IDA BUDHIATI, SH, MH
CAKUPAN MATERI
1. Sistem Pemilu
2. Tahapan Pemilu
3. Pendaftaran dan Verifkasi Parpol
4. Pemutakhiran Data Pemilih
5. Penataan Daerah Pemilihan
6. Pencalonan
7. Kampanye
8. Penetapan kursi
Elemen
Strategis
Pemilu 2009
Pemilu 2014
Daerah Pemilihan DPR : provinsi, kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota DPRD prov : kabupaten/kota atau gabungan kab/kota
DPRD kab/kota : kecamatan atau gabungan kecamatan
DPR : provinsi, kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota DPRD provinsi: kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota DPRD kabupaten/kota :
kecamatan atau gabungan kecamatan
Alokasi Kursi DPR : 3 – 10
DPRD provinsi : 3 – 12
DPRD kabupaten/kota : 3 – 12
DPR : 3 – 10
DPRD provinsi : 3 – 12
DPRD kabupaten/kota : 3 – 12 Metode Pencalonan Parpol ajukan calon paling banyak
120% kursi dengan keterwakilan 30% perempuan per dapil.
Daftar calon disusun berdasarkan nomor urut. Tiap tiga calon, satu perempuan
Parpol ajukan calon paling banyak 100% kursi dengan keterwakilan 30% perempuan per dapil.
Daftar calon disusun
berdasarkan nomor urut. Tiap tiga calon, satu perempuan Metode Pemungutan
Suara
Memilih gambar parpol atau nama calon, atau gambar parpol dan nama calon
Mencoblos nomor atau tanda gambar parpol, dan/atau nama calon
Metode Penetapan Kursi DPR : Tiga tahap
DPRD provinsi : Dua Tahap
DPRD kabupaten/kota : Dua Tahap
DPR : Dua tahap
DPRD provinsi : Dua Tahap DPRD kabupaten/kota : Dua Tahap
Metode Penetapan Calih BPP, bila tidak menembus BPP 30% BPP.
Bila tidak menembus 30% BPP nmr urut
Putusan MK : Suara Terbanyak
Ambang Batas Parlemen
2009
2014
Parpol harus
memenuhi ambang
batas perolehan
suara 2,5 % dari
suara sah nasional
untuk diikutkan
dalam penetapan
kursi DPR
Parpol harus
memenuhi ambang
batas perolehan
suara 3,5 % dari
suara sah nasional
untuk diikutkan
Hasil Pemilu 2009
•
Partai Demokrat : 20,81
%
•
PDIP
: 14,01 %
•
Partai Golkar : 14,45 %
•
PKS
: 7,89 %
•
PAN
: 6,03 %
•
PPP
: 5,33 %
•
PKB
: 4,9 %
Tahapan Pemilu 2014 meliputi:
Tahapan persiapan;
Tahapan penyelenggaraan; dan
TAHAPAN PERSIAPAN
NO
.
KEGIATAN
JADWAL
1
Penataan organisasi
9 Juni s/d 9 Des 2012
2
Pendaftaran pemantau
Agust 2012 s/d Maret
2014
3
Pembentukan Badan
Penyelenggara
a. PPK dan PPS/PPLN
Nov 2012 s/d Jan 2013
b. KPPS/KPPSLN
9 Feb s/d 9 Maret 2014
c. Pantarlih
Feb 2013
4
Seleksi Anggota KPU Prov &
KPU Kab/Kota
Jan s/d Des 2013
TAHAPAN
PENYELENGGARAAN
NO. KEGIATAN JADWAL
1 Perencanaan program & anggaran 9 Juni 2012 s/d 31 Des 2013
2 Penyusunan peraturan KPU 9 Juni 2012 s/d 9 Juni 2013
3 Pendaftaran , verifkasi & penetapan Peserta Pemilu 9 Agust/d 15 Des 2012
a. Pengundian & penetapan nomor urut 16 s/d 18 Des 2012
b. Penyelesaian sengketa TUN 17 Des 2012 s/d 21 Feb 2013
4 Pemutakhiran data Pemilih & penyusunan daftar Pemilih 9 Nov 2012 s/d 23 Okt 2013
5 Penataan & penetapan daerah pemilihan 10 Des 2012 s/d 9 Maret 2013
6 Pencalonan anggota DPR, DPD & DPRD 6 April s/d 4 Agust 2013
7 Kampanye Pemilu 17 Des 2012 s/d 5 April 2014
8 Masa Tenang 6 s/d 8 April 2014
9 Pemungutan & penghitungan suara 9 April 2014
10 Rekapitulasi penghitungan suara
a. PPS/PPLN 10 s/d 15 April 2014
b. PPK 13 s/d 17 April 2014
c. KPU Kabupaten/Kota 19 s/d 21 April 2012
d. KPU Provinsi 22 s/d 24 April 2014
e. KPU 26 April s/d 6 Mei 2014
11 Penetapan hasil Pemilu secara nasional 7 s/d 9 Mei 2014
12 Pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, & DPRD
a. DPRD Kabupaten/Kota Juli s/d Agust 2014
b. DPRD Provinsi Agust s/d Sept 2014
TAHAPAN PENYELESAIAN
NO.
KEGIATAN
JADWAL
1
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum
12 s/d 14 Mei 2014
2
Penyusunan laporan
penyelenggaraan
Okt s/d Nov 2014
3
Penyusunan dokumentasi
9 April s/d 31 Agust
2014
4
Pengelolaan arsip
1 Sept 2014 s/d 1 Okt
2019
5
Pembubaran Badan Penyelenggara
Adhoc
9 Juni 2014
PENDAFTARAN & VERIFIKASI
PARPOL MENJADI PESERTA
•
Parpol peserta Pemilu pada Pemilu
terakhir yang memenuhi ambang
batas perolehan suara sah secara
nasional;
•
Parpol yang tidak memenuhi ambang
batas perolehan suara pada Pemilu
sebelumnya; atau
•
Partai politik baru yaitu partai politik
yang
belum
pernah
mengikuti
Pemilu.
SYARAT PARPOL PESERTA PEMILU
Pasal 17 ayat 1 UU No. 8/2012
parpol yang memenuhi PT melengkapi persyaratan:
a. surat keterangan pemenuhan PT & perolehan kursi di DPR/DPRD provinsi/ DPRD kab/kota dari KPU
b. Berita Negara RI sebagai bukti terdaftar sebagai badan hukum; c. keputusan pengurus pusat parpol
tentang pengurus di tingkat provinsi & kab/kota;
d. surat keterangan penyertaan sekurang-kurangnya 30%
keterwakilan perempuan pada
kepengurusan parpol Pusat, Prov & Kab/Kota;
e. surat keterangan tentang kantor & alamat tetap pengurus tingkat pusat, provinsi & kab/kota sampai tahapan terakhir Pemilu;
f. penyertaan nama, lambang & tanda gambar parpol;
g. nomor rekening dana kampanye Pemilu atas nama parpol; dan h. salinan AD/ART parpol.
Pasal 15 UU No. 8/2012 parpol yang
tidak memenuhi PT/parpol baru
melengkapi persyaratan: a. Berita Negara RI sebagai bukti
terdaftar sebagai badan hukum; b. keputusan pengurus pusat parpol
tentang pengurus di tingkat provinsi & kab/kota;
c. surat keterangan penyertaan sekurang-kurangnya 30%
keterwakilan perempuan pada kepengurusan parpol Pusat, Prov? Kab/Kota;
d. bukti keanggotaan
sekurang-kurangnya 1.000 orang atau 1/1.000 dari jumlah penduduk pada
kepengurusan parpol di kab/kota dengan kepemilikan KTA
e. surat keterangan tentang kantor & alamat tetap pengurus tingkat pusat, provinsi & kab/kota sampai tahapan terakhir Pemilu;
f. penyertaan nama, lambang & tanda gambar parpol;
Pendaftaran
PUSAT padaKPU
10 Agust – 7 Sept 2012
PARPOL NON PT/PARPOL BARU
Pengurus parpol tingkat cabang menyerahkan daftar
nama anggota & fotokopi KTA kepada
KPU Kab/Kota
• KPU menerima pendaftaran, mencatat dalam register & memberi tanda bukti
pendaftaran
• Parpol dapat melengkapi
1.Verifkasi Administrasi: penelitian
terhadap
dokumen
tertulis
berkenaan dengan pemenuhan
syarat menjadi peserta Pemilu
2.Verifkasi Faktual: pencocokan &
penelitian terhadap kebenaran
dokumen
tertulis
berkenaan
dengan
pemenuhan
syarat
menjadi peserta Pemilu
KPU/KPU Prov/KPU
Kab/Kota
Administrasi
Faktual
KPU
Melaksanakan verifkasi
administrasi pemenuhan
