• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Intoleransi Aktivitas di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. A Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Intoleransi Aktivitas di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki - laki

Umur : 50 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan Bajak 2-H Lingkungan 9 Kelurahan Harjosari 2 Kecamatan Medan Amplas

Tanggal Masuk RS : - No. Register : - Ruangan/ Kamar : - Golongan Darah : A

Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2015 Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : -

II. KELUHAN UTAMA

Pada saat pengkajian, Tn. A mengatakan sakit kepala secara tiba – tiba, ekstremitas kanan atas dan bawah terasa lemah dan susah untuk di gerakkan

yang mengganggu aktivitasnya.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/ palliative

1. Apa penyebabnya : Riwayat Hipertensi diketahui sudah 5 tahun dapat memicu terjadinya penyakit stroke yang dialami klien.

(2)

2. Hal – hal yang memperbaiki keadaan : Klien hanya melakukan tirah baring.

B. Quantity/ quality

1. Bagaimana dirasakan : klien mengatakan pada ekstremitas kanan atas dan bawah terasa susah untuk digerakkan.

2. Bagaimana dilihat : Klien tampak terbaring lemah. C. Region

1. Dimana lokasinya : Di bagian ekstremitas kanan klien. 2. Apakah menyebar : Tidak menyebar.

D. Severity

Klien mengatakan bahwa keadaan ini mengganggu aktivitasnya.

E. Time

Klien mengatakan nyeri yang dialaminya datang secara tiba – tiba di

daerah kepala.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami Keluarga Tn. A mengidap Hipertensi. B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

Klien dibawa ke rumah sakit. C. Pernah dirawat/ di operasi

Keluarga mengatakan Tn. A pernah mendapat tindakan medis sebelumnya di Rumah Sakit Adam Malik Medan.

D. Lama dirawat

Tn. A pernah dirawat selama 1 minggu di RS. Adam Malik Medan.

E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi.

F.Imunisasi

Klien mengatakan tidak mengingat riwayat imunisasinya.

(3)

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orangtua

Kedua orangtua mengidap Hipertensi. B. Saudara kandung

Saudara Tn. A juga memiliki riwayat Hipertensi. C. Penyakit keturunan yang ada

Hipertensi.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Kedua orangtua dari klien sudah meninggal.

F.Penyebab meninggal

Klien mengatakan penyebab kedua orangtuanya meninggal karena

faktor usia.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Pesepsi klien tentang penyakitnya

Klien mengatakan ekstremitas yang lumpuh pada kanan atas dan bawah yang dirasakan saat ini sangat mengganggu aktivitasnya.

B. Konsep diri

1.Gambaran diri : klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.

2.Ideal diri : klien memiliki kemauan untuk sembuh dan dapat bekerja kembali.

3.Harga diri : klien merasa diperhatikan oleh istri dan anak. 4.Peran diri : klien berperan sebagai suami dan ayah.

5.Identitas diri : selama sakit, sebagian besar aktivitas klien dibantu oleh istri dan anaknya.

C. Keadaan emosi

Klien kadang – kadang tidak bisa menahan emosinya.

D. Hubungan social

(4)

1.Orang yang berarti : orang yang berarti bagi klien adalah anak dan istrinya.

2.Hubungan dengan keluarga : hubungan klien dengan keluarga baik. 3.Hubungan dengan orang lain : hubungan klien dengan orang lain yaitu

tetangga cukup baik

4.Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

E. Spiritual

1.Nilai dan keyakinan : klien beragama Islam dan dalam kehidupan sehari – hari klien melakukan aktivitas sesuai dengan ajaran agama dari keyakinannya.

2.Kegiatan ibadah : klien melakukan ibadah sesuai ajaran dan keyakinannya dengan melaksanakan shalat 5 kali sehari semalam.

VII. STATUS MENTAL

1.Tingkat kesadaran : compos mentis

2.Penampilan : rapi

3.Pembicaraan : lambat 4.Alam perasaan : sedih

5.Afek : stabil

6.Interaksi selama wawancara : kontak mata cukup

7.Memori : gangguan daya ingat jangka panjang

VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

Compos mentis

B. Tanda – tanda vital

1.Suhu tubuh : 36,5°C

2.Tekanan darah : 160/104 mmHg 3.Nadi : 76x/menit 4.Pernafasan : 24x/menit 5.Skala nyeri : 3 (1-10)

(5)

6.TB : 153 cm

7.BB : 47 kg

C. Pemeriksaan Head to toe a.Kepala dan rambut

1. Bentuk : simetris dan ovale

2. Ubun – ubun : tepat di tengah dan tidak ada benjolan 3. Kulit kepala : bersih dan sedikit berbau

b.Rambut

1. Penyebaran dan keadaan rambut : rambut tumbuh merata dan keadaan rambut bersih

2. Bau : rambut sedikit berbau keringat 3. Warna kulit : sawo matang

c.Wajah

1. Warna kulit : sawo matang 2. Struktur wajah : oval dan simetris

d.Mata

1. Kelengkapan dan kesimetrisa : mata lengkap dan simetris

2. Palpebra : merah muda dan lembab

3. Konjungtiva dan sclera : merah muda dan sclera putih

4. Pupil : isokor

5. Cornea dan iris : bening

6. Visus : ketajaman penglihatan baik

7. Tekanan bola mata : baik

e.Hidung

1. Tulang hidung dan posisi septumnasi : tulang hidung simetris dan posisi septumnasi di tengah

2. Lubang hidung : lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan

3. Cuping hidung : pernafasan tidak menggunakan cuping hidung

f. Telinga

(6)

1. Bentuk telinga : daun telinga normal dan simetris 2. Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan

3. Lubang telinga : lubang telinga paten dan bersih 4. Ketajaman pendengaran : baik

g.Mulut dan faring

1. Keadaan bibir : lembab

2. Keadaan gusi dan gigi : gigi dan gusi tampak terawatt dengan baik

3. Keadaan lidah : lidah bersih 4. Orofaring : pita suara baik

h.Pemeriksaan integument

1. Kebersihan : kulit tampak bersih 2. Kehangatan : akral hangat

3. Warna : warna kulit sawo matang 4. Turgor : turgor kulit baik, CRT<3 detik

5. Kelembaban : kelembaban kulit baik 6. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit

i. Pemeriksaan muskuloskeletal/ ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) :

Otot tampak tidak simetris, tidak ada edema, namun klien mengalami atrofi otot di bagian ekstremitas kanan.

j. Fungsi motorik Klien susah berjalan

k.Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran) :

Klien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas dingin dan tajam tumpul kecuali ekstremitas bagian kanan.

