• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Orangtua Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Klinik Mimi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Orangtua Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Klinik Mimi Medan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2.1.1 Definisi Persepsi

Persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan

(Rakhmat, 2010). Persepsi adalah perception, yaitu cara pandang terhadap sesuatu

atau mengutarakan pemahaman hasil olahan daya fikir, artinya persepsi berkaitan

dengan faktor-faktor eksternal yang direspon melalui panca indera, daya ingat,

dan daya jiwa (Marliani, 2009).

Persepsi adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan,

mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera

atau data (Sobur, 2003).

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi melalui proses

dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Hal inilah yang

menyebabkan setiap orang memiliki interpretasi berbeda, walaupun apa yang

dilihatnya sama. Menurut Stephen P. Robhins, terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu: apabila seseorang melihat sesuatu dan

berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia akan

dipengaruhi oleh karakteristik individual yang dimilikinya seperti sikap, motif,

(2)

1. Sasaran dari persepsi

Sasaran dari persepsi dapat berupa orang, benda, ataupun

peristiwa. Sifat-sifat ini biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang

yang melihatnya. Persepsi terhadap sasaran bukan merupakan sesuatu

yang dilihat secara teori melainkan dalam kaitannya dengan orang lain

yang terlibat. Hal tersebut yang menyebabkan seseorang cenderung

mengelompokkan orang, benda, ataupun peristiwa sejenis dan

memisahkannya dari kelompok lain yang tidak serupa.

2. Situasi

Persepsi harus dilihat secara konteksual yang berarti situasi dimana

persepsi tersebut timbul, harus mendapat perhatian. Situasi merupakan

faktor yang turut berperan dalam proses pembentukan persepsi seseorang.

Tidak terlalu beda dengan apa yang dikemukakan oleh Stephen P.

Robhins, (1962) dalam Prasilika, (2007) menyatakan bahwa yang mempengaruhi

pembentukan persepsi seseorang adalah:

1. Frame of reference, yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki yang

dipengaruhi dari pendidikan, bacaan, penelitian, dll.

2. Frame of experience, yaitu berdasarkan pengalaman yang telah dialaminya

yang tidak terlepas dari keadaan lingkungan sekitarnya.

Friedman (1985) menyatakan pembentukan persepsi juga sangat

dipengaruhi oleh informasi yang pertama kali diperoleh. Oleh karena itu

pengalaman pertama yang tidak menyenangkan akan sangat mempengaruhi

(3)

manusia senantiasa berubah, maka persepsi pun dapat berubah- ubah sesuai

dengan stimulus yang diterima.

2.1.3 Proses Pembentukan Persepsi

Skema 2.1 Pembentukan Persepsi

Proses pembentukan persepsi dimulai dengan penerimaan rangsangan dari

berbagai sumber melalui panca indera yang dimilki, setelah itu diberikan respon

sesuai dengan penilaian dan pemberian arti terhadap rangsang lain. Setelah

diterima rangsangan atau data yang ada diseleksi. Untuk menghemat perhatian

yang digunakan rangsangan-rangsangan yang telah diterima diseleksi lagi untuk

diproses pada tahapan lebih lanjut. Setelah diseleksi rangsangan diorganisasikan

berdasarkan bentuk sesuai dengan rangsangan yang telah diterima setelah data

diterima dan diatur, proses selanjutnya individu menafsirkan data yang diterima Rangsangan/

Sensasi

Seleksi Input Proses

Pengorganisasian

Lingkungan Persepsi Interpretasi

(4)

dengan berbagai cara. Dikatakan telah terjadi persepsi setelah data atau rangsang

tersebut berhasil ditafsirkan.

Sedangkan faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang

berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hak lain yang dapat

disebut sebagai faktor-faktor personal, yang menentukan persepsi bukan jenis atau

bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli.

(Rakhmat, 1998).

