• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas 5 SDN Tegalrejo 03 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas 5 SDN Tegalrejo 03 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Didalam pendidikan tidak luput dari proses pembelajaran. Menurut Purwanto (2008:18) pendidikan adalah sebuah proses kegiatan yang di sengaja atas input siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. Semakin berkembangnya jaman, masyarakat yang menuntut untuk dapat melahirkan perubahan tingkah laku yang berarti kepada siswa, baik itu perubahan kemampuan ranah kognitif, psikomotorik ataupun afektif.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan interaksi belajar mengajar antara guru dengan siswa. Menurut Nana Sudjana (1989: 8) belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pengajaran. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam merancang kegiatan pembelajaran menjadi hal yang sangat penting agar siswa nantinya dapat mencapai kompetensi atau hasil yang di harapkan. Guru juga harus membekali siswa dengan kemampuan yang mumpuni dalam menghadapi perubahan-perubahan kurikulum.Untuk meningkatkan mutu dan kualitas generasi penerus sesuai dengan perkembangan jaman.

Dengan berlakunya kembali kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang semula dberlakukan kurikulum 2013 berbasis tematik terintegrasi atau mengaitkan materi dengan berbagai matapelajaran tertentu, kini kembali kedalam pembelajaran yang fokus terhadap satu mata pelajaran, tidak terkecuali kegiatan pembelajaran IPA di sekolah dasar.

(2)

dengan menggunakan pembelajaran klasikal,harapan tersebut tidak seperti sekarang yang kebanyakan terjadi di lapangan.

Dari observasi yang dilakukan peneliti di kelas 5 SDN tegalrejo 03 salatiga, menurut wawancara dengan guru kelas 5 pada mata pelajaran IPA di sekolah tsb, nilai ulangan IPA siswa kelas 5 pada semester I tahun 2014 adalah dari 24 siswa satukelas hanya 9siswa dengan persentase37,5% yang memperoleh nilai tuntas ≥ 70sedangkan terdapat 15 siswa dengan persentase62,5% yang belum mencapai KKM 70.

Permasalahan terjadi karena faktor dari siswa dan guru dalam proses kegiatan pembelajaran dikelas. Faktor dari siswa sendiri adalah siswa bermain sendiri saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa kurang tertarik dalam menerima penjelasan materi, siswa sering bercerita sendiri. Kemudian faktor dari guru dalam kegiatan pembelajaran adalah guru menggunakan metode ceramah selama proses belajar mengajar berlangsung, guru kurang kreatif dalam membuat dan menggunakan alat peraga, guru belum menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, guru kurang mengaktifkan interaksi dan tanya jawab antara guru dengan siswa dan kurangnya umpan balik antara guru dengan siswa terhadap materi yang disampaikan. Hal ini berimbas kepada hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi rendah atau hasil belajar tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Dari beberapa faktor siswa dan guru yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, perlu diadakan suatu pembaharuan dengan sebuah model dalam pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif dan lebih realistik agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.

(3)

1.2 Identifikasi Masalah

Pada observasi lapangan yang telah dilakukan di kelas 5SD Berdasarkan hasil konsultasi dengan guru kelas peneliti mendapatkan beberapa masalah dan kelemahan yang muncul pada waktu pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas 5SD Negeri Tegalrejo 03 Salatiga. Hasil konsultasi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Dari sisi siswa:

1. Ada beberapa siswa yang bermain sendiri pada waktu proses belajar mengajar berlangsung.

2. Siswa kurang tertarik dalam menerima penjelasan materi 3. Siswa sering bercerita sendiri, saat guru menjelaskan materi. Dari sisi guru:

1. Guru lebih aktif dominan menggunakan metode ceramah selama

pembelajaran berlangsung.

2. Guru kurang kreatif dalam membuat atau menggunakan alat peraga, dimana

siswa masih senang bermain dengan menggunakan mainan atau benda dsekitarnya.

3. Guru belum menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.

4. Guru kurang mengaktifkan interaksi dan tanya jawab antara guru dan siswa. 5. Kurangnya umpan balik dari guru terhadap materi.

