• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGAJUAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN CIAMIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGAJUAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN CIAMIS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGAJUAN ALOKASI DANA

DESA KABUPATEN CIAMIS

Eduardie

STMIK Nusa Mandiri eduardie@gmail.com

ABSTRAK — Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah untuk Desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten. Pemberian Alokasi Dana Desa merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasar keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini pada dasarnya untuk mengetahui Pengajuan Alokasi Dana Desa di Kabupaten Ciamis untuk dibuatkan sistem informasi yang lebih baik. pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan bagian-bagian yang terlibat dalam sistem ini serta studi pustaka. Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pengajuan alokasi dana desa masih terdapat berbagai masalah dalam setiap prosesnya. Data-datanya masih dicatat dan disimpan dalam bentuk arsip membutuhkan tempat penyimpanan yang luas. Selain tidak efisien, sistem yang sedang berjalan juga memerlukan banyak tenaga dan waktu sehingga efektivitas kerja tidak tercapai. Penggunaan sistem informasi pengajuan alokasi dana desa dapat membantu dalam proses pengajuan alokasi dana desa dengan cermat dan baik serta dapat menghindari kesalahan pencatatan perhitungan besaran alokasi dana desa.

Kata Kunci: perancangan sistem informasi, alokasi dana desa

ABSTRACT -- Village Fund Allocation (ADD) is fund allocated by the Government for the Village which is sourced from the central and regional finance balance funds received by the District Government. Provision of Village Fund Allocation is a manifestation of the fulfillment of the right of the village to carry out its autonomy to grow and develop following the growth of the village itself based on diversity, participation, indigenous autonomy, democratization and community empowerment. The purpose of this research is basically to know the Submission of Village Fund Allocation in Kabupaten Ciamis to be made a better information system. Data collection is done through

interviews with the sections involved in this system as well as literature study. From the results of this study can be concluded that in the filing of the allocation of village funds there are still various problems in each process. The data is still recorded and stored in the form of archives require a large storage area. In addition to inefficient, the system is running also requires a lot of energy and time so that the effectiveness of work is not achieved. The use of information systems for the submission of village funds allocation can assist in the process of applying for the allocation of village funds carefully and well and can avoid the miscalculation of the calculation of the amount of village fund allocation.

Keywords: information system design, allocation of village funds

PENDAHULUAN

Keberadaan desa secara yuridis diakui oleh Negara melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan Peraturan tersebut desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk didalamnya terdapat hak dan kewajiban desa diantaranya mengenai Keuangan Desa yang merupakan hak dan kewajian desa yang bisa dinilai dengan uang. Menindaklanjuti peraturan tersebut Pemerintah Kabupaten Ciamis merumuskan dan membuat peraturan Bupati mengenai tatacara pengalokasian Alokasi Dana Desa (ADD) yaitu Perbup Nomor 3 Tahun 2015 untuk desa-desa.

(2)

Ciamis. Alokasi Dana Desa selanjutnya disebut ADD merupakan unsur yang sangat penting bagi Desa karena didalamnya terdapat berbagai anggaran yang sangat dibutuhkan oleh desa diantaranya pembangunan insfrastruktur, sarana dan prasarana desa, pemberdayaan masyarakat, kapasitas pemerintah desa, kesejahteraan perangkat desa, BPD, RT/RW, dan sebagainya. Besaran ADD ditentukan dengan pertimbangan (1) kebutuhan penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa (2) jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis desa (3) sinegritas prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten dan Desa. Sejak ADD digulirkan Desa di Kabupaten Ciamis dapat membangun beberapa infrastruktur seperti pengaspalan jalan di beberapa titik, drainase, rehabilitasi aula desa, dan rehabilitasi kantor desa. Pencairan ADD untuk operasional kantor dan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui tiga tahap selama satu tahun yaitu setiap empat bulan sekali. Tahap pertama 30%, tahap kedua 40%, tahap ketiga 30%. Sedangkan ADD untuk penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa, serta honorarium BPD dicairkan setiap satu bulan sekali dan penghasilan tetap RT dan RW dicairkan setiap satu tahun sekali.

Setelah riset yang dilakukan di pada sistem pengajuan alokasi dana desa Kabupaten Ciamis, didapati berbagai masalah pada saat proses pengajuan, sampai dengan pembuatan laporan. Masalah yang timbul dari sistem berjalan adalah lambatnya pencairan dana dikarenakan proses pengajuannya seringkali mengalami kesalahan terutama dalam penghitungan ADD untuk pengajuan penghasilan tetap yang menyebabkan perlunya beberapa kali revisi. Selain itu, pengajuan ADD melalui beberapa orang dapat beresiko hilangnya berkas. Karena itulah, perlu adanya sistem informasi pengajuan dan pelaporan secara efektif dan efisien, sehingga tidak menghambat dalam pencairan selanjutnya.

