Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian a. Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit leukemia klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari riwayat kesehatan keluarga, adanya keluarga yang mengalami gangguan hematologis serta adanya faktor herediter misal kembar monozigot.
c. Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg) Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi RR : Dispneu, takhipneu
3. Pemeriksaan fisik head to toe a. Pemeriksaan kepala
Bentuk : perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita leukemia betuk kepala simetris.
Rambut: perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Nyeri tekan: palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak ada nyeri tekan. b. Pemeriksaan mata
Palpebra: perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan konjungtiva yang anemis.
Sclera : ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik. c. Pemeriksaan hidung
Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip. Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d. Pemeriksaan mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ), perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut – sudut bibir pecah – pecah.
e. Pemeriksaan telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi pendengaran dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat normal. f. Pemeriksaan leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g. Pemeriksaan thorak Jantung
Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba. Perkusi : tentukan batas jantung.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal. Paru – paru
Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya normal.
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi :
Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler. h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb. Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen i. Pemeriksaan Ekstremitas
inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3
saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3
adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml 3. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature 6. PTT : memanjang
7. LDH : mungkin meningkat
8. Asam urat serum : mungkin meningkat
10. Copper serum : meningkat 11. Zink serum : menurun
e. Pengkajian 11 Fungsional Gordon 1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan - Mengkaji kesehatan klien secara umum.
- Menanyakan alasan klien datang ke RS dan harapannya.
- Mengkaji gambaran/pandangan klien terhadap sakit dan cara penangannya. - Kepatuhan terhadap obat.
- Mengkaji riwayat kesehatan keluarga klien. - Mengkaji tindakan dalam menjaga kesehatan.
2. Nutrisi dan Metabolik
- Mengkaji intake makanan dan cairan klien. - Mengkaji gambaran komposisi makan.
- Mengkaji nafsu makan, dan factor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan. - Mangkaji makanan kesukaan, pantangan atau alergi yang ada.
- Mengkaji apakah menggunakan suplemen makanan. - Mengkaji apakah menggunakan obat diet tertentu. - Mengkaji perubahan berat badan yang terjadi.
Biasanya klien dengan leukemia mengalami penurunan nafsu makan, sehingga berat badannya juga menurun.
3. Eliminasi
- Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau. - Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine.
- Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.
- Mengkaji pola defekasi yang meliputi : frekuensi, warna,dan karakteristiknya. - Apakah menggunakan alat bantu untuk defekasi.
- Mengkaji pengeluaran melalui IWL .
- Mengkaji gambaran aktivitas sehari-hari klien sebelum dan sesudah merasakan sakit. - Pola olahraga yang biasa dilakukan.
- Mengkaji aktivitas yang dilakukan waktu senggang.
Biasanya klien mengalami kelelahan, dan tidak dapat beraktivitas dengan baik.
5. Tidur dan Istirahat
- Mengkaji pola tidur klien yang meliputi lama waktu tidur, dan keefektifan. - Mengkaji apakah mempunyai kebiasaan sebelum tidur.
- Menanyakan apakah mengalami kesulitan dalam tidur. - Mengkaji kebiasaan jam berapa tidur dan bangun klien.
Biasanya tidur klien terganggu karena penyakit yang dideritanya. 6. Kognitif dan Persepsi
- Mengkaji kemampuan membaca, menulis dan mendengar klien.
- Menanyakan pada klien atau keluarga apakah mengalami kesulitan dalam mendengar. - Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu lihat atau dengar.
- Mengkaji apakah ada keluhan pusing atau sebagainya. Biasanya klien sering mengalami pusing.
7. Persepsi Diri- Konsep Diri
- Mengkaji bagaimana gambaran diri klien.
- Mengkaji apakah sakit yang ia alami mengubah gambaran diri klien. - Hal-hal apa saja yang membebani pikiran klien.
- Mengkaji apakah klien sering merasa cemas, depresi, dan takut.
