SAPIPATI
[]riN'LIn- c l) rxn r.t rt r-rt
ilr:ncrbit nclalah le kannn pengarang untuk menelbrtkln sebuah buku. Bcrsanra l)engarilrls, penelbit tncnciptakan buku
LrntLrk cliter.bitkan. Penerbit rt'rempr-tnyli hak atas pencrbitan bLrkr-r tcrsebLrt selta clistribr-rsirrya, sedangkan pe ugarang
rlernegang hlik pcnuh atas karlngannl,r dan berhak menclapatkan royalti atas penjuelan bukunyl dari penerbit. Ile rcetakan ldalah per.usiihaan yang nrenriliki nrcsin cetak clan rnenjuul jasa pencetakan. Pcrcetakan tidlk menriliki
hak apt pun dari buku yang dicetaknya kccLrali upah. Pelcetakrn tidak bcrtanogr-rng jarvab atas isi bukLr yang
dicetlknyr.
Pcngarang adalah pe ncilttl br,ii<r"r yang rnenyerahkan naskahnva untuk diterbitkrn di sebr"rah pcnel.irit. Pengamng vang ditunjuknyu sesulii batas-batas ylng clitentr:kan clalam peljanjiun. Pcngarang berhrk ntendapatkan loyalti atas k;rryanya dari penerbit. sesuai clengun kete trtuan di clalarn perjan;ian Pcntalang-Penelbit.
Pcmbtjtk adllah pihak )'ang rnenoitmbiJ keuntLrngln dari kepakuran pensarung dan kebutuhan bclajar rnasvaral<ar. PemLx3ak ticlitk rnenlpLrnl'ai hak mencctak. tidrk nrcrniirki hak mengganclakan, mendistrrbusiknn. dun mcnjualbr-rkr-r yarrg ciiglndakaltn;'a karenlt tidak dilirtdungt crLp.t,rtgltt ltaul)un pcrjrnjian pcnsrr'rLng-pcnclbit. I'ernbljak tidak peduli rrtas jcrih payah l)engarans. BukLr petrtbllak daplt lebih nrurah karena mcrekr trchk perlu rneinpersiapkan
perjanjirn clengan prhak rnana pun.
ill.; vr rr.,\.,.\ K,\ N l] uKU
zlrll,t
rr Ktrnr rN,tl ! gLrrLl.Atlas
Berwarna
tdisi
2
Prof.
Dr.
P.S.
Siregar, Sp.KK(K)
PENERBIT BUKU
KEDOKTERAN
SAPI
I
PTNYAKIT
KUTIT
DrIalang mcn-eutip, rnempcrbanyak dan ntenclcmalrkan scbagian atau selunrh isi buku ini tanpa izin teltulis dari penelbit.
Cerakan I: 2005
lsi di luar tanggung jawab percetakan
Pcrpustal<aan Nasional: Katalog Dalam'l'erbitan (KDT)
Silegar, R.S.
Atlas bclu,arna saripati pcnyakit kulit / pcnulis. R.S. Sirc-gar ;
editor. Huliawati Hartanto.
-Ed.2.
-
Jakarta : ECC, 2004.xii.325 hln. :21 xZJ c:,n.
rsBN 979-448-686-8 1. Kulit
-
Pcnyakit. I. Judul. IL Hartanto, Iluriawati,Koto
Sombuton
Dekon
Fokultos
Kedokleron
Universitos
Sriwijoyo
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya selalu berusaha mendorong dan membantu tenaga pengajar agar dapat menuliskan penemuan dan pengalaman mereka selama bertugas, baik berupa makalah dalam majaiah ataupun
tuki
seperti ini.Da]am diagnosis penyakit kr-rlit dan kelamin, pengetahuan tentang kelainan yang
timbul
di
permukaanklli!langat
penting. Oleh karenaitu
menuiut hemat sayi penulisanbuku
ATLAS BERWARNA SARIPATI PENYAKITKULIT
,ungutmembantu mahasiswa kedokteran dan pctr-rgas kesehatan lainnya untuk mengeial dan mendalami tentang penyakit kulit dan kelamin.