BAHAN DAN METODE

Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:6) menyimpulkan bahwa “suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.” Dari definisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu sebagai berikut:

1. Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur. Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok-kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut.

2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu sama lain dimana sifat serta kerja sama antar unsur dalam sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.

3. Unsur-unsur didalam sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Contohnya sistem pernapasan merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh.

Sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Menurut Sutabri (2012:20) karakteristik sistem dibagi menjadi 8 yaitu sebagai berikut :

1. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

3. Lingkungan luar Sistem (Environtment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Denga demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau

(3)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input

yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input

untuk diolah menjadi informasi. 6. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

7. Pengolahan Sistem (Proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak mnajaemen.

8. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah di rencanakan

Menurut Sutabri, (2012:46) “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Fathansyah (2012:2) mengemukakan bahwa basis data terdiri atas 2 kata, yaitu basis dan data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep dan sebagainya. Basis data (database) dapat didefenisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti:

1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudancy) yang tidak perlu, untuk memenuhi kebutuhan.

3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan kedalam media penyimpanan elektronik.

Basis data mempunyai beberapa istilah (Ripai, 2014:1) diantaranya:

1. Enterprice

Enterprise yaitu suatu bentuk organisasi atau lembaga sebuah perusahaan contohnya yaitu Bank, Universitas, Rumah sakit, dll.Data yang disimpan dalam basis data merupakan data operasional dari suatu enterprise. Contoh data operasinal: data keuangan, data mahasiswa, data pasien.

2. Entitas

Entitas yaitu suatu obyek yang dapat dibedakan dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam basis data.Tentu saja entitas ini biasanya mempunyai sebuah atribut.Kumpulan dari entitas disebut Himpunan Entitas, (exp. Semua Mahasiswa). Contoh entitas dalam lingkungna universitas yaitu: Mahasiswa, Mata kuliah.

3. Atribut (Elemen Data)

Atribut yaitu karakteristik dari suatu entitas atau sebuah komponen bagian dari entitas. Contoh: Entitas Mahasiswa atributnya terdiri dari Nim, Nama, Alamat, Tanggal lahir.

4. Nilai data (Data Value)

Nilai data yaitu isi data/informasi yang tercakup dalam setiap elemen data. Contoh atribut dari entitas Mahasiswa dapat berisi Nilai Data: Suci, Nurul, Dikdik, Irfan.

5. Kunci elemen data (Key Data Element)

Kunci elemen data/primary key yaitu tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas. Pada dasarnya, primary key ini haruslah unik, dan nilai data dari primary key ini tidak boleh sama dengan nilai data yang lainnya. Contoh entitas mahasiswa yang mempunyai atribut-atribut nim, nama, alamat, tanggal lahir menggunakan Kunci Elemen Data nim.

6. Record data

Record data yaitu kumpulan isi elemen data yang saling berhubungan. Contoh: kumpulan atribut nip, nama karyawan, tanggal lahir dari entitas karyawan berisikan: “19620103 198203 1 003”, “Drs. Deni Trisnawan”, ”Jl. Buniseuri”, ”03 Januari 1962”

Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)

(4)

sistem dengan terstruktur dan jelas, lebih lanjut data flow diagram juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik. Simbol-Simbol yang digunakan pada diagram alir data adalah sebagai berikut:

1. Lingkaran Luar (External Entity)

Simbol yang berbentuk bujur sangkar yang digunakan untuk menggambarkan asal atau tujuan data. External Entity ini dapat berupa orang atau organisasi atau sistem lainnya yang memberikan input atau output dari sistem. 2. Proses (Process)

Simbol yang berbentuk lingkaran yang digunakan untuk memproses pengolahan data atau transportasi data yang dilakukan oleh orang, mesin, atau computer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

3. Alir Data (Data Flow)

Digambarkan dengan anak panah yang digunakan untuk arah dari proses sistem. Data flow ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau informasi dari suatu bagian ke bagian lainnya. Data flow ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Selain menunjukkan arah alir data, data flow ini perlu diberikan nama sesuai dengan data atau informasi yang dimaksud.

4. Simpanan Data (Data Store)

Simbol yang berbentuk persegi panjang tidak sempurna, yang digunakan untuk pengarsipan atau penyimpanan data. Data Store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan serta komputerisasi, contohnya pita magnetic, file disket, dan file harddisk. Data Store ini juga berkaitan dengan penyimpanan folder.

