• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH GIZI PADA BAYI DAN ANAK BALITA DISUSUN OLEH : FITRI FAUZIAH Akademi kebidanan Universitas Gunadarma Jl.Raya Bogor KM 31 no.21 Cimanggis, Kota Depok BAB PEMBAHASAN - FITRI FAUZIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH GIZI PADA BAYI DAN ANAK BALITA DISUSUN OLEH : FITRI FAUZIAH Akademi kebidanan Universitas Gunadarma Jl.Raya Bogor KM 31 no.21 Cimanggis, Kota Depok BAB PEMBAHASAN - FITRI FAUZIAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH GIZI PADA BAYI

DAN ANAK BALITA

DISUSUN OLEH : FITRI FAUZIAH

Akademi kebidanan Universitas Gunadarma

(2)

BAB PEMBAHASAN

Prinsip Gizi Bagi Bayi

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energy dan zat-zati gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapatkan makanan tambahan/pendamping ASI. Banyak ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energy tiap Kg BB/hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandug kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap Kg BB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energy tersebut.

Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.

Kecukupan gizi:

Golongan umum:

 1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram

 4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram

Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.

Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan sebagai berikut:

 Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotorik.

(3)

Adapun Prinsip Gizi Seimbang Bagi Balita Adalah: 1. Air

Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:

Trimester Kebutuhan (ml/kg BB/hari)

I 175-200

II 150-175

III 130-140

IV 120-140

2. Energi

Menurut FAO/WHO 1971

Umur Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari)

3 bulan 120

3-5 bulan 115

6-8 bulan 110

9-11 bulan 105

Diatas 1 tahun 112

1-3 tahun 101

4.6 tahun 91

3. Protein

Umur Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)

6-11 bulan 3,5-2,0

1-3 tahun 2,5-2,0

(4)

4. Lemak

Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.

5. Karbohidrat

Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim. diperlukan makanan pendamping ASI. Berikut cara pengolahan makanan bagi bayi usia 6 bulan

1. Karbohidrat

Jangan terpaku pada nasi putih saja. Biasakan anak konsumsi beragam sumber karbohidarat, seperti beras merah, kentang, ubi, singkong, mi, bihun maupun jagung.

Cara memasak:

 Beras putih, ditanak atau ditim, yang penting, beras dimasak sampai matang dengan air secukuppnya agar tergelatinasi sempurna (pulen).

 Beras merah sebaiknya dicampur dengan beras putih agar pulen, karen beras merah lebih keras.

 Jagung direbus dengan sedikit air sekitar 10 menit, kemudian diolesi mentega, garam dan gula.

 Ubi, dikukus dan dibuat pure (dihaluskan). 2. Protein

(5)

Cara memasak:

 Telur

Saat menggoreng jangan sampai warnanya kecokelatan karena kadar gizinya akan berkurang. Yang terbaik, telur direbus sampai matang (7-8 menit) atau masak cepat menggunakan sedikit minyak dan bisa dicampur dengan sayuran yang diiris halus.

 Ayam

Cara terbaik adalah dikukus untuk campuran soto, ditumis sebagai campuran cap cay, disup, digoreng sebentar setelah dibumbui (diungkep) atau digoreng sejenak menjadi ayam pop. Jangan lupa, buang kulit ayam karena mengandung minyak jenuh.

 Daging-dagingan

Protein pada daging justru harus dimasak dengan baik. Namun agar zat besi tidak terbuang, jangan masak daging terlalu lama. Sebaiknya ditim atau ditumis, karena itu potong tipis-tipis atau cincang. Berbagai olahan daging seperti bakso dan sosis, proteinnya tidak sebaik daging segar. Selain itu juga mengandung zat aditif sehingga jangan terlalu sering dikonsumsi. Memasak bakso dan sosis sebaiknya ditumis, disup atau sebagai campuran cap cay dan bihun goreng. Jangan digoreng karena akan menambah kadar lemak yang sudah tinggi.