(7)

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI A. Pola makan dan minum

1. Frekuensi makan/ hari : klien biasa makan 3 kali sehari ditambah makanan selingan

2. Nafsu/ selera makan : klien tampak selera makan 3. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati

4. Alergi : klien tidak memiliki riwayat

alergi

5. Mual dan muntah : klien tidak mual dan muntah 6. Waktu pemberian makan : pagi, siang dan malam 7. Jumlah dan jenis makan : satu piring makanan biasa 8. Waktu pemberian cairan/ minum : sebelum dan sesudah makan

kurang lebih 1,5 L/ hari

9. Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) Klien memiliki sedikit masalah atau kesulitan dalam menelan dan

dalam mengunyah makanan klien tidak mempunyai masalah. B. Perawatan diri/ personal hygine

1. Kebersihan tubuh : tubuh klien bersih

2. Kebersihan gigi dan mulut : mulut bersih dan rajin membersihkan gigi

3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan tampak bersih

C. Pola kegiatan/ aktivitas

1. Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total.

Klien mampu mandi, eliminasi, makan, ganti pakaian terkadang membutuhkan bantuan dari keluarganya.

2. Uraian aktivitas ibadah klien selama dirawat/ sakit

Selama masa perawatan klien tampak melaksanakan kegiatan ibadah shalat dan berdoa.

D. Pola eliminasi 1. BAB

(8)

a) Pola BAB : 1-2 kali/ hari b) Karakter feses : lunak

c) Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan d) Diare : tidak ada diare

e) Penggunaan laktasif : tidak ada penggunaan laktasif 2. BAK

a) Pola BAK : tidak menentu b) Karakter urin : kuning berbau khas

c) Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada kesulitan BAK

d) Riwayat penyakit ginjal/ kandug kemih : tidak ada riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih

e) Penggunaan diuretik : tidak menggunakan diuretik

f) Upaya mengatasi masalah : - E. Mekanisme koping

Adaptif, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan anggota keluarga, teman dan berpasrah serta berserah diri pada Yang Maha Kuasa dan menerima keadaannya yang sekarang.

(9)

Lampiran 2

Catatan Perkembangan

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No

DX

Hari/

Tanggal

Pukul Tindakan Keperawatan

1 DX Jum’at/ 22 Mei 2015

16.00 WIB

16.20 WIB

17.10 WIB

- Memonitor kemampuan klien dalam melakukan aktivitas secara mandiri

- Membantu klien dalam melakukan aktivitas seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya

- Memantau tanda – tanda vital klien sebelum dan sesudah beraktivitas

Evaluasi :

S : keluarga klien mengatakan, dalam beberapa kali melakukan latihan seperti berpindah dari tempat tidur ke kursi sudah bisa secara mandiri.

O :

- Kesulitan dalam pergerakan - Dyspnea

- Abnormal nadi, tekanan darah terhadap respons aktivitas Pada saat istirahat

(10)

- TD : 162/90 mmHg - HR : 76x/menit

- RR : 22x/menit

Pada saat melakukan aktivitas - Tekanan darah : 182/110 mmHg - Nadi : 85x/menit

- Pernafasan : 30x/menit

A : Masalah teratasi sebagian (klien sudah bisa berpindah dari tempat tidur ke kursi secara mandiri walaupun dalam pengawasan).

P : Intervensi dilanjutkan oleh keluarga dengan memberikan latihan lanjutan seperti berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.

2 DX Sabtu/ 23 Mei 2015

16.25 WIB 17.10 WIB

17.30 WIB

- Memonitor kemampuan klien dalam melakukan aktivitas secara mandiri

- Klien melakukan kegiatan seperti melakukan latihan keseimbangan, melakukan latihan mobilisasi, melakukan latihan tata cara berpakaian dan melakukan latihan tata cara berpindah

- Klien melakukan latihan mengubah posisi secara teratur di tempat tidur untuk menghindari terjadinya dekubitus

Evaluasi

S : keluarga klien mengatakan, klien dalam berpakaian sudah bisa melakukan secara mandiri

(11)

tanpa bantuan tetapi dalam melakukan latihan keseimbangan klien perlu pengawasan dan bantuan.

O :

- Intoleransi aktivitas terlihat dari ketidakmampuan berpindah, keletihan, hambatan berjalan - Imobilisasi seperti ketidakmampuan menggenggam sebuah benda

- Kelemahan/paralisis terlihat dari kelemahan anggota gerak atau badan sebelah kanan tubuh

- Tingkat kebutuhan 3 (memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain dan peralatan atau alat)

- Penurunan massa otot terlihat dari otot klien yang lumpuh mulai terjadi atrofi - Kekuatan otot 10 (tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat)

A : sebagian masalah teratasi (klien sudah bisa menggunakan pakaian secara mandiri tetapi klien dalam kegiatan makan masih mengalami beberapa kesulitan yaitu susah menelan dan makanan yang berantakan).

P : intervensi dilanjutkan oleh keluarga dengan menganjurkan klien makan makanan yang lunak agar mudah di telan dan menggunakan peralatan makan khusus.

3 DX Minggu/ 24 Mei 2015

16.00 WIB 16.30 WIB

- memonitor klien dalam perawatan diri

- menilai jadwal ADL harian yang telah di berikan terlihat dari tidak adanya niat klien untuk melatih otot – otot tubuhnya yang lumpuh agar tidak terjadi atrofi

(12)

17.00 WIB

- memberikan pendidikan kesehatan pada klien dengan judul defisit perawatan diri

S : keluarga klien mengatakan, klien dalam melakukan kegiatan toileting seperti eliminasi tidak bisa sendiri tapi harus dibantu dan dalam melakukan kegiatan mandi klien sudah bisa secara mandiri tetapi dalam pengeringan tubuh sehabis mandi klien harus di bantu oleh keluarga.