Bentuk rambu-rambu atau aturan main yang baku dan berlaku dalam penggunaan data flow diagram untuk membuat model sistem adalah sebagai berikut:

1. Tidak boleh menghubungkan antara external entity dengan external entity lainnya secara langsung.

2. Tidak boleh menghubungkan data store yang

satu dengan data store yang lainnya secara langsung.

3. Tidak boleh atau tidak diperkenankan

menghubungkan data store dengan external entity secara langsung.

4. Setiap proses harus ada data flow yang masuk

dan ada juga data flow yang keluar.

A. Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Yanto (2016:32) “ERD adalah suatu diagram untuk menggambarkan desain konseptual suatu basis data relasional. ERD juga

merupakan gambaran yang merelasikan antara objek yang satu dengan objek yang lain dari objek di dunia nyata yang sering dikenal dengan hubungan atara objek yang satu dengan objek lainnya. Dari objek di dunia nyata yang sering dikenal dengan hubungan antar entitas”. ERD terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1. Entitas (Entity)

Entitas adalah suatu objek di dunia nyata yang dapat dibedakan dengan objek lainnya. Objek tersebut dapat berupa orang, benda, ataupun hal lainnya. Entitas digambarkan dalam bentuk persegi panjang.

2. Atribut (Attribute)

Atibut merpakan semua informasi yang berkaitan dengan entitas. Atribut sering disebut dengan property dari suatu entitas atau objek. Atribut digambarkan dalam bentuk lingkaran elips.

3. Relasi (Relationship)

Gambar belah ketupat merupakan perlambangan relasi antar entitas atau sering disebut kerelasian. Ada 2 macam penggambaran relasi yaitu relasi kuat dan relasi lemah. Relasi kuat adalah untuk menghubungkan antar entitas kuat sedangkan relasi lemah untuk menghubungkan antar entitas kuat dengan entitas lemah.

Terdapat tiga buah jenis relasi antar tabel didalam bagan ERD (Pratama, 2014:49-50), ketiga relasi tersebut yaitu:

1. One To One (Satu ke Satu)

Relasi ini menggambarkan hubungan satu field

pada tabel pertama ke satu field pada tabel kedua.

2. One To Many (Satu ke Banyak)

Relasi ini menggambarkan hubungan satu field

pada tabel pertama ke dua atau beberapa buah

field di tabel kedua.

3. Many To Many (Banyak ke Banyak)

Relasi dalam hal ini berupa relasi N ke N, yang artinya satu atau lebih field pada tabel pertama dapat dihubungkan ke satu atau lebih field pada tabel kedua.

B. Logical Record Structure (LRS)

Menurut Hasugian (2012:608) memberikan batasan bahwa “LRS adalah sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-ER akan mengikuti pola atau aturan permodelan tertentu dalam kaitanya dengan konvensi ke LRS”.

Perubahan yang terjadi dari Entity Relationship Diagram ke LRS yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :

1. Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak. 2. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah

(5)

(relasi bersatu dengan cardinality yang paling membutuhkan referensi).

3. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat hubunganya M:M (many to many) dan memiliki

foreign key sebagai primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling berhubungan.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Menurut Pressman (2010), model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini termasuk

kedalam model generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.

Waterfall adalah suatu metodologi pengembangan perangkat lunak yang mengusulkan pendekatan kepada perangkat lunak sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, design, kode, pengujian dan pemeliharaan. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metodologi Waterfall adalah sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, rekayasa perangkat lunak (analisis) harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja dan antar muka (interface) yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk sistem maupun perangkat lunak di dokumentasikan dan dilihat dengan pelanggan.

Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh software yang akan dibangun. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan

Project Definition. 2. Desain

Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langka yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, asitektur perangkat lunak, representasi interface dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan

syarat/kebutuhan kedalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat di perkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak.

Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari dua aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada user. Proses software design untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan di atas menjadi representasi ke dalam bentuk "blueprint" software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. seperti dua aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

3. Generasi Kode

Desain harus diterjemahkan dalam bentuk mesin yang bisa di baca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.

Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh

programmer. 4. Pengujian

Proses Pengujian dilakukan pada logika internal untuk memastikan semua pernyataan sudah diuji. Pengujian eksternal fungsional untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input akan memberikan hasil yang aktual sesuai yang dibutuhkan. 5. Pemeliharaan

Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. demikian juga dengan

(6)

sebelumnya. Pemeliharaan suatu software

diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan sebelumnya atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada

software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

Kelebihan dari model ini adalah selain karena pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal proyek, maka Software Engineering(SE) dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan se-eksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal proyek lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya. Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya. Masalah dengan waterfall:

1. Perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku.

2. Karena sifat kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan secara lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil mungkin. Tapi pada kenyataannya jarang sekali konsumen/pengguna yang bisa memberikan kebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah sesuatu yang wajar terjadi. 3. Waterfall pada umumnya digunakan untuk

rekayasa sistem yang besar yaitu dengan proyek yang dikerjakan di beberapa tempat berbeda, dan dibagi menjadi beberapa bagian sub-proyek.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam pengembangan sistem. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui berbagai cara, yaitu:

a. Wawancara (Interview)

Dalam hal ini dilakukan tanya jawab kepada beberapa bendahara di Kabupaten Ciamis serta pihak-pihak yang yang berhubungan dengan proses pengajuan Alokasi Dana Desa (ADD). b. Pengamatan (Observation)

Pengamatan pada sistem yang berjalan untuk setiap prosesnya, sehingga dapat diketahui bagaimana alur sistem ini berjalan serta

berbagai kesalahan dan kekurangan yang sering kali terjadi dalam sistem ini.

c. Studi pustaka

Pengembangan sistem ini juga didasarkan pada hasil studi kepustakaan melalui literature yang sesuai dengan sistem yang dibahas dalam penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan,

diperoleh berbagai capaian atau hasil penelitian.

Realisasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan

saat ini tersaji dalam Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pencapaian

No Kegiatan Hasil

Realisasi Capaian

1 Inisialisasi

Analisa Masalah Analisis permasalahan yang dihadapi pada current sistem, yaitu

permasalahan pada

penyimpanan data dan media informasi yang masih manual. perangkat lunak dengan teknik observasi

100%

b. Requirement

analysis

Analisa kebutuhan

perangkat lunak yang telah terkumpul

100%

3 Modelling dan Design

a. Desain

6 Evaluation Sistem informasi

menghasilkan informasi

sesuai dengan

(7)

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa permasalahan pada penelitian ini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem informasi pengajuan alokasi dana desa mempercepat proses pengajuan, karena proses pengajuan tidak berbelit, tidak berulang karena adanya kesalahan penghitungan.

2. Penggunaan sistem informasi pengajuan alokasi dana desa meminimalisir penggunaan kertas dan pemberkasan semakin minim karena data sudah ada pada database.

REFERENSI

Fathansyah. 2012. Basis Data, Edisi Revisi. Bandung: Informatika

Ladjamudin, Al Bahra bin. 2008. Konsep Sistem Informasi. Jakarta: STMIK Muhammadiyah Jakarta

Mustakini. 2009. Definisi Sistem. Diambil dari: http://pietchuby.blogspot.com/2014/11/k onsep-dasar-apsi.html (Mei 2015)

Pressman (2010), model waterfall

http://cisenaextreme99.blogspot.com/201

3/06/metode-waterfall-menurut-pressman.html

Romley. 2006. Definisi Sistem. Diambil dari: http://kangdava.blogspot.com/2015/02/la poran-kuliah-kerja-praktek.html

Supranto, J. 2007. Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global, edisi 2.Jakarta:

Salemba Empat

Whitten, Jeffery L.2006. Metode Desain Dan Analisis Sistem. Edisi Ke-6. Yogyakarta: Andi

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penghitungan kapasitas sisi udara terkait dengan konfigurasi bandar udara adalah exit factor atau faktor yang diakibatkan oleh jumlah landasan hubung dan jarak

Yamaha Agung Motor Semarang dalam proses order picking menggunakan strategi S­Shape, yaitu dengan menyisir seluruh gudang penyimpanan untuk mengambil barang yang telah dipesan

Berdasarkan berat jenis obat anestesi lokal yang dibandingkan dengan berat jenis likuor, maka dibedakan 3 jenis obat anestesi lokal, yaitu hiperbarik, isobarik dan

Letak kebaruan dalam pemikiran etika situasi nampak dalam prinsip cinta kasih sebagai satu-satunya prinsip yang memahami kebaikan dalam setiap situasi. Pola kerja prinsip

Bicara tentang keranjang sekarang ini toko online mana sih yang belum punya fasilitas keranjang belanja. Fitur ini wajib dimiliki setiap toko online. Keranjang belanja digunakan

KESATU : Membentuk Satuan Tugas Anti Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) Berbasis Masyarakat di Tingkat Desa Mappedeceng, Desa Benteng, Desa

Table matrik ini untuk !etiap pa!angan kriteria-kriteria, ukuran Table matrik ini untuk !etiap pa!angan kriteria-kriteria, ukuran kuantitati dan kualitati dari eek yang

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang