PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KEPUASAN
KERJA DAN ETIKA TERHADAP KOMITMEN
BERKELANJUTAN GURU DI SMP SWASTA KOTA
TEBING TINGGI
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
ELIN JUWITA
NIM. 081188130123
PROGRAM PASCASARJANA
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Elin Juwita, NIM : 081188130123, Pengaruh Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja dan Etika terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru SMP Swasta Kota Tebing Tinggi.
Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: 1) Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja, 2) Iklim Organisasi terhadap Etika, 3) Iklim Organisasi terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru, 4) Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru, 5) Etika terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru. Subjek penelitian adalah Guru SMP Swasta Kota Tebing Tinggi, dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden.
Hasil uji coba instrumen penelitian angket Iklim Organisasi diperoleh harga rhitung antara -0,096 s/d 0,938dan harga rtabel diperoleh 0.361. Maka dari 30 butir angket
yang diuji cobakan terdapat 1 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 1. Kepuasan Kerja Guru diperoleh harga rhitung antara -0,058 s/d 0,695 dari 30 butir angket
yang diuji cobakan terdapat 1 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 30, Etika Guru diperoleh harga rhitung antara -0,171 s/d 0,729 dari 30 butir angket yang diuji
cobakan terdapat 3 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 17, 18 dan 22, dan Komitmen Berkelanjutan Guru diperoleh harga rhitung antara 0.365 s/d 0.608 dari 30
butir angket yang diuji cobakan tidak terdapat angket yang tidak valid. Reliabilitas angket Iklim Organisasi sebesar 0,971, Kepuasan Kerja Guru sebesar 0,890, Etika Guru sebesar 0,880 dan Komitmen Berkelanjutan Guru diperoleh koefisiennya sebesar 0,875. Dengan demikian instrument angket tersebut termasuk dalam angket berkategori sangat tinggi.
Hasil uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi dan koefesien jalur. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara : (1) Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja, besar koefisien jalur
ρ
21=
0,401, dan besar thitung> ttabel (3,360>2,000),(2) Iklim Organisasi terhadap Etika, besar koefisien jalur
ρ
31=
0,423, dan besar thitung>ttabel (3,582>2,000), (3) Iklim Organisasi terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru, besar
koefisien jalur
ρ
41=
0,265, dan besar thitung> ttabel (2,071>2,005), (4) Kepuasan Kerjaterhadap Komitmen Berkelanjutan Guru, besar koefisien jalur
ρ
42=
0,263, dan besarthitung> ttabel (2,055>2,005), (5) Etika terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru, besar
koefisien jalur
ρ
43=
0,269, dan besar thitung> ttabel (2,105>2,005).ii
ABSTRACT
Elin Juwita, NIM : 081188130123, The Influence of Organizational Climate, Job Satisfaction and Ethic on the Teacher’s Continual Commitment of The Private Junior High School in Tebing Tinggi. Thesis, Graduate Program, State University of Medan.
This study aimed to determine the effect of : 1) Organizational Climate on Job Satisfaction, 2) Organizational Climate for Ethic, 3)Continual Commitment to Sustainable Organizational Climate, 4) Continual Commitment to Sustainable Job Satisfaction, 5) Continual Commitment to Sustainable Ethic. Subjects were Teachers of the Private Junior High School in Tebing Tinggi, with a total sample of 60 respondents . The trial results of research instruments Organizational Climate questionnaire obtained rcount price between -0.096 s/d 0.938 and 0.361 obtained ttable price then of 30 items tested questionnaire contained one item questionnaire that is invalid point number 1. Teacher’s Job Satisfaction rcount price obtained between -0.058 s/d 0.695 of the 30 items tested questionnaire which contained 1 invalid item questionnaire that item number 30, Teacher’s Ethic rcount price obtained between -0.171 s/d 0.729 of the 30 items tested questionnaire which there are 3 item questionnaire piloted invalid in grains number 17 , 18 and 22. Teacher’s Continual Commitment rcount price obtained between 0365 s/d 0608 of 30 questionnaire items that are not tested questionnaire invalid .
Organizational Climate questionnaire reliability was 0.971, 0.890 for Job Satisfaction of Teachers, 0.880 for Ethic and for teacher’s Continual Commitment was 0.875 obtained coefficients. Thus the questionnaire instrument included in the questionnaire very high category .
Test results hypothesis proposed in this study, the technique used and the correlation coefficient of the path. Based on the hypothesis testing can be concluded that there is a direct and significant influence between : (1) Organizational Climate on
Job Satisfaction, large path coefficient ρ21 = 0.401 , and a large tcount> ttable (3.360 > 2.000), (2) Organizational Climate for Ethics large path coefficient ρ31 = 0.423 , and a large tcount> ttable (3.582 > 2.000), (3) Continual Commitment to Organizational
Climate, large ρ41 path coefficient = 0.265, and a large tcount> ttable (2.071 > 2.005), (4) Job Satisfaction to Continual Commitment Professor sustainable path coefficient ρ42 = 0.263, and a large tcount> ttable (2.055 > 2.005), (5) Continual Commitment to
Sustainable Ethics Professor ρ43 path coefficient = 0.269, and a large tcount> ttable (2.105 > 2.005).
iii
Kata Pengantar
Puji syukur pada Tuhan Pengasih yang selalu menyertai penulis, sehingga
tesis dengan judul “Pengaruh Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja dan Etika Terhadap
Komitmen Berkelanjutan Guru di SMP Swasta Kota Tebing Tinggi” ini dapat
diselesaikan.Penyusunan tesis ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan
Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan tesis ini, berbagai pihak telah banyak memberikan
dorongan, bantuan serta masukan sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin
memberi penghargaan dan berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Dr. Arif Rahman,M.Pd. sebagai pembimbing I, yang sejak awal memberi bimbingan,
arahan dan kemudahan mulai dari hal-hal yang sederhana sampai selesainya tesis ini.
