• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

35 4.1Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kalinanas 01 Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali pada kelas 4 dengan siswa sebanyak 25. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian dijabarkan sebagai berikut.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Dengan jumlah siswa yang terdiri dari 25 siswa 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Letak SD Negeri Kalinanas 01 berada di Kelurahan Kalinanas, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan observasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa dan guru SD Negeri Kalinanas 01.

(2)

Tabel 4.1

Hasil belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Tuntas ≥70 10 40%

Belum Tuntas < 70 15 60%

Jumlah 25 100%

Rata-rata 64,8

Nilai Minimal 45

Nilai Maksimal 80

KKM 70

Penyebab hasil belajar IPA masih rendah adalah belum maksimalnya strategi guru dalam menarik perhatian siswa pada pembelajaran, pembelajaran yang dilakukan belum memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, dan siswa belum berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

4.1.2 Deskripsi Tindakan Siklus I

Pada Siklus I diuraikan tentang kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan penelitian dan observasi, kegiatan refleksi. Pada siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Berikut ini langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus 1.

4.1.2.1Perencanaan

Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 akan dilaksanakan dalam 3 pertemuan yaitu pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3. Sebelum perencanaan tindakan pada siklus I dimulai peneliti berkonsulatsi dengan guru kelas tentang model pembelajaran PBL. Peneliti juga meminta materi yang akan diajarkan pada siklus 1.

(3)

untuk materi perubahan energi bunyi yang akan disampaikan. Kemudian guru menyusun RPP dengan menggunakan model pembelajaran PBL dan guru mempersiapkan sumber belajar serta alat peraga yang dibutuhkan dalam pelaksanakan pembelajaran. Peneliti juga menyiapkan lembar kerja siswa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Peneliti membuat instrumen observasi guru dan siswa untuk mengamati pencapaian aktivitas pembelajaran. Peneliti membuat instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi siswa pada pertemuan terakhir siklus 1.

Pada pertemuan 1, disampaikan materi pembelajaran IPA dengan pokok bahasan perubahan energi bunyi. Setelah melalui persetujuan dengan kepala sekolah dan guru kelas, maka peneliti yang mengajar dan guru kelas sebagai observer selama dalam pembelajaran. Pertemuan 1, 2, dan 3 membahan tentang materi perubahan energi bunyi. Selama pertemuan 1, 2, dan 3 siswa dibagi dalam kelompok untuk mengidentifikasi gambar dan melakukan praktik untuk mencari sendiri jawaban dari permasalahan yang muncul sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Selain itu siswa juga dituntut untuk mencari dari berbagai sumber belajar untuk mendukung dalam pemecahan masalah. 4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pada tahap ini akan diuraikan tentang pelaksanaan penelitian sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan SK memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan KD menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik. Uraian pelaksanaan tindakan dan observasi adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan 1

(4)

pertemuan 1 dilakukan 2 x 35 menit. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 10 April 2017 pukul 07.00-08.10.

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. dan guru memberi apersepsi dengan membunyikan sebuah seruling dan kemudian bertanya jawab dengan siswa. Pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan guru adalah sesuai dengan RPP pada materi perubahan energi bunyi. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya. Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat kepada siswa. Kemudian siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok dengan anggota 5 orang. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa yang berisi tabel. Didalam tabel terdapat nama benda dan cara memainkannya. Kemudian guru menunjukan gambar-gambar alat musik. Guru bertanya kepada siswa bagaimana benda yang terdapat pada gambar dapat menjadi sumber bunyi. Setiap kelompok bekerja sama untuk mengidentifikasi gambar. Siswa mencari jawaban dari buku paket yang mereka bawa. Setelah siswa menjawab permasalahan yang muncul perwakilan kelompok diminta mempresentasikan didepan kelas hasil diskusi kelompok mereka.

Selanjutnya, guru menjelaskan menunjukan alat musik berupa seruling, harmonika, dan gitar. Guru bertaya kepada siswa tentang cara memainkan seruling. Setiap kelompok dibagikan lember kerja. Didalam lembar kerja terdapat pertanyaan dan terdapat tabel yang akan diisi oleh siswa. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk mengerjakan lembar kerja. Dalam menjawab pertanyaan siswa diminta untuk melakukan praktik dengan memainkan alat musik yang tersedia. Setelah siswa selasai mengerjakan guru meminta siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok mereka.

