• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI UNTUK PDI-P JATENG AGSTS 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MATERI UNTUK PDI-P JATENG AGSTS 2012"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

IDA BUDHIATI, SH, MH

(2)

CAKUPAN MATERI

1. Sistem Pemilu

2. Tahapan Pemilu

3. Pendaftaran dan Verifkasi Parpol

4. Pemutakhiran Data Pemilih

5. Penataan Daerah Pemilihan

6. Pencalonan

7. Kampanye

8. Penetapan kursi

(3)
(4)

Elemen

Strategis

Pemilu 2009

Pemilu 2014

Daerah Pemilihan DPR : provinsi, kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota DPRD prov : kabupaten/kota atau gabungan kab/kota

DPRD kab/kota : kecamatan atau gabungan kecamatan

DPR : provinsi, kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota DPRD provinsi: kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota DPRD kabupaten/kota :

kecamatan atau gabungan kecamatan

Alokasi Kursi DPR : 3 – 10

DPRD provinsi : 3 – 12

DPRD kabupaten/kota : 3 – 12

DPR : 3 – 10

DPRD provinsi : 3 – 12

DPRD kabupaten/kota : 3 – 12 Metode Pencalonan Parpol ajukan calon paling banyak

120% kursi dengan keterwakilan 30% perempuan per dapil.

Daftar calon disusun berdasarkan nomor urut. Tiap tiga calon, satu perempuan

Parpol ajukan calon paling banyak 100% kursi dengan keterwakilan 30% perempuan per dapil.

Daftar calon disusun

berdasarkan nomor urut. Tiap tiga calon, satu perempuan Metode Pemungutan

Suara

Memilih gambar parpol atau nama calon, atau gambar parpol dan nama calon

Mencoblos nomor atau tanda gambar parpol, dan/atau nama calon

Metode Penetapan Kursi DPR : Tiga tahap

DPRD provinsi : Dua Tahap

DPRD kabupaten/kota : Dua Tahap

DPR : Dua tahap

DPRD provinsi : Dua Tahap DPRD kabupaten/kota : Dua Tahap

Metode Penetapan Calih BPP, bila tidak menembus BPP 30% BPP.

Bila tidak menembus 30% BPP nmr urut

Putusan MK : Suara Terbanyak

(5)

Ambang Batas Parlemen

2009

2014

Parpol harus

memenuhi ambang

batas perolehan

suara 2,5 % dari

suara sah nasional

untuk diikutkan

dalam penetapan

kursi DPR

Parpol harus

memenuhi ambang

batas perolehan

suara 3,5 % dari

suara sah nasional

untuk diikutkan

(6)

Hasil Pemilu 2009

Partai Demokrat : 20,81

%

PDIP

: 14,01 %

Partai Golkar : 14,45 %

PKS

: 7,89 %

PAN

: 6,03 %

PPP

: 5,33 %

PKB

: 4,9 %

(7)
(8)

Tahapan Pemilu 2014 meliputi:

Tahapan persiapan;

Tahapan penyelenggaraan; dan

(9)

TAHAPAN PERSIAPAN

NO

.

KEGIATAN

JADWAL

1

Penataan organisasi

9 Juni s/d 9 Des 2012

2

Pendaftaran pemantau

Agust 2012 s/d Maret

2014

3

Pembentukan Badan

Penyelenggara

 

 

a. PPK dan PPS/PPLN

Nov 2012 s/d Jan 2013

 

b. KPPS/KPPSLN

9 Feb s/d 9 Maret 2014

 

c. Pantarlih

Feb 2013

4

Seleksi Anggota KPU Prov &

KPU Kab/Kota

Jan s/d Des 2013

(10)