3. Vitamin Dan Mineral

Banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Semakin hijau waran sayuran, makin banyak vitaminya. Semakin kuning, merah, atau biru warna daging buah, vitaminya semakin kaya. Cara memasak sayur:

 Vitamin A,D,E,K (terdapat pada bayam, wortel, daun singkong, kangkung, kacang panjang, katuk, sawi, jagung) larut dalam lemak. Jika dimasak bersama minyak goreng, seperti ditumis, jangan terlalu lama sebab vitaminnya akan habis.

 Vitamin C, B1, B2, B5, B12 (terdapat pada daun singkong, katuk, melinjo, sawi, kentang, seledri, kucai, kacang panjang, kol. Tomat) larut dalam air, karena itu jika direbus atau disup, jangan terlalu lama sebab vitamin akan habis.

 Rahasia merebus sayuran: masukkan sayur saat air sudah mendidih, bubuhi garam, angkat.

 Direbus maupun ditumis, pastikan sayur masih berwarna hijau, segar dan batangnya masih renyah.

 Hampir semua sayuran, khususnya bayam, harus langsung dimakan setelah dimasak. Jangan tunda lebih dari 2 jam. Selain vitaminnya rusak, dikhawatirkan ada reaksi kimia yang menyebabkan sayur tidak layak dimakan.

4. Cara mengolah buah:

Agar vitamin utuh sebaiknya buah dimakan langsung. Jika dijus, seratnya akan hilang, jika disetup, vitamin berkurang saat dipanaskan. Diolah menjadi es buah baik, tetapi kadar gula menjadi tinggi.

(6)

Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pada Bayi

Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut:

1. Kerjasama ibu dan anak.

Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.

2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.

Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.

3. Mengatur sendiri.

Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.

4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.

5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi. 6. Umur, Berat badan

7. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan). 8. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.

9. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).

10. Gaya hidup orang tua, Kemiskinan

11. Jenis dan jumlah makanan yang diberikan, dan Kapan saat yang tepat pemberian makanan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita, Diantaranya Yaitu: a. Ketersediaan pangan ditingkat keluarga

Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga hal in sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsusi oleh setiap anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat (Depkes RI, 2004: 19). Jika tidak cukup biasa dipastikan konsumsi setaip anggota keluarga tidak terpenuhi (Depkes RI, 2002: 13). Padahal makanan untuk anak harus mengandung kuaitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan kesehatan yang baik.

(7)

Pola asuh keluarga adalah pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih saying yang akan berdampak pada perkembangan fisik, mental dan emosional. Pola asuh terhadap anak berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Perhatian yang cukup dan pola asuh yang tepat akan memberi pengaruh yang besar dalam memperbaiki status gizi.

Anak yang mendapatkan perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional misalnya selalu mendapat senyuman, mendapat respon ketika berceloteh atau berbicara, mendapatkan Asi dan makanan yang seimbang makakeadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya.

c. Kesehatan Lingkungan

Masalah gizi timbul tidak hanya kerena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi. Masalah kesehatan lingkungan merupakan determinan penting dalam bidang kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyediaan air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko kejadian penyakit infeksi. Sebaliknya lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih, tidak ada saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik dapat menyebabkan penyebaran penyakit. Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan menjadi rendah dan akhirnya

menyebabkan kurang gizi.

d. Pelayanan Kesehatan

Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada pertumbuhan anak.Pemanfanan fasilitas kesehatan seperti penimbangan balita, pemberian suplemen kapsul vitamin A, penanganan diare dengan oralit serta imunisasi.

e. Budaya Keluarga

(8)

f. Sosial Ekonomi

Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk disejumlah wiayah ditanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi seimbang bagi anak balita yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang rendah serta factor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bias disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsure gizi yang dibutuhkan dengan alasan social ekonomi yaitu kemiskinan.

g. Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan

Permasalahan kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan saja, tetapi lebih jauh mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga berpandangan luas, berfikir dan bertindak rasional.

Praktik membuat makanan bayi

Menu dan resep makanan sehat untuk bayi 6-12 bulan

Tambahan Makanan Disela-sela pemberian ASI atau dikenal dengan MPASI sangat dianjurkan diberikan kepada bayi yang sudah berusia 6 bulan. Selain karena tubuhnya sudah mulai membutuhkan berbagai zat penunjang pertumbuhan, pada usia ini bayi juga harus mulai di latih untuk mengenal berbagai macam makanan dalam rangka menyeimbangkan sistem pencernaan dan untuk membantu kekebalan tubuhnya. Berikut resep makanan bayi 6 bulan ke atas beseta cara memasaknya:

A. Umur 6 Bulan:

Pertama kali memberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI) kepada bayi disarankan untuk mengenalkan tekstur yang encer terlebih dahulu. Mulailah dengan makanan lunak seperti biskuit yang diencerkan pakai air atau susu dan kenalkan juga secara perlahan bubur susu. Kemudian dicoba dikombinasikan dengan sayuran dan buah. Untuk penggunaan susu bisa menggunakan ASI atau Susu Formula.

1. Resep Bubur Susu Kentang Bahan:

 1 buah kentang, rebus lengkap dengan kulitnya

 100 ml susu formula

 75 ml air matang

 1 sdm tepung beras halus Cara Membuat Bubur Susu Kentang:

 Kupas kentang rebus, kemudian haluskan dengan blender atau food processor. Campur dengan susu formula dan air matang. Tambahkan tepung beras halus, aduk sampai semua bahan tercampur rata.

(9)

2. Resep Bubur Buah Bahan:

 1 sdm tepung beras merah

 10 ml air matang

 100 ml ASI

 50 gr buah matang - haluskan (dapat menggunakan buah pisang, jeruk, pear, apel, pepaya, alpukat, dll)

Cara Membuat Bubur Buah:

 Larutkan tepung beras merah ke dalam air, aduk rata. Masak di atas api kecil hingga matang sambil diaduk agar tidak menggumpal.

 Masukkan pepaya, masak sejenak. Angkat, lalu aduk-aduk sampai asapnya hilang dan panasnya berkurang.

 Setelah hangat (kira-kira 40 derajat), Tuangkan ASI atau susu formula lanjutan yang telah dilarutkan, aduk rata. Tuang ke dalam mangkuk bayi, siap untuk disajikan.

B. Umur 7-8 Bulan

Selagi tetap memberikan menu makanan bayi umur sebelumnya, di usia ini sudah bisa mulai diperkenalkan dengan makanan yang bertekstur lebih kasar (semi padat), yaitu nasi tim saring dan kemudian secara bertahap bisa dikenalkan dengan nasi tim tanpa disaring.

Jenis sayur dan buah yang disarankan: asparagus, wortel, bayam, sawi, bit, lobak, brokoli, mangga, blewah, timun suri, peach. Bisa juga ditambahkan ayam, daging sapi giling, hati ayam/sapi, ikan, tahu, tempe, telur ayam kampung.

1. Resep Nasi Tim Saring Brokoli Bahan:

 20 gr beras

 625 cc air

 25 gr daging giling

 25 gr brokoli buang tangkainya

 25 gr tomat dipotong kecil

 1 butir kuning telur ayam kampung

 10 gr keju parut

Cara Membuat Nasi Tim Saring Brokoli:

 Rebus beras, air, dan daging giling sampai menjadi bubur, masukkan brokoli dan, tomat hingga matang.

 Masukkan kuning telur dan keju parut sambil diaduk. Setelah dingin haluskan dengan blender atau saringan kawat.

2. Resep Nasi Tim Saring Hati Ayam Bahan :

 20 gr beras

 625 cc air

 25 gr hati ayam

(10)

 25 gr tomat dipotong kecil

 25 gr daun bayam iris kasar

 1 sdt mentega

Cara Membuat Nasi Tim Saring Hati Ayam:

 Rebus beras, air, hati ayam, dan tempe sampai menjadi bubur, masukkan bayam dan tomat hingga matang.

 Masukkan mentega sambil diaduk. Setelah dingin haluskan dengan blender atau saringan kawat.

C. Umur 9, 10, 11, dan 12 Bulan

Lanjutkan pemberian menu sebelumnya, apalagi yang disukai sang bayi. Coba mengkombinasikan dengan bubur beras atau nasi lembek, lauk pauk dengan sayuran seperti soup, dan berbagai variasi lainnya karena pada usia anak lebih dari 1 tahun sudah bisa mengkonsumsi makanan keluarga.