(5)

rangkuman tentang pembelajaran hari ini. Guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Tahap observasi pertemuan pertama siklus I dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan pertama ini. Observasi siklus I dilaksanakan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Pelaksanaan observasi ini merupakan pengamatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Selama pembelajaran, guru kelas menjadi observer yang melakukan observasi terhadap pelaksaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, apakah pembelajaran tersebut sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Problem Basen Learning (PBL) atau belum. Observer memberikan penilaian terhadap pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk pembelajaran selanjutnya. Selain mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, observer juga mengobservasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Dalam pertemuan 1 terdapat 18 indikator observasi kegiatan pembelajaran guru. Pemeberian skor observer adalah dengan memberikan tanda (√) pada tabel yang telah disediakan. Pertemuan pertama masih menunjukan pembelajaran yang kurang maksimal. Hal tersebut terlihat dari 18 indikator hanya 15 indikator yang sudah terpenuhi. Pengajar belum mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan materi yang lalu. Pengajar juga belum menggali pengetahuan awal siswa untuk memancing memunculkan suatu masalah. Pengajar juga masih kurang dalam menganalisis hasil diskusi siswa. Dari kekurangan tersebut dapat menjadikan pembelajaran pertemuan 2 menjadi lebih baik.

(6)

mempresentasikan jawaban di depan kelas masih banyak siswa yang malu untuk maju dan dalam presentasi suara mereka kurang keras.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan pertama yang telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan kedua ini sesuai dengan RPP yang telah disisapkan oleh penulis. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 11 April 2017 pukul 07.00-08.10. Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. dan guru memberi apersepsi dengan guru meniup seruling dan kemudian bertanya jawab dengan siswa tentang bunyi seruling yang mereka dengarkan. Pertemuan kedua kegiatan yang dilakukan guru adalah sesuai dengan RPP pada materi perubahan energi bunyi. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya.

Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru dan siswa bertanya jawab tentang pembelajaran yang telah berlangsung kemarin. Siswa diminta bergabung dalam kelompoknya masing-masing yang telah terbentuk. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa. Kemudian guru membagikan gambar gambar perambatan bunyi. Siswa diminta mengisi lembar kerja yang telah dibagikan. Kemudian guru memancing siswa dengan pertanyaan bunyi yang terdengar saat kita menyelam. Kemudian siswa mengisi lembar kerja dengan berdiskusi dan mencari dari berbagai sumber belajar. Selain mecari dari berbagai sumber siswa juga diminta melakukan praktik dengan membuat telepon benang. Mereka diminta memraktikan telepon benang untuk membuktikan bahwa bunyi merambat pada benda padat. Siswa diminta membuat laporan tentang hasil diskusi mereka. Setelah menyusun laporan, perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka

(7)

pembelajaran yang telah berlangsung. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

3) Pertemuan 3

Pertemuan kedua dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan pertama yang telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan kedua ini sesuai dengan RPP yang telah disisapkan oleh penulis. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 12 April 2017 pukul 07.00-08.10. Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan kembali materi energi dan penggunaannya. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi energi dan penggunaannya. Siswa diminta untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang energi dan penggunaannya. Setelah siswa mengungkapkan pendapat mereka tentang perubahan energi bunyi guru meluruskan pendapat dari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang sudah disampaikan untuk memastikan bahwa siswa sudah memahami materi yang sudah disampaikan.

Pada kegiatan akhir/penutup, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Setelah itu siswa diminta mengerjakan soal evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan guru bertanya tentang soal yang dianggap siswa sulit dan soal yang dianggap mudah oleh siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Setelah dilaksanakannya kegiatan evaluasi pembelajaran pada akhir pertemuan 3 dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning

(8)

29 siswa terdapat 19 siswa yang telah mendapat nilai diatar KKM (≥70) dan terdapat 10 orang siswa yang belum tuntas .

Dalam menyusun tabel hasil belajar dilakukan dengan tahapan menentukan jumlah kelas, selanjutnya menentukan panjang tiap interval. Dibawah ini adalah cara menentukan frekuensi

1. Urutkan data terlebih dahulu

Untuk mempermudah dalam mengolah data menjadi tabel maka data diurutkan terlebih dahulu dari yang terkecil ke yang terbelsar. Dalam siklus I didapatkan data yang sudah diurutkan sebagai berikut:

55, 60, 60, 65, 65, 65, 65, 65, 70, 70, 70, 70, 70, 75, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 85, 90, 90

2. Menentukan Range (Jangkauan) : didapat dari nilai yang terbesar dikurangi nilai yang terkecil. Rumus: R = Xmax – Xmin

3. Pada siklus 1 range (jangkuan) adalah 90-55= 35

4. Menentukan banyaknya kelas

Menentukan banyaknya kelas dapat menggunakan rumus Sturgess. Berikut adalah rumus Sturgess:

K = 1 + 3,3 log N

dimana K = Banyaknya kelas dan N = Jumlah Data.

Pada siklus 1 banyaknya kelas atau K = 1+ 3,3 log 25 adalah 6. Pada siklus 1 terdapat 6 kelas.

5. Menentukan Interval Kelas

Menentukan Interval kelas dapat menggunakan rumus: I =𝑅

𝐾

Dengan R adalah Range (jangkauan) dan K adalah banyaknya kelas.

Pada siklus 1 interval kelas setelah dihitung dengan rumus adalah 35/6 = 5,83 dibulat kan menjadi 6. Maka interval setiap kelas adalah 6.

(9)

Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 Semester II/2016-2017

No Interval Frekuensi Persentase

1 55 – 60 3 12% meningkat menjadi 17 siswa dengan persentase 68%, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 8 siswa dengan persentase 32% dari sebelumnya ada 15 siswa yang belum tuntas. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 64,8 menjadi 72,3. Nilai maksimal yang diraih siswa adalah 90 dan nilai minimalnya 55. Dari tabel 4.4 dapat dibuat diagram sebagai berikut:

Diagram 4.1

Hasil Belajar IPA Siklus I

Berdasarkan diagram 4.1 hasil belajar IPA siswa siklus I adalah untuk rentang nilai 85-90 sebanyak 3 siswa, nilai 79-84 ada 6 siswa, nilai 73-78 ada 3,

3

(10)

nilai 67-72 ada 5 siswa dan nilai <70 ada 10 siswa. Dari hasil yang didapat pada siklus 1 maka akan menjadi bahan perbaikan pada siklus 2.

4.1.2.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL)

Tahap observasi siklus I dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Observasi siklus I dilaksanakan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Pelaksanaan observasi ini merupakan pengamatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Selama pembelajaran, guru kelas menjadi observer yang melakukan observasi terhadap pelaksaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, apakah pembelajaran tersebut sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Problem Basen Learning (PBL) atau belum. Observer memberikan penilaian terhadap pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk pembelajaran selanjutnya. Selain mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, observer juga mengobservasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Dalam pertemuan 1 terdapat 18 indikator observasi kegiatan pembelajaran guru. Pemberian skor observer adalah dengan memberikan tanda (√) pada tabel yang telah disediakan. Pertemuan pertama masih menunjukan pembelajaran yang kurang maksimal. Hal tersebut terlihat dari 18 indikator hanya 14 indikator yang sudah terpenuhi. Pengajar belum mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan materi yang lalu. Pengajar juga belum menggali pengetahuan awal siswa untuk memancing memunculkan suatu masalah. Pengajar juga masih kurang dalam menganalisis hasil diskusi siswa. Dari kekurangan tersebut dapat menjadikan pembelajaran pertemuan 2 menjadi lebih baik.

(11)

Masih banyak siswa yang sibuk sendiri dan mengganggu temannya. Mengambil keputusan tentang pemecahan suatu masalah juga masih belum terpenuhi. Masih banyak siswa yang ragu-ragu dengan keputusan mereka. Dan dalam mempresentasikan jawaban di depan kelas masih banyak siswa yang malu untuk maju dan dalam presentasi suara mereka kurang keras.

Dalam pertemuan 2 pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran PBL. Pembelajaran pertemuan 2 juga sudah terjadi peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama, tetapi masih terdapat kekurangan seperti pengajar kurang memancing siswa dalam memunculkan masalah dan dalam indikator guru mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi masih kurang. Tetapi indikator observasi mengajar sudah hampir terpenuhi. Hal tersebut manjadikan siswa mendapat kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja. Selain itu siswa masih kesulitan dalam diskusi karena guru kurang mendorong siswa dalam mencari informasi. Saat pembelajaran juga masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan dan masih kurang termotivasi dalam pembelajaran. Terjadinya kekurangan tersebut karena pengajar kurang memperhatikan siswa dan kurang dalam hal memancing siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran.

Pada pertemuan 3 guru sudah melakukan pembelajaran dengan baik. Pembelajaran sudah dilakukan sesuai langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Akan tetapi guru belum melakukan apersepsi dengan baik. Akibatnya banyak siswa yang kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Dan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih banyak dari mereka yang kurang memperhatikann pelajaran. Selain itu siswa masih kurang dapat mengutarakan pendapat saat diskusi kelompok.

(12)

Tabel 4.3

Hasil Observasi Tindakan Guru dalam Penerapan Model PBL di SD Negeri Kalinanas 01 Tahun Pelajaran 2015/2016

No

Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan 3

Jumlah Persentase pertemuan 1 pengajar memperbaiki cara mengajarnya, penguasaan materi, dan penguasaan kelas. Pada siklus 2 terjadi peningkatan dibandingkan dengan pertemuan 1 menjadi 83%. Sudah 15 indikator yang telah tercapai. Dan pada pertemuan ketiga sudah 16 indikator yang telah terpenuhi. Hal ini dapat dijadikan refleksi agar siklus II menjadi lebih baik dibandingkan siklus I.

(13)

Tabel 4.4

Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Penerapan Model PBL di SD Negeri Kalinanas 01 Tahun Pelajaran 2015/2016

No Aspek yang diamati

Indikator

Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan3

Jumlah Persentase

(%)

jumlah (%) jumlah (%) jumlah (%)

1. Kegiatan

siswa dalam

pembelajaran

12 100% 9 75% 10 83% 10 83%

Masih terdapat kekurangan dari pembelajaran yang dilakukan. Pada pertemuan 1 masih 3 indikator yang belum tercapai dan pertemuan 2 pengajar sudah memperbaiki pengajaran yang berakibat siswa menjadi antusias dalam pembelajaran. Akan tetapi masih terdapat kekurangan-kekurangan. Pada pertemuan 3 masih terdapat 2 indikator yang belum tercapai. Kekurangan yang ditemui akan menjadi perbaikan pada siklus II agar menjadi lebih baik.

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

(14)

Berdasarkan hasil belajar pada Prasiklus, sebanyak 40% siswa telah tuntas dengan nilai diatas KKM (70) dan 60% siswa masih memiliki nilai dibawah KKM, dengan rata-rata kelas 64,8. berdasarkan hasil belajar Prasiklus, Siklus I mengalami peningkatan. Akan tetapi pembelajaran belum berjalan maksimal karena masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran.

Dari observasi yang telah dilakukan oleh observer saat pembelajaran berlangsung dapat diperoleh informasi sebagai berikut:

a. Kelebihan

1) Rancangan kegiatan pembelajaran terprogram baik. 2) Siswa lebih antusias untuk belajar.

3) Proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. 4) Kegiatan pembelajaran lebih menarik.

5) Guru dalam melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL sudah baik dan sesuai dengan langkah langkah PBL.

b. Kekurangan (Hambatan)

1. Kurangnya mengaitkan materi yang diajarkan dengan materi yang telah lalu.

2. Dalam kegiatan berkelompok, siswa masih ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

3. Banyak siswa yang malu saat mendapat giliran presentasi dan membuat suara mereka kurang jelas.

4. Siswa masih kurang dapat memperhatikan pelajaran.

5. Pada saat ada kelompok yang menjelaskan di depan kelas masih terdapat siswa yang mengobrol dengan temannya.

6. Kurangnya motivasi yang diberikan oleh pengajar. 7. Siswa masih kesulitan dalam mencari informasi.

(15)

lalu agar dapat dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan, lebih memotivasi siswa dalam belajar, dan pengajar akan membimbing siswa dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar. Dalam penguasaan kelas, pengajar harus menjadikan pembelajaran lebih menarik agar siswa termotivasi dalam belajar. Dari perbaikan tersebut diharapkan pembelajaran siklus II dapat dilaksanakan dengan lebih baik dan kekurangan pada siklus I tidak terualang untuk siklus II.

4.1.3 Deskripsi Tindakan Siklus II

Pada Siklus II diuraikan tentang kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan penelitian dan observasi, kegiatan refleksi. Pada siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Berikut ini langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus II.

4.1.3.1Perencanaan

Perencanaan untuk siklus II didasarkan pada refleksi yang telah dilakukan pada siklus I. berdasarkan refleksi siklus I masih terdapat banyak kekurangan sehingga peneliti berupaya mengatasi kekurangan tersebut dengan mempelajari materi yang lalu agar dapat dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan, lebih memotivasi siswa dalam belajar, dan pengajar akan membimbing siswa dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar. Dalam penguasaan kelas, pengajar harus menjadikan pembelajaran lebih menarik agar siswa termotivasi dalam belajar. Dari upaya yang dilakukan oleh peneliti, pada siklus II diharapkan kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat teratasi. Pada siklus II peneliti menyusun RPP dengan SK memahami perubahan kenampakan bumi dan benda langit dan KD mendiskripsikan perubahan kenampakan bumi.

(16)

instrumen observasi guru dan siswa untuk mengamati pencapaian pembelajaran dengan model PBL. Peneliti juga menyusun soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar pada siklus II.

4.1.3.2Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus II dilakukan berdasarkan RPP yang telah dibuat dan akan dijabarkan sebagai berikut:

1) Pertemuan 1

Pertemuan pertama Siklus II dilaksanakan pada minggu ketiga bulan April. Sebelum melakukan pembelajaran, peneliti mempersiapkan materi dan alat peraga yang akan diberikan pada pertemuan pertama Siklus II. Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan siswa, dan buku materi pembelajaran IPA. Pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan dilakukan 2 x 35 menit. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 17 April 2017 pukul 09.30-10.40.

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. dan guru memberi apersepsi dengan membunyikan sebuah gambar bumi dan kemudian bertanya jawab dengan siswa tentang hal yang siswa ketahui terhadap bumi. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya untuk mengaitkan pelajaran yang akan dilakukan dengan pembelajaran yang lalu. Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(17)

untuk melakukan praktek menggunakan senter dan bola. Guru menjelaskan dan membimbing siswa dalam melakukan praktik.

Setelah siswa selesai mengerjakan, mereka diminta membuat laporan berdasarkan diskusi mereka. Guru membimbing siswa untuk membuat laporan dan kesimpulan dari diskusi siswa. Setelah membuat laporan, perwakilan kelompok diminta untuk membacakan hasil laporan mereka. Siswa kelompok lain diminta menanggapi laporan dari kelompok yang presentasi. Guru meluruskan laporan siswa.

Kegiatan akhir/penutup, guru melakukan tanya jawab tentang perubahan kenampakan bumi dan benda langit yang belum dimengerti oleh siswa. Bersama dengan siswa membuat rangkuman tentang pembelajaran hari ini. Guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan pertama yang telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan kedua ini sesuai dengan RPP yang telah disisapkan oleh penulis. Sebelum pelaksanaan pengajar menyiapkan media dan sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 18 April 2017 pukul 07.00-08.10.

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. dan guru memberi apersepsi dengan bertanya kepada siswa yang memiliki kerabat didaerah pantai. Pertemuan kedua kegiatan yang dilakukan guru adalah sesuai dengan RPP pada materi perubahan energi bunyi. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya. Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(18)

air laut. Guru menanyakan inti dari cerita tersebut kepada siswa. Kemudian setelah tanya jawab tentang carita pasang surut air laut siswa diminta bergabung dalam kelompoknya masing-masing yang telah terbentuk. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa. Kemudian guru membagikan gambar pasang surut air laut. Siswa diminta mengidentifikasi gambar tersebut dan mengisi lembar kerja yang telah dibagikan. Siswa mengisi lembar kerja dengan berdiskusi dan mencari dari berbagai sumber belajar. Setelah selesai berdiskusi siswa diminta membuat laporan tentang hasil diskusi mereka. Setelah menyusun laporan, perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka

Kegiatan akhir/penutup, guru melakukan tanya jawab tentang perubahan kenampakan bumi dan benda langit yang belum dimengerti siswa. Guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan sebagai lanjutan dari pertemuan kedua yang telah dilakukan. Pelaksanaan pertemuan ketiga ini sesuai dengan RPP yang telah disisapkan oleh penulis. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 19 April 2017 pukul 07.00-08.10. Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan dengan guru mengucapkan salam, guru meminta salah satu dari siswa untuk memimpin doa. Guru melakukan absensi kehadiran siswa dan menanyakan adakah siswa yang tidak hadir. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sebelumnya.

(19)

mengenai materi yang sudah disampaikan untuk memastikan bahwa siswa sudah memahami materi yang sudah disampaikan.

Pada kegiatan akhir/penutup, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Setelah itu siswa diminta mengerjakan soal evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan guru bertanya tentang soal yang dianggap siswa sulit dan soal yang dianggap mudah oleh siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Pada evaluasi hasil belajar siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar IPA yang diperoleh dari 29 siswa terdapat 24 siswa yang telah mendapat nilai diatar KKM (≥70) dan terdapat 5 orang siswa yang belum tuntas .

Dari hasil evaluasi didapatkan data hasil belajar siswa siklus II. Dari data tersebut disusun tabel hasil belajar siswa pada siklus II dapat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Urutkan data terlebih dahulu

Untuk mempermudah dalam mengolah data menjadi tabel maka data diurutkan terlebih dahulu dari yang terkecil ke yang terbelsar. Dalam siklus I didapatkan data yang sudah diurutkan sebagai berikut:

60, 65, 70, 70, 70, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80, 85, 85, 85, 90, 90, 90, 95, 95, 95

2. Menentukan Range (Jangkauan) : didapat dari nilai yang terbesar dikurangi nilai yang terkecil. Rumus: R = Xmax – Xmin

Pada siklus II range (jangkuan) adalah 95-60= 35

3. Menentukan banyaknya kelas

Menentukan banyaknya kelas dapat menggunakan rumus Sturgess. Berikut adalah rumus Sturgess:

K = 1 + 3,3 log N

(20)

Pada siklus II banyaknya kelas atau K = 1+ 3,3 log 25 adalah 6. Pada siklus 1 terdapat 6 kelas.

4. Menentukan Interval Kelas

Menentukan Interval kelas dapat menggunakan rumus: I = 𝑅

𝐾

5. Dengan R adalah Range (jangkauan) dan K adalah banyaknya kelas. Pada siklus II interval kelas setelah dihitung dengan rumus adalah 35/6 = 5,83 dibulat kan menjadi 6. Maka interval setiap kelas adalah 6.

