• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERIMA HONORARY FELLOWSHIP AWARD 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERIMA HONORARY FELLOWSHIP AWARD 2008"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Januari 2009 | No. XIX | ENGINEER MONTHLY 1

MONTHLY REPORT INI BERISI LAPORAN REKAMAN KEGIATAN BULAN SEBELUMNYA DAN PENGUMUMAN/AGENDA KEGIATAN PII BULAN BERJALAN.

MEDIA INI DIPERUNTUKKAN KHUSUS BAGI KALANGAN INTERNAL JAJARAN PENGURUS PUSAT PII BERIKUT DEWAN PENASEHAT, DEWAN INSINYUR, DEWAN PAKAR, MAJELIS KEHORMATAN INSINYUR DAN PENGURUS INTI BADAN KEJURUAN (BK), DAN PENGURUS CABANG. DISIAPKAN OLEH DIREKTUR EKSEKUTIF (DE) DAN WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF (WDE) PII

Isi Sepenuhnya Menjadi Tanggung-jawab DE dan WDE. KONTAK:

DIREKTUR EKSEKUTIF, RUDIANTO HANDOJO WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF, HERRY SUGIHARTO SEKRETARIAT:

JL. HALIMUN 39 JAKARTA SELATAN 12980 TELP. 62-21 8352180-81, FAKS. 62-21 83700663 EMAIL : SEKRETARIATPII@YAHOO.CO.ID

Hal 2

Laporan selengkapnya hal 5-12

Salam,

Apa boleh buat, tahun 2009 di Indonesia sudah terlanjur identik dengan agenda politik lima tahunan itu, Pemilu. Jauh sejak tahun-tahun sebelumnya, kalau orang menyebut 2009, maka yang dimaksud - hampir pasti - adalah Pemilu. Atau setidaknya berkaitan dengan pemilu. Kelangkaan bahan bakar gas atau isu swasembada beras pun dikait-kaitkan dengan Pemilu.

And now, here we are: 2009! Tahun paling sibuk buat partai politik. Boleh jadi, sebagian insinyur memandang pesta politik 2009 ini tak lebih dari sekedar tontonan atau bahan perbincangan ringan di antara kolega. Tapi bagi sebagian yang lain,

COVER ...1

SALAM REDAKSI...2

MONTHLY REPORT...4

CAFEO 26 JOURNEY...5

PLTN, KESELAMATAN DAN LIMBAHNYA ... 10

PII SUMBAR GELAR SEMINAR...12

SUKA TIDAK SUKA, SIAP TIDAK SIAP ATAU TIDAK SAMA SEKALI...13

SATU-SATUNYA CEO INDUSTRI PUPUK INFO ...10

GALERI...16

E D I S I I N I :

POLITICAL

ENGINEERING

HINGGA JUM’AT PAGI, 28 NOVEMBER 2008, TIDAK TERDAPAT TANDA-TANDA AKAN DIBUKANYA INTERNATIONAL AIRPORT SERTA BEREDARNYA BERBAGAI RUMOR, YANG BERKAITAN DENGAN PENANGANAN DEMO SERTA

(2)

politik adalah magnet.

Bahkan Presiden RI pertama pun adalah insinyur. Banyak menteri dan anggota legislatif berlatar insinyur. Bukan karena teknologi dan engineering kalah menarik. Dan tentu juga bukan karena singgasana politik lebih menjanjikan kesejahteraan perorangan. Toh banyak insinyur yang lebih makmur ketika mereka menjadi insinyur ketimbang setelah menjadi pejabat negara. Ini memang soal panggilan jiwa. Ada insinyur yang terpanggil untuk meretas program aplikasi yang Indonesia asli, temuan budidaya untuk mencapai swasembada, inventing bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan, atau membangun jembatan antarpulau. Tapi ada pula engineer yang gregetan melihat tatanan politik yang amburadul dan karenanya memutuskan untuk membenahi. Untuk meng-engineering tatanan sosial-politik.

Maka menyusul Ir. Soekarno, belakangan juga mencuat nama-nama seperti (Prof ) Engineer BJ Habibie, Ir. Arifin Panigoro, Ir. Laksamana Sukardi, dan masih ada sederet panjang lagi. Ketua Umum PII juga anggota legislatif, dan Sekjen PII nampaknya akan segera menyusul. Memang, ada yang mempertanyakan prestasi insinyur Indonesia di ranah politik. Lalu ada yang menjawab dengan pertanyaan balik: Lho, memangnya tokoh dengan latar-belakang apa yang pernah sukses memimpin Indonesia? Anggaplah tak ada. Namun harapan selalu ada. Dan selalu ada orang yang punya cita-cita dan hasrat menggebu untuk memperbaiki bangsanya, dengan semua cara yang ia bisa.

Politik bisa mengatur banyak hal. Termasuk mengatur untuk menurunkan

atau tidak menurunkan harga BBM. Dan Presiden SBY cukup cerdas untuk mencicil penurunan harga bensin, Rp. 500 setiap turun. Meski Menkeu Sri Mulyani heran, mengapa penurunan harga bensin dan solar tidak berdampak pada penurunan harga barang dan jasa lainnya.

“Mengapa harga bensin turun tetapi ongkos angkutan umum tidak turun?” Tanya beliau di sebuah mass-media. Kita tidak tahu apakah Menkeu berpura-pura naïf ataukah seseorang di ranah politik memang berwenang untuk itu. Karena Menkeu pasti mengetahui bahwa pada beberapa area tertentu, harga tidak ditentukan oleh mekanisme pasar melainkan oleh regulasi.

Harga sembako takkan turun sampai Pemerintah membuatnya turun. Harga pupuk dan bibit padi takkan turun sampai Pemerintah memaksanya turun. Sebagaimana ongkos angkutan umum tidak akan turun sampai Pemerintah menurunkan.

Harga bensin hanyalah satu dari

sejumlah komponen tarif angkutan. Harga sukucadang dan nilai setoran adalah komponen lainnya. Turunkan juga harga sukucadang dan nilai setoran, maka penurunan ongkos angkutan adalah niscaya.

Pertanian membutuhkan infrastruktur yang lebih rumit lagi. Pupuk hanyalah satu dari sejumlah komponen untuk mencapai swasembada beras. Komponen lainnya, paling tidak, mencakup bibit unggul, ketersediaan lahan, peralatan yang memadai, dan harga jual yang layak. Mustahil mencapai swasembada tanpa memenuhi semua persyaratannya.

Jangan main paksa, karena pemaksaan tidak merepresentasikan kecendekiaan, dan kerenanya tidak cocok untuk seorang doktor. Tahun 2009 adalah tahun politik, tahun siasat. Pemerintah tidak bisa memaksa rakyatnya makmur, tapi seorang doktor mestinya bisa menyiasati. Karena politik bisa mengatur banyak hal. Termasuk mengatur agar harga barang dan jasa bisa dijangkau oleh mayoritas rakyat. Dan mengatur agar mayoritas rakyat cukup berdaya untuk menjangkau harga.

Mengutip Presiden AS Barack Obama di Grant Park, Chicago, sesaat setelah pengumuman kemenangannya,

“Ingatlah bahwa bila krisis keuangan ini mengajari kita sesuatu, maka sesuatu itu adalah bahwa kita tak mungkin memiliki Wall Street yang makmur apabila mainstreet-nya berantakan.” RH

SALAM PEMBUKA

HARGA_HARGA

“MENGAPA HARGA BENSIN TURUN TETAPI ONGKOS ANGKUTAN UMUM TIDAK TURUN?” TANYA MENKEU DI SEBUAH MASS-MEDIA.

(3)

Januari 2009 | No. XIV | ENGINEER MONTHLY | 3

BERITA MITRA

BIRO KEANGGOTAAN

PT. INTI KARYA PERSADA TEHNIK (IKPT) adalah sebuah perusahaan swasta na-sional Indonesia yang bergerak dalam bidang rancang bangun dan perekayasaan dengan kantor pusatnya di Jakarta. IKPT didirikan pada bulan Pebruari 1982 berdasarkan hukum Indonesia. IKPT menyediakan bermacam-macam jasa, seperti; Manajemen Proyek, Rancang-Bangun Disain, Pengadaan, Aktivi-tas Konstruksi untuk industri process plant, seperti; LNG/LPG, Minyak dan Gas, Insta-lasi Penyulingan, Bahan Kimia, Petrokimia, Pembangkit Tenaga Listrik, dan Industri Be-rat lainnya (seperti; pertambangan, pelabu-han, bangunan sipil, dll.).

Sejak awal berdirinya, IKPT mempunyai tekad untuk menjadi perusahaan kontraktor yang terkenal diseluruh dunia dengan ke-mampuan dan kapabilitas yang unggul. Un-tuk mencapai cita-cita tersebut IKPT telah berpartisipasi dalam berbagai proyek dengan kompleksitas dan ukuran yang bervariasi, dan berlokasi di berbagai tempat di Indonesia dan dunia.

Delapan tahun setelah pendiri-annya, IKPT mendapatkan kontrak EPC sebagai Kontraktor Utama un-tuk pabrik Amoniak dan Urea di Gresik. Pabrik tersebut dibangun diatas lahan yang sempit berukuran 100m x 100m, hal ini dinilai sebagai suatu terobosan, mengingat komplexi-tas pabrik dan kapasikomplexi-tasnya yang cukup besar Prestasi lainnya tercapai pada tahun 1991, ketika IKPT mendapatkan sebuah kontrak EPC dan IKPT sebagai Kontrator Utama untuk LNG Train F di Bontang, Kalimantan Timur. IKPT menyelesaikan proyek itu satu bulan lebih cepat dari jadwal, dan menerima penghargaan atas prestasi 12 juta jam kerja tanpa kecelakaan / kematian nol.

Keberhasilan ini dan pekerjaan berkwali-tas lainnya telah dicapai oleh IKPT dikare-nakan mutu sumber daya manusianya, ke-cakapan dalam melaksanakan pekerjaan dan kemampuan memanaje setiap langkah proses kerja untuk mencapai satu tujuan.[]

Efektif dari tahun 2008, Persatuan Insinyur Indonesia memperkenalkan Kartu Tanda Anggota (KTA) PII yang baru dan diperuntukkan untuk semua anggota.

Bagi Anggota PII yang telah habis masa keanggotaannya, dapat segera memperbaharui keanggotaan dengan membayar iuran Rp. 200 ribu/tahun melalui rekening Persatuan Insinyur Indonesia /Pengurus Pusat, Bank Mandiri Cab. Jakarta Wisma Baja 070-00-0469517-2.

Bagi anggota baru, membayar iuran pangkal Rp. 75 ribu dan uang tahunan Rp. 200 ribu serta mengisi Formulir yang dapat di download melalui website www.pii.or.id atau diperoleh di sekretariat PII telp. 8352180/1 dengan melengkapi persyaratan ; pas foto berwarna 3x4, fotocopy ijazah S1, fotokopi KTP, bukti transfer. Berkas dapat dikirim melalui email : membership_pii@yahoo.com atau via pos ke alamat Sekretariat PII, Jl. Halimun No. 39 Jakarta 12980. KTA PII akan dikirimkan sesuai alamat yang tercantum pada formulir.

Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya

KEANGGOTAAN PII

f k if d i h P I i

PENERIMA HONORARY FELLOWSHIP AWARD 2008

Prof. Dr. Ir. Kamaruddin Abdullah, IPU

2. Ir. Istanto Oerip 3. Ir. Kotan Pasaman, IPU 4. Ir. Tjipto Kusumo 5. Ir. Agusman Effendi

6. Dr. Ir. Achmad Hermanto Dardak, MSc 7. Ir. Deddy Aditya Sumanagara

8. Ir. Herman Afiff Kusumo

(4)

MONTHLY REPORT

desember

senin

selasa

rabu

kamis jumat

sabtu minggu

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

9

13

15

20

21

22

Sumber foto: PII [doc] Malam Penganugerahan AFEO Honorary Fellow

a a

n m n

n P

JAN

2009

a

m

s I

(5)

CAFEO KE 26, YANG DISELENGGARAKAN di Bangkok, Thailand dari 26 November 2008 – 29 November 2008 yang baru lalu, menyisakan satu pengalaman yang sangat mendalam bagi delegasi dari PII. Tercatat ada 21 peserta (termasuk spouse) yang dapat hadir dan 17 peserta

yang terpaksa tidak dapat mencapai Bangkok karena adanya penutupan International Airport Suvarnabhumi dan Airport Don Mueang akibat demonstrasi.

Walhasil, delegasi PII tidak dapat mengikuti seluruh acara, khususnya acara terakhir, yaitu Farewell party pada 28 November 2008 malam, yang merupakan penyerahan bendera CAFEO dari The Engineering Institut of Thailand (EIT) ke The Institution of Engeneers, Singapura (IES). Hingga Jum’at pagi, 28 November 2008, tidak terdapat tanda-tanda akan dibukanya International Airport serta beredarnya berbagai rumor, yang berkaitan dengan penanganan demo serta penentuan penerbangan internasional. Rekan Heru Dewanto/Sekjen PII sebagai ketua delegasi (menggantikan rekan Airlangga Hartarto/Ketum PII, yang pulang balik karena tidak bisa mendarat pada 24 November 2008 malam) memutuskan untuk membawa seluruh rombongan delegasi PII kembali ke Indonesia dengan menggunakan transportasi darat melalui Malaysia. Ini adalah keputusan yang akhirnya terbukti tepat. Ada informasi dan bantuan yang diberikan oleh Bp. Mohammad Hatta/ Dubes RI untuk Thailand, tetapi karena belum jelas kepastiannya, maka Ketua Delegasi tetap memutuskan untuk segera kembali.

Dari pilihan sarana berupa bis besar (coach), bis kecil dan mobil van dipilih untuk menggunakan bis besar. Tetapi kemudian ada tawaran dari delegasi Malaysia, yang lebih paham akses, untuk bersama-sama berangkat dan menggunakan bersama 3 bis besar yang sudah disewa oleh delegasi Malaysia. Delegasi Malaysia yang berjumlah 58 orang dengan 18 orang delegasi PII sepakat jalan bersama pada Jumat sore.

Rekan Budi Noto/ketua hubungan & kerjasama internasional masih akan tinggal bersama spouse-nya. Karena bis besar mempunyai kapasitas 40 penumpang, 3 bis mempunyai kapasitas 120 penumpang, maka bergabunglah 6 orang dari delegasi Hongkong.

Perjalanan dimulai sekitar jam 16.30-an

waktu setempat, dengan dilepas oleh Ketua Penyelenggara dan bapak Woraphat Arthayukti/ Ketum EIT, dari lobby hotel Sofitel Centara Grand Bangkok, Thailand. Setelah jalan sekitar 1,5 jam, rombongan berhenti di pompa bbm dan rest room. Selanjutnya berhenti lagi sekitar jam 20.30-an waktu setempat, untuk makan malam dan belanja makanan kecil khas Thailand (oleh-oleh). Pemberhentian selanjutnya mengisi bbm sambil jajan dan rest room, setelah sekitar 3 jam perjalanan. Sebelum sampai di perbatasan Thailand – Malaysia, Yat Hai, 2 bis berhenti untuk rest room dan bis yang lain tidak terlihat berhenti. Sekitar jam 04.30, rombongan 3 bis sampai di Yat Hai dan melakukan kordinasi untuk memastikan pos imigrasi yang akan dijadikan pemberhentian terakhir di Thailand. Ada sedikit kesalah pahaman tentang waktu bis penjemput dari Malaysia, yang menerima informasi bahwa rombongan akan sampai sekitar jam 10-an. Tetapi, ternyata tidak terlalu lama, setelah proses departure di imigrasi Thailand selesai, bis dari Malaysia sudah datang dan bisa dilakukan perpindahan penumpang dan bagasi. Tetapi, formasi penumpang diubah. Yang semula rombongan Malaysia dicampur dengan rombongan lain didalam satu bis, diatur

Ada sedikit kesalah pahaman tentang waktu bis penjemput dari Malaysia, yang menerima informasi bahwa rombongan akan sampai sekitar jam 10-an..

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR HINGGA KE PEDESAAN TELAH MENGUBAH KONDISI MASYARAKAT THAILAND MENJADI LEBIH BAIK DAN MAKMUR. BANYAKNYA KENDARAAN SEJENIS PICK-UP (SINGLE MAUPUN DOUBLE CAP) YANG MENJADI KENDARAAN DAN DIMILIKI MASYARAKAT DI PEDESAAN/RURAL ATAU SUB-URBAN, MENJADI SALAH SATU TANDA KEMAKMURAN.

(6)

untuk rombongan PII dan Hongkong berada di satu bis. Hal ini karena tujuan PII dan Hongkong adalah KLIA (Kuala Lumpur International Airport), LCCA (Low Cost Carrier Airport) dan kota Kuala Lumpur. Pemberhentian pertama di Malaysia digunakan untuk makan pagi.

Sekitar jam 1 siang, bis kembali berhenti untuk kesempatan belanja dan makan siang. Pemberhentian ketiga, terakhir di Malaysia pada saat bis mengisi bbm. Tetapi karena diperjalanan ada hambatan, kecelakaan sebuah mobil box dan juga ada kecelekaan bis besar, maka kedatangan di KLIA sudah mendekati jam 6 petang dan sampai di LCCA mendekati jam 7 petang. Yang terakhir, turun di kota Kuala Lumpur sekitar jam 8 petang. Disini, 3 orang akan tinggal semalam (istirahat) dan 6 orang meneruskan perjalanan ke Singapore dengan bis, yang berangkat jam 22.30. Sekitar jam 02.30 pagi, setelah perjalanan non-stop, sampai

di imigrasi Malaysia, untuk proses departure. Perjalanan kurang dari 10 menit kemudian, sampai di imigrasi Singapore.

Selama perjalanan malam itu, sambil menikmati perjalanan yang nyaman karena infrastruktur jalan, yang dua jalur untuk setiap arah, dengan penyediaan tambahan jalur untuk putaran, rambu-rambu dan tanda-tanda lalulintas yang lengkap dan baik serta kepatuhan dalam disiplin dalam mengemudikan kendaraan di Thailand, maka sempat terpikirkan beberapa hal, dengan perbandingan di Indonesia.

Kesimpulan pertama, adalah apa yang disampaikan dalam HDR 2001 Making New Technologies Work For Human Development (gambar dibawah), pembangunan infrastruktur hingga ke pedesaan telah mengubah kondisi masyarakat Thailand menjadi lebih baik dan makmur. Banyaknya kendaraan sejenis pick-up (single maupun double cap)

yang menjadi kendaraan dan dimiliki masyarakat di pedesaan/rural atau sub-urban, menjadi salah satu tanda kemakmuran.

Kedua, kelangkapan infrastruktur dipergunakan dengan mematuhi regulasi dengan disiplin yang tinggi akan tidak merugikan orang lain. Yang dijumpai dalam perjalanan di Thailand yang pengguna jalannya lebih disiplin dan mematuhi regulasi dibandingkan dengan Malaysia, menunjukan bahwa akan mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Misalnya melintas di bahu jalan, di Thailand tidak ditemukan tetapi di Malaysia terjadi.

Ketiga, spirit ASEAN atau AFEO masih sangat kuat dalam kerangka kerjasama antar organisasi keinsinyuran.

Demikian sekilas catatan perjalanan kembali dari Thailand ke Indonesia.

(7)

of Engineering Organization (AFEO) atau Federasi Organisasi Insinyur ASEAN menyelenggarakan CAFEO26 (Conference AFEO ke-26) pada 26-29 November 2008 di Bangkok, Thailand. Panitia CAFEO ke-26 di Bangkok ini adalah Engineering Institute of Thailand Under Royal Patronage, bekerja sama dengan The Thailand Council of Engineers.

Konferensi ini dihadiri 200-an insinyur dari negara-negara ASEAN yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Dari luar ASEAN, CAEO26 dihadiri pula oleh beberapa negara tamu, antaralain Hong Kong, Jepang, dan Australia. Selain itu, CAFEO26 juga diramaikan oleh 300-an insinyur domestik dari berbagai industri, bidang dan sektor. CAFEO26 membahas 79 technical paper.

Di dalam AFEO terdapat YEAFEO, The Young Engineers of ASEAN

Federation of Engineering Organization. YEAFEO dibentuk sebagai wadah pembahasan peningkatan sosial, ekonomi, pengembangan industri, pengeloaan lingkungan, dan energi secara berkesimbungan di kawasan ASEAN. YEAFEO memfokuskan perhatiannya terhadap peningkatan kesempatan kerja-sama antara masyarakat ASEAN.

Untuk melibatkan diri dalam kesempatan kerjasama yang semakin luas antar negara dan meningkatkan spirit insinyur muda untuk selalu memberikan yang terbaik, maka FAM-PII turut serta menjalin kerjasama sesama insinyur muda di kawasan ASEAN dalam wadah YEAFEO. Selama ini FAM-PII tak pernah absen mewakili Indonesia dalam pertemuan-pertemuan insinyur se-ASEAN.

Pada tahun 2008 ini, FAM-PII pun mengikuti pertemuan tahunan YEAFEO ke-15 yang tergabung

dengan pelaksanaan CAFEO ke-26, sebagai salah satu upaya menjalin kerjasama dalam kampanye kelestarian lingkungan dan pengelolaan energi berkesinambungan. Informasi kemajuan masing-masing negara di kawasan regional merupakan jalan bagi kesempatan kerjasama yang semakin luas dan terbuka.

Arinova, salah-seorang peserta CAFEO26 dari FAM-PII, berpendapat bahwa mengikuti forum sekaliber CAFEO itu sangat berguna. Ari mengatakan bahwa kalaupun total biayanya mahal, namun “keuntungan” seseorang mengikuti kegiatan regional semacam ini masih lebih besar dibanding biayanya.

Apa sih keuntungannya? Ya, selain menambah wawasan, juga menambah jaringan, dan peluang-peluang untuk proyek kerjasama. Masih ada lagi: kesempatan jalan-jalan. “Keuntungan” yang disebutkan terakhir ini bahkan diakui terus-terang pula oleh rekan-rekan engineer dari Malaysia dan Singapura. Meski hal ini tentunya bukan alasan utama mengapa para engineer jiran itu lebih serius, jauh lebih serius dari insinyur Indonesia.

Banyak sekali yang inspiring dari keterlibatan langsung di dalam CAFEO dan YEAFEO. Maka, pasangan Arinova-Ilma telah merencanakan untuk ikut lagi dalam CAFEO tahun depan di Singapura. Ilma Pratidina, Arinova, dan sejumlah anggota FAM-PII yang mengikuti CAFEO26 telah sedikit-banyak mempublikasikan laporannya melalui situs-web mereka.

Bahwa ternyata banyak masalah-masalah keinsinyuran Indonesia, seperti penanganan bencana alam, rumah tahan gempa, dll., yang menginspirasi negara-negara lain.

Dari segi transportasi masal, kita memang tertinggal. Thailand memiliki sky train dan subway. Malaysia juga begitu. Ongkos skytrain dan subway di Bangkok terasa murah karena

layanannya yang bagus, tidak berjubel macam KRL Jabotabek atau busway di Jakarta, dan bebas macet.

Sebenarnya Bangkok pun punya masalah kemacetan lalu lintas. Bedanya, di sana sudah ada sky train yang setidaknya sedikit memberikan pilihan bagi warganya akan transportasi murah dan bebas macet. Sky train ber-AC, tepat waktu, dan tentu saja bebas macet. Menurut Ilma, kita pun akan rela uang pajak yang kita bayar diimbangi dengan salah-satu layanan publik yang “maha”-penting ini. Terutama di Jakarta. Baik Sky Train, Monorel, atau apapun namanya.

Tetapi salah-satu pengalaman yang tak kalah berkesan, kata Ilma, adalah bagaimana bertemu dengan teman-teman dari negara tetangga di tengah konflik politis di Thailand. Konflik dalam negeri yang mengakibatkan bandara Internasional Suvarnabhumi ditutup. Memang, demo dan kericuhan hanya terjadi di bandara. Warga Bangkok yang tidak ikutan demo tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Suasana di dalam kota Bangkok juga tetap seperti biasa.