Bapak Dr. M. Rajab Lubis,M.Si. sebagai pembimbing II, yang telah banyak
memberikan pengetahuan, bimbingan dan doa restunya, terimakasih pada para nara
sumber Bapak Prof. Dr. H.Syaiful Sagala,M.Pd sekaligus Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan, Bapak Dr. Yasaratodo Wau,M.Pd. sekaligus sebagai
Sekretaris Program Studi, Bapak Dr. Zulkifli Matondang,M.Si. yang telah
memberikan saran, dorongan dan masukkan yang berarti untuk penyelesaian
penulisan ini, Bapak Munjir sebagai staf di Program Studi Administrasi Pendidikan
yang selalu membantu penulis selama ini.
Ucapan terimakasih juga kepada para Kepala Sekolah dan guru-guru yang di
iv
waktu untuk mengisi kuesioner untuk penulisan tesis ini. Rasa terimakasih yang tulus
kepada kedua orang tua saya yang selalu memberi bantuan, semangat, perhatian,
motivasi dan dukungan yang luar biasa kepada penulis untuk menyelesaikan
pendidikan ini, adik - adikku, teman – teman yang tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu, serta seluruh rekan-rekan Mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan
angkatan ke XV yang telah memberikan dukungan dan kebersamaan selama
perkulihaan hingga penulisan Tesis ini selesai.
Pada akhirnya, penulis persembahkan kepada semua pembaca untuk
menelusuri tesis ini. Semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan sumbangan
untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan pada umumnya dan khususnya dalam
bidang Administrasi Pendidikan.Penulis menyadari bahwa dikarenakan faktor
keterbatasan, tesis ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, untuk itu sangat
diharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan kesempurnaannya. Terimakasih.
Medan, Desember 2013
Penulis
v
B. Identifikasi Masalah... 11
C. Pembatasan Masalah ... 12
D. Perumusan Masalah ... 12
E. Tujuan Penelitian ... 13
F. Manfaat Penelitian ... 13
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 15
1. Komitmen Berkelanjutan Guru ... 15
2. Iklim Organisasi ... 27
vi
4. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen
Berkelanjutan Guru ... 56
5. Pengaruh Etika terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru 57 D. Pengajuan Hipotesis ... 58
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 60
B. Metode dan Rancangan Penelitian ... 60
C. Populasi dan Sampel ... 61
D. Instrumen Penelitian ... 68
E. Uji Coba Instrumen ... 72
F. Teknik Analisis Data Penelitian ... 77
G. Hipotesis Statistik………. 85
BAB IV. HASIL PENELETIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 87
B. Identifikasi Tingkat Kecendrungan Variabel Penelitian ... 92
C. Uji Persyaratan Analisis ... 95
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 101
F. Temuan Penelitian………... 105
G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 108
H. Keterbatasan Penelitian ... 114
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 116
B. Implikasi ... 117
C. Saran ... 121
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.The Three Types of Organizational Commitment... 22
Tabel 2.2. Commonly Assessed Work Values ... 41
Tabel 3.1. Distribusi Populasi Penelitian ... 61
Tabel 3.2. Distribusi Jumlah Sampel ... 62
Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Penentuan Besarnya Sampel ... 64
Tabel 3.4. Penentuan Sampel Penelitian ... 65
Tabel 3.5. Penentuan Penelitian Setiap SMP Swasta Kota Tebing Tinggi ... 66
Tabel 3.6. Kisi – Kisi Instrumen Komitmen Berkelanjutan Guru (X4) ... 69
Tabel 3.7. Kisi – Kisi Instrumen Iklim Organisasi (X1) ... 70
Tabel 3.8. Kisi – Kisi Instrumen Kepuasan Kerja (X2) ... 71
Tabel 3.9. Kisi – Kisi Instrumen Etika (X3) ... 72
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Berkelanjutan Guru ... 87
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Iklim Organisasi ... 89
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja ... 90
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Etika ... 91
Tabel 4.5. Tingkat Kecendrungan Variabel Komitmen Berkelanjutan Guru ... 93
Tabel 4.6. Tingkat Kecendrungan Variabel Iklim Organisasi ... 93
Tabel 4.7. Tingkat Kecendrungan Variabel Kepuasan Kerja... 94
Tabel 4.8. Tingkat Kecendrungan Variabel Etika... 94
Tabel 4.9. Persamaan Regresi X2 atas X1 ... 95
Tabel 4.10. Persamaan Regresi X3 atas X1 ... 96
Tabel 4.11. Persamaan Regresi X4 atas X1 ... 97
viii
Tabel 4.13.Persamaan Regresi X4 atas X3 ... 99 Tabel 4.14. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas ... 100
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Integrative Model of Organizational Behaviour ... 19
Gambar 2.2.Paradigma Penelitian ... 59
Gambar 4.1.Histogram Komitmen Berkelanjutan Guru ... 88
Gambar 4.2.Histogram Iklim Organisasi... 89
Gambar 4.3. Histogram Kepuasan Kerja ... 91
Gambar 4.4.Histogram Etika ... 92
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X1 ... 127
Lampiran 2.Perhitungan Validitas Variabel X1 ... 128
Lampiran 3. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X1 ... 131
Lampiran 4.Perhitungan Reliabilitas Variabel X1 ... 132
Lampiran 5. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X2 ... 135
Lampiran 6.Perhitungan Validitas Variabel X2 ... 136
Lampiran 7.Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X2 ... 138
Lampiran 8.Perhitungan Reliabilitas Variabel X2 ... 139
Lampiran 9.Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X3 ... 142
Lampiran 10.Perhitungan Validitas Variabel X3 ... 143
Lampiran 11. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X3 ... 145
Lampiran 12.Perhitungan Reliabilitas Variabel X3... 146
Lampiran 13. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X4... 149
Lampiran 14.Perhitungan Validitas Variabel X4 ... 150
Lampiran 15. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X4 ... 153
Lampiran 16.Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel X4 ... 154
Lampiran 17. Data Hasil Penelitian ... 157
Lampiran 18.Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 158
Lampiran 19.Identifikasi Tingkat kecendrungan Setiap Variabel Penelitian ... 169
Lampiran 20. Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 173
Lampiran 21. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 199
Lampiran 22.Perhitungan Korelasi Sederhana ... 205
Lampiran 23.Pengujian Koefisien Dan Uji Signifikan Model Jalur Variabel... 208
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar
yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu sandungan
dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Jika
bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama
yang harus dilakukan adalah menata sumber daya manusia, baik dari aspek
intelektual, spiritual, kreativitas, moral, maupun tanggung jawab. Penataan
sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan
melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal,
informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi (Mulyasa 2004: 4).