1. Resep Nasi Tim Telur Bahan:

 20 gram beras, cuci bersih

 625 ml air

 25 gram hati ayam

 50 gram tahu

 1 butir telur

 25 gram wortel, parut

 25 gram daun kangkung yg muda, iris halus

 2 sdm santan matang Cara Membuat Nasi Tim Telur:

 Rebus beras dengan air, hati ayam, dan tahu sambil terus diaduk hingga menjadi bubur

 Masukkan telur, aduk terus hingga telur matang

 Masukkan kangkung dan wortel, masak sampai sayuran matang

 Tambahkan santan. Aduk hingga rata. Angkat 2. Resep Bubur Beras Merah

Bahan:

 100 gr beras merah, rendam, tiriskan, haluskan, dan ayak

 600 kaldu ayam

 5 sdm susu formula 1

 100 gr pepaya matang, haluskan

 5 sdm air jeruk manis

Cara Membuat Bubur Beras Merah:

 Campur tepung beras merah dengan kaldu ayam, aduk rata. Jerang di atas api sambil diaduk hingga matang. Angkat.

 Tambahkan susu formula 1, aduk rata.

(11)

Demikian beberapa variasi resep makanan bayi yang diurutkan berdasarkan usia. Tetapi pada penerapannya, pengurutan tersebut akan lebih berpengaruh dengan selera/ nafsu makan anak. Selain itu pemilihan makanan dengan jenis bubur juga dapat diberikan saat bayi atau balita dalam keadaan sakit. Bagi anak yang berusia di atas 1 tahun dapatkan resep lainnya di variasi makanan balita

BAB PENUTUP

A. Kesimpulan

Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari. Kecukupan zat gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak. Kasus gizi buruk bukanlah jenis penyakit yang datang tiba-tiba begitu saja. Tetapi karena proses yang menahun terus bertumpuk dan menjadi kronik saat mencapai puncaknya. Masalah defisiensi gizi khususnya KKP menjadi perhatian karena berbagai penelitian menunjukan adanya efek jagka panjang tehadap pertumbuhan dan perkembangan otak pada manusia.

B. SARAN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Doflamingo Alifan, 2013.Ketahui Kebutuhan Gizi

Bayi.file:///C:/Users/WIN7/Downloads/ketahui-kebutuhan-gizi-bayi.html (Diakses pada tanggal 21 September 2013)

Kaler, 2011.Makalah Gizi Buruk.http:///C:/Users/WIN7/Downloads/makalah-gizi-buruk.html ( Diakses pada tanggal 19 September 2013)

Lusa, 2013.Prinsip Gizi Seimbang.http:///C:/Users/WIN7/Downloads/Gizi%20Seimbang %20Bagi%20Bayi%20_%20Gizi%20_%20LUSA.htm (Diakses pada tanggal 20 September 2013)

https://www.scribd.com/doc/117047238/Makalah-Nutrisi-Pada-Anak

http://yupianfurba.blogspot.co.id/2016/01/makalah-gizi-pada-bayi-dan-balita.html

http://fitrianiulfahmaria.blogspot.co.id/2013/03/makalah-gizi-seimbang-bagi-balita.html

Referensi

Dokumen terkait

gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh

Hasil penelitian yaitu kebiasaan makan yang terkait dengan status gizi balita berupa pemberian makanan selain ASI pada anak usia <6 bulan meliputi madu, air tajin,

minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna.. memenuhi kebutuhan gizi selain

Metode kasus pada laporan tugas akhir ini adalah studi kasus Asuhan Kebidanan yang diberikan pada Balita Gizi Kurang Dengan Pemberian Makanan Tambahan Berupa

Hasil pengolahan data untuk menentukan status gizi dan kebutuhan kalori harian pada balita berdasarkan indeks antropometri berat badan terhadap usia (BB/U) dan Indeks Massa Tubuh

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara Peran Ibu Dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Status Gizi Balita usia 6 ± 24 bulan di

Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus,

i SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DAN USIA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan