• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. MEKANISME PASAR, PERMINTAAN DAN PENAWARAN III.1 MEKANISME PASAR III.1.1 Pengertian - Buku PIE BAB III Zainal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III. MEKANISME PASAR, PERMINTAAN DAN PENAWARAN III.1 MEKANISME PASAR III.1.1 Pengertian - Buku PIE BAB III Zainal"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III.

MEKANISME PASAR, PERMINTAAN DAN PENAWARAN

III.1 MEKANISME PASAR III.1.1 Pengertian

Beberapa abad yang lalu dalam sebagian besar negara industri ada kecenderungan dimana makin berkurangnya pengendalian langsung dari pemerintah terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Akan tetapi, jauh sebelum trend ini mencapai titik dimana pemerintah benar-benar tidak ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi, keadaan sudah berbalik ke arah lain. Dapat dikatakan bahwa sejak akhir abad ke-19 dalam semua negara industri peranan pemerintah dalam kegiatan ekonomi semakin meningkat.

Pada kenyataannya perekonomian Indonesia adalah perekonomian campuran dimana lembaga swasta maupun pemerintah melaksanakan kontrol ekonomi. Dalam suatu mekanisme pasar tanpa sadar seseorang atupun organisasi berhubungan dengan ketiga masalah ekonomi yang telah diutarakan dalam bab terdahulu yakni masalah: apa, bagimana, dan untuk apa. Sebagai contoh misalnya kota Jakarta atau Surabaya. Tanpa mengalir arus barang-barang kebutuhan keluar-masuk kota-kota tersebut akan berada di ambang kelaparan.

(2)

Dalam membahas pemecahan ketiga masalah pokok ekonomi melalui mekanisme pasar selanjutnya, kita pakai asumsi bahwa semua kegiatan ekonomi berorientasi pada pasar atau dengan perkataan lain, berdasarkan atas kekuatan permintaan dan penawaran yang biasa disebut sistem ekonomi pasar.

Dalam suatu ekonomi pasar, barang maupun jasa mempunyai harga. Bahkan tiap-tiap jenis tenaga kerja yang berbeda-beda pun mempunyai harga, yaitu upah/gaji. Apabila suatu barang (barang apa saja), misalnya telur, dibutuhkan lebih banyak, maka pesanan-pesanan baru akan membanjir. Dalam keadaan demikian permintaan meningkat, sehingga para konsumen atau pembeli saling berebut untuk membeli telur lebih banyak. Sebagai akibatnya para penjual akan menaikkan harga telur guna menjatah persediaan yang terbatas. Harga yang lebih tinggi akan mendorong penjual untuk memproduksi telur lebih banyak. Demikian sebaliknya apabila suatu barang, misalnya kacang hijau tersedia dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang ingin dibeli oleh masyarakat pada tingkat harga yang berlaku. Karena para penjual ingin agar persediaan kacang hijau cepat habis, akan terjadi persaingan antara pejual. Penjual akan berebut untuk mendapatkan pembeli bagi kacang hijau yang jumlahnya terlalu banyak. Karena itu para penjual akan dan harus bersedia menurunkan harga barang. Penurunan harga kacang hijau ini akan mendorong konsumen untuk membeli kacang hijau yang lebuh banyak. Tetapi sebaliknya produsen akan mengurangi produksinya karena harga yang terjadi lebih rendah. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dengan meningkatnya permintaan harga akan cenderung naik pula. Demikian sebaliknya bila penawaran lebih besar, maka harga akan cenderung turun.

(3)

Pemecahan Tiga Masalah Ekonomi

Ketiga masalah pokok ekonomi apa, bagaimana, dan untuk siapa, sangat erat hubungannya dengan mekanisme pasar. Mekanisme pasar yang bekerja melalui permintaan dan penawaran, walaupun jauh dari sempurna, berfungsi memecahkan ketiga masalah apa, bagaimana dan untuk siapa. Dengan mempertemukan pembeli dan penjual (permintaan dan penawaran) pada setiap pasar, suatu perekonomian memecahkan ketiga masalah ekonomi tersebut:

a. Barang apa yang akan diprodusir ditentukan oleh daya beli (keuangan) dari konsumen. Uang yang mereka bayarkan pada perusahaan untuk barang yang mereka beli, pada akhirnya merupakan sumber dana untuk membayar balas jasa faktor produksi berupa gaji, upah, sewa, dan dividenyang diterima konsumen sebagai pendapatan. Perusahaan didorong untuk memprodusir barang yang mempunyai permintaan yang tinggi karena labanya besar.

(4)

c. Untuk siapa barang diprodusir ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar faktor produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal). Karena pasar ini menetukan tingkat upah, sewa tanah, suku bunga dan laba yang kesemuanya merupakan pendapatan bagi setiap orang dan yang membentuk pendapatan masyarakat. Oleh karena itu distribusi pendapatan diantara penduduk ditentukan oleh sejumlah faktor seperti jam kerja per orang, luas tanah yang dimiliki dan harga faktor-faktor produksi seperti upah, gaji, sewa, tanah dan sebagainya. Distribusi ini sangat tergantung pada distribusi awal dari pemilikan harta, kemampuan yang dipelajari atau kemampuan alam, rezeki dan juga ada dan tidaknya diskriminasi ras dan jenis kelamin. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga maslah pokok ekonomi ini dapat dipecahkan oleh harga melalui mekanisme pasar.

III.1.2 Konsep Pasar

Pasar adalah keseluruhan permintaan dan penawaran barang, jasa atau faktor produksi tertentu. Biasanya pasar dibedakan dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana barang diperjualbelikan. Sedangkan dalam arti luas pasar adalah proses dimana pembeli dan penjual saling berinteraksi untuk menentukan / menetapkan harga jual.

(5)

III.1.2.1 Pasar Persaingan Sempurna (PPS)

Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar dimana (1) terdapat banyak penjual dan banyak pembeli, (2) barang yang diperjualbelikan homogen menurut anggapan konsumen, (3) ada kebebasan untuk mendirikan dan membubarkan perusahaan, (4) sumber produksi bebas bergerak ke mana pun, dan (5) pembeli dan penjual mengetahui satu sama lain dan mengetahui barang-barang yang diperjualbelikan.

(1) Pengertian banyak penjual dan banyak pembeli disini bukan dalam arti absolut sekian ratus atau sekian ribu orang, melainkan sedemikian banyaknya sehingga baik penjula maupun pembeli secara sendiri-sendiri tidak mampu mempengaruhi harga tetapi mampu apabila itu dilakukan secara bersama-sama. Baik pembeli maupun penjual sendiri-sendiri tidak mampu menaikkan atau menurunkan harga. Jumlah yang dibeli oleh seorang pembeli sedemikian kecilnya sedangkan jumlah seluruh pembeli demikian banyaknya. Demikian juga halnya dengan penjual. Bila ia menaikkan harga maka pembelinya akan lari kepada penjual lainnya, dan atas tindakannya ini ia akan merugi sendiri. Baik penjual maupun pembeli menerima harga yang terbentuk di pasar (sebagai price taker).

(2) Yang dimaksud dengan barang yang diperjualbelikan homogen adalah bahwa konsumen tidak dapat membedakan barang satu dengan yang lain. Mereka menganggap barang itu sama mutunya. Dalam kenyataan barang yang homogen betul tidak ada, tetapi ada yang mendekati seperti beras, jagung, sayur-sayuran, buah-buahan dan sebagainya.

(6)

memperoleh keuntungan dengan mendirikan perusahaan itu. Sebaliknya bebas pula dalam arti bebas untuk membubarkan usahanya bila dipandang rugi.

(4) Sumber produksi bebas bergerak ke arah mana pun, artinya: tidak ada halangan bagi tenaga kerja, modal dan pengusaha untuk berpidah-pindah ke mana pun yang lebih menguntungkan.

(5) Pembeli dan penjual mengetahui satu sam lain dan mengetahui barang-barang yang diperjualbelikan, maksudnya bahwa pembeli dan penjual mengetahui situasi pasar, misalnya tingkat harga yang berlaku, biaya, tempat, waktu barang-barang yang diperjualbelikan.

Dalam praktek bentuk pasar persaingan sempurna ini tidak ada. Yang ada hanya mendekati saja. Misalnya, pasar beras di mana petani produsen sebagai penjual dan pedagang sebagai pembeli.

III.1.2.2 Pasar Monopoli dan Monopsoni

Pasar persaingan sempurna merupakan bentuk pasar yang ekstrem yang hanya terdapat dalam konsep manusia tetapi tidak dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk ekstrem lain adalah pasar monopoli dan monopsoni yang walaupun terdapat dalam kehidupan sehari-hari namun jarang sekali. Pasar monopoli adalah pasar dimana hanya terdapat satu penjual saja. Seorang monopolis dapat bertindak sebagai penentu harga (price maker). Kalau ingin menaikkan harga maka ia dapat mengurangi produkisnya. Contoh monopolis di Indonesia adalah PAM, PLN, PERUMTEL, dan sebagainya.

(7)

dan menurunkan jumlah faktor produksi yang dibeli. BAT mendekati monopsoni dalam pembelian tembakau, tetapi tidak bertindak sebagai monopolis dalam penjualan sigaret, karena masih ada penjual-penjual lain.

III.1.2.3 Pasar Oligopoli dan Oligopsoni

Pasar oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat penjual/produsen yang saling bersaingan. Tiap-tiap penjual (oligopolis) mempunyai pengaruh atas harga barang yang dijual, tetapi pengaruhnya tidak sebesar seperti dalam hal monopoli. Penjual/produsen saling tergantung, artinya perubahan harga ataupun jumlah yang dilancarkan oleh satu perusahaan akan mempengaruhi perusahaan lain. Karena itu setiap kebijakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus betul-betul dipertimbangkan pengaruhnya terhadap perusahaan lain. Oleh karenanya, masing-masing perusahaan akan saling mengamati. Karena hanya terdapat beberapa penjual, maka masing-masing penjual mempunyai pengaruh terhadap harga. Cara yang biasa ditempuh untuk menguasai atau menarik konsumen adalah dengan memakai merek-merek tertentu terhadap barang-barang yang dijual. Kebanyakan konsumen sudah terikat pada suatu merek dagang tertentu. Sulit untuk melepaskan mereka. Sebagai contoh: BAT dengan merek Comodore, dan Faroka dengan merek Kansas.

Pasar oligopsoni adalah suatu pasar dimana terdapat beberapa pembeli dan masing-masing pembeli cukup besar untuk mempengaruhi harga barang yang dibelinya. Antara monopoli dan oligopoli sebenarnya masih ada lagi bentuk pasar yang disebut duopoli, yaitu suatu pasar yang hanya ada dua penjual. Sedangkan antara monopsoni dengan oligopsoni terdapat duopsoni, yaitu suatu pasar dimana hanya terdapat dua pembeli.

III.1.2.4 Pasar Persaingan Monopolistik

(8)

persaingan monopolistik mempunyai unsur-unsur monopoli (dan monopsoni) serta persaingan. Pasar persaingan monopolistik adalah suatu pasar dimana terdapat cukup banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated products). Dalam pasar persaingan monopolistik atau persaingan monopsonitik jumlah penjual/produsen atau pembeli cukup banyak namun tidak sebanyak seperti yang terdapat pada pasar persaingan sempurna. Akan tetapi, pasar persaingan monopolistik dan persaingan monopsonitik masih mempunyai sedikit pengaruh atas harga. Semua bentuk pasar yang bukan pasar persaingan sempurna disebut pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competition) dengan berbagai bentuk: monopoli-monopsoni, duopoli-duopsoni, oligopoli-oligopsoni, dan persaingan monopolistik-monopsonitik.

Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah:

a. Jumlah penjual/produsen cukup banyak, namun tidak sebanyak seperti pada pasar persaingan sempurna, namun masing-masing perusahaan masih dapat berpengaruh harga walaupun pengaruh itu tidak besar.

b. Barang yang diperjualbelikan tidak homogen benar melainkan ada perbedaan walaupun hanya berbeda dalam merek, warna, mutu dan ukuran.

c. Ada sedikit pembatasan atas berdirinya perusahaan baru dalam arti perusahaan baru tidak sesulit seperti dalam oligopoli dan monopoli, tetapi tidak semudah seperti pada pasar persaingan sempurna. Sebagai contoh: unilever menghasilkan sabun dengan merek yang berbeda-beda. Kemeja yang mutunya sama tetapi diberi merek yang berbeda dengan harga yang berbeda pula.

III.2 KONSEP PERMINTAAN (DEMAND) III.2.1 Definisi

(9)

sedikit jumlah barang yang dibeli, semakin rendah harganya semakin besar jumlah barang yang diminta. Hal ini berlaku dengan syarat semua hal yang lain tetap sama. Permintaan akan suatu jenis barang ialah jumlah barang yang mau dibeli pada berbagai tingkat harga di pasar pada jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, permintaan yang dimaksudkan disini adalah permintaan yang berdaya beli, artinya permintaan yang disertai dengan sejumlah uang untuk membeli barang yang bersangkutan. Setiap waktu tertentu terdapat hubungan tertentu antara harga dan jumlah barang yang dibeli yang demikian disebut ”tabel permintaan ” atau ”kurva permintaan”.

III.2.2 Kurva Permintaan (Demand Curve)

Di atas telah dijelaskan bahwa makin tinggi harga barang, makin sedikit jumlah barang yang dibeli, makin rendah harga barang makin besar jumlah barang yang hendak dibeli/diminta. Hubungan antara harga dengan jumlah barang yang akan dibeli ditunjukkan dalam Tabel III.1.

(10)

5.000 per karung terdapat suatu jumlah tertentu padi yang diminta oleh konsumen di pasar, yaitu 9 juta karung per bulan. Pada harga yang lebih rendah, misalnya Rp 4.000, jumlah yang akan diminta akan menjadi lebih banyak, yakni 10 juta karung tiap bulan. Pada harga Rp 3.000 jumlah yang diminta semakin besar lagi, yaitu 20 juta karung. Berdasar Tabel III.1 kita dapat menentukan jumlah yang diminta pada berbagai tingkat harga. Angka-angka pada Tabel III.1 pula bisa digambarkan dalam bentuk grafik. Sumbu vertikal pada Gambar III.1 menggambarkan berbagai tingkat satuan padi (dengan tanda P), sedangkan sumbu horizontal menggambarkan berbagai jumlah padi (dalam satuan waktu) yang akan diminta per bulan. Dalam kaitannya dengan itu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pengertian satuan. Harga yang tercantum baik dalam tabel maupun dalam grafik adalah harga per satuan. Satuan disini bukan berarti satuan dalam pengertian yang absolut, tetapi berupa ribuan, ratusan, lima ratusan kilogram, meter persegi, keranjang dan sebagainya, dan juga bukan harga keseluruhan. Jadi kalu dalam Tabel III.1 disebutkan bahwa pada harga Rp 4.000 yang diminta 10 karung, maka yang dimaksudkan adalah bahwa harga Rp 4.000 itu adalah harga setiap satuannya, bukan 10 karung itu seharga Rp. 4.000. Yang kedua adalah sumbu horizontal dengan sumbu Q (quantity) menggambarkan jumlah barang yang dibeli per satuan waktu. Satuan waktu disini dapat berarti dalam satu minggu, satu bulan, setengah tahun dan sebagainya. Untuk menentukan titik A pada Gambar III.1 yang berhubungan dengan bilangan Rp 5.000 dan 9 juta karung, kita ukurkan dari titik nol pada sumbu vertikal (sumbu harga) ke atas sebanyak 5 satuan dan kemudian ke kanan pada sumbu horizontal (sumbu quantity) sebanyak 9 satuan. Demikian halnya untuk menentukan titik B. Kita ukurkan pada sumbu vertikal sebanyak 4 satuan dan pada sumbu horizontal sebanyak 10 satuan. Hal yang sama dapat kita lakukan untuk titik C, D, dan E. Apabila titik-titik tersebut kita hubungkan terbentuk kurva permintaan (demand curve) yang kita beri tanda d.

(11)

P Jumlah (juta karung per bulan)

Sifat darii kurva permintaan adalah:

Turun miring dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping to the right). Hal ini sangat erat kaitannya dengan hubungan antara jumlah dan harga yang bersifat berbanding terbalik atau mempunyai arah yang berlawanan. Q naik apabila P turun. Sifatnya pertama dari kurva permintaan ini disebut hukum permintaan yang turun miring (the law of downward sloping demand) yang menyatakan: “apabila harga satuan barang naik (sedangkan hal lainnya tetap konstan) maka jumlah yang diminta menjadi berkurang”. Atau dapat pula dirumuskan di

pasar bertambah, maka (bila semua hal lain tetap) hal itu hanya dapat terjual dengan harga yang lebih rendah.

Pada harga yang lebih rendah, jumlah yang hendak dibeli bertambah. Hal ini disebabkan oleh karena dapat mendorong masuknya pembeli baru ke pasar. Sebagai contoh: apabila harga beras membubung setinggi langit, maka hanya orang kaya saja yang mampu membeli, sedang yang miskin cukup maka singkong rebus saja. Kemudian harga turun namun

(12)

masih cukup tinggi walaupun tidak setinggi langit, maka orang yang berpenghasilan cukup tinggi akan mengubah menunya dengan mengganti jagung dengan nasi sehingga terdorong untuk membeli beras. Demikian seterusnya bila harga terus turun sehingga akan menambah jumlah barang yang diminta.

Penurunan harga dapat mendorong masing-masing konsumen barang yang bersangkutan untuk memperbesar pembeliannya. Contoh: apabila harga air sangat mahal, maka segolongan masyarakat hanya akan membeli air dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan minum. Kemudian apabila harga air turun, maka segolongan masyarakat tadi akan menambah pembeliannya untuk keperluan mencuci. Pada harga yang sangat murah, segolongan masyarakat tersebut bisa meningkatkan pembelian airnya untuk keperluan menyiram bunga-bunga di halaman.

III.3 KONSEP PENAWARAN (SUPPLY) III.3.1 Definisi

Kalau dalam konsep permintaan dibicarakan tentang hubungan antara berbagai tingkat harga dengan berbagai jumlah barang yang hendak dibeli oleh para konsumen, maka yang dibicarakan dalam konsep penawaran adalah hubungan antara berbagai tingkat harga dengan berbagai jumlah barang yang hendak dijual/ditawarkan oleh produsen. Penawaran adalah jumlah barang yang mau dijual pada berbagai tingkat harga di pasar pada jangka waktu tertentu.

III.3.2 Kurva Penawaran (Supply Curve)

(13)
(14)

2 1

0 7 12 16 18

Q atau Jumlah (juta karung per bulan)

Bentuk kurva penawaran padi pada Gambar III.2 bergerak dari kiri bawah naik miring ke kanan atas. Pada harga padi yang tinggi para petani memperbesar produksinya baik dengan menambah areal tanah yang ditanami maupun dengan menambah pupuk serta menambah tenaga kerja.

III.4 KESEIMBANGAN

Sekarang kita akan menggabungkan permintaan dan penawaran untuk mengetahui bagaimana harga ditentukan pada pasar yang bersaing. Untuk itu kita akan mencari harga keseimbangan. Penggabungan ini dapat diperlihatkan pada Tabel III.3. Angka-angka yang tercantum dalam tabel itu adalah dengan anggapan sebagai kemungkinan, artinya ”jika harga

(P) adalah sekian maka Q yang dijual adalah sekian, jika harga begini maka Q yang dijual adalah begitu demikian dan seterusnya”. Tetapi tingkat harga yang mana dari berbagai

kemungkinan itu yang benar-benar dicapai serta berapa banyaknya suatu barang yang dihasilkan dan dikonsumsi? Hal ini jelas tidak dapat dipecah melalui tabel permintaan atau penawaran saja. Kita perhatikan kombinasi A pada Tabel III.3. Dapatkah harga padi sebesar Rp 5.000 per karung bertahan terus sampai periode tertentu? Jawabnya ”tidak”. Pada tingkat

(15)

tingkat harga Rp 1.000 dengan jumlah padi yang ditawarkan sebanyak nol dan jumlah yang diminta sebanyak 20 karung per bulan, dapatkah keadaan ini bertahan lama? Jawabnya sama, yaitu “tidak”. Pada tingkat harga ini jumlah padi yang diminta lebih besar dari jumlah padi

yang ditawarkan, sehingga terjadi kelebihan permintaan (shortage). Kelebihan permintaan ini menimbulkan persaingan dikalangan konsumen sendiri, sehingga mendorong naiknya harga. Dorongan kenaikan harga ini diperlihatkan arah panah yang mengarah ke atas kolom 4. Baik pada saat terjadi surplus dimana harga cenderung turun maupun terjadi kelebihan permintaan dimana harga cenderung naik, kesemuanya mengarah sampai tercapai harga keseimbangan. Harga keseimbangan adalah suatu tingkat harga di mana jumlah yang hendak ditawarkan dan jumlah yang hendak diminta sama besarnya. Harga keseimbangan merupakan satu-satunya harga yang dapat bertahan lama. Keseimbangan ini pasti tercapai pada titik perpotongan antara kurva permintaan dan kurva penawaran.

Tabel III.3: Tabel Penawaran dan Permintaan Padi. Kemungkinan Harga

(16)
(17)

Gambar III.3: Bagaimana Penawaran dan Permintaan Menentukan Harga dan Jumlah.

Pada tingkat harga (P) yang lebih rendah jumlah yang ditawarkan lebih kecil dari jumlah yang diminta sehingga terjadi kekurangan penawaran (shortage). Kekeurangan ini akan mendorong harga (P) naik kembali ke tingkat keseimbangan seperti terlihat pada gambar kurva dimana anak panah mengarah ke atas.

III.4.1 Pergeseran Penawaran dan Permintaan

(18)

petani. Melalui gambar grafik dapat dijelaskan bagaimana bekerjanya kurva penawaran dan kurva permintaan tersebut.

III.4.1.1 Pergeseran Penawaran

Gambar III.4 melukiskan bagaimana panenan yang buruk mengurangi jumlah yang hendak ditawarkan oleh petani pada setiap harga pasar sehingga menggeser titik keseimbangan E. Kurva penawaran (supply)S.S bergeser ke kiri atas menjadi kurva penawaran (supply) baru, yaitu S’S’ sedangkan kurva permintaan tidak berubah. Karena pergeseran kurva

penawaran ini, maka perpotongan kurva penawaran baru dengan kurva permintaan berpindah pula yaitu di titik E’, harga keseimbangan baru terbentuk, dimana permintaan dan penawaran

baru yang lebih sedikit dengan harga (P) yang naik. Pada keseimbangan baru ini jumlah yang ditawarkan sama dengan yang diminta.

(19)

Gambar III.4: Pergeseran Penawaran ”Perpindahan” dalam Gambar = ”Pergeseran”

III.4.1.2 Pergeseran Permintaan

Dengan menggunakan diagram kita dapat mempelajari pengaruh dan ketentuan-ketentuan yang mengubah permintaan. Kita umpamakan saja terjadi kenaikan yang banyak pada pendapatan keluarga, sehingga mengakibatkan setiap orang menginginkan jumlah beras yang lebih besar. Dalam keadaan yang demikian pada tingkat harga (P) yang sama, diminta jumlah beras(Q) yang lebih besar. Kurva permintaan akan bergeser ke kanan dari dd ke d’d’ dan keseimbangan baru terbentuk, yaitu di titik E’.

Gambar III.5 memperlihatkan pergeseran kurva permintaan di sepanjang kurva penawaran sebagai akibat dari pertambahan permintaan. Sehingga mengakibatkan keseimbangan bergeser dari titik E ke E’ dan diikuti dengan naiknya harga(P). Apa sebabnya?

(20)

Gambar III.5: Pergeseran Permintaan ”Perpindahan” dalam Tabel = ”Pergeseran”.

Perubahan permintaan sedangkan penawaran tidak berubah akan menyebabkan perubahan harga. Kenaikan permintaan akan menyebabkan kenaikan harga. Jika permintaan berpindah ke kanan, maka keseimbangan pun akan bergeser ke atas menyusur kurva penawaran dimana hal ini menunjukkan kenaikan permintaan. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi permintaan konsumen antara lain: pendapatan, populasi, harga barang pengganti, dan selera.

E E’

Jumlah d’

d

= S

Q P Perpindahan Permintaan (d ke d’)

(21)

REFERENCES:

1. Carla Poli, Sumaryati M, Maatita H, dkk. PENGANTAR ILMU EKONOMI I. Buku Panduan Mahasiswa. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1992.

2. Kartasapoetra G, Rachmat A, Dan Danny R. ILMU EKONOMI UMUM. Armico. Bandung. 1982.

3. Nuddin Harahap dan Zainal Abidin, 2012. Buku Ajar Pemasaran Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang.

Gambar

Tabel III.1: Tabel Permintaan Padi
Gambar III.2: Kurva Penawaran Padi
Tabel III.3: Tabel Penawaran dan Permintaan Padi.
Gambar III.3: Bagaimana Penawaran dan Permintaan Menentukan Harga dan Jumlah.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tahap terakhir adalah inkuiri bebas, siswa diberi kebebasan untuk menen- tukan masalah lalu dengan seluruh daya upayanya memecahkan masalah tersebut. Pada tahap ini,

Konsumen dalam pemasaran syari’ah diletakkan sebagai mitra sejajar, dimana baik perusahaan sebagai penjual produk maupun konsumen sebagai pembeli produk

27. jenis teks ini adalah explanation text yang menjelaskan siklus hidup kupu-kupu. Pada paragraph pertama tersurat bahwa kupu-kupu mengalami beberapa tahap sebelum menjadi

Jika dilihat selama periode 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012 lebih banyak jumlah sampel yang mengalami kenaikan pendapatan dan kenaikan biaya dibandingkan

“ Pengembangan Materi Ajar Cerita Anak yang Mengandung Pendidikan Karakter pada Pembelajara Membaca Cerita Anak SMP Kelas VII di Singaraja “.e -Journal P rogram

Memberikan cairan oralit di puskesmas sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam dengan menentukan jumah oralit yang akan di berikan, jumlah oralit yang di perlukan (dalam ml) dapat

Tanggapan dari responden mengenai kepuasan pemakai dengan keterlibatan yang tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan pernyataan tiap

Pembuatan papan komposit plastik dapat menggunakan limbah kelapa sawit (batang, TKKS, dan cangkang) sebagai bahan pengisi ( filler ) dan plastik polipropilena (PP) daur ulang