Biasanya klien merasa cemas dan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan. 8. Peran – Hubungan
- Mengkaji pekerjaan klien.
- Apakah hubungan yang dijalin klien dengan rekan kerja, keluarga dan lingkungan sekitar berjalan dengan baik.
- Apa yang menjadi peran klien dalam keluarga.
- Mengkaji bagaimana penyelesaian konflik dalam keluarga. - Mengkaji bagaimana keadaan ekomoni klien.
9. Seksualitas dan Reproduksi
- Mengkaji bagaimana hubungan klien dengan pasangan.
- Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu atau alat pelindung saat melakukan hubungan seks.
- Mengkaji apakah terdapat kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seks.
Biasanya pada wanita, siklus menstruasinya tidak teratur, karena terjadinya perdarahan. 10. Koping – Toleransi Stress
- Mengkaji apa yang menjadi visi klien kedepan.
- Mengkaji apakah klien biasa mendapatkan apa yang diinginkannya.
- Mengkaji sejauh mana klien harus berusaha untuk mendaptkan apa yang diinginkan. - Mengkaji bagaimana penanganan klien tentang stress yang mungkin ia hadapi.
11. Nilai- Kepercayaan - Mengkaji agama klien.
- Sejauh mana ia taat pada agama yang ia anut.
- Mengkaji sejauh mana agama/ nilai yang ia percayai mempengaruhi kehidupannya.
- Mengkaji apakah agama atau nilai kepercayaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan klien.
Perumusan NANDA, NOC, NIC
No. Diagnosa (NANDA) Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1. Resiko infeksi b.d
keamanan pasien, berdasarkan tingkat fisik, dan fungsi kognitif dan pengalaman masa lalu.
normal
pinggir jeruji/pinggir lapisan jeruji, dengan tepat.
kokoh/kuat.
Tempatkan perubahan posisi
tempat tidur dalam kondisi yang mudah dijangkau.
Kurangi rangsangan dari
lingkungan.
Hindari pencahayaan yang tidak penting, sirkulasi udara, keadaan yang terlalu panas, ataupun dingin.
Atur suhu lingkungan sesuai
kebutuhan pasien, jika suhu tubuhnya berubah.
Kontrol/cegah bising yang
berlebihan, bila
memungkinkan.
Kontrol pencahayaan untuk manfaat terapeutik.
Batasi jumlah pengunjung. Batasi kunjungan secara
personal kepada pasien, keluarga, kebutuhan penting lainnya.
Lakukan rutinitas sehari-hari
sesuai kebutuhan pasien.
Manajemen nutrisi Intervensi yang dilakukan : Tanyakan apakah pasien
mempunyai alergi terhadap makanan.
pasien.
Dorong kenaikan pemasukan
zat besi makanan, dengan tepat.
Dorong kenaikan pemasukan
protein, zat besi, vitamin C, dengan tepat.
Berikan pasien dengan
protein tinggi, kalori tinggi, nutrisi makanan cemilan dan minuman itu bisa dengan mudah mengonsumsi denagn tepat.
Ajarkan pasien bagaimana
menafkahkan buku harian makanan, sesuai dengan kebutuhan.
Kontrol catatan pemasukan
untuk kandungan nutrisi dan kalori.
2. Resiko perdarahan b.d
trombositopenia
Pembekuan darah
Klien diharapkan mampu menormalkan :
Gumpalan pembentukan Waktu protrombin
Hb
Perdarahan Memar
Petechiae
Pencegahan perdarahan Intervensi yang dilakukan : Monitor kemungkinan
terjadinya perdarahan pada pasien
Catat kadar HB dan Ht
setelah pasien mengalami kehilangan banyak darah
Pantau gejala dan tanda
berkelanjutan 9cek sekresi pasien baik yang terlihat maupun yang tidak disadari perawat)
Pantau factor koagulasi, termasuk protrombin (Pt), waktu paruh tromboplastin (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin, dan kadar platelet dalam darah)
Pantau tanda-tanda vital,
osmotic, termasuk TD
Atur pasien agar pasien tetap
bed rest juka masih ada indikasi pendarahan
Atur kepatenan/ kualitas produk / alat yang
berhubungan dengan
perdarahan
Lindungai pasien dari
hal-hal yang menimbulkan trauma dan bias menimbulkan perdarahan
Jangan lakukan injeksi
Gunakan sikat gigi yang
lembut untuk perawatan oral pasien
Gunakan alat ukur elektrik
yang memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur
Cegah memasukkan sesuatu
kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan
Hindari pengukuran suhu
secar rectal
Jauhkan alat-alat berat disekitar pasien
Instruksikan pasien untuk
menghindari/ menjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk
menghindar aspirin/
antikoagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk
emngkonsumsi makanan yang mengandung vit K
Cegah terjadi konstipasi
Ajarkan pasien dan keluarga
untuk mengenali tanda-gejala terjadinya perdarahan dan tindakan pertama untuk penanganan selama perdarahan berlangsung
3. Intoleransi aktivitas
b.d kelemahan umum (anemia)
Toleransi aktivitas
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan:
Saturasi oksigen ketika
beraktivitas
Denyut nadi ketika
beraktivitas
Terapi aktivitas
Intervensi yang dilakukan: Kolaborasi dengan terapis
dalam merncanakan dan memonitor program aktivitas
Tingkatkan komitmen pasien
Laju pernapasan ketika
sumberdaya yang dimiliki dalam beraktivitas
Mual
mengenai diagnosis, terapi, dan prognosis.
Bantu pasien untuk untuk meminimalisir rasa cemas yang timbul.
Kaji tanda-tanda kecemasan
Menghindari hal-hal yang
bagaimana cara mengontrol rasa nyeri.
Ajarkan klien teknik-teknik
relaksasi.
Ajarkan klien bagaimana
cara menghindari diri dari rasa cemas.
mengkonsumsi nutrisi yang cukup.
Pengontrolan nutrisi Intervensi yang dilakukuan: Tanyakan apakah pasien
mempunyai alergi terhadap makanan
Tentukan makanan pilihan pasien
Tentukan jumlah kalori dan
Weight gain behavior : Klien diharapkan mampu : Mengidentifikasi
penyebab kehilangan berat badan
nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika
pad jarak waktu yang tepat
Terapi Nutrisi
Intregitas jaringan : kulit dan membran mukosa
Pantau warna kulit. Pantau suhu kulit.
Instruksikan anggota
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. S datang ke rumah sakit M. Djamil Padang Tanggal 11 januari 2013 dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemas. Klien pingsan setelah beberapa saat , sampai ke tempat klien bekerja dan di bawa ke rumah sakit RSUD Payakumbuh. Setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium didapat Hb 8 gr/dl, trombosit 11.000 /mm3 , leukosit 8.000 /
mm3. Sehingga mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 Khloft. Namun hasil lab
tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3 hari dirawat klien dirujuk ke RSUP M. Djamil untuk dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi dan rawatan lebih lanjut.
3.1 Data Klinis
Nama : Ny. S
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : DIII radioteraphy
Pekerjaan : PNS diinstitusi kesehatan bagian radiologi
Alamat : Jln. Gajah V, No. 16 A, Padang
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Minang
Penanggung Jawab : TN. ab (suami)
TB : 160 cm
BB : 45kg
Datang ke RS : 11 januari 2013
Ruang : UGD
No. Registrasi : 804548
Alasan masuk rumah sakit :
3.2 Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan a. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Ny. S ( 25th ) datang ke UGD RS M Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas, sering pingsan dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Tanda – tanda vital Ny. S, RR= 26 x/menit, HR =
100 x/menit, suhu = 370 C, TD = 90/60 mmHg. Saat pengkajian klien mengaku, nafsu makannya
menurun, terkadang mual dan muntah. Selain itu klien juga mengaku ada merasakan nyeri tulang. Klien tampak pucat.
Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya, Ny. S pernah dirawat dengan diagnosa anemia. Klien sering merasa lemas dan lesu disaat bekerja dan serta pernah pingsan saat bekerja. Klien juga mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit ginjal, DM, dan hipertensi.
Riwayat kesehatan keluarga
Dari riwayat kesehatan sebelumnya, Keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien, namun klien memiliki kembaran dan sudah meninggal 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan.
b. Pemeriksaan Fisik Vital sign
TB : 160 cm
BB : 45 kg
BMI : 17,6
RR : 26 x/menit
TD : 90/60 mmHg
HR : 100 x/menit
Suhu : 36,50 C
Pemeriksaan kepala
Inspeksi :
Rambut: warna rambut hitam tetapi kasar, penyebaran merata, tidak terdapat ketombe Palpasi: tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan
Pemeriksaan mata
Inspeksi
Palpebra: simetrisan kiri dan kanan Konjungtiva : anemis
Sclera : tidak ikterik.
Pemeriksaan hidung
Inskpeksi: bentuk hidung simetris, tidak terdapat kelainan, tidak ada polip maupun peradangan, tidak ada sekret.
Palpasi :ntidak terdapat nyeri tekan.
Pemeriksaan mulut
Inspeksi : simetris, bibir pucat, sudut bibir pecah – pecah, gusi berdarah.
Pemeriksaan telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, sirumen dalam batas normal. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Fungsi pendengaran normal.
Pemeriksaan leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran getah bening
Palpasi : tidak ada pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2. j. Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : iktus terlihat Palpasi : iktus teraba. Perkusi : redup
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2 normal. Paru – paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi : sonor
k. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi. Auskultasi : bising usus normal 15 x / menit.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba. Perkusi : bunyi tympani untuk semua daerah abdomen l. Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep dan trisep baik. Terdapat memar dan bercak – bercak hitam kebiruan di tangan kiri
Ekstremitas bawah : pergerakan lemah, reflek patelanya baik. Nyeri di persendian dan tulang.
c. Pemeriksaan Labor
Hemoglobin : 8 gram / dl (rendah)
Leukosit : 8.000 / mm3 (normal) Trombosit : 11.000 / mm3 (rendah)
2. Pola Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Management Kesehatan
Ny. S datang ke Rsup. M. Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Kilen juga mengaku sering pusing dan sakit kepala. Kilen berharap agar ia bisa cepat sembuh dengan berbagai pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh rumah sakit. Klien menduga penyakit yang dideritanya ada hubungan nya dengan anemia yang dideritanya beberapa tahun lalu. Klien telah mendapat transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 kholf.
2. Nutrisi-Metabolik
Ny. S mengaku akhir - akhir ini nafsu makannya menurun dan sering mual serta muntah. Dalam sehari, Ny. S mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makan yang biasanya. Semenjak sakit, klien mengalami penurunan berat badan 2 kg sejak satu bulan terakhir. Saat ini klien mendapatkan asupan nutrisi berupa NaCl 0,9%.
Ny. S memiliki kebiasaan buang air besar sehari-hari normal dan tidak merasakan keluhan nyeri. BAK klien juga normal.
4. Aktivitas dan Latihan
Ny. S dalam kesehariannya merupakan PNS di salah satu institusi kesehatan. Klien mudah merasa letih dan lemas. Pada saat bekerja klien mengaku kelelahan dan terkadang sesak nafas, ini terjadi karena Hb klien rendah. Untuk mengurangi hal tersebut Ny. S berbaring dan beristirahat total. Hal ini menyebabkan tingkat aktivitas klien menurun.
5. Istirahat dan tidur
Ny. S tidur rata-rata 7 jam setiap harinya. Namun semenjak sakit, jam tidur klien berkurang karena klien sering merasakan sesak nafas disertai dengan mual dan muntah, sehingga klien mengalami kesulitan untuk tidur.
