• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Indeks Glisemik, Komposisi Zat Gizi Pangan, Serta Frekuensi Pemberian Makan Pada Respons Glisemik, Nafsu Makan, Dan Profil Lipid Orang Dewasa Obes Dan Normal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Indeks Glisemik, Komposisi Zat Gizi Pangan, Serta Frekuensi Pemberian Makan Pada Respons Glisemik, Nafsu Makan, Dan Profil Lipid Orang Dewasa Obes Dan Normal"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ABSTRAK

ALBINER SlAG IAN. Pengaruh Indeks GJisemik dan Komposisi Zat Gizi

Pangan serta Frekuensi

Pernberian Makan pada Respons Glisemik, Nafsu Makan,

dan Profil Lipid Orang Dewasa Obes dan Normal. Di bawah bimbingan:

IUMBAWAN, HIDA YAT SYARIEF, dan DARWIN DALIMUNTHE

Sejak dikenalkan pada tahun 1981 oleh David Jenkins, konsep indeks

glisemik pangan telah meramaikan pendekatan intervensi gizi bagi penderita

diabetes melitus, penderita obesitas, dan olahragawan. Indeks glisemik didasarkan

pada pemahaman bahwa karbohidrat yang diserap dengan cepat akan dilepaskan

ke dalam darah dengan cepat dan sebaliknya. Indeks glisemik dianggap sebagai

cara mudah dalam memilih jenis karbohidrat yang baik untuk kesehatan. Dalam

kaitannya dcngan kadar glukosa darah, pcndekatan indcks gliscmik pangan Icbih

ditekankan pada jcnis karbohidrat daripada kuantitasnya. Akan tetapi, efek indeks

glisemik pada respons glisemik dan aksi insulin masih kontroversial. Meskipun

banyak studi yang mendukung peran indeks gliscmik pada pengendalian glisemik,

pada sisi lain, ada banyak bukti ilmiah yang meragukan keefektifan pendekatan

indeks glisemik pada penanganan diabetes melitus, pcnurunan bobot badan, dan

pcrbaikan kebugaran tubuh.

Penelitian ini bertujuan untuk mcngctahui pcngaruh indeks glisemlk (IG),

komposisi zat gizi, dan frekuensi pcmberian makan terhadap respons glisernik,

nafsu makan, dan

profil

lipid pada orang dewasa obes dan normal. Desain

penelitian adalah studi acak tcrkendali, dengan kendali adalah pangan acuan,

"

Penelitian dilaksanakan di Medan, Sumatcra Utara. Jumlah subjek penclitian

adaJah 64 orang yang terdiri atas 32 subjek normal dan 32 subjek obes

bcrdasarkan indcks massa tubuh (IMT). Jumlah subjck pria dan wan ita adalah

sarna, baik pada kclompok normal maupun obes. Subjck

berurnur

antara 18 dan

30 tahun, Perlakuan tcrdiri atas 4 jenis, yaitu pangan uji IG-tinggi (lG:94), pangan

uji IG-rcndah (IG:52), pangan uji IG-scdang (tinggi karbohidrat-rendah lemak,

IG:66), dan pangan uji IG-sedang (rendah karbohidrat-tinggi lemak, IG:64) yang

dikonsumsi pada pagi hari. Pangan acuan adalah roti tawar (IG: I00).

Hasil pcnclitian mcnunjukkan bahwa pangan yang memiliki indeks glisemik

rendah yang dikonsumsi pada pagi hari (sarapan) dapat memperbaiki respons

gliscmik terhadap pangan makan siang. Tidak ada pcrbcdaan bermakna (p<0.05)

antara subjck normal dan obcs dalam respons gliscmik pasca-makan siang yang

didahului olch pangan uji yang sarna pada pagi hari. Kecuali untuk pangan

IG-tinggi, ada pcrbcdaan skor nafsu makan pasca-makan siang yang bermakna

(p<0.05) antara perlakuan dengan pangan uji dan pangan acuan ada perbedaan

skor nafsu makan pasca-makan siang yang bermakna (p<0.05) antara pria dan

wanita dan anrarn subjek normal dan gemuk pada pangan uji yang sarna pada pagi

hari. Tidak ada pcrbcdaan

profil lipid (trigliserida dan kolesterol total) pasca

makan siang yang bermakna (p<0.05) setelah pemberian pangan dengan indeks

glisernik, komposisi. dan cam pemberian yang berbcda pada pagi hari.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pangan yang merniliki

indcks gliscmik yang rcndah yang dikonsumsi pada pagi hari dapat memperbaiki

respons glisernik terhadap pangan pada siang hari. Pangan ini juga dapat menekan

rasa lapar atau nafsu makan pada siang hari, Pernberian pangan dengan cara

menyicil pada pagi hari dapat mcmperbaiki respons gliscmik dan memperlama

rnasa kcnyang pada siang hari. Orang gcmuk cenderung Iebih cepat lapar daripada

orang berbobot badan normal. Demikian juga halnya, pria lebih cepat lapar

daripada wanita

(4)

ABSTRACT

ALBINER SlAGIAN. The Effects of Glycemic Index and Composition of Food

and Frequency of Food Serving on Glycemic Response, Appetite, and Lipid

Profile in Obese and Normal Adults. Under the direction of RIMBAWAN,

HIDAYAT SYARIEF, and DARWIN DALIMUNTHE.

Since introduced in 1981 by David Jenkins, concept of glycemic index has

enlivened the nutrition intervention approaches for diabetes, weight reduction,

and physical performance. Glycemic index is based on the understanding that

carbohydrates absorbed slowly will be released to blood stream' gradually.

Glycemic index was considered to be the easy way to choose the right sort of

carbohydrate for healthty life. Regarding to blood glucose level, concept of

glycemic index is more emphasized on the type of carbohydrate than on its

amount. However, effects of diet with high or low glycemic index on insulin

action are still controversial at this time. Although a few of studies revealing the.

role of glycemic index in glycemic control, on the other hand, there are many'

studies doubting the effectiveness of glycemic index in the management of

diabetes, reduction of body weight reduction, and improvement of physical

performance.

This research was aimed to understand the effects of glycemic index (GI),

composition, and method of serving of food on glycemic responsse, appetite

score, and lipid profile. The study design was randomized controlled trial with

high glycemic index food as control. The location of the research was in Medan,

North Sumatera Province. Total subjects were 64 which consisted of 32 normal

and 32 obese subjects, based on their body mass index (BMI). The number of

male and female subjects were selected equally. Subject aged between

J

8 to 35

years. Test meals consisted of four types, i.e. high glycemic index food (GI:94),

low glycemic index food (GI:52), medium glycemic index (high carbohydrate-low

fat, GI:66), and medium glycemic index (low carbohydrate-high fat, GI:64) served

at the morning. Reference food was white bread (GI: I00).

The study showed that meals with low glycemic index served at the morning

(first meal) were able to decrease the glycemic responsse of the lunch meals

(second meals). There was no significant difference (p<0.05) between normal and

obese subjects in responsse to lunch meals (glycemic responsse) which were

preceded by the same morning meals (first meal). Except the high glycemic index

meal, there was significant difference (p<0.05) ofappetite score after second meal

between test meal and control groups. Also, there were siginificant differences

(p<0.05)

of appetite score after second meal between normal and obese subjects in

responsse to the same first meals. There was no significant difference (p<0.05) of

the lipid profile (triglyceride and total cholesterol) after lunch in responsse to the

first meal with varying glycemic index, composition, and method of serving of

food. It was also found that low glycemic indcx ofmcals were able to suppress the

appetite score. The method of serving (inter-meal) was also able to decrease

glycemic response and to suppress the appetite score of (or to elongate the

satiation) meals after lunch both for normal and obese subjects. Obese subjects

tend to feel hungry earlier than that of normal subjects. Also, male subjects tend to

feel hungry earlier than that of female subjects.

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)

Referensi

Dokumen terkait

Maka Bersama ini dinyatakan bahwa Lelang dinyatakan Gagal karena Tidak Ada penyedia yang Lulus Evaluasi Kualifiaksi karena tidak memiliki salah satu peryaratan yang tercantum dalam

Penelitian ini membahas peran kawasan Malalayang sebagai gerbang masuk kota Manado dengan batasaan keilmuan Perancangan kota tropis pesisir dimana beberapa materi

Hasil penelitian diperoleh prevalensi anak balita yang stunted sebesar 8.58%, karakteristik responden : sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan menengah sebesar

Pada uji keefektifan model pembelajaran yang digunakan adalah nilai post-test kelas eksperimen yang dibandingkan dengan KKM mata pelajaran IPA, diperoleh t hitung

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas memiliki cakupan yang luas, bukan hanya pertanggungjawaban financial dalam bentuk laporan keuangan, tetapi

Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Quick Ratio (QR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap

Universitas Muhammadiyah Surakarta perlindungan tenaga kerja tetap maupun tidak tetap dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, berupa kesejahteraan kerja, Kesehatan kerja

Deskripsi : Ibu guru Butet, Nangkabau dan Beindah sedang melihat orang desa yang menebang pohon disekitar tempat tinggal mereka, sangat ramai suara orang-orang