O :

- penurunan motivasi terlihat dari tidak adanya niat klien untuk melatih otot – otot tubuhnya yang lumpuh agar tidak terjadi atrofi

- keletihan

- hambatan mobilitas toileting - hambatan kemampuan berpindah - gangguan muskuloskeletal - skala nyeri 3

A : sebagian masalah teratasi (klien dalam melakukan toileting seperti eliminasi harus dibantu tetapi dalam aktivitas mandi klien sudah bisa secara mandiri, dalam pengeringan bandan setelah

mandi klien perlu bantuan).

P : intervensi dilanjutkan oleh keluarga seperti mengajarkan kembali dalam melakukan toileting

(13)
(14)

32

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Muhammad, (2011). Pengaruh akupresur terhadap kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas atas pada pasien stroke pasca rawat inap. Jakarta :

Universitas Indonesia

Hidayat, A, A. (2004). Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikai konsep dan dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba medika

Hidayat, A, A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikai konsep dan dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba medika

Hidayat, A, A. (2012). Buku ajar kebutuhan dasar manusia. Jakarta : Perpustakaan nasional

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system persarafan. Jakarta : Salemba medika

NANDA. (2012). Diagnosis keperawatan : defenisi dan klasifikasi 2012 – 2014. Jakarta : ECG

Potter, Patricia A. dan Anne Griffin Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta : EGC

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba medika

Wilkinson.J.M & Ahern.N.R (2012), Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta; ECG

(15)

30

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 kesimpulan

Hasil pengkajian pada Tn. A didapatkan keluhan utama yang dirasakan adalah klien mengatakan sering mengeluh sakit kepala secara tiba – tiba tanpa penyebab yang jelas dan klien juga mengatakan kelemahan pada ekstremitas kanan atas dan bawah diakibatkan klien mengalami stroke.

Berdasarkan pengkajian dapat di peroleh data subjektif yaitu klien mengatakan dalam melakukan aktivitas sehari – hari mengalami penurunan, disebabkan kelumpuhan anggota gerak sebelah kanan sehingga menghambat pergerakan yang menyebabkan klien susah beraktivitas. Serta di dapatkan juga data objektif yaitu verbal mengatakan adanya kelemahan, kesulitan dalam pergerakan, tirah baring, imobilitas, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, abnormal nadi tekanan darah terhadap respos aktivitas, tekanan darah : 160/104 mmHg, nadi 76x/menit dan pernafasan : 24x/menit.

Setelah dilakukan analisa data penulis mendapatkan prioritas masalah keperawatan dengan diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan keluarga klien mengatakan, klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari mengalami penurunan, di sebabkan kelumpuhan anggota gerak sebelah kanan sehingga menghambat pergerakan yang menyebabkan pasien susah beraktivitas TD : 160/104 mmHg, HR : 76 x/menit, RR : 24 x/menit. Kemudian diberikan intervensi dan implementasi selama 3 hari.

(16)

31 3.2 Saran

1. Bagi pelayanan kesehatan

Diharapkan bagi pelayan kesehatan tidak hanya melaksanakan asuhan keperawatan hanya di tempat pelayanan kesehatan, tetapi bisa juga dilakukan dengan cara home care.

2. Institusi

Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah Intoleransi Aktivitas dalam mata kuliah kebutuhan dasar manusia.

3. Penulis

Dapat belajar mengenal dan memahami serta dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah Intoleransi Aktivitas.

(17)

5

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Intoleransi Aktivitas

2.1 Pengkajian

Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal (Hidayat, 2012). Kebutuhan aktivitas merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan aktivitas (bergerak). Kebutuhan ini diatur oleh beberapa sistem/organ tubuh diantaranya tulang, otot, tendon, ligament, sistem syaraf dan sendi (Hidayat, 2012).

Kebutuhan dasar setiap manusia harus terpenuhi walaupun dalam keadaan sakit, bahkan lebih diperhatikan untuk mencegah keparahan penyakit. Seperti halnya pasien dengan penyakit stroke yang terganggu pola aktivitasnya merasa terganggu dengan kondisinya namun pasien tidak mengetahui bagaimana cara mengatasi hal tersebut dengan baik dan benar. Menurut Hidayat (2006) mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : Gaya hidup, proses penyakit/cedera, kebudayaan, tingkat energi, usia, dan status perkembangan. Hambatan Mobilisasi fisik atau Imobilitas adalah keterbatasan dalam, pergerakan fisik mandiri terarah pada tubuh atau satu ekstremitas atau

lebih (Wilkilson,Judith M. 2009). Imobilisasi adalah keadaaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan

aktivitas (Hidayat, 2006).

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang kemampuan untuk mobilisasi secara mandirian. Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya(Hidayat, 2004).

(18)

6 Sehubungan dengan data di atas didapatkan bahwa pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi : alasan klien yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah terganggunya mobilitas dan imobilitas dan lama terjadinya gangguan mobilitas (Hidayat, 2012).

Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan beraktivitas seperti adanya riwayat penyakit sistem neurologis (cerebro vascular accident, trauma kepala, peningkatan intra kranial, miastenia gravis, guillai barre, cedera medulla spinalis, riwayat penyakit sistem

kardiovaskuler (infark miokard, gagal jantung kongestif), riwayat penyakit sistem muskuloskeletal (osteoporosis, fraktur, artritis), riwayat penyakit sistem pernafasan (penyakit paru obstruktif menahun, pneumonia), riwayat pemakaian obat – obatan seperti sedative, hipnotik, depressan sistem saraf pusat, dan

laksantif (Hidayat, 2012)

Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki

kanan dan kiri untuk dinilai ada tidaknya kelemahan dan kekuatan.

