PUSAT BUKU SURAKARTA
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Dengan mengucap Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya Tugas Akhir berjudul
Pusat Buku Surakarta dengan
Pendekatan Arsitektur Bioklimatik
ini dapat terselesaikan walaupun dengan keterbatasan
pengetahuan, waktu, tenaga, biaya dan informasi yang dimiliki penulis.
Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Srata (S1) pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarata.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, Tuga Akhir ini tidak akan terwujud. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Ir Sumaryoto, MT selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.
2.
Ummul Mustaqimah, ST, MT Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.
3.
Dyah S. Pradnya P., ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademis.
4.
Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret.
5.
Yosafat .W, ST, MT, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Periode 122.
6.
Sri Yuliani, ST, M.App.Sc, selaku Sekretaris Panitia Tugas Akhir Periode 122.
7.
Seluruh teman-teman Jurusan Arsitektur Unicersitas Sebelas Maret.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah SWT.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
KATA TERIMA KASIH
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul
I-1
B. Pengertian Judul
I-1
C. Latar Belakang
I-1
D. Permasalahan dan Persoalan
I-9
1. Permasalahan
I-10
2. Persoalan
I-10
E. Batasan Masalah
I-10
F. Tujuan dan Sasaran
I-10
1. Tujuan
I-10
2. Sasaran
I-11
G. Metode Pembahasan
I-11
H. Sistematika Penulisan
I-13
BAB II TINJAUAN TEORI PUSAT BUKU
A. TINJAUAN UMUM PUSAT BUKU
II-1
4. Tinjauan Media Distribusi Buku
II-14
a. Perpustakaan
II-14
b. Toko Buku
II-15
c. Persewaan Buku
II-17
B. TINJAUAN PUSAT BUKU SEBAGAI MODERN MARKET
II-17
1. Tinjauan Modern Market
II-17
a. Unsur-unsur Modern Market
II-18
b. Pola Sirkulasi Modern Market
II-18
2. Arsitektur Rekreatif
II-19
C. TINJAUAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
II-21
1. Pengertian Arsitektur boklimatik
II-22
2. Manfaat Desain Bioklimatik
II-23
3. Aspek-aspek bioklimatik
II-23
a. Iklim
II-23
b. Arsitektur Setempat
II-25
4. Desain Hemat Energi
II-27
5. Kenyamanan Termal
II-28
a. Teori
II-28
b. Penerapan Desain Bioklimatik
II-30
D. STUDI BANDING
II-37
1. Pusat Buku Indonesia (PBI), Jakarta
II-37
2. Shopping Center, Yogyakarta
II-38
3. National Library Board, Singapura
II-39
4. Library@Orchad, Singapura
II-41
5. Menara Mesiniaga, Malaysia
II-42
a. Perpustakaan Umum Surakarta
III-9
b. Toko-toko Buku di Surakarta
III-10
5. Minat Baca Masyarakat Surakarta
.III-12
C. KONDISI IKLIM DI SURAKARTA
III-14
1. Suhu Udara
III-14
2. Curah Hujan
III-15
3. Kelembapan Udara
III-15
BAB IV PUSAT BUKU SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
BIOKLIMATIK
A. PEMAHAMAN
IV-1
1. Fungsi Pusat Buku
IV-1
2.
Visi dan Misi Pusat Buku
IV-2
B. LINGKUP KEGIATAN
IV-2
1.
Bentuk dan Sistem Pelayanan
IV-2
2.
Kegiatan yang Diwadahi
IV-3
3.
Pelaku Kegiatan
.IV-4
4.
Waktu Pelayanan
IV-5
C. SASARAN PENGGUNA
IV-5
D. STRATEGI RANCANG BANGUN
IV-5
1.
Fasilitas yang Direncanakan
IV-6
2.
Persyaratan Bangunan
IV-7
3.
Tema dan Pendekatan Desain
IV-12
BAB V
ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. ANALISIS PERUANGAN
V-1
5. Analisis Penentuan Zonifikasi Site
V-24
C. ANALISIS MASSA
V-25
1. Analisis Bentuk dan Tata Massa
V-25
2. Analisis Tampilan Bangunan
V-27
a. Warna
V-28
b. Vegetasi
V-29
c. Interior
V-30
D. ANALISIS UNSUR BIOKLIMATIK
V-31
1. Analisis Pencahayaan
V-31
2. Analisis Penghawaan
V-33
a. Ventilasi Silang
V-33
b. Pnghawaan Buatan
V-33
3. Analisis Material
V-34
E. ANALISIS KOMPLEMENTER
V-35
1. Analisis Struktur
V-35
a. Modul Struktur
V-35
b. Sistem Struktur
V-35
2. Analisis Utilitas
V-38
a. Jaringan Listrik
V-38
b. Jaringan Komunikasi
V-39
c. Pengaman Bahaya Kebakaran
V-40
d. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
V-42
e. Sistem Transportasi Vertikal
V-45
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
a. Jaringan Listrik
VI-9
b. Jaringan Komunikasi
VI-9
c. Pengaman Bahaya Kebakaran
VI-9
d. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
VI-11
e. Sistem Transportasi Vertikal
VI-13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Elektronik book (ebook)
II-4
Gambar 2.2 Pintu keamanan dengan sensor
II-11
Gambar 2.3 Fasade rekreatif
II-20
Gambar 2.4 Interior rekreatif
II-20
Gambar 2.5 Pemanfaatan alam pada fasada
II-20
Gambar 2.6 Fasade interaktif
II-20
Gambar 2.7 Karakter santai dalam interior
II-21
Gambar 2.8 Macam-macam bentuk bukaan cahaya
II-30
Gambar 2.9 Orientasi terhadap angin
II-30
Gambar 2.10 Ventilasi silang bangunan tropis
II-31
Gambar 2.11 Elemen pelindung matahar
II-32
Gambar 2.12 Pengaruh letak pohon pada bangunan
II-34
Gambar 2.13 Pengaruh vegetasi pada arah angin
II-35
Gambar 2.14 Efek pembayangan
II-35
Gambar 2.15 Unsur air sebagai pendingin alami
II-36
Gambar 2.16 Fasade shopping center
II-38
Gambar 2.17 Kios-kios buku
II-38
Gambar 2.18 Interior shopping center
II-38
Gambar 2.28 Mesiniaga tower
II-42
Gambar 2.29 Sky court yang dilengkapi dengan lansekap vertikal untuk
mengurangi radiasi matahari
II-43
Gambar 2.30 Balkon yang berada di sisi timur merupakan salah satu aplikasi
recessed wall
II-43
Gambar 3.1 Peta kotamadya Surakarta
III-2
Gambar 3.2 Pembagian SWP
III-4
Gambar 3.3 Suasana interior perpustakaan
III-7
Gambar 3.4 Denah perpustakaan
III-8
Gambar 3.5 Grafik besar suhu tiap bulan
III-14
Gambar 3.6 Grfik banyaknya curah hujan tiap bulan
III-15
Gambar 3.7 Grafik kelembapan Surakarta
III-15
Gambar 4.1 Interior ruang baca
IV-11
Gambar 4.2 Interior dan furniture
IV-11
Gambar 4.3 Area display yang menampilkan hasil karya anak-anak
IV-11
Gambar 4.4 Ruang bermain outdoor
IV-11
Gambar 5.1 Analisa letak sekolah dan universitas di Surakarta
V-19
Gambar 5.2 Tapak
V-20
Gambar 5.3 Sirip horisontal, juga sebagai sun shade
V-27
Gambar 5.11 Pondasi Rakit/ Max Foundation.
V-36
Gambar 5.12 Bagan sistem jaringan listrik
V-39
Gambar 5.13 Bagan sistem instalasi listrik
V-39
Gambar 5.14 Skema jaringan internet
V-40
Gambar 5.15 Skema jaringan telepon dan Telkom
V-40
Gambar 5.16 Bagan jaringan sistem audio
V-40
Gambar.5.17 Bagan
Jaringan Sistem Pengaman kebakaran
V-40
Gambar 5.18 Bagan jaringan sistem sanitasi air bersih portable water
V-43
Gambar 5.19 Bagan jaringan sistem sanitasi air bersih non portable water
V-43
Gambar 5.20 Bagan jaringan sistem sanitasi air kotor
V-44
Gambar 5.21 Bagan jaringan sistem sanitasi air hujan
V-44
Gambar 5.22 Bagan sistem pembuangan sampah
V-45
Gambar 5.23 Potongan tangga
V-46
Gambar 5.24 Bagian lift
V-47
Gambar 5.25 Bagian eskalator
V-47
PENDAHULUAN
A. JUDUL
Pusat Buku Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik
B. PENGERTIAN JUDUL
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.1
Pusat Buku adalah tempat bagi seluruh penerbit buku menampilkan buku
terbitannya dalam stan atau retail shop.2
Arsitektur Bioklimatik adalah seni merancang bangunan dengan metode hemat energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim dengan
menerapkannya pada elemen bangunan.3
Sehingga dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan Pusat Buku Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik adalah pusat perbelanjaan buku di Surakarta yang merupakan gabungan toko-toko buku (retail)
dengan fasilitas pendukungnya dalam konsep one stop shopping yang dirancang
dengan memperhatikan iklim setempat melalui perancangan hemat energi.
C. LATAR BELAKANG
1. Peran Buku dan Pentingnya Membaca
Perkembangan zaman dan teknologi memacu timbulnya ilmu-ilmu dan
informasi baru yang selalu update. Salah satunya didokumentasikan dalam media
cetak yang disebut buku.
1
www.wikipedia.com/buku
2
Artikel PBI dalam www.kompas.com
Buku dibutuhkan oleh pelajar dan masyarakat umum salah satunya sebagai
referensi pendidikan. Di samping kebutuhan itu, membaca buku juga memiliki fungsi
informatif dan rekreatif. Dengan membaca, orang dapat mengambil manfaat dari
pengalaman orang lain. Membaca menambah pengetahuan seseorang dan
meningkatkan memori serta pemahaman. Membaca membantu seseorang untuk
menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar
tidak sia-sia.4
Peran penting buku dalam masyarakat membuatnya memiliki wadah khusus
untuk menyimpan koleksinya dalam bentuk cetak maupun digital yang dapat
dipinjam atau dibaca di tempat, yaitu perpustakaan. Hubungan perpustakaan dan
buku sangat erat, karena di perpustakaanlah bahan pustaka dikumpulkan, diproses,
dan disebarluaskan (didistribusikan) kepada para pembaca atau pemakai
perpustakaan. Menurut fungsinya, perpustakaan berperan sebagai institusi
penyedia sarana baca bagi masyarakat dan keberadaannya juga berfungsi untuk
mendukung Sistem Pendidikan Nasional. Namun, fenomena yang terjadi sekarang
adalah sedikitnya ketertarikan masyarakat pada perpustakaan, tetapi di lain pihak
beberapa toko buku dan pameran buku mendapat respon yang besar. Hal ini bisa
berarti masyarakat kurang tertarik pada perpustakaan dengan fasilitasnya yang
terbatas atau suasananya yang kurang menarik, kemudian beralih pada toko -toko
buku dan lebih senang berada di sana, walaupun hanya untuk membaca, bukan
untuk membeli.
Tidak berlebihan jika dikatakan membaca dapat memajukan bangsa, karena
membaca bermanfaat sebagai keterampilan untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan. Suatu bangsa tidak akan maju tanpa membaca. Misalnya Jepang
yang dulu terbelakang, tertutup, dan miskin berubah menjadi negara yang maju dan
makmur berkat membaca. Melalui Restorasi Meiji, Jepang secara besar-besaran
sekaligus kemampuan teknologi masyarakat Jepang menjadi berkembang. Dalam
kurun waktu yang tidak lama, Jepang tumbuh menjadi negara raksasa dengan
teknologi tinggi.
Deskripsi berbeda dapat kita arahkan pada masyarakat Indonesia, membaca
merupakan hal yang belum terakrabi dan asing bagi mayoritas masyarakat kita. Hal
ini terlihat di sepinya perpustakaan dari pengunjung, ditambah kurang perhatiannya
pemerintah dalam menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Keadaan
perpustakaan sekolah dan kampus tidak banyak berbeda dengan perpustakaan
daerah. Di Surakarta, perpustakaan daerahnya tidak terlalu mendapat perhatian
yang baik oleh masyarakat. Minimnya koleksi, kurangnya fasilitas, dan juga suasana
yang kurang representatif dirasa menjadi sebab pengunjung kurang tertarik untuk
datang. Alasan yang lain adalah karena belum maksimalnya pemanfaatan teknologi
informasi dalam sistem manajemennya, sehingga menjadi kurang efisien. Hal ini
menyebabkan menurunnya minat baca masyarakat. Apalagi setelah zaman dan
teknologi semakin berkembang, sehingga menciptakan bentuk pelarian sebagai
hobi dan rekreasi lain seperti olahraga, games, musik, dan lain-lain. Fenomena
seperti itu melahirkan kondisi bangsa yang kurang maju dalam berbagai bidang,
yang akan melahirkan sumber daya manusia yang rendah dengan tingkat
pendidikan yang rendah pula. Salah satu penyebab kurangnya minat baca adalah
mahalnya harga buku. Disinyalir hal ini terjadi akibat biaya distribusi yang tinggi.
Keadaan di perpustakaan agak berbanding terbalik dengan yang terlihat di
toko-toko buku. Di tempat yang berfungsi sebagai distributor dan perantara buku ke
masyarakat ini, mendapat animo yang cukup baik. Beberapa toko buku di Surakarta
seperti Gramedia, Toga Mas, Tisera, Karisma dan lain-lain tidak pernah sepi
pengunjung. Walaupun tidak untuk membeli buku, tetapi pengunjung suka
membaca cepat atau sekedar melihat apa saja buku-buku yang baru. Sudah
sewajarnya bila toko buku tidak menyediakan fasilitas untuk pengunjung membaca
tidak menjadi soal, karena bila dibanding dengan perpustakaan, suasana dan
koleksi buku di toko buku jauh lebih menyenangkan.
Sama halnya yang terjadi pada pameran buku. Di Surakarta, pameran buku
diadakan berkala 4 atau 6 bulan sekali yang biasanya diselenggarakan di Diamond
Convention Center, Goro Assalaam, Graha Wisata Niaga atau di kompleks Keraton
Surakarta. Kegiatan ini selalu menarik minat pengunjung. Anggapan bahwa buku
masih menjadi barang mahal, adalah salah satu penyebab ramainya
pameran-pameran buku. Hal ini karena pameran-pameran buku juga identik dengan diskon
besar-besaran. Selain suka dengan suasana yang berbeda, masyarakat pun cenderung
suka dengan hal yang baru diluar kebiasaan sehari-hari, sehingga bentuk
penginformasian dan pendistribusian buku seperti pameran ini cukup atraktif.
2. Toko Buku dan Perkembangannya
Kegemaran membaca juga menarik bagi kolektor buku. Bagi komunitas ini,
belum merasa puas jika belum memiliki buku yang diinginkan. Seperti halnya
perpustakaan, toko buku juga mendisplay barangnya sesuai kategori
masing-masing untuk mempermudah konsumen mencarinya. Perbedaannya dalam toko
buku, pada umumnya kita tidak diperkenankan membaca berlama-lama di sana. Hal
ini terlihat dengan tidak disediakannya tempat duduk yang cukup untuk membaca.
Tujuan dari toko buku sudah jelas, yakni menjual. Sistem pelayanan dalam toko
buku biasanya berupa self service (swalayan), yaitu dimana pembeli bebas mencari,
memilih dan mengambil barang sesuai yang diinginkan kemudian dibawa ke kasir
untuk dibayar.
Seiring dengan perkembangan zaman, para penjual lebih kreatif lagi dalam
menarik perhatian pengunjung untuk datang ke tokonya. Paling tidak sebelum
membeli, mereka tertarik untuk datang. Perkembangan toko buku dapat dilihat dari
makan dan nongkrong dengan toko buku. Buku yang ada di sana juga dapat dibaca
di tempat, menemani saat makan makanan kecil. Suasana yang diberikan cukup
berbeda dan nyaman, karena sebagian orang ternyata menyukai membaca sambil
makan atau minum sesuatu yang ringan.
Munculnya penulis-penulis baru menyebabkan terbit juga buku-buku baru
dan sebaliknya, sehingga dunia perbukuan masih terus dalam siklus yang konstan.
Semakin zaman berkembang dan berubah, akan ada ilmu, informasi dan hiburan
baru sebagai bahan untuk menulis buku. Tidak hanya buku baru yang minati
masyarakat, tetapi juga buku bekas pakai. Demikian juga walaupun perkembangan
teknologi telah menciptakan bentuk buku elektronik tanpa kertas (e-book) dengan
segala kepraktisannya dan bahkan dapat diunduh secara gratis, tetapi bentuk buku
konvensional masih lebih diminati.
Dalam jual beli buku seringkali terjadi hubungan antara minat baca, buku,
penulis, penerbit dan penikmat buku. Hal-hal tersebut dapat saling mempengaruhi
satu sama lain dan dikumpulkan dalam sebuah wadah, maka akan terjadi proses
sosialisasi yang saling mendukung dan saling mempengaruhi.
3. Alternatif Rekreasi Masyarakat Kota
Sering dengan perkembangan kota, maka akan semakin kompleks
permasalahan yang dihadapi kota tersebut maupun warga kotanya, mulai dari
kepadatan sampai dengan kondisi sosial masyarakat, sehingga menimbulkan
kepenatan. Maka dari itu untuk mengantisipasinya diperlukan sarana menyegarkan
kembali pikiran yang selanjutnya disebut dengan rekreasi.
Bentuk rekreasi bermacam-macam, tetapi tidak banyak yang dapat
dilakukan bila berada dalam lingkup kota. Pilihan masyarakat kota untuk rekreasi
kebanyakan adalah menelusuri pusat perbelanjaan atau mengunjungi taman kota.
Disamping itu, ada beberapa bentuk rekreasi sederhana yang bahkan bisa
cenderung mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap perkembangan ilmu
dan informasi sekarang serta kecenderungan untuk suka pada hal-hal yang baru.
Salah satu alasan mengapa perpustakaan di sini kurang mendapat perhatian adalah
suasananya yang kurang menarik dan monoton, sehingga masyarakat lebih memilih
datang ke toko-toko buku.
Pemasaran budaya baca dituntut untuk terus mencari pola dan strategi baru,
terutama menyangkut pengemasan aktivitas promosi. Masyarakat memerlukan
suatu fungsi dan wadah yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka akan
bentuk rekreasi lain. Dalam hal ini berarti sebuah alternatif lain untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan sarana rekreasi dan memudahkan untuk mencari
buku-buku yang diinginkan.
4. Kondisi Iklim Surakarta
Surakarta memiliki rata-rata suhu 26,50o
C. Suhu tertinggi pada bulan
Oktober mencapai 27,10o
C dan terendah terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar
25,90oC.5 Disamping itu, suhu yang dibutuhkan agar dapat beraktifitas dengan baik
adalah suhu nyaman optimal yang berkisar pada 22,8°C - 25,8°C dengan
kelembaban 70%.6
Oleh karena itu, perlu adanya penyesuaian dan keselarasan
antara desain bangunan dan iklim setempat, guna menciptakan kondisi
kenyamanan yang pas untuk penghuninya dan akhirnya merupakan bentuk hemat
energi bagi lingkungan.
Kemunculan aliran-aliran arsitektur dari benua Eropa dan Amerika
membawa dampak besar bagi wajah arsitektur dunia. Kemudian karena pengaruh
benua ini cukup kuat, maka aliran-aliran arsitektur tersebut dengan mudah tersebar
luas, tidak terkecuali di Indonesia. Berbeda dengan negara-negara Eropa, di negara
tropis seperti Indonesia, iklim merupakan salah satu hal yang paling
dipertimbangkan untuk memulai perancangan. Perubahan suhu yang saat ini terjadi
secara global mengakibatkan perubahan pola hidup manusia termasuk pula di
bidang arsitektur perancangan. Bangunan dapat disebut sebagai kulit ketiga
manusia yang berfungsi sebagai ruang untuk menguapkan keringat di kulit dan
kelembaban dinding bangunan. Jendela, pintu, lubang atap atau lubang dinding
diperlukan untuk mengendalikan sinar ultra violet, infra merah dan panas matahari
yang berlebihan. Maka dari itu hendaknya tidak serta merta meniru utuh aliran
arsitektur tersebut tanpa memperhatikan kondisi setempat.
5. Pentingnya Hemat Energi bagi Kelangsungan Hidup
Kenaikan suhu bumi membuat semakin banyak korban jiwa berjatuhan
akibat gelombang panas, banjir, badai, kebakaran hutan, dan kekeringan. Tanpa
disadari, walaupun Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil emisi
dalam jumlah kecil, juga tidak terlepas dari tanggung jawab dalam kelestarian
lingkungan. Ancaman banjir dan longsor meningkat, musim tanam berubah, gunung
meletus, dan musim kemarau yang berkepanjangan, tetapi ancaman yang lebih
besar adalah keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
menjadi kawasan rawan tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. Hal tersebut
sebagai dampak mencairnya gunung es di kutub. Pemanasan global juga membawa
pengaruh terhadap faktor kesehatan. Di samping itu, dampak lingkungan yang
sudah terjadi adalah pola cuaca yang tidak menentu, suhu udara semakin
meningkat, bencana banjir dan tanah longsor, bahkan hingga bencana tsunami
yang belakangan rajin mampir ke wilayah Indonesia. Isu Pemanasan Global (Global
Warming) menuntut berkembangnya peran Arsitek dan Perencana Kota dalam
mengelola pembangunan kotanya. Arsitek dan komunitasnya harus tampil
menghasilkan solusi bersama. Arsitek juga diharapkan berperan dalam
kota kedepannya dan menindaklanjutinya dengan berbagai kegiatan nyata
perancangan dalam memberikan kontribusi bagi penyelamatan bumi kita tercinta.
Energi merupakan komponen penting dalam pembangunan suatu wilayah.
Sebagai motor dari pembangunan, kebutuhan energi akan meningkat sesuai
dengan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitasnya. Sehingga peningkatan
kebutuhan energi dapat menjadi indikator bagi peningkatan pembangunan di suatu
wilayah tersebut. Penggunaan listrik di Kota Surakarta didominasi oleh rumah
tangga dan berikutnya berturut-turut adalah industri dan bisnis.
Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi
tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun
produktivitas penghuninya. Oleh karena itu eksploitasi energi terutama yang
menggunakan bahan baku yang tidak dapat diperbaharuhi, perlu ditangani secara
khusus, mengingat kebutuhan energi dimasa yang akan datang. Energi sebagai
sumber daya vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Selama ini kita mengenal
listrik sebagai sumber tak tergantikan untuk menghidupkan lampu, menyalakan AC,
menonton TV dan lain-lain. Kini kita harus berhemat dan menggantikan sumber
energi itu dengan sumber energi yang baru, seperti solar photo voltaic yang
menghimpun panas matahari menjadi energi listrik. Selain itu, memaksimalkan
pengudaraan alami dengan rancangan ventilasi silang, pengunaan void, dan
ventilasi yang benar serta tritisan lebar untuk menangkal panas matahari langsung.
Semua itu dapat mengurangi penggunaan lampu dan AC, sehingga dapat
mengurangi penggunaan energi listrik.
Buku sebagai media baca yang paling umum akan terus bertambah sejalan dengan
ilmu-ilmu dan informasi yang terus terbaharui. Membaca merupakan kegiatan yang
memiliki banyak manfaat terutama bagi pengembangan sumber daya manusia. Membaca
juga merupakan bentuk rekreasi yang simple dan bisa dilakukan siapa saja hampir kapan
dan diluar kebiasaan dapat menjadi faktor penarik dalam Pusat Buku ini. Pusat Buku akan
dapat mengalihkan perhatian rekreasi masyarakat yang telah lama stuck hanya di sekitar
mall dan tempat-tempat nongkrong lainnya dengan mengajak masyarakat untuk mulai
kembali mencintai buku, sehingga dapat mengisi waktu luang dan tujuan rekreasinya lebih
positif dan edukatif. Kondisi minat baca di Surakarta dipengaruhi oleh minat baca
masyarakat rendah dan sarana yang tidak memadai. Oleh karena itu, Surakarta
membutuhkan wadah untuk memfasilitasi dan menumbuhkan minat baca masyarakat
melalui sarana rekreatif untuk menarik perhatian dan sarana lain untuk menciptakan
budaya membaca.
Secara natural, manusia akan beradaptasi dengan iklim lingkungannya, begitu juga
yang akan diterapkan pada wadah Pusat Buku ini. Salah satu pertimbangan adalah
berbelanja, membaca dan kegiatan yang berkaitan, membutuhkan kondisi nyaman dimana
salah satu strateginya adalah dengan mendekatkan aktivitas tersebut pada alam.
Disamping itu, perencanaan dan perancangan yang berdasar pada iklim dapat bermanfaat
untuk kenyamanan pengguna dan penghematan energi. Selain demi kelangsungan hidup,
hemat energi juga dapat mengurangi biaya operasional dan pembangunan gedung. Oleh
karena itu dipilih pendekatan bioklimatik untuk menyelesaikan perencanaan dan
perancangan Pusat buku ini.
D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. PERMASALAHAN
Bagaimana menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pusat Buku
sebagai pusat perbelanjaan buku dan sarana rekreasi membaca dengan
menekankan pada aspek-aspek perancangan bioklimatik yang didesain dengan
2. PERSOALAN
Adapun persoalan dalam perencanaan dan perancangan Pusat Buku di
Surakarta adalah:
Bagaimana penggabungan toko-toko buku dan fasilitas penunjangnya dalam
satu fungsi Pusat Buku
Bagaimana pembuatan Pusat Buku sebagai tempat edukatif sekaligus sarana
rekreasi masyarakat
Bagaimana perealisasian konsep one stop shopping dalam Pusat Buku
Bagaimana perancangan Pusat Buku dengan memperhatikan iklim lingkungan
melalui perancangan pasif dan minimum energi
Bagaimana perancangan tempat penyimpanan buku yang aman dan terhindar
dari gangguan pengguna dan iklim
Bagaimana perencanaan dan perancangan sebuah tempat rekreasi membaca
dengan pendekatan bioklimatik yang mengutamakan kenyamanan
penggunanya dan penggunaan energi yang efisien
E. BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dibatasi pada faktor-faktor adaptasi bangunan pada iklim
setempat, dan kenyamanan manusia dalam bangunan, kaitannya dengan aktivitas Pusat
Buku dan lain-lain yang berhubungan, dalam sebuah pusat perbelanjaan dan sarana
rekreasi.
F. TUJUAN DAN SASARAN
1. TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Pusat
a Merencanakan konsep rancang bangun Pusat Buku yang dapat mewadahi
kegiatan jual beli buku dan perlengkapannya serta fasilitas penunjang yang
lengkap.
b Merencanakan Pusat Buku sebagai alternatif sarana rekreasi lain yang edukatif
di Surakarta.
c Merencanakan Pusat Buku dengan menerapkan aspek-aspek bioklimatik
melalui perancangan pasif dan minimum energi.
2. SASARAN
Adapun sasaran penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Pusat
Buku Surakarta ini adalah sebagai berikut:
a. Membuat konsep program ruang yang sesuai dengan aktivitas Pusat Buku di
Surakarta.
b. Membuat konsep site, tampilan fisik, struktur, utilitas dan material bangunan
Pusat Buku dengan menerapkan aspek-aspek dalam Arsitektur Bioklimatik.
G. METODE PEMBAHASAN
1. Menentukan Main Idea
Main idea merupakan ide atau pemikiran awal mengenai objek perencanaan
dan perancangan yang diperoleh dari fenomena yang mungkin sedang terjadi.
2. Menentukan Kutub-Kutub
Kutub-kutub ditemukan pada main idea sesuai dengan kata kunci main idea
tersebut. Fungsi kutub-kutub ini sebagai dasar (pegangan) perumusan konsep
perencanaan dan perancangan dan mempermudah eksplorasi data.
a. Eksplorasi data dilakukan dengan cara:
1) Studi Literatur
Studi yang bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder yang telah diteliti
dilakukan oleh berbagai instansi. Data sekunder tersebut antara lain
Teori teori yang berkaitan dengan pembahasan
Artikel dari media masa yang berkaitan dengan pembahasan.
Media pengambilan data :
Gambar digital
Soft file dari internet
Catatan tertulis
2) Studi Komparasi
Studi komparasi dilakukan untuk menambah background knowledge
dengan membandingkan kawasan yang memiliki latar belakang hampir
sama yang sudah ada dengan obyek perencanaan dan perancangan.
3) Studi Lapangan
Dilakukan untuk memperoleh data primer, antara lain :
Kondisi dan potensi yang ada
Kondisi tata guna lahan
Kondisi fasilitas pendukung yang ada
Aktivitas dalam bangunan sejenis
b. Adapun pengolahan data dilakukan dengan cara:
Dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Buku Surakarta ini, pada
tahapan analisis akan dilakukan pengolahan data-data yang telah terkumpul
dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional, performasi dan
arsitektural.
Analisis fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan Pusat
Analisis performasi membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan
site sebuah pusat buku, persyaratan dan program ruang dalam Pusat
Buku.
Analisis arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil identifikasi
kedua hasil analisis sebelumnya (fungsional dan performasi). Dalam
proses ini akan menganalisis masalah massa, ruang, tampilan, pengolahan
site, material dan struktur bangunan yang menyatukan antara tuntutan
kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Tahap 1 : Pendahuluan
Berisi tentang judul, pemahaman judul, latar belakang, permasalahan,
persoalan, tujuan dan sasaran, metoda pembahasan, strategi rancang
bangun, dan sistematika pembahasan.
Tahap 2 : Tinjauan Teori
Berisi tentang pembahasan mengenai eksplorasi tentang rekreasi, kegiatan
dalam pusat buku dan perkembangannya, arsitektur bioklimatik dan
aplikasi penekanannya pada perencanaan dan perancangan.
Tahap 3 : Tinjauan Kota Surakarta
Berisi tentang eksplorasi kota Surakarta, keadaan iklim, serta tinjauannya
terhadap minat baca dan aplikasi perkembangannya pada masyarakat.
Tahap 4 : Pusat Buku Surakarta dengan Pendektan Arsitektur Bioklimatik
Bab ini sebagai sebuah kesimpulan (konklusi) konsepsi sementara yang
diperoleh dari input sinkronisasi potensial, prospek dan kendala yang
utama belanja buku dan membaca sebagai bentuk rekreasi dan fokus
pembahasan yang dihasilkan dalam Pusat Buku.
Tahap 5 : Analisis Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan
Proses penetapan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah dan
persoalan yang dijawab dengan sebuah rancangan desain, baik desain
bangunan dan juga pendukungnya.
Tahap 6 : Konsep Perencanaan dan Perancangan
Merupakan kesimpulan dari analisis yang berupa konsep perancangan
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN UMUM PUSAT BUKU
1. PENGERTIAN PUSAT BUKU
Pusat Buku merupakan pusat informasi dan distribusi buku. Seperti pada
Pusat Buku Indonesia (PBI) yang terletak di Hypermall Kelapa Gading Jakarta,
tempat ini merupakan tempat bagi seluruh penerbit buku yang tergabung dalam
IKAPI menampilkan buku terbitan mereka. Sedangkan yang membedakan dengan
toko buku atau pameran buku adalah bahwa di tempat ini setiap penerbit
mengambil stan. Jadi, layaknya seperti pameran, tetapi dilakukan sepanjang tahun.1
2. TINJAUAN TENTANG BUKU DAN MEMBACA
a. Bahan Dasar Buku
Bahan dasar buku umumnya adalah kertas, yaitu lembaran yang terbuat
dari selulosa yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah
beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan saling menjalin.
Karakteristik kertas sebagai bahan dasar buku adalah:
Dapat disobek, dan sobekannya akan tampak serat-serat.
Sinar ultra violet berperan dalam merusak kertas, diantaranya
mengakibatkan memudarnya warna bahan cetakan dan tulisan, serta
mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan kehilangan kekuatan.
Kertas memiliki sifat higroskopis, pengaruh udara lembab akan
mengakibatkan kertas kehilangan kekuatannya.
Partikel debu yang terdapat dalam udara dapat menimbulkan noda
permanen dalam kertas.
1
b. Ukuran-ukuran buku
Buku-buku yang beredar memiliki ukuran-ukuran yang bervariasi,
namun pada umumnya buku-buku yang beredar di Indonesia berukuran 16x21
cm untuk ukuran besar, sedangkan untuk ukuran kecil berukuran 10,5x17,5 cm2
Ukuran buku paket didasarkan pada efisiensi penggunaan kertas menurut
Standar Industri Indonesia (SII) adalah 14,5x21 cm.3
c. Klasifikasi Buku
1) Menururt Ilmu perpustakaan
Menurut Ilmu perpustakaan, buku dibagi menjadi:4
Buku Referensi
Buku bersifat petunjuk, dibaca pada bagian-bagian yang perlu atau
dibutuhkan saja, contohnya kamus, ensiklopedi, bibliografi.
Buku pelajaran/ teks
Buku yang dipakai di sekolah sebagai pegangan belajar, ini sesuai
dengan macam mata pelajaran, contohnya buku matematika, buku ilmu
pengetahuan alam, dsb.
Buku bacaan tambahan (fakta)
Buku yang disajikan secara populer tetapi berisi ilmu pengetahuan,
mudah dan menyenangkan untuk dibaca. Buku ini tidak dipakai oleh
guru sebagai bahan pelajaran, tetapi dianjurkan untuk membacanya
sendiri sebagai penunjang atau penambah pengetahuan yang diberikan
oleh guru di dalam kelas.
2
Sudamia, 1984: 61
3
Sudamia, 1984: 101
4
Buku cerita fiksi
Buku cerita atau novel yang dapat dibaca sebagai hiburan, dan ini ada
tingkatan umur sesuai dengan tingkatan cerita, dari mulai buku
bergambar sampai cerita roman.
2) Menurut Sistem Dewey Decimal Classification (DDC)5
Menurut sistem klasifikasi DDC, ilmu pengetahuan dibagi dalam 10 kelas
utama. Tiap kelas dari susunan kelas utama itu masing-masing dituliskan
dalam bentuk angka yang terdiri dari tiga bilangan. Sepuluh kelas utama
Kemudian tiap-tiap kelas dibagi lagi menjadi sepuluh kelas, dan terakhir ke
dalam desimal.
3) Menurut materi perdagangan
Menurut materi perdagangan, buku dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Trade Book, yang masuk dalam golongan ini misalnya novel dan
sejenisnya, yang biasanya dibutuhkan oleh masyarakat umum.
Text Book, merupakan buku pegangan yang digunakan untuk SD,
SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi.
Reference Book, termasuk ensiklopedia dan kamus.
Profesional Book, yaitu buku-buku yang dibutuhkan oleh orang tertentu
sesuai dengan bidangnya.
5
d. Pengaruh Perkembangan Teknologi
Hampir semua hal kini ikut terimbasi akibat perkembangan teknologi,
tidak terkecuali buku. Dari jaman kertas papyrus hingga cetakan yang rapi saat
ini, ternyata masih ada lagi bentuk yang lebih sederhana dan terkesan canggih.
Walaupun demikian tidak mengurangi manfaat dan esensi dari media baca itu
sendiri. Sebagai pengembangan dari bentuk konvensional, lahirlah e-bookatau
electronic book yang dapat diakses dengan menggunakan alat elektronik
seperti komputer, handphone atau jenis-jenis pengembangannya.
E-book juga merupakan salah satu usaha untuk melestarikan literatur
berbentuk buku yang banyak jumlahnya dan memerlukan biaya perawatan
yang mahal, yaitu dengan melakukan transfer dari bentuk buku ke bentuk
e-book. Dalam hal ini akan banyak ruang dan juga upaya yang dihemat untuk
merawat literatur-literatur tersebut.
e. Jenis Membaca
Membaca adalah pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan
gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian,
pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau
pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam
bacaan. 6
6
Farris , 1993: 304
Membaca dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu: 7
Membaca Nyaring
Merupakan kegiatan membaca bersama-sama dengan orang lain atau
pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan
perasaan seorang pengarang. Dapat juga dikatakan proses melisankan
sebuah tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara
tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca.
Membaca Ekstensif
Merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas, bahan bacaan
yang digunakan bermacam-macam dan waktu yang digunakan cepat dan
singkat dengan tujuan sekadar memahami isi yang penting dari bahan
bacaan dengan waktu yang singkat dan cepat. Macam-macam membaca
ekstensif adalah: 8
Membaca survey, adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan, misalnya melihat
judul, pengarang, daftar isi, dan lain-lain.
Membaca sekilas atau skimming, adalah membaca dengan cepat untuk
mencari dan mendapatkan informasi secara cepat untuk mengetahui isi
umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya.
Membaca dangkal, merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh
pemahaman yang dangkal dari bahan bacaan ringan yang kita baca
dengan tujuan mencari kesenangan.
Membaca Intensif
Merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan
tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu
7
Nurhadi 1987:143
8
upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara
kritis.
Membaca Cepat (Speed Reading)
Jenis membaca ini bertujuan agar pembaca dalam waktu yang singkat
dapat memahami isi bacaan secara tepat dan cermat. Jenis membaca ini
dilaksanakan tanpa suara (membaca dalam hati).
3. TINJAUAN PERAWATAN DAN PENJAGAAN BUKU
Standar yang sedang dikembangkan pada penyimpanan buku adalah 220
C
240
C dan 200
C untuk ruang komputer. Suhu tersebut diimbangi dengan 45 50%
kelembaban relatif.9 Untuk mencapainya harus menggunakan peralatan pendingin
udara yang membutuhkan bahan bakar mahal untuk menjalankannya. Maka dari itu,
harus mengupayakan strategi khusus untuk menghindari fluktuasi baik pada
temperatur maupun kelembaban relatif.
Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan
perancangan Pusat Buku ini adalah:
a. Faktor Penyebab Kerusakan Buku
Unsur-unsur yang merusakkan buku dan cara perawatannya antara lain: 10
1) Binatang pengerat
Binatang pengerat, salah satunya adalah tikus terkadang memang suka
memakan apapun termasuk kertas buku. Cara untuk mencegah hal ini
dapat dengan:
Melakukan pemeriksaan teratur dalam tempat penyimpanan buku
apabila menemukan sarang tikus segera dihancurkan
Menggunakan berbagai jenis perangkap tikus
9
Materi Kuliah Ilmu Perpustakaan UNDIP, 2007
10
2) Serangga
Serangga perusak buku dapat dihindari dengan menaruh kamper/kapur
barus pada rak-rak buku atau pada waktu menjilid lemnya dicampur dengan
amoniak. Dapat juga dengan menyemprot bahan insektisida. Pembersihan
lantai tanpa membuat adanya keretakan juga dapat mencegah adanya
serangga.
3) Jamur
Udara yang lembab dapat menimbulkan jamur pada buku.
Pencegahannya dapat dengan cara:
Menggunakan 5% larutan thynol yang disemprotkan pada buku yang
terkena jamur.
Mencegah ruangan agar terhidar dari genangan air.
Menempatkan kapur sirih yang dimasukkan ke dalam baskom pada
setiap rak buku. Kapur sirih akan menyerap uap air yang berlebihan
dalam ruangan.
Menempatkan arang pada setiap rak buku, agar tidak terlihat kotor,
arang dimasukkan ke dalam karung kecil dari kain kasa.
Menggunakan sistem fumigasi atau pengasapan.
4) Debu
Selain membuat kotor, debu dapat merusak buku. Alat yang baik/modern
untuk membersihkan debu adalah penghisap debu.
5) Suhu dan Kelembaban
Udara lembab dalam ruang mudah menimbulkan jamur yang merusak
buku. Untuk mencegah lembabnya udara di ruang buku hendaknya
temperatur tertentu, yaitu 220
C 240
C dan 200
C untuk ruang komputer.
Suhu tersebut diimbangi dengan 45 50% kelembaban relatif.11
6) Cahaya
Cahaya yang biasa digunakan adalah cahaya matahari dan lampu listrik.
Keduanya dapat menghasilkan cahaya ultraviolet yang dapat merrusak
kertas.12 Gelombang cahaya mendorong dekomposisi kimiawi bahan
organik, terutama cahaya ultraviolet yang memiliki energi gelombang lebih
tinggi sehingga bersifat paling merusak.13
Sinar matahari yang langsung mengenai buku/gambar terutama yang
berwarna, bila terjadi berulang kali dapat merusak warna gambar atau
tulisan.
7) Manusia
Perbuatan manusia sengaja maupun tidak sengaja dapat juga merusak
koleksi buku. Hal ini dapat dicegah kerusakan dengan cara:
Tidak menyusun buku terlalu padat dalam rak buku.
Menghindari membawa buku yang terlalu banyak, karena bisa
menyebabkan buku jatuh.
Memberi sangsi atau denda pada pelaku perusakan buku.
Memperbaiki kerusakan kecil dengan segera agar tidak merembet ke
lembaran yang lain.
Mengadakan kontrol kontinyu terhadap para pengguna perpustakaan.
8) Banjir
Buku bila terkena air akan berkerinyut bila telah kering, air juga dapat
menyebabkan lepasnya jilidan, meinimbulkan flek-flek warna pada buku.
11
Materi Kuliah Ilmu Perpustakaan UNDIP, 2007
12
Razak et al, 1992
13
Bila terjadi banjir, cara yang dilakukan adalah:
- Bila buku basah, keringkan dengan kain katun halus sebelum
membukanya, lalu keringkan secara alami.
- Menggunakan kipas angin untuk mengeringkan secara alami.
- Untuk membersihkan dari lumpur dapat dengan kapas yang telah
dibasahi air.
Memeriksa sumber-sumber air, seperti pipa, ditempat pemanas pusat
atau sistem pendingin udara, seperti halnya pipa air di kamar mandi,
dapur, laboratorium, atau fasilitas ruang kerja secara teratur.
Saluran air dan pipa bawah tanah perlu dijaga kebersihannya, dan
beberapa atap atau jendela yang rusak diperbaiki segera mungkin.
Menghindari perencanaan basement untuk ruang koleksi buku dan
ruang baca untuk mengantisipasi juga bila terjadi gempa bumi.
9) Kebakaran
Api jelas sangat berbahaya bagi buku dan barang-barang lainnya. Hal-hal
untuk mencegahnya antara lain:
Rutin memeriksa jaringan listrik gedung.
Meletakkan alat-alat pemadam kebakaran di tempat yang tepat dan
mudah terjangkau.
Menjauhkan dari bahan-bahan yang mudah menimbulkan api, misal
bahan kimia.
Tidak diperkenankan merokok di dalam ruang.
Sebaiknya kabel listrik, dan saluran penyedia listrik tidak melewati area
penyimpanan, untuk mengurangi kemungkinan bahwa kebakaran akan
Material dan peralatan harus tahan api dan ketika dipanaskan tidak
mengeluarkan uap racun yang membahayakan kepada material
perpustakaan atau para pembaca.
b. Persyaratan Perancangan Perpustakaan14
1) Penyimpanan Bahan Pustaka
Rak Buku
- Rak harus dibuat secara kuat menopang secara penuh semua item
yang ditempatkan di atasnya dan tidak mudah terbakar. Bahan
pembuatan yang ideal adalah metal, tetapi sebaiknya tidak memiliki
ujung yang tajam atau menonjol
- Rak yang paling rendah harus dinaikkan dari lantai, minimal 10 cm
sehingga bila terjadi banjir atau lantai basah karena pel dapat
dihindarkan.
- Memperhatikan lokasi rak yang tidak menghadap keluar dinding,
sejajar dengan aliran udara untuk meningkatkan ventilasi udara
yang bagus, dan dengan jalan (gang) dengan ukuran cukup untuk
memudahkan gerakan dan penanganan item secara hati-hati.
- Rak harus dijaga kebersihannya dan diperiksa secara teratur
tanda-tanda karat, atau jika kayu lapuk atau dimakan serangga pemakan
kayu.
- Tidak meletakkan rak berhimpitan dengan didnding secara
langsung, karena hal ini dapat menciptakan kantung dari genangan
air di mana jamur dan serangga dapat hidup.
14
Lemari Kaca
Lemari kaca harus terbuat dari konstruksi yang kuat, sehingga tidak
mudah bergeser secara tidak sengaja, dan harus disesuaikan dengan
kunci keamanan. Lemari kaca dikhususkan bagi buku-buku khusus.
Meja dan kursi baca
Harus cukup besar untuk menopang item secara penuh dan
memberikan ruangan bagi pengguna untuk bekerja dengan nyaman.
Meja sebaiknya mempunyai suatu permukaan yang datar dan tidak ada
tonjolannya. Pemilihan kursi diutamakan pada bahan yang nyaman,
memiliki bantalan yang empuk dan lengan kursi bila memungkinkan.
2) Keamanan Bahan Pustaka
- Keamanan di dalam perpustakaan adalah suatu aspek pemeliharaan
pencegahan yang penting. Keamanan berhubungan dengan
pencegahan kerusakan dari air, api dan pencurian, dan juga
memperhatikan bencana alam, seperti: angin topan atau gempa bumi,
tergantung kepada fenomena manakah dapat mungkin terjadi pada
suatu daerah tertentu.
- Untuk mencegah pencurian koleksi,
cara-cara seperti pemeriksaan tas, atau sistem
magnetis dan elektronik dapat dilakukan.
Menyediakan pula tempat penitipan
barang seperti pada toko buku atau loker
seperti pada perpustakaan.
- Mengurangi jumlah pintu masuk dan keluar, baik itu pintu yang biasa
maupun yang tidak biasa (jendela, saluran penyediaan, saluaran
3) Persyaratan Ruang 15 a) Fleksibilitas
Fleksibilitas penggunaan ruang adalah suatu sifat kemungkinan dapat
digunakannya sebuah ruang untuk bermacam-macam sifat dan
kegiatan, dan dapat dilakukannya pengubahan susunan ruang sesuai
dengan kebutuhan tanpa mengubah tatanan bangunan. Perencanaan
Pusat Buku yang fleksibel dapat diaplikasikan dengan furniture (rak
buku, meja, kursi) dan sekat dinding yang tidak permanen (dapat
dipindah-pindah). Dinding permanen digunakan pada ruang tangga,
toilet, lift, dan pipa terletak di core, sehingga tidak mengganggu
sirkulasi. Fleksibilitas bangunan juga dapat diciptakan deng an
menggunakan desain terbuka (open plan design), yaitu meminimalisasi
ruang-ruang tertutup sehingga menciptakan area-area yang longgar
terbuka dan menyatu, serta dapat menciptakan hubungan yang
informal dalam Pusat Buku.
b) Aksesibilitas
Aksesibilitas disini maksudnya desain yang mudah digunakan,
nyaman, aman, manusiawi dan tidak diskriminatif. Pencapaian menuju
elemen-elemen di dalam bangunan harus mudah dan tidak boleh
membingungkan baik pengelola maupun pengunjung. Bila perlu
menyediakan peta atau papan tanda di beberapa tempat. Aksesibilitas
juga mencakup pengguna difabel. Menyediakan ramp dan toilet
khusus adalah beberapa contoh yang dapat dilakukan.
c) Kenyamanan
Kenyamanan merupakan syarat mutlak dalam Pusat Buku.
Kenyamanan dapat dicapai salah satunya karena faktor kebisingan.