6. Menentukan batas kelas dengan nilai terendah sebagai batas bawah kelas dan nilai tertinggi sebagi batas atas.

Data dari hasil belajar siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 Semester II/2016-2017

No Interval Frekuensi Persentase

1. 60 - 65 2 8

2. 66 - 71 3 12%

3. 72 - 77 6 24%

4. 78 - 83 5 20%

5. 84 - 89 3 12%

6. 90 - 95 6 24%

Jumlah 25 100%

(21)

Diagram 4.2

Hasil Belajar IPA Siklus II

4.1.3.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) Siklus II

Tahap observasi siklus II dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Observasi siklus I dilaksanakan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Pelaksanaan observasi ini merupakan pengamatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Selama pembelajaran, guru kelas menjadi observer yang melakukan observasi terhadap pelaksaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, apakah pembelajaran tersebut sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Problem Basen Learning (PBL) atau belum. Observer memberikan penilaian terhadap pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk pembelajaran selanjutnya. Selain mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, observer juga mengobservasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

(22)

terdapat kekurangan dimana pengajar belum menggali pengetahuan siswa secara menyeluruh.

Pada lembar observasi keaktifan siswa terdapat 12 indikator untuk mengukur keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi dari keaktifan siswa sudah menunjukan perubahan. Hal tersebut terlihat dari tercapainya semua indikator observasi keaktifan siswa. Akan tetapi dalam mempresentasikan jawaban di depan kelas masih banyak siswa yang malu untuk maju dan dalam presentasi suara mereka kurang keras. Hal tersebut menjadikan pengajar agar lebih memotivasi siswa agar lebih percaya diri.

Dalam pertemuan 2 pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran PBL. Pembelajaran pertemuan 2 juga sudah terjadi peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama, indikator dalam observasi kegiatan guru sudah terpenuhi. Guru juga sudah biasa mengaitkan dengan materi sebelumnya dan sudah menguasai materi dengan baik. Dalam motivasi guru juga melakukan dengan baik, hal itu terlihat dari minat siswa dalam pembelajaran.

Dalam segi penguasaan kelas masih terdapat kekurangan. Kekurangan tersebut adalah siswa yang berebut untuk menjawab pertanyaan dan berebut untuk maju kedepan dalam mempresentasikan hasil diskusi. Hal tersebut menjadikan kelas menjadi gaduh. Kejadian tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi guru untuk lebih menguasai kelas agar tidak terjadi kegaduhan lagi.

Dalam pertemuan 3 pembelajaran sudah dilakukan dengan sangat baik, semua indikator observasi juga sudah terpenuhi oleh guru. Dalam penguasaan materi dan kelas guru melakukan dengan baik. Guru juga sudah menggali pengetahuan awal siswa dengan baik. Hal tersebut terbukti dari semakin tertariknya siswa dalam mengikuti pelajaran dan memecahkan masalah. Siswa juga sudah mulai aktif dalam diskusi dan lebih giat dalam memecahkan masalah.

(23)

Tabel 4.6

Hasil Observasi Tindakan Guru dalam Penerapan Model PBL di SD Negeri Kalinanas 01 Tahun Pelajaran 2015/2016

No

Aspek yang diamati

Indikator Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan2 Pertemuan 3

Jum lah

Persentas e (%)

jum (%) Jum (%) jum (%)

1. Kegiatan awal

3 17% 2 11% 3 17% 3 17%

2. Kegiatan Inti

12 66% 10 55% 11 61% 12 66%

3. Kegiatan penutup

3 17% 3 17% 3 17% 3 17%

Jumlah 18 100% 15 83% 17 95% 18 100

Pada siklus II sudah terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal tersebut terlihat dari pertemuan pertanya hanya 3 indikator yang belum tercapai. Pada pertemuan 2 hanya 1 indikator yang belum tercapai. Pada pertemuan 3 semua indikator sudah tercapai dengan baik. Dari hasil observasi tersebut mengartikan bahwa guru telah melakukan perbaikan atas kekurangan-kekurangan pada siklus I.

(24)

Tabel 4.7

Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Penerapan Model PBL di SD Negeri Kalinanas 01

Tahun Pelajaran 2015/2016

Pada tabel 4.7 terlihat peningkatan keaktifan siswa. Pada pertemuan 1 sudah 10 indikator yang tercapai. Pada pertemuan 2 sudah meningkat menjadi 11 indikator yang telah tercapai. Dan pada pertemuan 3 semua indikator telah terpenuhi. Hal tersebut terjadi karena guru telah memperbaiki penguasaan kelas dan lebih memotovasi siswa agar aktif dalam pembelajaran.

4.1.3.4Refleksi Siklus II

Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Selain itu refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan untuk siklus berikutnya. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus II dari pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3 maka diadakan refleksi dalam bentuk diskusi dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Diskusi ini dilakukan oleh observer dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

(25)

tidak ada komentar dari observer. Maka semua indikator pada siklus II telah tercapai.

Berdasarkan hasil belajar pada siklus II, sebanyak 92% siswa telah tuntas, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase 8% dengan KKM 70, dengan rata-rata kelas 79,8. Dilihat dari hasil belajar pada siklus I dan siklus II telah mengalami peningkatan. Berikut adalah hasil dari refleksi yang dilakukan peneliti bersama dengan observer:

1. Kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik.

2. Siswa lebih antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.

3. Pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan. 4. Kegiatan pembelajaran lebih menarik siswa.

5. Siswa dapat memecahkan masalah dan saling bertukar pendapat dengan teman kelompok.

6. Siswa lebih berani untuk tampil dan mengemukakan pendapat.

7. Siswa lebih berani untuk mengemukakan hasil laporan mereka didepan kelas karena motivasi guru.

4.2 Analisis Data

Analisis data akan diuraikan dari analisis data perbandingan aktifitas guru pada siklus I dan siklus II, analisis data siklus I, analisis data siklus II, dan analisis komparatif. Dari perolehan data saat penelitian maka akan dianalisis dan dibandingkan antara kondisi siklus I dan siklus II. Berikut analisis data dari siklus I dan siklus II.

(26)

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL mata pelajaran IPA kelas 4 pada siklus I dan II dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga diuraikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8

Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siklus I dan Siklus

II

Dari tabel 4.8 diatas aktivitas guru mengalami peningkatan dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL),dari pertemuan pertama siklus I, pertemuan kedua siklus I, pertemuan ketiga siklus I hingga pertemuan pertama siklus II, pertemuan kedua siklus II, pertemuan ketiga siklus II. Peningkatan pada siklus I dan II dapat disajikan pada diagram berikut:

Diagram 4.3

Perbandingan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siklus I dan Siklus II

(27)

4.2.2 Análisis Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Selain observasi terhadap aktivitas guru, peneliti juga melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Pada lembar observasi kegiatan siswa terdapat 12 indikator pencapaian yang dijadikan acuan dalam pembelajaran. Pada setiap pertemuan akan dianalisis untuk mengetahui peningkatan dari kegiatan siswa. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.9

Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)pada Siklus I dan Siklus II

No Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Peningkatan ini terlihat dari indikator yang dilakukan oleh guru dari pertemuan 1,2, dan 3 pada siklus I maupun pertemuan 1, 2, dan 3 pada siklus II. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram 4.4

Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)pada Siklus I dan Siklus

(28)

4.2.3 Analisis Ketuntasan dan Analisis Komparatif Hasil Belajar Siswa Analisis ketuntasan diambil dari prasiklus, siklus I, dan siklus II yang disajikan dalam sebuah tabel dan grafik. Setelah melakukan pembelajaran, terdapat peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 pada tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 pada prasiklus, siklus I, siklus II dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01

Semester II/2016-2017

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 17 68%

2 Tidak Tuntas 8 32%

Rerata 72,3

Maksimum 90

Minimum 55

(29)

Diagram 4.5

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01

Berdasarkan diagram 4.5 dapat dilihat perbandingan siswa yang telah mancapai nilai diatas KKM dan siswa yang masih dibawah dari nilai KKM. Ketuntasan hasil belajar IPA siklus I sebanyak 17 siswa (68%) mencapai nilai diatas KKM dan termasuk kategori tuntas, dan 8 siswa (32%) belum tuntas dengan nilai yang masih dibawah KKM.

Tabel 4.11

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 5 SD Negeri Kalinanas 01

Semester II/2016-2017

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 23 92%

2 Tidak Tuntas 2 8%

Rerata 79,8

Maksimum 95

Minimum 60

68% 32%

Tuntas

(30)

Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa 23 siswa dengan presentase 92%, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase 8%. Rata-rata kelas pada siklus II adalah 79,8. Nilai maksimal yang diraih siswa adalah 95 dan nilai minimalnya 60. Analisis ketuntasan belajar IPA dengan menggunakan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dilihat dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Diagram 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01

Berdasarkan analisis ketuntasan hasil belajar antar siklus maka dapat dibuat analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus. Analisis dilakukan dengan menyajikan data perbandingan ketuntasan hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II dalam tabel. Data tersebut dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berikut data analisis komparatif dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01

Semester II/2016-2017

No Ketuntasan

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

f % f % f %

1 Tuntas 10 40% 17 68% 23 92%

Tuntas 92% Tidak Tuntas

8%

(31)

2 Tidak Tuntas 15 60% 8 32% 2 8%

Rerata 64,8 72,3 79,8

Maksimum 80 90 95

Minimum 45 55 60

Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan dalam setiap siklus. Hal tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik pada grafik 4.7.

Gambar 4.7

Grafik Komparatif Linear Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan observasi sebelum tindakan dilakukan di kelas 4 SD Negeri Kalinanas01 ditemukan bahwa hasil belajar IPA masih rendah, hal tersebut disebabkan guru kelas masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, siswa kurang termotivasi dengan pembelajaran yang berlangsung. Guru juga kurang memanfaatkan media dan alat peraga yang tersedia, sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif. Siswa hanya belajar dengan cara menghafal materi tanpa melakukan percobaan langsung. Akibatnya siswa menjadi malas dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai rendah.

Berdasarkan nilai ulangan tengah semester yang telah dilakukan, rata-rata yang diperolah siswa adalah 64,8. Hanya terdapat 10 siswa yang nilainya di atas

0

Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPA SISWA

SDN Kalinanas 01

(32)

Kriteria Ketuntasan Minimal (70) dengan persentase 40% dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM adalah 15 siswa dengan persentase 60%. Nilai tertinggi dari ulangan tengah semester adalah 80 dan nilai terendahnya adalah 45. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM masih banyak. Setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terjadi peningkatan hasil belajar. Pada siklus I, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan hasil belajar IPA siswa yang terlihat dari ketuntasan belajar siswa dengan 17 siswa mendapat nilai diatas KKM (70) dan 8 orang siswa masih di bawah KKM. Rata-rata kelas pada siklus I adalah 72,3 dan nilai tertinggi 90 serta nilai terendah adalah 55. Pada siklus II, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA, siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 23 siswa dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa. Rata-rata kelas meningkat menjadi 79,8 dan nilai tertinggi 95 serta nilai terendah 60.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa dari setiap siklus hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I, 17 siswa telah mendapatkan nilai di atas KKM dan 8 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Pada siklus II, siswa yang mendapat nilai diatas KKM adalah 23 orang dan hanya 2 orang yang masih dibawah KKM. Rata-rata kelas siklus I adalah 72,3 dan pada siklus II adalah 79,8. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01.

(33)

pertanyaan dan rasa ingin tahu mereka. Dengan adanya hal tersebut, siswa akan lebih giat dalam belajar dan dengan itu hasil belajar akan dapat meningkat.

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan perubahan yang positif dalam pembelajaran. Dampak positif tersebut terlihat dari pembelajaran yang dilakukan sudah tidak berpusat kepada guru. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) menjadikan guru sebagai fasilitator bagi siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Taufiq Amir (2010: 22) tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan pemelajar dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan (hanya mengarahkan, bukan menunjukan!), dan juga sekaligus menentukan kriteria pencapaian proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadikan guru sebagai fasilitator atau mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadikan siswa untuk berfikir kritis dan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Hal tersebut sesuai dengan Arends (2008: 43) PBL tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada siswa.PBL dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelasaikan masalah, dan keterampilan intelektual. Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

(34)

Hasil penelitian ini memperkuat dan melengkapi penelitian-penelitian yang terdahulu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Eny Wulandari (2012) karena didalam penelitian ini terbukti bahwa terdapat peningkatan hasil belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Mudal dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL). Penilitian lain yang dilakukan oleh Linda Rachmawati (2012) dalam meningkatkan pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SDN Pringapus 2 Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek pada Tahun 2011/2012 terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Linda Rachmawati menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang meningkat dari rata-rata 63,4 pada siklus I menjadi rata-rata 80,94 pada siklus II. Hal tesebut terbukti bahwa penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2010) terbukti bahwa model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal tersebut terbukti karena terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada tiap siklus. Penelitian yang dilakukan Febriana terlihat dari peningkatan total nilai yang didapat, siswa dengan nilai≥ 60 padakondisi awal ada 15 siswa (50%) dengan mean 63,4, lalu pada siklus I, 28siswa(93%) dengan mean 65,67. Kemudian meningkat pada siklus II mean 89 ada 29 siswa (97%) dengan nilai ≥ 60.

Berdasarkan pembahasan diatas, dengan penerapan model pembelajaran

Gambar

Tabel 4.1 Hasil belajar IPA Siswa Kelas 4
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penulis menyusun penelitian ini dengan judul Pengaruh Kepribadian Merek Terhadap Ekuitas Merek Yang Dimediasi Oleh Citra Merek Konsumen Coklat SilverQueen Di

NaCl dalam larutannya memang merupakan elektrolit kuat, karena dalam larutan, partikel-partikel NaCl akan terionisasi seluruhnya sehingga menghasilkan banyak

dimiliki oleh ekuitas merek, pengukuran tersebut yaitu: kesadaran konsumen akan keberadaan sebuah merek, selalu menjadi pilihan pertama konsumen dalam membeli suatu

1. Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat. 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besi

Selain itu responden lainnya juga menyatakan bahwa responden membaca ulasan secara online dari konsumen lainnya untuk membeli produk laptop Acer, artinya responden

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

Destilasi digunakan untuk memisahkan dua atau lebih komponen zat cair yang memiliki titik didih berbeda.. Jenis-jenis destilasi