Pengkajian toleransi terhadap aktivitas merupakan hal yang penting dalam membuat perencanaan latihan. Sebelum melakukan latihan, perawat melakukan pengkajian preaktivitas yang meliputi :

1. Status kardiovaskuler dan pernapasan

2. Gangguan fisik, misalnya penyakit, pembedahan, kadar hemoglobin, hematocrit, keseimbangan cairan dan elektrolit

3. Tanda – tanda vital (sewaktu istirahat atau sebelum latihan) 4. Kenyamanan misalnya adanya nyeri

5. Usia dan jenis kelamin 6. Berat badan

7. Terakhir makan atau minum obat (transkuiliser, stimulant, sedative, kopi, tembakau)

8. Status emosional dan motivasi 9. Tingkat aktivitas sebelum sakit

Untuk mengetahui toleransi pasien terhadap aktivitas yang dilakukan, ada sepuluh respon yang perlu dikaji yaitu :

(19)

7 1. Denyut jantung (apikal atau radial)

2. Ritme jantung (nadi radial) 3. Kekuatan denyut nadi 4. Tekanan darah

5. Pernapasan : kecepatan, kedalaman, ritme 6. Warna kulit

7. Suhu dan kelembaban kulit 8. Postur dan keseimbangan 9. Kecepatan aktivitas 10.Status emosional

Pengkajian terhadap kemampuan mobilitas meliputi kemampuan untuk miring secara mandiri, duduk, berdiri, bangun dan berpindah. Untuk mengkaji kemampuan mobilitas maka ditentukan skala tingkat ketergantungannya seperti di

bawah ini : Tingkat aktivitas/mobilitas

Kategori

Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh

Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat atau peralatan

Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain

Tingkat 3 Memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain dan kaki. Pengkajian rentang gerak dapat ditentukan sebagai berikut :

Gerak sendi Derajat

rentang normal

Bahu

Aduksi : gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh

180

(20)

8

Ekstensi : luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi 80 – 90

Hiperekstensi : tekuk jari – jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin

70 – 90

Abduksi : tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap kea rah atas

0 – 20

Adduksi : tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking, telapak tangan menghadap ke arah atas

30 – 50

Tangan dan jari

Fleksi : buat kepalan tangan 90

Ekstensi : luruskan jari 90

Hiperekstensi : tekuk jari – jari tangan ke belakang sejauh mungkin

30

Abduksi : kembangkan jari tangan 20

Adduksi : rapatkan jari – jari tangan dari posisi abduksi 20

Pengkajian terhadap kekuatan otot, untuk menentukan derajat kekuatan otot sebagai berikut :

3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi

(21)

9 4 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan

melawan tahanan minimal

5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh

2.2 Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya

sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan

dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2005).

No Problem Etiologi Data

-Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen

-Gaya hidup monoton

DS :

-Ketidaknyamanan atau dyspnea yang

-Menunjukkan aritmia atau iskemia

(22)

10 2.3 Rumusan Masalah

Dari rumusan masalah yang ada sehingga didapat beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan intoleransi aktivitas menurut (NANDA, 2012) yaitu :

1. Hambatan mobilitas di tempat tidur 2. Hambatan mobilitas fisik

3. Hambatan mobilitas berkursi roda 4. Hambatan berjalan

5. Keletihan

6. Intoleransi aktivitas

7. Defisit perawatan diri mandi 8. Defisit perawatan diri berpakaian 9. Defisit perawatan diri makan

10.Defisit perawatan diri toileting : eliminasi 2.4 Perencanaan

Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan menggali langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan adalah teori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan, dibuat prioritas. Selain berkolaborasi dengan klien dan keluarganya, perawat berkonsul dengan anggota tim perawat kesehatan lainnya, menelaah literatur yang berkaitan memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan klien dan penatalaksanaan klinik (Potter & Perry, 2005). Menurut (NANDA, 2012) didapatkan 3 diagnosa yaitu : intoleransi aktivitas, gangguan mobilitas fisik dan defisit perawatan diri. Adapun batasan karakteristik yang mendukung dari intoleransi aktivitas adalah respons tekanan darahabnormal terhadap aktivitas, respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas, ketidaknyamanan setelah beraktivitas,dyspnea setelah beraktivitas, menyatakan merasa letih dan menyatakan merasa lemah. Adapun batasan karakteristik yang mendukung dari gangguan mobilitas fisik adalah penurunan waktu reaksi, kesulitan membolak – balik posisi, melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan (mis.

(23)

11 Meningkatkan perhatian pada aktivitas orang lain, mengendalikan perilaku, fokus pada ketunadayaan/ aktivitas sebelum sakit), dispneasetelah beraktivitas, perubahan cara berjalan, gerakan bergetar, keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus, keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar, keterbatasan rentang pergerakan sendi, tremor akibat pergerakan, ketidakstabilan postur, pergerakan lambat dan pergerakan tidak terkoordinasi (NANDA, 2012).

No Intervensi Rasional

1 1. Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas

2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri

3. Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas 4. Kolaborasi dengan dokter

dan fisioterapi dalam latihan aktivitas

5. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktivitas

6. Berikan diet yang

adekuat dengan kolaborasi ahli diet 7. Berikan pendidikan

kesehatan tentang : - Perubahan gaya hidup

untuk menyimpan energi - Penggunaan alat bantu

pergerakan

1. Merencanakan intervensi dengan tepat

2. Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri

3. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas

4. Meningkatkan kerja sama tim dan perawatan holistic

5. Membantu mengembalikan energi

6. Metabolisme membutuhkan energi

7. Meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri

(24)

12 B. Asuhan Keperawatan Kasus

2.5 Pengkajian

Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal praktek mahasiswa di komunitas atau di kelurahan Harjosari II kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 11 Mei 2015 mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Tn.A. berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran 1.