Kebetulan, kontingen PII “kloter pertama” itu tiba di Bandara Suvarnabhumi beberapa jam sebelum demo pertama meledak. Namun rombongan PII yang berikutnya, termasuk Ketua Umum, tak dapat menjejakkan kaki mereka di Bangkok sehingga terpaksa kembali ke Jakarta.

Masalah di bandara juga

menyebabkan kepulangan para enginer peserta CAFEO dari Thailand ke negara asal dimajukan lebih awal. Kontingan PII mengambil jalan ke Kuala Lumpur terlebih dulu dengan bis selama kurang-lebih 27 jam.

"Walau benar-benar pegal, menyenangkan juga melewati perbukitan di Sadao, perbatasan Thailand-Malaysia," kenang Ilma.

“WALAU BENAR-BENAR PEGAL”

(8)

SEPERTI JAKARTA JUGA, para pekerja kantor di Bangkok umumnya tinggal di wilayah pinggir kota, jauh dari area bisnis di tengah kota. Setiap hari mereka bolak-balik dengan kendaraan pribadi, bus, taksi, dan sepeda motor. Jumlah kendaraan pribadi senantiasa membesar. Pertumbuhan kendaraan mencapai 45,1 persen pada tahun 1994. Sebaliknya, penggunaan bus turun dari 63 persen menjadi 50 persen dalam periode yang sama, yang mengindikasikan membaiknya kemampuan ekonomi masyarakat.

Bangkok mulai mengoperasikan monorel—populer dengan sebutan BTS (Bangkok Transit System)—pada tahun 1999. BTS ini terdiri atas dua jalur, melayani jarak 55 kilometer, menyinggahi 23 stasiun, dengan stasiun utama berlokasi di Siam. Monorel di Bangkok menghubungkan pusat bisnis Silom dan Sukhumvit dengan Victory Monument, landmark yang berlokasi di pusat kota.

Tetapi pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor terus berlangsung. Tahun 2004 tercatat 657.592 kendaraan baru yang masuk ke jalan-jalan kota. Padahal, berbeda dengan monorel di Kuala Lumpur yang menggunakan satu jalur alias single track, monorel di Bangkok berjalan di dua jalur atau dual tracks. BTS mempunyai 35 gerbong dengan panjang masing-masing 65,1 meter.

Sekali jalan, rangkaiannya terdiri atas tiga gerbong untuk mengangkut sekitar 1.100 penumpang. Pada jam-jam sibuk, rangkaian itu digandakan. Setiap hari kerja, BTS yang beroperasi mulai pukul enam pagi hingga tengah malam melayani tak kurang dari 300.000 penumpang. Harga tiket tergantung pada jarak tempuh, dari 10 baht sampai 40 baht per orang (1 baht sekitar Rp 250-an).

Setahun setelah BTS beroperasi, tahun 2000 Bangkok merintis pembangunan jalur kereta bawah tanah (subway). Proyek ini dikerjakan oleh Bangkok Metro Public Company Limited di bawah pengawasan Mass Rapid Transit Authority (MRTA). Empat tahun kemudian, 2004, subway yang populer dengan sebutan MRT mulai beroperasi.

MRT singgah di 18 stasiun dan

mempunyai lintasan sepanjang 20 kilometer yang menghubungkan suburb di bagian utara Bangkok dengan Chinatown. Meski kapasitasnya sampai 80.000 penumpang, setiap jam moda ini hanya mengangkut 50.000. MRT beroperasi mulai pukul lima pagi. Harga tiketnya 12 baht dan 31 baht. MRT dan BTS berinteraksi di dua stasiun: Mo Chit dan Sukhumvit.

Namun BTS dan MRT belum efektif mengurangi jumlah kendaraan para komuter yang membebani jalan raya ke pusat kota. Karena itulah, pemerintah kota Bangkok berencana membangun 10 rute lagi dengan panjang seluruhnya sekitar 300 kilometer dengan 82 stasiun. Proyek yang diharapkan dapat menghubungkan setiap sudut kota dengan wilayah pusat ini akan selesai pada tahun 2010.

Investasi yang dianggarkan Pemerintah Thailand tahun 2005-2009 untuk proyek angkutan massal (BTS dan MRT) mencapai 423 miliar baht (sekitar Rp 108 triliun), untuk pembuatan jalan-jalan utama dan jembatan 25 miliar baht (Rp 6,4 triliun), serta untuk pembuatan jalur bebas hambatan 35 miliar baht (Rp 7,8 miliar). Dengan jaringan angkutan massal yang kian tersebar itu, masyarakat diharapkan lebih suka menggunakan angkutan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi.

Selain menyediakan angkutan massal dan mempromosikan penggunaannya untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, metode lain yang akan dipakai adalah mengenakan pajak yang lebih tinggi untuk kepemilikan kendaraan kedua, pajak parkir bagi mereka yang memarkirkan kendaraannya di daerah padat pada jam-jam sibuk, serta tiket dengan harga khusus sebagai subsidi pemerintah untuk mereka yang berpenghasilan rendah yang menggunakan transportasi massal.

Pada dasarnya, adalah kegiatan ekonomi Thailand yang membuat kesibukan di jalan raya Bangkok senantiasa meningkat. Tetapi pertumbuhan ekonomi itulah yang memungkinkan Bangkok sanggup mengembangkan jaringan angkutan massal ini. [ips]

BANGKOK SKY TRAIN

t #JBZBQFNCBOHVOBO64NJMZBS t 1FOHFMPMB #BOHLPL 5SBOTJU 4ZTUFN

$PPQFSBUJPO

t 4JTUFNQFOHFMPMBBOPMFITXBTUB#05 #VJME 0QFSBUF5SBOTGFSUBIVO

t .VMBJCFSPQFSBTJ%FDFNCFS t )BSHBUJLFU4FLJUBSSVQJBI t +BN PQFSBTJ +BN QBHJ IJOHHB UFOHBI

NBMBN

t 3VUF5FOHBILPUBZBOHNBDFUUFSEJSJEBSJEVB KBMVS4VLIVNWJU4JMPN-JOFTEFOHBOTUB TJVOQFNCFSIFOUJBO

(9)

presentasi kontingen

PII dalam CAFEO26

PROJECT RISK MANAGEMENT AT DELANEY TIRES STORAGE; THE COMBINATION BETWEEN PMI APPROACH AND PT INCO PROJECT MANAGEMENT PROCEDURES

Ir. Agung Setyawan; Ir. Habibie, IP; dan Andi Erwin Syarif tentang PT Inco

Sejak reklamasi area pasca penambangan dimulai pada 1980, PT Inco telah memutuskan untuk bekerja dengan prinsip pengembangan berkelanjutan, termasuk fokus pada pengawasan erosi. Pada 2003, PT Inco membuat standarisasi reklamasi area pasca penambangan yang telah disertifikasi Dirjen Pertambangan untuk memperoleh hasil optimum, yang merupakan aktivitas terbaik dalam reklamasi area pasca penambangan yang dilakukan terpadu sejak perencanaan hingga ke tingkat pelaksanaan.

Pada 2004 PT Inco membuat instalasi dengan teknologi tingkat tinggi yakni sistem pembersih gas pada seluruh proses penambangan untuk mereduksi emisi yang dihasilkan selama operasi penambangan.

Hingga akhir 2005 Inco telah menanami ulang 2884 hektar area pascatambang, dengan merangkul PSI-Unhas, Laboratorium tanaman biotek IPB. PT Inco selalu mencoba memadukan program reklamasi area pascatambang dengan program pengembangan masyarakat. Untuk itu, Perusahaan sempat mengundang direktur eksekutif Walhi, Zukri Saad, agar memberikan evaluasi. Pada 2006 Inco memperoleh penghargaan emas Departemen ESDM RI atas keberhasilan mengawasi erosi dan mengelola sedimentasi saat ekspolorasi dan setelah operasi penambangan. Program lainnya adalah manajemen hidrokarbon, untuk memastikan bahwa semua hidrokarbon yang digunakan sesuai dengan regulasi tentang lingkungan. Program ini melingkupi EMS (Standar Pengelolaan Lingkungan) PT Inco sendiri, untuk memastikan seluruh fasilitas hidrokarbon bisa diakses dan termutakhirkan.

