• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISTRIBUSI PRODUK DAN HARGA PADA EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DISTRIBUSI PRODUK DAN HARGA PADA EKONOMI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DISTRIBUSI PRODUK DAN HARGA PADA

EKONOMI ISLAM

Ditujukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

Dosen : Yaumul Khair Afif M.E.I

Di Susun Oleh Kelompok 7 (tujuh)

1. Faisal Amir

2. Cintana Zulkarnain Putri 3. Devi Asmita

4. Asra Nabila 5. Ega Ananda

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DISTRIBUSI PRODUK DAN HARGA PADA EKONOMI ISLAM” Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pengantar Bisnis yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta pada anggota tim yang selalu kompak dan konsisten dalam penyelesaian tugas ini.

Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Tanjung Pura Desesmber 2017

Tim Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Pembahasan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Pengertian Distribusi...2

B. Fungsi – Fungsi Utama Saluran Distribusi...3

C. Macam-Macam Saluran Distribusi...4

D. Islam dan sistem pasar...6

E. Penetapan Harga Menurut Pandangan Islam...9

BAB III PENUTUP...13

A. Kesimpulan...13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Distribusi menggambarkan jalur barang dari produsen sampai ke pelanggan. Saluran tersebut biasanya melibatkan juga perantara pemasaran, atau perusahaan yang ikut serta dalam proses pemindahan barang sampai ke tangan konsumen. Keputusan perusahaan yang berkaitan dengan distribusi dapat berpengaruh terhadap kinerjanya karena mempengaruhi cakupan produk atas pelanggan.

Dalam islam telah diatur mengenai cara bermuamalah bagi seorang muslim. Dalam jual beli kaitannya dengan penentuan harga, islam memperbolehkan jual beli dan melarang riba. Hal tersebut tertuang dalam surat Al-Baqarah : 275 yang artinya:

“Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

Penetapan harga menurut pandangan islam, tidak boleh ada unsur riba di dalamnya. Bagi pedagang tidak boleh meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menaikkan harga.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Distribusi ?

2. Bagaimana Fungsi – Fungsi Utama Saluran Distribusi ? 3. Bagaimana Macam-Macam Saluran Distribusi ?

4. Bagaimana Islam dan sistem pasar ?

5. Bagaimana Penetapan Harga Menurut Pandangan Islam ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Distribusi.

2. Untuk Mengetahui Fungsi – Fungsi Utama Saluran Distribusi. 3. Untuk Mengetahui Macam-Macam Saluran Distribusi.

(5)

5. Untuk Mengetahui Penetapan Harga Menurut Pandangan Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Distribusi

Dalam usaha untuk memperlancar arus barang/jasa dari produsen ke

konsumen, maka salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan adalah

memilih secara tepat saluran distribusi (channel of distribution) yang akan

digunakan dalam rangka usaha penyaluran barang-barang atau jasa-jasa dari

produsen ke konsumen.

Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari

produsen kepada konsumen. Kegiatan distribusi memiliki peranan penting bagi

produsen, sebab kegiatan tersebut mampu menyalurkan barang yang dihasilkan

produsen kepada masyarakat. Apabila barang atau jasa tidak disalurkan kepada

konsumen maka hasil produksi tersebut hanya akan menumpuk di gudang saja

sehingga produsen akan mengalami kerugian. Barang atau jasa akan berguna jika

sudah berada di tangan konsumen. Oleh karena itu, produsen berusaha

menyalurkan barang atau jasa tersebut kepada konsumen.1

Usaha jasa yang terkait dengan kegiatan distribusi di antaranya adalah

perdaganan, pengepakan, angkutan, dan asuransi.

Kegiatan distribusi akan berjalan lancar jika ditunjang oleh saluran

distribusi yang tepat. Saluran distribusi merupakan lembaga-lembaga atau badan

yang memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen.

Lembaga-1 Mustafa Edwin Nasution, et. al, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Kencana, Jakarta,

(6)

lembaga atau badan tersebut antara lain pedagang, distributor, agen, makelar,

pengecer dan lain-lain. Beberapa pengertian Saluran Distribusi antara lain sebagai

berikut

Menurut David A. Revzan Saluran Distribusi merupakan suatu jalur yang

dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai

pada pemakai. Pengertian Distribusi yang dikemukakan tersebut masih bersifat

sempit karena istilah barang sering diartikan sebagai suatu bentuk fisik, sehingga

akibatnya lebih cenderung menggambarkan pemindahan jasa-jasa atau kombinasi

antara baranf dan jasa.

Menurut The American Marketing Association Saluran Distribusi

merupakan suatu struktur unik organisasi dalam perusahaan yang terdiri dari agen,

dealer, pedagang besar dan pengecer melalui sebuah komoditi, produk atau jasa

dipasarkan. Definisi ini lebih luas dibandingkan dengan definisi yang pertama.

Dengan memasukkan istilah struktur menjadikan definisi ini memiliki tambahan

arti yang bersifat statis pada saluran dan tidak dapat membantuuntuk mengetahui

tentang hubungan-hubungan yang ada antara masing-masing lembaga.2

B. Fungsi – Fungsi Utama Saluran Distribusi

Sebuah saluran pemasaran melakukan tugas memindahkan barang atau

jasa dari produsen ke konsumen. la mengatasi sepanjang waktu, tempat dan

kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari calon pemakainya. Anggota

saluran pemasaran melaksanakan sejumlah fungsi utama sebagai berikut:

(7)

1) Informasi; Pengurnpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran

mengenai pelanggan, pesaing dan pelaku lain,serta kekuatan dalam

lingkungan pemasaran yang potensial pada saat ini.

2) Promosi; Pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif mengenai

penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan.

3) Negosiasi; usaha untuk meneapai persetujuan akhir mengenai harga, dan

syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan.

4) Pemesanan; Komunikasi terbaik dari anggota saluran pemasaran dengan

produsen mengenai minat untuk membeli.

5) Pembiayaan; perolehan dan alokasi dana yang dibutuhkan untuk membiayai

persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda.

6) Pengambilan resiko; asumsi resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan

fungsi saluran pemasaran tersebut.

7) Pemilikan fisik; kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik

dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir.

8) Pembayaran; pembeli membayar tagihannya kepada penjual lewat bank dan

institusi keuangan lainnya.

9) Hak milik; transfer kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi atau orang

ke organisasi atau orang yang lain.

C. Macam-Macam Saluran Distribusi

Terdapat berbagai macam saluran distribusi barang konsumsi, panjang pendeknya

saluran distribusi tergantung bergantung dari kebijakan perusahaan, diantaranya :3

1. Produsen – Konsumen

3 Prof. Dr. Husein Syahatah, Produk-Produk Investasi Bank Islam Teori Dan Praktek,

(8)

Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana

karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang

yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah

konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut

saluran distribusi langsung.

2. Produsen – Pengecer – Konsumen

Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang

besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer

dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani

pengecer saja.

3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan

saluran distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan

dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada

pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan

pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

4. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen

Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan

kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran

penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.

5. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai

(9)

kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam

saluran distribusi ini terutama agen penjualan.4

D. Islam dan sistem pasar

Secara umum dapat disampaikan bahwa kemunculan pesan moral Islam

dan pencerahan teori pasar, dapat dikaitkan sebagai bagian dari reaksi penolakan

atas sistem sosialisme dan sekularisme. Meskipun tidak secara keseluruhan dari

kedua sistem itu bertentangan dengan Islam. Namun Islam hendak menempatkan

segala sesuatu sesuai pada porsinya, tidak ada yang dirugikan, dan dapat

mencerminkan sebagai bagian dari the holistic live kehidupan duniawi dan

ukhrowi manusia.

Oleh sebab itu, sangat utama bagi umat Islam untuk secara kumulatif

mencurahkan semua dukungannya kepada ide keberdayaan, kemajuan dan

kecerahan peradaban bisnis dan perdagangan. Islam secara ketat memacu umatnya

untuk bergiat dalam aktivitas keuangan dan usaha-usaha yang dapat meningkatkan

kesejahteraan social.

Berdagang adalah aktivitas yang paling umum dilakukan di pasar. Untuk

itu teks-teks Al Qur’an selain memberikan stimulasi imperative untuk berdagang,

dilain pihak juga mencerahkan aktivitas tersebut dengan sejumlah rambu atau

aturan main yang bisa diterapkan di pasar dalam upaya menegakkan kepentingan

semua pihak, baik individu maupun kelompok.5

Konsep Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri di atas prinsip

persaingan bebas (perfect competition). Namun demikian bukan berarti kebebasan

4 Ibid hal. 41

5 Wahbah Zuhaili Mausu’ah al- Fiqh al-Islam wa al-Qadhaya al- Mu’asharah, Vol. IV,

(10)

tersebut berlaku mutlak, akan tetapi kebebasan yang dibungkus oleh frame

syari’ah. Dalam Islam, Transaksi terjadi secara sukarela (antaradim

minkum/mutual goodwill, Sebagaimana disebutkn dalam Qur’an surat An Nisa’

ayat 29. Didukung pula oleh hadits riwayat Abu dawud, Turmudzi, dan Ibnu

Majjah dan as Syaukani sebagai berikut:

”Orang-orang berkata: “Wahai Rasulullah, harga mulai mahal. Patoklah harga

untuk kami!” Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah-lah yang mematok

harga, yang menyempitkan dan yang melapangkan rizki, dan aku sungguh

berharap untuk bertemu Allah dalam kondisi tidak seorangpun dari kalian yang

menuntut kepadaku dengan suatu kezhaliman-pun dalam darah dan harta”. (HR

Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan asy-Syaukani).

Selanjutnya pasar yang adil akan melahirkan harga yang wajar dan juga

tingkat laba yang tidak berlebihan, sehingga tidak termasuk riba yang diharamkan

oleh Allah SWT. Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak

dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama

dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu

terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya

dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah

(11)

Dalam pada itu, transaksi yang dilakukan secara benar dan tidak masuk

dalam riba dalam mencari keutamaan Allah bahkan mendapat dukungan yang

kuat dalam agama6

“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)

negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan)

dunia dan berbuat baiklah … (QS. Al Qoshos: 77)

Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai

berikut: Pertama, ArRidha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas

dasar kerelaan antara masing-masing pihak (freedom contract). Hal ini sesuai

dengan Qur’an Surat an Nisa’ ayat 29:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh

dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”(Qs: Annisa’

29)

Kedua, berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan

terhambat bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli

dapat diartikan, setiap barang yang penahanannya akan membahayakan konsumen

atau orang banyak.7

Ketiga, kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat

penting dalam Islam, sebab kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri.

Islam melarang tegas melakukan kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun.

(12)

Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak langsung kepada para pihak yang

melakukan transaksi dalam perdagangan dan masyarakat secara luas.

Keempat, keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan

prinsip ini adalah transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam

pengungkapan kehendak dan keadaan yang sesungguhnya.

E. Penetapan Harga Menurut Pandangan Islam

Setelah perpindahan (hijrah) Rasulullah SAW ke Madinah, maka beliau

menjadi pengawas pasar (muhtasib). Pada saat itu, mekanisme pasar sangat

dihargai. Salah satu buktinya yaitu Rasulullah SAW menolak untuk membuat

kebijakan dalam penetapan harga, pada saat itu harga sedang naik karena

dorongan permintaan dan penawaran yang dialami. Bukti autentik tentang hal ini

adalah suatu hadis yang diriwayatkan oleh enam imam hadis (kecuali Imam

Nasa’i). Dalam hadis tersebut diriwayatkan sebagai berikut :

“Manusia berkata saat itu, ‘Wahai Rasulullah harga (saat itu) naik, maka

tentukanlah harga untuk kami’. Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya Allah

adalah penentu harga, Ia adalah penahan, Pencurah, serta Pemberi rezeki.

Sesungguhnya aku mengharapkan dapat menemui Tuhanku Diana salah seorang

di antara kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta.”

Nabi tidak menetapkan harga jual, dengan alasan bahwa dengan

menetapkan harga akan mengakibatkan kezaliman, sedangkan zalim adalah

haram. Karena jika harga yang ditetapkan terlalu mahal, maka akan menzalimi

pembeli; dan jika harga yang ditetapkan terlalu rendah, maka akan menzalimi

penjual.8

8 Siti Nur Fatoni, Pengantar Ilmu Ekonomi (Dilengkapi Dasar-Dasar Ekonomi Islam),

(13)

Hukum asal yaitu tidak ada penetapan harga (al-tas’ir), dan ini merupakan

kesepakatan para ahli fikih. Imam Hambali dan Imam Syafi’i melarang untuk

menetapkan harga karena akan menyusahkan masyarakat sedangkan Imam Maliki

dan Hanafi memperbolehkan penetapan harga untuk barang-barang sekunder.

Mekanisme penentuan harga dalam islam sesuai dengan Maqashid

al-Syariah, yaitu merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara

manusia. Seandainya Rasulullah saat itu langsung menetapkan harga, maka akan

kontradiktif dengan mekanisme pasar. Akan tetapi pada situasi tertentu, dengan

dalih Maqashid al-Syariah, penentuan harga menjadi suatu keharusan dengan

alasan menegakkan kemaslahatan manusia dengan memerangi distorsi pasar

(memerangi mafsadah atau kerusakan yang terjadi di lapangan)

Dalam konsep islam, yang paling prinsip adalah harga ditentukan oleh

keseimbangan permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara

penjual dan pembeli bersikap saling merelakan . Kerelaan ini ditentukan oleh

penjual dan pembeli dan pembeli dalam mempertahankan barang tersebut. Jadi,

harga ditentukan oleh kemampuan penjual untuk menyediakan barang yang

ditawarkan kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk mendapatkan harga

barang tersebut dari penjual.9

Akan tetapi apabila para pedagang sudah menaikkan harga di atas batas

kewajaran, mereka itu telah berbuat zalim dan sangat membahayakan umat

manusia,maka seorang penguasa (Pemerintah) harus campur tangan dalam

menangani persoalan tersebut dengan cara menetapkan harga standar. Dengan

maksud untuk melindungi hak-hak milik orang lain., mencegah terjadinya

(14)

penimbunan barang dan menghindari dari kecurangan para pedagang. Inilah yang

pernah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Kattab.

Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Ar-Ridha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar

kerelaan antara masing-masing pihak (freedom contract). Hal ini sesuai

dengan al-Qur’an Surat an- Nisa’ ayat 29 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. dan janganlah kamu

membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu.”(QS: An-Nisa’: 29)

2. Berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan

terhambat bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli.

Monopoli setiap barang yang penahanannya akan membahayakan

konsumen atau orang banyak.

3. Kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam

Islam, sebab kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam

melarang tegas melakukan kebohongan dan penipuan dalam bentuk

apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak langsung kepada para

pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan dan masyarakat

secara luas.10

(15)

4. Keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip

ini adalah transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam

(16)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas yang menjadi titik pentingnya adalah bahwa regulasi pasar dalam islam adalah dimaksudkan agar terjaganya hak dari semua pihak, baik pembeli maupun penjual. Untuk itu perlu ditekankan disini bahwa aspek utama dalam ekonomi islam termasuk dalam system pasar adalah aspek moralitas. Beberapa aspek itu menyangkut persoalan integritas, akuntabilitas, dan profesionalitas bila diterapkan dalam pelaksanaan system moder saat ini.

Yang tak kalah penting dari persoalan regulasi adalah komitmen islam dalam menegakkan aturan-aturan itu dengan memberlakukan institusi hisbah, yang memiliki tanggungjawab dan wewenang dalam pengawasan pasar, bahkan lembaga hisbah atau wilayatul hisbah dapat berlaku pada persoalan-persoalan lain yang lebih universal, seperti kesejahteraan, terpenuhinya fasilitas umum dan terjaganya hukum.

(17)

DAFTAR PUSAKA

Mustafa Edwin Nasution, et. al, 2010. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Kencana, Jakarta

Prof. Dr. Husein Syahatah. 2005. Produk-Produk Investasi Bank Islam Teori Dan Praktek, Pusat Kajian Ekonomi Islam (Pakeis) Kairo, cet. III,

Wahbah Zuhaili 2008. Mausu’ah Fiqh Islam wa Qadhaya al-Mu’asharah, Vol. IV, Dar al- Fikr. Damaskus.

Referensi

Dokumen terkait

Walhasil, implementasi manajemen mutu model SM3S pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan pelanggan (dalam hal ini para santri), sekaligus dalam kerangka pemenuhan ibadah

Menimbang, bahwa terlepas dari ketentuan-ketentuan formil sebagaimana terurai di atas, dalam perkara aquo, disamping ada kepentingan hukum Para Pemohon, juga

Akan tetapi, kita juga tidak bisa menjamin, bahwa dalam situasi ini, kelas menengah pun kemudian terkena dampak karena kondisi ekonomi yang tidak menentu.. Itu artinya, infodemi

A#aluasi dalam kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk melihat cakupan pemberian imunisasi secara berjenjang pada bayi dan batita yang wajib

Guru membagi siswa dalam 5 kelompok dari terdiri 4 orang untuk mendiskusikan mengenai peristiwa alam yang terjadi di Indonesia.. Two Stay

Data, pembahasan serta temuan-temuan yang didapatkan pada Bab 4 dan Bab 5 menggambarkan bahwa penyelenggaraan manajemen pemeliharaan jaringan distribusi air bersih di PDAM

Angkutan yang digunakan pedagang pengecer untuk mengangkut bawang merah dari desa Tonsewer dengan tujuan pasar Langowan dan Kawangkoan menggunakan motor (ojek) biaya

(1) Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan mempunyai tugas menyelenggarakan bimbingan, penyuluhan, pembinaan, pelayanan, pengawasan/penertiban dan pengembangan di