1. Biodata

Merupakan seorang laki – laki dengan inisial nama Tn.A, berusia 50 tahun dan sudah menikah serta memiliki 4 orang anak, Tn.A beragama Islam. Tn. A sebelum sakit memiliki pekerjaan sebagai tukang becak dan pendidikan terakhir Tn.A sebagai tamatan SMA, yang beralamat di JL. Bajak 2-H Lingkungan 9 Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan terkadang dia merasakan sakit kepala yang datangnya

secara tiba – tiba tanpa diketahui penyebabya. Serta pasien mengatakan ekstremitas bagian atas dan bawahnya lumpuh dan susah di gerakkan yang di akibatkan penyakit stroke yang berawal dari pasien mengidap hipertensi dengan TD : 200/104 mmHg sebelum terkena stroke.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan susah berjalan diakibatkan kelemahan dan kelumpuhan ektremitas bagian bawah dan atas kanan tubuhnya. Hal – hal yang memperbaiki keadaan klien adalah dengan melakukan tirah baring. Klien mengatakan susah melakukan aktivitas diakibatkan kelemahan pada ekstremitasnya dan klien tampak lemah. Lokasinya di bagian tangan dan kaki sebelah kanan dan kelumpuhan anggota gerak yang dialami Tn. A tidak menyebar.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Keluarga klien mengatakan sebelum Tn. A mengalami stroke pada tahun 2014, Tn. A mengidap Hipertensi sebelumnya dengan TD : 200/104 mmHg. Setelah Tn. A mengalami stroke dia pernah dirawat di Rumah Sakit Adam Malik selama 1 minggu . Tn. A tidak pernah dioperasi dan Tn. A tidak memiliki riwayat alergi. Tn. A mengatakan tidak mengingat riwayat imunisasinya.

(25)

13 5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat dilakukan pengkajian didapatkan bahwa kedua orang tua Tn. A mengidap Hipertensi begitu juga dengan saudara kandung Tn. A mengidap Hipertensi. Saudara dari Tn. A tidak ada yang memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa. Kedua orang tua Tn. A sudah meninggal yang di sebabkan penyakit faktor usia.

6. Riwayat Keadaan Psikososial

Klien mengatakan keadaan yang dialaminya saat ini sangat mengganggu aktivitasnya. Di dalam keluarga klien berperan sebagai ayah dan kepala keluarga, selama sakit sebagian besar aktivitas klien di bantu oleh anak dan istrinya. Keadaan emosi pasien saat ini tidak stabil, terkadang pasien mengamuk tanpa alasan yang tepat. Orang yang berarti pada pasien saat ini adalah anak dan istrinya. Hubungan klien dan keluarganya tampak baik. Hubungan klien dengan

orang lain cukup baik dan tidak ada hambatan bagi klien selama berhubungan dengan orang lain. Pasien menganut agama islam dan kegiatan ibadah pasien

selama sakit cukup baik dengan melaksanakan ibadah sholat 5 kali sehari semalam.

7. Status Mental

Dari hasil pengkajian didapat tingkat kesadaran pasien compos mentis, penampilan rapi, pembicaraan lambat, alam perasaan lesu, afek datar dan interaksi selama wawancara kontak mata pasien baik.

8. Pemeriksaan Fisik

Secara umum didapati pasien sadar, lemah dan susah berjalan dan aktivitasnya dibantu oleh istri dan anaknya dengan suhu tubuh 36,5°C, tekanan darah 160/104 mmHg, nadi 76x/menit, pernafasan 24x/menit, skala nyeri 3 (1-10), tinggi badan 153 cm dan berat badan 47 kg. dalam melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan Head to Toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap. Dalam pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala ovale dan simetris, ubun – ubun tepat di tengah dan tertutup dengan sempurna. Penyebaran rambut merata, berwarna hitam, sedikit berbau seperti bau keringat. Pada pemeriksaan wajah, warna kulit klien sawo matang dengan struktur wajah ovale dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebral merah muda, lembab,

(26)

14 konjungtiva merah muda, sclera putih, pupil isokor dan coklat muda, kornea dan iris bening, ketajaman penglihatan baik dan tekanan bola mata baik.

Pada pemeriksaan hidung, tulang dan hidung dalam keadaan normal sptum nasi berada di tengah. Lubang hidung normal, simetris dan terdapat rambut hidung, bersih dan tidak ada sumbatan. Tidak ada pernafasan menggunakan cuping hidung. Bentuk dan daun telinga normal dan simetris, ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga bersih, ketajaman pendengaran baik.

Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir lembab dan simetris, gigi pasien masih utuh dan terawat dengan baik, keadaan lidah bersih, pita suara baik. Posisi trachea medial, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.

Pada pemeriksaan integument, kebersihan integument tampak bersih dan terpelihara. Akral teraba hangat, warna kulit dan kelembapan kulit baik, dan tidak

ada kelainan pada kulit, pernafasan (frekuensi, irama) 24x/menit dan tidak ada tanda kesulitan saat bernafas. Saat palpasi pemeriksaan paru gerak dada tampak

normal, suara perkusi resonan dan saat auskultasi suara nafas vesikuler dan tidak ada suara tambahan.

Pada pemeriksaan muskuloskeletal (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) otot tampak simetris, tidak ada edema, namun pasien mengalami penurunan kekuatan otot ekterimas atas dan bawah kanan dan terdapat sedikit atrofi. Fungsi motorik, pasien susah saat berjalan. Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas dingin dan tajam tumpul kecuali pada ekstremitas yang lumpuh.

9. Pola Kebiasaan Sehari - hari

Pasien biasa makan 2 kali sehari, ditambah dengan makan selingan, nafsu makan baik, tidak terdapat nyeri ulu hati, tidak ada mual dan muntah, tidak memiliki riwayat alergi pada makanan. Jumlah makan satu piring jenis makanan biasa, pasien tidak memisahkan diri saat makan.

10. Perawatan Diri

Tubuh pasien tampak bersih, mulut bersih dan rajin sikat gigi. Kuku kaki dan tangan pasien tampak bersih.

11. Pola Kegiatan/ Aktivitas

(27)

15 Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi dan ganti pakaian secara umum aktivitas klien dibantu oleh istri, tingkat ketergantungannya 2 yaitu memerlukan bantuan dari orang lain untuk pertolongan, pengawasan dan pengajaran.

