• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAGANG PENGUATAN KINERJA LEMBAGA PENELITIAN DI LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) IPB BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAGANG PENGUATAN KINERJA LEMBAGA PENELITIAN DI LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) IPB BOGOR"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN

MAGANG PENGUATAN KINERJA LEMBAGA PENELITIAN

DI

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(LPPM) IPB BOGOR

Oleh :

Ir. Mangonar Lumbantoruan, MS. Ir. Maria Manik, Msi.

Ir. Aston Sianipar Drs. Eben Ezer Pakpahan, MM.

LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

(2)

DAFTAR ISI

PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI……… ii

DAFTAR LAMPIRAN…,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,…………. iii

I. PENDAHULUAN Latar Belakang ……… 1

Tujuan ……….. 1

Manfaat ……… 1

Output dan Outcome ………. 2

II. MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat ……….. 3

Metode 2.2.1 Metode Pelaksanaan ………. 3

2.2.2 Jadwal Kegiatan ……….. 3

III. HASIL-HASIL KEGIATAN Kelembagaan LPPM IPB 3.1.1 Latar Belakang ….….. ………. 5

3.1.2 Tujuan ……….……….. 5

3.1.3 Tugas dan Fungsi ….. ……… 5

3.1.4 Organisasi ……….………... .. 6

Manajemen Kelembagaan 3.2.1 Manajemen Umum .. ……… 8

3.2.2 Pembentukan Pusat ..………. 8

3.2.3 Payung Penelitian .. ……….. …… 8

3.2.4 Prioritas Penelitian ……..……….. 10

3.2.5 Manajemen Kegiatan .. ……… 11

3.2.6 Pengembangan Sumberdaya Manusia …….……….. 12

3.2.7 Pendanaan ……… 12

3.2.8 Penjaminan Mutu ………. 13

3.2.9 Kesediaan Bekerjasana ………. 13

IV. REFLEKSI Imlplikasi untuk Lembaga Penelitian ……… 15

Implikasi untuk Fakultas ……….. 15

V. PENUTUP……….. 17

(3)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Hal

(4)

I.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap perguruan tinggi di Indonesia memiliki tiga kewajiban akademik yang disebut Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan & pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Ketiga dharma ini memiliki kedudukan yang setara sehingga harus dilaksanakan secara berimbang. Tugas Perguruan Tinggi bukan hanya menghasilkan lulusan akan tetapi juga mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni (ipteks) melalui kegiatan penelitian.

Pada usianya yang ke-52 tahun, Universitas HKBP Nommensen (UHN) sudah meluluskan puluhan ribu alumni. Jadi dalam dharma pendidikan dan pengajaran UHN sudah boleh disebut berhasil. Namun untuk dharma penelitian dan pengabdian masyarakat masih jauh dari memadai. Jangankan melakukan penelitian dengan dukungan dana kerjasama bahkan meneliti dengan dana dari anggaran sendiripun masih minim. Sering terjadi anggaran di Lembaga Penelitian (LP) tidak atau terlambat digunakan karena kurangnya proposal yang masuk. Memang jumlahnya sangat minim terlebih-lebih dikaitkan dengan nilai rupiah yang melemah sehingga para dosen kurang berminat menggunakannya. Namun ketika kesempatan untuk memperoleh dukungan dana penelitian dari luar terbuka, antara lain dana hibah kompetisi, ternyata minat dosen mengajukan proposal juga minim.

Ada banyak faktor yang diyakini menjadi penyebab kondisi di atas di mana salah satu di antaranya adalah kapasitas kelembagaan LP UHN, baik secara struktural maupun fungsional. Secara struktural, kelembagaan LP UHN saat ini masih jauh dari memadai, antara lain belum memiliki pusat kajian; bahkan sekretaris. Tanpa dukungan personil, ditambah minimnya dana, maka LP UHN menjadi kurang mampu menumbuhkan budaya dan meningkatkan keterampilan meneliti di kalangan para dosen; demikian juga untuk menggalang kerjasama dengan pihak luar.

Beranjak dari kondisi di atas, atas dukungan dana dari Dikti, LP UHN telah mengirim 4 (empat) orang dosen mengikuti magang penguatan kelembagaan penelitian di LPPM IPB. Melalui kegiatan ini, yang berlangsung selama dua minggu, diharapkan keempat dosen tersebut bisa mempelajari bagaimana sebuah lembaga penelitian dikelola dan diberdayakan baik secara struktural maupun fungsional.

Tujuan

Adapun tujuan magang penguatan kelembagaan penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana sebuah Lembaga Penelitian dikelola dan diberdayakan secara struktural dan fungsional.

Aspek struktural yang dipelajari menyangkut : (1) penetapan visi, misi, tujuan serta tugas dan fungsi; serta (2) organisasi dan personalia LPPM IPB. Sedangkan aspek fungsionalnya menyangkut : (1) manejemen umum; (2) mekanisme pembentukan pusat kajian; (3) inisiasi dan perencanaan kegiatan; (4) manajemen kegiatan; (5) pengembangan sumberdaya manusia; (6) pendanaan, dan (7) kemungkinan kerjasama.

Manfaat

Bagi LP UHN, hasil yang diperoleh melalui kegiatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau benchmarking bagi pengembangannya ke depan. Sedangkan bagi peserta kegiatan ini diharapkan bermanfaat untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kedudukan penelitian bagi eksistensi suatu perguruan tinggi dan atas kesadaran tersebut minatnya untuk meneliti akan tumbu. Kesadaran tersebut diharapkan dapat tertular kepada para kolega, minimal di fakultas masing-masing.

(5)

Output dan Outcome

(6)

II.

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan selama dua minggu, tanggal 13 s/d 25 November 2006, di LPPM (Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat) IPB Bogor, bertempat di sekretariat LPPM, kantor dan laboratorium Pusat Kajian (5 unit) serta bengkel unit usaha Metatron. Metode

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang dilaksanakan dengan metode :

- Audensi dan diskusi dengan pimpinan, staf ahli, teknisi dan staf administrasi dari lembaga,

pusat, laboratorium dan bengkel yang dikunjungi. Pada setiap audensi, peserta terlebih dahulu memperkenalkan diri dan mengemukakan tujuan magang serta memaparkan aspek-aspek yang ingin dipelajari.

- Telaah dokumen, baik yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan maupun kegiatan

penelitian dan pemberdayaan masyarakat.

- Peninjauan ke laboratorium dan unit produksi (khususnya di PSB, SBRC, Metatron dan Seafast). - Pengamatan atas kegiatan yang sedang berlangsung (khususnya di PSB, SBRC dan Metatron). - Kajian pustaka dalam rangka mendalami objek-objek yang diamati/dikunjungi dan topik-topik

kajian yang didiskusikan.

Jadwal Kegiatan

No. Hari/tanggal Kegiatan Tempat

1. Senin, 13 Nov. 2006 Berangkat dari Medan

Melapor kepada KTU LPPM IPB (via telepon)

Mencari pemondokan

2. Selasa, 14 Nov. 2006 Audensi dengan Ketua, Sekretaris dan staff LPPM IPB Penelitian Dosen Muda IPB (3 kelompok)

Ruang Sidang 1, 2 dan 3 LPPM IPB

5. Jumat, 17 Nov. 2006 Pengenalan kelembagaan (lanjutan) Kantor KTU Kegiatan mandiri : Kunjungan ke

Perpusta- kaan Pusat IPB perpusta- kaan fakultas dan pusat kajian

(7)

No. Hari/tanggal Kegiatan Tempat 9. Selasa, 21 Nov. 2006 Kunjungan ke Creata (Centre for

Research on Engineering Applications in Tropical Agriculture)

Kampus Darmaga

Kunjungan ke Metatron (sebuah badan usaha komersil yang dibentuk oleh Creata)

Desa Cibereum Kec. Dramaga

10. Rabu, 22 Nov. 2006 Kunjungan dan audensi ke PSB (Pusat Studi Biofarmaka)

Kampus Taman Kencana Bogor Kunjungan dan audensi ke SBRC

(Surfactan and Biodiesel Research Centre)

Kampus Baranang Siang Bogor

11. Kamis, 23 Nov. 2006 Kunjungan ke PSP3 (Pusat Studi Pemba-ngunan Pertanian dan Pedesaan

Kampus B. Siang

Diskusi dan ramah tamah dengan pimpinan LPPM IPB

Kantor LPPM kampus B. Siang 12. Jumat, 24 Nov. 2006 Kunjungan ke SEAFAST (South East

Asia Food and Agriculture Sciense and Technology)

Kampus Dramaga

Kegiatan mandiri : kunjungan ke Kandang Percobaan Fakultas Perternakan IPB bersama DR. Ir. Pollung Siagian, MS.

Kampus Dramaga

13. Sabtu, 25 Nov. 2006 Kegiatan mandiri : kunjungan ke perpusta-kaan

(8)

III. HASIL-HASIL KEGIATAN Kelembagaan LPPM IPB

Latar Belakang

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat) IPB Bogor merupakan unsur pelaksana akademik yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi IPB di bidang penelitian dan pemberdayaan masyarakat. LPPM IPB dibentuk sejak 6 November 2003 sebagai gabungan dari Lembaga Penelitian (LP) dan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM).

Sebagai perguruan tinggi berstatus BHMN (Badan Hukum Milik Negara), IPB memiliki otonomi untuk mengatur diri sendiri. Dalam konteks otonomi ini IPB telah dan sedang menata diri baik dalam bidang akademik, penelitian maupun pengabdian masyarakat guna mewujudkan IPB sebagai Universitas Berbasis Riset, di mana kegiatan pendidikan dan pengabdiannya selalu didasarkan atau didukung oleh hasil-hasil riset. IPB juga berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas penyelenggaraan perguruan tinggi (academic excellent).

Tujuan

Dalam rangka mengemban misi akademik bidang penelitian dan pemberdayaan masyarakat serta mewujudkan IPB menjadi universitas berbasis riset, LPPM menetapkan tujuan kelembagaannya sebagai berikut :

a. Menciptakan kelembagaan penelitian dan pemberdayaan masyarakat sebagai organisasi yang kreatif, efisien dan sehat.

b. Mengembangkan, memutakhirkan dan memanfaatkan IPTEKS secara arif dan bertanggungjawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan mendukung peningkatan mutu pendidikan.

c. Membentuk dan mengembangkan kemitraan dalam rangka transfer IPTEKS ke masyarakat dan terciptanya program penelitian dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. d. Mendukung perkembangan IPB sebagai Universitas Berbasis Riset.

Tugas dan Fungsi

Guna mencapai tujuan di atas serta untuk mewujudkan visi dan misinya, LPPM IPB merumuskan tugas dan fungsinya sebagai berikut :

a. Menetapkan arah dan kebijakan penelitian dan pemberdayaan masyarakat demi i terwujudnya visi, misi dan tujuan IPB.

b. Melaksanakan penjaminan mutu (quality assurance) penyelenggaraan penelitian dan pemberdayaan masyarakat oleh pusat-pusat di lingkungan IPB.

c. Menyusun tatakerja kelembagaan pusat dan antar pusat.

d. Mengkordinasikan pelaksanaan penelitian dan pemberdayaan masyarakat antar pusat. e. Melakukan kordinasi dengan Dekan berkenaan dengan penelitian dan pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan departemen (d/h. jurusan/program studi).

f. Memfasilitasi administrasi dan kontak kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di fakultas/departemen.

g. Mengevaluasi kinerja tahunan pusat-pusat berkenaan dengan output dan outcome kegiatan-kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat.

(9)

Organisasi

Lembaga Penelitian dan pemberdayaan Masyarakat (LPPM) IPB Bogor dibentuk pada tanggal 6 November 2003 sebagai hasil penggabungan dari Lembaga Penelitian (LP) dan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM). Alasan penggabungan ini adalah :

a. Peningkatan efisiensi baik dari aspek struktural maupun pendayagunaan sumberdaya manusia.

b. Menciptakan sinkronisasi antara kegiatan penelitian dan pelayanan masyarakat.

c. Mencegah terjadinya kompetisi antara kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat. d. Menselaraskan dengan impian IPB menjadi universitas berbasis riset yaitu semua kegiatan

pendidikan/pengajaran dan pemberdayaan masyarakat didasarkan atas hasil-hasil penelitian yang dilakukan sendiri.

Sebagai lokomotif kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat, LPPM IPB memiliki perangkat-perangkat sebagai berikut :

Kepala (bertanggungjawab langsung kepada rektor). Wakil Kepala

Sekretaris

Kepala-kepala Pusat

Komisi PPM & Jaminan Mutu Kepala Tata Usaha

Kepala-kepala urusan

Umum : Kepegawaian, Keuangan, Inventaris, Caraka, Pramu Kantor dan Bagian Umum.

Program : Program Kompetitif, Program Kerjasama dan KKN.  Data & Informasi (DASI) : Pengolah Data, Programmer dan Pelayanan Pubdok.

Untuk pelayanan administrasi dan dukungan teknis, LPPM IPB didukung oleh sekitar 350 orang tenaga teknisi, laboran dan administrasi (50 orang di sekretariat LPPM dan 300 orang di pusat-pusat kajian).

Saat ini LPPM IPB memiliki

13 pusat kajian

yaitu :

1. Pusat Studi Pembangunan dan Pedesaan (PSP3) dengan bidang kajian ekonomi, manajemen, teknologi, sumberdaya manusia, agribisnis, pembangunan kesetaraan gender, agraria dan kemiskinan.

2. Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati & Bioteknologi dengan bidang kajian (a) biologi tropik khususnya yang berkaitan dengan segi biologi hutan tropik, biologi hama pertanian tropok dan biologi perairan tropik; (b) pengembangan bioteknologi.

3. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) dengan bidang kajian pengelolaan lingkungan hidup yang berorientasi pada karakter ekosistem, peran serta masyarakat, kearifan tradisi masyarakat dan keadilan ekonomi serta perubahan lingkungan global.

4. Pusat Pengembangan IPTEK Pertanian dan Pangan Asia Tenggara (SEAFAST : South East Asia Food and Agriculture Science & Technology), dengan bidang kajian pangan, gizi dan kesehatan yang meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan (1) strategi dan program pangan dan gizi; (2) teknologi, keamanan, khasiat dan ekonomi sosial budaya pangan; (3) pengembangan sumberdaya manusia dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan.

5. Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) dengan bidang kajian pemanfaatan satwa primata dalam bidang biomedis, konservasi spesies dan penagkaran untuk keperluan penelitian.

(10)

sesuai kondisi social, budan dan ekonomi masyarakat pedesaan; (3) sistim produksi pertanian yang optimum melalui pendekatan ilmu teknik; serta (4) pemanfaatan teknologi informasi pengelolaan mekanisasi pertanian.

7. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kewirausahaan (P3K) dengan bidang kajian pengembangan dan pelatihan kewirausahaan terutama di bidang agribisnis.

8. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) dengan mandat menciptakan research based technology untuk pengembangan sentra agribisnis buah-buahan tropik.