2.1.4 Jenis- Jenis Persepsi

Menurut Sunaryo, (2004) ada dua jenis persepsi, yaitu:

1. Eksternal perception, yiatu persepsi yang terjadi karena adanya

rangsangan yang datang dari luar diri individu.

2. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan

yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek

adalah dirinya sendiri.

2.1.5 Persepsi Terhadap Risiko Berbahaya

Banyak definisi yang berkembang mengenai risiko, tetapi seringkali risiko

dimaknai sebagai kemungkinan yang akan diterima sebagai dampak dari bahaya.

(Short, 1984).

Persepsi risiko merupakan suatu proses dimana individu

menginterpretasikan informasi mengenai risiko yang mereka peroleh. WHO,

(5)

Persepsi risiko dipengaruhi oleh beberpa faktor, yaitu sebagai berikut:

a. Pengetahuan

b. Personal

c. Konteks

d. Kualitas lingkungan kerja

Menurut Walgito (2002) dalam persepsi individu mengorganisasikan dan

menginterpretasikan stimulus mempunyai arti individu yang bersangkutan dimana

stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi.

Berkaitan dengan hal itu faktor-faktor yang berperan dalam persepsi yaitu:

a. Adanya objek yang diamati

Objek menimbulkan stimulus yang mengenail alat indera atau

reseptor stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera

(reseptor), dan dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf

penerima (senosori) yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indera atau reseptor

Alat indera (reseptor) merupakan alat untuk menerima stimulus.

Disamping itu harus ada syaraf sensori sebagai alat untuk meneruskan

stimulus yang diterima reseptor ke pusat syaraf yaitu otak sebagai pusat

kesadaran dan sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf

(6)

c. Adanya perhatian

Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan

dalam suatu perespsi. Tanpa adanya perhatian tidak akan terbentuk

persepsi.

2.1.6 Pengukuran Persepsi

Mengukur persepsi hampir sama dengan meengukur sikap. Walaupun

materi yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat

diukur, dimana sikap terhadap obyek diterjemahkan dalam system angka. Dua

metoda pengukuran sikap terdiri dari metoda self- report dan pengukuran

involuntary behavior.

1. Self-report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan

dapat menjadi indicator sikap seseorang. Namun kelemahannya adalah

bila individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak

dapat mengetahui pendapat atau sikapnya.

2. Involuntary behavior dilakukan jika memang diinginkan atau dapat

dilakukan oleh responden, dalam banyak situasi akurasi pengukuran

sikap dipengaruhi kerelaan responden (Azzahy, 2010).

Jika merujuk dari pernyataan diatas, bahwa mengukur persepsi hampir

sama dengan mengukur sikap, maka skala sikap dapat dipakai atau dimodifikasi

untuk mengungkap persepsi sehingga dapat diketahui apakah persepsi seseorang

(7)

2.2 Perencanaan Asuhan Bayi 2.2.1 Pemberian nutrisi

Salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh di konsumsi oleh

bayi baru lahir dan diberikan secara cepat/dini adalah air susu ibu (ASI), karena

ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat

gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi (On

Demand) atau sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan

bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI dari salah satu

payudara sampai payudara benar-benar kosong, setelah itu kalau masih kurang

baru diganti dengan payudara sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI ekslusif) sampai

bayi berumur 6 bulan. Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia

2 tahun, dengan penambahan makanan lunak atau padat yang disebut MPASI

(Makanan Pendamping ASI). Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI.

Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tapi juga

hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi memberikan dukungan yang sangat

besar terhadap terjadinnya prosses pembentukan emosi positif pada anak, dan

berbagai keuntungan bagi ibu.

Rangsangan hisapan bayi pada putting ibu akan diteruskan olehh serabut

saraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormone prolactin. Dimana

hormone inilah yang memacu payudarra untuk menghasilkan ASI pada hari-hari

petama kelahiran bayi, apabila penghisapan putting susu cukup adekuat maka

(8)

optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI

700-800 cc ASI per hari (kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi

ASI mulai menurun (500-700 cc) setelah 6 bulan pertama dan menjadi 400-600 cc

pada 6 bulan kedua. Produksi ASI akan menjadi 300-500 cc pada tahun kedua

usia anak (JNPK-KR, 2007)

Adapun reflex laktasi yang terdapat pada bayi baru lahir diantaranya:

1. Reflex mencari putting (rooting), yaitu bayi menoleh kea rah sentuhan

dipipinya atau didekat mulut, berusaha untuk menghisap.

2. Reflex menghisap (suckling), yaitu areola putting susu tertekan gusi bayi,

lidah, dan langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan

ASI.

3. Reflex menelan (swallowing), yaitu dimana ASI dimulut bayi otot didaerah

mulut dan faring sehingga mengaktifkan reflex menelan dan mendorong ASI

ke dalam lambung (JNPK-KR, 2007).

4. Keuntungan pemberian ASI diantaranya adanya keterikatan emosiaonal ibu

dan bayi sebagai kekebalan pasif (kolostrum) untuk bayi, dan merangsang

kontraksi uterus (JNPK-KR, 2007).

Pada saat memulai pemberian ASI lakukan secara dini begitu bayi lahir,

tali pusat diikat dan dipotong segera telungkupkan bayi diatas perut ibu skin to

skin kemudian selimuti mereka berdua, biarkan bayi mencari putting susu ibunya,

dan ibu membantu memegang tubuh bayi agar tidak jatuh, biarkan bayi diatas

perut ibu minimal 1 jam samapi berhasil menyusui bayinya, sehingga dapat

(9)

menghisap paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir) (JNPK-KR,

2007).

Komposisi ASI, susu sapi dan susu

formula: komposisi/100 ml

ASI matur Susu formula

Kalori 75 67

Protein 1,2 1,5

Lactalbumin 80 60

Kasein (%) 20 40

Air (ml) 87,1 90

Lemak (gr) 4,5 3,6

Karbohidrat 7,1 69

2.2.2 BAB

Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama

dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam.

Feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya meconium)

dikeluarkan sejak hari ketiga sampai keenam.

Adalah normal bagi bayi untuk defekasi setelah diberi makan atau defekasi

1x setiap 3 atau 4 hari. Tinja dari bayi yang disusui lebih lunak berwarna kuning

emas dan tidak menyebab iritasi pada kulit bayi. Tinjau dari bayi yang minum

susu botol berbentuk, namun tetap lunak, berwarna kuning pucat dan memiliki

bau yang khas. Tinja ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah tinja berkurang

(10)

diberikan makan) menjadi 1 atau 2 x sehari. Pada minggu kedua kehidupannya,

bayi mulai memiliki pola defekasi. Dengan tambahan makanan padat, tinja bayi

akan menyerupai tinja orang dewasa. Dalam 3 BAB, tinja masih dalam bentuk

meconium dan normalnya bayi BAB paling tidak 1x/ hari. Untuk

membersihkannya gunakan air bersih hangat dan sabun.

2.2.3 BAK

Fungsi ginjal yang mirip dengan fungsi yang dimiliki pada orang dewasa

belum berbentuk pada tahun kedua yang dimiliki oleh bayi. Sejumlah kecil urin

terdapat di kandung kemih bayi saat lahir tapi BBL munkin tidak mengeluarkan

urin selama 12- 24 jam. Berkemih 6-10 x dengan warna urine pucat menunjukan

masukan cairan yang cukup. Bayi cukup bulan mengeluarkan urin 15- 16

ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah

BAK harus diganti popoknya.

2.2.4 Istirahat

Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.

Neonates sering tidur. Neonates sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam

sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan

selimut dan ruangan yang hangat pasttikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu

(11)

Pola tidur bayi usia Lama tidur

1 minggu 16,5 jam

1 tahun 14 jam

2 tahun 13 jam

5 tahun 11 jam

9 tahun 10 Am

2.2.5 Kebersihan kulit

1. Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur.

2. Mandi seluruh setiap hari tidak harus dilakukan.

3. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.

2.2.6 Kebutuhan akan keamanan

1. Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu.

2. Hindari pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa

tersedak.

3. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.

2.2.7 Tanda-tanda bahaya

1. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 x permenit.

2. Terlalu hangat (> 380C) atau terlalu dingin (> 360C).

3. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar.

4. Hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan.

(12)

6. Tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau

busuk, keluar cairan, penafasan sulit.

7. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer, sering

berwarna hijau tua, ada lender atau darah.

8. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bias tenang, menangis

terus menerus.

9. Penyuluhan pada orangtua BBL sebelum pulang

2.2.8 Penyuluhan yang diberikan kepada orangtua BBL sebelum pulang Penyuluhan yang dapat diberikan pada orangtua adalah sebagai berikut:

a. Menjaga kehangatan

Jaga kehangatan bayi dengan metode kanguru. Bayi belum mampu

mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan diluar untuk

membuat bayi tetap hangat. Menjaga kehangatan bayi baru lahir merupakan suatu

hal yang sangat penting, dengan cara membungkus atau membedong bayi

rapat-rapat dan kepalanya ditutup agar membantunya merasa aman dan hangat. Hal ini

membuat bayi tidur lebih nyenyak dan lama jika mereka dibungkus. Bayi

mengalami hipotermia, meskipun berada dalam ruangan hangat.

Tujuan menjaga kehangatan adalah untuk mengurangi kehilangan panas

tubuh dan membuat bayi merasa aman dan hangat diantaranya dengan cara

membungkus bayi, yaitu: cara membungkus bayi dengan aman dalam selimut

persegi. Pertama-tama lipat salah satu ujung selimut hingga ke tengah, letakkan

kepala bayi ke tengah dari selimut yang dilipat, bungkus kepala bayi terlebih

(13)

kaki bayi. Kemudian tutupkan dua ujung lain ke tubuh bayi satu persatu, serta

membuat bayi tidur lebih nyenyak.

b. Perawatan tali pusat

Tidak boleh dibubuhkan apapun dan hendaknya tali pusat dibiarkan

membuka agar tetap kering. Ketika bayi masih berada dalam kandungan ibu, ia

mendapatkan makanan dan udara melalui pembuluh-pembuluh darah yang

mengalir didalam tali pusat. Begitu lahir, dokter atau bidan akan menjepit tali

pusatnya, memotong kira-kira 3 cm dari pusat bayi (Depkes RI, 2004, Asuhan

Persalinan Normal). Agar bagian tali pusat yang menempel pada perut bayi tidak

terinfeksi maka harus selalu dibersihkan juga agar tetap kering dan bersih.

Sisa-sisa tali pusat ini akan terlepas dalam waktu 7-10 hari, kadang-kadang 3 minggu

baru terlepas. Setelah terlepas tali pusat ini akan meninggalkan bercak yang kasar,

yang memerlukan waktu beberapa hari lagi (kadang-kadang beberapa minggu)

untuk mengering dan sembuh. Penyembuhan yang berlangsung lambat akan

menyebabkan bercak kasar ini bertambah tebal dengan jaringan yang disebut

jaringan granulasi yaitu jaringan baru yang tumbuh, jika ada luka, maksudnya

untuk menggantikan jaringan lama yang rusak. Jaringan granulasi yang berlebih

akan lebih menonjol dari kulit sekitarnya.

Bercak ini harus dirawat dengan teliti dan dijaga kebersihannya, sehingga

kuman-kuman tidak dapat menginfeksi luka ini. Jangan bubuhkan apapun pada

luka ini, yang perlu dilakukan adalah menjaga agar bekas ini tetap kering.