Kemampuan perawatan diri :

0 = mampu merawat diri sendiri secara penuh 1 = memerlukan penggunaan alat atau peralatan 2 = memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain

3 = memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain dan peralatan 4 = semua tergantung pada orang lain

Perawatan diri 0 1 2 3 4

Mandi √

Berpakaian/ berhias √

Toileting √

Mobilitas di TT √

ambulasi √

12. Pola Eliminasi

Pola BAB klien 1-2 kali/ hari dengan karakteristik feses lunak dan tidak ada perdarahan. Klien BAK di kamar mandi dengan karakteristik urin kuning terang dan klien tidak ada kesulitan dalam BAK. Tidak ada riwayat penyakit batu ginjal/ kandung kemih dan juga penggunaan diuretik.

(28)

16 2.6 Analsa Data

No Data Penyebab Masalah Keperawatan

1 DS : keluarga klien mengatakan, klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari mengalami penurunan, di sebabkan

kelumpuhan anggota gerak sebelah kanan sehingga menghambat pergerakan yang menyebabkan pasien susah beraktivitas

DO :

- Kesulitan dalam pergerakan - Dyspnea

- Abnormal nadi, tekanan darah terhadap respon aktivitas

Pada saat istirahat

- Tekanan darah : 160/104 mmHg - Nadi : 76x/menit

- Pernafasan : 24x/menit Pada saat beraktivitas

- Tekanan darah : 182/110 mmHg - Nadi : 85x/menit

Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas

Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas (aritmia dan iskemik)

(29)

17 - Pernafasan : 30x/menit

2 DS : keluarga klien mengatakan, klien dalam melakukan pergerakan seperti memegang suatu benda, bagian yang memegang benda itu sering bergetar

dan tidak tahan lama DO :

- Intoleransi aktivitas terlihat dari ketidakmampuan berpindah, keletihan, hambatan berjalan - Imobilisasi seperti

ketidakmampuan menggenggam sebuah benda

- Kelemahan/ paralisis terlihat dari kelemahan anggota gerak atau badan sebelah kanan tubuh - Tingkat kebutuhan 3

(memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain dan

Kontraksi dan atropi otot

Gangguan Mobilitas Fisik

Gangguan Mobilitas Fisik

(30)

18 dalam melakukan toileting harus di bantu dank lien tidak bisa melakukan toileting secara mandiri

DO :

- penurunan motivasi terlihat dari tidak adanya niat klien untuk melatih otot – otot tubuhnya yang lumpuh agar tidak terjadi atrofi

- keletihan

- hambatan mobilitas toileting

- hambatan kemampuan

berpindah

Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang air (commode)

Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode

Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi

Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commade

Ketidakmampuan duduk di toilet atau

Defisit Perawatan diri : Eliminasi/ Toileting

(31)

19 commade

Defisit Perawatan diri : Eliminasi/ Toileting

(32)

20 2.7 Rumusan Masalah

Setelah anlisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang harus ditangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan analisa data :

a. Intoleransi aktivitas b. Gangguan mobilitas fisik

c. Defisit perawatan diri : eliminasi/ toileting

2.7.1 Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

a. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum d/d keluarga klien mengatakan, klien dalam melakukan aktivitas sehari – hari mengalami penurunan, di sebabkan kelumpuhan anggota gerak sebelah kanan sehingga menghambat

pergerakan yang menyebabkan pasien susah beraktivitas TD : 160/104 mmHg, HR : 76 x/menit, RR : 24 x/menit.

b. Gangguan mobilitas fisik b/d kekuatan dan daya tahan d/d keluarga klien mengatakan, klien dalam melakukan pergerakan seperti memegang suatu benda bagian yang memegang benda itu sering bergetar dan tidak bertahan lama.

c. Defisit perawatan diri b/d hambatan mobilitas d/d keluarga klien mengatakan, klien dalam melakukan toileting harus di bantu dank lien tidak bisa melakukan toileting secara mandiri.

(33)

21 2.8 Perencanaan

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

No DX

Perencanaan Keperawatan

Tujuan :

Mentoleransi aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan dengan daya tahan, penghematan energi, perawatan diri

Kriteria hasil :

- Menyadari keterbatasan energi

- Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat - Tingkat daya adekuat untuk beraktivitas

1 Rencana Tindakan Rasional

1. Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat

aktivitas

2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri 3. Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas

4. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi dalam latihan aktivitas

5. Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktivitas

1. Merencanakan intervensi dengan tepat

2. Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri 3. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan

selama aktivitas

4. Meningkatkan kerja sama tim dan perawatan holistik

5. Membantu mengembalikan energi

(34)

22 6. Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli

diet

7. Berikan pendidikan kesehatan tentang :

- Perubahan gaya hidup untuk menyimpan energi - Penggunaan alat bantu pergerakan

6. Metabolisme membutuhkan energi

7. Meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri

Tujuan :

- Rentang pergerakan sendi dengan gerakan atas inisiatif sendiri - Kemampuan untuk bergerak dengan maksud tertentu

Kriteria hasil :

- Pasien akan melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendi

- Pasien mampu berbalik sendiri di tempat tidur atau memerlukan bantuan pada tingkat yang realistis - Menunjukkan penggunaan alat bantu yang benar

- Meminta bantuan reposisi, sesuai dengan kebutuhan

2 Rencana Tindakan Rasional

1. Pertahankan body alignment, dan posisi yang

nyaman

2. Cegah pasien jatuh, berikan pagar pengaman pada tempat tidur

3. Lakukan latihan aktif maupun pasif

4. Lakukan fisioterapi dada dan postural drainase 5. Monitor kulit yang tertekan, amati kemungkinan

1. mencegah iritasi dan mencegah komplikasi

2. mempertahankan keamanan pasien

3. meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur 4. meningkatkan fungsi paru

5. memonitor gangguan integritas kulit

(35)

23 dekubitus

6. Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi

7. Berikan terapi nyeri jika ada indikasi nyeri sebelum atau sesudah latihan

8. Pertahankan nutrisi yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet

9. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam program latihan

10. Lakukan pengetahuan kesehatan tentang : - Pencegahan konstipasi

- Body mechanic dan posisi - latihan dan istirahat

11. lakukan kerjasama dengan keluarga dalam perawatan klien

12. bantu pasien dalam memutuskan penggunaan alat bantu berjalan

13. lakukan ambulasi sebanyak mungkin jika memungkinkan

6. mempertahankan tonus otot

7. mengurangi rasa nyeri

8. nutrisi diperlukan untuk energi

9. kerja sama dalam perawatan holistic

10. memberikan pengetahuan dalam perawatan diri

11. meneruskan perawatan setelah pulang

12. menentukan pilihan yang tepat dalam penggunaan alat

13. imobilisasi yang lama dapat menimbulkan dekubitus

Tujuan :

Menunjukkan perawatan diri :

Aktivitas kehidupan sehari – hari ditandai dengan indikator :

(36)

24 Ketergantungan, membutuhkan bantuan orang lain/alat bantu atau mandiri sepenuhnya

Kriteria hasil :

- menerima bantuan dari pemberi perawatan

- mengenali/mengetahui kebutuhan akan bantuan untuk toileting

- mengenali dan berespons terhadap urgensi untuk berkemih atau defekasi - mampu untuk pergi atau keluar dari toilet

- membersihkan diri setelah toileting

3 Rencana Tindakan Rasional

1. lakukan kajian kemampuan pasien dalam perawatan diri terutama ADL

2. jadwalkan jam kegiatan tertentu untuk ADL

3. jaga privasi dan keamanan pasien selama memberikan perawatan

4. berikan penjelasan sebelum melakukan tindakan 5. selama melakukan aktivitas berikan dukungan dan

pujian kepada pasien

6. lakukan latihan aktif dan pasif

7. monitor ttv sebelum dan sesudah ADL 8. berikan pendidikan kesehatan

- perawatan diri seperti mandi

1. memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan

2. perencanaan yang matang dalam melakukan kegiatan sehari – hari

3. memberikan keamanan

4. meningkatkan self-esteem dan motivasi 5. meningkatkan self-esteem

6. meningkatkan sirkulasi darah

7. mengecek perubahan keadaan pasien

8. meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam perawatan diri

(37)

25 - perawatan kuku, rambut

- latihan pasif dan aktif

- keamanan aktifitas di rumah - komplikasi yang mungkin timbul

(38)

26

Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Selasa/ 19

-Memonitor kemampuan klien dalam

melakukan aktivitas secara mandiri

-Membantu klien dalam melakukan aktivitas seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya

-Melakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya melakukan aktivitas dan pergerakan pada pasien stroke

-Memantau tanda – tanda vital klien sebelum dan sesudah beraktivitas

S : keluarga klien mengatakan, klien

dalam melakukan aktivitas sehari – hari mengalami penurunan, di sebabkan kelumpuhan anggota gerak sebelah kanan sehingga menghambat pergerakan yang menyebabkan pasien susah beraktivitas.

O :

(39)

27 - Tekanan darah : 182/110 mmHg - Nadi : 85x/menit

Pernafasan : 30x/menit A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan keluarga dengan memberikan latihan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan dari tempat tidur ke kursi roda.

Rabu/ 20

-Anjurkan klien melakukan latihan aktif maupun pasif sperti latihan keseimbangan -Menganjurkan klien untuk melakukan

kegiatan seperti melakukan latihan keseimbangan, melakukan latihan mobilisasi, melakukan latihan tata cara berpakaian dan melakukan latihan tata cara berpindah

-Menganjurkan klien untuk mengubah posisi secara teratur di tempat tidur untuk menghindari terjadinya dekubitus

S : keluarga klien mengatakan, klien dalam melakukan pergerakan seperti memegang suatu benda bagian yang memegang benda itu sering bergetar dan tidak bertahan lama

O :

- Intoleransi aktivitas aktivitas terlihat dari ketidakmampuan berpindah, keletihan, hambatan berjalan

- Imobilisasi seperti ketidakmampuan menggenggam - Kelemahan/paralisis terlihat dari

(40)

28 kelemahan anggota gerak atau badan sebelah kanan tubuh

- Tingkat kebutuhan 3 (memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain dan

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan oleh keluarga dengan memberikan latihan kepada pasien menggunakan pakaian sendiri dan cara makan secara mandiri.

Kamis/ 21 dalam melakukan toileting harus di bantu dank lien tidak bisa melakukan toileting secara mandiri

(41)

29 17.00

WIB 17.30 WIB

tempat tidur dan latihan berpindah dari satu tempat ke tempat lain

-lakukan latihan aktif dan pasif seperti latihan keseimbangan

-memberikan pendidikan kesehatan pada klien dengan judul defisit perawatan diri

O :

- penurunan motivasi terlihat dari

tidak adanya niat klien untuk melatih otot – otot tubuhnya yang lumpuh agar tidak terjadi atrofi

- keletihan

- hambatan mobilitas toileting

- hambatan kemampuan

berpindah

- gangguan muskuloskeletal - skala nyeri 3

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan oleh keluarga dengan memberikan latihan keseimbangan dan latihan mandi serta latihan toileting secara mandiri.

(42)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas, seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal (Tarwoto & Wartonah, 2006). Mekanika tubuh (body mechanic) adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai dengan fungsinya. Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan. Setiap aktivitas yang dilakukan perawat harus memerhatikan body mechanic yang benar seperti kegiatan mengangkat/memindahkan pasien (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Teori Abraham Maslow mengatakan bahwa manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa

hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, tetapi ada kalanya satu kebutuhan lebih penting bagi

seseorang daripada kebutuhan lainnya sesuai dengan prioritas atau tingkatan masalah yang dialami setiap pasien (Potter & Ferry, 2005).

Kebutuhan dasar setiap manusia harus terpenuhi walaupun dalam keadaan sakit, bahkan lebih diperhatikan untuk mencegah keparahan penyakit. Pasien dengan penyakit stroke yang terganggu pola aktivitasnya merasa terganggu dengan kondisinya namun pasien tidak mengetahui bagaimana cara mengatasi hal tersebut dengan baik dan benar.

Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke atau gangguan perdarahan darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus di tangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan perdarahan otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).

Prevalensi penderita stroke tidak hanya banyak terjadi di Negara maju tetapi juga di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia penyakit stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.