TAHAPAN

PENYELENGGARAAN

NO. KEGIATAN JADWAL

1 Perencanaan program & anggaran 9 Juni 2012 s/d 31 Des 2013

2 Penyusunan peraturan KPU 9 Juni 2012 s/d 9 Juni 2013

3 Pendaftaran , verifkasi & penetapan Peserta Pemilu 9 Agust/d 15 Des 2012

  a. Pengundian & penetapan nomor urut 16 s/d 18 Des 2012

  b. Penyelesaian sengketa TUN 17 Des 2012 s/d 21 Feb 2013

4 Pemutakhiran data Pemilih & penyusunan daftar Pemilih 9 Nov 2012 s/d 23 Okt 2013

5 Penataan & penetapan daerah pemilihan 10 Des 2012 s/d 9 Maret 2013

6 Pencalonan anggota DPR, DPD & DPRD 6 April s/d 4 Agust 2013

7 Kampanye Pemilu 17 Des 2012 s/d 5 April 2014

8 Masa Tenang 6 s/d 8 April 2014

9 Pemungutan & penghitungan suara 9 April 2014

10 Rekapitulasi penghitungan suara  

  a. PPS/PPLN 10 s/d 15 April 2014

  b. PPK 13 s/d 17 April 2014

  c. KPU Kabupaten/Kota 19 s/d 21 April 2012

  d. KPU Provinsi 22 s/d 24 April 2014

  e. KPU 26 April s/d 6 Mei 2014

11 Penetapan hasil Pemilu secara nasional 7 s/d 9 Mei 2014

12 Pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, & DPRD  

  a. DPRD Kabupaten/Kota Juli s/d Agust 2014

  b. DPRD Provinsi Agust s/d Sept 2014

(11)

TAHAPAN PENYELESAIAN

NO.

KEGIATAN

JADWAL

1

Perselisihan Hasil Pemilihan Umum

12 s/d 14 Mei 2014

2

Penyusunan laporan

penyelenggaraan

Okt s/d Nov 2014

3

Penyusunan dokumentasi

9 April s/d 31 Agust

2014

4

Pengelolaan arsip

1 Sept 2014 s/d 1 Okt

2019

5

Pembubaran Badan Penyelenggara

Adhoc

9 Juni 2014

(12)

PENDAFTARAN & VERIFIKASI

PARPOL MENJADI PESERTA

(13)

Parpol peserta Pemilu pada Pemilu

terakhir yang memenuhi ambang

batas perolehan suara sah secara

nasional;

Parpol yang tidak memenuhi ambang

batas perolehan suara pada Pemilu

sebelumnya; atau

Partai politik baru yaitu partai politik

yang

belum

pernah

mengikuti

Pemilu.

(14)

SYARAT PARPOL PESERTA PEMILU

Pasal 17 ayat 1 UU No. 8/2012

parpol yang memenuhi PT melengkapi persyaratan:

a. surat keterangan pemenuhan PT & perolehan kursi di DPR/DPRD provinsi/ DPRD kab/kota dari KPU

b. Berita Negara RI sebagai bukti terdaftar sebagai badan hukum; c. keputusan pengurus pusat parpol

tentang pengurus di tingkat provinsi & kab/kota;

d. surat keterangan penyertaan sekurang-kurangnya 30%

keterwakilan perempuan pada

kepengurusan parpol Pusat, Prov & Kab/Kota;

e. surat keterangan tentang kantor & alamat tetap pengurus tingkat pusat, provinsi & kab/kota sampai tahapan terakhir Pemilu;

f. penyertaan nama, lambang & tanda gambar parpol;

g. nomor rekening dana kampanye Pemilu atas nama parpol; dan h. salinan AD/ART parpol.

Pasal 15 UU No. 8/2012 parpol yang

tidak memenuhi PT/parpol baru

melengkapi persyaratan: a. Berita Negara RI sebagai bukti

terdaftar sebagai badan hukum; b. keputusan pengurus pusat parpol

tentang pengurus di tingkat provinsi & kab/kota;

c. surat keterangan penyertaan sekurang-kurangnya 30%

keterwakilan perempuan pada kepengurusan parpol Pusat, Prov? Kab/Kota;

d. bukti keanggotaan

sekurang-kurangnya 1.000 orang atau 1/1.000 dari jumlah penduduk pada

kepengurusan parpol di kab/kota dengan kepemilikan KTA

e. surat keterangan tentang kantor & alamat tetap pengurus tingkat pusat, provinsi & kab/kota sampai tahapan terakhir Pemilu;

f. penyertaan nama, lambang & tanda gambar parpol;

(15)