Sardiman (2005: 125) mengemukakan guru adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh
karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus
berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru
tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan,
2
pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam
belajar.Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan
siswa, sehingga dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, guru harus
mampu menjalankan kebijakan – kebijakan dan tujuan – tujuan pendidikan
dengan adanya komitmen. Mowday, Porter, dan Steers (dalam Meyer dkk., 1993)
menyatakan bahwa individu yang mempunyai komitmen tinggi terhadap
organisasi dapat dilihat dari: (1) keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota
organisasi tersebut; (2) kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi
kepentingan organisasi tersebut; dan (3) kepercayaan akan dan penerimaan yang
kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas akan optimal apabila guru memiliki komitmen tinggi untuk
melaksanakan tugas.
Meyer dan Allen (1997) mengatakan bahwa komitmen organisasi
merupakan suatu hasrat karyawan dalam sebuah organisasi untuk tetap tinggal dan
bekerja serta mengabdikan diri untuk organisasinya. Komitmen yang tinggi pada
organisasi menunjukkan bahwa loyalitas karyawanpada organisasi yang
mempekerjakannya juga tinggi. Karyawan yang memiliki komitmen
organisasional yang tinggi akan lebih termotivasi untuk hadir dalamorganisasi dan
3
organisasional yang tinggi akan bekerja lebih keras dan menghasilkan prestasi
yang lebih baik. Tuntutan terhadap guru yang berkomitmen tinggi dalam sekolah
merupakan sebuah kebutuhan, mengingat guru sebagai pelaksana pendidikan
memegang peranan penting dan strategis dalam penentuan tercapainya tujuan
pembelajaran. Betapapun baik dan lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan,
semua itu kurang berarti jika tidak dibarengi dengan adanya komitmen guru. Dari
itu guru perlu memiliki komitmen yang tinggi agar menghasilkan kinerja yang
baik atau dengan kata lain komitmen yang lebih tinggi dapat mempermudah
terwujudnya produktivitas yang lebih tinggi pula.
Komitmen itu sendiri adalah hubungan antara karyawan dengan organisasi
yang ditunjukkan dengan adanya keinginan untuk mempertahankan keanggotaan
organisasi, menerima nilai dan tujuan-tujuan organisasi serta bersedia untuk
berusaha keras demi tercapainya tujuan dan kelangsungan organisasi. Meyer dan
Allen (1997:106) membagi tiga komponen dalam komitmen organisasi yaitu
komitmen afektif (affective commitment), komitmen berkelanjutan (continuance
commitment) dan komitmen normatif (normative commitment). Komitmen afektif
adalah tingkat seberapa jauh seseorang karyawan secara emosi terikat, mengenal
dan terlibat dalam organisasi. Komitmen normatif yaitu merujuk kepada tingkat
seberapa jauh seseorang secara psikologis terikat untuk menjadi karyawan dari
sebuah organisasi yang didasarkan kepada perasaan seperti kesetiaan, kehangatan,
pemilikan, kebanggaan, kesenangan, kebahagiaan dan lain-lain. Komitmen
berkelanjutan adalah suatu penilaian terhadap biaya yang terkait dengan
4
Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen berkelanjutan dalam
organisasi yaitu variabel investasi dan variabel alternatif. Variabel investasi
mencakup waktu, tenaga, uang yang menjadi investasi mereka (internal)
sedangkan variabel alternatif mencakup pekerjaan lain, dukungan keluarga
(eksternal). Berdasarkan faktor-faktor di atas terdapat hal penting berupa proses
pertimbangan antara investasi dan alternatif yang mempunyai pengaruh kuat pada
komitmen berkelanjutan (Meyer dan Allen, 1997:45).
Sekolah sebagai sebuah organisasi juga mengalami perubahan kearah yang
telah ditentukan. Dalam upaya menuju kearah yang lebih baik, sekolah harus
mendapatkan kepastian dari para anggotanya, terutama guru sebagai tenaga
pendidik dan pengajarnya. Para guru bekerja di sekolah berharap memperoleh
imbalan, juga didasarkan keyakinan bahwa dengan bekerja di sekolah tersebut
akan dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang material,
seperti: sandang, pangan, papan dan kebutuhan kebendaan lainya, akan tetapi juga
berbagai kebutuhan lainnya yang bersifat sosial, prestise, kebutuhan psikologis
dan intelektual (Siagian, 2000:56). Dalam hal ini perlu dibentuk komitmen guru
terhadap sekolah. Colquitt., LePine dan Wesson (2009:67) mengungkapkan
pengertian komitmen organisasi yaitu ”as desire on the part an employeee to
remain a member of organization”. Dengan kata lain, komitmen organisasi
didefenisikan sebagai keinginan seorang karyawan untuk tetap menjadi anggota
organisasi.
