• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Ranting Medan Sunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Ranting Medan Sunggal"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktifitas

manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi kedepannya. Listrik

menjadikan manusia ketergantungan akan keberadaannya, tidak dapat dipungkiri

bahwa listrik merupakan tenaga yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang

mendukung aktifitas manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah dalam

penyediaan listrik bagi masyarakat luas. Tidak heran jika pemerintah menguasai

kepentingan listrik dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dapat

mengaturnya dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli

dalam kepentingan ini. Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk

masyarakat adalah PT. PLN, dimana perusahaan listrik milik negara ini telah banyak

memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan listrik untuk

masyarakat. Selaku perusahaan milik negara yang menangani masalah kepentingan

listrik di Indonesia, yang memberikan jumlah pasokan listrik kepada masyarakat

dalam jumlah yang sangat besar. Tentunya PT. PLN memberikan pelayanan sebagai

upaya pasti dalam memberikan public service yang maksimal untuk kepentingan dan

kemajuan bangsa.

Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa “ketergantungan” akan

kebutuhan listrik memang tidak memiliki banyak pilihan dalam pemenuhan

(2)

mempunyai harapan khususnya dalam pelayanan administrasi maupun listrik.

Masyarakat tentu menginginkan supaya kontinuitas dan kualitas pelayanan listrik

PLN dapat dijamin. Namun dalam operasional pelayanan tidak dapat dihindari

terjadinya kesalahan administrasi maupun gangguan teknis. Hal semacam inilah yang

dapat menimbulkan ketidakpuasan pelanggan. Pelayanan pada hakekatnya

merupakan serangkaian kegiatan karena itu ia merupakan proses sebagai proses

pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh

kehidupan orang dalam masyarakat. Menurut Soegiarto (2002:36) pelayanan

diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang

lain yang tingkatan pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani

maupun dilayani. Menurut Fred Luthans dalam Moenir (2006: 16-17), pelayanan

adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung.

Dengan arti luas proses menyangkut segala usaha yang dilakukan oleh seseorang

dalam rangka pencapaian tujuan. Menurut Sadu W. (2003: 4), pelayanan umum

adalah pemberian jasa baik oleh Pemerintah publik swasta atas nama Pemerintah

ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna

memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

PT. PLN (persero) menyadari kebutuhan listrik masyarakat yang semakin

ketergantungan akan adanya tenaga listrik, dengan terus melakukan berbagai kajian

untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menawarkan berbagai program layanan.

Seiring berjalannya waktu dan untuk mengembangkan pelayanan suatu perusahaan

maka dibuatlah suatu inovasi demi mempertahankan eksistensi dan juga untuk

(3)

Bentuk inovasi yang diciptakan oleh PT. PLN adalah dengan mengeluarkan program

listrik pintar. Listrik pintar adalah inovasi layanan dari PLN yang mulai

disosialisasikan sejak tahun 2008 namun baru resmi diluncurkan pada tahun 2009.

Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik pascabayar, yaitu pelanggan

menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya.

Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang

harus dibayar pelanggan, melakukan penagihan kepada pelanggan yang terlambat

atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak

membayar rekening listrik setelah waktu tertentu, mekanisme tersebut di atas tidak

dilaksanakan pada sistem listrik pintar (prabayar).

Pada sistem listrik pintar, pelanggan mengeluarkan uang/biaya lebih dulu

untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya. Besar energi listrik yang

telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang

terpasang dilokasi pelanggan melalui sistem ‘token’ (pulsa) atau stroom. Perubahan

model migrasi dari pascabayar ke prabayar maupun pasang baru listrik prabayar

otomatis berkaitan dengan voucher/token pulsa untuk dapat menggunakan aliran

listrik. Salah satu alasan selain untuk meningkatkan pelayanan, dilaksanakanya

program listrik pintar ini diantaranya adalah, banyak sekali kejadian salah baca meter,

tagihan yang tidak menentu, tunggakan rekening, dan salah pemutusan, yang

menderita juga bukan hanya masyarakat, tapi PLN pun ikut merugi. Sebagai

pembelajaran dan mengantisipasi dari banyak kejadian dan masalah maka

diluncurkanlah program Listrik Pintar, maka dengan program ini masyarakat diajak

(4)

penggunaan listrik. Penggunaan listrik yang cenderung terlewatkan oleh para

konsumennya yang notabene adalah masyarakat luas, sehingga penggunaan listrik

terkadang memakan biaya yang tidak sedikit untuk konsumsi rumah ataupun usaha.