Dalam edisi kedua
ini
dikemukakan berbagai jenis penyakitkulit
baru sertapengobatan yang terbaru disesuaikan dengan kemajuan dalam bidang
ilmu
kedokteran, terutama pada tahun terakhir ini,
Saya ikut bergembira dan menghargai usaha penulis untuk menerbitkan edisi kedua
buku
ini,
mudah-mudahan dapatberminfaat
dan berguna bagi yang memerlukannya.Palembang, Mei 2003
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,
untuk sampai pada diagnosis yang Oleh karena itu, pada buku ini dicantumkan juga saripati masing-masing penyakit
yang
meliputi
batasan, penyebab dan epidemiologi, gejalaklinis,
gambaran histopatologi, pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium pembantu, diagnosis banding, penatalaksanaan dan prognosis. Derrgan kombinasi gambar dan saripati seperti ini lebih memudahkan para pembaca untuk mengerti tentang penyakitkulit
yang dimaksud.Pada bab I dijelaskan tata cara mendiagnosis penyakit dan kclamin dengan gambar rrlam-rrlam kulit yang khas, dan pada bab-bab berikutnya dije laskan tentang masing-masing penyakit. Dengan demikian akan mcmpermudah pengertian dan pemahaman tentang penyakit kulit. Dengan penyajian yang begitu praktis, br-rku ini diharapkan sangat menolong mahasiwa-mahasiswa kedokteran, petugas kesehatan dan masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang penyakit kulit. Di
samping alasan
di
atas, berdasarkan kepustakaan Indonesia, yang menulis buku mengenai ATLAS BERWARNA SARIPATI PENYAKIT KULIT masih langka dan buku ini saya anggap penting untuk melengkapi kepustakaan di Indonesia.Pada kesempatan
ini
penulis ingin menyampaikan Llcapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Dekan Fakultas Kedokteran Sriwijaya alas dorongan dan bimbingan yang diberikan sehingga bukr-r ini dapat diterbitkan.
2. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Palembang atas kesempatan yang diberikan
tntuk memperoleh gambar-gambar penderita yang menjadi ilustrasi pada buku ini.
3. Semua karyawan dan staf Laboratorium
Ilmu/Unit
Penyakit Kulit dan Kelamin FK UNSRI/RSUP Palembang atas kerja sama yang diberikan sehingga buku ini dapat diselesaikan pada waktr,rnya.4. Semua pihak yang telah memberikan bantr"ranbaik moral maupun material sehingga buku ini dapat diterbitkan sebagaimana adanya sekarang.
Selanjutnya penlllis menyadari bahu'a buku
ini
masih mengandung banyak kekurangan, seperti kata pepatah tiada gading yang tak retak. Untukltu
penulis menunggu dengan hormat saran-saran atau masukan-masukan yang berguna derni perbaikan buku ini selanjutnva, dan atas saran-saran yang membangun itu penuiis mengucapkan terima kasih.Semoga buku ini berguna bagi vang memerlukannya.
Palembang, Desember" 1991
Penulis
/
/
ini
ada perubahan dan penambahan, terutama dalam bidang diagnosis dan pengobatan. Dengan c_a1aini
diharapkan para pembaca *emperoleh pengetahuandan cakrawala yang lebih luas tentang penyakif kulit.
Selanjutnya penulis mengharapkan saran dan masukan bagi perbaikan buku ini. Penulis mengharapkan edisi kedua ini bermanfaat bagi kita se-mua.
