik Praktis Riset Fenomenologi. March 2018. https://doi.org/110.13140/RG.2.2.19320.34563

Umanailo, M Chairul Basrun. Perubahan Sosial di Indonesia:Tradisi Akomodasi dan Modernisasi. March 2018. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.23761.22887/1

Umanailo, M Chairul Basrun. Mengurai Kekerasan Simbolik di Sekolah Sebuah Pemikiran Pierre Bourdiue Tentang Habitus Dalam Pendidikan. March 2018. https://doi.org//10.13140/RG.2.2.24809.80483

Umanailo, M Chairul Basrun. Konsumerisme. March 2018. https://doi.org//10.13140/RG.2.2.31101.26084

Umanailo, M Chairul Basrun. Dominasi_Modal_Ekonomi_Atas_Ranah_Politik. March 2018. https://doi.org//10.13140/RG.2.2.21873.79207

Umanailo, M Chairul Basrun. Agama Dalam Identitas.

https://doi.org/10.13140/RG.2.2.34980.99202

Umanailo, M Chairul Basrun. Postmodernisme_Dalam_Pandangan_Jean_Francois_Lyotard. March 2018. https://doi.org//10.13140/RG.2.2.20300.92802

Umanailo, M Chairul Basrun. Proses Modernisasi dan Pergeseran Okupasi. March 2018. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.19671.78241

Umanailo, M Chairul Basrun. Kalesang_Desa_dalam_Konteks_Membangun_dari_Desa. March 2018. https://doi.org/10.31219/osf.io/jsx9k

Umanailo, M Chairul Basrun._Marginalisasi_Buruh_Tani_Akibat_Alih_Fungsi_Lahan. December 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/xq96n

Umanailo, M Chairul Basrun. Ilmu_Sosial_Budaya_Dasar. December 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/tha2u

Umanailo, M Chairul Basrun.

Keterbatasan_Penggunaan_Teknologi_Informasi_Pada_Pelayanan_Dan_Pembelajaran_Di_U niversitas_Iqra_Buru. October 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/8u52p

Umanailo, M Chairul Basrun. Penciptaan_Sumberdaya_Manusia_Yang_Berkarakter. October 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/xnc93

Umanailo, M Chairul Basrun. Mereduksi_Multi_Partai_Untuk_Kestabilan_Pembangunan_Nasional. October 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/e37fp

Umanailo, M Chairul Basrun. Eksistensi_Waranggana_Dalam_Ritual_Tayub. October 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/vkdb5

Umanailo, M Chairul Basrun. Sosiologi_Hukum. December 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/5ymwh

Umanailo, M Chairul Basrun. Kajian_Dan_Analisis_Sosiologi. December 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/jd2qp

Umanailo, M Chairul Basrun. Masyarakat_Buru_Dalam_Perspektif_Kontemporer. December 2017. https://doi.org/10.31219/osf.io/6d2g8

Utsman, Sabian. 2013. Dasar-Dasar Sosiologi Hukum, Makna Dialog Antara Hukum Dan Masyarakat. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

(15)

Wignjosoebroto, Soetandyo. 2002. Hukum: Paradigma, Metode Dan Masalah. Lembaga Studi Dan Advokasi Masyarakat (Elsam), Perkumpulan Untuk Pembaruan Hukum Berbasis Masyarakat Dan Ekologi (Huma). Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Dalam tataran perkembangan keilmuan yang menjadi lingkup filsafat ilmu, dikenal teori falsifikasi dari Karl Raimund Popper. Teori falsifikasi dari Popper

Judul Skripsi : Kajian Potensi Industri Kuliner Dalam Membentuk Lingkungan Kreatif (Studi Kasus : Kawasan Jalan Mojopahit Kecamatan Medan Petisah).. Nama Mahasiswa :

Endofit umumnya mengacu pada mikroorganisme yang berada dalam jaringan pembuluh tanaman dan dapat bergerak bebas di dalam tanaman atau lebih luas lagi mikroorganisme yang

kultivar pisang memiliki keadaan tepi pelepah daun yang bersayap dan tidak menjepit batang, ukuran bractea : x/y > 0,3, dan warna lobe pada compound tepal dari semua

89 on sen jälkeen hienoisesti laskenut (kyse on vain määrän laskusta, ei siitä miten suuri osa työvoimapoliitti- sissa toimenpiteissä olleista on jäänyt

Adapun Nilai Tambah yang diperoleh praktikan setelah melaksanakn PPL 2 selama hampir 8 minggu ini adalah penulis terjun secara langsung dalam proses belajar

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Firman Allah berkata bahwa upah dosa ialah maut (Roma 6:23). Allah tidak dapat mengesam- pingkan sikap-Nya yang benar terhadap dosa. Demikian juga dengan penghukuman-Nya terhadap