Sistem kWh meter prabayar berbeda bila dibandingkan kWh meter yang biasa

dipakai selama ini (pascabayar), terbuat dari meter elektronik dipasang di pelanggan

yang digunakan untuk mengukur pemakaian listrik pelanggan dan memantau serta

mengontrolnya. Meteran ini mempunyai beberapa fungsi atau fitur antara lain,

sebagai berikut: Mempunyai no seri unik sesuai dengan STS (Standart Transfer

Specification) kontraktor untuk menghubungkan atau memutuskan koneksi listriknya.

Low credit warning (visual dan audible) Memiliki memori yang tidak terhapuskan

Non volatile memory pada display LCD dapat ditampilkan sisa kredit kWh, daya

yang dipakai,status kontraktor, jumlah kWh yang dipakai sejak dipasang, informasi

baik saat menerima token serta informasi lain. (Sumber :www.pln.co.id ).

Meski demikian adanya inovasi baru yang dilakukan PT.PLN (Persero) dalam

memberikan pelayanan yang prima, namun masih banyak masyarakat yang tetap

menggunakan listrik konvensional (pascabayar) dan tidak beralih kepada listrik pintar

(prabayar) yang merupakan inovasi baru yang di tawarkan oleh PT. PLN (Persero),

dimana inovasi ini dinyatakan lebih menguntungkan tidak hanya kepada pelanggan

yang menggunakan listrik pintar (prabayar) namun juga kepada PT. PLN (Persero) itu

sediri.

Program Listrik Pintar (prabayar) yang diluncurkan oleh PT. PLN disuatu sisi

banyak terjadi permasalahan, ini dibuktikan dengan adanya keluhan maupun

(5)

dalam menyelesaikan penanganan keluhan dari pelanggan terutama dengan inovasi

baru yang diluncurkan dan belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.

Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin membahas tetang kebijakan

program yang di luncurkan oleh PT. PLN dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat.

Sehingga dapat ditentukan judul penelitian yaitu ”Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal ”

B.Perumusan Masalah

Dengan adanya latar belakang serta uraian permasalahan diatas maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana perbandingan

antara tingkat kepuasan pelanggan listrik pintar (prabayar) dengan listrik

konfensional (pascabayar) pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Ranting

Medan Sunggal?”

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai sasaran yang hendak

dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya.

Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk

menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

(6)

dengan listrik konfensional (pascabayar) pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatra

Utara Ranting Medan Sunggal?”

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam pelaksanaan penelitian ini

adalah:

1. Secara ilmiah, untuk menambah khasanah ilmiah dan sumbangan bagi

pengembangan teori-teori dalam ilmu Administrasi Negara khususnya dalam

kaitannya dengan perbandingan tingkat kepuasan pelanggan listrik pintar

(prabayar) dengan listrik konfensional (pascabayar) pada PT.PLN (Persero)

Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik

secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu

Administrasi Negara.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau sumbangan

pemikiran bagi PT PLN (Persero) Wilyah Sumatra Utara, Ranting Medan

Sunggal.

E. Kerangka Teori

Menurut Hoy dan Miskel (Sugiyono. 2004 : 55) teori adalah seperangkat

konsep, asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan

menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. Sebelum melakukan penelitian yang

(7)

berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang

dipilihnya. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel,

atau pokok masalah yang ada dalam penelitian. (Arikunto. 2002:92).

Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah

yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang membantu dan sebagai bahan referensi

dalam penelitian. Kerangka teori diharapkan dapat memberikan pemahaman yang

jelas dan tepat bagi peneliti. Tujuan perusahaan dapat di capai melalui upaya

memuaskan pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan tidak

semata-mata hanya menekankan pada aspek transaksi namun justru lebih berfokus pada

aspek relasional.