Pendaftaran

PUSAT pada

KPU

10 Agust – 7 Sept 2012

PARPOL NON PT/PARPOL BARU

Pengurus parpol tingkat cabang menyerahkan daftar

nama anggota & fotokopi KTA kepada

KPU Kab/Kota

• KPU menerima pendaftaran, mencatat dalam register & memberi tanda bukti

pendaftaran

• Parpol dapat melengkapi

(16)

1.Verifkasi Administrasi: penelitian

terhadap

dokumen

tertulis

berkenaan dengan pemenuhan

syarat menjadi peserta Pemilu

2.Verifkasi Faktual: pencocokan &

penelitian terhadap kebenaran

dokumen

tertulis

berkenaan

dengan

pemenuhan

syarat

menjadi peserta Pemilu

(17)

KPU/KPU Prov/KPU

Kab/Kota

Administrasi

Faktual

KPU

Melaksanakan verifkasi

administrasi pemenuhan

syarat parpol menjadi

peserta Pemilu

sebagaimana Pasal 8 ayat

(2) UU No. 8/2012

Melaksanakan verifkasi

faktual kepengurusan,

keterwakilan perempuan &

kantor parpol tingkat pusat

KPU Provinsi

-

Melaksanakan verifkasi

faktual kepengurusan,

keterwakilan perempuan &

kantor parpol tingkat

provinsi

KPU

Kabupaten/Kota

Melaksanakan verifkasi

administrasi daftar

nama parpol & fotokopi

KTA

Menyampaikan hasil

verifkasi pada KPU

melalui KPU Provinsi

Melaksanakan verifkasi

faktual kepengurusan,

keterwakilan perempuan

& kantor parpol tingkat

kab/kota

Melaksanakan verifkasi

faktual keanggotaan

parpol

(18)

ALUR VERIFIKASI

Melaksanakan verifkasi administrasi pemenuhan syarat parpol menjadi peserta Pemilu sebagaimana Pasal 15 & Pasal 17 ayat

(1) UU No. 8/2012

KPU melakukan verifkasi dan menetapkan parpol yang memenuhi syarat administrasi untuk ditindaklanjuti dengan

verifkasi faktual.

KPU

verifkasi administrasi kepada KPU menyampaikan hasil parpol

Parpol memperbaiki syarat administrasi

KPU menyampaikan hasil verifkasi faktual

Parpol

memperbaiki/melengkapi hasil verifkasi faktual

KPU melakukan verifkasi faktual KPU melakukan verifkasi

faktual pengurus, keterw.perempuan & kantor parpol tingkat pusat

KPU menyusun berita acara hasil verifkasi faktual &

rekap nasional

Parpol

memperbaiki/melengkapi hasil verifkasi faktual

KPU Prov melakukan verifkasi faktual KPU Prov melakukan verifkasi faktual pengurus,

keterw.perempuan & kantor parpol tingkat prov

KPU Prov menyusun berita acara hasil verifkasi

faktual

Parpol memperbaiki/melengkapi hasil verifkasi faktual

KPU Kab/Kota melakukan verifkasi faktual KPU Kab/Kota melakukan: ~ verifkasi admin keanggotaan

parpol

~ verifkasi faktual pengurus, keterw.perempuan & kantor parpol tingkat kab/kota

~ verifkasi faktual KTA

KPU Kab/Kota menyusun berita acara hasil verifkasi faktual & menyampaikan pada KPU melalui

KPU Provinsi KPU Prov

menyampaikan hasil verifkasi faktual

(19)

Verifikasi Keanggotaan Parpol

KPU Kab/Kota melakukan verifkasi

faktual dengan metode:

Metode Sensus

digunakan untuk

verifkasi faktual terhadap keanggotaan

Parpol sampai dengan 100 orang.

Metode Sampel Acak Sederhana

digunakan untuk verifkasi faktual

terhadap keanggotaan Parpol lebih dari

100 orang.

KPU Provinsi melakukan supervisi

(20)

Simulasi METODE SENSUS

Parpol menyerahkan syarat keanggotaan sebanyak 100, KPU

Kab/Kota melakukan verifkasi faktual terhadap seluruh

keanggotaan parpol tersebut.

Contoh:

100 orang keanggotaan parpol diverifkasi faktual, terdapat 15

orang tidak memenuhi syarat.

Parpol menyampaikan perbaikan keanggotaan

sekurang-kurangnya 15 orang.