9. Pusat Studi Biofarmaka (PSB) dengan bidang kajian eksplorasi, konservasi, budidaya, ekstraksi, analisis komposisi, standarisasi, uji khasiat hingga uji preklinis biofarmaka .

10. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) dengan bidang kajian pengembangan teknologi, eksplorasi, produksi dan pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan lautan.

11. Pusat Studi Hewan Tropika (CENTRAS) dengan bidang kajian inventarisasi, identifikassi dan peningkatan nilai tambah sumberdaya hewani tropik dalam rangka menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun perkembangan IPTEKS.

12. Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) dengan kajian penelitian dan pengembangan yang terkait dengan aspek-aspek perencanaan dan pengembangan wilayah terutama yang berkaitan dengan optimalisasi potensi yang prosfektif.

13. Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) dengan bidang kajian pengetahuan yang bersifat mulktidisiplin yang berkaitan dengan pembangunan sumberdaya manusia pada tingkat individu dan masyarakat.

Struktur organisasi sebuah pusat kajian umumnya terdiri dari : a. Kepala Pusat.

b. Sekretaris Pusat. c. Ketua-ketua Program.

Untuk PSP3, sebagai contoh, terdiri atas :

Ketua Program Pembangunan Pertanian dan Agribisnis. Ketua program Ekonomi Internasional.

Ketua program Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan. Ketua program Gender dan Pembangunan.

Ketua program Pengurangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat. d. Layanan Pendukung Kegiatan

Bagian administrasi dan kepegawaian. Bagian Keuangan.

Sekretaris Pimpinan.

Informasi lebih lengkap tentang struktur organisasi dan personalia LPPM dan pusat-pusat kajian di IPB dapat dilihat pada Lampiran 1 (Profil Singkat LPPM IPB). Sedangkan contoh company profile dari salah satu pusat kajian disajikan pada Lampiran 2 (Profil Pusat Studi Pembangunan Pertanian & Pedesaan). Kumpulan Produk Unggulan Hasil Karya Inovasi IPTEKS 2006 IPB yang diekspos pada Pameran Hardiknas yang diselenggarakan oleh Dikti Depdiknas di Jakarta tanggal 22 – 24 Agustus 2006 disajikan pada Lampiran 3. Selanjutnya Desain Alat dan Mesin Pertanian yang diproduksi oleh Daud Teknik (badan usaha yang dikelola oleh dosen dan alumni Fak. Teknologi Pertanian IPB) disajikan pada Lampiran 4.

(11)

Manajemen Kelembagaan Manajemen Umum

Agar departemen dan unit kerja lainnya berkonsentrasi memikirkan masalah akademik maka IPB memberlakukan sistem SADAR yaitu Sentralisasi Administrasi Desentralisasi Akademik dan Riset. Dengan sistim ini maka lembaga, pusat kajian dan unit-unit kerja lainnya tidak perlu lagi memikirkan masalah administrasi pegawai, kepangkatan, dana dan sebagainya karena semuanya ditangani secara terpusat. Untuk mengimplementasikan sistim Sadar ini IPB membentuk :

1. Direktorat dan Kantor di bawah kordinasi Rektor : a. Sekretaris eksekutif.

b. Kantor Program Internasional.

c. Kantor Persiapan Implementasi Otonomi. d. Kantor Pengembangan Sistem Informasi. e. Kantor Audit Internal.

2. Direktorat dan Kantor di bawah kordinasi Wakil Rektor I : a. Direktorrat Administrasi dan Jaminan Mutu Pendidikan. b. Direktorat Tingkat Persiapan Bersama.

c. Kantor Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan. 3. Direktorat dan Kantor di bawah kordinasi Wakil Rektor II :

a. Direktorat Keuangan.

b. Direktorat SDM dan Administrasi Umum. c. Direktorat Fasilitas dan Properti.

d. Kantor Perencanaan dan Evaluasi. e. Kantor Pelayanan Hukum.

4. Direktorat dan Kantor di bawah kordinasi Wakil Rektor III : a. Direktorat Kemahasiswaan.

b. Kantor Jasa Ketenagakerjaan.

c. Kantor Promosi, Humas dan Hubungan Alumni. 5. Direktorat dan Kantor di bawah kordinasi Rektor :

a. Direktorat Pengembangan Institusi dan Usaha Penunjang. b. Direntorat Kerjasama.

c. Kantor Hak Kekayaan Intelektual.

Pembentukan Pusat

Pada awalnya pusat-pusat kajian yang ada di LPPM IPB dibentuk atas inisiatif sekelompok dosen/peneliti yang memiliki minat yang sama terhadap suatu masalah tertentu atau terbentuk dalam rangka merespon proyek pemerintah. Namun sejak tahun 2005, saat IPB resmi berstatus sebagai BHMN, diadakan penataan ulang terhadap 15 pusat kajian yang ada. Beberapa pusat yang berdekatan bidang kajiannya digabung menjadi satu dan beberapa pusat kajian baru dibentuk. Kriteria penggabungan beberapa pusat kajian atau pembentukan pusat kajian baru adalah : a. Lintas departemen; tidak mirip dengan departemen yang ada di fakultas.

b. Multidisiplin.

c. Distinc; tidak tumpang tindih dengan pusat kajian lain. d. Harus ada sumberdaya manusianya.

(12)

kajian baru di IPB umumnya memerlukan waktu antara satu hingga dua tahun. (Agar dapat digunakan sebagai perbandingan, outline proposal dimaksud disajikan pada Lampiran 5)

Agar tidak saling tumpang tindih atau saling bersaing memperebutkan lahan yang sama maka setiap pusat kajian ditetapkan mandatnya sebagai pembatas ruang lingkup bidang kajian suatu pusat. Setiap dosen menempatkan dirinya pada suatu pusat kajian berdasarkan kesesuaian bidang keahlian atau minatnya dengan mandat pusat kajian tersebut.

Payung Penelitian

Guna memperjelas arah penelitian dan menyusun langkah operasional PPM, IPB menyusun Rencana Strategis dan merancang Payung Penelitian. Kedua hal ini penting sebagai acuan bagi para dosen untuk melangkah bersama-sama mencapai visi dan menjalankan misi institusi.

Payung penelitian dalam arti luas merupakan sebuah naungan yang memberikan kenyamanan kepada para peneliti dan mitra kerjanya untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan yang terencana, terarah dan tersistem sehingga penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan mendukung terwujudnya impian IPB sebagai pengembang sumberdaya manusia dan ipteks yang memiliki kompetensi pertanian tropika.