Banyak cara yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan komitmen
5
sekolah. Setiap sekolah memiliki cara, kebiasaan, dan aturan dalam mencapai
tujuan dan misi organisasi, termasuk cara individu berinteraksi satu sama lain
(bermasyarakat), dan cara individu mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam
organisasi. Kehidupan tersebut didasarkan pada keyakinan yang dimiliki,
didasarkan pada falsafah hidup yang didasarkan dari hubungan manusia dengan
lingkungannya.
Colquitt, Lepine, dan Wesson (2009 : 27) menyatakan :
A number of factors affect performance and commitment, including individual mechanisms (job satisfaction, stress, motivation, trust, justice and ethics, learning and decision making), individual characteristics (personality and cultures values, ability), group mechanisms (team characteristics, team processes, leader power and influence, leader style and behaviors), and organizational mechanisms (organizational structure, organizational culture).
Dapat diartikan bahwa sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja dan
komitmen, yaitu mekanisme individual (kepuasan kerja, stres, motivasi,
kepercayaan, keadilan dan etika, pembelajaran dan pengambilan keputusan),
karakteristik individu (kepribadian dan nilai-nilai budaya, kemampuan), kelompok
mekanisme (tim karakteristik, tim proses, kekuasaan dan pengaruh pemimpin,
gaya pemimpin dan perilaku), dan mekanisme organisasi (struktur organisasi,
budaya organisasi).
Iklim organisasi berkaitan dengan pola perilaku relatif yang diperlihatkan
dalam lingkungan organisasi sehari-hari, seperti yang dialami, dipahami, dan
ditafsirkan oleh individu. Iklim organisasi terkait erat dengan proses menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, sehingga dapat tercipta hubungan dan kerjasama
6
Wirawan, 2008:121) mengemukakan iklim organisasi merupakan kualitas
lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, diambil oleh
anggota organisasi; mempengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam
pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi. Hasil penelitian Muriman
dkk (2008) yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Stres terhadap
Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi di Kepolisian Negara RI
Sektor, Kepolisian Negara RI Daerah Jawa Timur” menyatakan bahwa iklim
organisasi mempengaruhi komitmen kerja. Iklim organisasi tersebut terlihat
dengan adanya rasa aman, nyaman, dan merasa ikut memiliki yang membuat
personil merasa dihargai dan terdorong untuk memberikan yang terbaik sehingga
komitmen kerjanya meningkat dari waktu ke waktu.
Lingkungan kerja yang kurang akrab hubungan antar individunya
memberikan pengaruh negatif terhadap pelaksanaan program organisasi.
Sebaliknya, lingkungan kerja yang harmonis akan memberikan pengaruh
lancarnya pelaksanaan program organisasi. Iklim organisasi yang kondusif
diharapkan mampu meningkatkan komitmen pegawai pada pelaksanaan tugas dan
pekerjaannya, terhadap rekan sekerja dalam kelompok kerja, maupun pada
organisasi secara umum. Adanya iklim organisasi yang kondusif akan
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan juga berpengaruh positif
terhadap komitmen organisasi.
Selain iklim organisasi, seorang guru harus mendapatkan kepuasan dalam
bekerja. Soetjipto (2008:58) menyatakan kepuasan kerja mempengaruhi
7
seorang individu harus mempunyai komitmen yang tinggi agar dapat bekerja sama
dan berprestasi dengan baik. Komitmen seseorang dapat tumbuh manakala
harapan kerja dapat dipenuhi dengan baik oleh organisasi dimana mereka bekerja.
Selanjutnya dengan terpenuhi harapan kerja akan menimbulkan kepuasan kerja.
Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku
yangdiarahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran akhir yaitu kepuasan kerja.
Selain itu, penelitian Markovits, Davis and Dick (2007: 88) di Yunani
yang berjudul “Organizational commitment profiles and job satisfaction among
greek private and public sector employees” yang mengambil sampel 1119 orang
karyawan non supervisor di 35 perusahaan swasta hasilnya juga membuktikan
bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan dengan komitmen organisasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif terhadap
komitmen organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi
perilaku kerja seseorang seperti: malas, rajin, produktif, apatis, dan lain-lain.
Sikap puas atau tidak puas guru dapat diukur dari sejauh mana perusahan atau
organisasi dapat memenuhi kebutuhan guru. Bila terjadi keserasian antara
kebutuhan guru dengan apa yang diberikan sekolah, maka tingkat kepuasan yang
dirasakan guru akan tinggi, dan sebaliknya. Ketidakpuasan kerja sering tercermin
dari prestasi kerja yang akan rendah, tingkat kemangkiran yang tinggi, seringnya
terjadi kecelakaan kerja, dan sebagainya. Karyawan yang memiliki tingkat
pengalaman kerja yang lebih tinggi merasakan kepuasan kerja yang tinggi pula.
Pendidikan yang berjalan dengan baik adalah harapan bagi masyarakat,
8
memperoleh pendidikan dalam lingkungan yang baik, barulah ia akan berjalan ke
arah yang bajik dan penuh harapan. Pendidikan yang baik yang didukung dengan
lingkungan yang baik akan membentuk sebuah karakter manusia yang memiliki
etika dan moral yang baik. Demikian halnya dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab mengajar, guru juga dipengaruhi etika di sekolah. Salah satu cara
pendekatan dalam meningkatkan komitmen guru pada sekolah yang dianggap
cukup signifikan adalah menumbuhkan dan membangkitkan etika guru. Bertens
(2001:5), menyatakan masalah etika merupakan masalah penting, karena
menyangkut sumber kekuatan yang dapat menentukan hasil kerja seseorang atau
sekolompok orang. Salam (1987:1), menyebutkan bahwa etika adalah sebuah
cabang filsafat yangberbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
perilaku manusia dalam hidupnya.
Sebagai cabang filsafat, etika sangat menekankan pendekatan yang kritis
dalam melihat dan menggumuli nilai dan norma moral tersebut serta
permasalahan - permasalahan yang timbul dalam kaitannya dengan nilai dan
norma moral tersebut. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola
perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok.
Dengan kata lain etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang
menjadi landasan bertindak seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang
oleh masyarakat sebagai perbuatan terpuji dan meningkatkan martabat dan
kehormatan seseorang (Munawir, 1997;17). Etika sangat erat kaitannya dengan
9
perilaku bermoral. Etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Dari hasil penelitian Aziza dan
Salim (2008) dengan judul “Pengaruh Orientasi Etika Pada Komitmen dan
Sensitivitas Etika Auditor” menunjukkan bahwa orientasi etika berpengaruh pada
komitmen (profesional dan organisasional).
Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa penelitian dan pendapat para
ahli tersebut ditemukan bahwa secara empiris terdapat beberapa variabel yang
mempengaruhi komitmen bekerja guru secara berkelanjutan. Keadaan ini
menunjukkan bahwa berbagai variabel memberi pengaruh terhadap komitmen
kerja guru secara berkelanjutan, sehingga dalam melakukan penelitian tentang
komitmen berkelanjutan guru, peneliti mendapatkan peluang yang besar untuk
menentukan variabel-variabel lain yang akan diuji, terutama dalam menjelaskan,
memprediksi dan menemukan alternatif dari fenomena-fenomena permasalahan
komitmen guru.
Berbagai variabel yang mempengaruhi komitmen berkelanjutan guru baik
secara empiris maupun konseptual dapat digunakan untuk memahami,
memprediksi dan menemukan alternatif fenomena permasalahan komitmen
berkelanjutan guru. Realita yang terjadi pada guru swasta yang ada di kota Tebing
Tinggi melalui studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya dengan wawancara
langsung kepada guru – guru di SMP Swasta kota Tebing Tinggi ditemukan
bahwa masih banyak guru yang kurang berkomitmen dalam tugas mengajarnya di
sekolah. Tak sedikit juga guru yang mengundurkan diri karena merasa tidak
10
keharmonisan dalam menjalin hubungan dengan rekan sejawat hingga sukarnya
untuk mengembangkan diri dan potensi yang dimiliki. Fenomena yang terjadi saat
ini dimana banyak guru yang mengajar di sekolah lain sering dijumpai karena di
satu sisi kekurangan guru dan di sisi lain adalah tuntutan ekonomi, bahkan ada
juga yang mempunyai tugas sampingan setelah pulang kerja seperti bertani, ngajar
les diluar, berdagang, serta pekerjaan lain. Berdasarkan hasil survei langsung oleh
peneliti dilapangan bahwa ± 65% guru mengajar dibeberapa sekolah disebabkan
oleh honor yang terlalu kecil, jumlah jam mengajar yang terlalu sedikit.
Salah satu bukti terlihat dengan unjuk rasa guru-guru swasta yang
menuntut pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dimana selama ini
guru-guru swasta hanya sebagai guru honor saja dan tidak diperhatikan oleh
pemerintah. Selain itu, persoalan sertifikasi guru kiranya dapat ditambah kuotanya
dan kesejahteraan guru perlu diperhatikan (dikutip dari Pos Kota online, Kamis,
25 November 2010 - 13:52 WIB). Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru swasta
merasa apa yang diperoleh mereka dari sekolah tidak mencukupi kebutuhan
hidupnya. Menurut penelitian Ariani (2009;3) “guru honor atau swasta menerima
gaji berdasarkan berapa banyak jam mengajarnya setiap bulan, sedangkan guru
Pegawai negeri Sipil (PNS) menerima gaji berdasarkan golongan atau pangkat
mereka. Gaji yang diterima guru honor atau swasta juga lebih rendah daripada
Upah Minimum Kota (UMK)….”
Memahami fenomena guru di SMP Swasta kota Tebing Tinggi ini dapat
dilakukan eksplorasi terhadap beberapa variabel, yang mempengaruhi komitmen
11
pada bagian sebelumnya, diduga ketiga variabel yaitu iklim organisasi, kepuasan
kerja, dan etika berpengaruh terhadap komitmen berkelanjutan guru. Jika dugaan
ini teruji maka konsep tentang hubungan keempat variabel ini dapat digunakan
untuk menjelaskan, meramalkan, dan menemukan alternatif terhadap fenomena
masalah komitmen berkelanjutan guru di sekolah tersebut. Beranjak dari
pemikiran ini maka direncanakan suatu penelitian yang berjudul : Pengaruh Iklim
Organisasi, Kepuasan Kerja dan Etika terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru
SMP Swasta di Kota Tebing Tinggi.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
permasalahan yang berhubungan dengan komitmen berkelanjutan guru. Hal ini
mengundang sejumlah pertanyaan tentang ditemukannya kesenjangan pada
komitmen berkelanjutan tersebut. Diantaranya adalah apakah variabel-variabel
sebagai berikut: budaya dan struktur organisasi, gaya dan perilaku kepemimpinan,
pengaruh kepemimpinan, proses dan karakteristik tim, nilai budaya dan personal,
kemampuan, kepuasan kerja, stres, motivasi, etika, dan pengambilan keputusan
berpengaruh terhadap komitmen berkelanjutan guru? Apakah budaya organisasi,
struktur organisasi dan iklim organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja
guru? Apakah budaya organisasi, struktur organisasi dan iklim organisasi
berpengaruh terhadap kepuasan guru? Apakah budaya organisasi, struktur
organisasi dan iklim organisasi berpengaruh terhadap etika guru? Mengapa setiap
12
manakah yang lebih komprehensif dalam menjelaskan komitmen berkelanjutan
guru?
C. Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi komitmen berkelanjutan guru. Untuk
menghindari terjadinya pengembangan analisis data dan memperoleh ruang
lingkup yang lebih jelas, permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada iklim
organisasi, kepuasan kerja, dan etika guru SMP Swasta di Kota Tebing Tinggi.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalahyang telah disebutkan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh langsung Iklim Organisasi terhadap Kepuasan
Kerja guru SMP Swasta di Kota Tebing Tinggi.
2. Apakah terdapat pengaruh langsung Iklim Organisasi terhadap Etika SMP
Swasta di Kota Tebing Tinggi.
3. Apakah terdapat pengaruh langsung Iklim Organisasi terhadap Komitmen
Berkelanjutan guru SMP Swasta di Kota Tebing Tinggi.
4. Apakah terdapat pengaruh langsung Kepuasan Kerja terhadap Komitmen
Berkelanjutanguru SMP Swasta di Kota Tebing Tinggi.
5. Apakah terdapat pengaruh langsung Etika terhadap Komitmen Berkelanjutan
13
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang:
1. Pengaruh langsung Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja guru SMP
Swasta di Kota Tebing Tinggi.
2. Pengaruh langsung Iklim Organisasi terhadap Etika guru SMP Swasta di Kota
Tebing Tinggi.
3. Pengaruh langsung Iklim Organisasi terhadap Komitmen Berkelanjutan guru
SMP Swasta di Kota Tebing Tinggi.
4. Pengaruh langsung Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Berkelanjutan guru
SMP Swasta di Kota Tebing Tinggi.
5. Pengaruh langsung Etika terhadap Komitmen Berkelanjutan guru SMP
Swasta di Kota Tebing Tinggi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan
baru dalam peningkatan komitmen organisasi guru, dan sebagai masukan
atau informasi bagi instansi dalam peningkatan komitmen guru pada
14
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Dapat lebih memahami tentang pentingnya komitmen dalam
bekerja.
2) Memberikan gambaran kepada guru tentang pentingnya iklim
organisasi, kepuasan kerja, dan etika dalam mendukung komitmen
pada guru.
b. Bagi Kepala sekolah
1) Sebagai sumber informasi dalam menciptakan lingkungan sekolah
yang dapat meningkatkan komitmen guru.
2) Sebagai sumber informasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan
yang berhubungan dengan iklim organisasi, kepuasan kerja, dan
etika pada guru.
c. Bagi Institusi
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam
membangun komitmen pada guru; meningkatkan iklim organisasi,
kepuasan kerja, dan etika pada guru dalam upaya mencapai tujuan
sekolah.
d. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk selanjutnya dan
116
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Tingkat kecenderungan variabel Komitmen Berkelanjutan Guru SMP
Swasta Kota Tebing Tinggi termasuk dalam kategori rendah, Iklim
Organisasi termasuk dalam kategori sedang, Kepuasan Kerja temasuk
dalam kategori sedang dan Etika temasuk dalam kategori sedang.
2. Terdapat pengaruh langsung Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
guru pada SMP Swasta Kota Tebing Tinggi. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa Iklim Organisasi mempunyai pengaruh langsung
terhadap Kepuasan Kerja guru. Artinya semakin kondusif Iklim
Organisasi maka semakin baik juga Kepuasan Kerja guru SMP Swasta
Kota Tebing Tinggi.
3. Terdapat pengaruh langsung Iklim Organisasi terhadap Etika guru pada
SMP Swasta Kota Tebing Tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Iklim Organisasi mempunyai pengaruh langsung terhadap Etika
guru. Artinya semakin kondusif Iklim Organisasi maka semakin baik
Etika guru SMP Swasta Kota Tebing Tinggi.
4. Terdapat pengaruh langsung Iklim Organisasi terhadap Komitmen
117
demikian, dapat disimpulkan bahwa Iklim Organisasi mempunyai
pengaruh langsung terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru. Artinya
semakin kondusif Iklim Organisasi maka semakin baik Komitmen
Berkelanjutan Guru SMP Swasta Kota Tebing Tinggi.
5. Terdapat pengaruh langsung Kepuasan Kerja guru terhadap Komitmen
Berkelanjutan Guru pada SMP Swasta Kota Tebing Tinggi. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Kerja guru mempunyai
pengaruh langsung terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru artinya
semakin baik Kepuasan Kerja guru maka semakin baik juga Komitmen
Berkelanjutan Guru SMP Swasta Kota Tebing Tinggi.
6. Terdapat pengaruh langsung Etika guru terhadap Komitmen
Berkelanjutan Guru pada SMP Swasta Kota Tebing Tinggi. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Etika guru mempunyai pengaruh
langsung terhadap Komitmen Berkelanjutan Guru. Artinya semakin baik
Etika guru maka semakin baik juga Komitmen Berkelanjutan Guru SMP
Swasta Kota Tebing Tinggi.
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
simpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya
meningkatkan kepuasan kerja guru adalah dengan menciptakan iklim
118
dengan menciptakan lingkungan yang saling mendukung satu sama lain di
antara guru. Untuk itu diperlukan peran serta guru, dan lainnya untuk
membuat program-program kerja bersama yang memberikan keuntungan
kepada semua guru. Perlu juga dijalin komunikasi yang baik pada seluruh
guru, agar tidak ada rasa curiga antara satu guru dengan guru lainnya, yang
nantinya akan membawa kepada ketidakharmonisan di dalam bekerja.
Dengan adanya upaya ini akan menciptakan iklim organisasi yang kondusif
bagi semua guru, dan nantinya akan meningkatkan kepuasan kerja guru.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan iklim
organisasi di antaranya: adanya jalinan komunikasi yang baik antara guru
dengan guru, antara pimpinan dengan guru, dan antara pegawai administrasi
dengan guru.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya
meningkatkan etika guru adalah dengan meningkatkan iklim organisasi
sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, sehingga dapat tercipta hubungan dan
kerjasama yang harmonis dan membangun etika kerja yang baik diantara
seluruh anggota organisasi.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Etika guru, di
antaranya: menciptakan lingkungan yang saling mendukung satu sama lain
di antara guru, membuat hubungan yang kondusif antara pegawai dengan
pimpinan dalam menjalankan visi dan misi organisasi, menunjukkan adanya
119
adanya interaksi itu menjadi perangsang sehingga akan menjadi prilaku
yang etis dalam hidupnya.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan menciptakan Iklim Organisasi yang kondusif, ini
akan dapat membangkitkan Komitmen Berkelanjutan Guru.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan Iklim Organisasi
yang baik di antaranya: adanya rasa aman, nyaman, dan merasa ikut
memiliki yang membuat personil merasa puas dan dihargai serta terdorong
untuk memberikan yang terbaik sehingga komitmen kerjanya meningkat
dari waktu ke waktu.
4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya
meningkatkan Komitmen Berkelanjutan Guru adalah dengan meningkatkan
Kepuasan Kerja guru. Komitmen Berkelanjutan Guru sudah tentu
dipengaruhi oleh Kepuasan Kerja guru di sekolah. Semakin tinggi
Kepuasan Kerja guru akan sangat mendukung Komitmen Berkelanjutan
Guru dalam mengajar. Dengan dukungan faktor tersebut, Komitmen
Berkelanjutan Guru akan dapat ditingkatkan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan Kepuasan
Kerja gurudi antaranya menjalin komunikasi yang baik pada seluruh guru,
agar tidak ada rasa curiga antara satu guru dengan guru lainnya, yang
nantinya akan membawa kepada ketidakharmonisan di dalam bekerja,
120
menciptakan kepuasan bagi semua guru, dan nantinya akan meningkatkan
Komitmen Berkelanjutan Guru.
5. Dengan diterimanya hipotesis kelima yang diajukan, maka upaya
meningkatkan Komitmen Berkelanjutan Guru adalah dengan meningkatkan
Etika guru. Komitmen Berkelanjutan Guru sudah tentu dipengaruhi oleh
Etika guru di sekolah. Semakin baik Etika guru akan sangat mendukung
komitmen guru dalam mengajar. Dengan dukungan faktor tersebut,
Komitmen Berkelanjutan Guru akan dapat ditingkatkan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan Etika kerja
yang baik di antaranya memberikan dorongan moral dan perbuatan yang
menjadi landasan bertindak seseorang sehingga apa yang dilakukannya
dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan terpuji, meningkatkan
martabat dan kehormatan. Memberikan arahan sikap dan bertindak secara
tepat dalam menjalani hidup ini. Dengan adanya upaya ini akan
menciptakan Etika yang baik bagi semua guru, dan nantinya akan
121
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan Iklim Organisasi, disarankan kepada guru untuk
membuat diri merasa aman, nyaman, dan merasa ikut memiliki, merasa puas
dan dihargai serta terdorong untuk memberikan yang terbaik, memberikan
rasa solidaritas antar guru yang tinggi, dan saling percaya dengan rekan
sekerja untuk menumbuhkan lingkungan kerja yang kondusif sehingga
komitmen kerjanya meningkat dari waktu ke waktu.
2. Untuk meningkatkan Kepuasan Kerja guru disarankan kepada guru, serta
yang terlibat di dalamnya untuk membuat program-program kerja bersama
yang memberikan keuntungan kepada semua guru. Perlu juga dijalin
komunikasi yang baik pada seluruh guru, agar tidak ada rasa curiga antara
satu guru dengan guru lainnya, memberikan kesejahteraan sesuai dengan
ketetapan yang berlaku, dan penghargaan bagi guru yang berprestasi.
3. Untuk meningkatkan Etika guru disarankan kepada guru, serta yang terlibat
di dalamnya untuk memberikan dorongan moral dan perbuatan yang
menjadi landasan bertindak seseorang sehingga apa yang dilakukannya
dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan terpuji, meningkatkan
martabat dan kehormatan. Memberikan arahan sikap dan bertindak secara
tepat dalam menjalani hidup ini.
4. Untuk dapat meningkatkan Komitmen Berkelanjutan Guru diharapkan
122
kesejahteraan secara terus menerus kepada guru agar terciptanya kepuasan
kerja, memberikan rasa aman, nyaman untuk membuat iklim organisasi
sekolah yang kondusif dan memberikan arahan sikap dan bertindak secara
tepat demi terjaganya etika yang baik dalam bekerja. Selain itu dianjurkan
kepada guru untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam mengajar. Hal
yang harus dilakukan guru di antaranya, mengikuti pelatihan dan mencari
informasi yang sejalan dengan bidang keahliannya.
5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang variabel Iklim
Organisasi, Kepuasan Kerja dan Etika serta Komitmen Berkelanjutan Guru
guna memperluas hasil penelitian ini mengingat masih terdapat kekurangan
123
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto.S. 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, ranika Cipta.
As’ad, M. 2004. Psikologi Industri, Seri Umum. Sumber Daya Manusia. Edisi 4. Liberty, Yogyakarta.
Cochran, W. 1999. Teknik Penarikan Sampel. Jakarta: UL-Press.
Colquitt, J.A., Jeffery A. Lepine, dan Michael J. Wesson. 2009. Organization Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace.
New York: The McGraw-Hill Com.,Inc., p.67.
Davis, Keith,dan Newstorm. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Tujuh, Jakarta : Erlangga.
Ernawan, R. E. 2007. Etika Bisnis. Cetakan Pertama, Bandung: Alfabeta.
Falah, S. 2006, Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etis terhadap Sensitivitas Etis. Tesis: Semarang, Program Pascasarjana Akuntansi, Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Gribson, J.L. 1990, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi 4, Cetakan 9, Jakarta: Erlangga.
Hadiyanto, 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Helniyati, 2012. Pengaruh Iklim Organisasi Dan Sikap Inovatif Terhadap Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Di Smp Negeri Gebang Kabupaten Langkat, Tesis: Medan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Hersey, P and Kenneth H. Blanchard. 1988. Management ofOrganizational Behavior.Utilizing Human Recource. New Jersey: Prentice-Hall.
Hoy, W. K., Cecil G. Miskel. Educational adm inistration: theory, research and practice. New York: Random House Inc.
124
http://antonmath.wordpress.com/etika-profesional-dalam-pendidikan/ [5 November 2012]
http://dehalban.tripod.com/id15.html[10 Agustus 2012]
Hughes, V.M. 2006. Teacher Evaluation Practices And Teacher Job Satisfaction.Makalah dipresentasikan untuk the Faculty of the GraduateSchool University of Missouri-Columbia. [On-Line]. Available FTP:http://edt.missouri.edu/Fall2006/Dissertation/HughesV120806D554 7/research.pdf. Tanggal akses 8 November 2012.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Departemen Pendidik:an dan Kebudayaan, Balai Pustaka.
Kohlberg, L. 1995. Tahap – Tahap Perkembangan Moral. (Alij Bahasa John de Santo dan Agus Cremers SVD). Yogyakarta: Kanisius.
Kumar, J., Rao, B. D. 2007. Job Satisfaction of Teacher. New Delhi: Sachin Printers.
Kusnan, A. 2004. Analisis Sikap Iklim Organisasi, Etos Kerja dan Disiplin Kerja dalam menentukan Efektivitas Kinerja Organisasi di Garnisun Tetap III Surabaya. Surabaya:Karya Tulis Ilmiah (Tidak Diplubikasikan). [On-Line]. Available http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=335. Tanggal akses 23 September 2012.
Lewis, R. D. 2000. When Cultures Collide. London: Nicholas Brealey Pub.
Litwin, G.H, Stringer, R.A. 1968. Motivation and Organization Climate, Harvard University, Cambridge, MA
Luthans, F. 1995, Organizational Behavior, McGraw Hill Book Co. Singapore.
Markovits, Yannis, A.J. Davis and Rolf van Dick.2007. Organizational commitment profiles and job satisfaction among greek private and public sector employees, International Journal of Cross Cultural Management, Vol 7(1): 77–99
Moos, R.H. 1979. Evaluating Educational Environments: Procedures, Measures, Findings, and Policy Implications. San Francisco: Jossey-Bass. [Online]. Tersedia:http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/envrnmnt/famncomm/pa 3lk1.htm. [23 Oktober 2012]
125
Mulyanto & Suryani, E.D. 2009. Pengaruh Komitmen Organisasi, Kompensasi, Budaya Kerja, Motivasi Dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai, STIE AUB SURAKARTA.
Newstrom, J.W. and K. Davis. 1997. Organizational Behavior: Human Behavior at Work. 10th edition, New York: McGraw Hill
Poerbakawatja, S., H. A. H. Harahap. 1981. Enseklopedia Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Reichers, A.E., & Schneider, B. 1990. Climate and Culture: An Evolution of Construct. In B, Schneider (Ed), Organizational Climate and Culture
(pp.5-39), Jossey – Bass, San Francisco
Rest, J. 1986. Moral Development: Advances in Research and Theory, New York:Prager
Riduwan. 2010. Belajar Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Robbins, S. P. 2001. Organizational Behavior, Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Robbins, S. P. 2003. Perilaku Organisasi. Edisi Kesatu. Jakarta: Gramedia.
Sagala, S. 2008. Budaya dan Reinveting Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sarwono, Jonathan. 2005. Teori dan Praktek Riset Pemasaran dengan SPSS.
Yogyakarta, CV. Andi Offset,
Sarwono, Jonathan. 2012. Path Analysis.Jakara,Elex Media Komputindo.
Sergiovanni T. S., & Robert J. Starratt. 1988. Supervision: human perspectives. New York: Mc Graw Hill.
Shaub, M. 1989. “An Empirical examination of the determinants of auditor ethical sensitivity”. Unpublished Ph.D. desertation, Texas Tech University.
Simarmata, J. 2002. Korelasi Motivasi Kerja dengan Kinerja, Jurnal Akademika, Volume 6 No 1.
126
Snyder, N. H., James J. Dowd, Jr., Dianne Morse Houghton. 1994. Vision, Values and Courage:Leadership for Quality Management. New York: The Press, p. 128.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Andi
Steers, R.M. and L.W. Poter. 1991, Motivation and Work Behavior. 5th edition, New York: McGraw–Hill International.
Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Edisi ketiga. Bandung : Tarsito
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi keenam. Bandung : Tarsito
Sugiyono, 2003.Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keempat, Bandung abeta. Surbakti, R. 2012. Pengaruh Motivasi, Kepribadian, Dan Kepuasan Kerja
Terhadap Komitmen Guru Man 2 Padangsidimpuan, Disertasi: Medan, Program Doktor Prodi MP PPs, Universitas Negeri Medan.
Suwar, S.pd, M.Psi. 2008. Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja. [On-Line]. Available FTP : http://guruvalah.20m.com/. Tanggal akses 8 November 2012.
Syafruddin, M. 2005. Kasus Mulyana dalam Perspektif Etika, Suara Merdeka. April hal.6
Toulson, P. & Mike, S. 1994. The Relationship Between Organizational Climate and Employee Perceptions of Personnel Management Practices. Journal of Public Personnel Management. Vol. 23, Issue 3. (Fall). 453-469.
Widyastuti, S. dan Juliana. 2004. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi VII.