• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERCOBAAN PENGUKURAN ANTENA VHF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERCOBAAN PENGUKURAN ANTENA VHF"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ANTENA

PERCOBAAN PENGUKURAN ANTENA VHF

OLEH :

KELOMPOK VI (ENAM)

NURSYAMSU ABUBAKAR (033 21 0002) GYNA IGASA PUTRI (033 21 0047) PARDI LA APO (033 21 0069)

LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN DIGITAL JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa:

NAMA STAMBUK

NURSYAMSU ABUBAKAR 033 21 0002

GYNA IGASA PUTRI 033 21 0047

PARDI LA APO 033 21 0069

Benar telah melaksanakan Praktikum Antena pada Laboratorium Teknik

Telekomunikasi Dan Digital Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas

Muslim Indonesia Makassar. Laporan Pengukuran Antena VHF ini telah

diperiksa oleh koordinator asisten praktikum Antena. Laboratorium Teknik

Telekomunikasi Dan Digital Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas

Muslim Indonesia Makassar.

Makassar, Mei 2005

Disetujui oleh Diperiksa Oleh

Koordinator Asisten Asisten

(3)

BAB I

P E N D A H U L U A N

I.1. Latar Belakang Masalah.

Dalam suatu sistem radio, gelombang elektromagnetis berjalan dari

pemancar ke penerima lewat ruang, dan diperlukan antena (aural) pada

kedua ujung tersebut untuk keperluan penggandengan (Coupling) antara

pemancar dan penerima, karakteristik-karakteristik ini penting untuk

suatu antena tertentu dan banyak yang identik dan sering digunakan

antena yang sama untuk kedua fungsi tersebut.

Pada televisi yang sangat vital adalah antena baik sebagai pemancar

dan sebagai penerima. Antena pemancar menyebarkan antena

gelombang elektro magnetik yang ditangkap oleh antena penerima

televisi. Oleh karena itu antena sangat penting dalam pertelevisian.

Tanpa disadari antena sudah menjadi sebahagian kehidupan kita

sehari-hari, karena antena yang dihubungkan dengan pesawat televisi

dirumah-rumah. Antena dapat dibuat dari kawat atau batang yang

menghantar. Jenis struktur yang digunakan untuk antena adalah banyak

dan beraneka ragam, mulai dari sepotong kawat sederhana yang

digantung diatas tanah sampai kesusunan-susunan tirai (Certain Array)

(4)

Melakukan suatu analisis dari sebuah antena bukanlah pekerjaan

yang mudah meskipun didukung dengan peralatan yang lengkap dan

bukan sederhana lagi, dan banyak masalah faktor lainnya yang harus

diperhitungkan dengan sungguh-sungguh untuk menganalisa sebuah

antena. Faktor derajat yang kecil dan penyambungan yang sempurna

merupakan salah satu persyaratan yang ada, juga soal kabel transmisi

yang dipakai sebagai faktor rugi-rugi lainnya yang mungkin saja ada perlu

diperhitungkan juga untuk keperluan ini.

Dengan berdasarkan vitalnya antena pada televisi maka kami

melakukan pengukuran antena TV trainer untuk model percobaan.

Perlunya dilaksanakan praktikum antena ini karena untuk

penyeimbangan antara teori yang telah diperoleh dari bangku

(5)

I.2. Tujuan Percobaan.

1. Untuk mengalisis pada modul Antena Yagi-Uda 8 Elemen pada band

VHF (Very High Frekwensi).

2. Untuk mengukur elemen-elemen Antena Yagi-Uda 8 elemen pada

modul TV Antena Trainner.

3. Untuk membandingkan hasil pengukuran elemen Antena Yagi-Uda 8

elemen dengan menggunakan SoftwareQuick Yagi Version 4.0 by

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA II.1.Teori Dasar

A. Gelombang Leketro Magnet

Arus yang mengalir pada batang konduktor akan menghasilkan

suatu medan magnet disekitarnya menurut Biot Savart. Perubahan

medan-medan magnet dapat menghasilakan medan magnet yang

dapat menghasilkan medan listrik (Hukum Faraday).

B. Polarisasi Gelombang

Antena pemnacar adalah antena konduktor yang mengubah arus

frekuensi radio (RF) menjadi gelombang elektromagnet dan

memancarkan dalam sistem rancangan yang sempurna.

Kuat medan listrik yaitu besarnya tegangan yang terinduksi pada

penghantar. Kedudukannya sejajar dengan medan listrik dan tegak

lurus terhadap arah rambatannya. Alat untuk mengukur kuat medan

listrik adalah Field Strenght Meter.

C. Antena VHF

Untuk antena VHF banyak digunakan dengan berbagai bentuk,

bentuknya berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan meskipun

(7)

D. Antena Yagi-Uda

Antena Yagi-Uda adalah antena yang terdiri dari susunan

parasitik sebuah antena dipole setengah gelombang yang didorong.

Semua elemen dikencangkan dikencangkan secara listrik pada batang

penyangga tengah yang merupakan sebuah penghantar yang

ditanahkan.

Elemen parasitik terdiri atas elemen pemantul (Reflektor), elemen

pengarah (Director), dan elemen pengumpan (Driven).

Konfigurasi Antena Yagi-Uda 8 elemen pada gambar berikut :

E. Kerapatan Radiasi

Gelombang elektromagnetik digunakan untuk mentrasformasikan

informasi melalui suatu media kabel relatif kecil atau struktur guide ini

dari suatu titik ke titik yang lain. Besaran yang digunakan memberi

daya gabungan dengan gelombang elektromagnet dinyatakan sebagai

Vektor Poynting :

Reflektor Driven Elemen

(8)

H

diterima oleh antena transmitter (pengiriman) ketika arah tidak tetap,

maka gain dalam arah radiasi maksimum, semua jenis antena yang

memiliki sifat pengarahan termasuk pada model, antena dipole selalu

ada sifat gainnya, untuk melakukan pengukuran dipakai perbandingan

dengan antenna isotropis hipotesis yang kita asumsikan yang tak

memiliki penguatan sama sekali karena factor radiasi suatu bentuk

dipole pada titik pengarahan yang maksimum bisa didapatkan dari

standart kira-kira 1,64 dB tepatnya 1,64 dBi, dimana huruf gainnya

dengan perbandingan isotropis, tapi dipole bisa dipakai untuk antena

standart oleh karena itu gain menjadi 0 dB.

G. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)

Perbandingan antara harga tegangan maksimum, dan harga

(9)

Tegangan (Voltage Standing Wave Ratio) atau disingkat dengan

Perbandingan Gelombang Tegak (SWR)

SWR = V Maks/ V Min

SWR = I Maks / I Min

H. Boom (Batang Penyangga).

Batang penyangga (Boom) biasanya terbuat dari bahan logam

yang berfungsi sebagai pusat. Di sini pusat adalah elemen. Batang

penyangga ini bisa berupa lauminium atau tembaga.

Persamaan yang digunakan untuk menentukan

diameter-diameter boom dengan λ sebagai berikut :

λ D

Dimana : D = Diameter Boom

(10)

BAB III

METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Alat alat yang digunakan. 1. Mistar Geser

2. Roll Meter

3. Busur Derajat

4. Modul Antena Yagi-Uda 8 elemen TV Trainner

5. Multisignal generator

6. Field Meter

7. Kabel Coaxial

8. SWR Analog

9. Frekwensi Counter

III.2. Gambar Antena Yagi-Uda 8 Elemen

Z

X (Boom)

(11)

III.3 Prosedur Percobaan

III.3.1 Pengukuran elemen Reflektor (Pemantul)

1. Modul Praktikum disusun sesuai dengan konfigurasi pada

gambar Antena Yagi-Uda 8 Elemen.

2. Mengambil elemen reflector dari susunan antena Yagi-Uda

(VHF) kemudian mengukurnya.

3. Mengukur panjang elemen reflector, diameter elemen dan jarak

serta mencatat data yang diperoleh.

4. Memasang kembali elemen reflector pada susunan Antena

Yagi-Uda 8 elemen seperti semula.

III.3.2 Pengukuran Elemen Driven (Pengumpan)

1. Modul praktikum antena tersusun sesuai dengan konfigurasi

Antena Yagi-Uda 8 Elemen

2. Mengambil elemen driven (penggerak) dan susunan antena

tersebut dan kemudian siap diukur.

3. Mengukur panjang fisik elemen tersebut, diameter batang

elemen dengan jangka sorong dan rool meter dan mencatat

hasil pengukuran tersebut.

4. Memasang kembali elemen driven tersebut kemudian

(12)

III.3.3 Pengukuran Elemen Director (Pengarah)

1. Mengamati elemen director dari susunan antenna Yagi-Uda 8

elemen sesuai dengan gambar.

2. Mengatur posisi elemen director yang akan diukur yaitu D1, D2,

D3, D4, D5, dan D6 masing-masing director diukur panjang dan

elemen secara bergantian sesuai dengan roll meter dan jangka

sorong hingga selesai.

3. Mencatat hasil pengukuran sesuai dengan urutan dan

komposisi elemen tersebut.

III.3.4 Pengukuran Jarak antara Elemen Reflektor dengan Driven

1. Mengamati elemen reflector dengan driven dari antenna

Yagi-Uda 8 elemen.

2. Mengukur jarak antara elemen reflector denagn driven dengan

menggunakan mistar geser.

3. Mencatat hasil pengukuran sesuai dengan urutan dan

komposisi elemen tersebut.

III.3.5 Pengukuran Jarak Antara Elemen driven dengan director

1. Mengamati elemen Driven dengan Director dari Antene

(13)

2. Mengukur jarak antara elemen driven dengan director dengan

menggunakan mistar geser.

3. Mencatat hasil pengukuran sesuai dengan urutan dan

komposisi elemen tersebut.

III.3.6 Pengukuran Jarak antara Director satu dengan Director yang lain

1. Mengamati elemen Director satu dengan Director yang lain dari

antena Yagi-Uda 8 Elemen.