KPU Kab/Kota melakukan verifkasi faktual terhadap

keanggotaan parpol hasil perbaikan.

(21)

Simulasi METODE Sampel

Kasus I

I. Jika Partai Politik menyerahkan 1500 Kartu Tanda Anggota (KTA) di

suatu kabupaten/kota, maka jumlah sampel yang diverifkasi adalah

150 KTA. Setelah diverifkasi terdapat kesalahan sebanyak 25 sampel.

A. Metode Proyeksi:

Populasi : 1.500

Sampel 10% dari Populasi : 150

KTA tidak memenuhi syarat : 25

Syarat minimal KTA : 1.000

Hasil Verifkasi:

Jumlah KTA memenuhi syarat = (Jumlah Sampel – KTA tidak

memenuhi syarat) x 100/10

= (150 – 25) x 100/10

= (125) x 100/10

=

1.250 KTA

B. Kesimpulan: Memenuhi syarat

Proyeksi atas KTA yang valid dari partai politik itu memenuhi bukti

keanggotaan partai politik paling sedikit 1.000 (seribu) orang atau

1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap

(22)

Lanjutan…

II. Kasus II

Jika Partai Politik menyerahkan 1.000 Kartu Tanda Anggota di sebuah

kabupaten/kota dan setelah diverifkasi terdapat kesalahan sebanyak 15

Kartu Tanda Anggota, maka jumlah populasi baru dari partai tersebut

adalah : 

A. Metode Proyeksi:

Populasi : 1.000

Sampel 10% dari Populasi: 100

KTA tidak memenuhi syarat: 15

Syarat minimal KTA: 1.000

Hasil Verifkasi:

Jumlah KTA memenuhi syarat = (Jumlah Sampel – KTA tidak memenuhi

syarat) x

100/10

= (100 – 15) x 100/10

= (85) x 100/10

=

850 KTA

 B. Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat

Proyeksi atas KTA yang valid dari partai politik itu tidak/belum memenuhi

bukti keanggotaan partai politik paling sedikit 1.000 (seribu) orang atau

1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kab/kota.

Jadi, Partai Politik itu harus menyerahkan kembali KTA Perbaikan

(23)

III. Kasus III

Jika partai politik menyerahkan 500 KTA di sebuah kabupaten. Jumlah penduduk di kabupaten itu adalah 400.000 orang. Ketika diverifkasi terdapat kesalahan KTA sebanyak 20.  

A. Metode Proyeksi: Populasi : 500

Sampel 10% dari populasi : 50

KTA yang tidak memenuhi syarat : 20

Syarat minimal keanggotaan di kabupaten: 1.000 atau 400.000 x 1/1000 = 400

Hasil verifkasi:

Jumlah KTA memenuhi syarat = (jumlah sampel – KTA tidak memenuhi syarat) x 100/10

= (50 – 20) x 100/10 = (30) x 10

= 300

B. Kesimpulan: Tidak memenuhi syarat

Proyeksi atas KTA yang valid dari partai politik itu tidak/belum memenuhi bukti keanggotaan partai politik paling sedikit 1.000 (seribu) orang atau 1/1.000

(satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kab/kota. Jadi, partai politik itu harus menyerahkan kembali KTA perbaikan sekurang-kurangnya 1.000

(seribu) atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kab/kota.

(24)

A. Jika Partai Politik menyerahkan 1.500 Kartu Tanda

Anggota (KTA) di suatu kab/kota, maka jumlah sampel

yang diverifkasi adalah 150 KTA. Cara pengambilan 150

sampel adalah sebagai berikut:

1. Dari

list

daftar anggota ditentukan sampel pertama

secara acak yang akan menentukan pengambilan

sampel berikutnya.

2. Untuk menentukan sampel yang akan dicuplik

berikutnya ditentukan berdasarkan interval tertentu

dengan rumus yaitu:

interval sampel = jumlah populasi

jumlah sampel

contoh: interval sampel = 1500 = 10

150

B. Jika pada pencuplikan sampel pertama didapat anggota

pada

list

nomor tertentu (misalnya 17) maka sampel

berikutnya adalah kelipatan dari 10 yaitu nomor 27 dan

seterusnya sampai diperoleh sejumlah 150 sampel.