1. Pelayanan Publik

a. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan adalah serangkaian kegiatan karena merupakan suatu proses,

sebagai proses pelayanan langsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi

seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Menurut Saiful (2008 : 3) menjelaskan

yang dimaksud pelayanan publik (public service) adalah suatu pelayanan atau

pemberian terhadap masyarakat yang berupa fasilitas-fasilitas umum, baik jasa

maupun non jasa yang dilakukan oleh organisasi public dalam hal ini adalah suatu

pemerintahan.

Menurut Winardi (1994:40) pengertian pelayanan adalah "sesuatu kegiatan

(8)

orang lain ”. Dari pengertian itu dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan

suatu kegiatan yang berorientasi kepada konsumen, dengan tujuan memberikan

manfaat kepada pihak lain yang dilakukan dengan jalan menyelenggarakan jasa

perorangan tertentu, misalnya jasa Pengacara, Konsultan, Perbankan, Dokter dan lain

sebagai.

Selanjutnya menurut Kotler (1995:548) jasa/pelayanan adalah “ setiap

tinda-kan atau kegiatan yang dapat ditawartinda-kan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Berdasarkan pengertian-pengertian dari atas maka jasa/pelayanan merupakan suatu

kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, tidak dapat dirasakan dari pada

dimiliki, konsumen lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa

tersebut.

b. Asas-Asas Pelayanan Publik 1. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas.

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

(9)

4. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik

dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, dan agama,

golongan, gender dan status ekonomi.

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban

masing-masing pihak.

c. Bentuk- Bentuk Pelayanan Publik

Menurut Moenir (2010 : 190) bentuk pelayanan public itu terdiri dari 3

macam yaitu :

1. Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang hubungan

masyarakat (humas), di bidang layanan informasi dan di bidang-bidang lain yang

tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang

memerlukan.

Agar pelayanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat

yang harus dipenhi oleh pelaku layanan, yaitu :

a) Memahami benar masalah-masalah yang dihadapi yang termasik dalam

(10)

b) Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi

cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh

kejelasan mengenai sesuatu

c) Bertingkah laku sopan dan santun

d) Meski dalam keadaan sepi, tidak berbincang dan bercanda dengan sesama

pegawai, karena menimbulkan kesan tidak displin dan melalaikan tugas.

2. Layanan melalui tulisan

Layanan melalui tulisan ini merupakan jenis pelayanan dengan membrikan

penjelasan melalui tulisan di dalam pengelolaan masalah masyarakat, pelayanan

dalam bentuk ini terdiri dari dua jenis yaitu :

a) Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan kepada

oarng-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam berurusan

dengan instansi atau lembaga.

b) Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atau permohonan, laporan, keluhan,

pemberian/ pelayanan, pemberitahuan dan lain sebagainya.

3. Layanan berbentuk perbuatan

Dalam kenyataan sehari-hari, jenis layanan ini memang tidak terhindar dari

layanan lisan, jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung.

Hal ini disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam

hubungan pelayanan secara umun, hanya titik berat terletak pada perbuatan itu

sendiri yang ditunggu oleh yang berkepentingan. Jadi tujuan utama yang

berkepentingan adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil

(11)

Disini factor kecepatan dalam pelayanan (pengerjaan) menjadi dambaan setiap

orang, disertai dengan kualitas hasil yang memadai.

d.Prinsip- Prinsip Pelayanan Publik

Di dalam keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatut Negara No 63 tahun

2003 disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa

indikator :

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit- belit, mudah dipahami, dan mudah

dilaksanakan.

2. Kejelasan

Kejelasan ini mencakup dalam hal :

a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik

b) Unit kerja/ pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/ sengketa dalam

pelaksanaan pelayanan public

c) Rincian biaya pelayanan public dan tata cara pembayaran

3. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaiakn dalam kurun waktu yang telah

ditentukan.

4. Akurasi

(12)

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum.

6. Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/

persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya

yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan

informatika (telematika).

8. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh

masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta

memberikan pelayanan dengan ihklas.

10.Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan

(13)

e) Kelompok Pelayanan Publik

1. Kelompok Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status

kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap

suatu barang dan sebagainya. Dokument-dokumen ini antara lain Kartu Tanda

Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku

Pemilik Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor,

Sertifikat Kepemilikan/ Pengusaan Tanah dan sebagainya.

2. Kelompok pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk/ jenis yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telpon, penyediaan

tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.

3. Kelompok Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk

jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.

2. Kepuasan Pelanggan/ Masyarakat

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan

manajemen. Pelanggan merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai

kepuasan dan kualitas jasa. Oleh karena itu, pelanggan memegang peranan cukup

penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang

(14)

Hal ini didukung oleh pernyataan Hoffman dan Beteson (1997, p.270), yaitu :

”weithout custumers, the service firm has no reason to exist”. Definisi kepuasan

masyarakat menurut Mowen (1995, p.511): ”Costumers satisfaction is defined as the

overall attitudes regarding goods or services after its acquisition and uses”. Oleh

karena itu, badan usaha harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat

sehingga mencapai kepuasan masyarakat dan lebih jauh lagi kedepannya dapat

dicapai kesetiaan masyarakat. Sebab, bila tidak dapat memenuhi kebutuhan dan

kepuasan masyarakat sehingga menyebabkan ketidakpuasan masyarakat

mengakibatkan kesetiaan masyarakat akan suatu produk menjadi luntur dan beralih

ke produk atau layanan yang disediakan oleh badan usaha yang lain.

Menurut Mendelsohn (1998, p.42) ada 2 keuntungan bagi badan usaha dengan

adanya kepuasan masyarakat, yaitu :

”First, retaining customers is less expensive than acquiring new ones. Second,

increasing competition in the form of product, organizations, and distributing outlets

means fierce pressure for costumers. And costumners satisfaction is viable strategy to

maintain market share against the competitions”. Untuk mengukur kepuasan

masyarakat digunakan atribut yang berisi tentang bagaimana masyarakat menilai

suatu produk atau layanan yang ditinjau dari sudut pandang pelanggan.

Menurut Dulka, kepuasan masyarakat dapat diukur melalui atribut-atribut

pembentuk kepuasan yang terdiri atas :

a. Value to price relationship. Hubungan antara harga yang ditetapkan oleh

(15)

b. Product value adalah penilaian dari kualitas produk atau layanan

yangdihasilkan suatu badan usaha.

c. Product benefit adalah manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkosumsi

produk yang dihasilkan oleh badan usaha.

d. Product feature adalah ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang mendukung

fungsi dasar dari suatu produk sehingga berbeda dengan produk yang

ditawarkan pesaing.

e. Product design adalah proses untuk merancang tampilan dan fungsi produk.

f. Product reliability and consistency adalah kekakuratan dan keandalan produk

yang dihasilkan oleh suatu badan usaha.

g. Range of product ar services adalah macam dari produk atau layanan yang

ditawarkan oleh suatu badan usaha.

3. Listrik Pintar (Prabayar)

Listrik prabayar merupakan cara pembelian dimana pelanggan membayar

terlebih dahulu baru kemudian menikmati aliran listrik, berupa voucher isi ulang yang

telah tersedia di ribuan loker-loket yang tersebar di seluruh Indonesia, voucher listrik

prabayar/stroom ini diharap mampu menjangkau lebih luas masyarakat melalui

kemitraan dengan Bank, PT.Pos Indonesia dan mitra pihak ketiga lainnya. Layanan

listrik prabayar ini menggunakan alat khusus yang berbeda dengan layanan listrik

pasca bayar/ biasa. Alat khusus ini dinamakan KWH meter (meteran listrik) prabayar,

atau lebih dikenal sebagai meter prabayar.

(16)

kepada pelanggannya agar dapat mengendalikan pemakaian listriknya sesuai dengan

kebutuhan dan bagi pelanggan pasang baru maupun yang migrasi dari pasca bayar

dapat dengan mudah mengajukan pemasangan listrik prabayar cukup dengan

menghubungi kantor pelayanan PLN terdekat, melengkapi surat-surat permohonan,

dan jika hasil survey lokasi tidak ada masalah, maka dengan segera PLN dapat

melakukan pemasangan.