(43)

2 Bahkan, menurut survey tahun 2004 stroke merupakan pembunuh nomor satu di RS pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan terdapat 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional yang berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur yang membutuhkan perawatan jangka panjang (Yastroki, 2006).

Berdasarkan data dasar RSUPN Cipto Mangunkusumo, angka kejadian stroke mencapai 63,52 per 100.000 pada kelompok usia 65 tahun ke atas dan lebih banyak terjadi pada laki - laki, yang berarti setiap hari ada dua orang Indonesia yang terkena stroke. Dan menurut data Departemen Kesehatan, RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta sampai tahun 1995 rata – rata merawat 726 pasien stroke dengan angka kematian 37,7%, sedangkan pada tahun 2000 merawat 1000 pasien

(Nurhayati, 2007).

Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa, pasien stroke kebanyakan

mengalami disfungsi ekstremitas yang mengakibatkan sebagian dari mereka harus bedrest dan sebagian mengalami kelumpuhan anggota gerak sebelah atau sebagian. Dengan bedrest dan sebagian mengalami kelumpuhan anggota gerak sebelah atau sebagian tersebut dapat menimbulkan berbagai macam masalah baru, seperti gangguan intoleransi aktivitas yang akan dialami oleh pasien. Adapun pengertian aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidup (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang kemampuan untuk mobilisasi secara mandiri. Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya(Hidayat, 2004)

Sebaliknya Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas). (Hidayat, 2004).

(44)

3 Gangguan mobilisasi dapat terjadi pada semua tingkatan umur, yang beresiko tinggi terjadi gangguan mobilisasi aktivitas adalah orang yang lanjut usia, post cedera, post trauma, dan menderita penyakit lainnya. Gangguan mobilisasi aktivitas adalah kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktivitas sehari – hari.

Berdasarkan peristiwa diatas maka penulis tertarik untuk membahas asuhan keperawatan pada TN.A dengan prioritas masalah kebutuhan dasar gangguan intoleransi aktivitas.

(45)

4 1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata tentang asuhan keperawatan pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar aktivitas sehari – hari.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah intoleransi aktivitas.

2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada pasien dengan masalah intoleransi aktivitas.

3. Mahasiswa mampu memberikan intervensi pada pasien dengan masalah intoleransi aktivitas.

4. Mahasiswa mampu memberikan implementasi pada pasien dengan

masalah intoleransi aktivitas.

5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah

intoleransi aktivitas

1.3 Manfaat

Adapun manfaat penulisan ini diharapkan : 1.3.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar intoleransi aktivitas yang dapat digunakan sebagai acuan praktek mahasiswa keperawatan

1.3.2 Bagi Pelayanan Kesehatan

Memberi informasi dan membantu meningkatkan kesehatan dalam upaya pencegahan intoleransi aktivitas

1.3.3 Bagi Klien

Keperawatan ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah kebutuhan dasar aktivitas istirahat

(46)

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Intoleransi Aktivitas

di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

FAISAL YUSUF PASARIBU

122500027

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015

(47)
(48)
(49)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, serta shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kealam yang penuh cahaya ilmu seperti saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “asuhan keperawatan pada Tn. A dengan prioritas masalah kebutuhan dasar intoleransi aktivitas di kelurahan harjosari II kecamatan Medan Amplasyang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih banyak kepada Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1) Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2) Ibu Erniyati S.kp, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3) Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4) Ibu Nur Asnah S, S.Kep, Ns, M. Kep, selaku Dosen Pembimbing Akademik Prodi D III Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5) Ibu Nurbaiti, S.Kep, Ns, M. Biomed, selaku dosen penguji.

6) Teristimewa buat kedua orangtua tercinta, dan tak lupa buat saudara-saudari saya (Kak Sri Linda Pasaribu, Bang Sahala Pasaribu dan Bang Dedek Hermansyah) yang telah memberikan saya kekuatan dan dukungan

baik moril, spiritual, maupun materi. Semua ini kupersembahkan buat keluarga tersayang.

(50)

iii

7) Buat seluruh rekan-rekan DIII Keperawatan angkatan tahun 2012 terimakasih telah memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8) Buat rekan - rekan satu dosen pembimbing saya terimakasih bantuannya atas penyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga segenap bantuan, bimbingan, dan arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Medan, 8 Juli 2015 Penulis

(Faisal Yusuf Pasaribu) NIM : 122500027

(51)

Iv

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 4

1.3. Manfaat ... 4

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Intoleransi Aktivitas ... 5

2.1 Pengkajian ... 5

2.2 Analisa data ... 9

2.3 Rumusan masalah... 10

2.4 Perencanaan... 10

B. Asuhan Keperawatan Kasus... 12

2.5 Pengkajian ... 12

2.6 Analisa data ... 16

2.7 Rumusan masalah... 20

2.8 Perencanaan... 21

2.9 Implementasi ... 26

3.0 Evaluasi ... 26

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN... 30

3.1. Kesimpulan ... 30

3.2. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN ... 33

Referensi

Dokumen terkait

Prodi Mata Kuliah Kls Prodi Mata Kuliah Kls Prodi Mata Kuliah Kls A2.16 SI Analisis dan Desain Sistem Informasi C TI Arsitektur &amp; Organisasi Komputer B TIF Kecerdasan Buatan

Average intra-caecal fermentation parameters in ponies fed hay cubes (HC), a 67:33 mix of oat hulls:naked oats (OH:NO) and sugar beet feed (SBF) in experiment A and a 50:50 mix

Mempraktikkan gerak dasar meluncur, menggerakkan tungkai maupun lengan renang gaya dada dengan koordinasi gerak yang lebih baik serta nilai keberanian ,

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat

Very high resolution crop surface models (CSMs) from UAV-based stereo images for rice growth monitoring In Northeast ChinaJ. Bareth

Keluaran Tersedianya makanan dan minuman rapat dan tamu 1 Tahun Hasil Meningkatnya layanan penyediaan makanan dan. minuman rapat

An easier estimation of these parameters can be achieved by performing an in-flight calibration, which uses a structure from motion (SFM) approach on the images acquired during

Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOO