• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kritik Sastra Novel Positif dan Novel Th

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kritik Sastra Novel Positif dan Novel Th"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan karya imajinatif yang ditulis oleh sastrawan sebagai sebuah wujud dari imajinasi yang tergambar dalam benak sastrawan tersebut. Pencipta karya sastra atau yang biasa disebut dengan penulis menuangkan setiap gagasannya dalam karya sastra yang menjadi ciptaannya. Itulah yang disebut eskpresi penulis, atau dengan kata lain tulisan adalah media yang dipilih oleh sastrawan untuk menuangkan gagasannya sehingga menjadi karya sastra yang dapat dinikmati oleh pembaca.

Banyak hal yang bisa pembaca dapatkan dari ekspresi yang dicurahkan oleh sastrawan terhadap tulisannya. Salah satu karya sastra yang paling diminati oleh pembaca dari kalangan umum adalah novel. Banyak hal yang bisa didapatkan oleh pembaca terhadap novel karya salah seorang penulis. Hal-hal yang didapatkan oleh pembaca dalam kegiatan mengapresiasi novel biasanya dikenal dengan istilah amanat yang memang menjadi salah satu unsur pembentuk prosa, yaitu unsur intrinsik.

Novel merupakan bentuk ekspresi penulis berisi amanat yang tentunya mengajarkan nilai-nilai untuk dapat memotivasi dan meginspirasi pembaca guna menjadi manusia lebih baik.

Oleh karena itu, novel Positif karya Maria Silvi yang menceritakan kehidupan seorang dokter dengan pandangan skeptisnya terhadap virus HIV/AIDS yang bisa berubah menjadi lebih baik setelah bertemu dengan pasien Odha merupakan novel yang menarik untuk menjadi objek kajian kritik sastra dengan menggunakan pendekatan didaktis. Begitu juga dengan novel terjemah dari India, The Idiots karya Chetan Bhagat yang berkisah mengenai tiga mahasiswa konyol terinspirasi dari pengalaman pribadi penulis merupakan novel yang menarik untuk menjadi objek kajian kritik sastra dengan menggunakan pendekatan ekspresif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:

(2)

3) Bagaimana sinopsis novel Positif karya Maria Silvi? 4) Bagaimana sinopsis novel The Idiots karya Chetan Bhagat?

5) Bagaimanakan hasil kegiatan mengkritik karya sastra Positif karya Maria Silvi dengan menggunakan pendekatan didaktis?

6) Bagaimanakan hasil kegiatan mengkritik karya sastra The Idiots karya Chetan Bhagat dengan menggunakan pendekatan didaktis?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan tersebut, tujuan penulisan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui dan memahami hakikat pendekatan didaktis 2) Untuk mengetahui dan memahami hakikat pendekatan ekspresif.

3) Untuk mengetahui dan memahami novel Positif karya Maria Silvi dari sinopsis novel.

4) Untuk mengetahui dan memahami novel The Idiots karya Chetan Bhagat dari sinopsis novel.

5) Untuk mengetahui dan memahami hasil kegiatan mengkritik karya sastra Positf karya Maria Silvi dengan menggunakan pendekatan didaktis.

6) Untuk mengetahui dan memahami hasil kegiatan mengkritik karya sastra The Idiots karya Chetan Bhagat dengan menggunakan pendekatan ekspresif.

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Hakikat Pendekatan Didaktis

(3)

pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi (dalam Thoha, 1996: 60-61).

Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai merupakan sesuatu yang dihargai, selalu dijunjung tinggi, serta dikejar manusia dalam memperoleh kebahagiaan hidup. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak tetapi secara fungsional mempunyai ciri membedakan satu dengan yang lainnya.

Makna nilai yang diacu dalam sastra adalah kebaikan yang ada dalam karya sastra bagi kehidupan seseorang. Hal tersebut berarti bahwa dengan adanya berbagai wawasan yang terkandung dalam karya sastra seperti novel akan mengandung bermacam-macam nilai kehidupan yang bermanfaat bagi pembaca.

Novel sebagai gambaran kehidupan tentunya sarat dengan nilai-nilai dan norma yang ada dalam masyarakat yang bersifat mendidik. Jadi, sebuah karya sastra khususnya novel memiliki bobot apabila di dalamnya mengandung bermacam-macam nilai edukatif tentang kehidupan yang bermanfaat. Novel sebagai karya sastra dapat memberi perenungan, penghayatan, dan tindakan para pembacanya tentang nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam ceritanya. Nilai-nilai itu mengungkapkan perbuatan yang dipuji atau dicela, pandangan hidup yang dianut dan dijauhi, dan hal-hal yang dijunjung tinggi yang berkaitan dengan moral, sosial, religi, dan budaya dalam kehidupan manusia.

Ruang lingkup nilai dan pendidikan dalam karya sastra yang dapat menjadi tolok ukur pendekatan didaktis antara lain:

a. Nilai religi/ agama

Agama adalah risalah Tuhan YME sebagai petunjuk bagi manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dan tanggung jawab kepada Tuhan, dirinya sebagai hamba Tuhan, manusia dan masyarakat, serta alam sekitarnya. Agama dan pandangan hidup kebanyakan orang menekankan kepada ketentraman batin, keselarasan dan keseimbangan, serta sikap menerima terhadap apa yang terjadi. Pandangan hidup yang demikian jelas memperhatikan bahwa yang dicari adalah kebahagiaan jiwa, sebab agama adalah pakaian hati, batin, atau jiwa. Kesadaran religius dalam upaya mengembangkan kepribadian melalui pendidikan dan pengajaran ini juga dapat tersirat dalam sebuah karya sastra seperti halnya novel.

(4)

Semua karya sastra atau karya seni memiliki keindahan apabila terdapat keutuhan antara bentuk dan isi, keseimbangan dan keserasian penampilan dari karya seni yang lain. Nilai keindahan akan tampak lebih relatif, jika yang diperhatikan adalah penilaian atau penghargaan terhadap sastra itu.

Nilai estetika adalah nilai kesopanan dan budi pakerti atau akhlak. Nilai estetika juga menjadi nilai yang dihimpitkan oleh penulis atau sastrawan dalam tulisannya atau karya sastranya.

c. Nilai sosial

Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup sendiri atau membutuhkan bantuan orang lain. Berangkat dari konsep dasar itulah sastrawan mengaplikasikan nilai sosial sebagai sebuah pengajaran dalam karya sastranya.

d. Nilai moral

Norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan betul-salahnya sikap atau tindakan manusia dilihat dari segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran, sehingga penyesuaiannya adalah dengan adat istiadat yang diterima oleh masyarakat yang meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.

2.2 Hakikat Pendekatan Ekspresif

Pendekatan ekspresif dalam kritik sastra mendefinisikan karya sastra sebagai ekspresi atau curahan, atau ucapan perasaan, atau sebagai produk imajinasi penyair yang beroperasi/ bekerja dengan pikiran-pikiran, perasaan; kritik itu cenderung menimbang karya sastra dengan kemulusan, kesejatian, atau kecocokan vision pribadi penyair atau keadaan pikiran; dan sering kritik ini mencari dalam karya sastra fakta-fakta tentang watak khusus dan pengalaman-pengalaman penulis, yang secara sadar ataupun tidak, telah membukakan dirinya dalam karyanya tersebut (Pradopo, 1997:193). Pendekatan ekspresif merupakan pendekatan yang mengkaji ekspresi perasaan atau temperamen penulis (Abrams, 1981:189).

(5)

Para kritikus ekspresif meyakini bahwa sastrawan (penulis) karya sastra merupakan unsur pokok yang melahirkan pikiran-pikiran, presepsi-presepsi dan perasaan yang dikombinasikan dalam karya sastra. Kritikus cendrung menimba karya sastra berdasarkan kemulusan, kesejatian, kecocokan penglihatan mata batin pengarang/keadaan pikiranya.

Sebelum melakukan kegiatan mengkritik karya sastra, penyusun lebih dahulu melakukan kegiatan menganalis karya menggunakan pendekatan ekspresif dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) dalam menerapkan pendekatan ekspresif, seorang kritikus harus mengenal biografi pengarang karya sastra yang akan dikaji, (2) melakukan penafsiran pemahan terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam karya sastra, seperti tema, gaya bahasa/diksi, citraan, dan sebagainya. Selanjutnya, melakukan kaitan karya sastra dengan tema pada zamannya, dan (3) mengaitkan hasil penafsiran dengan berdasarkan tinjauan psikologis/kejiwaan pengarang. Asumsi dasar penelitian psikologi sastra antara lain dipengaruhi oleh anggapan bahwa karya sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconcius) setelah jelas baru dituangkan kedalam bentuk secara sadar (conscius). Dan kekuatan karya sastra dapat dilihat dari seberapa jauh pengarang mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaan yang tak sadar itu ke dalam sebuah cipta sastra.

2.3 Sinopsis Novel Positif Karya Maria Silvi

Sebelum menguraikan sinopsis novel Positif karya Maria Silvi akan disajikan terlebih dahulu idetintas buku, yaitu sebagai berikut:

Judul : Positif

Penerbit : Jogja Bangkit Publisher (Anggota Ikapi) Tahun Terbit : 2010

Cetakan : Jogjakarta, 2010 Cetakan ke- 1 Tebal Buku : 256 halaman

Harga Buku : Rp. 27.500,-Penulis : Maria Silvi

Sinopsis Novel Positif KaryaMaria Silvi:

(6)

dikenal sebagai dokter yang cakap sehingga banyak mengundang perhatian dari para dokter senior.

Selain menceritakan kesibukkan Glad di rumah sakit, novel ini juga menceritakan kisah percintaan antara Glad dengan tunangannya bernama Dean yang berakhir dengan perpisahan karena Glad memergoki tunangannya sedang bersenang-senang dengan wanita lain di sebuah bar. Ketidaknyamanan Glad dengan sikap calon ibu mertuannya yang terlalu berlebihan dalam memandang sesuatu juga menjadi pertimbangan Glad memutuskan hubungan dengan Dean.

Glad adalah seorang dokter umum, sehingga hampir semua pasien dengan berbagai penyakit menjadi pasiennya, termasuk pasien yang mengidap virus HIV/AIDS. Meskipun Glad adalah seorang dokter yang cakap, namun ternyata Glad tidak bisa sepenuhnya profesional terhadap pekerjaannya. Hampir semua pasien yang ditanganinya dirangkul dengan cara yang ramah, akan tetapi berbeda halnya dengan pasien pengidap virus HIV/AIDS. Glad merasa takut untuk berhubungan secara langsung dengan pasien pengidap virus yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya itu, bahkan anggapannya terhadap Odha disebabkan karena pola hidup yang jauh dari norma-norma seperti pecandu narkotika dan pelaku seks bebas.

Hingga akhirnya, Glad mulai terbuka pikirannya oleh Dokter Shani yang memberikan penjelasan padanya bahwa sebagai seorang dokter yang memiliki standar pengamanan kerja tertinggi, maka dokter termasuk dalam low risk person, dan Glad semakin terketuk hatinya untuk tetap merangkul semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang dokter dengan Sumpah Hipocrates yang pernah diikrarkannya.

Keingintahuan Glad terhadap HIV/AIDS akhirnya berujung pada keinginannya untuk melanjutkan spesialis pada jurusan yang mendalami tentang penyakit tersebut. Bahkan, Glad juga ikut aktif dan sangat menikmati kegiatan barunya untuk bergabung dalam aktivis sosialisasi pengetahuan HIV/AIDS. Semua itu tidak lepas dari hadirnya seorang lelaki bernama Rendi Santiago yang merupakan pasien Odha. Pertemuannya dengan Rendi tidak hanya mengubah pandangannya tentang Odha, karena Odha bukanlah seseorang tetapi sesuatu, yang perlu dijauhi adalah penyakitnya bukan orangnya.

(7)

bersatunya cinta mereka. Akan tetapi, Glad yang merupakan seorang dokter menyatakan bahwa dirinya bisa menerima Rendi apa adanya dan juga bisa menjaga dirinya dan anaknya kelak agar tetap negatif dari HIV/AIDS.

Akhirnya, Glad menikah dengan Rendi dan memiliki anak bernama Bless. Anak mereka sehat dengan status yang negatif, begitu pun dengan Glad.

2.4 Sinopsis Novel The Idiots Karya Chetan Bhagat

Sebelum menguraikan sinopsis novel The Idiots karya Chetan Bhagat akan disajikan terlebih dahulu idetintas buku, yaitu sebagai berikut:

Judul : The Idiots

Penerbit : Qanita PT Mizan Pustaka Anggota IKAPI Tahun Terbit : 2013

Cetakan : Bandung, 2013 Cetakan ke- 1 Tebal Buku : 372 halaman

Harga Buku : Rp. 59.000,-Penulis : Chetan Bhagat

Sinopsis Novel The Idiots karya Chetan Bhagat:

Novel The Idoits karya Chetan Bhagat merupakan novel terjemah dari bahasa India, tentu saja latar tempat dalam novel tersebut pun berada di India, yaitu di Indian Institute of Technology (ITT) sebuah perguruan tinggi yang mengkaji mesin. Kisah ini bermula dari pertemuan tiga mahasiswa konyol bernama Hari, Alok, dan Ryan ketika acara perloncoan mahasiswa baru, pertemuan tersebut ternyata berlanjut pada penempatan mereka dalam satu kamar di asrama Kumaon lantai dua. Selanjutnya, hari-hari mereka diwarnai dengan kekonyolan yang mereka perbuat karena tidak puasnya mereka akan sistem pendidikan di India, khusunya di kampusnya.

Tidak seperti film Three Idiot (film saduran novel The Idiots) yang juga mengkritik sistem pendidikan dengan cara yang lebih manusiawi oleh tiga mahasiswa konyol, idiot, tetapi unik, novel The Idiots juga memiliki tokoh utama tiga mahasiswa konyol, idiot, unik tetapi nakal karena lebih banyak menceritakan keusilan daripada kreatifitas.

(8)

keluarga sederhana, dalam kegiatan sehari-hari Hari tidak banyak membuat kekonyolan sendiri hanya mengikuti yang dimandatkan oleh Ryan. Ya, Ryan adalah mahasiswa yang sebenarnya cerdas, terlihat dari pertanyaan yang dilontarkan pada dosen tanpa bisa dosen jawab dengan logis bahkan ada yang kesal sampai meninggalkan kelas sebelum waktunya, juga dari ide-ide konyol yang dia ketuai, meskipun ide tersebut lebih banyak membuat mereka semakin tampak sebagai manusia konyol dan usil juga idiot. Sementara Alok, mahasiswa yang lahir dari keluarga sederhana, dulu ibunya adalah seorang guru yang sekarang kepayahan karena hampir separuh gaji pensiunannya digunakan untuk perawatan suaminya yang terkena struk, dan kakak wanita yang hingga kini belum juga menikah meski sudah berumur matang karena tidak bisa memenuhi mas kawin permintaan calon suaminya.

Ryan adalah otak dari setiap kekonyolan yang mereka perbuat di lingkungan kampus, mulai dari membolos kuliah, meminum vodka, dan menyelinap malam-malam dalam keadaan mabuk di rumah Profesor Cherian untuk memberikan kejutan ulang tahun pada anak professor tersebut yaitu Neha yang menjadi teman kencan Hari. Meski begitu, Ryan adalah sosok kawan yang setia, pernah suatu ketika Alok harus pulang menemui ayahnya yang sakit keras tetapi tugas kuliahnya belum dikerjakan, Ryan dengan senang hati membantu Alok walaupun pada saat itu Alok sedang merajuk karena tidak mau terus-terusan membuat onar di kampus padahal dirinya harus sungguh-sungguh kuliah teringat keadaan keluarganya.

Dalang tetap saja dalang, apalagi dengan otak Ryan yang cerdas selalu saja membuat keadaan tidak menjadi buntu dengan kekonyolannya. Malam itu Alok mendapat kabar keadaan keluarganya sedang tidak beres, dia harus secepatnya menelepon tetapi telepon umum di area asrama justru mati, ide gila Ryan membuat mereka bertiga menyusup ke ruangan Profesor Cherian untuk menelepon dari ruangan tersebut dengan keyakinan tidak akan ketahuan karena Profesor sudah pulang dan penjaga keamanan tidak terlalu ketat bekerja. Namun, niat yang tadinya hanya ingin menumpang telepon ternyata membuat Hari ingin berbuat sesuatu yang lain, yaitu mencuri soal ujian yang disimpan dalam ruang tersebut agar dirinya mendapat nilai A sehingga Neha gadis yang disukainya dapat menerimanya sebagai pacar.

