Pengaruh Kualitas Cahaya Terhadap Kecepatan Fotosintesis
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh : Kelompok 2
1. Yoko Simbolon (131510501090)
2. FitriDwi L. (101510501122)
3. ElmyMahmudiyah (131510501058)
4. MerisRonauliManik (131510501065)
5. EdyaPutri (131510501074)
6. Baruna Rachmat W. (131510501076)
7. ErawatiPutri (131510501084)
8. HenidiyahAyu (131510501097)
9. Rima Silvina (131510501207)
10.HamzahArif (131510501093)
11.NovantaraSunuPamungkas (131510501094) 12.NgabdulRo’is (131510501159)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam proses kehidupan manusia. Didalam tanaman terdapat proses-proses yang terjadi secara fisiologi untuk pembentukan metabolisme tanaman, yang akan mempengaruhi suatu keadaan normal. Pada setiap proses yang terjadi akan mengalami perubahan senyawa-senyawa baik yang ada dalam tanaman maupun diluar tanaman.
Terjadinya proses fotosintesis yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dan nantinya akan menghasilkan O2 sebagai produk sudah jelas bahwa cahaya merupakan bahan utama dalam proses fotosintesis tersebut. Adapun pengaruh lain yang juga mempengaruhi seperti kualitas penyinaran, intensitas memantulkan cahaya kembali mencirikan suatu jenis tanaman terdapat kandungan klorofil yang berbeda-beda pula pada daun. Karena dalam proses fotosintesis yang paling utama terjadi pada kloroplas yakni pada kandungan klorofil dan mesofil. Oleh sebab itu perlu diberi indikasi bahwa hubungan antara cahaya dan tanaman memiliki suatu sifat yang saling berhubungan dan berpengaruh.
dengan beberapa bantuan cahaya yang dapat diukur intesitasnya akan berbeda dengan cahaya langsung yang dipancarkan oleh matahari bagi tanaman.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas cahaya terhadap kecepatan fotosintesis tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat yang akan mengalami perubahan dari bahan-bahan anorganik seperti CO2 dan H20 yang terdapat pada tumbuhan yang mempunyai pigmen dan dibantu dengan adanya energi cahaya matahari (Ai, 2012). Pertamawati (2010), juga menyatakan bahwa proses fotosintesis paling utama terdapat pada bagian organ daun tanaman, dimana tumbuhan akan menangkap cahaya menggunakan pigmen yakni klorofil. Daun merupakan bagian dari tumbuhan yang paling utama melakukan proses fotosintesis (Tjitrosoempomo, 2009). Terdapat dua fase proses fotosintesis yakni pada fase terang (reaksi Hill) yakni reaksi yang membutuhkan cahaya dan akan diubah menjadi energi kimia dengan mereduksi NADPH menjadi ATP. Sedangkan pada reaksi gelap terjadi di stroma, reaksi gelap tidak memerlukan cahaya, namun memerlukan adanya ATP dan NADPH2.
tanaman mengalami cekaman sehingga pada proses fotosintesis kondisi suhu tanaman sebaiknya tetap stabil, oleh sebab itu perlunya penjagaan kondisi ketetapan suhu optimum (Vahdati and Leslie, 2013).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan pratikum Fisiologi Tumbuhan pada acara “Pengaruh Kecepatan Cahaya Terhadap Kecepatan Fotosintesis” dilaksanakan pada hari kamis tanggal 2 Oktober 2014 bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan pada pukul 15.15 sampai selesai.
1. Menyiapkan dan memotong bahan Hydrilla sp 100 gram.
2. Memasukkan Hydrilla sp kedalam dasar bejana fotosintesa dan menahan dengan gelas penahan tanaman.
3. Memasang corong pengumpul dalam posisi kran udara terbuka.
5. Menaikkan corong pengumpul oksigen ke atas dengan menarik pipa ukur ke atas lalu mengantungkan pada batang penggantung hingga panjang kolom udara dapat terlihat.
6. Menghidupkan lampu dengan warna-warna yang berbeda. Interval yang digunakan untuk setiap satu jenis warna adalah 15 menit.
7. Volume oksigen yang dihasilkan oleh tanaman dapat diamati dengan cahaya perubahan kolom udara.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Perlakuan (jenis warna cahaya)
Jumlah Gelombang
5 menit pertama 5 menit kedua
Polikromatik (putih) 304 325
Merah 21 24
Biru 67 71
Hijau 134 167
kuning 665 1133
Data
Tabel 2. Pengaruh pemberian intensitas cahaya (%) yang berbeda pada laju pertumbuhan tanaman krisan.
Sumber : Widiastuti dkk (2004)
Tabel 3. Hasil pengujian rata-rata pertumbuhan G. Verucossa dengan lamanya penyinaran yang berbeda-beda.