Manfaat dari program listrik prabyar ini yaitu pelanggan dengan mudah dapat

memantau pemakaian listriknya setiap saat, pelanggan dapat mendisiplikan diri

sendiri untuk menggunakan listrik sesuai dengan anggaran belanja, selain itu

pelanggan dengan mudah dapat mengendalikan pemakaian dan biaya listriknya

sehingga terhindar dari pemborosan, pelanggan juga perlu terikat dengan jadwal

pembayaran listrik bulanan karena pada KWH dapat ditambah berapa saja dan kapan

saja sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan. Melakukan kontrol penggunaan

listrik, merubah prilaku hemat energy dan juga adanya privacy (tidak perlu mencatat

meter/bulan)

4. Listrik Konfensional (Pascabayar)

Listrik pasca bayar adalah transaksi pemakaian tenaga listrik yang

menggunakan meteran elektronik pasca bayar dengan cara pembayaran di akhir.

Pelanggan listrik pasca bayar menggunakan sejumlah arus listrik yang diperlukan

serta digunakan oleh pelanggan layanan listrik pasca bayar, di hitung dengan

menggunakan meteran elektronik pasca bayar. Setiap bulannya dilakukan pembacaan

(17)

pembacaan, pencatatan dan perekaman angka kedudukan meter alat ukur meter kWh,

meter kVArh, meter KVA maksimal pada setiap pelanggan serta pembacaan dan

pencatatan petunjuk saklat waktu. Setelah itu maka data meter yang telah di catat dan

dikirim kepada fungsi pembuatan rekening, lalu dilakukan pemeriksaan hasil

pembacaan meter dan perbaikan kesalahan pembaca meter, melakukan laporan sesuai

bidangnya dan nantinya akan diterbitkannya rekening listrik hasil pemakaian listrik

pada setiap bulannya,dan dilakukan pembayaran di akhir kepada PT PLN sesuai

dengan pemakaian listrik yang digunakan oleh pelanggan.

5. PT. PLN (Persero)

Pada tahun 1972 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 17, status

Perusahaan Listrik Negara (PLN) di tetapkan sebagai peruahaan umum Listrik

Negara dan sebagai pemegang kuasa ketenaga listrikan (PKUK) dengan tugas

menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

Seiring dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada

sector swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik, maka sejak

rahun 1994 status PLN beralih dari perusahaan umum menjadi perusahaan perseroan

(persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum

(18)

a. Landasan Hukum Kegiatan Online PT PLN (Persero)

Dengan melakukan kegiatan online PT PLN (Persero) sebagai badan usaha

yang banyak melibatkan perusahaan Negara lainnya memiliki beberapa landasan

hukum diantranya:

1) Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 dan Nomor 7 tahun 1998 tentang

perbankan (pasal 1 butir 2).

2) Keputusan direksi PT PLN (Perseo) No. 021.K/0599/DIR/1995 tanggal 23 Mei

1995 Tentang Pedoman dan petunjuk tata usaha pelanggan

3) Edaran Direksi PT.PLN (persero) No.010.E/021/DIR/2002 tanggal 29 juni 1984

Tentang penyelenggaraan Bank,PT.Pos Indonesia dan mitra dibawahnya.

b. Hak Dan Kewajiban PT PLN (Persero) 1) Hak PT PLN (Persero)

a) Melakukan pemadaman dan penghentian penyaluran tenaga listrik dalam

pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, pemeriksaaan, perbaikan, perluasan dan

rehabilitasi instalasi peralatan listrik PT PLN (persero).

b) Melintasi tanah dan bangunan milik pelanggan untuk melakukan:

- Penyambungan baru atau tambah daya.

- Pekerjaan pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, perluasan dan rehabilitasi

instalasi peralatan listrik milik PT PLN (persero).

- Pemeriksaan dalam rangka penertiban pemakaiaan tenaga listrik (P2TL) dan

segala penyelesaiannya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan

(19)

- Penebangan atau pemotongan tumbuh-tumbuhan milik pelanggan di lokasi

manapun yang menurut PT PLN (persero) membahayakan kelangsungan

penyaluran tenaga listrik atau keselamatan umum.

c) Menolak atau menyetujui permohonan pemindahan tiang listrik dan peralatan

pendukung lainnya milik pelanggan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Kewajiban PT PLN (Persero)

a) Menyediakan APP setelah pelanggan memenuhi persyaratan penyambungan.

b) Menyediakan tenagan listrik secara berkesinambungan sesuai dengan tingkat

mutu pelayanan (TMP) PT PLN (Persero).

c) Melakukan perbaikan pada sambungan tenaga listrik dan penggantian APP

pelayanan apabila terjadi kerusakan.

d) Memberikan pelayanan dan informasi atas keluhan atau gangguan listrik.

c. Hak dan Kewajiban Pelanggan 1) Hak pelanggan Listrik

a) Meminta pelayanan sesuai tingkat mutu pelayaanan (TMP) yang ditetapkan PT

PLN (Persero)

b) Menerima retribusi dari PT PLN (Persero) akibat todak terpenuhinya TMP sesuai

dengan ketentuan yang berlaku

c) Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan instalasi milik PT

(20)

d) Menanyakan kartu identitas atau surat perintah kerja yang membuktikan bekerja

untuk PT PLN (Persero) kepada siapapun juga yang akan melakukan tindakan

mengatasnamakan kepentingingan PT PLN (Persero) dan menolak kedatangan

PTPLN (Persero) tanpa kartu identitas atau surat perintah

e) Mendapat informasi dan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

tenaga listrik.

2) Kewajiban Pelanggan Listrik

a) Menyetujui ketentuan penempatan APP milik PT PLN (Persero) sedemikian rupa

sehingga aman dan mudah untuk diperiksa PT PLN (Persero)

b) Menjaga APP dan perlengkapan milik PLN (Persero)

c) Memeriksa Surat Tugas dan identitas petugas P2TL pelayanan teknik, pelayanan

gangguan, pemutusan dan penyambungan PT PLN (Persero)

d) Mengijinkan PT PLN (Persero) memasang instalasi listrik antara lain tiang listrik

dan peralatan pendukung lainnya dihalaman rumah atau bangunan pelanggan

guna memberikan sambungan listrik kepada bangunan lain

e) Membayar ganti rugi APP yang hilang atau rusak akibat kelalaian atau

kesengajaan pelanggan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

f) Membayar tagihan susulan akibat ditemukannya pelanggaran pemakaian tenaga

listrik tidak terukur secara penuh akibat peralatan pengukuran bekerja tidak

normal bukan dikarenakan kesalahn PT PLN (Persero).

g) Menyediakan lokasi, membayar pemindahan dengan ganti rugi kWh yang tidak

(21)

atau peralatan pendukung lainnya atas persetujuan PT PLN (Persero)

h) Mematuhi segala ketentuan yang berlaku di PT PLN (Persero)

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan

memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti. Pembuktian dari

hipotesa tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas.

Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesa sebagai berikut:

1. Ha : Terdapat perbedaan tingkat kepuasan antara pelanggan listrik pintar

(prabayar) dengan listrik konfensional (pascabayar) pada PT.PLN (Persero)

wilayah Sumatra Utara ranting Medan Sunggal.

2. Ho: Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan antara pelanggan listrik pintar

(prabayar) dengan listrik konfensional (pascabayar) pada PT.PLN (Persero)

wilayah Sumatra Utara ranting Medan Sunggal.

G. Kerangka Konsep

Menurut Singarimbun (1995:33) konsep adalah istilah dan defenisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok,

individu yang menjadi pusat perhatian. Konsep penelitian sangat diperlukan agar

tidak menimbulkan kekacauan atau kesalah pahaman yang dapat mengaburkan tujuan

(22)

Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Tingkat kepuasan pelanggan/ masyarakat dapat diukur melalui atribut-atribut

pembentuk kepuasan yang terdiri atas :

a. Hubungan antara harga yang ditetapkan oleh badan usaha untuk dibayar

dengan nilai/manfaat yang diperoleh masyarat.

b. penilaian dari kualitas produk atau layanan yangdihasilkan suatu badan

usaha.

c. manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkosu msiproduk yang

dihasilkan oleh badan usaha.

d. ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang mendukung fungsi dasar dari suatu

produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan pesaing.

e. proses untuk merancang tampilan dan fungsi produk.

f. kekakuratan dan keandalan produk yang dihasilkan oleh suatu badan

usaha.

g. macam dari produk atau layanan yang ditawarkan oleh suatu badan usaha.

