TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mahasiswa mampu memahami terminologi ilmu saraf,
struktur-struktur makroskopik dan mikroskopik dan fungsi masing-masing komponen sistim saraf termasuk organisasi hubungan utamanya, korelasi struktur dengan fungsi termasuk perilaku, efek utama dari lesi terhadap area penting secara
klinis dan jalur syaraf.
Mahasiswa mampu memahami patofisiologi sistem saraf
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Mahasiswa mampu memahami penyebab patologi
sistem saraf pusat dan tepi dan implikasi sensorik dan motorik
• Proses patologi akibat degeneratif • Proses patologi akibat infeksi
• Proses patologi akibat traumatik • Proses patologi akibat genetik
2. Mampu memahami mengenal penyakit gangguan
saraf berdasarkan :
Gangguan fisiologis saraf
Kelemahan dan kelainan
Neuromuskular
Kelemahan : kekuatan normal tidak dapat
dihasilkan oleh otot
Dapat disertai respons motorik abnormal lain.
Kekuatan gerak = kombinasi tulang, otot,
Sistem Gerak Tulang – Otot
(Bone-muscle lever system)
Keluhan kelemahan dapat berupa
Kelemahan otot
kehilangan keseimbangan
kehilangan sensasi posisi sendi
rigiditas otot
gangguan sensibilitas lain
Asthenia
Keluhan letih dan lemah menyeluruh tanpa disertai gejala lain
E: Anemia, gangguan curah jantung, keganasan, infeksi Peny sistemik kronik, peny endokrin: thyroid, ggn mtbl KH:
Hipoglikemia: peny hati, peny endokrin, peny hormonal
Ggn psikis: ringan – depresi + gejala ansietas/histeria
Paralisis atau paresis
Kelemahan otot akibat
ggn sistem motorik (sel korteks motorik – srbt otot)
UMN
Lesi saraf terdiri dari
Lesi “upper motor neuron” (UMN)
Lesi pada korteks area 4 dan 6 atau projeksinya
Lesi “lower motor neuron” (LMN)
Lesi pada motor neuron kornu anterior atau dalam perjalanan
Lesi UMN
Lokasi lesi: korteks, kapsula interna,
pedunkulus, batang otak, med spinalis
Gejala:
Kelemahan
Refleks regang(rr) tonik dan/atau rr fasik/
Umumnya ditemukan refleks patologis
(Babinski)
-Fungsi UMN
al: memulai gerak volunter dengan
interupsi refleks berdiri (kontraksi otot anti g).
Lesi UMN – terjadi distribusi kelemahan:
Tungkai atas – abduktor > adduktor, ekstensor
>fleksor
(Lesi progresif sebelum kelemahan) gerak trampil otot distal > proksimal
Hemiplegia (umum pada lesi otak)
Kelemahan kontralateral lesi
Kelemahan sesisi bisa pada lesi Med spin
(jarang)
Paraplegia dan quadriplegia
Umumnya pada lesi Med spin, termasuk
defisiensi vit B12
Lesi kompresi parasagital (tumor, fraktur
kompresi)
Lesi “Lower Motor Neuron” (LMN)
Lokasi lesi: “cell body” = badan sel alpha, radiks
anterior/pleksus,
Akson saraf, sambungan otot saraf
Terjadi paralisis flaksid (hipotoni) Refleks tendo menghilang
Atrofi otot +, bila prog. curiga kompresi
Keadaan denervasi – fasikulasi/fibrilasi (terlihat pd lidah) Umumnya distal > proksimal (proks >> gangguan pada
Lesi saraf perifer
Dibedakan dengan lesi segmental karena
kompresi
Contoh: Lesi ulnar tanpa abductor policis brevis/oponen pollicis
Atrofi abd poll brevis ~komp saraf medianus (Sindr carpal tunnel)