Perumusan Payung Penelitian IPB melibatkan banyak pihak (internal dan eksternal) dan berlangsung melalui proses yang panjang, yaitu :

a. Lokakarya Peran Pertanian dalam Pembangunan Nasional dalam rangka memaparkan rencana pembangunan pertanian di masa yang akan datang, program-program penelitian & pengembangan di berbagai departemen terkait dan perusahaan swasta.

b. Pengumpulan Data Potensi penelitian Lima Tahun terakhir menggunakan alat bantu kuesioner yang mencakup : (a) sumberdaya manusia; (b) fasilitas utama/ unggulan yang dimiliki; (c) pelaksanaan penelitian 5 tahun terakhir; (d) aplikasi paten dan penghargaan; (e) pemanfaatan hasil-hasil penelitian; (f); jumlah judul penelitian berdasarkan mitra kerja dan dana; (f) pengembangan jejaring kerja; dan (g) fungsi organisasi departemen (jurusan/program studi).

c. Diskusi Terarah Tim Perumus dan Pakar, dengan mempertimbangkan : (a) potensi penelitian 5 tahun terakhir; (b) pemikiran pakar (scientific vision) yang difokuskan pada kebutuhan masa depan dalam rangka pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat; (c) benchmarking ke perguruan tinggi dan lembaga riset di dalam maupun luar negeri melalui internet; dan (d) Visi dan Misi IPB sebagai pengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi.

d. Pra-lokakarya Pemaparan Potensi Penelitian dan Rumusan Payung Penelitian IPB dengan tujuan untuk mendapatkan masukan tentang rumusan sementara payung penelitian. Peserta yang diundang adalah para dekan, para peneliti utusan pusat dan pimpinan senat akademik. e. Penyebaran Hasil Rumusan Sementara kepada para dekan, ketua departemen, kepala pusat

dan peneliti untuk mendapatkan masukan yang lebih konkrit terutama untuk program penelitian prioritas di tiap fakultas atau departemen dan pusat.

f. Lokakarya Penetapan Payung Penelitian IPB sebagai langkah awal untuk menjalankan penelitian dengan lebih terarah dan berkualitas.

g. Penetapan Payung Penelitian oleh Senat Akademik. Setelah ditetapkan lalu disosialisasikan kepada seluruh staf pengajar dan mahasiswa baik dalam bentuk tatap muka maupun menggunakan media cetak.

Sebagai peneduh dan pengarah, payung penelitian memerlukan tangkai pemegang yang kokoh dan kerangka yang kuat. Tangkai payung sebagai pemegang yang kuat agar payung tetap mengembang adalah budaya penelitian dan komitmen pimpinan. Sedangkan kerangka yang akan mengembangkan payung terdiri dari lima bagian yaitu :

(13)

2. Jejaring kerja yang kokoh dalam jangka panjang. 3. Pendanaan yang memadai dan berkelanjutan.

4. Sistem manajemen yang nyaman, transparan, kondusif, sinergis dan akuntabel.

5. Komunikasi dan teknologi informasi yang diimplementasikan dalam mendukung pengembangan payung penelitian.

Payung penelitian IPB memiliki 11 komponen yang dapat dikembangkan untuk menjadi arahan program penelitian di masing-masing departemen dan pusat, yaitu :

1. Renewable Resources Based Industry. 2. Biorelated Science and Health. 3. Indigenous Knowledge/Technology. 4. Food Security and Food Safety.

5. Genetic Resources & Engineering and Breeding. 6. Conservation and Environment.

7. Social. Economy and Culture.

8. Biophysics, Mechanic and Equipment. 9. Management and Information Technology. 10. Regional Development.

11. Community Empowerment.

Deskripsi lebih lanjut dari ke-11 komponen payung penelitian ini dan ruang lingkup kajiannya (mandat penelitian) disajikan pada Lampiran 6).

Prioritas Penelitian

Dalam rangka perencanaan penelitian yang lebih terfokus pada proses dan hasil guna mengembangkan academic excellence dan bermanfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat maka IPB menetapkan program prioritas penelitian untuk jangka waktu lima tahun. Program prioritas ini merupakan kesepakatan bersama antara pimpinan dan peneliti di departemen atau pusat karena akan menjadi komitmen institusi untuk melaksanakannya.

Program prioritas penelitian merupakan jembatan bagi IPB untuk meningkatkan citranya, baik di tingkat nasional maupun internasional, melalui kinerja bidang penelitian yang dapat diunggulkan sehingga menjadi rujukan bagi pengembangan keilmuan pertanian. Sebagai konsekuensinya, IPB memberikan fasilitas sebaik-baiknya - antara lain berupa dukungan moril, dana dan lingkungan yang kondusif – dalam rangka mencapai impian IPB sebagai universitas berbasis riset. Mengacu kepada payung penelitian, setiap pusat kajian atau departemen menetapkan prioritas penelitiannya dengan kisi-kisi :

1. Terkait erat dengan isu utama pertanian secara nasional a. Ketahanan pangan.

b. Kesejahteraan petani. c. Nilai tambah pertanian.

2. Mampu mengangkat citra IPB melalui kualitas penelitian a. Produk/komunitas unggulan.

b. Inovasi genuine.

c. Teknologi tepat guna/teradopsi, sehingga mampu menciptakan peta baru pertanian. 3. Dapat menjadi trend setter bagi pengembangan keilmuan pertanian baik nasional maupun

internasional. a. Originalitas. b. Rujukan.

4. Memberikan sumbangan bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. a. Peningkatan pendapatan masyarakat (terutama di pedesaan).

(14)

c. Perbaikan kualitas kesehatan dan lingkungan hidup.

5. Dapat menjamin capaian hasil dalam waktu relatif singkat (5 tahun) a. Kemampuan kapasitas (SDM, fasilitas, kinerja)

b. Memiliki road map penelitian.

Manajemen Kegiatan

Sesuai dengan prinsip sistim Sadar maka LPPM IPB lebih berperan dalam mengkordinasi dan menjamin mutu (quality assurance) kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan para dosen. Sedangkan pelaksanaan kegiatan ditangani oleh pusat-pusat kajian. Dengan pola kerja seperti itu pimpinan LPPM IPB lebih berkonsentrasi untuk menjalin/memfasilitasi kerjasama dengan pihak luar atau memburu proyek baik atas upaya sendiri maupun bersama-sama dengan pimpinan pusat kajian.

Kegiatan yang dikelola oleh LPPM IPB adalah : a. Program Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat

1. Kegiatan Penelitian

a) Program Penelitian kompetitif : ada unsur seleksi dan penawaran terbuka.

Dana internal (DIP A), khusus bagi dosen yang belum bergelar doktor dan golongan IIIc, dalam bentuk Penelitian Dosen Muda.

Dana eksternal : Dikti, Menristek dan departemen lain. b) Program Penelitian kerjasama

Atas permintaan/pesanan pihak luar.

Dicari oleh pusat atau peneliti (individu atau kelompok) baik dari dalam maupun luar negeri.

2. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat a) Program kompetitif.

Dana internal (DIP A), khusus bagi dosen yang belum bergelar doktor dan golongan IIIc, dalam bentuk Penerapan Ipteks.

Dana eksternal : Dikti dan departemen lain. b) Program kerjasama

Atas permintaan/pesanan pihak luar.

Dicari oleh pusat atau dosen (individu atau kelompok).

c) Program Pengabdian Mahasiswa dalam bentuk KKN (Kuliah Kerja Nyata).

d) Kegiatan fakultas/departemen dalam bentuk Kuliah Kerja Profesi, magang, co-as Fakultas Kedokteran Hewan dan lain-lain. Dalam hal ini LPPM lebih berperan dalam memfasilitasi administrasi.

e) Desa binaan dan kelompok mitra.

Semua program di atas, kecuali Penelitian Dosen Muda dan Penerapan Ipteks, pada dasarnya dilaksanakan oleh pusat-pusat kajian atau departemen sedangkan LPPM lebih terlibat di dalam penyiapan administrasi dan penjaminan mutunya. Tahapan pelaksanaan program Penelitian Dosen muda dan kegiatan Penerapan Ipteks adalah :

1. Pengumunan pengajuan proposal. 2. Seleksi proposal.

3. Pelaksanaan. 4. Pengajuan laporan.

5. Pemeriksaan dan perbaikan laporan. 6. Seminar hasil.

(15)

Tim reviewer seleksi proposal dan pemeriksa laporan terdiri dari dua orang peneliti senior untuk satu tim. Apabila ada kasus dimana terjadi perbedaan nilai sebesar 20 point di antara kedua reviewer maka dihunjuk reviewer ketiga.

b. Program Diseminasi Hasil-hasil Kegiatan.

Program diseminasi hasil-hasil kegiatan oleh LPPM dilakukan melalui : 1. Seminar, lokakarya, diskusi dan forum ilmiah lainnya.

2. Penerbitan Buku 3. Program Jurnal ilmiah

a. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI).

b. Indonesian Journal of Tropical Agriculture (IJTA).

Selain yang ditangani langsung oleh LPPM, program diseminasi hasil-hasil kegiatan melalui forum ilmiah, penerbitan buku atau jurnal juga dilaksanakan oleh pusat-pusat kajian terutama yang sudah mapan.

Pengembangan Sumberdaya Manusia

Budaya dan kemampuan meneliti di IPB sudah dibina dan dikembangkan sejak calon peneliti/dosen masih berstatus mahasiswa yaitu melalui berbagai program kompetisi antar mahasiswa. Selanjutnya, sejak diterima menjadi dosen, setiap dosen junior wajib mengikuti :

pelatihan penyusunan proposal penelitian dan pemberdayaan masyarakat, dan pelatihan penulisan artikel untuk jurnal ilmiah.

Di samping itu setiap dosen juga didorong dan difasilitasi mengikuti berbagai forum ilmiah baik di tingkat institusi, regional dan nasional maupun tingkat internasional. Sebagai hasilnya setiap tahun, di luar penelitian dosen muda, rata-rata sebanyak 100 judul penelitian dilakukan oleh dosen-dosen IPB (dari total sekitar 1200 orang dosen).

Budaya ilmiah, termasuk meneliti, juga ditumbuhkan secara umum di lingkungan IPB melalui pertemuan rutin setiap hari Rabu (disebut Rabuan) yang di masing-masing departemen atau fakultas. Setiap dosen, kecuali karena penugasan resmi, wajib menghadiri pertemuan ini.

Pendanaan

Sumber pendanaan kegiatan LPPM berasal dari :

Anggaran DIP A, sekitar Rp 800 juta pertahun yang dialokasikan antara lain untuk Penelitian Dosen Muda (Rp 10 juta – Rp 12 juta perjudul) dan kegiatan Penerapan Iptek (Rp 8.5 juta/kegiatan).

Dana kerjasama, baik kompetitif maupun non-kompetitif (kemitraan). Setiap tahun LPPM IPB berhasil menggalang dana kerjasama antara Rp 40 miliar – Rp 60 miliar; di mana sekitar 50% merupakan hasil hunting oleh LPPM dan 50% oleh pusat-pusat kajian. Pencarian dana kerjasama ditempuh terutama dengan cara menawarkan disain/rancangan dan proposal.

Menurut Kepala LPPM IPB, agar penjalinan kerjasama dengan pihak luar berhasil diperlukan tim yang solid yang terdiri atas empat (4) lini yaitu :

First liner : pemasar proposal atau pemburu proyek.

Second liner : penyusun proposal, penyaji dan peneliti. Third liner :research manager.

Fourth liner : tim keuangan dan administrasi.

(16)

Income generating program terutama dalam bentuk fee institusi (jasa dan daya) sebesar 0 – 15% (rata-rata 5 – 7%), tergantung jenis dan nilai kegiatan; di-SKkan oleh Rektor. Pengenaan fee ini didasari oleh kesadaran bahwa setiap individu atau kelompok peneliti diakui/dikenal oleh dunia luar karena dibesarkan oleh institusi, jadi wajar bila diwajibkan memberi kontribusi bagi pengembangan institusi.

Menurut WR IV IPB (Dr. Ir. A. Sjaefuddin) pada tahun anggaran 2007 IPB menargetkan menyediakan dana masing-masing sebesar Rp 3 miliar untuk teaching grant dan research grant. Dana internal sebesar itu (2% dari total dana operasional tahunan IPB), yang terutama akan terkumpul dari fee proyek-proyek kerjasama, diharapkan dapat menjadi umpan untuk memancing lebih banyak lagi proyek-proyek kerjasama.

Penjaminan Mutu

Untuk penjaminan mutu kegiatan PPM dan penyebaran hasil-hasilnya dibentuk Komisi PPM dan Jaminan Mutu– yang terdiri atas 5 (lima) orang pakar senior yang diangkat oleh Kepala LPPM – dengan tugas pokok :

- Melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) atas kegiatan-kegiatan PPM serta publikasi dan

penyebaran hasil-hasilnya.

- Menjamini mutu (secara akademik/ilmiah) serta memfasilitasi penjalinan kerja sama.

Selanjutnya, pertanggungjawaban ilmiah hasil penelitian diadakan melalui seminar. Komisi Penelitian dan Jaminan Mutu, berdasarkan hasil review dan seminar, berhak menyatakan suatu hasil penelitian layak dipublikasikan atau tidak.

Selain itu, untuk memeriksa apakah kegiatan PPM memenuhi syarat human right/welfare

dan animal werfare serta tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, IPB memiliki Komisi Etik. Pernah terjadi dimana tulisan seorang dosen IPB tidak lolos publikasi karena tidak memenuhi syarat-syarat Komisi Etik.

Agar tidak sampai mengesampingkan kegiatan mengajar maka setiap dosen yang aktif di LPPM. Baik secara struktural maupun fungsional, diwajibkan tetap mengajar minimal 25% dari beban wajibnya.

Kesediaan Bekerjasama

(17)

IV. REFLEKSI

Sebagai perguruan tinggi swasta (PTS), dengan jumlah dan kualifikasi personil serta kemampuan financial yang terpaut jauh, sangat musykil bagi LP UHN untuk menyamai LPPM IPB baik secara struktural maupun fungsional.

Penambahan struktur akan berimplikasi kepada anggaran (minimal tunjangan jabatan). Belum lagi biaya operasional untuk memberdayakan para dosen meningkatkan budaya dan kemampuan menelitinya. Namun sesuai tuntutan era globalisasi yang sangat kompetitif, maka pilihan terbaik bagi UHN adalah menjadikan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai ujung tombak dalam mencapai visinya yaitu menjadi perguruan tinggi yang cemerlang dan terkemuka.

Peningkatan citra dan reputasi dengan hanya mengandalkan kegiatan pendidikan dan pengajaran tidak lagi memadai. Pasar menuntut karya-karya kreatif dan inovatif untuk mensiasati keadaan yang cepat berubah. Agar hal tersebut terkejar maka LP UHN harus melakukan terobosan-terobosan baik secara manajerial maupun finansial. Terobosan manajerial terutama menyangkut pembenahan struktur dan tatakelola organisasi, sedangkan terobosan finansial menyangkut komitmen pengalokasian anggaran untuk program-program penelitian dan pengabdian masyarakat.

Memang di tahap awal terobosan-terobosan dimaksud akan menyedot biaya. Namun dalam jangka panjang program PPM akan mangangkat citra dan reputasi UHN sehingga semakin diminati oleh masyarakat. Bersamaan dengan itu, produk-produknya dapat dijual sebagai sumber pemasukan tambahan. IPB telah membuktikan hal tersebut. Malah, demi misinya sebagai universitas rakyat, IPB berkomitmen mengandalkan pemasukan dari kegiatan PPM sebagai basis biaya operasionalnya.

Tanpa terjebak ke dalam utopia untuk menyamai, apalagi menyainginya, menurut hemat kami banyak hal yang bisa dipelajari oleh LP UHN dari LPPM IPB baik yang bersifat prinsipil maupun pragmatis. Berikut ini kami usulkan beberapa poin untuk didiskusikan lebih lanjut agar dapat diterapkan di UHN, yaitu di Lembaga Penelitian dan di Fakultas Peternakan.

4.1 Implikasi Untuk Lembaga Penelitian

a. Kelembagaan. Hanya mengandalkan Ketua, tanpa sekretaris, akan sulit bagi LP UHN untuk menumbuhkan dan mengembangkan budaya meneliti di kalangan dosen. Waktu dan pikiran Ketua LP akan terkuras mengurusi administrasi sehingga tidak memiliki kesempatan untuk memikirkan hal-hal yang bersifat lebih strategis. Oleh sebab itu Sekretaris LP perlu diangkat secepatnya. Demikian juga, agar lebih terfokus memikirkan penelitian di bidang tertentu maka pembentukan pusat-pusat kajian sangat perlu dilakukan. Untuk menentukan pusat kajian apa yang akan dibentuk perlu pengkajian yang cermat dan komprehensif dengan melibatkan pihak luar (akademisi, praktisi dan swasta). Selain itu, agar tercipta sinergisme antar kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat perlu dikaji untuk menggabung LP dan LPPM menjadi satu lembaga. Bagaimanapun, kedepan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat harus dilakukan secara simultan agar lebih efektif dan efisien. Selain itu, LP UHN juga memerlukan kehadiran figur-figur yang terampil dalam menggagas dan memasarkan ide, meramu proposal dan mengelola penelitian.

(18)

organik, kesejahteraan hewan, biodiversivitas, kesetaraan gender, energi alternatif, alat produki berbasis bio-fisik, pemberdayaan ekonomi rakyat, lembaga keuangan mikro, otonomi daerah, kearifan local dan lain-lain dapat dielaborasi sebagai topik-topik kajian.

3. Pengembangan Sumberdaya Manusia. Dua modal utama seorang dosen untuk menjadi peneliti peneliti adalah budaya (terutama komitmen dan integritas) serta keterampilan meneliti (khususnya menyusun proposal, mengelola dan mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian). Kepemilikan kedua modal dasar ini perlu dikembangkan di kalangan dosen UHN. Caranya antara lain dengan memberi pelatihan, kesempatan magang atau studi banding, melibatkan dalam forum ilmiah (sebagai peserta, penyelenggara, moderator hingga pembicara), diskusi (formal dan informal). Dalam konteks diskusi, khususnya secara informal, perlu ditumbuhkan suasana kondusif di sekreatriat LP UHN agar para dosen tertarik datang untuk berdiskusi di sana (suasana partungkoan). Selain itu, perlu dipikirkan pemberian reward bagi dosen yang menghasilkan penelitian atau karya ilmiah.

4. Penjaminan Mutu. Agar mutu karya-karya ilmiah dosen UHN lebih terjamin maka perlu diadakan mekanisme penjaminan mutu. Bentuk formalnya memerlukan suatu badan, antara lain bias berupa Komisi Jaminan Mutu. Supaya independensi komisi ini lebih terjamin maka pakar dari luar UHN perlu dilibatkan. Penjaminan mutu hasil penelitian dosen bisa juga terjadi melalui diskusi yang dialogis di antara sesama dosen, baik secara formal maupun informal.

5. Pelibatan Mahasiswa. Salah satu indikator pendukung tingkat keberhasilan pusat kajian di IPB adalah jumlah mahasiswa yang dilibatkan dalam kegiatan mereka. Dengan ketentuan ini setiap pusat berusaha melibatkan mahasiswa dalam kegiatan penelitiannya. Sering juga terjadi dosenlah yang melibatkan diri dalam penelitian mahasiswa bimbingannya dalam rangka menyusun tulisan ilmiahse. Menurut hemat kami pola seperti ini perlu dikembangkan di UHN sehingga kesulitan dosen memproleh dana penelitian sedikit teratasi. Yang harus diperhatikan adalah agar dosen tidak sampai mengintervensi atau mengeksploitasi mahasiswa.

6. Pendayagunaan Faslitas. Khusus untuk penelitian dan pengembangan bidang pertanian dan peternakan, UHN memiliki fasilitas yang cukup memadai. Yang diperlukan adalah kemauan untuk mendayagunakannya. Terutama pada tahap awal, materi yang dikembangkan tidak perlu muluk-muluk melainkan yang sederhana agar aplikatif bagi masyarakat. Sebagai perbandingan, produk unggulan Pusat Kajian Buah-buahan Tropik IPB adalah nenas, pepaya, duku dan manggis. LP UHN dapat melakukan hal yang sama terutama untuk komoditi pangan (padi lahan kering, jagung lokal dan ubi-ubian), holtikultura maupun buah-buahan. Demikian juga bidang peternakan maupun bidang lainnya. Untuk keperluan pengembangan dan penyebarlusan hasil-hasil penelitian, LP UHN perlu menjalin kerjasama antara lain dengan HKBP untuk pendayagunaan lahan-lahan milik HKBP di Jetun Silangit, Tele, Ledong, Tapteng dll.

4.2 Implikasi Untuk Fakultas Peternakan

Dengan jumlah mahasiswa yang minim seperti saat ini maka urgensi menggiatkan penelitian menjadi lebih penting lagi bagi Fakultas Peternakan UHN. Pertama, guna meningkatkan citra dan reputasinya agar lebih diminati masyarakat. Kedua, mendayagunakan waktu dan tenaga dosen yang tidak terlalu besar beban mengajarnya. Ketiga, mencari peluang memperoleh tambahan penghasilan.

(19)

tentang pemeliharaan ternak secara alami, terutama dari aspek nutrisi serta tingkahlaku dan kesejahteraan hewan ternak. Secara keseluruhan, trend tersebut mengarah kepada keinginan untuk kembali memelihara ternak dengan sistim yang berbasis kepada sumberdaya, teknologi dan kearifan lokal;populer dengan sebutan peternakan organik

yang prinsip dasarnya adalahbiorecycling (daur ulang biologis) dan fair trade (pemasaran yang berkeadilan). Beberapa implikasi praktis dari trend ini yang perlu dielaborasi antara lain adalah :

a. Perlunya mengkaji secara komprehensif cara-cara beternak tradisional yang hingga kini masih banyak diterapkan oleh petenak pedesaan; khususnya mengenai kelemahan-kelemahannya agar dapat diperkaya.

b. Perlunya menginventarisir serta mengidentifikasi ciri-ciri khas, keunggulan dan kelemahan dari ternak-ternak lokal kita yang masih bertahan. Terutama untuk pengembangan peternakan di pedesaan, kuat dugaan bahwa akan lebih cepat pengembangannya apabila cara yang ditempuh adalah memperbaiki (meng-up-grade) ternak-ternak lokal dari pada mengintroduksi breed-breed baru.

c. Perlunya memahami kharakteristik sosial, budaya dan ekonomi peternak pedesaan sebagai dasar untuk merumuskan prinsip dan merancang sistim pemasaran yang berkeadilan bagi produk-produk ternak mereka.

(20)

V. PENUTUP

Kesempatan mengikuti magang selama 2 minggu di kampus IPB Bogor - dengan lingkungan kampus yang asri, suasana akademik yang kondusif dan fasilitas ilmiah yang memadai - mampu menumbuhkan kembali spirit ilmiah di kalangan peserta. Koleksi kepustakaan yang kaya bisa menghilangkan rasa haus akan informasi mutahir; fasilitas yang relatif memadai (laboratorium, kebun praktek dan sarana penunjang lainnya) menumbuhkan kesadaran betapa banyak ketertinggalan yang harus dikejar. Di sisi lain penghargaan rekan-rekan seprofesi di IPB akan hal-hal yang nampaknya sepele dan kreativitas mereka untuk mendayagunakannya, menumbuhkan kesadaran betapa penelitian itu tidak harus selalu menyangkut hal-hal besar, dengan fasilitas canggih atau selalu menghasilkan hal-hal yang spektakular. Dalam kondisi sekarangpun sebenarnya fasilitas yang ada di UHN masih bisa dimanfaatkan untuk mendukung penelitian. Yang perlu adalah komitmen dan kesadaran bahwa meneliti itu adalah bagian dari kewajiban suatu perguruan tinggi.

(21)
(22)

Lampiran 1. Outline Proposal Pengajuan Pembentukan Pusat Kajian di LPPM IPB

1. Jenis Usulan : Baru; Pengajuan Ulang; Penggabungan; Lainnya.

2. Nama Pusat : ……….. …. (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris).

3. Kompetensi Utama : Bidang Penelitian.

Bidang Pengkajian. Bidang Analisis. Bidang Konsultansi.

Bidang Pelatihan/Pemberdayaan

4. Visi, Misa dan Tujuan

5. Target Penataan (RAISE++) : (a)elevance; (b) Academic atmosfir; (c)

Institutional management; (d) Sustainability; (e) Efficiency and productivity; f) Leadership; and (g) Equity.

6. Kondisi Saat Ini.

a. Legalitas

b. Kegiatan-kegiatan yang relevan. c. Kinerja  analisis SWOT

7. Penataan Organisasi

a. Struktur organisasi

1. Penanggungjawab 2. Kepala/Wakil Kepala 3. Sekretaris.

4. Ketua Program 5. Ketua Divisi

6. Kepala Tata Usaha

b. Rekruitmen SDM (jumlah dan kualifikasi)

8. Fasilitas yang Sudah Dikelola (Dimiliki)

a. Kantor, lokasi dan ketersediaan ruangan b. Ketersediaan peralatan.

c. Infrastruktur.

d. Rencana pengembangan fasilitas.

9. Program Kerja

Contoh (Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan)

9.1 Ruang lingkup kegiatan

a. Identifikasi potensi, isu dan permasalahan dalam bentuk penyusunan basis data dan pemetaan.

b. Inventarisasi potensi, isu dan permasalahan yang dicerminkan dalam proses perencanaan strategis.

c. Perencanaan melalui : (1) Analisis daya dukung lingkungan; (2) Studi kelayakan; dan (3) Analisis kebijakan.

(23)

9.2 Program kegiatan

a. Program Pengelolaan Sumberdaya alam dan lingkungan.

Bidang pengelolaan lingkungan pesisir dan laut.

Bidang Pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan laut. Bidang Bioteknologi.

Bidang teknologi dan sistim informasi.

b. Kegiatan Penelitian program pengembangan sosial ekonomi

Bidang Kebijakan pembangunan dan ekonomi.

Bidang jasa dan industri kelautan.

Bidang pengembangan sumberdaya manusia dan masyarakat (Program pelatihan dan Pengembangan masyarakat).

Pedoman/Kriteria Seleksi Prioritas Program :

1. Memiliki kontribusi terhadap pemecahan masalah-masalah penting pembangunan ekonomi dan konservasi lingkungan.

2. Menyediakan informasi dasar yang diperlkukan untuk menjembatani pemecahan masalah tertentu.

3. Memiliki tingkat kepentingan yang tinggi.

4. Merupakan permasalahan yang dirasakan secara meluas baik secara nasional, regional maupun internasional.

5. Memperhatikan/mempertimbangkan perbandingan antara manfaat (benefit) dan biaya (cost).

6. Originalitas : tidak duplikasi dengan penelitian yang sudah ada. 7. Ketersediaan tenaga hali (expertise) dan fasilitas.

8. Nilai prestisiusnya bagi lembaga.

c. Program Pengembangan Diseminasi, Publikasi dan Promosi

Pelatihan, seminar, symposium dan konferensi. Pengembangan perpustakaan.

Pengembangan publikasi (jurnal, warta, buku, prosiding, atlas dan poster).

Pengembangan pusat informasi berupa website.

Pengembangan promosi melalui keikutsertaan di pameran-pameran.

d. Program Dukungan Pendidikan

Melibatkan mahasiswa (S1, S2 dan S3) dalam kegiatan penelitian.

Memberi kesempatan magang, praktek lapang dan penelitian bagi siswa dan mahasiswa.

Membantu kegiatan perkuliahan dan praktikum mahasiswa. Memberikan beasiswa kepada mahasiswa.

Membantu telaksananya kegiatan mahasiswa. Memberi pelatihan bagi mahasiswa.

e. Program Dukungan Pelayanan

Jasa perpustakaan.

(24)

f. Program Pengembangan Kerjasama

Penjalinan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan swasta, nasional dan internasional.

g. Program Pengembangan Sumberdaya Manusia

Pengembangan peneliti secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan profesionalisme (pelatihan, seminar dan forum-forum ilmiah yang relevan. ceramah/presentasi pakar, beasiswa untuk studi lanjut dan pengaturan jenjang karier secara regular).

Evaluasi kinerja untuk (1) penentuan kompensasi; (2) melihat kesenjangan antara kemampuan individu dan tuntutan pekerjaan, dan (3) sebagai alat untuk melihat sisi lemah seorang staff yang membutuhkan perbaikan.

Pemberian tunjangan makan, asuransi kecelakaan kerja, askes dan dana pensiun.

h. Program Pengembangan Organisasi

Pengembangan organisasi dilakukan dengan penekanan pada efektifitas dan efisiensi operasional dalam rangka pencapaian tujuan institusi dengan melakukan upaya-upaya restrukturisasi dan penempatan staff pada posisi yang sesuai dengan kemampuan dan potensi yang bersangkutan untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Membentuk sistim organisasi yang handal yang berorientasi kepada kualitas staff, tim kerja, pelayanan dan organisasi yang dikembangkan secara bersama-sama dan terintegrasi.

Melakukan benchmarking dengan pusat-pusat kajian terkemuka baik di lingkungan IPB serta perguruan tinggi dalam dan luar negeri.

10. Rencana Penganggaran (Budgeting)

a. Anggran rutin b. Kerjasama

c. Donasi : grant, hibah, kompetisi

d. Dana kemandirian berasal dari fee setiap kegiatan penelitian yaitu sebesar 15 –

25% dari biaya operasional (honor, asuransi peneliti, bahan habis, survey lapangan, penyusunan laporan, transportasi dan komuinikasi. Hasil pengumpulan

fee akan digunakan untuk : (a) Pengembangan/penelitian dasar dan terapan; (b) Penciptaan dan pengembangan paket-paket teknologi; (c) Penjalinan kerjasama; (d) Pemberdayaan masyarakat; (e) Pelatihan dan pengembangan staff; (f) Publikasi dan penerbitan; (g) Kesejahteraan karyawan dan (g) Dana pengembangan pendidikan.

11. Indikator Kinerja

a. Indikator Kinerja Utama

(25)

2) Jumlah kegiatan penelitian dan pemberdayaan (jumlah usulan kegiatan yang disebarkan dan kegiatan yang dilaksanakan; jumlah kegiatan dari institusi sendiri dan dari luar institusi.

3) Jumlah kegiatan dan peserta seminar/diskusi.

4) Jumlah kegiatan publikasi (buku, laporan penelitian/prosiding,

makalah/artikel internasional, makalah/artikel nasional dan liputan media massa).

5) Jumlah dana kegiatan (Dari institusi sendiri, Dikti, lembaga pemerintah (diluar Dikti), lembaga internasional dan swasta).

b. Indikator Kinerja Pendukung

1) Kontribusi dalam pengembangan pendidikan, yang dapat berupa : a) Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan penelitian.

b) Kontribusi dalam mendirikan Program Studi/Departemen/Laboratorium. c) Pelayanan jasa perpustakaan dan dokumentasi ilmiah :

 Peminjaman buku.

 Peminjaman buku antar perpustakaan.

 Jasa pelayanan penelusuran literature.

 Pelayanan informasi kilat.

 Pelayanan fotocopy.

 Pelayanan New Coming Titles.

 Pelayanan on-line katalog. 2) Pelibatan dosen/staff pengajar. 3) Pelibatan mahasiswa.

4) Kemampuan pendanaan kegiatan secara mandiri.

5) Jumlah mitra kerjasama : lembaga pendidikan/PT lain, lembaga internasional, pemerintah pusat, Pemerintah daerah dan Swasta.

12. Pengalaman Kegiatan : Judul-judul kagiatan yang telah dilaksanakan

(26)

Lampiran 2. Payung Penelitian : Komponen, Deskripsi dan Mandat (Contoh)

No. Komponen Deskripsi Mandat

1. Renewable Resources Based Industry

Industri pertanian berbasis sumberdaya terbarukan yang berpotensi meningkatkan nilai tambah hasil pertanian secara berkelanjutan atau dapat didaur ulang

Penelitian dan pengembangan tentang sumberdaya terbarukan yg potensil meningkatkan nilai tambah hasil pertanian secara berkelanjutan atau dapat didaur ulang.

2. Biorelated Sciences and Health

Ilmu-ilmu yang berhubungan langsung atau terkait dengan biologi darat maupun perairan (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme) untuk tujuan memenuhi kebutuhan manusia.

Penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan produk-produk untuk :

 perbaikan gizi & kesehatan

 vaksin, makanan fungsional, kosmetika & obat-obatan; dan

 pakan, sandang, papan dll. 3. Indigenous

Knowledge & Technology

Ilmu pengetahuan/teknologi lokal dan spesifik terutama yg sudah diterapkan di masya-rakat setempat, tetapi belum didokumentasikan.

Penelitian & pengembangan tentang pengetahuan/teknologi lokal serta spesifik yang telah diterapkan di masyarakat guna :

 mendapat penjelasan ilmiah.

 meningkatkan dayaguna bagi masyarakat luas dan manfaat ekonomis bagi masyarakat lokal. 4. Food Security

and Food Safety

Ketersediaan pangan yang berkelanjutan.

Peningkatan produksi pertanian untuk mencapai perbaikan taraf hidup manusia dalam mencukupi kebutuhan pangan.

Proses dan aturan yang dapat digunakan untuk menjamin keamanan pangan

Penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan :

 sistem ketersediaan pangan dan aksessibilitas masyarakat terhadap sumber pangan secara berkelanjutan.

 Keamanan pangan melalui peningkatan kualitas, termasuk mengurangi resiko kontaminasi dan gangguan kesehatan

5. Genetiuc Resources & Engineering and Breeding

Rekayasa biologi molekuler dan seluler tanaman, hewan di darat dan perairan serta mikroorganisme untuk tujuan peningkatan produksi perta-nian, perbaikan kualitas dan efisiensinya serta perbaikan lingkungan

(27)

No. Komponen Deskripsi Mandat

6. Conservation and

Environment

Pelestarian sumberdaya alam hayati dan linghkungan, termasuk perlindungan eko-sistem penunjang kehidupan, pengawetan keanekaragaman spesies dan genetik serta pemanfaatan sumberdaya alam hayati secara lestari.

Penelitian dan pengembangan dalam rangka menemukan metode/ teknologi :

 pelestarian keanekaragaman hayati.

 pemanfaatan SDA secara berkelanjutan untuk menjamin kelestarian lingkungan

 Rehabilitasi dan reklamasi lingkungan dalam rangka mempertahankan keseimbangan ekosistem

7. Social, Economy and Culture

Aspek sosial, ekonomi, keuangan, budaya dan kelembagaan serta kebijakan-kebijakan baik yang bersifat lokal, regional maupun global yang berkaitan dengan pembangunan pertanian dan ekonomi.

 Penelitian untuk mengevaluasi, merumuskan dan mengembang-kan kebijamengembang-kan-kebijamengembang-kan guna meningkatkan keunggulan kompetitif dan komparatif,

pertumbuhan ekonomi,

mengurangi kemiskinan, disparitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 Penelitian yang berhubungan dengan investasi serta lembaga keuangan dan perbankan dalam rangka meningkatkan produk-tivitas, kesempatan kerja, baik di desa maupun di perkotaan.

 Penelitian yang berhubungan dengan social capital,

indigenous knowledge dan

desenteralisasi dalam rangka merumuskan kebijakan untuk pembangunan pertanian dan ekonomi.

8. Regional Development

Aspek-aspek yang berkait-an dengberkait-an lahberkait-an darat, perairan dan wilayah udara di atasnya.

Aspek-aspek perencanaan dan pengembangan wilayah untuk peningkatan kesejah-teraan masyarakat.

(28)

No. Komponen Deskripsi Mandat

9. Biophysics, Mechanics and Equipment

Peralatan industri pertanian yang digunakan untuk eksploitasi, budidaya dan pengolahan hasil pertanian guna memberi kemudahan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi.

Penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan :

 peralatan budidaya pertanian, pertalatan dan prasarana perikanan tangkap dan kehutanan.

 peralatan industri pengolahan hasil pertanian.

 peningkatan kualitas dan efisiensi dalam pertanian pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian dalam kegi-atan pertanian.

Aspek-aspek pengembangan teknologi informasi untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam diseminasi

Penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan manajemen dan teknologi informasi yang berhu-bung-an dengan :

 pembangunan pertanian dan industri pertanian.

 peningkatan kualitas pengam-bilan keputusan.

11. Community Enpowerment

Pengetahuan yang bersifat multidisiplin yang berkaitan dengan proses pembangunan di tingkat individu, kelompok dan masyarakat

Penelitian dalam rangka :

 merumuskan karakteristik social ekonomi pertanian dan budaya masyarakat pertanian,

 menemukan solusi permasalahan pertanian melalui pendekatan sosial, ekonomi dan budaya dalam rangka meningkatkan kesejahte-raan masyarakat tani dan nelayan,

Referensi

Dokumen terkait

Dari keputusan atau tindakan tersebut akan menghasilkan atau diperoleh kejadian-kejadian tertentu yang akan di gunakan kembali sebagai data yang nantinya akan di

Sementara klausa bukan finit diperkenalkan (a) dengan preposisi, seperti pada, dengan, oleh yang berfungsi secara konjungtif – catatan bahwa kadang-kadang kata yang sama

Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral Jasa penggunaan sarana pendidikan dan pelatihan..

Komposisi protein dan karbohidrat dalam umpan mempengaruhi komposisi SMP pada masing-masing tangki BRM, namun tidak mempengaruhi komposisi SMP pada permeate, dimana

Tahap ke empat adalah tahap Decision Tree yang dilakukan dengan menggunakan metode decision tree ID3 yaitu proses pembuatan tree yang terdiri dari beberapa

Selain itu, pada dasarnya menulis merupakan satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Subyantoro 2009:217). Seperti yang telah

Pada awalnya buku ini terdiri dari enam bab, meliputi rangkaian diskusi dan penjabaran mengenai berbagai jenis dan bentuk alat- alat dawai; penggolongan alat-alat dawai

Bagi peserta didik yang telah mengkonfirmasi terkait hal telat mengerjakan PH Ekonomi on-line karena kendala paket data internet tidak ada, bisa melaksanakan