(25)
(26)

KPU provinsi menentukan jml kursi yg diperoleh setiap

kabupaten/kota dg cara membagi jml penduduk kab/kota dg

kuota setiap kursi DPRD provinsi

KPU kabupaten/kota selanjutnya menentukan jml kursi yg

diperoleh setiap kecamatan dg cara membagi jml penduduk

kecamatan dg kuota setiap kursi DPRD kabupaten/kota.

Bila hasil pembagian ini berupa pecahan, jangan langsung

dibulatkan.

Penetapan kuota kursi DPRD Provinsi dihitung dg cara sbb:

JUMLAH PENDUDUK PROVINSI

KUOTA KURSI DPRD PROV=

(27)

KUOTA KURSI

DPRD PROVINSI

KUOTA KURSI DPRD Provinsi

=

32.114.306

100

(28)

CONTOH

PENETAPAN KUOTA KURSI

DPRD PROV JATENG

DARI KOTA SEMARANG

1.392.739

KUOTA KURSI DPRD JATENG =

=

4,3

DARI KOTA SEMARANG

321.143

KUOTA KURSI DPRD PROVINSI JAWA TENGAH DARI

DAERAH PEMILIHAN KOTA SEMARANG ADALAH 4

(EMPAT) KURSI.

MENGINGAT KOTA SEMARANG BERDIRI SENDIRI

(29)

CONTOH PENETAPAN KUOTA KURSI DPRD

KAB/KOTA

1

KUOTA SETIAP KURSI =

JML PENDUDUK KAB/KOTA

JUMLAH KURSI DPRD

1.050.843

=

50 = 21.017

KAB.

KENDAL

JML PDDK KECAMATAN

PEROLEHAN SETIAP KURSI

KUOTA (21.017)

(30)

Berdasarkan hasil pembagian tsb dlm langkah kedua,

KPU Provinsi menyusun daerah pemilihan anggota DPRD

Provinsi dg ketentuan :

Kab/Kota yg memperoleh antara 3 sampai 12 kursi

ditentukan sebagai suatu daerah pemilihan, sedangkan

Kab/Kota yg tidak mencapai 3 digabung dg Kab/Kota lain

dan bagi Kab/Kota yg memperoleh lebih dari 12 kursi

ditentukan sbg satu daerah pemilihan; dan KPU

Kab/Kota juga melakukan hal yg sama, yaitu menyusun

daerah pemilihan angg DPRD Kab/Kota dg ketentuan:

Kecamatan yg memperoleh antara 3 sampai 12 kursi

dijadikan sbg suatu daerah pemilihan sedangkan

Kecamatan yg memperoleh kurang dari 3 digabung dg

Kecamatan lain dan kecamatan yg memperoleh lebih

dari 12 kursi dijadikan sbg satu daerah pemilihan.

3 > DAPAT MENJADI DP

(31)

10 DAERAH PEMILIHAN

PROVINSI JAWA TENGAH

Yogyakarta

Pemalang Kab Pekalongan Kota Pekalongan

(32)
(33)

TAHUN 2003 KPU MEMBUAT KEBIJAKAN DAERAH

PEMILIHAN BERKISAR ANTARA 6 SAMPAI 12 KURSI

(MENENGAH BESAR) DENGAN ALASAN:

Agar administrasi pengadaan dan distribusi logistik

Pemilu masih dalam batas yang dapat dikelola oleh

KPU.

Pertama

:

Sejalan dengan sistem Pemilu Proporsional, maka

makin besar Daerah Pemilihan, makin tinggi derajat

proporsionalitasnya sehingga menjamin

keterwakilan penduduk.

Kedua

:

Untuk membuka peluang yang lebih luas bagi

perempuan dan kelompok minoritas lainnya dan

bagi partai lama dan baru untuk berkompetisi

mendapatkan kursi di setiap Daerah Pemilihan.

Ketiga

(34)

DP4

Susun

bahan DPS

COKLIT

DPS

Tanggapan

DPS HP

Tanggapan

DPT

Pemilih

tambahan

Pemilih

khusus

(35)

Parpol melakukan penjaringan

balon

Parpol

Susun

daftar balon

Daftar ke

KPU

Verifkasi

Perbaikan

Pengumuma

n kuota

perempuan

DCS

Tanggapan

Klarifkasi

DCT

PENCALONAN

(36)

MASA KAMPANYE

Kampanye dalam bentuk iklan

media cetak dan elektronik serta

rapat umum dilaksanakan selama

21 hari dan berakhir sampai

dengan dimulainya masa tenang

Kampanye dalam bentuk lainnya

dilaksanakan 3 hari setelah

(37)

Pembukuan 3 H

setelah penetapan

sbg peserta

pemilu

Laporan dana

kampanye tiap

tingkat 14 H

sebelum

kampanye

Serahkan KAP paling

lama 15 H setelah

terima laporan dana

kampanye

Audit selama 30 H

Sampaikan hasil

pada peserta

pemilu

Pengumuman

(38)

LEMBAGA PERWAKILA

N

PEMILU 2009 UU PEMILU BARU

DPR 1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada

penghitungan kursi DPR

1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada

penghitungan kursi DPR, DPRD provinsi & DPRD kabupaten/kota

2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh

parpol dikurangi jumlah suara sah parpol peserta pemilu yang tidak memenuhi ambang batas

2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh parpol dikurangi jumlah suara sah parpol yang tidak memenuhi ambang batas

3. Hasil penghitungan angka 2 ditetapkan BPP dengan cara

membagi suara sah kursi pada satu dapil

3. Hasil penghitungan angka 2

ditetapkan BPP dengan cara membagi suara sah dengan jumlah kursi di satu dapil

4. Dalam hal masih terdapat sisa kursi dilakukan penghitungan Tahap II dengan cara membagi sisa kursi

yang belum terbagi pada parpol yang memperoleh suara

sekurang-kurangnya 50% dari BPP

5. Dalam hal masih terdapat sisa kursi dilakukan penghitungan Tahap III dengan cara seluruh sisa suara

parpol dikumpulkan di provinsi untuk menentukan BPP DPR baru di provinsi yang bersangkutan

(39)

LEMBAGA PERWAKILA

N PEMILU 2009 UU PEMILU BARU

DPR D

Provinsi 1. Perolehan kursi parpol peserta Pemilu untuk Anggota DPRD provinsi ditetapkan dengan cara membagi perolehan suara sah yang ditetapkan KPU

provinsi dengan angka BPP DPRD di masing-masing dapil

1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada penghitungan kursi DPR, DPRD Provinsi & DPRD

Kabupaten/Kota

2. Dalam hal masih terdapat sisa kursi, maka perolehan kursi parpol dilakukan dengan membagi sisa kursi

berdasarkan sisa suara terbanyak

2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh parpol dikurangi jumlah suara sah parpol yang tidak memenuhi ambang batas

3. Hasil penghitungan angka 2 ditetapkan BPP dengan cara membagi suara sah dengan jumlah kursi di satu dapil

(40)

LEMBAGA PERWAKI

LAN PEMILU 2009 UU PEMILU BARU

DPRD

kabupaten /kota

1. Perolehan kursi parpol peserta Pemilu untuk Anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan

denagn cara membagi perolehan suara sah yang ditetapkan KPU kabupaten/kota dengan angka BPP DPRD di masing-masing dapil

1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada

penghitungan kursi DPR, DPRD Provinsi & DPRD Kabupaten/Kota

2. Dalam hal masih terdapat sisa kursi, maka perolehan kursi parpol dilakukan dengan

membagi sisa kursi berdasarkan susa suara terbanyak

2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh parpol dikurangi jumlah suara sah parpol yang tidak memenuhi ambang batas

3. Hasil penghitungan angka 2 ditetapkan BPP dengan cara

membagi suara sah dengan jumlah kursi di satu dapil

(41)

NO. PARPOL PEROLEHAN SUARA PERSENTASE

1. PARTAI PADI 3.000 6,38% 2. PARTAI JAGUNG 4.500 9,57% 3. PARTAI UBI 2.000 4,26% 4. PARTAI LABU 7.500 15,96% 5. PARTAI SEMANGKA 1.500 3,19% 6. PARTAI DURIAN 9.000 19,15% 7. PARTAI MANGGIS 8.000 17,02% 8. PARTAI ANGGUR 500 1,06% 9. PARTAI DUKU 10.000 21,28% 10. PARTAI SALAK 1.000 2,13%

JUMLAH 47.000 100%

SIMULASI PENETAPAN KURSI DPRD

KABUPATEN/KOTA

Langkah 1

(42)

Langkah 2

Suara sah seluruh parpol DPRD

Kabupaten/Kota – suara sah parpol

yang tidak memenuhi ambang batas

= 47.000 – 3.000

= 44.000 suara

Langkah 3

= Hasil pengurangan pada

langkah 2

Jumlah kursi di dapil 1 Kab.

Kendal

= 44.000 suara

10 kursi

(43)

NO PARPOL PEROLEHAN SUARA BPP

= 4.400 suara

- 3.000 1 kursi 2. PARTAI

JAGUNG 4.500 1 kursi 100 -3. PARTAI UBI 2.000 - 2.000 -4. PARTAI LABU 7.500 1 kursi 3.100 1 kursi 6. PARTAI

DURIAN 9.000 2 kursi 200 -7. PARTAI

MANGGIS 8.000 1 kursi 3.600 1 kursi 9. PARTAI DUKU 10.000 2 kursi 1.200

-JUMLAH

47.000 7 kursi 13.200 3 kursi

(44)

PENETAPAN CALON TERPILIH

ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI &

DPRD KABUPATEN/KOTA

Calon terpilih ditetapkan berdasarkan

suara terbanyak

Dalam hal terdapat calon memperoleh

suara yang sama, calon terpilih

ditentukan

berdasarkan persebaran perolehan

suara

calon di dapil “yang sama” dengan

memperhatikan keterwakilan

(45)

PENGGANTIAN CALON TERPILIH

Dilakukan bila:

1.Meninggal dunia

2.Mengundurkan diri

3.Tidak lagi memenuhi syarat

4.Melakukan tindak pidana pemilu (politik

uang, pemalsuan dokumen) berdasarkan

putusan pengadilan berkekuatan hukum

tetap

Calon terpilih diganti dengan calon dari

(46)

SENGKETA HUKUM PEMILU

1. Untuk memastikan proses Pemilu

dilaksanakan sesuai peraturan

perundang-undangan;

2. Menjamin hasil Pemilu

(47)

JENIS SENGKETA HUKUM

PEMILU

PEMILU 2009

PEMILU 2014

Pelanggaran pidana

Pemilu

Pidana Pemilu:

1. Pelanggaran

2. Kejahatan

Pelanggaran

administrasi Pemilu

Pelanggaran

administrasi Pemilu

Perselisihan hasil

(48)

PENEGAKAN HUKUM

PEMILU

1. Sengketa Tata Usaha Negara (obyek

sengketa

KPTS

KPU

tentang

penetapan Parpol Peserta Pemilu

atau penetapan DCT)

2. Sengketa

TUN

dapat diajukan

setelah upaya administratif di

Bawaslu telah digunakan

3. Sengketa TUN diajukan di PTUN

(49)

S E K I A N

&

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai pengaruh berbagai jenis pupuk dan penggunaan dekomposer pada pertumbuhan dan produksi padi organik dilakukan karena keingintahuan penulis terhadap

BPJS Ketenagakerjaan sebelumnya bernama Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja), yang dikelola oleh PT Jamsostek (Persero), namun sesuai Undang-Undang Nomor 24

Pada suatu tingkat rendah ada ilmu hitung, aljabar (bagian dari matematika dan perluasan dari ilmu hitung, yang banyak digunakan diberbagai bidang disiplin

Luka yang dialami korban termasuk luka derajat I (luka ringan) karena tidak memerlukan  perawatan khusus serta tidak mengganggu pekerjaan sehingga pelaku dapat dikenai hukuman sesuai

Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Dasar (APS) digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah dasar yang telah bersekolah di semua jenjang

1). Merupakan terusan arteri primer luar kota, melalui atau menuju kawasan primer. 2) Dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 km/jam. 4) Lalu-lintas jarak jauh

Adalah rencana, proses, kebijakan , prosedur dan pengetahuan berdasarkan penggunaan spesifik dan digunakan untuk melakukan organisasi, Seperti artifact, praktik atau pengetahuan