Kelemahan akibat histeri
Pasien berpura-pura lumpuh
Umumnya pola kelumpuhan „aneh“
Kontraksi otot antagonis bila otot agonis dites
Hilangnya tekanan kontra (“Hoover sign”)
Paralisis sejenak („transient“)
Dapat ~ odema otak berulang (Sklerosis
multipel)
Insufisiensi vetebrobasiler sementara
Serangan epilepsi (petit mal, myoclonus)
Catapleksi. Kelemahan sesudah ekspresi
Kelainan neuromuscular
Neuron : Badan sel = kornu ant med spin
Fungsi badan sel dan nukleus: pertumbuhan,
regenerasi
Akson, distal bercabang/berhub dg serabut otot
Aksoplasmik transport: as. Amino, polypeptida, NT
dlm mikrotubul
Transport retrograde: Ach, virus HS/polio, toksin
tetanus, marker
Akson: bermielin dan tidak bermielin (sel Scwann dg
Konduksi impuls
Merupakan impuls listrik, peran Na/K >>,
potensial istirahat 70mV (-70mV)
Impuls – depolarisasi – menjalar
Konduksi diukur dg menilai (KHST) dan aksi
Hubungan LMN - Otot
Kelainan pada sel kornu anterior
dan radiks ant
e.: virus polio, sindr ASA, trauma/tu, Syringomielia, deg=ALS
radiks ant: lesi diskus, tu spinal, trauma,
infeksi
Kelemahan dan atrofi dg distribusi segmental
Fasikulasi menyeluruh, EMG : ada fibrilasi
Neuropati perifer
Serabut saraf perifer = gab sensori dan motorik
g.: motorik kelemahan otot distal ( kesukaran naik
tangga, cara jalan spt ayam, kelemahan genggaman tangan
sensibel: baal, semutan ditusuk jarum dapat pola
sarung tangan
cek dengan diskriminasi 2 ttk.
Ggn sensorik lebih jelas pada distal, R/ tt ankle
Gangguan otonomik: kekeringan kulit, diare,
Patofisiologi ggn saraf perifer
Ggn pemb darah – a nutrient kecil tersumbat – infark
saraf perifer
Contoh: Diabetes Mellitus, Intoksikasi Pb–
Demielinisasi segmental
Kompresi sebag saraf – Carpal tunnel – ggn motorik
dan sensibel
Tipe ggn saraf;
Neuropraks
Aksonotmesis – deg Waller
Neurotmesis – deg Waller, sprouting – “air mata
Celah neuro-muskular
Istirahat: Ach lepas secara spontan –
depolarisasi parsial otot
Rgs karena impuls, Ach lepas dlm jumlah
besar – depolarisasi
Terjadi aksi potensial otot
Ach – Choline-esterase ~ resintesis pada
Gangguan pada celah
neuro-muskular
Miasthenia gravis: keluhan capek ssd kontraksi
otot – istirahat membaik
Umumnya: otot okular, facial, bulbar dan
tungkai proksimal
g.: penglihatan dobel, susah bicara, susah
menelan/mengunyah, ptosis
EMG : fr normal tapi amplitudo mengecil
Abnormalitas pada reseptor post sinaptik ~ peny
Sindroma Miastenik
Sindroma Miastenik = Sindroma
Eaton-Lambert
Kelemahan ttt padab otot “girdle” tungkai.
Umumya ~ Ca paru
Otot: Struktur dan Faal kontraksi
Otot dibungkus sarkolemma terdiri dari
myofibril
Myofibril tdd alat kontraksi: filament aktin
(tebal) dan myosin (tipis)
Penyakit otot
Umumnya lebih mengenai otot proksimal tungkai dg
saraf intak
g.: Tonus otot dan Reflek tendo – sejalan dg
kelemahan otot
Umumnya tidak ada ggn sensibel
Muscular distrofi: genetik dan progresif, mulai
proksimal tungkai
Myotonia: Kegagalan releksasi sesudah kontraksi
otot
Tangan menggenggam susah relaks. Kelemahan
Miopati sekunder
Umumnya e. kelaianan endokrin dan
metabolic.
Contoh: Thyrotoksikosis, Ca, ggn Potasium,
Hipokalemia
Miopati membaik bila penyakit yang
GEJALA TERKAIT LOKASI LESI OTAK.
Area precentral
Girus precentralis
Lobus parietal superficialis
Gyrus angularis Area Broca
Gyrus temporalis superior
Hilangnya kebijakan, gagal memori, perilaku tdk tepat, apatis, pehatian rendah, mudah menarik diri, fenomen melepaskan diri,
Seizure sebagaian motor – jacksonian’s – general dan hemiparesis
Seizure sebagian sensorik, hilang sensasi kortikal termasuk two point discrimination, lokalisasi taktil,, stereognosis dam graphism
Agraphia, acalculia, allochiria (bingung ka-ki) Dysphasia motoric
Midbrain
Cerebellar hemisphere Pons
Permuk. medial lobus frontalis
Hydrocephalus dini, pupil abnormal; bila N.III kena ptosis, external strabismus, diplopia; gejala cerebellar ipsilateral; hemiparersis kontralateral, parkinsonian’s. Cerebelar ataxia ipsilat dgn hipotonia, dysmetria, intesion tremor, dan nistagmus kesisi lesi.
N. VI: diplopia, internal strabismus, N. VII. Facial paralisis ipsilatral, hemiparesis kontra lat, hilang hemisensorik kontra lat, cerebellar ataxia ipsi lat. Gait gait, inkontinensia uri.
Apraxia dan agraphia kidal, siezure tonik/klonik
Thalamic pain kontra lat, hilang hemisensorik kontra lat Partial komplex seizure, upperquadrantaopsia
kontralat homonim.
Lobus parietal
Autotopagnosia, anosognosia, quadrananopsia bawah kontra lat homonim.
Paroxysmal head ache, hydocephalus.
Hydocephalus, Cerebelar ataxia progresif, hemi/quadrioaresis spastik progresif.
Tuli, tinnitus, Cerebelar ataxia, nyeri – lemah facial, dysphadia, dysarthria.
Bitemporal hemianopsia, atrophy opticus Agal visual satu mata, atrophy opticus
Partial komplex seizure dgn halusinasi olfactorius Choreoethetosis kontralateral, dystonia kontralateral Hemiplegia kontralat, hilang hemisensory, dan
hemianopsia homonim.
Partial seizure dgn fenomena visual, hemianopsia homoni
GAMBARAN UMUM LOKASI STROKE.
H.P.: - Wajah (UMNL)
- Lengan dan tungkai kontralat
Gang tingkat kesadaran, defisit medan visual, dysphasia (hemisfer dominan) Tanpa dysphasia, jarang defisit visual. N. III palsy kontralat.
Lesi hemisfer kontralat Lesi capsulainterna kont Lesi midbrain kontralat
HP: Wajah ipsilat (LMNL)
Lengan dan
tungkai kontralat
Kelemahan otot wajah sisi belawanan dg hemiplegi
Lesi Pontine kontralat
HP: Hanya lengan
dan tungkai saja Defisit medan visual & sens diskriminasiHilang sensasi nyeri & panas,Horner syndro, lemah palatum & lidah sisi >< Hilang sensasi nyeri & panas sisi sehat, hilang propriocepsi sisi sama, Horner sy
Lesi cortex kontralateral Lesi medulla kontralat. Lesi spinal ipsilateral
MP lengan & wajah
MP tungkai
Defisit medan visual, dyphasia& sens diskriminasi
Defisit sens diskriminasi
Hilang sensasi nyeri & panas sisi>< Hilang propriosepsi sisi sama
Lesi cortex kontralateral
Lesi spinal ipsilateral
Lacuna
Hemilegia Motorik murni: Lesi pd bgn posterior
capsula interna.
Stroke sensorik murni: Lesi pd postero-lateral
thalamus.
Dysarthria dgn kelemahan facial dan layuh tangan
ipsilateral: Lesi pd Pons.
Kelemahan tungkai dan ataxia ipsilateral: lesi pons.
Dysarthria berat dgn kelemahan facial: lesi bag