6. Kognitif dan Persepsi Sensori
Kemampuan Ny. S untuk membaca dan menulis mulai terganggu sehingga klien menggunakan kacamata (-) sebagai alat bantu, walaupun demikian klien tidak menagalami gangguan pendengaran. Klien mengeluh mual, muntah dan nyeri pada persendian. Klien juga sering mengalami pusing. Klien juga mengatakan mudah sekali memar dan berdarah jika mengalami perdarahan.
7. Persepsi diri-Konsep diri
Ny. S mengaku mengalami penurunan nafsu makan sering mual dan muntah, badan terasa lemah sehingga membuat klien merasa gelisah, cemas dan takut yang berlebihan, bahwa penyakitnya tidak akan sembuh. Padahal klien berharap penyakitnya bisa sembuh, karena klien merupakan seorang istri yang membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan kerluarganya.
8. Peran dan Hubungan dengan Sesama
Ny. S adalah seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak diantaranya 1 orang perempuan (5th) dan 1 orang anak laki-laki (3th). Klien bekerja sebagai PNS di salah satu institusi kesehatan dibagian radiologi. Klien adalah seorang ibu yang di sayangi oleh keluarganya, hal ini dibuktikan dengan keluarga yang setia menemaninya selama di rumah sakit.
9. Reproduksi dan Seks
10. Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stress
Ny. S stress karena harus memikirkan penyakit yang dideritanya dan juga ia juga memikirkan keadaan kedua anaknya yang masih kecil. Klien hanya bisa bercerita keluhannya pada suaminya. Suaminya memberikan dukungan dan semangat kepada klien agar bisa semangat, rajin berobat dan mengontrol makanan.
11. Nilai dan Kepercayaan
Ny. S adalah seorang muslim. Setiap harinya klien sangat rajin shalat, tidak pernah meninggalkan shalat meskipun klien sedang sakit sekarang. Walupun klien cemas penyakitnya tidak sembuh, akan tetapi klien yakin bahwa kilen semakin rajin shalat dan memohon kesembuhan pada Allah SWT.
3.3 Analisis Data Senjang
Dari kasus yang ada tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang diderita pasien.
Analisis Data
No .
Data Diagnosa
1. DS :
Klien mengeluh badannya terasa lemah
Klien mengaku nafasnya sesak.
Klien mengaku aktivitasnya menurun
Klien mengaku nyeri di persendiaan dan
abdomen.
Klien mengaku tidak nyam saat beraktivitas
Klien mengeluh cepat merasa lelah saat
beraktivitas
Klien mengaku sering pusing
Klien merasa cemas dengan keadaannya.
DO
Hb : 8 gr/dl
Trombosit : 11.000/mm3 RR : 26 x / menit
TD : 90/60 mmHg Suhu : 37 0C
Bibir klien tampak pucat
Wajah klien tampak pucat Konjungtiva anemis
2. DS :
Klien mengatakan menstruasinya tidak teratur Klien mengaku mudah memar saat trauma
DO :
Trombosit : 11.000/mm3 Hb : 8 gr/dl
Gusi tampak berdarah
Terdapat memar dan bercak – bercak hitam di
tangan kiri.
Resiko perdarahan b.d
trombositopenia
3. DS:
Klien mengaku mengalami penurunan nafsu
makan
Klien mengaku berat badannya turun 2 kg semenjak sejak 1 bulan yang lalu.
Klien mengaku adanya nyeri tekan di daerah
abdomen
Klien mengaku hanya menghabiskan sepertiga
dari porsi makanan yabg tersedia.
Klien mengaku sering mual dan muntah. Klien mengaku sering pusing.
