• Tidak ada hasil yang ditemukan

Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan Kilien

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan Kilien"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian a. Data biografi pasien

Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.

b. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit leukemia klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dari riwayat kesehatan keluarga, adanya keluarga yang mengalami gangguan hematologis serta adanya faktor herediter misal kembar monozigot.

c. Pemerikasaan Fisik

1. Keadaan Umum

(2)

2. Tanda-Tanda Vital

Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg) Nadi :

Suhu : meningkat jika terjadi infeksi RR : Dispneu, takhipneu

3. Pemeriksaan fisik head to toe a. Pemeriksaan kepala

Bentuk : perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita leukemia betuk kepala simetris.

Rambut: perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene

Nyeri tekan: palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak ada nyeri tekan. b. Pemeriksaan mata

Palpebra: perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan

Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan konjungtiva yang anemis.

Sclera : ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik. c. Pemeriksaan hidung

Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip. Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.

d. Pemeriksaan mulut

Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ), perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut – sudut bibir pecah – pecah.

e. Pemeriksaan telinga

Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi pendengaran dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat normal. f. Pemeriksaan leher

Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.

g. Pemeriksaan thorak Jantung

(3)

Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba. Perkusi : tentukan batas jantung.

Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal. Paru – paru

Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya normal.

Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.

Perkusi :

Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler. h. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb. Auskultasi : bising usus normal

Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.

Perkusi : lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen i. Pemeriksaan Ekstremitas

inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian.

d. Pemeriksaan Penunjang

1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3

saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3

adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.

2. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml 3. Retikulosit : jumlah biasaya rendah

4. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)

5. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature 6. PTT : memanjang

7. LDH : mungkin meningkat

8. Asam urat serum : mungkin meningkat

(4)

10. Copper serum : meningkat 11. Zink serum : menurun

e. Pengkajian 11 Fungsional Gordon 1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan - Mengkaji kesehatan klien secara umum.

- Menanyakan alasan klien datang ke RS dan harapannya.

- Mengkaji gambaran/pandangan klien terhadap sakit dan cara penangannya. - Kepatuhan terhadap obat.

- Mengkaji riwayat kesehatan keluarga klien. - Mengkaji tindakan dalam menjaga kesehatan.

2. Nutrisi dan Metabolik

- Mengkaji intake makanan dan cairan klien. - Mengkaji gambaran komposisi makan.

- Mengkaji nafsu makan, dan factor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan. - Mangkaji makanan kesukaan, pantangan atau alergi yang ada.

- Mengkaji apakah menggunakan suplemen makanan. - Mengkaji apakah menggunakan obat diet tertentu. - Mengkaji perubahan berat badan yang terjadi.

Biasanya klien dengan leukemia mengalami penurunan nafsu makan, sehingga berat badannya juga menurun.

3. Eliminasi

- Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau. - Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine.

- Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.

- Mengkaji pola defekasi yang meliputi : frekuensi, warna,dan karakteristiknya. - Apakah menggunakan alat bantu untuk defekasi.

- Mengkaji pengeluaran melalui IWL .

(5)

- Mengkaji gambaran aktivitas sehari-hari klien sebelum dan sesudah merasakan sakit. - Pola olahraga yang biasa dilakukan.

- Mengkaji aktivitas yang dilakukan waktu senggang.

Biasanya klien mengalami kelelahan, dan tidak dapat beraktivitas dengan baik.

5. Tidur dan Istirahat

- Mengkaji pola tidur klien yang meliputi lama waktu tidur, dan keefektifan. - Mengkaji apakah mempunyai kebiasaan sebelum tidur.

- Menanyakan apakah mengalami kesulitan dalam tidur. - Mengkaji kebiasaan jam berapa tidur dan bangun klien.

Biasanya tidur klien terganggu karena penyakit yang dideritanya. 6. Kognitif dan Persepsi

- Mengkaji kemampuan membaca, menulis dan mendengar klien.

- Menanyakan pada klien atau keluarga apakah mengalami kesulitan dalam mendengar. - Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu lihat atau dengar.

- Mengkaji apakah ada keluhan pusing atau sebagainya. Biasanya klien sering mengalami pusing.

7. Persepsi Diri- Konsep Diri

- Mengkaji bagaimana gambaran diri klien.

- Mengkaji apakah sakit yang ia alami mengubah gambaran diri klien. - Hal-hal apa saja yang membebani pikiran klien.

