KAJIAN SOSIOLOGIS
NOVEL DALAM RINAI HUJAN dan PADANG BULAN
NAMA : SITI PATIMAH
KELAS : B2
NPM : 10.88-201.217
MATA KULIAH : SASTRA BANDING
DOSEN PENGAMPU : ARINA ISRANI, M.Pd
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra. Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.
Batasan sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Sastra merupakan perwujudan pikiran dalam bentuk tulisan. Tulisan menggambarkan media pemikiran yang tercurah melalui bahasa, bahasa yang bisa direpresentasikan dalam bentuk tulisan, media lain bisa saja berbentuk gambar, melodi musik, lukisan ataupun karya lingkungan binaan atau arsitektur.
Sastra Bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori sendiri. Dalam langkah-langkah yang dilakukannya, metode perbandingan adalah yang utama. Menurut Remak (1990:1) sastra bandingan adalah kajian sastra di luar batas-batas sebuah negara dan kajian hubungan di antara sastra dengan bidang ilmu sarta kepercayaan yang lain seperti seni (misalnya seni lukis, seni ukir, seni bina, dan seni musik), filsafat, sejarah, sains sosial (misalnya politik ekonomi, sosiologi), sain, agama, dan lain-lain. Ringkasannya, sastra bandingan membandingkan sastra sebuah negara dengan sastra negara lain dan membandingkan sastra dengan bidang lain sebagai keseluruhan ungkapan kehidupan.
menarik untuk dikaji lebih dalam lagi, karena banyak sekali nilai-nilai pelajaran, pendidikan serta nilai-nilai sosial di dalamnya.
Salah satu pendekatan yang menjadi kajian dalam makalah ini adalah pendekatan sosiologi sastra. Sosiologi sastra merupakan cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif. Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat (Suwardi, 2008:77). Pendapat tersebut memberikan makna bahwa sosiologi sastra merupakan “cermin” yang menggambarkan kehidupan sosial masyarakat. Pendekatan sosiologi sastra menekankan kajiannya tentang hubungan pengaruh timbal balik antara sosiologi dan sastra. Yang didalamnya terdapat aspek :
1. moral bernama Siwi yang ingin sukses melihat temannya Sumarni yang bekerja di Jogja, kemudian Siwi tertarik untuk ikut bekerja dengan Sumarni. Tetapi ternyata Sumarni malah menjerumuskan Siwi. Dalam novel ini juga diceritakan tentang keindahan-keindahan kota Jogja, nilai-nilai moral, sosial, budaya dan mengandung nilai religi yang sangat tinggi.
Sedangkan kemenarikan dalam novel Padang Bulan adalah kisah jatuh, bangun, jatuh lagi, dan bangun lagi seorang gadis kecil berusia 14 tahun, yang sangat gemar pada pelajaran bahasa Inggris, namun secara mendadak terpaksa harus berhenti sekolah dan mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga karena ayahnya meninggal. Dalam novel ini tidak hanya dikisahkan tentang sebuah keluarga yang sederhana, namun tentang impian seorang anak kecil, tentang keberanian menjalani hidup.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah aspek moral yang terdapat pada novel Dalam Rinai Hujan dan novel Padang Bulan.
2. Bagaimanakah nilai pendidikan yang terdapat pada novel Dalam Rinai Hujan dan novel Padang Bulan.
3. Bagaimanakah nilai sosial yang terdapat pada novel Dalam Rinai Hujan dan novel Padang Bulan.
C. MANFAAT PENELITIAN
Secara praktis penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa: 1. Manfaat bagi guru
Guru dapat mengajarkan kepada siswa tentang nilai-nilai moral, sosial, agama serta nilai-nilai pendidikan dalam kedua novel tersebut. Guru juga dapat menambah wawasan pengetahuan dan pandangan hidup.
2. Manfaat bagi siswa
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN SOSIOLOGIS
1.
Pengertian SosiologisSecara etimologis, sesungguhnya sosiologi berasal dari kata Latin “ Socius” yang berarti kawan dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat. Dan kata Yunani “Logos” berarti kata atau pembicaraan sehingga akhirnya berarti ilmu. Jadi, secara sederhana sosiologi adalah suatu ilmu tentang hubungan antara teman dan teman. Secara lebih luas, sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat.
Istilah sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte tetapi dalam catatan sejarah, Emile Durkhiem lah yang melanjutkan istilah tersebut dan menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu. Sosiologi berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman, dan Logos yang artinya ilmu. Secara keseluruhan sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat.
Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu yang saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama. Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/ mengamati dan menarik kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia. Hal ini bisa dilihat dari sifatnya yang tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku namun bisa dikritik oleh publik karena sosiologi adalah ilmu yang berisi tentang pengetahuan kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapat diubah-ubah sesuai dan seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objek penelitiannya (masyarakat).
Berikut adalah pengertian sosiologi menurut para ahli yaitu : 1. Emile Durkheim
2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
3. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. 4. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
5. Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut. 6. Roucek & Waren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok sosial.
7. Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris, serta bersifat umum.
8. Pitirim Sorokin
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
9. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
10. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyaraatan yang bersifat stabil.
11. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. 12. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
13. Mac Iver
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan-hubungan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
14. August Comte
Berpendapat bahwa sosiologi berasal dari kata latin socius yang artinya teman atau sesama, dan logos dari kata Yunani yang artinya cerita. Jadi, sosiologi berarti bercerita tentang kawan atau teman (masyarakat).
15. George Simmel
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perhubungan sesama manusia (human relationship).
2. Hakikat Kajian Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan. Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
3. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi
menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:
Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam;
Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya;
Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat mempengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
B. Aspek Moral
Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses sosialisasi. Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.
Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-sekolah serta
manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral sendiri dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Didalam moral terdapat perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam menjalankan interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat juga diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.
Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan hanya hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hukum negara, hukum agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria mutu moral dari seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.
Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik dan buruk. Morallah yang membedakan manusia denga makhluk tuhan yang lainya dan menempatkan pada posisi yang baik diatas makhluk lain.
Moral adalah realitas dari kepribadian pada umumnya bukan hasil dari perkembangan pribadi semata, namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral tidaklah bisa dipisahkan dari kehidupan beragama. Di dalam agama Islam perkataan moral sangat identik dengan akhlak. Di mana kata ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab jama’ dari ‘khulqun’ yang berarti budi pekerti.
perbuatan tertentu yang dinilai masyarakat dapat melanggar norma–norma. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk bersikap bersopan santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik – buruk terhadap sesuatu, keduanya sama – sama bisa membuat manusia beruntung dan bisa juga merugikan. Disini terdapat kesadaran akan sesuatu perbuatan dengan memadukan kekuatan nilai intelektualitas dengan nilai – nilai moral.
Moral menurut Salam (2000: 12) adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-perbuatan manusia (tindakan insani) dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh dengan akal budi manusia.
Adapun moral secara umum mengarah pada pengertian ajaran tentang baik buruk yang diterima mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti, dan sebagainya. Remaja dikatakan bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral yaitu dapat menilai hal yang baik dan buruk, hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta hal-hal yang etis dan tidak etis. Remaja yang bermoral dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian atau penalaran moralnya serta pada perilakunya yang baik, benar, dan sesuai dengan etika, Selly Tokan (dalam Asri Budiningsih, 1999: 5).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa moral merupakan ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan mengenai akhlak, budi pekerti, kewajiban, dan sebagainya (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2009: 327).
Moral menurut Darajat (dalam Kamaruddin, 1985: 9) adalah kelakuan yang sesuai ukuran (nilai-nilai) masyarakat yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan (tindakan) tersebut. Tindakan ini haruslah mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
1.Moral Sosial
Moral sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat.