2. Listrik pintar/listrik prabayar merupakan cara pembelian dimana pelanggan

membayar terlebih dahulu baru kemudian menikmati aliran listrik, berupa

voucher isi ulang yang telah tersedia di berbagai tempat. Layanan listrik

prabayar ini menggunakan alat khusus yang berbeda dengan layanan listrik pasca

bayar/ biasa. Alat khusus ini dinamakan KWH meter (meteran listrik) prabayar,

(23)

3. Listrik konfensional/listrik pasca bayar adalah transaksi pemakaian tenaga listrik

yang menggunakan meteran elektronik pasca bayar dengan cara pembayaran di

akhir. Pelanggan listrik pasca bayar menggunakan sejumlah arus listrik yang

diperlukan serta digunakan oleh pelanggan layanan listrik pasca bayar, di hitung

dengan menggunakan meteran elektronik pasca bayar. Dan pada setiap bulannya

dilakukan pembacaan meter yang berfungsi dalam pelaksanaan,persiapan,dan

pengendalian dalam kegiatan pembacaan, pencatatan dan perekaman angka

kedudukan meter alat ukur meter kWh, meter kVArh, meter KVA maksimal

pada setiap pelanggan serta pembacaan dan pencatatan petunjuk saklat waktu.

G. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana mengukur suatu variable sehingga dengan pengukuran tersebut dapat

diketahui indikator-indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisa ke dalam

variable-variabel tersebut (Singarimbun, 1989: 46).

Variabel X1

1. Bagaimana mengukur tingkat kepuasan masyarakat pengguna listrik

pintar/prabayar.

2. Apakah pengguna listrik prabayar telah merasa puas akan layanan yang di berikan

kepada pelanggan listrik prabayar.

3. Sejauhmana perbedaan tingkat kepuasan pelayanan listrik prabayar dengan listrik

(24)

Variabel X2

1. Bagaimana mengukur tingkat kepuasan masyarakat pengguna listrik

konfensional/pascabayar.

2. Apakah pengguna listrik pascabayar telah merasa puas akan layanan yang di

berikan kepada pelanggan listrik pascabayar.

3. Sejauhmana perbedaan tingkat kepuasan pelayanan listrik pascabayar dengan

listrik prabayar.

H. Sistematika Penulisan

Penulis menyusun skripsi ini dengan menggunakan sistematika yang

sederhana dengan maksud agar lebih mudah menerangkan segala permasalahan agar

menjadi terarah pada sasaran permasalahan.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari desain dan teknik penelitian, kerangka pemikiran,

hipotesis, definisi operasional variabel, data dan teknik pengumpulan

data, populasi dan sampel, dan metode analisis data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai lokasi

dimana penelitian dilaksanakan.

(25)

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan

dokumentasi yang akan dianalisis

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini memuat analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dan

memberikan interpretasi atas masalah permasalahn yang diteliti.

BAB VI : PENUTUP

Penutup berisi kesimpulan dari serangkaian pembahasan skripsi,

keterbatasan penelitian, dan saran yang perlu untuk disampaikan baik

untuk subyek penelitian maupun bagi penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Kenaikan Tarif Cukai Rokok Kretek terhadap Harga, Penawaran dan Permintaan Komoditas Rokok Kretek dan Komoditas

Tujuan dari tahap implementasi ini adalah untuk menyelesaikan disain sistem yang telah disetujui,dalam hal menguji serta mendokumentasikan program- program dan

BAB IV.. yang berada pada wilayah perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Riau dan dilewati oleh Jalur Lintas Tengah Sumatera. Kabupaten Dharmasraya

Sehingga, posisi media massa masih sebagai perpanjangan tangan dari manusia; dalam konteks ruang publik tentu saja pemerintah dan masyarakat, karena itu apakah bisa dikatakan

reward berupa pesan yang berisikan tentang sejarah dari gedung Lawang Sewu yang diharapkan dapat menambah wawasan pemain.. Game “Find Me: Lawang Sewu” didesain dengan

Kepada seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, yang memperlancar proses penyusunan skripsi ini sampai akhirnya

Sistem monitoring mobil listrik menampilkan dan memberikan informasi-informasi arus yang digunakan, kapasitas accu, kecepatan dan jarak tempuh, informasi koneksi dengan

salah satu ciri orang yang mempunyai kepuasan kerja tinggi adalah mempunyai komitmen organisasi tinggi. Namun kenyataan yang terjadi pada bank ini adalah komitmen