syarat parpol menjadi
peserta Pemilu
sebagaimana Pasal 8 ayat
(2) UU No. 8/2012
Melaksanakan verifkasi
faktual kepengurusan,
keterwakilan perempuan &
kantor parpol tingkat pusat
KPU Provinsi
-
Melaksanakan verifkasi
faktual kepengurusan,
keterwakilan perempuan &
kantor parpol tingkat
provinsi
KPU
Kabupaten/Kota
•
Melaksanakan verifkasi
administrasi daftar
nama parpol & fotokopi
KTA
•
Menyampaikan hasil
verifkasi pada KPU
melalui KPU Provinsi
•
Melaksanakan verifkasi
faktual kepengurusan,
keterwakilan perempuan
& kantor parpol tingkat
kab/kota
•
Melaksanakan verifkasi
faktual keanggotaan
parpol
ALUR VERIFIKASI
Melaksanakan verifkasi administrasi pemenuhan syarat parpol menjadi peserta Pemilu sebagaimana Pasal 15 & Pasal 17 ayat
(1) UU No. 8/2012
KPU melakukan verifkasi dan menetapkan parpol yang memenuhi syarat administrasi untuk ditindaklanjuti dengan
verifkasi faktual.
KPU
verifkasi administrasi kepada KPU menyampaikan hasil parpolParpol memperbaiki syarat administrasi
KPU menyampaikan hasil verifkasi faktual
Parpol
memperbaiki/melengkapi hasil verifkasi faktual
KPU melakukan verifkasi faktual KPU melakukan verifkasi
faktual pengurus, keterw.perempuan & kantor parpol tingkat pusat
KPU menyusun berita acara hasil verifkasi faktual &
rekap nasional
Parpol
memperbaiki/melengkapi hasil verifkasi faktual
KPU Prov melakukan verifkasi faktual KPU Prov melakukan verifkasi faktual pengurus,
keterw.perempuan & kantor parpol tingkat prov
KPU Prov menyusun berita acara hasil verifkasi
faktual
Parpol memperbaiki/melengkapi hasil verifkasi faktual
KPU Kab/Kota melakukan verifkasi faktual KPU Kab/Kota melakukan: ~ verifkasi admin keanggotaan
parpol
~ verifkasi faktual pengurus, keterw.perempuan & kantor parpol tingkat kab/kota
~ verifkasi faktual KTA
KPU Kab/Kota menyusun berita acara hasil verifkasi faktual & menyampaikan pada KPU melalui
KPU Provinsi KPU Prov
menyampaikan hasil verifkasi faktual
Verifikasi Keanggotaan Parpol
KPU Kab/Kota melakukan verifkasi
faktual dengan metode:
Metode Sensus
digunakan untuk
verifkasi faktual terhadap keanggotaan
Parpol sampai dengan 100 orang.
Metode Sampel Acak Sederhana
digunakan untuk verifkasi faktual
terhadap keanggotaan Parpol lebih dari
100 orang.
KPU Provinsi melakukan supervisi
Simulasi METODE SENSUS
Parpol menyerahkan syarat keanggotaan sebanyak 100, KPU
Kab/Kota melakukan verifkasi faktual terhadap seluruh
keanggotaan parpol tersebut.
Contoh:
100 orang keanggotaan parpol diverifkasi faktual, terdapat 15
orang tidak memenuhi syarat.
Parpol menyampaikan perbaikan keanggotaan
sekurang-kurangnya 15 orang.
KPU Kab/Kota melakukan verifkasi faktual terhadap
keanggotaan parpol hasil perbaikan.
Simulasi METODE Sampel
Kasus I
I. Jika Partai Politik menyerahkan 1500 Kartu Tanda Anggota (KTA) di
suatu kabupaten/kota, maka jumlah sampel yang diverifkasi adalah
150 KTA. Setelah diverifkasi terdapat kesalahan sebanyak 25 sampel.
A. Metode Proyeksi:
Populasi : 1.500
Sampel 10% dari Populasi : 150
KTA tidak memenuhi syarat : 25
Syarat minimal KTA : 1.000
Hasil Verifkasi:
Jumlah KTA memenuhi syarat = (Jumlah Sampel – KTA tidak
memenuhi syarat) x 100/10
= (150 – 25) x 100/10
= (125) x 100/10
=
1.250 KTA
B. Kesimpulan: Memenuhi syarat
Proyeksi atas KTA yang valid dari partai politik itu memenuhi bukti
keanggotaan partai politik paling sedikit 1.000 (seribu) orang atau
1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap
Lanjutan…
II. Kasus II
Jika Partai Politik menyerahkan 1.000 Kartu Tanda Anggota di sebuah
kabupaten/kota dan setelah diverifkasi terdapat kesalahan sebanyak 15
Kartu Tanda Anggota, maka jumlah populasi baru dari partai tersebut
adalah :
A. Metode Proyeksi:
Populasi : 1.000
Sampel 10% dari Populasi: 100
KTA tidak memenuhi syarat: 15
Syarat minimal KTA: 1.000
Hasil Verifkasi:
Jumlah KTA memenuhi syarat = (Jumlah Sampel – KTA tidak memenuhi
syarat) x
100/10
= (100 – 15) x 100/10
= (85) x 100/10
=
850 KTA
B. Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat
Proyeksi atas KTA yang valid dari partai politik itu tidak/belum memenuhi
bukti keanggotaan partai politik paling sedikit 1.000 (seribu) orang atau
1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kab/kota.
Jadi, Partai Politik itu harus menyerahkan kembali KTA Perbaikan
III. Kasus III
Jika partai politik menyerahkan 500 KTA di sebuah kabupaten. Jumlah penduduk di kabupaten itu adalah 400.000 orang. Ketika diverifkasi terdapat kesalahan KTA sebanyak 20.
A. Metode Proyeksi: Populasi : 500
Sampel 10% dari populasi : 50
KTA yang tidak memenuhi syarat : 20
Syarat minimal keanggotaan di kabupaten: 1.000 atau 400.000 x 1/1000 = 400
Hasil verifkasi:
Jumlah KTA memenuhi syarat = (jumlah sampel – KTA tidak memenuhi syarat) x 100/10
= (50 – 20) x 100/10 = (30) x 10
= 300
B. Kesimpulan: Tidak memenuhi syarat
Proyeksi atas KTA yang valid dari partai politik itu tidak/belum memenuhi bukti keanggotaan partai politik paling sedikit 1.000 (seribu) orang atau 1/1.000
(satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kab/kota. Jadi, partai politik itu harus menyerahkan kembali KTA perbaikan sekurang-kurangnya 1.000
(seribu) atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kab/kota.
A. Jika Partai Politik menyerahkan 1.500 Kartu Tanda
Anggota (KTA) di suatu kab/kota, maka jumlah sampel
yang diverifkasi adalah 150 KTA. Cara pengambilan 150
sampel adalah sebagai berikut:
1. Dari
list
daftar anggota ditentukan sampel pertama
secara acak yang akan menentukan pengambilan
sampel berikutnya.
2. Untuk menentukan sampel yang akan dicuplik
berikutnya ditentukan berdasarkan interval tertentu
dengan rumus yaitu:
interval sampel = jumlah populasi
jumlah sampel
contoh: interval sampel = 1500 = 10
150
B. Jika pada pencuplikan sampel pertama didapat anggota
pada
list
nomor tertentu (misalnya 17) maka sampel
berikutnya adalah kelipatan dari 10 yaitu nomor 27 dan
seterusnya sampai diperoleh sejumlah 150 sampel.
KPU provinsi menentukan jml kursi yg diperoleh setiap
kabupaten/kota dg cara membagi jml penduduk kab/kota dg
kuota setiap kursi DPRD provinsi
KPU kabupaten/kota selanjutnya menentukan jml kursi yg
diperoleh setiap kecamatan dg cara membagi jml penduduk
kecamatan dg kuota setiap kursi DPRD kabupaten/kota.
Bila hasil pembagian ini berupa pecahan, jangan langsung
dibulatkan.
Penetapan kuota kursi DPRD Provinsi dihitung dg cara sbb:
JUMLAH PENDUDUK PROVINSI
KUOTA KURSI DPRD PROV=
KUOTA KURSI
DPRD PROVINSI
KUOTA KURSI DPRD Provinsi
=
32.114.306100
CONTOH
PENETAPAN KUOTA KURSI
DPRD PROV JATENG
DARI KOTA SEMARANG
1.392.739
KUOTA KURSI DPRD JATENG =
=
4,3
DARI KOTA SEMARANG
321.143
KUOTA KURSI DPRD PROVINSI JAWA TENGAH DARI
DAERAH PEMILIHAN KOTA SEMARANG ADALAH 4
(EMPAT) KURSI.
MENGINGAT KOTA SEMARANG BERDIRI SENDIRI
CONTOH PENETAPAN KUOTA KURSI DPRD
KAB/KOTA
1
KUOTA SETIAP KURSI =
JML PENDUDUK KAB/KOTA
JUMLAH KURSI DPRD
1.050.843
=
50 = 21.017
KAB.
KENDAL
JML PDDK KECAMATAN
PEROLEHAN SETIAP KURSI
KUOTA (21.017)
Berdasarkan hasil pembagian tsb dlm langkah kedua,
KPU Provinsi menyusun daerah pemilihan anggota DPRD
Provinsi dg ketentuan :
Kab/Kota yg memperoleh antara 3 sampai 12 kursi
ditentukan sebagai suatu daerah pemilihan, sedangkan
Kab/Kota yg tidak mencapai 3 digabung dg Kab/Kota lain
dan bagi Kab/Kota yg memperoleh lebih dari 12 kursi
ditentukan sbg satu daerah pemilihan; dan KPU
Kab/Kota juga melakukan hal yg sama, yaitu menyusun
daerah pemilihan angg DPRD Kab/Kota dg ketentuan:
Kecamatan yg memperoleh antara 3 sampai 12 kursi
dijadikan sbg suatu daerah pemilihan sedangkan
Kecamatan yg memperoleh kurang dari 3 digabung dg
Kecamatan lain dan kecamatan yg memperoleh lebih
dari 12 kursi dijadikan sbg satu daerah pemilihan.
3 > DAPAT MENJADI DP
10 DAERAH PEMILIHAN
PROVINSI JAWA TENGAH
Yogyakarta
Pemalang Kab Pekalongan Kota Pekalongan
TAHUN 2003 KPU MEMBUAT KEBIJAKAN DAERAH
PEMILIHAN BERKISAR ANTARA 6 SAMPAI 12 KURSI
(MENENGAH BESAR) DENGAN ALASAN:
Agar administrasi pengadaan dan distribusi logistik
Pemilu masih dalam batas yang dapat dikelola oleh
KPU.
Pertama
:
Sejalan dengan sistem Pemilu Proporsional, maka
makin besar Daerah Pemilihan, makin tinggi derajat
proporsionalitasnya sehingga menjamin
keterwakilan penduduk.
Kedua
:
Untuk membuka peluang yang lebih luas bagi
perempuan dan kelompok minoritas lainnya dan
bagi partai lama dan baru untuk berkompetisi
mendapatkan kursi di setiap Daerah Pemilihan.
Ketiga
DP4
Susun
bahan DPS
COKLIT
DPS
Tanggapan
DPS HP
Tanggapan
DPT
Pemilih
tambahan
Pemilih
khusus
Parpol melakukan penjaringan
balon
Parpol
Susun
daftar balon
Daftar ke
KPU
Verifkasi
Perbaikan
Pengumuma
n kuota
perempuan
DCS
Tanggapan
Klarifkasi
DCT
PENCALONAN
MASA KAMPANYE
•
Kampanye dalam bentuk iklan
media cetak dan elektronik serta
rapat umum dilaksanakan selama
21 hari dan berakhir sampai
dengan dimulainya masa tenang
•
Kampanye dalam bentuk lainnya
dilaksanakan 3 hari setelah
Pembukuan 3 H
setelah penetapan
sbg peserta
pemilu
Laporan dana
kampanye tiap
tingkat 14 H
sebelum
kampanye
Serahkan KAP paling
lama 15 H setelah
terima laporan dana
kampanye
Audit selama 30 H
Sampaikan hasil
pada peserta
pemilu
Pengumuman
LEMBAGA PERWAKILA
N
PEMILU 2009 UU PEMILU BARU
DPR 1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada
penghitungan kursi DPR
1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada
penghitungan kursi DPR, DPRD provinsi & DPRD kabupaten/kota
2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh
parpol dikurangi jumlah suara sah parpol peserta pemilu yang tidak memenuhi ambang batas
2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh parpol dikurangi jumlah suara sah parpol yang tidak memenuhi ambang batas
3. Hasil penghitungan angka 2 ditetapkan BPP dengan cara
membagi suara sah kursi pada satu dapil