TEMPORARY AS PERMANENT, SHELTER PASCABENCANA

Titis Primita, ir., planner

Titis menyampaikan presentasi yang amat teknis dan mendalam . Ini hanyalah sepenggal-sepenggal kutipannya, sebagai berikut

Pasca Tsunami Aceh bertepatan dengan perayaan Natal pada 25 Desember empat tahun lalu, setidaknya 230.000 orang meninggal dan 1,7 juta rumah luluh-lantak.

Skenario idealnya adalah memperlengkapi kaum terlantar itu dengan persinggahan sementara sebelum rumah tinggalyang permanen selesai dibangun. Tetapi kebanyakan kaum terlantar itu belum juga memperoleh rumah tinggal permanen mereka. Akibatnya secara permanen mereka tinggal di rumah singgah sementara.

Namun secara spesifik, baik persinggahan dan pemukiman kembali dalam jangka panjang seyogyanya dilakukan dengan dua pendekatan, yakni pembangunan fisik dan budaya. Pendekatan fisik mengacu pada struktur dan keamanan bangunan untuk mengantisipasi bencana serupa dan bencana ala lain pada umumnya. Dan pendekatan budaya, yang mempertimbangkan agar bangunan yang dibuat sepenuhnya bermafaat bagi penghuninya sesuai dengan pola hidup mereka.

Secara fisik, bangunan hendaknya dibuat lebih jauh dari pantai. Penting untuk membuat pondasi yang kuat dan dalam agar mampu menahan gelombang dan erosi yang dihasilkannya. Setelah bangunan selesai dibuat maka lingkungan akan menghadapkan penghuninya pada masalah yang bisa ditimbulkan oleh angin, api, air bah, kelembaban, dan berbagai hal yang disebabkan oleh iklim. Dan mesti ada tindakan prefentif untuk menyongson semua ini.

Secara budaya, merancang lingkungan baru yang bisa diterima oleh orang-orang yang baru saja mengalami bencana, mencakup beberapa hal yang interdependen satu sama lain, yang juga berhubungan dengan persoalan-persoalan seperti desain untuk rumah permanen di lingkungan sosialnya, kemungkinan perluasan dan adaptasi, dan pelibatan aspirasi sertya partisipasi lokal. Solusi lokal terhadap masalah pemukiman sementara yang lebih fleksibel dan peka terhadap budaya bisa jadi lebih penting ketimbang teknologi impor. Maka lebih baik menggunakan kesempatan untuk memberikan dukungan teknis pada pengembangan desain lokal untuk memitigasi dampak dari hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan.

Banyak bangunan lokal dan tradisional ternyata lebih aman dibanding alternative konstruksi modern. Lagi pula kebanyakan orang berumur acap bermasalah untuk

meneyesuaikan diri dengan desain bangunan baru yang tanpa aset budaya dan

citarasa. Maka fleksibilitas desain menjadi penting, tanpa mengesampingkan keselamatan bangunan.

PENERAPAN PENGERING RESIRKULASI ENERGI MATAHARI DI ASEAN

Kamaruddin Abdullah

Dua prototip pengering resirkulasi cahaya matahari telah dirancang dan dibuat di Indonesia. Kinerjanya telah diuji, yang hasilnya menunjukkan bahwa prototip untuk pengeringan padi dan jagung ini siap untuk diperbanyak dan didistribusikan di Indonesia.

Pada prinsipnya rancangan ini bisa digunakan pada bahan-bahan berupa butiran seperti lada, kedelai, biji kopi, dan sebagainya. Sistem ini menggunakan pembawa tekanan udara dan bisa dirancang untuk mengeringkan 30 hingga 50 ton biji-bijian.

Dulu, hampir 30 persen hasil panen hilang alias terbuang percuma akibat kesulitan memperoleh sinar matahari. Tapi kini musim penghujan seharusnya tak bisa lagi menimbulkan kekhawatiran bagi para petani saat memasuki pascapanen. Hujan yang turun dan menghilangnya sinar matahari tak perlu lagi membuat petani urung mengeringkan hasil panennya. Sejumlah peneliti di Universitas Darma Persada (Unsada) telah menemukan dan mengembangkan alat pengering surya. Tak hanya satu, tim peneliti dari Unsada itu mengembangkan lima tipe alat pengering.

''Prinsip kerjanya sederhana, yaitu dari panas yang dihasilkan solar thermal digunakan untuk mengeringkan berbagai komoditas. Alat ini bisa digunakan tak hanya di waktu siang, tapi juga bisa digunakan saat mendung atau di malam hari.

Alat pengering surya bekerja dengan menangkap sinar matahari, lalu menyerapnya dalam struktur transparan berbahan plastik atau polikarbonat berlapis. Energi yang dihasilkan dari sinar matahari itu dikombinasikan dengan biomassa atau angin sebagai bahan bakar. Durasi pengeringan bervariasi dari 3,5 hingga 100 jam dengan suhu pengeringan mencapai 40 hingga 50 derajat celcius. Unsada saat ini telah sedang mengembangkan konsep desa mandiri E3 yang merupakan perpaduan antara kemandirian masyarakat desa dan pemanfaatan sumber energi terbarukan. Berbagai upaya mengenalkan masyarakat pedesaan terhadap teknologi solar thermal untuk pengeringan telah dilakukan Unsada di beberapa wilayah, di antaranya Sumatra Utara, Lampung, Jambi, Ciamis, Cimahi, dan Sukabumi. []

(10)

MASYARAKAT PERTAMA kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai sekarang.

Namun di samping sebagai senjata pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang telah memikirkan cara memanfaatkan tenaga nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Sampai saat ini tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif, telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang. Antaralain bidang industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang merupakan aplikasi teknik nuklir untuk non energi.

Salah satu pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi saat ini sudah berkembang dan dimanfaatkan secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga nuklir (PLTN). Tenaga nuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman dan tidak mencemari lingkungan.

Pemanfaatan tenaga nuklir dalam

bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954. Hingga 1997 telah dioperasikan 443 unit PLTN yang tersebar di 31 negara di seluruh dunia. Kontribusi PLTN. 36 Unit PLTN dalam tahap kontruksi di 18 negara, namun saat ini total pasokan PLTN baru 351.000 Mwe atau 18 % dari pasokan listrik dunia. PLTN beroperasi dengan prinsip yang sama seperti pembangkit konvensional. Bedanya, panas yang digunakan untuk menghasilkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran bahan fosil, tetapi dari reaksi pembelahan inti uranium dalam reaktor nuklir. Tenaga panasnya digunakan untuk membangkitkan uap di dalam sistem pembangkit.

Selanjutnya sama seperti pada pembangkit konvensional, uap digunakan untuk menggerakkan turbin generator sebagai pembangkit tenaga listrik. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkitan listrik ini tidak membebaskan asap atau debu, yang mengandung logam berat atau partikel berbahaya seperti CO2, SO2, NOx ke lingkungan, sehingga PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif PLTN berupa elemen

bakar bekas dalam bentuk padat. Biasanya elemen bakar bekas ini disimpan di lokasi PLTN sebelum disimpan secara lestari. Bila satu neutron tertangkap oleh satu inti atom uranium-235, maka inti atom akan terbelah menjadi 2 atau 3 fragmen. Sebagai gambaran, energi termal hasil reaksi pembelahan 1 kg uranium-235 murni besarnya 17 milyar kilo kalori, setara dengan energi termal yang dihasilkan dari pembakaran 2400 ton batubara. Reaksi pembelahannya menghasilkan pula 2 atau 3 neutron yang dilepaskan dengan kecepatan lebih dari 10.000 km per detik. Selain hasil belahan, dalam reaktor dihasilkan pula bahan radioaktif lain sebagai hasil aktivitas neutron. Bahan radioaktif ini terjadi karena bahan-bahan lain atau bahan struktur dalam reactor yang menangkap neutron sehingga berubah menjadi unsur lain yang bersifat radioaktif.

Radioaktif adalah sumber utama timbulnya bahaya dari suatu PLTN. Semua sistem pengamanan PLTN ditujukan untuk mencegah atau menghalangi terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan. Teoretis, reaksi pembelahan berantai hanya dimungkinkan apabila tersedia air sebagai moderator. Kandungan uranium-235 dalam bahan bakar nuklir maksimum 3,2 % yang terdistribusi merata dalam isotop uranium-238. Tak mungkin terjadi reaksi pembelahan berantai secara tidak terkendali di dalamnya.

Fragmen-fragmen diproduksi selama reaksi pembelahan inti berupa atom-atom radioaktif seperti xenon-133, kripton-85 dan iodium-131. Zat radioaktif ini meluruh menjadi atom lain, memancarkan radiasi alpha, beta, gamma atau neutron. Selama proses peluruhan, radiasi yang dipancarkan diserap oleh bahan-bahan lain di dalam reaktor, sehingga energi yang dilepaskan berubah menjadi panas. Panas peluruhan ini akan terus diproduksi walau reaktor berhenti beroperasi. Karena itu reaktor dilengkapi dengan sistem pembuangan panas peluruhan.

KESELAMATAN NUKLIR

Tindakan protektif harus dan dapat dilakukan untuk menjamin agar PLTN dapat dihentikan dengan aman setiap waktu jika diinginkan, dan dapat tetap dipertahanan dalam keadaan aman, yakni

PLTN,

(11)

Januari 2009 | No. XIV |ENGINEER MONTHLY | 11 SEBAGAI1FSVTBIBBOKBMBOUPMQFSUBNBEJ*OEPOFTJB

EFOHBOQFOHBMBNBOMFCJIEBSJUBIVOEBMBN NFNCBOHVOEBONFOHPQFSBTJLBOKBMBOUPMTBBUJOJ +BTB.BSHBBEBMBIMFBEFSEBMBNJOEVTUSJKBMBOUPMEJ *OEPOFTJB

PT JASA MARGA (PERSERO) TBK.EFOHBOLPEFCVSTB +4.3EBMBNTFNFTUFS*UBIVONFNCVLVLBO QFOJOHLBUBOQFOEBQBUBOTFCFTBSBUBVTFUBSB EFOHBO3QUSJMJVOEJCBOEJOHLBOQFOEBQBUBO +4.3EBMBNTFNFTUFS*EJUBIVOZBOHNFODBQBJ BOHLB3QUSJMJVO

KINERJATFNFTUFS*JOJMFCJICBJLEBSJQBEBZBOH EJSFODBOBLBOEBOQFSVTBIBBOPQUJNJTCBIXBSFODBOB LJOFSKBUBIVOEBQBUEJDBQBJ

SAAT INI+BTB.BSHBTFEBOHCFSLPOTFOUSBTJVOUVL NFNCBOHVOQSPZFLKBMBOUPMCBSVZBOHUFMBIEJNJMJLJ LPOTFTJOZBZBJUV#PHPS3JOH3PBE4FNBSBOH4PMP (FNQPM1BTVSVBO$FOHLBSFOH,VODJSBOEBO,VODJSBOo 4FSQPOHTFSUBQSPZFLZBOHNFSVQBLBOQFOZFMFTBJBO EBSJKBMBOUPM+033ZBJUVTFLTJ+03386UBSB 6MVKBNJ ,FCVO+FSVL

BERITA MITRA

BERITA MITRA

memperoleh pendinginan yang cukup. Panas peluruhan yang dihasilkan harus dibuang dari teras reaktor karena dapat menimbulkan bahaya akibat pemanasan berlebih pada reaktor.

Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah air dan uranium. Bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron yang tidak tertangkap maupun yang tidak mengalami proses perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembelahan berkurang. Akibatnya panas yang dihasilkan juga berkurang. Namun sistem pengaman tetap harus ketat dan berlapis untuk mengeliminir kemungkinan terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkannya sangat kecil. contoh, zat radioaktif bisa dipastikan tetap tersimpan di dalam matriks bahan bakar.

Selama operasi maupun jika terjadi kecelakaan, kelongsongan bahan bakar akan berperan sebagai penghalang kedua. Jika zat radioaktif masih dapat keluar dari dalam kelongsongan, penghalang ketiga adalah sistem pendingin. Dan penghalang keempat berupa bejana tekan dari baja dengan tebal ± 20 cm. Penghalang

kelima adalah perisai beton dengan tebal 1,5-2 m. Penghalang keenam, sistem pengungkung yang terdiri dari pelat baja setebal ± 7 cm dan beton setebal 1,5-2 m, yang kedap udara.

LIMBAH RADIOAKTIF

Air laut atau sungai yang dipergunakan untuk membawa panas dari kondesnsor sama sekali tidak mengandung zat radioaktif karena tidak bercampur dengan air pendingin yang bersirkulasi di dalam reaktor. Gas radioaktif mungkin dapat keluar dari sistem reactor tetapi tetap terkungkung di dalam sistem ventilasi dengan filter berlapis-lapis. Gas yang dilepas melalui cerobong aktivitasnya sangat kecil, sekitar 2 milicurie/tahun. Sebagian besar limbah yang dihasilkan adalah limbah aktivitas rendah (70 – 80 %). Sedangkan limbah aktivitas tinggi dihasilkan pada proses daur ulang elemen bakar nuklir bekas, sehingga apabila elemen bakar bekasnya tidak didaur ulang, limbah aktivitas tinggi ini jumlahnya sangat sedikit.

Pengolahan limbah cair dengan cara

evaporasi/pemanasan untuk memperkecil volume kemudian dipadatkan dengan semen (sementasi) atau dengan gelas masif (vitrifikasi) di dalam wadah kedap air, tahan banting, bisa terbuat dari beton bertulang atau dari baja tahan karat. Limbah padat diperkecil volumenya melalui proses insenerasi / pembakaran, selanjutnya abunya disementasi. Sedangkan limbah yang tidak dapat dibakar diperkecil volumenya dengan kompaksi / penekanan dan dipadatkan di dalam drum/beton dengan semen. Sedang limbah padat yang tidak dapat dibakar atau tidak dapat dikompaksi harus dipotong-potong dan dimasukkan dalam beton kemudian dipadatkan dengan semen atau gelas masif.

Selanjutnya limbah radioaktif yang telah diolah disimpan secara sementara (10-50 tahun) di gudang penyimpanan limbah yang kedap air sebelum disimpan secara lestari.

(12)

PENGURUS PII Wilayah Sumatera Barat menyelenggarakan seminar nasional tentang energi dan kemiskinan. Acara berlangsung di Pangeran Beach Hotel, Padang, 18 Desember 2008.

Seminar bertajuk “Membangun Kemandirian Energi sebagai Upaya Mengurangi Kemiskinan Dalam Kerangka Otonomi Daerah” menghadirkan Gubernur Bangka Belitung (Babel) , Ir. Eko Maulana Ali Suroso, S.AP, MSc ; Prof. Dr. Ir. Kamaruddin Abdullah ; H.J. Widjanarko (Departemen ESDM) ; Dr. Ir. Poempida Hidayatullah (Ketua umum Yayasan Brown Energi & Pengurus Pusat PP-PII ; Nasrian (Moderator, Padang TV), dan Dr. Syafruddin Karimi, SE, MA (Ketua ISEI Sumatera Barat).

Gubernur Babel Ir. Eko Maulana menyampaikan presentasi "Kebijakan Membangun Desa Mandiri Energi Untuk Mendukung Pengentasan Kemiskinan". Dalam kesempatan tersebut Gubernur “mempromosikan” langkah-langkah Pemprov Kep. Babel dalam membangun kemandirian energi.

Pemprov Bangka-Belitung telah membangun Desa Mandiri Energi (DME) berbasis potensi sumber daya alam setempat, yakni pembangkit listrik tenaga Hybrida, tenaga surya, dan tenaga angin. Pemrov Babel juga menyelenggarakan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya pada rumah-tangga miskin ; mengembangkan energi terbarukan biofuel (biogas dan biomass) ; dan melakukan kerja sama dengan BUMN, dalam hal ini PLN dan PT.Timah Tbk., serta BUMD dan swasta.

