• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Kelas X TAV (Teknik Audio Video) SMK Negeri 2 Demak T2 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Kelas X TAV (Teknik Audio Video) SMK Negeri 2 Demak T2 BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hakikat manusiasebagai makhluk sosial sebagian besar kehidupannya harus berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial yang perlu diperhatikan manusia secara hakiki dilahirkan selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya (Dayakisni & Yuniardi 2004:17). Dengan demikian seseorang akan selalu berinteraksi satu sama lain, dengan berbagai macam individu dan dengan berbagai kepribadian, keunikan dan kekhasan masing-masing.

Seseorang tidak hanya dituntut mampu berinteraksi dengan orang lain, tetapi juga cerdas berinteraksi dengan orang lain. Sejalan dengan apa yang kemukakan Suryabrata (2008:189) yang menyatakan bahwa, manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain dapat berinteraksi dalam kehidupan sosialnya, manusia harus mempunyai kecerdasan yang bisa membantu manusia membangun relasi yang positif.

Gardner (2003:36) mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan lingustik, kecerdasan logical matematika, kecerdasan musik, kecerdasan kinestetik badani, kecerdasan ruang spasial, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain.

(2)

sosial. Remaja dituntut untuk memiliki kemampuan penyesuaian sosial ini, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karakteristik penyesuaian sosial remaja disekolah antara lain, bersikap respek dan mau menerima peraturan disekolah, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah, menjalin persahabatan dengan teman-teman sekolah, bersikap hormat terhadap guru/pimpinan sekolah/serta staf lainnya, serta membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuan sekolah.

Mencermati karakteristik-karakteristik yang harus dimiliki oleh remaja/peserta didik dalam lingkungan sekolah, maka untuk mencapainyadiperlukan kecerdasan interpersonal yang baik. Seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi, cenderung akan lebih mudah beradaptasi dan pandai berkomunikasi. Sehingga akan memiliki banyak teman dan dia akan bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Kemampuan seperti itulah yang dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tuntutan yang ada.

Secara psikologispeserta didik usia Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memasuki masa remaja. Masa remaja biasa disebut juga dengan masa adolescence yaitu tumbuh menjadi dewasa atau fase adaptasi dari perkembangan kepribadian serta fase mencoba-coba. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas, yaitu mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Masa usia transisis/ peralihan dari masa anak menjadi remaja. Masa transisi yang dialami oleh remaja, cenderung membawa dampak psikologi dan fisiologis dimana perilaku remaja cenderung berfikir pendek dan ingin cepat dalam memecahkan berbagai permasalahan kehidupan.

(3)

sosialisasi dengan baik, karena hal itu akan membuat peserta didik merasa nyaman berada di sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Peserta didik di sekolah juga dihadapkan dengan tenaga pendidik dan teman-teman sekolahnya yang datang dari berbagai keluarga dengan status sosial dan karakteristik yang berbeda-beda.Keadaan tersebut menjadikan kemampuan melakukan sosialisasi sangat penting untuk dimiliki peserta didik supaya mereka dapat menjalin hubungan yang baik dengan seluruh komponen sekolah, sebab apabila siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik akan membuat siswa merasa nyaman berada didalam lingkungan sekolah, mudah bergaul dengan orang lain serta mudah mencapai perkembangan yang optimal. Kecerdasan interpersonal bisa dikembangkan melalui latihan maupun pembelajaran. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, watak, motivasi dan temperamen orang lain(Gardner 2003:43). Dari data awal yang telah dikumpulkan oleh peneliti bahwa peserta didik SMK Negeri 2 Demak cenderung memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah. Ini dibuktikan dengan sulitnya bersosialisasi dengan teman maupun warga sekolah lainnya, cenderung masih malu-malu/kurang percaya diri, tidak mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam berelasi, tidak bisa bekerja sama dalam satu tim serta segan bertegur sapa dengan guru/warga sekolah lainnya.Data ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan lebih lanjut oleh peneliti pada tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Data Pre Tes

Kategori Interval f %

Sangat Tinggi 37 - 40 5 7,4

Tinggi 34 - 36 17 25

Sedang 31 - 33 25 36,7

Rendah 28 - 30 14 20,6

Sangat Rendah 25 - 27 7 10,3

(4)

Dari tabel pre tes diatas menunjukkan hasil peserta didik yang mempunyai kecerdasan interpersonal sangat tinggi 5 (7,4%), yang mempunyai kecerdasan interpersonal tinggi 17 (25%) peserta didik, kategori sedang 25 (36,7%) peserta didik, 14 (20,6%) peserta didik kecerdasan interpersonalnya rendah dan 7 (10,3%) peserta didik mempunyai kecerdasan interpersonal sangat rendah dan perlu untuk ditingkatkan kecerdasan interpersonalnya. Seperti yang dikemukakan Frankl dalam Safaria (2005:13) bahwa anak-anak yang tidak bisa mengembangkan kecerdasan interpersonalnya akan mengalami hambatan dalam dunia sosialnya. Dalam situasi ini anak akan sulit bergaul serta sulit membangun hubungan yang suportif dengan teman sebaya. Karena kecerdasan interpersonal sangat penting untuk dimiliki oleh setiap manusia, sebab pada dasarnya manusia tidak bisa hidup menyendiri.

Dari apa yang dikemukakan oleh Victor Frankl maka peserta didik yang mempunyai kecerdasan interpersonal sangat sangat rendah perlu ditingkatkan kecerdasan interpersonalnya agar mereka tidak mengalami hambatan dalam bersosialisasi.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2014) pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7 Semarang. Bahwa 11 peserta didik dari sampel penelitian 131 peserta didik kelas X mempunyai kecerdasan interpersonal sangat rendah sehingga menyebabkan hambatan dalam bersosialisasi dengan ditandai adanya interaksi yang kurang sehat seperti saling mengejek sesama teman. Para peserta didik juga ada yang memiliki karakter cenderung masih malu-malu, segan bertegur sapa dengan guru, teman, serta warga sekolah lainnya. Kejadian seperti ini lebih disebabkan karena peserta didik tersebut masih merasa canggung, malu, serta takut dengan lingkungan sekolah yang baru tersebut. Peserta didik masih butuh penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah barunya baik terhadap teman-temannya,maupun guru sehingga tercipta suasana yang harmonis dan saling memahami.

(5)

kecerdasan interpersonal yang rendah dapat merusak kualitas hidup seseorang. Merujuk berbagai fenomena yang terjadi, maka perlu adanya tindakan atau layanan yang dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal. Bimbingan konseling sebagai bagian intergal dari pendidikan melalui layanan bimbingan kelompok mempunyai tugas untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal pada peserta didik. Dalam kaitannya dengan usaha pencegahan masalah pribadi dan lingkungan sosial.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah khususnya bimbingan kelompok di anggap cocok untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal, karena di dalamnya terdapat sekelompok individu yang saling berinteraksi dan memunculkan dinamika di dalam kelompok. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Prayitno (2003:307) yaitu apabila konseling perorangan menunjukkan layanan kepada individu atau klien perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarah pada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan bimbingan kelompok dapat memberi manfaat atau layanan kepada sejumlah orang.

Tujuan pendidikan disekolah adalah menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri siswa menuju kedewasaan secara penuh. Diperlukankegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, dalam sistem pendidikan disekolah dikembangkan tiga sistem, sistem administrasi,sistem pengajaran dan sistem pemberian bantuan atau pembinaan siswa, bimbingan konseling termasuk dalam sistem pemberian bantuan atau pembinaan siswa. Terlebih salah satu fungsi manajemen pendidikan adalah planningyaitukegiatan menentukantujuan-tujuan yang hendak dicapai pada masa yang akan datang dan apa yang harus dilakukan agar tujuan tersebut tercapai dengan baik. Dengan melihat fungsi manajemen pendidikan diharapkan tujuan dari pendidikan dapat tercapai.

(6)

dilakukan belum berdasarkan pada analisa kebutuhan peserta didik.

Tindakan efektif harus segera dilaksanakan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal pada diri peserta didik. Melihat data tabel 1.1maka bimbingan konseling sebagai bagian dari manajemen kesiswaan serta bagian intergral dari pendidikan melalui layanan bimbingan kelompok mempunyai tugas untuk meningkatkan kecerdasan interpersonalkepada peserta didik. Dalam kaitannnya dengan usaha pencegahan masalah pribadi dan lingkungan sosial, maka dipandang layanan yang tepat adalah bimbingan kelompok. Layanan ini tepat karena dalam kelompok setiap individu diharapkan saling belajar dan berinteraksi dalam mengasah kemampuan interpersonal. Pendek kata dalam kelompok siswa mampu membangun hubungan yanag baik antara individu yang satu dengan yang lain.

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan maka, fokus dari penelitian ini adalah bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal peserta didikkelas X TAV SMK Negeri 2 Demak.

1.2 Permasalahan

Berangkat dari permasalahan yang telah dikemukakan maka, masalah dari penelitian ini adalah : Apakah bimbingan kelompok dapat meningkatkan secara signifikan kecerdasan interpersonalpeserta didik kelas X TAV SMK Negeri 2 Demak?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikasi peningkatan kecerdasan interpersonal peserta didik kelas X TAV SMK Negeri 2 Demak melalui layanan bimbingan kelompok.

(7)

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan rencana layanan bimbingan kelompok yang berdasarkan pada kebutuhan peserta didik.

2. Manfaat Praktik

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada guru pembimbing dan peserta didik di sekolah.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis ini adalah :

Bab I Pendahuluan terdiri dari : latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka terdiri dari : pengertian manajeman pendidikan,pengertian bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, tahap-tahap pelaksanaan bimbingan kelompok. Pengertian kecerdasan interpersonal, unsur-unsur kecerdasan interpersonal. Bimbingan kelompok untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal peserta didik.Penelitian yang relevan. Kerangka pemikiran, dan hipotesis.

Bab III Metode penelitian terdiri dari : jenis dan tempat penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, tahapan eksperimen, uji coba instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas dan analisis data.

Bab IV Hasil dan pembahasan terdiri dari : hasil penelitian dan pembahasan.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri Semarang bekerja sama dengan sekolah- sekolah baik negeri maupun swasta untuk bersedia dijadikan tempat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) oleh

KAREL

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

melaporkan segala kegiatan mengenai pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan II ( PPL II ) DI SMA Negeri 2 Banjarbaru selama 8 kali pertemuan, yang kemudian diserahkan kepada

Nilai Seleksi Kompetensi Dasar. 42 40431130001253 RADEN

Balance Scorecard mengukur kinerja dari empat perspektif, yaitu perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan, dan

[r]

Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal siswa dalam peer group di kelas X Ak Smk Muhammadiyah 2 Pekanbaru.. Program