Usahakan jika bayi mengompol, urin yang membasahi popok tidak mengenai luka

ini, pastikan popok bayi tidak bergesekan dan mengiritasi pusat. Jika perlu tekuk

(14)

atau dua tetes darah keluar dari ujung tali pusar atau sekitarnya terasa panas,

memerah atau tampak luka agak bengkak, bernanah. Ini menunjukan tanda-tanda

infeksi dan konsultasikan dengan dotkter atau bidan. Menjelang kesembuhannya,

tali pusat akan berubah warna menjadi hitan bagian ini akan lepas dengan

sendirinya antara satu sampai empat minggu. Beberapa professional menyarankan

mengusapnya dengan alcohol dengan kain atau bola kapas yang diberi alcohol

steril, sedangkam yang lain cenderung menyarankan membiarkannya begitu saja,

membersihkan sekelilingnya saja dan proses alamiah yang akan mengambil alih

penyembuhannya.

Cara perawatan tali pusat adalah sebagai berikut

a. Hindari pembungkusan tali pusat.

b. Jangan mengoleskan salep apaun atau zat lain ke tampuk tali pusat.

c. Lipat popok dibawah tali pusat.

d. Jika punting tali pusat kotor, cuci secara hati-hati dengan air matang (DTT)

dan sabun. Keringkan secara seksama dengan kain bersih.

e. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan perawatan tali pusat

menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah.

f. Jika pusar menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah, segera rujuk

bayi tersebut ke fasilitas yang mampu untuk memberikan asuhan bayi baru

lahir secara lengkap.

c. Perawatan mata

Mata selalu dibersihkan secara teratur oleh air mata yang terus menerus

dibentuk dan dialirkan ke seluruh bola mata, maka dalam kondisi normal mata

(15)

mata bayi selalu sehat. Yang perlu dilakukan adalah membersihkan kotoran di

sudut mata setiap bangun tidur terutama di pagi hari. Cara merawatnya adalah

degan menggunakan kapas bersih atau cuttonbuds yang sudah dicelupkan ke

dalam air bersih. Kemudian bersihkan pelan-pelan pelupuk mata dan ujung luar

mata.

d. Perawatan telinga

Telinga bayi memerlukan perawatan khusus, yang perlu dilakukan adalah;

1. Jagalah agar air tidak masuk ke liang telinga terutama pada saat mandi.

2. Bersihkan daun telingan dengan menggunakan cotton buds.

3. Lakukan hal ini pada waktu mandi.

4. Perlu dicurigai apabila bayi rewel, demam dan menarik-narik atau

meraba-raba samping muka, kemunkinan adanya sakit pada telinga (infeksi telinga)

hal ini sering terjadi pada bayi dan anak. Jika demikian, sebaiknya cepat

menghubungi tenaga medis lainnya. (Meser, 2007:286)/

e. Perawatan hidung

Bayi hanya bias bernafas melalui hidung, sehingga bila hidung tersumbat

oleh kotoran, ia akan megalami kesukaran bernafas. Hidung dapat dibersihkan

dari kotoran-kotoran dengan cara:

1. Gunakan cotton buds/ujung tanduk yang agak basah, sehingga kotoran

menjadi lunak.

2. Setelah lunak kotoran dikorek dengan kapas bersih yang digulung kecil atau

(16)

f. Perawatan mulut

Perawatan mulut bayi tidak diperlukan perawatan khusus, yang perlu

dilakukan adalah dengan membersihkan gusi apabila mulut bayi terlihat kotor.

Caranya adalah paling tidak dua kali sehari gosoklah gusi bayi dengan lembut

menggunakan kain yang bersih dan basah (Suryabudhi, 1997:96).

g. Memandikan

Tunda untuk memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam setelah lahir.

Memandikan bayi pada beberapa jam pertama dapat mengarah pada kondisi

hipotermia dan sangat membahayakan keselamatan bayinya (Depkes RI, 2004).

Pada bulan-bulan pertama, bayi biasanya dimandikan pada jam 09.30 – 10.10,

untuk memandikannya pakailah air yang cukup hangat karena suhu tubuh bayi

terpengaruh dan mudah berubah (Suryabudhi, 2000: 163).