(9)

Sementara para professor dan petinggi jurusan sedang rapat dalam acara tersebut, Hari, Ryan, dan Alok hanya bisa merenung di atas loteng kampusnya. Tetapi, Ryan yang memang seorang yang cuek, nampaknya membuat yang benar-benar merenung di antara ketiganya hanyalah Hari dan Alok. Hari merenugi nasib kisah cintanya dengan Neha yang tak lain adalah anak dari professor yang ruangannya telah dia sinapi, apalagi dengan kunci ruangan tersebut yang didapatkan dari Neha, tentu saja hatinya mengukuh untuk tidak menyeret nama Neha dalam urusan itu. Sedangkan perenungan Alok jauh lebih berat lagi, yaitu tentang keluarganya yang mengggantungkan harapan padanya, dengan keadaan yang sulit keluarganya sekuat tenaga menyekolahkannya di kampus terbaik di India dengan biaya yang tinggi. Saking frustasinya, Alok akhirnya terjun dari atas loteng itu ke bawah dengan keadaan yang mengenaskan.

Setelah melalui hari-hari di rumah sakit, Alok akhirnya bisa keluar dengan keadaan kaki yang sementara harus berjalan dengan bantuan tongkat. Kabar hasil Disco memutuskan mereka skrosing selama satu semester. Tapi mereka belajar giat, meski dalam keadaan di-skorsing mereka tetap tinggal di kampus, Ryan karena keluarganya tinggal di luar negeri, Hari karena tidak mau jauh dengan Neha meski sedang betengkar karena kejadian pencurian soal ujian, sementara Alok karena tidak mau keluarganya melihat kakinya yang sedang pincang. Mereka tidak beridam diri, tetapi mengikuti kegiatan yang dibimbing oleh Prof. Veera mengenai pelumas.

(10)
(11)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kritik Sastra terhadap Novel Positif Karya Maria Silvi dengan Menggunakan Pendekatan Didaktis

Novel Positif adalah sebuah novel karya Maria Silvi yang menceritakan kehidupan seorang dokter bernama Glad yang berpandangan skeptis terhadap Odha dengan menganggap bahwa pasien pengidap virus HIV/AIDS adalah orang-orang yang dalam hidupnya jauh dari norma maupun adab seperti pecandu narkotika maupun pelaku seks bebas. Sehingga, pasien Odha bukanlah orang-orang yang patut untuk dirangkul karena penyakit mereka adalah buah dari tindak kotornya.

Kegiatan Glad sebagai seorang dokter umum yang melayani semua pasien dengan berbagai jenis penyakit membuatnya juga harus berhadapan dengan pasien Odha. Pandangan skeptis membuat sikap pelayanannya berbeda antara pasien Odha dengan pasien lain, tentunya pasien Odha lebih mendapatkan sikap tak ramah; hal tersebut juga disebabkan karena ketakutan Glad akan penularan virus yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya itu. Sikap Glad bahkan sampai membuat salah seorang pengantar pasien Odha tertawa terbahak-bahak karena penanganan Glad yang tidak sewajarnya, hal tersebut membuat Glad sempat menangis.

Namun, hati dan pikiran Glad mulai terbuka oleh seorang dokter senior yang menyadarkannya. Sikap Glad sebagai seorang dokter kurang pantas ditujukkan pada pasien yang sangat membutuhkan rangkulan atau motivasi itu. Apalagi dengan berbagai pertanyaan yang diajukan dokter Shani, seniornya mengenai virus HIV/AIDS yang tidak bisa sepenuhnya dijawab dengan benar secara teoritis oleh Glad membuatnya semakin tersadar bahwa dirinya belum paham betul menenai virus tersebut.

(12)

Pada akhirnya, Glad yang semula bertunangan dengan Dean putus hubungan karena ternyata tunangannya itu tidak sebaik yang dikira, serta sikap calon Ibu Mertua yang membuatnya gerah. Glad akhrinya menyatukan cintanya dengan Rendi, meskipun Rendi sempat takut akan menyiksa Glad karena penyakitnya, namun Glad yakin bahwa dirinya yang seorang dokter akan membuatnya tetap aman beserta dengan calon anaknya kelak. Akhir cerita, pasangan antara dokter dan pasien Odha itu akhirnya menikah dan dikaruniai anak sehat bernama Bless dengan status Glad serta anaknya yang tetap negatif.

Novel Positif karya Maria Silvi sarat akan pendidikan, nilai, dan moral yang sangat bermanfaat bagi pembaca.

Pendidkan disampaikan oleh Maria Silvi yang memang berprofesi dokter dalam novelnya mengenai virus HIV/AIDS menambah wawasan tersendiri bagi pembaca. Maria Silvi tampaknya memang benar-benar menginterdisiplinerkan novelnya dengan pengetahuannya sebagai dokter mengenai virus HIV/AIDS dari pengertian virus, perkembangan virus, penularan virus, hingga tahap-tahap pengobatan yang meskipun hingga saat ini belum ditemukan obatnya namun tetap melewati langkah-langkah pengobatan untuk menghambat pertumbuhan virus maupun meredam rasa sakit yang menyerang sewaktu-waktu.

Nilai yang terkadung dalam novel yang dicetak pada tahun 2010 tersebut antara lain: (1) nilai agama; yaitu mengenai sikap atau perilaku seseorang yang tidak mematuhi perintah agama seperti zina dan mabuk dengan minuman ataupun dengan narkotika merupakan perilaku yang dilarang karena lebih banyak memberikan mudharat atau kerugian daripada manfaat yang hanya mewarkan kesenangan sesaat, (2) nilai estetika; yaitu tata karma atau adab mengenai sikap seseorang terhadap Odha, Odha yang selama ini mendapat perilaku diskriminasi erat kaitannya dengan sikap orang-orang di sekitar yang seharunya merangkul dan memotivasi, dan (3) nilai sosial; yaitu kebutuhan seorang dokter terhadap pasiennya, kebutuhan pasien terhadap dokter, kebutuhan pasien terhadap obat yang harus dijelaskan pengonsumsiannya oleh dokter, serta kebutuhan pegetahuan oleh orang yang belum tahu betul mengenai suatu hal (seperti virus HIV/AIDS) kepada ahlinya.

(13)

tersebut karena Odha bisa saja tertular, oleh karena itu perlu mengetahui secara luas mengenai HIV/AIDS agar dapat mengengetahui pertumbuhan dan penularannya. Sikap seseorang terhadap Odha pun disajikan sebagai moral dalam novel tersebut, sikap yang baik adalah dengan merangkul serta memotivasi Odha bukan mengejek hanya karena pandangan skeptis yang akibatnya menjadi bibit diskriminasi, dan sikap sebagai makhluk yang terbebas dari virus HIV/AIDS adalah dengan mencari tahu secara luas mengenai virus tersebut baik secara pengetahuan maupun pengalaman dengan membaca maupun dengan mengikuti seminar-seminar terkait hal itu sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk menjadi tolok ukur pola hidup. Moral lain yang diungkap dalam novel tersebut yaitu membenarkan ungkapan jangan menilai buku dari sampulnya, terkadang apa yang dilihat tidak selalu yang sebenarnya, dan setiap manusia berhak untuk berubah menjadi lebih baik.

Novel Positif karya Maria Silvi merupakan novel yang sarat akan pengetahuan, nilai, dan moral. Menurut penyusun, hakikat sebuah tulisan adalah yang dapat memberikan manfaat bagi pembacanya, dan Maria Silvi telah berhasil memberikan pengetahuan, nilai, dan moral menjadi satu paket dalam novel Positif. Maria Silvi sebagai penulis tentu memiliki tujuan tersendiri terhadap penulisan novel Positif-nya, namun penyusun yang juga membaca novel tersebut sangat merasakan manfaat berupa pengetahuan, nilai, dan moral mengenai HIV/AIDS yang bukan disampaikan dari buku pelajaran, kunjungan ke rumah sakit, atau pun seminar, namun dari karya agung yaitu karya sastra dengan sisipan cerita kehidupan manusia yang menarik untuk dinikmati.

3.2 Kritik Sastra terhadap Novel The Idiots Karya Chetan Bhagat dengan Menggunakan Pendekatan Ekspresif

Novel The Idiots karya Chetan Bhagat merupakan novel yang berisi ekspresi penulis tentang pengalamannya ketika kuliah di Indian Institute of Technology (ITT) besama dengan kedua sahabatnya, yaitu Ryan dan Alok mengenai hari-hari mereka di kampus yang dipenuhi kekonyolan.

(14)

ekspresi pribadi dari Chetan Bhagat selaku penulis tanpa menyeret Ryan dan Alok yang juga tokoh utama dalam penyampaian isi cerita.

“…. Tapi, ini pendapatku saja, kau bebas untuk setuju atau tidak setuju. Aku menduga Ryan dan Alok – dua-duanya psikopat – mungkin akan membunuhku setelah buku ini selesai, tapi aku tidak terlalu peduli. Maksudku, jika mereka menginginkan versi mereka, mereka bisa menulisnya sendiri. Tapi sumpah mati, Alok tidak bisa menulis, dan Ryan, walaupu ia bisa melakukan apapun yang ia inginkan, terlalu malas untuk menempelkan pantatnya ke kursi dan mengetik. Jadi, terima saja, Sobat – ini adalah ceritaku. Aku akan menulisnya dan aku akan menulisnkannya sesuai keinginanku.” (Bhagat, 2013: 17-18).

Novel The Idiots merupakan novel yang ekspresif. Chetan Bhagat menjadikan tulisannya yang berproduk novel The Idiots sebagai penumpahan ekspresi pribadinya tanpa melibatkan orang-orang yang menjadi tokoh utama dalam karyanya itu. Namun, tidak sepenuhnya Chetan Bhagat yang menjadi Si Aku dalam novel bernama Hari tidak mengacuhkan orang-orang yang menjadi tokoh dalam novelnya. Meski tidak didaulat untuk menyusun isi novel, namun ada beberapa bagian seperti Alok Bercerita (Bhagat, 2013: 111-116), Neha Bercerita (Bhagat, 2013: 192-195), dan Ryan Bercerita (Bhagat, 2013: 299-303) yang berisi mengenai cerita kehidupan dalam novel dengan versi mereka masing-masing tanpa mengubah isi novel yang sudah dirangkai oleh Chetan Bhagat sebagai Hari dalam novel.

(15)

menceritakan keluarga Hari, seperti ayah Hari yang seotang kolonel, tidak ada tv di rumah, tidak ada music, tidak boleh tertawa keras-keras karena peraturan ayahnya itu. (Bhagat, 2013: 302) “Tapi Hari? Aku ingin menanyai beberapa hal. Seperti bagaimana dengan orang tuamu, Hari? Tidak adakah bab yang menceritakan itu nantinya? …”

Chetan Bhagat memang benar-benar ekspresif dalam penulisan novel The Idiots, bahkan sampai tidak mengindahkan komentar sahabat-sahabatnya yang bercerita. Berikut ini fakta bahwa Chetan Bhagat menjadikan novel The Idiots sebagai ekspresinya, antara lain:

1. Well, buku ini sebenarnya bukan bukuku. Melainkan, buku ini adalah impianku…. (Bhagat, 2013: 11).

“Kalau Alok sanggup melewati semua ini, aku akan menulis buku tentang hari-hari sinting kita. Aku bersumpah.” (Bhagat, 2013: 16).

2. “…. Tapi, ini pendapatku saja, kau bebas untuk setuju atau tidak setuju. Aku menduga Ryan dan Alok – dua-duanya psikopat – mungkin akan membunuhku setelah buku ini selesai, tapi aku tidak terlalu peduli. Maksudku, jika mereka menginginkan versi mereka, mereka bisa menulisnya sendiri. Tapi sumpah mati, Alok tidak bisa menulis, dan Ryan, walaupu ia bisa melakukan apapun yang ia inginkan, terlalu malas untuk menempelkan pantatnya ke kursi dan mengetik. Jadi, terima saja, Sobat – ini adalah ceritaku. Aku akan menulisnya dan aku akan menulisnkannya sesuai keinginanku.” (Bhagat, 2013: 17-18).

3. Aku tidak menyalahkanmu. Kau sedang membaca versi Hari. Bagaimana bisa ia menjadi tokoh jahatnya, ya, kan? …

(16)

BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan

Kagiatan mengkritik karya sastra novel Postif karya Maria Silvi dengan menggunakan pendekatan didaktis merumuskan hasil bahwa novel tersebut merupakan novel yang mengajarkan nilai dan moral yang dapat dilakukan oleh semua orang untuk menghindari adanya diskriminasi terhadap pasien Odha. Selain nilai-nilai yang mengajarkan pembaca untuk menentukan sikap, nilai-nilai tersebut juga digarisbawahi dengan berbagai pengetahuan kesehatan yang ditulis langsung oleh seorang dokter spesialis virus HIV/AIDS sehingga pembaca mendapatkan fakta yang dapat menenangkan terutama mengenai cara penularan HIV/AIDS yang selama ini menjadi alasan utama keengganan seseorang untuk berhubungan dengan pasien Odha. Sehingga, nilai teoritis yaitu pengetahuan mengenai HIV/AIDS dan nilai moral yaitu sikap yang bisa dilakukan oleh seseorang terhadap pasien Odha sangat memberikan manfaat bagi pembaca novel tersebut.

Kagiatan mengkritik karya sastra novel The Idiots karya Chetan Bhagat dengan menggunakan pendekatan ekspresif merumuskan hasil bahwa novel tersebut merupakan karya sastra sebagai sebuah bentuk ekspresi penulis, yaitu ekspresi penulis atas pengalamannya ketika kuliah di Indian Institute of Technology bersama dengan kedua temannya yang konyol sehingga mereka dikenal sebagai tiga mahasiswa konyol dan idiot. Meski tidak serta merta semua hal yang ada pada karyanya adalah kisah nyata, namun seperti yang diungkap penulis dalam salah satu bagian novel bahwa karya tersebut adalah pengalamannya sewaktu kuliah bersama dua sahabat konyolnya. Ekspresi yang dituangkan penulis dalam novelnya berkaitan dengan aksi bunuh diri yang dilakukan Alok, salah satu sahabatnya selepas mendapatkan ganjaran atas ulah konyol yang telah mereka perbuat.

4.2 Saran

(17)

dipertanggungjawabkan. Seperti pendekatan didaktis yang dapat membantu memandang atau menilai karya sastra dengan instrumen pengajaran moral di dalamnya, dan pendekatan ekspresif yang dapat membantu memandang atau menilai karya sastra sebagai sebuah bentuk ekspresi penulis.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, Meyer Howard. 1981. Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanindita Graha Wida.

Bhagat, Chetan. 2013. The Idiots. Bandung: Qanita PT Mizan Pustaka Anggota IKAPI.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1997. Prinsip-prinsip Kritik Sastra: Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Silvi, Maria. 2010. Positif. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher (Anggota Ikapi).

Referensi

Dokumen terkait

- Dengan adanya Rancang Bangun Pemesanan Pemakaman di Mount Carmel Memorial Park Studi Kasus Cluster Madinah Menggunakan Aplikasi Android dapat memberikan informasi

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui metode take and give siswa kelas X SMA Nurul Islam Indonesia tahun pembelajaran 2012/2013, utuk mengetahui kemampuan menulis

Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya

X> (µ - 1,0 ) Rendah Artinya siswa tidak bisa menyebutkan kelebihan dan kelemahan diri; kebingungan saat menyebutkan cita-cita, bakat dan minat yang

Membuat dokumen pengolah angka dengan teks, tabel, grafik, gambar dan diagram. Teknik Dasar Operasional LibreOffice Calc Membuat dan menyimpan

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, berkah dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat

Potensi produksi yang rendah dari keseluruhan spesies pada cahaya yang rendah jadi pembatas utama terhadap produksi hijauan di perkebunan, dimana penutupan kanopi yang terbuka

Iklan Baris Iklan Baris MOBIL DISEWAKAN MOTOR DICARI MOBIL KREDIT Serba Serbi Mobil Dijual TOYOTA.. TOYOTA KIJANG ROVER