• Tidak ada hasil yang ditemukan

kuliah ke 3 pse wahyu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kuliah ke 3 pse wahyu"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Kuliah ke-3

PENGENDALIAN

SEDIMEN DAN EROSI

Sifat-sifat Zat Cair

(2)

Sifat-sifat Zat Cair

Beberapa sifat / karakteristik zat cair yang

berpengaruh terhadap proses angkutan sedimen :

rapat massa, ρ,

viskositas,

v

, dan

variabel-variabel aliran seperti : kecepatan, U

(3)

Pada aliran seragam turbulen, rumus distribusi kecepatan dan kecepatan rata-rata dapat dibedakan untuk dinding hidraulik licin, dan dinding hidraulik kasar.

Dinding hidraulik licin:

Distribusi kecepatan :

Kecepatan rata-rata :

u

z

5 75

,

u

*

log (

104

z

)

U

5 75

,

u

*

log (

42

h

)

(4)

Dinding Hidraulik kasar:

Distribusi kecepatan :

Kecepatan rata-rata :

u

u

z

k

z

5 75

33

,

*

log (

)

U

u

h

k

(5)

Hubungan antara kecepatan dengan kekasaran dasar

(koefisien kekasaran Chezy) dapat dirumuskan sebagai berikut :

Distribusi tegangan gesek pada suatu vertikal adalah

(aliran uniform):

(6)

Sedangkan

tegangan gesek

pada dasar,

dirumuskan sebagai :

(7)

Dengan :

u* : kecepatan gesek,

uz : kecepatan pada suatu titik yang berjarak z dari dasar

: kecepatan rata-rata pada suatu vertikal,

 : tebal lapisan sub-viskous/ sub laminer,

h : kedalaman aliran,

R : jari-jari hidraulik,

C : koefisien kekasaran menurut Chezy,

k : kekasaran dasar saluran,

 : berat jenis air, dan

S : kemiringan dasar saluran.

(8)

Contoh

Diketahui suatu sungai memiliki kedalaman 2 m, tinggi

kekasaran 0,05 m, dan kemiringan dasar 0,001. Hitung kecepatan aliran rata-rata dan gambarkan distribusi

(9)
(10)
(11)

Sifat-sifat Butiran Sedimen

1. Umum

Untuk menangani berbagai permasalahan pada

sungai-sungai alluvial, diperlukan pemahaman tentang sifat-sifat/karakteristik material sedimen, baik material

sedimen sebagai satu kesatuan (bulk) maupun material sedimen yang berdiri sendiri-sendiri (butiran lepas;

individual).

Para ahli geologi mempelajari sifat-sifat sedimen lepas

dengan tujuan : untuk mengetahui asal mula dari material sedimen, dan juga untuk mempelajari cara sedimen tersebut berpindah (ditranspor).

Sedangkan para ahli hidraulika mempelajari sifat-sifat

(12)

2. Ukuran Butiran

Diantara beberapa sifat butiran sedimen, ukuran sedimen merupakan salah satu sifat yang paling penting dan banyak digunakan dalam bidang teknik sedimen.

Ukuran butiran sangat mempengaruhi mudah tidaknya serta banyak sedikitnya sedimen ditranspor.

Jika semua partikel sedimen berbentuk bola, maka ukuran butiran secara mudah dapat ditentukan, yaitu dengan menggunakan

parameter diameter butiran.

Akan tetapi, dalam kenyataannya bentuk butiran penyusun material dasar sungai adalah sangat tidak teratur, dari yang berbentuk

mendekati bulat sampai dengan bentuk yang sangat pipih,

(13)

Penggunaan diameter butiran, sering tidak dapat menggambarkan ukuran/bentuk butiran yang

sesungguhnya.

Oleh karenanya, ukuran butiran sering didefinisikan dengan cara lain, yaitu dengan menggunakan :

volume butiran,

kecepatan endap, atau ukuran ayakan/saringan

Metode penentuan ukuran butiran dengan volume atau kecepatan endap dilakukan dengan prinsip

(14)

Beberapa definisi yang biasa

digunakan untuk menyatakan suatu

ukuran butiran adalah :

1.

diameter nominal,

2.

diameter jatuh (

fall velocity

),

3.

diameter sedimentasi

(

sedimentation diameter

),

4.

diameter saringan,

(15)

Diameter nominal, dn

Diameter nominal dari butiran

didefinisikan sebagai diameter bola yang

mempunyai volume yang sama dengan

volume butiran.

Dalam beberapa kasus tertentu,

(16)

Diameter Jatuh

Diameter jatuh dari butiran didefinisikan

(17)

Diameter Sedimentasi

Diameter sedimentasi adalah merupakan

diameter bola yang mempunyai berat spesifik

dan kecepatan pengendapan yang sama

(18)

Diameter saringan/ayakan

Untuk menentukan ukuran butiran dengan saringan

(diameter saringan), biasanya digunakan beberapa saringan dengan ukuran lubang yang berbeda; hal ini

dimaksudkan untuk mengelompokkan material sedimen ke dalam beberapa kelompok ukuran yang berbeda.

Pengukuran diameter butiran dengan cara ini dilakukan untuk butiran yang mempunyai diameter lebih besar dari 0.0625 mm, sesuai dengan ukuran saringan terkecil.

Diameter saringan, d, dari suatu butiran adalah ukuran dari

lubang saringan pada mana butiran dapat lewat (lolos) saringan. Dengan demikian, diameter nominal dan

diameter ayakan untuk butiran yang berbentuk bola nilainya adalah sama, sedangkan untuk material sedimen pada

(19)
(20)

Sumbu

triaxial

Sumbu triaxial terdiri dari sumbu panjang,

sumbu pendek dan sumbu menengah,

dimana ketiga sumbu tersebut saling tegak

lurus satu sama lain. Dalam hal ini

a

ditetapkan sebagai sumbu panjang,

b

sumbu

menengah, dan

c

sebagai sumbu pendek.

a

(21)

Klasifikasi Ukuran Butiran

Klasifikasi ukuran butiran yang biasa digunakan oleh para

ahli hidraulika adalah klasifikasi ukuran butiran yang diusulkan oleh The Subcommittee on Sediment

Terminology dari AGU (American Geophysical Union). Ukuran butiran ditetapkan berdasarkan ukuran saringan (untuk butiran kasar) dan ukuran/diameter sedimentasi (untuk butiran halus).

Dalam literatur dikenal juga beberapa klasifikasi ukuran

(22)

Interval/range

(mm) Nama Interval/range (mm) Nama 4096 - 2048 Batu sangat besar

(Very Large Boulders) 1/2 - 1/4 (Medium Sand)Pasir sedang 2048 - 1024 Batu besar

(Large Boulders) 1/4 - 1/8 (Fine Sand)Pasir halus 1024 - 512 Batu sedang

(Medium Boulders) 1/8 - 1/16 Pasir sangat halus (Very Fine Sand) 512 - 256 Batu kecil

(Small Boulders) 1/16 - 1/32 Lumpur kasar (Coarse Silt) 256 - 128 Kerakal besar

(Large Cobbles)

1/32 - 1/64 Lumpur sedang (Medium Silt) 128 - 64 Kerakal kecil

(Small Cobbles) 1/64 - 1/128 Lumpur halus (Fine Silt) 64 - 32 Kerikil sangat kasar

(Very Coarse Gravel) 1/128 - 1/256 Lumpur sangat halus (Very Fine Silt) 32 - 16 Kerikil kasar

(Coarse Gravel) 1/256 - 1/512 Lempung kasar (Coarse Clay) 16 - 8 Kerikil sedang

(Medium Gravel) 1/512 - 1/1024 Lempung sedang (Medium Clay) 8 - 4 Kerikil halus

(Fine Gravel)

1/1024 - 1/2048 Lempung halus (Fine Clay) 4 - 2 Kerikil sangat halus

(Very Fine Gravel) 1/2048 - 1/4096 Lempung sangat halus (Very Fine Clay) 2 - 1 Pasir sangat kasar

(Very Coarse Sand) Koloid

(23)

Bentuk Butiran

Bentuk butiran adalah merupakan salah satu sifat sedimen yang

sering dianggap ikut berpengaruh terhadap proses sedimentasi. Bentuk butiran sedimen dapat mempengaruhi kecepatan aliran pada lokasi dimana butiran sedimen dasar bergerak; disamping itu dianggap pula bahwa bentuk butiran mempengaruhi

kecepatan endap, proses angkutan sedimen dasar, dll.

Untuk dapat mendefinisikan suatu bentuk butiran maka

digunakan suatu koefisien/paremeter tertentu. Banyak jenis

koefisien/parameter yang telah diusulkan oleh para ahli; namun koefisien/parameter tersebut pada prinsipnya dapat

dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:

 koefisien yang didasarkan pada volume butiran,

 koefisien yang didasarkan pada proyeksi luasan butiran, dan

(24)

Koefisien Berdasarkan Volume Butiran

Salah satu koefisen/parameter yang sering

digunakan untuk mendefinisikan bentuk butiran

berdasarkan volume butiran adalah sphericity.

Sphericity didefinisikan sebagai perbandingan antara

luas permukaan bola  yang mempunyai volume

sama dengan volume butiran  dengan luas

permukaan butiran. Untuk butiran berbentuk bola,

nilai sphericity akan sama dengan satu, sedangkan

untuk bentuk yang lain, nilai sphericity kurang dari

satu. Dengan kata lain, koefisien sphericity

(25)

Nilai sphericity untuk beberapa bentuk butiran

0.5 0.55 0.6 0.65 0.7

0.85

(26)

Koefisien Berdasarkan Proyeksi Luasan Butiran

Butiran/partikel sedimen berada dalam kondisi paling

stabil apabila sumbu pendek berada pada posisi vertikal. Dengan dasar ini, proyeksi luasan yang tegak lurus

dengan sumbu pendek tersebut dapat digunakan

sebagai dasar untuk menentukan koefisien; dalam hal ini dikenal suatu koefisien yang disebut sebagai koefisien

roundness.

Koefisien roundness digunakan untuk menunjukkan

keruncingan dari ujung-ujung butiran sedimen. Dengan

demikian, nilai roundness dapat memberikan gambaran

apakah ujung-ujung butiran berbentuk bulat/lengkung

atau runcing. Roundness didefinisikan sebagai

perbandingan antara jari-jari lengkung rerata dari ujung-ujung butiran sedimen dengan jari-jari lengkung

(27)

Nilai roundness untuk beberapa bentuk butiran

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

(28)

Koefisien Berdasarkan Sumbu

Triaxial

Kecepatan endap dari butiran sedimen dipengaruhi

oleh bentuknya, dan suatu parameter yang

selanjutnya disebut sebagai faktor bentuk (shape

factor), yaitu

Untuk butiran berbentuk bola, nilai shape factor ini

akan sama dengan satu, sedangkan untuk butiran

dengan bentuk selain bola, nilai shape factor lebih

kecil dari satu.

Shape factor

c

a b

(29)

Kecepatan Endap (Settling Velocity)

Persamaan Stokes untuk kecepatan endap butiran

berbentuk bola :

dengan :

w = kecepatan endap butiran bola

d = diameter butiran bola

 = viskositas dinamik zat cair

s = berat jenis butiran

 = berat jenis zat cair

wd s  2

(30)

Bentuk lain dari persamaan Stokes

Dengan :

C

D

: koefisien drag / koefisien seret

ρ

: rapat massa

Re : angka Reynolds

C

w d

D

24

24

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Literasi digital juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengetahui cara menggunakan komputer, telepon pintar, peranti lain , termasuk internet, untuk menemukan ,

data latih bayes classifier menghitun g probabilita s n-gram setiap tweet yang dijadikan data latih sejumlah sesuai dengan limitasi tweet dan juga menyimpa n jumlah

17 RUDY AHMAD SUDRAJAT, S.IK Kabid Integritas Aparatur

Dari hasil analisis diperoleh variabel pelatihan dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan diperoleh persamaan regresi Y = 9,387 +

Seni tari daerah Jambi cukup banyak ragam serta coraknya, dimana pada tiap-tiap daerah mempunyai ciri sesuai dengan keadaan daerah serta suku dalam kelompok masyarakat adat

Kondisi kesehatan organ reproduksi secara klinis umumnya dilakukan dengan palpasi maupun ins- peksi pada penis, testis dan skrotum yang diikuti dengan pemeriksaan makroskopis

Penelitian tentang penentuan dosis gula merah dan tepung ketan dalam pembuatan dodol dari kulit pisang terhadap selera konsumen ini memerlukan bahan-bahan yang

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Pengembangan