1.3 Cara Pemecahan Masalah

(4)

mereka bermasyarakat ataupun saat di tempat kerja kelak. Oleh karena itu diperlukan suatu model yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah ini.

Model kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna untuk hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya.

Penggunaan model pembelajaran juga tidak terlepas dari cara mengaplikasikannya, agar model pembelajaran dapat berhasil dan effektif, perlu adanya tindakan – tindakan melalui sebuah proses penelitian.

Menurut Arikunto dalam Suyadi (2008 : 18)menjelaskan penelitian tindakan kelas (PTK) secara sistematis yaitu :

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal – hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.

b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dengan menggunakan siklus – siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

(5)

Belajar Siswa di kelas 5 SD Negeri Tegalrejo 03 Salatiga Pada Mata Pelajaran IPA Tahun Ajaran 2014/2015”.

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kenyataan yang menunjukkan bahwa kurangnya keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah, model Contextual Teaching and learning (CTL)dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) inidiharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Tegalrejo 03 Salatiga. Karena Model Contextual Teaching and learning (CTL), menurut Rusman (2012 : 187) pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata. Model Contextual Teaching and Learning (CTL) juga memiliki tujuh prinsip yaitu kontruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belejar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya. Ketujuh prinsip tersebut saling berkaitan satu samalain, salah satunyaprinsip Inquiry(menemukan) yang menekankan siswa mempelajari dan menemukan sendiri pengetahuan mereka. Sehingga dari pengetahuan yang mereka pelajari dengan menemukan sendiri diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka pokok permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini yaitu:

a. Apakah dengan menggunakan model Contextual Model Contextual Teaching

and learning (CTL)dapat meningkatkan Keaktifan pada mata pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Tegalrejo 03 Salatiga?

b. Apakah dengan menggunakan model Contextual Teaching and learning

(6)

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa menggunakan model

Contextual Teaching and learning (CTL) padamata pelajaran IPA di kelas 5SD Negeri Tegalrejo 03 Salatiga tahun 2014/2015.

b. Meningkatkan keaktifan siswa di kelas 5SD Negeri Tegalrejo 03 Salatiga tahun 2014/2015 menggunakan model Contextual Teaching and learning (CTL) pada mata pelajaran IPA.

c. Meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 5SD Negeri Tegalrejo 03 Salatiga

tahun ajaran 2014/2015menggunakan model Contextual Teaching and

learning (CTL) pada mata pelajaran IPA.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-konsep baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya IPA dalam upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.

1.6.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut: a. Bagi Siswa

Dengan pembelajaran melalui modelContextual Teaching and

learning(CTL)inidapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. b. Bagi Guru

Model Contextual Teaching and Learning (CTL), sebagai model

pembelajaran untuk merancang proses kegiatan belajar mengajar di kelas guna meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Pertama , birokrasi diartikan sebagai ” government by bureaus” yaitu pemerintahan biro oleh pegawai yang diangkat oleh pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan dalam

source CRS (concatenated coordinate operation) = source CRS (coordinate operation step 1) target CRS (coordinate operation step i) = source CRS (coordinate operation step i+1); i =

Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi Operator Boiler Kelas Dua

Melalui hasil analisa penelitian yang telah dilakukan baik secara deskriptif maupun statistik, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah 1)

Saran yang dapat saya ajukan dalam percobaan ini ialah setelah mengetahui kadar rhodamin B yang terdapat dalam makanan dan minuman yang telah diuji, sebagai mahasiswa dapat

Peneliti mendapatkan hasil bahwa semakin tinggi persepsi pelanggan terhadap keadilan organisasional perusahaan maka semakin tinggi pelanggan melakukan Customer Citizenship

Penggunaan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (Tsts) Berbantuan Simulasi Komputer Untuk Meminimalisasi Miskonsepsi Pada Materi Momentum Dan Impuls.. Universitas Pendidikan

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program Game Memory dengan menggunakan program Macromedia Flash MX Dengan memanfaatkan fasilitas Object