2. Mengukur Jarak Antara Elemen Director pertama dengan

Director kedua, Director kedua dan ketiga, dan seterusnya.

3. Mencatat hasil pengukuran sesuai dengan urutan dan

komposisi elemen tersebut.

II.3.7 Pengukuran Boom (Panjang Batang Penyangga)

1. Mengamati Boom (Batang Penyangga) dari antenna

Yagi-Uda 8 elemen.

2. Mengukur panjang batang penyangga antena Yagi-Uda 8

elemen.

3. Mencatat hasil pengukuran sesuai dengan urutan dan

(14)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

VI.1. Tabel Hasil Pengamatan

A. Pengukuran Reflektor ( Pemantul )

Panjang Elemen

Diameter Driven Jarak Antara Driven dengan Director

38 cm 0,4 18,3 cm

C. Pengukuran Director ( Pengarah )

Nama Director ( Pengarah ) Ukuran Panjang (cm)

D1 34

D. Pengukuran Jarak Director Satu dengan Lain

Nama Elemen Director ( Pengarah ) Jarak Antara Director

D1 D2 16,7

D2 D3 14,7

D3 D4 13,85

D4 D5 12,3

D5 D6 10,8

E. Data Spesifikasi Lainnya

1. Antena Logaritma Band 4 Pada Frekwensi 230 MHz

2. Gain = 10,5 dB

(15)

4. 1 Antena Logaritma Band vHF (Antena Yagi-Uda 8 Elemen)

VI.2. Analisa Data Hasil Pengamatan

Perhitungan Pada Elemen Reflektor

λ = 6

Jarak antara elemen Reflektor dan Driven :

S = 0,2 x λ

= 0,2 x 130,43

= 26,09 cm

Perhitungan Pada Elemen Driven

LDE =

Jarak Antara elemen Driven dan Director :

S = 0,2 x λ

= 0,2 x 130,43

(16)
(17)

Perbandingan (Ratio) diameter elemen dengan gelombang

Pengukuran Denganmenggunakan software Quick Yagi Version 4.0 by Chuck Smith, WA7RAI and RAI enterprise, Inc.

OPERATING FREQUENCY... {MHz} 230

(18)

Gain pada Antena Yagi-Uda 8 elemen

(19)

Grafik perbandingan frekuensi Gain dengan VSWR

(20)

Bidang Elevasi

(21)
(22)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Pada suatu antena pengukuran reflector pemantul tergantung dari

pada diameter reflector, panjang reflektor, dan jarak antara relektor

dan driven. Semakin besar daya pantul tergantung dari panjang

elemen reflektor, diameter, dan jarak anatara reflektor dan drifen.

2. Daya pancar frekuensi pada suatu antena tergantung pada berapa

panjang ukuran pada direktor yang diberikan.

5.2. Saran

Bimbingan Asisten tentang percobaan ini merupakan suatu harapan

kami sebagai praktikan.

5.3. AYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCOBAAN

Q.S Al Alaq ayat : 3 - 4

Artinya :

“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang

(23)

Penjelasan :

Ayat di atas menjelaskan tentang Tuhan Yang Maha Pemurah, yang

telah mengajarkan kita dengan perantara kalam. Hubungannya dengan

percobaan ini bahwa perantara kalam adalah ilmu pengetahuan dapat

diperoleh dengan berbagai cara. Dengan usaha manusia tersebut, maka

ditemukan sesuatu yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam

kehidupan sehari-hari yaitu tele opersi, yang merupakan sistem

pengontrolan jarak jauh yang biasa digunakan pada

Gambar

Grafik perbandingan frekuensi Gain dengan VSWR

Referensi

Dokumen terkait

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan Mempunyai IUJK berlaku dengan klasifikasi Jasa Nasehat/Pra

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mandailing Natal dengan alamat Komplek Perkantoran Payaloting Dalan Lidang Panyabungan akan melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa, dengan rincian

[r]

Tanda pelunasan pajak tahun terakhir (SPT tahun 2013) dan Laporan Bulanan Pajak (PPh pasal 21, PPh pasal 23 bila ada transaksi, PPh pasal 25/29 dan PPN) untuk 3 (tiga) bulan

Abstract Genetic variations has been analyzed using five microsatellite markers (AHT4, HTG10, ABS2, ABS23 and CA245) in three horse breeds in Egypt (Arabian, Thoroughbred and

cermin dan lampu gantung yang jatuh menimpa korban (pubs.usgs.gov). Respon ‘jongkok, berlindung, pegangan’ yang dilakukan dengan cepat dapat mengurangi resiko celaka

Penentuan tekstur tanah dilaboratorium umumnya dilakukan melalui dua metode, yaitu metode pipet atau metode hydrometer, kedua metode tersebut berdasarkan pada perbedaan

Namun dalam pemecahan masalah kesulitan belajar ini akan berjalan dan berguna apabila dari diri anak atau siswa muncul dorongan dan keinginan melakukan perubahan untuk