- Mengkaji apakah klien sering merasa cemas, depresi, dan takut.

Biasanya klien merasa cemas dan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan. 8. Peran – Hubungan

- Mengkaji pekerjaan klien.

- Apakah hubungan yang dijalin klien dengan rekan kerja, keluarga dan lingkungan sekitar berjalan dengan baik.

- Apa yang menjadi peran klien dalam keluarga.

- Mengkaji bagaimana penyelesaian konflik dalam keluarga. - Mengkaji bagaimana keadaan ekomoni klien.

(6)

9. Seksualitas dan Reproduksi

- Mengkaji bagaimana hubungan klien dengan pasangan.

- Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu atau alat pelindung saat melakukan hubungan seks.

- Mengkaji apakah terdapat kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seks.

Biasanya pada wanita, siklus menstruasinya tidak teratur, karena terjadinya perdarahan. 10. Koping – Toleransi Stress

- Mengkaji apa yang menjadi visi klien kedepan.

- Mengkaji apakah klien biasa mendapatkan apa yang diinginkannya.

- Mengkaji sejauh mana klien harus berusaha untuk mendaptkan apa yang diinginkan. - Mengkaji bagaimana penanganan klien tentang stress yang mungkin ia hadapi.

11. Nilai- Kepercayaan - Mengkaji agama klien.

- Sejauh mana ia taat pada agama yang ia anut.

- Mengkaji sejauh mana agama/ nilai yang ia percayai mempengaruhi kehidupannya.

- Mengkaji apakah agama atau nilai kepercayaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan klien.

Perumusan NANDA, NOC, NIC

No. Diagnosa (NANDA) Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1. Resiko infeksi b.d

keamanan pasien, berdasarkan tingkat fisik, dan fungsi kognitif dan pengalaman masa lalu.

(7)

normal

pinggir jeruji/pinggir lapisan jeruji, dengan tepat.

(8)

kokoh/kuat.

 Tempatkan perubahan posisi

tempat tidur dalam kondisi yang mudah dijangkau.

 Kurangi rangsangan dari

lingkungan.

 Hindari pencahayaan yang tidak penting, sirkulasi udara, keadaan yang terlalu panas, ataupun dingin.

 Atur suhu lingkungan sesuai

kebutuhan pasien, jika suhu tubuhnya berubah.

 Kontrol/cegah bising yang

berlebihan, bila

memungkinkan.

 Kontrol pencahayaan untuk manfaat terapeutik.

 Batasi jumlah pengunjung.  Batasi kunjungan secara

personal kepada pasien, keluarga, kebutuhan penting lainnya.

 Lakukan rutinitas sehari-hari

sesuai kebutuhan pasien.

Manajemen nutrisi Intervensi yang dilakukan :  Tanyakan apakah pasien

mempunyai alergi terhadap makanan.

(9)

pasien.

 Dorong kenaikan pemasukan

zat besi makanan, dengan tepat.

 Dorong kenaikan pemasukan

protein, zat besi, vitamin C, dengan tepat.

 Berikan pasien dengan

protein tinggi, kalori tinggi, nutrisi makanan cemilan dan minuman itu bisa dengan mudah mengonsumsi denagn tepat.

 Ajarkan pasien bagaimana

menafkahkan buku harian makanan, sesuai dengan kebutuhan.

 Kontrol catatan pemasukan

untuk kandungan nutrisi dan kalori.

2. Resiko perdarahan b.d

trombositopenia

Pembekuan darah

Klien diharapkan mampu menormalkan :

 Gumpalan pembentukan  Waktu protrombin

 Hb

 Perdarahan  Memar

 Petechiae

Pencegahan perdarahan Intervensi yang dilakukan :  Monitor kemungkinan

terjadinya perdarahan pada pasien

 Catat kadar HB dan Ht

setelah pasien mengalami kehilangan banyak darah

 Pantau gejala dan tanda

(10)

berkelanjutan 9cek sekresi pasien baik yang terlihat maupun yang tidak disadari perawat)

 Pantau factor koagulasi, termasuk protrombin (Pt), waktu paruh tromboplastin (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin, dan kadar platelet dalam darah)

 Pantau tanda-tanda vital,

osmotic, termasuk TD

 Atur pasien agar pasien tetap

bed rest juka masih ada indikasi pendarahan

 Atur kepatenan/ kualitas produk / alat yang

berhubungan dengan

perdarahan

 Lindungai pasien dari

hal-hal yang menimbulkan trauma dan bias menimbulkan perdarahan

 Jangan lakukan injeksi

 Gunakan sikat gigi yang

lembut untuk perawatan oral pasien

 Gunakan alat ukur elektrik

yang memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur

(11)