Paiembang, Mei 2003
Penulis,
Prof. Dr. R.S. Siregar, Sp.KK (K)
Doflor
lsi
Kata Sambutan v
Kata Pengantar (Edisi Pertama) vi Kata Pengantar (Edisi
Kedua)
viiiBAB
1
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSTS PENYAKIT KULIT EfloresensiKulit
2 Sifat-sifatEfloresensi 8 BAB 2 BAB 3 PENYAKIT'AMUR
1O Tinea Versikolor(Panu)
10Tinea Nigra
Palmaris
12Tinea
Kapitis
13Tinea Barbae & Sikosis
Barbae
16Tinea
Korporis
17 Tinealmbrikata
20 TineaPedis
23 TineaManus
26 TineaUnguium
28 TineaKruris
29 Kandidiasis 31 Sporotrikosis 34Aktinomikosis
36 Kromomikosis 3B FikomikosisSubkutis 41Misetoma
42PIODERMA
45 lmpetigoKrustosa
45 lmpetigoBulosa
47Folikulitis
50Furunkel
52Karbunkel
54Eritrasma
56Erisipelas
57Selulitis
59Abses
59Ektima
61 UlkusTropikum
63 UlkusTrofik
65 UlkusPiogenik
65 HidradenitisSupurativa 67 UlkusDekubitus
69 Ulkus Cangrenosum 70Kondiloma Raksasa 92
BAB
5
DERMATOSIS ERITROSKUAMOSA 94Psoriasis
94Pitiriasis
Rosea
100DermatitisSeboroika 104 BAB
6
PENYAKIT KULITALERGI
107Dermatitis Kontak
Toksik
107 Dermatitis KontakAlergik
109 DermatitisOkupasional
1 13 DermatitisAtopik
1 15 DermatitisStasis
1 1B DermatitisNumularis 120 DermatitisSolaris
122Pomfoliks
123 UrtikariaPigmentosa 124 UrtikariaPapular
126 EritemaNodosum
128 Neurodermatitis Sirkumskripta 129 CranulomaAnulare
131 PrurigoHebra
133 PrurigoNodularis
135 DermatitisMedikamentosa 137 Sindrom StevensJohnson
141 EritemaMultiformis 143Nekrolisis Epidermal Toksik
(NET)
144Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS) 146 BAB
7
PENYAKIT KULIT KARENA INFEKSIBAKTERI
148Skrofuloderma 148
Tuberkulosis Kutis
Verukosa
151Kusta
(lepra)
154 ReaksiKusta
1 59Patek
160BAB
B
PENYAKIT KULIT KARENA PARASIT &INSEKTA
164Skabies
164PedikulosisKapitis 168
Pedikulosis
Pubis
170 CreepingEruption
172Amebiasis
Kutis
173 C igitan Serangga 174Trikomoniasis
177BAB
9
AKNE VULGARIS, AKANTOSIS NICRIKANS, DAN AKNE ROSASEA 178 AkneVulgaris
178AkantosisNigrikans 183
Akne Rosasea 184
BAB
10
PENYAKIT KULIT BERLEPUH 186 PemfigusVulgaris
186 PemfigusFoliaseus
189 PemfigusEritematosus 191 PemfigusVegetans
193 PemfigoidBulosa
194 DermatitisHerpetiformis 196 DermatosisPustulosaSubkorneal 199 EpidermolisisBulosa 200BAB
11
GANGGUAN METABOLISME/ KEKURANGAN GIZI, AUTOIMUN,DAN
MILIARIA
202Xantelasma 202
Xantoma
Tuberosum
203 XantomaTendinosum
205lktiosis
207Nevus Unius
Lateralis
211Kwashiorkor
212 HiperkeratosisFolikularis
215Pelagra
216 AmiloidosisKutis
218 Skleroderma 220 Dermatomiositis 223 Purpura Non-Trombositopenik 226 PurpuraTrombositopenik 228 Lupus EritematosusDiskoid
230 Lupus Eritematosus Sistemik(LES)
232Eritroderma 236
Pitiriasis Rubra
Pilaris
239 KeratodermaKlimakterium
241Alopesia
Areata
243Progeria
245Miliaria
247BAB
12
GANCGUAN PIGMENTASI 250Melasma
25OVitiligo
252 lnkontinensiaPigmentosis 253Efelid
255Anetoderma
256Tato
257BAB 14 BAB 15 BAB 16 Nevus Pigmentosus 275 Nevus
Verukosus
278 NeurofibromatosisMultipel 279PENYAKIT PRAKEGANASAN & KEGANASAN
KULIT
281 PenyakitBowen
281Penyakit Paget pada Papila Mamae dan di Luar
Mamae
282 Keratoakantoma 283Keratosis
Senilis
285 Karsinoma SelBasal
286 Karsinoma SelCepeng
289 MelanomaMaligna
291 Limfosarkoma
293 XerodermaPigmentosum 295 MikosisFungoides
296 PENYAKITKELAMIN
299Conore
299Sifilis
301 LimfogranulomaVenereum 305 UkusMole
307 Cranulomalngunale
308ACQUTRED TMMUNODEFTCTENCY SYNDROME