Saat melakukan persiapan untuk memandikan bayi, ikuti

rekomendasi-rekomendasi berikut:

1. Tunggu sedikitnya enam jam setelah bayi lahir, sebelum memandikan bayi.

Waktu tunggu menajdi lebih lama jika bayi mengalami asfiksia dan

hipotermia.

2. Sebelum memandikan bayi, pastikan bahwa temperature tubuh bayi telah

stabil (temperature akasila antara 36,50C- 37,50C). jika temperature tubuh bayi

dibawah 36,50C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian

kepalanya dan tempatkan bayi bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan

kontak kulit langsung bayi- ibu kemudian selimuti keduanya. Tunda waktu

untuk memandikan bayi hiingga temperature tubuh bayi tetap stabil paling

(17)

3. Jangan memandikan bayi yang mengalami masalah pernafasan.

4. Sebelum memandikan bayi, pastikan ruangan tersebut hangat dan tidak ada

hembusan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan bayi

dan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti

bayi setelah dimandikan.

5. Mandikan bayi secara cepat dengan air yang bersih dan hangat.

6. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering.

7. Ganti handuk yang basah dan segera selimuti kembali bayi dengan kain atau

selimut bersih dan kering secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi ditutupi

dengan baik (bayi baringkan dalam dekapan ibunya dan selimuti dengan baik).

8. Tempatkan bayi ditempat tidur yang sama dengan ibunya dan anjurkan ibu

untuk menyusukan bayinya (Depkes RI, 2004 Asuhan Persalinan Normal)

Pemberian ASI.

h. Menyusui bayi

Secara alamiah menyusui bayi adalah cara yang terbaik dalam memenuhi

kebutuhan gizi bayi, hal ini menimbulkan hubungan yang sangat penting untuk

pertumbuhan psikologis bayi yang sehat.

1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan:

A. Merangsang produksi air susu ibu (ASI).

B. Memperkuat reflex menghisap (reflex menghisap awal pada bayi, paling

kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir). Memulai pemberian ASI

secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi keehatan bayi.

C. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayinya.

(18)

E. Merangsang kontraksi uterus.

2. Pedoman pada ibu saat menyusui:

A. Mulai menyusui segera setelah lahir, dalam 30 menit pertama.

B. Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya air,

madu, larutan gula atau pengganti susu ibu) kecuali ada indikasi yang jelas

(atas alasan-alasan medis).

C. Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya.

D. Berikan ASI pada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun

malam selama bayi menginginkannya.

3. Posisi yang tepat untuk menyusui

Posisi yang tepat untuk bayi, sangan penting dalam menjamin keberhasilan

pemberian ASI dan mencegah lecet atau retak pada putting susu. Periksa, bahwa

ibu telah meletakkan bayinya pada posisi yang tepat dan bayi melakukan kontak

dengan ibunya secara benar. Berikan bantuan dan dukungan jika ibu

memerlukannya, terutama jika ibu baru pertama kali menyusukan atau ibu berusia

sangat muda.

4. Memeluk bayi dan mulai menyusukan bayinya

A. Beritahu pada ibu untuk memeluk tubuh bayi secara lurus agar muka

bayi menghadap ke payudara ibu dengan hidung bayi didepan putting susu

ibu. Posisinya harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap ke

perut ibu. Ibu harus menopang seluruh tubuh bayi, tidak hanya leher dan

(19)

B. Beritahu pada ibu untuk mendekatkan bayinya ke payudara jika bayi

tampak siap untuk menghisap putting susu. Tanda-tanda siap menyusu adalah

apabila bayi membuka mulut, mencari, menoleh dan bergerak mencari

sesuatu.

C. Tunjukan pada ibu bagaimana membantu bayinya untuk menempelkan

mulut bayi pada putting susu.

D. Beritahu pada ibu untuk:

a. Menyentuhkan bibir bayi dengan putting susunya.

b. Menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar.

c. Mendekatkan bayi cepat ke payudaranya sehingga bibir bawah bayi

tepat dibaeah putting susu.

E. Nilai positif menyentuhkan mulut bayi pada putting payudara dan caranya

menghisap:

a. Dagu menyentuh payudara ibu.

b. Mulut terbuka lebar.

c. Mulut bayi menutupi seluas munkin areola (tidak hanya puttingnya

saja).

d. Bibir bayi bagian bawah melengkung ke luar.

e. Bibir menghisap dengan perlahan dan kuat, serta kadang-kadang

berhenti.

(20)

i. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat

Tempatkan bayi dilingkingan yang hangat. Idelanya bayi ditempatkan

ditempat tidur yang sama dengan ibunya. Menempatkan bayi beersama ibunya

adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong

ibu segera menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.

j. Tanda-tanda bahaya

Jika timbul tanda-tanda bahaya, ajarkan ibu untuk melakukan: berikan

pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu dan sesuai kebutuhan sampai bayi

memperoleh perawatan medis lanjutan, bawa bayi ke RS atau klinik terdekat

untuk perwatan tindakan segera.

k. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk

melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan memasukan suatu zat ke dalam

tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. Berikut ini adalah jadwal imunisasi

anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) periode 2004 (revisi

(21)

Umur Vaksin Keterangan Saat lahir Hepatitis

B-1

HB-1 harus diberikan salam waktu 12 jam setelah bayi lahir. Dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbaAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksi HB-1. Apabila semula status HbaAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbaAg psotif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.

Polio – 0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RS/RB polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)

1 bulan Hepatitis B-2

1. Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan. 2. Bayi premature bila ibu HBsAg (-) imunisasi ditunda sampai bayi berusia 2 bulan atau berat badan 2000 gram.

0-2 bulan BCG 1. BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCS akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberculin negative.

2. Vaksin BCG ulangan tidak dianjurkan oleh karena manfaatnya diragukan.

2 bulan DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 dengan interval 4-6 minggu. Polio-1 1. Polio- 1 dapat diberikan bersamaan

dengan DTP-1

2. Interval pemberian polio 2,3,4 tidak kurang dari 4 minggu.

Referensi

Dokumen terkait

Aba Yazid, 2009 “ Pengaruh Gaji Dan Iinsentif Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan ( Pada CV. Indo Perkasa Computindo Situbondo ).” Skripsi Universitas Islam Negeri (Malang

Petani Desa Tambakrejo yang memiliki lahan yang relatif besar dalam 1 tahun mengusahakan lahan sawah menjadi 3 musim tanam maka pendapatan yang diperoleh akan semakin besar. Dalam

AROMATERAPI KOMBINASI MINYAK KULIT BATANG KAYU MANIS ( Cinnamomum burmanni Nees ex BI) DAN MINYAK RIMPANG JAHE MERAH ( Zingiber officinale Roxb. Rubrum) (1:1) TERHADAP LIBIDO

Maka dari itu pemerintah jangan hanya diam ajah, dan membiarkan negara ini di hancurkan dengan ulah-ulah penjahat tak bertopeng, dan lihat lah, negara ini masi perlu perubahan

Oleh itu, dekolonisasi merupakan satu proses yang berlaku selepas Perang Dunia Kedua iaitu pada tahun 1945, satu proses pengalihan kuasa pemerintah dari semua aspek sama ada

Kedua, istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf , yaitu barisan pertama yang bermakna bahwa kaum sufi berada pada barisan pertama di depan Tuhan, karena

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan perumahan tergolong padat dan heterogen yang membentuk perilaku bermain anak pada masing-masing

kebanyakan kita kaget pegang duit gede jika tidak terbiasa megang uang banyak, orang yang biasa megang uang banyak dan punya sendiri beda dengan orang yang tiba tiba/ ketiban