 Cegah memasukkan sesuatu

kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan

 Hindari pengukuran suhu

secar rectal

 Jauhkan alat-alat berat disekitar pasien

 Instruksikan pasien untuk

menghindari/ menjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain

 Instruksikan pasien untuk

menghindar aspirin/

antikoagulan yang lain

 Instruksikan pasien untuk

emngkonsumsi makanan yang mengandung vit K

 Cegah terjadi konstipasi

 Ajarkan pasien dan keluarga

untuk mengenali tanda-gejala terjadinya perdarahan dan tindakan pertama untuk penanganan selama perdarahan berlangsung

3. Intoleransi aktivitas

b.d kelemahan umum (anemia)

Toleransi aktivitas

Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:

 Saturasi oksigen ketika

beraktivitas

 Denyut nadi ketika

beraktivitas

Terapi aktivitas

Intervensi yang dilakukan:  Kolaborasi dengan terapis

dalam merncanakan dan memonitor program aktivitas

 Tingkatkan komitmen pasien

(12)

 Laju pernapasan ketika

sumberdaya yang dimiliki dalam beraktivitas

(13)

 Mual

mengenai diagnosis, terapi, dan prognosis.

 Bantu pasien untuk untuk meminimalisir rasa cemas yang timbul.

 Kaji tanda-tanda kecemasan

(14)

 Menghindari hal-hal yang

bagaimana cara mengontrol rasa nyeri.

 Ajarkan klien teknik-teknik

relaksasi.

 Ajarkan klien bagaimana

cara menghindari diri dari rasa cemas.

mengkonsumsi nutrisi yang cukup.

Pengontrolan nutrisi Intervensi yang dilakukuan:  Tanyakan apakah pasien

mempunyai alergi terhadap makanan

 Tentukan makanan pilihan pasien

 Tentukan jumlah kalori dan

(15)

Weight gain behavior : Klien diharapkan mampu :  Mengidentifikasi

penyebab kehilangan berat badan

nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika

pad jarak waktu yang tepat

Terapi Nutrisi

Intregitas jaringan : kulit dan membran mukosa

(16)

 Pantau warna kulit.  Pantau suhu kulit.

 Instruksikan anggota

(17)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. S datang ke rumah sakit M. Djamil Padang Tanggal 11 januari 2013 dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemas. Klien pingsan setelah beberapa saat , sampai ke tempat klien bekerja dan di bawa ke rumah sakit RSUD Payakumbuh. Setelah

dilakukan pemeriksaan laboratorium didapat Hb 8 gr/dl, trombosit 11.000 /mm3 , leukosit 8.000 /

mm3. Sehingga mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 Khloft. Namun hasil lab

tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3 hari dirawat klien dirujuk ke RSUP M. Djamil untuk dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi dan rawatan lebih lanjut.

3.1 Data Klinis

Nama : Ny. S

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : DIII radioteraphy

Pekerjaan : PNS diinstitusi kesehatan bagian radiologi

Alamat : Jln. Gajah V, No. 16 A, Padang

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku : Minang

Penanggung Jawab : TN. ab (suami)

TB : 160 cm

BB : 45kg

Datang ke RS : 11 januari 2013

Ruang : UGD

No. Registrasi : 804548

Alasan masuk rumah sakit :

(18)

3.2 Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan a. Riwayat kesehatan

 Riwayat kesehatan sekarang

Ny. S ( 25th ) datang ke UGD RS M Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas, sering pingsan dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Tanda – tanda vital Ny. S, RR= 26 x/menit, HR =

100 x/menit, suhu = 370 C, TD = 90/60 mmHg. Saat pengkajian klien mengaku, nafsu makannya

menurun, terkadang mual dan muntah. Selain itu klien juga mengaku ada merasakan nyeri tulang. Klien tampak pucat.

Riwayat kesehatan dahulu

Sebelumnya, Ny. S pernah dirawat dengan diagnosa anemia. Klien sering merasa lemas dan lesu disaat bekerja dan serta pernah pingsan saat bekerja. Klien juga mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit ginjal, DM, dan hipertensi.