Rektor Universitas Persada, Prof. Kamaruddin Abdullah, yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang Regulasi dan Perundang-undangan PP-PII, selama ini dikenal selaku seorang pakar energi alternatif. Prof. Kamaruddin berbicara tentang Implementasi Konsep Desa E3i Dalam Rangka Memacu Pemanfatan Teknologi Berbasis SET.

Prof. Kamaruddin memang juga popular selaku penggagas konsep Desa Mandiri Energi, yakni semacam rekonstruksi puluhan desa di Indonesia yang dijadikan sebagai desa yang mampu menerapkan pemanfaatan bioenergi. Atau yang juga populer dengan sebutan eco village concept. Rakyat desa diberdayakan sehingga mampu mengadakan sendiri kebutuhan listrik mereka, terutama untuk kebutuhan produktif.

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Sumatera Barat, Dr. Syafruddin Karimi, SE, MA, mengetengahkan makalah berjudul "Energy Use & The Millenium Development Goals". Dr. Syafruddin antaralain mengatakan, peran

energi dalam milenium goals adalah menurunkan angka kemiskinan energi yang ekstrim. Padahal untuk kawasan Sumatera, pengembangan Biofuel sangat potensial untuk dikembangkan.

Ketua Umum Yayasan Brown Energi, Dr. Poempida Hidayatullah mempresentasikan kertas kerja bertajuk “Introducing Brown Gas, Wind Farm Viron Energy”. Intinya, bagaimana secara teknis sampah dapat dikelola untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik.

Dan Dirjen Migas, H.J. Wijanarko menyampaikan makalah penutup berjudul "Arah Dan Kebijakan Sub Sektor Migas Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat". H.J. Wijanarko mengatakan,

Industri minyak dan gas bumi merupakan industri padat teknologi, padat modal, dan padat resiko. Sehubungan dengan itu, Pemerintah membuat beberapa kebijakan tentang minyak bumi dan gas bumi. Yakni Kebijakan Sumber Daya Alam dan Kebijakan Bahan Bakar.

PELANTIKAN

Acara Seminar didahului oleh sebuah seremoni penting : Pelantikan Pengurus PII Wilayah Sumatera Barat Masa Bakti 2008-2011.

Wakil Ketua Bidang Regulasi dan Perundang-undangan PP-PII, Prof. Kamaruddin Abdullah, melantik Pengurus

PII Wilayah Sumatera Barat Masa Bakti 2011. Pengurus Masa Bakti 2008-2011 diketuai oleh Ir. Insannul Kamil, M.Eng, IPM, yang terpilih kembali menjadi Ketua Pimpinan Wilayah PII Sumbar dalam pemilihan ketua di Hotel Ambacang, (27/6/08) lalu. Saat itu Ir. Insannul berjanji akan membenahi legalisasi keanggotaan dan sistem keorganisasian.

Ketua PII Sumbar juga mengatakan, tanggung jawab PII di Sumbar kian besar karena memiliki kewenangan melakukan sertifikasi terhadap 18 sub bidang konstruksi. Untuk itu, pihaknya sudah menyurati Kabupaten/Kota agar panitia tender mengkonfirmasi kepemilikan SKA sebelum dilakukan tender. PII juga berkomitmen mengawal kualitas konstruksi di Sumbar. []

PII Sumbar Gelar Seminar

KETUA PII SUMBAR JUGA MENGATAKAN, TANGGUNG JAWAB PII DI SUMBAR KIAN BESAR KARENA MEMILIKI KEWENANGAN MELAKUKAN SERTIFIKASI TERHADAP 18 SUB BIDANG KONSTRUKSI.

(13)

Januari 2009 |No. XIV |ENGINEER MONTHLY | 13 Kecelakaan pesawat udara tidak hanya

terjadi di Indonesia, tapi juga pada banyak negara lain termasuk negara maju sekalipun. Lantas apa yang perlu dipelajari dari kecelakaan itu sendiri? Cukup bagi kita melihat kembali 26 jiwa yang hilang pada peristiwa Lion Air Solo, 146 jiwa hilang pada peristiwa Mandala Medan, dan 162 jiwa hilang pada peristiwa Adam Air Majene. Ditutupnya beberapa perusahaan penerbangan juga menambah panjang beban yang harus diselesaikan oleh kita semua. Ringkasnya, Indonesia sudah kehilangan dan mengalami kerugian besar akibat kecelakaan pesawat udara yang terjadi dalam kurun waktu yang sangat singkat. Mengapa reformasi dalam dunia penerbangan dipandang penting & perlu? Secara teoritis jawabannya memang mudah, namun pelaksanaannya yang mungkin masih sulit untuk kita laksanakan.

Reformasi penerbangan yang dimaksud di sini melibatkan berbagai aspek, faktor dan lembaga. Yang utama dan terutama adalah melibatkan aspek keselamatan penerbangan yang tidak dapat dihitung secara matematis. Yang kedua adalah terkait erat dengan prinsip hukum internasional, hukum administrasi negara, hukum kecelakaan penerbangan (aviation accident law) dan peraturan. Yang ketiga, faktor teknis dan finansial, sehingga reformasi penerbangan yang dimaksud tidak bisa hanya dilaksanakan oleh satu lembaga saja.

Memang, konsekuensi dari reformasi tersebut dapat dianggap sangat berat oleh satu atau seluruh pihak. Namun harus dimulai, walaupun mungkin dengan sangat terpaksa harus memutasi atau bahkan menutup dan memutus berbagai jalur dan sektor yang dapat menghambat proses reformasi dan perbaikan sistem transportasi udara.

Sebenarnya bila kita mempelajari dan melihat dengan positif maksud dibalik keputusan Uni Eropa adalah RI harus melakukan reformasi penerbangan. Upaya nyata yang dituntut adalah perbaikan dan peningkatan kualitas yang ada dengan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah

menahun menghambat perkembangan penerbangan kita sendiri. Jadi kembali lagi bahwa reformasi penerbangan yang dituntut adalah merupakan keuntungan bagi kita baik dari segi hukum, teknis, dan politis (apabila kita melihat ada unsur politis di dalamnya). Adakah unsur politis dalam himbauan Uni Eropa tersebut? Melihat hal tersebut, tidak bisa tidak, Indonesia harus segera kembali pada dua hal. Yaitu pemahaman reformasi yang selalu dikumandangkan oleh kita sendiri selama 10 tahun terakhir, dan introspeksi diri. Menurut Merriam-Webster, reformation, reform dan re-form, intinya adalah menjadikan sesuatu lebih baik dengan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang ada atau menata kembali dengan mengoreksi apa yang sudah rusak atau korup.

Kita berharap bahwa dari hasil bayangan kita tadi nantinya tidak akan ada lagi berita-berita menggembirakan yang semu yang lebih banyak berisi kealpaan daripada kepekaan, seperti pembelian armada baru, peresmian rute-rute baru, pengumuman rating maskapai, pengumuman hasil laporan penelitian kecelakaan yang sangat cepat, penahanan terhadap awak pesawat, dll. Yang penting kebutuhan psikologis akan ketenangan kita untuk selalu memagari diri dari kritik membangun terpenuhi. Namun siapa sebenarnya yang paling dirugikan pada setiap kali terjadi kecelakaan hingga keluarnya larangan terbang tersebut? Apakah hanya para stakeholders, ataukah kita semua? Kita mungkin sudah lelah menelusuri berbagai tulisan maupun bahasan mengenai hal tersebut. Karena banyak sekali bahasan atau pendapat yang ingin mengedepankan pembenaran diri. Sehingga lupa pada inti permasalahan, akibat, dan bagaimana mencegahnya. Namun kita berharap bahwa dengan

adanya keputusan Uni Eropa, jawaban-jawaban tersebut tidaklah penting saat ini.

Jadi sebenarnya, kata reformasi penerbangan janganlah dianggap sebagai suatu pernyataan yang tajam bagi Indonesia. Yang mana sepertinya Indonesia tidak atau belum melakukan sesuatu yang diminta oleh aturan internasional.

Namun kalau kita mau jujur, boleh jadi pernyataan tersebut benar adanya, karena memang kita belum benar-benar menyentuh berbagai aspek dan faktor dalam dunia penerbangan nasional seperti yang dituntut sebagai negara peserta Konvensi Chicago. Antara lain, masih terlihat penelitian dan penyelidikan kecelakaan dan insiden pesawat dilakukan secara tebang pilih, terjadinya penahanan atau penetapan sanksi pidana terhadap awak pesawat atau personil penerbangan berdasarkan laporan penelitian yang seharusnya tidak ditujukan untuk memberikan penghukuman, rendahnya tingkat kepatuhan para manajemen operator terhadap kewajiban sistem pelaporan kecelakaan dan insiden, pengawasan dan pemeriksaan yang masih belum secara rutin dilakukan, serta berbagai penyimpangan lainnya.

Apakah kita sudah menempatkan orang yang tepat, sehingga memiliki cara pandang yang sama dengan jiwa/roh dari aturan-aturan yang ada? Harus diakui bahwa terpuruknya dunia penerbangan nasional juga disebabkan oleh sistem pemilihan dan penempatan orang yang kurang memiliki wawasan tentang penerbangan.

Yang kita perlukan bukan lagi hanya mengutarakan maksud baik dengan menandatangani kesepakatan-kesepakatan, membentuk tim-tim khusus dengan orang-orang yang tidak tepat atau melakukan tindakan-tindakan ”kagetan” tanpa melakukan sesuatu yang sifatnya tegas, tepat dan berkesinambungan atau menciptakan jargon-jargon keselamatan. Seperti mendiang Presiden RI ke-2 kerap menghimbau bahwa suka tidak suka, siap tidak siap Indonesia harus membuka diri atas berbagai tuntutan dunia. Indonesia harus siap dengan mau belajar keras. [ys]

Suka Tidak Suka, Siap Tidak

Siap atau Tidak Sama Sekali

Suka Duka Keselamatan Penerbangan

(14)

INFO

Must-see

AFEO 27 CALL FOR PAPERS

Konverensi mengambil tema "Engineering for Sustainable Environment".

Sub-tema dan topik yang akan dibahas adalah : ENVIRONMENT AND WATER RESOURCES

> Energy and Water Conservation > Clean Water and Waste Water > Water Treatment

> Flood Alleviation Measures > Climate Change & Global Warming CIVIL & STRUCTURAL

> Design & Construction of mega-projects > Underground Construction

> Port Development, Coastal, and Off-shore Structures > Innovative Construction Materials and Methods MECHANICAL & ELECTRICAL AND CLEAN ENERGY

> Renewable Energy > Development of Eco-cities > Information Technology > Telecommunications > Sensor Technology

HEALTH, SAFETY, AND OTHER TOPICS

> Health & Safety in Construction and Shipyards > Commendable Safety Practices in ASEAN Countries > Management of Mega Projects

> Systems Engineering

JADWAL PENYERAHAN TECHNICAL PAPER : Penyerahan Abstract 31 Maret 2009 Pemberitahuan Penerimaan 31 Mei 2009 Penyerahan makalah akhir 31 Juli 2009 Pemberitahuan Penerimaan 31 Agustus 2009

TEMU NASIONAL 7

24-25 Januari di Malang FAM PII mengadakan tenas ke-7 dan seminar nasional pada 24-25 jan 09 di Unibraw Malang Tema : Indonesia Outlook 2009 "Membangun Paradigma Baru Insinyur Muda Indonesia yang Optimis, Kritis, dan Dinamis" Subtema "Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional.

RANGKAIAN KEGIATAN: - Pelantikan insinyur - Seminar Nasional - Rapat anggota

WORKHOP PENULIS MUDA

Dalam rangka memeriahkan Temu Nasional VII, FAM PII Pusat kali ini akan menyelenggarakan Workhop Penulis Muda, dengan tema : “Motivasi dan Inspirasi untuk menjadi Penulis; Menggerakkan Kepenulisan sebagai Jembatan Teknokrat dan Masyarakat”

Menulis tentang teknologi bukan hal yang susah bila kita mengerti seluk beluknya. Penulis teknologi bertugas untuk menjembatani supaya ide-ide, hasil karya, atau hasil penelitian para teknokrat, teknisi, praktisi atau peneliti di bidang teknologi menjadi mudah dimengerti masyarakat umum (awam).

Acara ini diselenggarakan untuk memotivasi generasi muda, terutama Insinyur (Sarjana Teknik) agar menjadi Penulis disamping pekerjaan keTeknikannya atau bahkan benar-benar terjun menjadi penulis teknologi. Peluang menjadi penulis teknologi, baik buku, majalah ataupun untuk media lainnya masih terbuka lebar karena jumlahnya masih sedikit di Indonesia. MATERI YANG DIBERIKAN:

1. Motivasi menjadi penulis, terutama tentang teknologi 2. Kiat menjadi penulis yang produktif

3. Memulai sebuah tulisan, pengembangan ide dan mengatasi kebuntuan menulis.

4. Praktek menulis dari peserta

*peserta diminta membuat sebuah tulisan/outline 5. Diskusi dan pembahasan hasil tulisan

PEMATERI KALI INI ADALAH:

1. M. Andy Zaky (penulis, Teknopreneur) 2. Merry Magdalena (penulis, Netsains.com) 3. Wiryanto Dewobroto (penulis buku keteknikan,

Akademisi) TEMPAT PELAKSANAAN:

Auditorium PII, Jl. Halimun 39, Jakarta [denah dapat dilihat disini]

FASILITAS:

Seminar Kit, Sertifikat, Makan Siang, Coffee Break SEKRETARIAT:

Forum Anggota Muda - Persatuan Insinyur Indonesia Jl. Halimun 39 Jakarta 12980; email: fampii.org@gmail.com CONTACT PERSON:

(15)

Januari 2009 | No. XIV |ENGINEER MONTHLY | 15

MAJU DAN BERKEMBANG BERSAMA

MASYARAKAT

PT TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (Persero) Tbk merupakan salah satu produsen batubara terbesar di Indonesia.

PTBA menghasilkan batubara yang berkualitas dan terkenal di seluruh dunia

PTBA menerapkan mutu kerja dan produk berdasarkan standar internasional

PTBA memiliki 3.000 karyawan berketerampilan tinggi dan ahli di bidang batubara

PTBA secara serius menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik

PTBA berkomitmen untuk maju dan berkembang bersama masyarakat, mengelola sumber daya batubara dan memelihara lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat.

(16)

GALERI FOTO

MALAM PENGANUGERAHAN AFEO HONORARY

FELLOW DAN ASEAN OUTSTANDING

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa pemrograman saat ini berkembang sangat pesat.Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya bahasa pemrograman hadir seiring perkembangan tekhnologi informasi.Bahasa pemrograman

orang tersebut akan men%usun suatu individu( individu( 0i dalam tubu# manusia terda"at miliaran sel( 0i dalam tubu# manusia terda"at miliaran sel( Jumla# sel dalam tubu#

Berkaiatan dengan penulisan hokum mengenai Kebijakan Rehabilitasi terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia, maka sistematika

Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa sekali pun organisasi nirlaba, LAZ APU memperlihatkan sebuah pengelolaan yang profesional sehingga kegiatan yang dilakukan

Ada seorang teman menyampaikan, bahwasanya dia mendengar temannya berkata, sesungguhnya seseorang yang berpuasa kalau sudah terpaksa ingin melakukan hubungan dengan isterinya di

Laba yang diperoleh koperasi sering disebut sisa hasil usha (SHU), laba tersebut akan dikembalikan ayau dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa-jasanya. Akan

para mujtahid, karena para mujtahid hanya terbatas pada memperjelas atau memunculkan hukum Allah serta menemukannya melalui jalan Istimbath (penetapan hukum yang berdasarkan

d) Kawasan Perkotaan Metropolitan, yaitu Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk yang dilayani lebih besar dari 1.000.000 jiwa. Berdasarkan PP No. 47/1997, kawasan budidaya