(ArDS)
310 KEPUSTAKAAN 316Pendahuluan
Anamnesis
CARA
MENEGAKKAN
DIAGNOSIS
PENYAKIT
KULIT
Untuk menegakkan diagnosis penyakit kulit, beberapa faktor perlu dilihat secara
komprehensif, karena penyebab penyakit kulit bukan hanya terletak pada satu faktor. Walaupun kelainan kulit dapat dilihat dengan mata telanjang, namun di balik kelainan tersebut banyak hal tersembunyi yang perlu mendapat perhatian. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang cermat dan teliti. Selain harus mengetahui
anatomi,
fisiologi,
histopatologi danimunologi
kulit,
pengetahuan tentang epidemiologi dan jenis-jenis efloresensi kulit sangat diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.Cara pendekatan yang komprehensif ini dikumpulkan dalam suatu himpunan data tentang riwayat perjalanan penyakit yang
difenal
sebagai status penyakit penderita (SPP).SPP mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan spesifik), pemeriksaan laboratorium (umum dan spesifik), tes-tes khusus, resume (ringkasan), anjuran pemeriksaan, diagnosis kerja, diagnosis banding, prognosis dan pengawasan perjalanan penyakit. Secara lengkap SPP dibuat sebagai berikut.
Anamnesis mencakup identifikasi penderita, keluhan utama dan perjalanan penyakit. Yang perlu ditanyakan pada keluhan utama ialah keluhan yang mendorong penderita meminta pertolongan medis.
Perjalanan penyakit mencakup :
.
sejak kapan mulai sakit (berapa hari, minggu, bulan),.
bagaimana dan berupa kelainan apa pada awalnya (merah-merah, bintik-bintik, luka, dsb.),r
di mana kelainan pertama kali timbul (kaki, kepala,wajah, anggota gerak),.
apakah menjalar/tidak, atau hilang timbul,.
apakah gatal, sakit, atau bagaimana,.
apakah keluar cairan/kering,o obat yang telah digunakan, bagaimana pengaruh obat tersebut, apakah penyakit
membaik, memburuk atau menetap. Mengenai keluarga harus ditanyakan:
.
sosio-ekonomi keluarga, jumlah anggota keluarga, cara hidup, dan penyakit dalam keluarga atau pada individu di sekitarnya..
apakah timbulnya penyakit berkaitan dengan suatu sebab, misalnya akibat pekerjaan, luka-luka akibat benda tertenLu, hubungan dengan musim, atau akibat suatu faktor dalam lingkungan.makula eritema
makula hipopigmentasi
nodula lentikular
makula hiperpigmentasi
papula miliar & lentikular
vesikula miliar & lentikular
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan keadaan umum adalah penting, dan perlu dicari hubungannya dengan penyakit kulit yang sedang diderita. Pemeriksaan kulit sendiri harus dikerjakan ditempat terang,
jika
perlu dengan bantuan kaca pembesar. Pertama-tama harus ditentukan lokalisasi kelainan, yaitu secara:a.
Regional: r. fasialis, r. torakalis, r. abdominalisb.
Dengan regio relatif: 1/3 proksimal ekstremitas inferior kiri, 1/3 tengah lengan kanan, dll.Di atas lokalisasi tersebut dicari efloresensi atau ruam kulitnva. Ada2jenis ruam kulit:
1.
Ruam kulit primer:.
Makula adalah efloresensi primer yang hanya berupa perubahan warna kulittanpa perubahan bentuk, seperti pada tinea versikolor, morbus Hansen.
r
Eritema adalah makula yang berwarna merah, seperti pada dermatitis, lupuseritematosus.
.
Papula adalah penonjolan padatdi
atas permukaankulit,
berbatas tegas,berukuran kurang dari 1 cm.
r
Nodula sama seperti papula tetapi diameternya lebih besar dari 1 cm, misalnya pada prurigo nodularis.'