Sumber: Alamsjah dkk (2010)
Sumber: Purba dan Khairunisa (2012)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan kali ini bahwa hasil dari setiap perlakuan dengan menggunakan beberapa macam cahaya buatan dengan warna yang berbeda-beda menunjukkan jumlah gelombang yang berbeda pula. Dari hasil analisis data pada tabel 1 dengan perlakuan cahaya kuning, mendapatkan jumlah gelombang terbanyak yakni 665 gelombang pada 5 menit pertama dan 1133 pada menit kedua. Sedangkan, hasil analisis dengan perlakuan cahaya merah, hanya mendapatkan jumlah gelombang 21 pada 5 menit pertama dan 24 gelombang pada 5 menit kedua.
berbeda-beda yakni dengan interval 24 jam, 16 jam, 12 jam, dan 8 jam yang diletakkan ditempat gelap dan terang pada masing-masing interval. Sehingga, didapat pada kondisi yang terbaik dalam lamanya penyinaran terhadap G verrucosa adalah 16 jam ditempat terang dan 8 jam ditempat gelap yang meningkatkan pertumbuhan G verrucosa sebesar 0,62% perhari. Sedangkan pada tabel 4 penelitian yang dilakukan Purba dan Khairunisa (2012), dengan menerapkan perbedaan konsentrasi CO2 dan Suhu yang berbeda-beda pada
Tetraselmis Chuii (jenis mikroalga) dengan penetapan konsentrasi CO2 yang berbagai macam yakni 4%, 9%, dan 14%. Sedangkan suhu yang ditetapkan yakni 28oC, 30oC, dan 35oC. Sehingga hasil yang diperoleh ialah pada suhu 28-30oC dan konsentrasi CO2 9% pada kondisi tersebut Tetraselmis Chuii dapat melakukan proses fotosintesis yang optimum.
Dari ketiga hasil penelitian yang terdapat pada tabel 2,3, dan 4 bahwa, jika dibandingakan dengan hasil praktikum yang telah dilakukan dan pengetahuan tentang cahaya. Intensitas cahaya, lama penyinaran, dan konsentrasi CO2 maupun suhu akan mempengaruhi kandungan O2 yang dihasilkan oleh tanaman melalui proses fotosintesis. Pengukuran kadar O2 yang dilakukan dengan menghitung jumlah banyaknya gelombang yang keluar dari batang Hydrilla Verticillata di indikasi bahwa setiap perlakuan jenis cahaya dengan warna yang berbeda-beda menggambarkan disetiap cahaya yang dipantulkan kepada tanaman tersebut memiliki panjang gelombang atau spektrum cahaya yang bervariasi.
Gambar 1. Jenis-jenis spektrum cahaya dan pembagiannya.
Dari gambar 1 dapat dideskripsikan bahwa spektrum yang terdapat pada cahaya memiliki banyak bagian dan jenisnya. Urutan dari panjang gelombang terbesar hingga terkecil yang terdapat pada gambar yakni gelombang radio, mickrogelombang, inframerah, tampak, ultraviolet, sinar-X, dan sinar gamma. Jenis gelombang cahaya yang berpengaruh terhadap proses fotosintesis yakni gelombang atau cahaya tampak dengan panjang gelombang 0.5 x 10-6. Berikut adalah gambar dan panjang gelombang yang terdapat pada cahaya tampak.
Gambar 2. Macam-macam panjang gelombang yang terdapat pada cahaya tampak.
dalam pembentukan pigmen tanaman. Berikut contoh jenis cahaya yang berpengaruh terhadap fotosintesis.
Gambar 3. Jenis cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Intensitas ataupun kualitas cahaya sangat berpengaruh terhadap produksi O2 yang dihasilkan oleh tanaman Hydrilla sp.
2. Spektrum cahaya yang paling optimum untuk proses fotosintesis bagi tanaman yakni cahaya tampak dan gelombang yang mendukung yaitu merah dan biru. 3. Faktor intesitas cahaya, konsentrasi CO2, suhu, dan jenis tanaman merupakan
faktor yang sangat mempengaruhi proses fotosintesis baik tanaman C3, C4, dan CAM.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ai, .N.S. 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Ilmiah Sains, 12(1):29-32
Alamsjah, .M.A., Ayuningtiaz .N.O., dan Subekti .S. 2010. Pengaruh lama Penyinaran Terhadap Pertumbuhan dan Klorofil a Gracilaria verrucosa pada Sistem Budidaya Indoor. Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 2(1): 21-24
Fachrurrozie, .A., Patria .M.P., dan Widiarti .R. 2012. Pengaruh Perbedaan Intensitas Cahaya terhadap Kelimpahan Zooxanthella pada Karang Bercabang (Acropora) di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu.
Akuatika, 3(2):115-120
Harjadi .S.S. 1979. Pengantar Agronomi. : Gramedia Jakarta. Jakarta
Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis terhadap Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) dalam Lingkungan Fotoautotrof secara invitro. Sains dan Teknologi Indonesia, 12(1):31-37
Purba, .E., dan Khairunisa .A.C. 2012. Kajian Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk Penyerapan Gas CO2 Menggunakan Mikroalga (Tetraslmis Chuii).
Rekayasa Proses, 6(1): 25-30
Tjitrosoepomo .G. 2009. Morfologi Tumbuhan.: Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Sevik, .H., Guney .D., Karakas.,and Aktra .G. 2012. Change to Amount of Clorophyll on leave depend on insolation in some landscape plants.
Environmental Sciences, 3(3): 967-971
Smith .N., and Dukes .J. 2012. Plant Respiration and Photosynthesis in global-scale Model: Incorporating Acclimation to temperature and CO2.Global
Change Biology, 1(11):146-150
Yamori .W., Hikosaka .K., and Way .D.A. 2013. Temperature Response of Photosynthesis in C3,c4, and CAM Plants. Photosynth Res, 10(10):159-168.
Vahdati .K, and Leslie .C. 2013. Abiotic Stress-Plant Responses and Application in Agriculture, : InTech. Croatia