 Riwayat kesehatan keluarga

Dari riwayat kesehatan sebelumnya, Keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien, namun klien memiliki kembaran dan sudah meninggal 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan.

b. Pemeriksaan Fisik Vital sign

TB : 160 cm

BB : 45 kg

BMI : 17,6

RR : 26 x/menit

TD : 90/60 mmHg

HR : 100 x/menit

Suhu : 36,50 C

 Pemeriksaan kepala

Inspeksi :

(19)

Rambut: warna rambut hitam tetapi kasar, penyebaran merata, tidak terdapat ketombe Palpasi: tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan

 Pemeriksaan mata

Inspeksi

Palpebra: simetrisan kiri dan kanan Konjungtiva : anemis

Sclera : tidak ikterik.

 Pemeriksaan hidung

Inskpeksi: bentuk hidung simetris, tidak terdapat kelainan, tidak ada polip maupun peradangan, tidak ada sekret.

Palpasi :ntidak terdapat nyeri tekan.

 Pemeriksaan mulut

Inspeksi : simetris, bibir pucat, sudut bibir pecah – pecah, gusi berdarah.

 Pemeriksaan telinga

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, sirumen dalam batas normal. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

Fungsi pendengaran normal.

 Pemeriksaan leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran getah bening

Palpasi : tidak ada pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2. j. Pemeriksaan thorak

Jantung

Inspeksi : iktus terlihat Palpasi : iktus teraba. Perkusi : redup

Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2 normal. Paru – paru

Inspeksi : simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi

Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.

Perkusi : sonor

(20)

k. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi. Auskultasi : bising usus normal 15 x / menit.

Palpasi : Terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba. Perkusi : bunyi tympani untuk semua daerah abdomen l. Pemeriksaan Ekstremitas

Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep dan trisep baik. Terdapat memar dan bercak – bercak hitam kebiruan di tangan kiri

Ekstremitas bawah : pergerakan lemah, reflek patelanya baik. Nyeri di persendian dan tulang.

c. Pemeriksaan Labor

 Hemoglobin : 8 gram / dl (rendah)

 Leukosit : 8.000 / mm3 (normal)  Trombosit : 11.000 / mm3 (rendah)

2. Pola Fungsional Gordon

1. Persepsi dan Management Kesehatan

Ny. S datang ke Rsup. M. Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Kilen juga mengaku sering pusing dan sakit kepala. Kilen berharap agar ia bisa cepat sembuh dengan berbagai pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh rumah sakit. Klien menduga penyakit yang dideritanya ada hubungan nya dengan anemia yang dideritanya beberapa tahun lalu. Klien telah mendapat transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 kholf.

2. Nutrisi-Metabolik

Ny. S mengaku akhir - akhir ini nafsu makannya menurun dan sering mual serta muntah. Dalam sehari, Ny. S mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makan yang biasanya. Semenjak sakit, klien mengalami penurunan berat badan 2 kg sejak satu bulan terakhir. Saat ini klien mendapatkan asupan nutrisi berupa NaCl 0,9%.

(21)

Ny. S memiliki kebiasaan buang air besar sehari-hari normal dan tidak merasakan keluhan nyeri. BAK klien juga normal.

4. Aktivitas dan Latihan

Ny. S dalam kesehariannya merupakan PNS di salah satu institusi kesehatan. Klien mudah merasa letih dan lemas. Pada saat bekerja klien mengaku kelelahan dan terkadang sesak nafas, ini terjadi karena Hb klien rendah. Untuk mengurangi hal tersebut Ny. S berbaring dan beristirahat total. Hal ini menyebabkan tingkat aktivitas klien menurun.

5. Istirahat dan tidur

Ny. S tidur rata-rata 7 jam setiap harinya. Namun semenjak sakit, jam tidur klien berkurang karena klien sering merasakan sesak nafas disertai dengan mual dan muntah, sehingga klien mengalami kesulitan untuk tidur.

6. Kognitif dan Persepsi Sensori

Kemampuan Ny. S untuk membaca dan menulis mulai terganggu sehingga klien menggunakan kacamata (-) sebagai alat bantu, walaupun demikian klien tidak menagalami gangguan pendengaran. Klien mengeluh mual, muntah dan nyeri pada persendian. Klien juga sering mengalami pusing. Klien juga mengatakan mudah sekali memar dan berdarah jika mengalami perdarahan.

7. Persepsi diri-Konsep diri

Ny. S mengaku mengalami penurunan nafsu makan sering mual dan muntah, badan terasa lemah sehingga membuat klien merasa gelisah, cemas dan takut yang berlebihan, bahwa penyakitnya tidak akan sembuh. Padahal klien berharap penyakitnya bisa sembuh, karena klien merupakan seorang istri yang membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan kerluarganya.

8. Peran dan Hubungan dengan Sesama

Ny. S adalah seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak diantaranya 1 orang perempuan (5th) dan 1 orang anak laki-laki (3th). Klien bekerja sebagai PNS di salah satu institusi kesehatan dibagian radiologi. Klien adalah seorang ibu yang di sayangi oleh keluarganya, hal ini dibuktikan dengan keluarga yang setia menemaninya selama di rumah sakit.

9. Reproduksi dan Seks

(22)

10. Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stress

Ny. S stress karena harus memikirkan penyakit yang dideritanya dan juga ia juga memikirkan keadaan kedua anaknya yang masih kecil. Klien hanya bisa bercerita keluhannya pada suaminya. Suaminya memberikan dukungan dan semangat kepada klien agar bisa semangat, rajin berobat dan mengontrol makanan.

11. Nilai dan Kepercayaan

Ny. S adalah seorang muslim. Setiap harinya klien sangat rajin shalat, tidak pernah meninggalkan shalat meskipun klien sedang sakit sekarang. Walupun klien cemas penyakitnya tidak sembuh, akan tetapi klien yakin bahwa kilen semakin rajin shalat dan memohon kesembuhan pada Allah SWT.

3.3 Analisis Data Senjang

Dari kasus yang ada tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang diderita pasien.

Analisis Data

No .

Data Diagnosa

1. DS :

 Klien mengeluh badannya terasa lemah

 Klien mengaku nafasnya sesak.

 Klien mengaku aktivitasnya menurun

 Klien mengaku nyeri di persendiaan dan

abdomen.

 Klien mengaku tidak nyam saat beraktivitas

 Klien mengeluh cepat merasa lelah saat

beraktivitas

 Klien mengaku sering pusing

 Klien merasa cemas dengan keadaannya.

DO

 Hb : 8 gr/dl

 Trombosit : 11.000/mm3  RR : 26 x / menit

(23)

 TD : 90/60 mmHg  Suhu : 37 0C

 Bibir klien tampak pucat

 Wajah klien tampak pucat  Konjungtiva anemis

2. DS :

 Klien mengatakan menstruasinya tidak teratur  Klien mengaku mudah memar saat trauma

DO :

 Trombosit : 11.000/mm3  Hb : 8 gr/dl

 Gusi tampak berdarah

 Terdapat memar dan bercak – bercak hitam di

tangan kiri.

Resiko perdarahan b.d

trombositopenia

3. DS:

 Klien mengaku mengalami penurunan nafsu

makan

 Klien mengaku berat badannya turun 2 kg semenjak sejak 1 bulan yang lalu.

 Klien mengaku adanya nyeri tekan di daerah

abdomen

 Klien mengaku hanya menghabiskan sepertiga

dari porsi makanan yabg tersedia.

 Klien mengaku sering mual dan muntah.  Klien mengaku sering pusing.

DO :

 TD : 90/60 mmHg

 Nadi : 100x/menit  Suhu : 37 0C

(24)

 RR : 26 x / menit

(25)
(26)

 Monitor respon oksigenasi pasien

2. Resiko perdarahan

b.d

perdarahan yang berkelanjutan 9cek sekresi pasien baik yang terlihat maupun yang tidak disadari perawat)

 Pantau factor koagulasi, termasuk

(27)

untuk perawatan oral pasien

 Gunakan alat ukur elektrik yang

memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur

 Hindari tindakan invasive

 Cegah memasukkan sesuatu

kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan

 Hindari pengukuran suhu secar

rectal

 Jauhkan alat-alat berat disekitar pasien

 Instruksikan pasien untuk

menghindari/ menjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain

 Instruksikan pasien untuk

menghindar aspirin/ antikoagulan yang lain

 Instruksikan pasien untuk

emngkonsumsi makanan yang mengandung vit K

 Cegah terjadi konstipasi

 Ajarkan pasien dan keluarga untuk

mengenali tanda-gejala terjadinya perdarahan dan tindakan pertama untuk penanganan selama perdarahan berlangsung

3. Ketidakseimbanga

n nutrisi kurang dari kebutuhan

Status Nutrisi Klien diharapkan mampu untuk

Mengontrol nafsu makan: Intervensi yang dilakukuan:

(28)

tubuh b.d faktor

dengan kebutuhan dan gaya hidup.