Oleh karena Pusat Buku juga merupakan tempat baca, maka
memerlukan ruang yang tidak bising. Selain penataan ruang dan
furniture yang sesuai, hubungan ruang dengan iklim luar juga perlu
diperhatikan. Maka dari itu perlu penggunaan pencahayaan serta
penghawaan yang tepat.
d) Keamanan
Keamanan bagi seluruh koleksi yang ada selalu merupakan hal yang
penting bagi sebuah toko buku dan perpustakaan. Berbagai cara
pengamanan dapat ditempuh untuk mengurangi tindakan pencurian
atau perusakan ataupun mengontrol pengunjung yang akan
melakukan pembelian atau peminjaman. Sistem kontrol keamanan
terhadap koleksi mempunyai rangkaian yang saling berkaitan antara
sistem-sistem sebagai berikut:
Keamanan sirkulasi koleksi dilakukan tanpa mengurangi
kenyamanan pengunjung dan efisiensi ruang. Bangunan yang
konvensional menerapkan sistem penitipan tas dan jaket pada
loker bagi pengunjungnya. Sistem tersebut mengandung
kelemahan:
Penyediaan loker yang tidak sedikit untuk jumlah pengunjung
yang banyak.
Merepotkan pengguna karena harus meningalkan beberapa
barangnya di loker.
Pada bangunan modern sistem yang diterapkan adalah alat
magnetik yang dapat dinetralisir oleh bagian kontrol, sedangkan
unit detektor diletakkan pada jalur keluar pengguna di bagian
kontrol.
Kemananan koleksi dari keteladanan pengguna. Sistem yang
paling optimal adalah mengumpulkan area baca pada beberapa
kelompok sehingga memudahkan pengawasan.
Keamanan koleksi dari kebakaran berhubungan dengan sistem
pencegahan kebakaran oleh utilitas bangunan, penyediaan
sprinkler, smoke detector, alarm, hydrant, dsb, yang disesuaikan
dengan fungsi ruang. Pada ruang yang menyimpan koleksi-koleksi
buku direkomendasikan penggunaan alat pemadam kebakaran
tanpa air (bubuk).
4. TINJAUAN MEDIA DISTRIBUSI BUKU
a. Perpustakaan
Perpustakaan adalah lembaga pengumpulan koleksi, termasuk tulisan,
cetakan atau materi audio visual yang kemudian dikelola untuk pelayanan
belajar dan penelitian bagi masyarakat umum.16
Perpustakaan dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan buku-buku
dan bahan-bahan pustaka lainnya yang diorganisasikan dan diadministrasikan
untuk bacaan, konsultasi dan belajar.17Kegiatan yang ada di perpustakaan
adalah:
Kegiatan pembinaan bahan koleksi
Yaitu kegiatan mengumpulkan, mengadakan, menyediakan bahan koleksi
untuk dijadikan koleksi perpustakaan. Kegiatan ini dilakukan dengan
16
Encyclopedia Britanica, 1960
17
pemilihan bahan pustaka, pelaksanaan pengadaan bahan koleksi dan
inventarisasi bahan pustaka.
Kegiatan pengolahan bahan koleksi
Yaitu kegiatan pempersiapkan bahan koleksi yang telah diperoleh, agar
dengan mudah dapat diatur di tempat-tempat penyimpanan sehingga
memudahkan pengguna dalam mencari bahan koleksi perpustakaan yang
diperlukan.
Kegiatan pelayanan
Yaitu kegiatan yang meliputi bentuk pelayanan dan sistem pelayanan,
b. Toko Buku
Toko buku adalah sebuah tempat, dapat berupa bangunan atau ruang
yang di dalamnya menjual berbagai jenis buku yang tersusun rapi di rak-rak
buku dan alat-alat yang terkait dengan buku itu sendiri. 18
Beberapa jenis toko buku, antara lain:19
1. Penjualan Buku Eceran
Toko buku yang menjual buku eceran terdiri dari dua jenis, yaitu toko yang
hanya menjual buku dan toko buku yang juga menjual barang-barang lain
berupa alat tulis, perlengkapan sekolah dan kantor, alat olahraga, serta
pernak-pernik.
Penjualan buku eceran memiliki karakter sebagai berikut:
Buku-buku yang diperjualbelikan adalah buku-buku terbitan baru.
Tidak ada tawar-menawar dan harga buku yang ditawarkan sudah
merupakan harga standar.
18
www.wikipedia.com
19
Buku-buku didapatkan melalui kiriman dari penerbit serta
cybermarketing.
Sifat penjualan aktif, biasanya buku dikelompokkan dalam rak buku
sesuai dengan jenisnya.
2. Penjualan Grosir
Karakter yang terdapat pada sistem penjualan seperti ini adalah:
Harga yang ditawarkan jelas. Biasanya penjual sudah memiliki standar
harga dan potongan/diskon yang tetap. Tidak terjadi tawar menawar
seperti pada penjualan buku bekas.
Pembeli yang datang biasanya kontinyu membeli.
Penjual buku grosir menerima kiriman buku-buku baru dari penerbit dan
melalui cybermarketing (pembelian melalui internet).
Sifat penjualan tidak aktif, diperuntukkan oleh toko-toko buku yang
membeli dengan sistem borongan sehingga hanya dibutuhkan gudang
dan tempat meletakkan buku sampel maupun katalog.
3. Penjualan Buku Bekas
Karakter khas yang terdapat pada sistem penjualan seperti ini adalah:
Buku yang diperjualbelikan ditumpuk begitu saja, biasanya disesuaikan
dengan jenisnya. Hal ini menyulitkan pembeli karena mereka harus
mencari sendiri buku yang diinginkan di dalam tumpukan-tumpukan
tersebut.
Terjadi tawar menawar harga antara penjual dengan pembeli. Hal ini
disebabkan karena tidak ada patokan harga yang pasti dari penjual
karena buku yang diperjualbelikan adalah buku bekas.
Penjual buku bekas menerima kiriman buku bekas dari tukang loak
c. Persewaan Buku
Adalah jenis usaha jasa yang menyewakan buku bacaan kepada
orang-orang yang telah mendaftar menjadi anggota. Biasanya berupa bacaan ringan
seperti novel, komik dan majalah. Bedanya dengan perpustakaan, di
persewaan buku, buku disewakan dengan tarif yang sudah ditentukan. Bagi
kalangan menengah persewaan buku sangat diminati, karena melihat
terbatasnya koleksi perpustakaan terutama pada buku bacaan ringan, ditambah
lagi bila membeli buku di toko buku masih dirasa mahal.
B. TINJAUAN PUSAT BUKU SEBAGAI MODERN MARKET
1. TINJAUAN MODERN MARKET
Modern market atau lebih sering dikenal masyarakat sebagai mall, ialah suatu
wadah yang berupa gabungan dari retail shop atau tenant. Perbedaannya dengan
pasar konvensional, modern market tidak hanya fokus pada aktivitas jual belinya
saja, tetapi juga kegiatan penunjang untuk membuat suasana dan pengunjungnya
betah. Modern market
sehingga para pengunjung mall tidak hanya tertarik untuk mencari barang
kebutuhannya saja, tetapi sekaligus menikmati kegiatan berbelanjanya melalui
tampilan eksterior dan interior. Kelebihannya yang lain, modern market mampu
menyajikan sarana rekreasi sekaligus sebagai tempat memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat. Oleh karena itu, modern market mampu menghadirkan nilai lebih
dalam berbelanja dan hal tersebut juga sering diwujudkan dalam konsep modern
market seperti dimana modern market menyediakan
tenant-tenant yang sangat lengkap, serta 20
20
a. Unsur-unsur Modern Market
Shopping mall merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh
elemen-elemen, antara lain: 21
1) Anchor (magnet)
Perwujudan dari nodes yang dapat pula berfungsi sebagai landmark,
berupa plaza dalam shopping mall.
2) Secondary Anchor ( magnet sekunder)
Perwujudan dari districts yang berupa toko-toko pengecer, retail store,
supermarket, superstore.
3) Street Mall
Perwujudan paths berupa pedestrian yang menghubungkan
magnet-magnet.
4) Landscaping (pertamanan)
Perwujudan dari edges yang merupakan pembatas pertokoan di
tempat-tempat luar.
b. Pola Sirkulasi Modern Market
Pola sirkulasi antar retail dalam mall dapat dibedakan sebagai berikut: 22
1) Selasar satu ruang.
Dipakai untuk sistem peruangan terbuka/tertutup. Sirkulasi ini paling efektif
dan nyaman bagi konsumen, tetapi kurang efisien karena penggunaannya
hanya untuk satu arah.
21
Lien Edgar, P.Eng. Shoping Mall Center Planing Development and Administration, dalam Fathurraman 2009
22
2) Selasar dua arah.
Pemakaian sistem ini lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan sistem
satu ruang. Pemakaian system ini dapat digunakan untuk pola peruangan
terbuka maupun tertutup.
3) Dua selasar tiga ruang.
Sistem ini adalah pembagian dari sitem satu arah dan dua arah, dapat
menggunakan system peruangan terbuka atau tertutup.
4) Perkembangan dari penggunaan sitem peruangan empat arah.
Sistem ini dapat lebih efektif, fleksibel dan efisien.
2. ARSITEKTUR REKREATIF
Rekreatif adalah bersifat rekreasi yaitu menghibur dan menyenangkan yang
merupakan salah satu strategi untuk menarik pengunjung datang dalam Pusat Buku
Surakarta dan selanjutnya dapat meningkatkan minat baca. Beberapa pengertian
- Merupakan respon dari tujuan suatu perencanaan yang mengandung muatan
rekreasi. Adalah desain yang bebas, non-formal untuk menghilangkan penat
yang merupakan bentuk pengaplikasian dari lingkungan dan site yang
mendukung. 23
- Desain yang bertujuan menciptakan keindahan, menghadirkan suasana yang
rekreatif melalui penataan interior. 24
- Desain yang memanfaatkan potensi alam sebagai konsep awal yang menarik
untuk digali lagi sesuai dengan kebutuhan perancangan. 25
- Merupakan cermin kebosanan terhadap suatu desain yang kosong, permainan
warna yang sedikit dan hanya mengedepankan fungsi tanpa peduli kebutuhan
pengguna. 26
23
www.astudio.or.id
24
www.archdaily.com
25
Bali Post, edisi 3 Juni 2007
26
www.astudio.or.id
Gb 2.3 Fasade rekreatif (sumber: google image)
Gb 2.4 Interior rekreatif (sumber: google image)
Gb 2.5 Pemanfaatan alam pada fasade (sumber: google image)
- Desain rancangan yang memiliki karakter santai, nyaman, menyenangkan dan
mengundang orang untuk berkunjung. 27
Berdasar beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan suatu
desain yang rekreatif adalah desain yang memiliki tidak biasa, unik dan atraktif
dalam warna-warna cerah dengan permainan massa bebas dan menarik dimana
orientasinya dihadapkan pada lansekap yang menarik dan memanfaatkan view
sekitar.
C. TINJAUAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
Bangunan dapat disebut sebagai kulit ketiga manusia yang berfungsi sebagai
ruang untuk menguapkan keringat di kulit dan kelembaban dinding bangunan. Jendela,
pintu, lubang atap atau lubang dinding diperlukan untuk mengendalikan sinar ultra violet,
infra merah dan panas matahari yang berlebihan. Maka dari itu hendaknya tidak serta
merta meniru utuh aliran arsitektur tersebut tanpa memperhatikan kondisi setempat.
Fenomena tentang mewahnya arsitektur modern yang dilomba-lombakan tiap
negara untuk mempercantik kota mereka, nyatanya tidak sedikit pula gaya arsitektur
tersebut yang sebenarnya tidak cocok bila diterapkan di iklim tropis, seperti Indonesia.
Oleh karena itu perlu adanya penyesuaian dan keselarasan antara desain bangunan
dan iklim setempat, guna menciptakan kondisi kenyamanan yang pas untuk
penghuninya dan akhirnya merupakan bentuk hemat energi bagi lingkungan.
Ken Yeang, merumuskan pendekatan berbasis iklim sebagai: Ecological design,
is bioclimatic design, design with the limate of the locality, and low energy design. Yeang
menekankan pada integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi
27
digilib.itb.ac.id
tapak, program bangunan, konsep desain dan sistem yang tanggap pada iklim,
penggunan energi yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif
dengan mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, façade, orientasi bangunan, vegetasi,
ventilasi alami, warna. Integrasi tersebut dapat tercapai dengan mulus dan ramah,
melalui tiga tingkatan, yaitu:
Integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan tanah,
topografi,air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya.
Integrasi sistem-sistem dengan proses alam, meliputi: cara penggunaan air,
pengolahan dan pembuangan limbah cair, system pembuangan dari bangunan dan
pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya.
Integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumberdaya alam
yang berkelanjutan.
1. PENGERTIAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
Arsitektur Bioklimatik merupakan arsitektur yang berlandaskan pada
pendekatan desain pasif dan minimum energi dengan memanfaatkan energi alam
iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya. Dicapai
dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi
bentuk massa bangunan dan perencanaan tapak, orientasi bangunan, disain
fasade, peralatan pembayangan, instrumen penerangan alam, warna selubung
bangunan, lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah.28
Arsitektur Bioklimatik merupakan seni merancang bangunan dengan metode
hemat energi yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim
dengan menerapkannya pada elemen bangunan. 29
28
Jimmy Priatman, 2002
29
Arsitektur bioklimatik mengusung desain yang dapat beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan iklim sehingga setiap orang yang beraktivitas di bangunan
ini merasakan kesan nyaman dan akrab. Mereka seperti berada di bawah
rindangnya tumbuhan. Iklim pada umumnya terdiri atas beberapa bagian, di
antaranya hujan, panas, lembab, dan dingin.
2. MANFAAT DESAIN BIOKLIMATIK
Secara umum manfaat penerapan desain bioklimatik adalah:
Mengurangi konsumsi energi dengan memanfaatkan unsur alam.
Melakukan perlindungan terhadap ekosistem.
Meningkatkan produktivitas kerja karena didasarkan pada kebutuhan
kenyamanan termal penghuninya.
Berpengaruh baik terhadap kesehatan karena menggunakan unsur-unsur yang
alami.
3. ASPEK-ASPEK BIOKLIMATIK
a. Iklim
1) Radiasi Matahari
Panas dihantarkan matahari hanya dengan satu proses saja yaitu
radiasi. Radiasi ini akan mengalir dari suatu ruang yang lebih panas
menuju suatu ruang yang lebih dingin.
Dalam perancangan pencahayaan alami, cahaya matahari
dihindarkan masuk langsung ke dalam ruangan, karena adanya kerugian
yang dapat ditimbulkan. Kerugian tersebut adalah pemanasan ruangan
yang terkena cahaya matahari langsung. Hal ini dapat dikurangi jika
cahaya matahari direfleksikan oleh benda yang berada di luar bangunan
Sinar matahari berasal dari:
Sinar matahari yang langsung tanpa halangan apapun.
Sinar matahari yang berasal dari pantulan-pantulan awan. Kedua sinar
matahari tersebut disebut berasal dari langit.
Sinar matahari refleksi luar, yakni hasil pemantulan cahaya dari
benda-benda yang berdiri di luar bangunan dan masuk ke dalam ruangan
melalui bukaan.
Sinar matahari refleksi dalam, yaitu hasil pemantulan cahaya dari
benda-benda yang dekat sekitar bangunan kita maupun benda-benda
dan elemen dalam ruangan itu sendiri. Termasuk disini adalah cahaya
yang terpantul dari tanah/halaman, taman rumput, pepohonan,
pengerasan halaman, dan sebagainya, yang terpantul lagi ke
bagian-bagian bangunan dan dipantulkan lagi ke bidang kerja dalam ruangan
Aspek perencanaan untuk mengatasi radiasi matahari adalah:
Pembayangan, yaitu suatu cara untuk mengelakkan sinar matahari
yang berlebihan.
Pemanasan / pendinginan,
Orientasi atap pemanasan, yang dapat dicapai dengan orientasi massa