2.Moral Agama
C. NILAI PENDIDIKAN
Nilai pendidikan adalah suatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau bermasyarakat. Sehingga nilai pendidikan dalam karya sastra disini yang dimaksud adalah nilai-nilai yang bertujuan mendidik seseorang atau individu agar menjadi manusia yang baik dalam arti berpendidikan.
Pengertian Nilai Pendidikan Menurut Para Ahli :
1.Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiranserta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
2. Darmaningtyas
Pendidikan adalah usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf hidupdan kemajuan yang ledih baik.
3. Paulo Freire
1.Optimis
Optimis merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik akan terjadi yang memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk berusaha ke arah kemajuan atau kejayaan.
D. NILAI SOSIAL
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Agar nilai-nilai sosial itu dapat tercipta dalam masyarakat, maka perlu diciptakan norma sosial dengan sanksi-sanksi sosial. Nilai sosial merupakan penghargaan yang diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang baik, penting, luhur, pantas, dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama. Berikut ini definisi nilai sosial menurut pendapat para ahli.
Pengertian Nilai Sosial Menurut Beberapa Ahli
Kimball Young, nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang diangggap penting dalam masyarakat
AW Green, niali sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek
Robert MZ Lawang, nilai sosial adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, berharga, dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut
Woods, nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
Hendropuspito, nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karna mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia
Karel J Veeger, nilai sosial adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral B. Simanjuntak, nilai sosial adalah ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik Sutisna, nilai merupakan sesuatu yang baik, yang diinginkan, dicita-citakan dan
BAB III PEMBAHASAN
A.ASPEK MORAL
Aspek moral yang terdapat dalam novel Dalam Rinai Hujan adalah tentang
kehormatan seorang gadis yang direnggut oleh seorang pria yang tidak bertanggungjawab yang terjadi secara mendadak.
1.Moral Sosial
“Pernahkah engkau telanjang, kedinginan, lebam, dan perih-nyeri?”
“Itulah yang dialami Siwi malam itu. Ia terbangun dalam keadaan nanar di kamar hotel yang dingin ketika kenyerian mendadak menyengat dari ulu selangkangannya, membuatnya tersentak dan memekik tertahan. Segera ia bergelung menahan rasa perih itu. Telanjang seperti janin, dan menggigil.” “Air mata menyeruak dari pelupuk matanya yang terpejam. Menetes panas di pipinya. Ia terisak-isak.”
“Entah berapa lama. Tangisan yang direkam oleh dinding yang dingin. Dicatat oleh sunyi.”
“Bagaimana ia tidak segera tahu bahwa sesuatu telah tercabik dari dirinya?” ( DRH, hlm 59 )
Aspek moral yang terdapat dalam novel Padang Bulan adalah tentang kegamangan seorang gadis kecil berusia 14 tahun yang menyandang status sebagai anak tertua yang harus menanggung tanggung jawab untuk menghidupi keluarga, seorang ibu, dan tiga orang adik, setelah ayahnya meninggal.
“Sedangkan Enong, bermalam-malam tak bisa tidur. Ia gamang memikirkan apa yang selalu dikatakan orang tentang anak tertua. Namun, ia bahkan tak sepenuhnya paham makna kata tanggung jawab. Ia takut membayangkan akibat dari kata itu. Apakah ia harus bekerja? Bagaimana ia akan menghidupi keluarga, seorang ibu, dan tiga orang adik? Apakah harus berhenti sekolah? Ia amat mencintai sekolah. Ia bingung karena masih terlalu kecil untuk
2.Moral Agama
Moral agama yang terdapat dalam novel Dalam Rinai Hujan adalah seorang gadis yang masih belum siap untuk pergi ke gereja karena ia masih merasa kotor akibat musibah yang menimpanya.
“Saya...saya kok masih merasa malu ya, Bu. Merasa kotor. Tidak pantas menghadap Tuhan.” ( DRH, hlm 167 )