 Kontrol asupan nutrisi dan kalori.

berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan

 Tunjukkan intake kalori yang tepat

sesuai tipe tubuh dan gaya hidup

 Timbang berat badan pasien pad

duduk yang benar sebelum makan.

(29)

nutrisi makanan dan minuman yg adekuat

 Meningkatkan nafsu

(30)

BAB IV PEMBAHASAN

Ny. S (35 tahun) masuk RSUP M.Djamil Padang pada tanggal 11 Januari 2013 dengan keluhan sesak nafas dan badan terasa lemas. Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nafsu makannya menurun, pernah pingsan. Setelah dilakukan pemeriksaan lab, ternyata Hb klien 8

gr/dl, leukosit 8.000/mm3 dan trombosit 11.000/mm3. Klien telah mendapat transfusi PRC 2

kholf dan trambosit 3 kholt. Dengan Hb yang rendah itu, klien menderita anemia sehingga untuk mengatasi anemia tersebut, klien diberi transfusi PRC. Trombosit klien juga rendah atau dikenal dengan trombositopenia, yang mudah menyebabkan terjadinya perdarahan. Untuk meningkatkan jumlah trambositnya, klien mendapat tranfusi trombosit. Jumlah leukosit klien dalam batas

normal, yaitu 8.000/mm3. Dari ketiga gejala tersebut klien dapat dikatakan menderita leukemia

mieogenus. Secara teori pada penyakit ini, hitungan sel darah menunjukkan penurunan eritrosit dan trombosit. Meskipun jumlah jumlah leukosit total bisa rendah, normal ataupun tinggi.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yang pertama untuk klien adalah intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, karena klien mengalami anemia. Diagnosa ini didukung oleh data sumjektif dan objektif diantaranya, kionjungtiva klien anemis, bibir dan wajah pucat, klien pun mengatakan bahwa dia sering merasa lelah, lemas, pusing dan mual serta muntah.

Diagnosa kedua untuk klien adalah resiko perdarahan b.d trombokinase, kerena jumlah

trombosit klien sangatlah rendah, jauh dari batas norma (150.000 – 450.000/mm3). Trombosit

berfungsi sebagai proses pembekuan darah. Jika trombosit rendah, maka darah akan sulit membeku, sehingga akan mudah mengalami perdarahan.

(31)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ lain.

Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya : sel darah putih yang kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering, kemudian karena radiasi, zat kimia, gangguan imunologik, virus dan factor genetik.

Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan faktor yang memperburuk perjalanan penyakit ini.

Diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny. S adalah: 1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)

2. Resiko perdarahan b.d trombositopenia

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (anoreksia)

5.2 Saran

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC

Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008. Nursing

Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.

Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Geissler Doenges moorhouse, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.

Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008. Nursing Outcomes

Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.

Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit. Jakarta: EGC

Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom :

Markono Print Media.

http://penyakitleukemia.com/obat-tradisional-leukimia/ akses tanggal 20 Januari 2013.

http://detikautik.blogspot.com/2012/11/askep-leukimia-limfosit-kronis.html akses tanggal 20 januari 2013

www.news-medical.net/health/What-is-Leukemia-(Indonesian).aspx akses tanggal 20 Januari

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar muatan lokal mengenal potensi

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W5, 2015 Underwater 3D Recording and Modeling, 16–17 April 2015, Piano

Pendidikan anak merupakan kewajiban bagi orang tua dan merupakan hak dari setiap anak. Banyak dari orang tua yang tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak. Melihat

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul, “ PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KULIT BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L.) DAN PENAMBAHAN GUAR GUM

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan, bahwa bukti elektronik dalam hukum acara pidana berstatus sebagai alat bukti yang berdiri sendiri dan alat bukti yang tidak berdiri sendiri

Setelah seluruh isian di setiap kolom dirasa telah sesuai, klik tombol Halaman Selanjutnya untuk dapat melanjutkan ke proses berikutnya atau klik tombol Halaman

Konstelasi hubungan antar variabel digunakan untuk memberikan arah gambaran dari penelitian yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan, terdapat hubungan antara variabel bebas

Perluasan jaringan akses merupakan wewenang dari Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) dan dapat dilakukan oleh user dengan..