3. Hasil penghitungan angka 2
ditetapkan BPP dengan cara membagi suara sah dengan jumlah kursi di satu dapil
4. Dalam hal masih terdapat sisa kursi dilakukan penghitungan Tahap II dengan cara membagi sisa kursi
yang belum terbagi pada parpol yang memperoleh suara
sekurang-kurangnya 50% dari BPP
5. Dalam hal masih terdapat sisa kursi dilakukan penghitungan Tahap III dengan cara seluruh sisa suara
parpol dikumpulkan di provinsi untuk menentukan BPP DPR baru di provinsi yang bersangkutan
LEMBAGA PERWAKILA
N PEMILU 2009 UU PEMILU BARU
DPR D
Provinsi 1. Perolehan kursi parpol peserta Pemilu untuk Anggota DPRD provinsi ditetapkan dengan cara membagi perolehan suara sah yang ditetapkan KPU
provinsi dengan angka BPP DPRD di masing-masing dapil
1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada penghitungan kursi DPR, DPRD Provinsi & DPRD
Kabupaten/Kota
2. Dalam hal masih terdapat sisa kursi, maka perolehan kursi parpol dilakukan dengan membagi sisa kursi
berdasarkan sisa suara terbanyak
2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh parpol dikurangi jumlah suara sah parpol yang tidak memenuhi ambang batas
3. Hasil penghitungan angka 2 ditetapkan BPP dengan cara membagi suara sah dengan jumlah kursi di satu dapil
LEMBAGA PERWAKI
LAN PEMILU 2009 UU PEMILU BARU
DPRD
kabupaten /kota
1. Perolehan kursi parpol peserta Pemilu untuk Anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan
denagn cara membagi perolehan suara sah yang ditetapkan KPU kabupaten/kota dengan angka BPP DPRD di masing-masing dapil
1. Parpol tidak penuhi ambang batas tidak diikutsertakan pada
penghitungan kursi DPR, DPRD Provinsi & DPRD Kabupaten/Kota
2. Dalam hal masih terdapat sisa kursi, maka perolehan kursi parpol dilakukan dengan
membagi sisa kursi berdasarkan susa suara terbanyak
2. Penghitungan kursi DPR di satu dapil adalah jumlah suara sah seluruh parpol dikurangi jumlah suara sah parpol yang tidak memenuhi ambang batas
3. Hasil penghitungan angka 2 ditetapkan BPP dengan cara
membagi suara sah dengan jumlah kursi di satu dapil
NO. PARPOL PEROLEHAN SUARA PERSENTASE
1. PARTAI PADI 3.000 6,38% 2. PARTAI JAGUNG 4.500 9,57% 3. PARTAI UBI 2.000 4,26% 4. PARTAI LABU 7.500 15,96% 5. PARTAI SEMANGKA 1.500 3,19% 6. PARTAI DURIAN 9.000 19,15% 7. PARTAI MANGGIS 8.000 17,02% 8. PARTAI ANGGUR 500 1,06% 9. PARTAI DUKU 10.000 21,28% 10. PARTAI SALAK 1.000 2,13%
JUMLAH 47.000 100%
SIMULASI PENETAPAN KURSI DPRD
KABUPATEN/KOTA
Langkah 1
Langkah 2
Suara sah seluruh parpol DPRD
Kabupaten/Kota – suara sah parpol
yang tidak memenuhi ambang batas
= 47.000 – 3.000
= 44.000 suara
Langkah 3
= Hasil pengurangan pada
langkah 2
Jumlah kursi di dapil 1 Kab.
Kendal
= 44.000 suara
10 kursi
NO PARPOL PEROLEHAN SUARA BPP
= 4.400 suara
- 3.000 1 kursi 2. PARTAI
JAGUNG 4.500 1 kursi 100 -3. PARTAI UBI 2.000 - 2.000 -4. PARTAI LABU 7.500 1 kursi 3.100 1 kursi 6. PARTAI
DURIAN 9.000 2 kursi 200 -7. PARTAI
MANGGIS 8.000 1 kursi 3.600 1 kursi 9. PARTAI DUKU 10.000 2 kursi 1.200
-JUMLAH
47.000 7 kursi 13.200 3 kursi