DO :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 100x/menit Suhu : 37 0C
RR : 26 x / menit
Monitor respon oksigenasi pasien
2. Resiko perdarahan
b.d
perdarahan yang berkelanjutan 9cek sekresi pasien baik yang terlihat maupun yang tidak disadari perawat)
Pantau factor koagulasi, termasuk
untuk perawatan oral pasien
Gunakan alat ukur elektrik yang
memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur
Hindari tindakan invasive
Cegah memasukkan sesuatu
kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan
Hindari pengukuran suhu secar
rectal
Jauhkan alat-alat berat disekitar pasien
Instruksikan pasien untuk
menghindari/ menjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk
menghindar aspirin/ antikoagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk
emngkonsumsi makanan yang mengandung vit K
Cegah terjadi konstipasi
Ajarkan pasien dan keluarga untuk
mengenali tanda-gejala terjadinya perdarahan dan tindakan pertama untuk penanganan selama perdarahan berlangsung
3. Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang dari kebutuhan
Status Nutrisi Klien diharapkan mampu untuk
Mengontrol nafsu makan: Intervensi yang dilakukuan:
tubuh b.d faktor
dengan kebutuhan dan gaya hidup.
Kontrol asupan nutrisi dan kalori.
berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan
Tunjukkan intake kalori yang tepat
sesuai tipe tubuh dan gaya hidup
Timbang berat badan pasien pad
duduk yang benar sebelum makan.
nutrisi makanan dan minuman yg adekuat
Meningkatkan nafsu
BAB IV PEMBAHASAN
Ny. S (35 tahun) masuk RSUP M.Djamil Padang pada tanggal 11 Januari 2013 dengan keluhan sesak nafas dan badan terasa lemas. Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nafsu makannya menurun, pernah pingsan. Setelah dilakukan pemeriksaan lab, ternyata Hb klien 8
gr/dl, leukosit 8.000/mm3 dan trombosit 11.000/mm3. Klien telah mendapat transfusi PRC 2
kholf dan trambosit 3 kholt. Dengan Hb yang rendah itu, klien menderita anemia sehingga untuk mengatasi anemia tersebut, klien diberi transfusi PRC. Trombosit klien juga rendah atau dikenal dengan trombositopenia, yang mudah menyebabkan terjadinya perdarahan. Untuk meningkatkan jumlah trambositnya, klien mendapat tranfusi trombosit. Jumlah leukosit klien dalam batas
normal, yaitu 8.000/mm3. Dari ketiga gejala tersebut klien dapat dikatakan menderita leukemia
mieogenus. Secara teori pada penyakit ini, hitungan sel darah menunjukkan penurunan eritrosit dan trombosit. Meskipun jumlah jumlah leukosit total bisa rendah, normal ataupun tinggi.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yang pertama untuk klien adalah intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, karena klien mengalami anemia. Diagnosa ini didukung oleh data sumjektif dan objektif diantaranya, kionjungtiva klien anemis, bibir dan wajah pucat, klien pun mengatakan bahwa dia sering merasa lelah, lemas, pusing dan mual serta muntah.
Diagnosa kedua untuk klien adalah resiko perdarahan b.d trombokinase, kerena jumlah
trombosit klien sangatlah rendah, jauh dari batas norma (150.000 – 450.000/mm3). Trombosit
berfungsi sebagai proses pembekuan darah. Jika trombosit rendah, maka darah akan sulit membeku, sehingga akan mudah mengalami perdarahan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ lain.
Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya : sel darah putih yang kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering, kemudian karena radiasi, zat kimia, gangguan imunologik, virus dan factor genetik.
Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan faktor yang memperburuk perjalanan penyakit ini.
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny. S adalah: 1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)
2. Resiko perdarahan b.d trombositopenia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (anoreksia)
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008. Nursing
Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Geissler Doenges moorhouse, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom :
Markono Print Media.
http://penyakitleukemia.com/obat-tradisional-leukimia/ akses tanggal 20 Januari 2013.
http://detikautik.blogspot.com/2012/11/askep-leukimia-limfosit-kronis.html akses tanggal 20 januari 2013
www.news-medical.net/health/What-is-Leukemia-(Indonesian).aspx akses tanggal 20 Januari