Vesikula adalah gelembung yang berisi cairan serosa dengan diameter kurang dari 1 cm, misalnya pada varisela, herpes zoster.o Bula adalah vesikel dengan diameter lebih besar dari 1 cm, misal pada pemfigus,
luka bakar. Jika vesikel/bula berisi darah disebut vesikel/bula hemoragik. jika bula berisi nanah disebut bula purulen.
o Pustula adalah vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis
pustulosa.
o Urtika adalah penonjolan di atas permukaan kulit akibat edema setempat dan
dapat hilang perlahan-lahan, misalnya pada dermatitis medikamentosa, dan gigitan serangga.
r
Tumor adalah penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan tubuh..
Kista adalah penonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan serosa atau padat atau setengah padat, seperti pada kista epidermoid.2.
Ruam kulit sekunder:o Skuama adalah pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa
sisik halus (TV), sedang (dermatitis) atau kasar (psoriasis). Skuama dapat berwarna putih (psoriasis), coklat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis).
.
Krusta adalah onggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudahmengering di atas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermati-tis kontak. Krusta dapat berwama hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal darah) atau coklat (asal darah, nanah, serum).
o Erosi adalah kerusakan kulit sampai stratum spinosum. Kulit tampak menjadi
merah dan keluar cairan serosa, misalnya pada dermatitis kontak.
'
Ekskoriasi adalah kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga kulittampak merah disertai bintik-bintik perdarahan. Ditemukan pada dermatitis kontak dan ektima.
.
Ulkus adalah kerusakankulit
(epidermis dan dermis) yang memiliki dasar, dinding, tepi dan isi. Misai, ulkus tropikum, ulkus durum.r
Rhagaden adalah belahan-belahan kulit dengan dasar yang sangat kecil/dalam misal pada keratoskisis, keratodermia.kista semisolid
skuama halus & kasar
kista cair
krusta
Sifat-sifat
ef loresensi
e Parut (sikatriks) adalah jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan
der-mis yang sudah hilang. |aringan ikat ini dapat lebih cekung dari kulit sekitamya (sikatriks atrofi), dapat lebih menonjol (sikatriks hipertrofi), dan dapat normal (eutrofi/luka sayat). Sikatriks tampak licin, garis kulit dan adneksa hilang.
.
Keloid: hipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas..
Abses adalah efloresensi sekunder berupa kantong berisi nanahdi
dalam jaringan. Misahlya abses Bartholini dan abses banal..
Likenifikasi
adalah penebalankulit
sehingga garis-garis lipatan/relif kulittampak lebih jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitis.
.
Guma adalah efloresensi sekunder berupa kerusakankulit
yang destruktif, kronik, dengan penyebaran serpiginosa. Misal, pada sifilis gumosa..
Hiperpigmentasi adalah penimbunan pigmenberlebihan sehingga kulit tampak lebih hitam dari sekitarnya. Misal, pada melasma dan pascainflamasi..
Hipopigmentasi adalah kelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih putih dari sekitarnya, misal, pada skleroderma dan vitiligo.Ada beberapa efloresensi khusus yaitu:
.
Kanalikuli
yaitu ruamkulit
berupa saluran-saluran pada stratum korneum, yang timbul sejajar dengan permukaan kulit, seperti yang terdapat pada skabies.r Milia
(= white head) ialah penonjoian di atas permukaan kulit yang berwarna putih yang ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti pada akne sistika.r
Komedo (= blackhead) ialah ruam kulit berupa bintik-bintik hitam yang timbul akibat proses oksidasi udara terhadap sekresi kelenjar sebasea di permukaan kulit, seperti pada akne.o Eksantema adalah ruam permukaan kulit yang timbul serentak dalam waktu
singkat dan tidak berlangsung lama, biasanya didahului demam, seperti pada demam berdarah.
r
Roseola ialah eksantema lentikular berwarna merah tembaga seperti pada sifilis dan frambusia..
Purpura yaitu perdarahan di dalam/di bawah kulit yang tampak kemerahan, dan tidak hilang pada penekanan kulit, seperti pada dermatitis medikamentosa.1.
Ukuran
: Miliar (sebesar kepala jarum penlul); lentikular (sebesar kacang hijau-jagung); numular (sebesar uang logam seratus rupiah; dan plakat (lebih besar dari uang logam seratus rupiah).2. Gambaran
:
Linear, seperti garis lurus; sirsinar/anular jika melingkar; arsinar, menyerupai bulan sabit; polisiklis, menyerupai bunga; korimbiformis, jika efloresensi besar dikelilingi oleh efloresensi kecil (hen and chickenconfiguration).
3.
Bentuk
:
Bundar (impetigo); lonjong (pitiriasis rosea); serpiginosa (sifilis sta-dium III); herpetiformis, menyerupai dermatitis herpetiformis; dankonfluen,
jika
beberapa efloresensi bergabung menjadi satu efloresensi besar (variola); iris formis, menyerupai iris @entuk bulat/ lonjong, pada bagian tengah tampak putih/hitam), pada eritema multiforme.4. Lokalisasi/penyebaran:
.
Solitar, jika hanya satu lesi (ulkus durum)..
Multipel, jika lesi banyak (varisela).r
Regional, menyerang satu regio; pada prurigo, urtikaria.ulkus fisura = rhagaden
abses guma
sikatriks normal atrofik
Pemeriksaan
laboratorik/spesifik
Ringkasan Diagnosis banding Diagnosiskerja
Pemeriksaananjuran
Penatalaksanaan Prognosis Pengawasanlanjutan
J.o Simetris, mengenai kedua belahan badan yang sama; pada
derma-titis medikamentosa.
.
Bilateral, menyerang kedua belahan badan seperti pada varisela,variola.
.
Unilateral, menyerang separuh badan seperti pada herpes zoster..
Universal, jika seluruh tubuh terkena; misal MH lepromatosa.o Generalisata, jika seluruh/hampir seluruh tubuh terkena seperti pada eritroderma,
Untuk memastikan diagnosis harus ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan spesifik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan ialah:
1.
Pemeriksaan darah rutin, feses dan kemih, serta kimia darah.2.
Pemeriksaan sediaan apus basah seperti pemeriksaan terhadap hifa (dengan KOH 10%), trikomonas (NaC1 0,9o/o).Pemeriksaan sekret/bahan-bahan dari kuiit dengan pewarnaan khusus, seperti Gram (untuk bakteri), Ziehl Nielsen untuk basil tahan asam, gentian violet untuk virus, mikroskop lapangan gelap untuk spiroketa, pemeriksaan cairan gelembung (untuk menghitung eosinofil) dan pemeriksaan sel Tzanck.
Pemeriksaan serologik untuk sifilis, frambusia.
Pemeriksaan dengan sinar Wood terhadap infeksi jamur kulit.
Pemeriksaan terhadap alergi: uji gores, tetes, tempel, tusuk, dan uji suntik. Pemeriksaan histopatolo gi.
Merupakan ringkasan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yang menunjang ke arah diagnosis. Tidak perlu mengulangi semuanya tetapi cukup dipusatkan pada hal-hal yurg menunjang diagnosis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan spesifik dan ringkasan, dipikirkan beberapa penyakit yang mempunyai perjalanan/ gelala/ tanda serta hasil pemeriksaan laboratorium yang hampir sama, dan ini dicatat dalam diagnosis banding.
Merupakan diagnosis yang kemungkinannya paling besar.
Merupakan pemeriksaan yang masih perlu dilakukan untuk menyokong atau mempertajam diagnosis kerja yang sudah ditegakkan.
Semua tindakan yang diperlukan
untuk
mengurangi penderitaan dan untukmenghindari rekurensi penyakit. Dalamhal ini ada pengobatanumum yangbertujuan mengurangi rekurensi dan pencegahan selanjutnya. Sedangkan pengobatan khusus adalah semua tindakan yang berguna untuk mengobati/mengurangi penderitaan yang kini dialami, dapat berupa pemberian obat-obat sistemik maupun topikal. Memperkirakan perjalanan akhir penyakit.
Memperhatikan perjalanan penyakit serta hasil pengobatan atau tindakan yang telah dilakukan.
4. 5. 6. 7.
konfluen
telangiektasi
multipel diskrit
regional bentuk iris = sel target
spider naevi
dif us
lentikular plakat SIFAT-SIFAT EFLORESENSI lonjong serpiginosa liniar herpetiformis
Gejala
singkatpenyakit
Pemeriksaankulit
Pemeriksaanpembantui
laboratorium
Diagnosisbanding
o Daerah o Kebersihan/higiene o LingkunganHampir di seluruh dunia.
Kurangnya kebersihan memudahkan penyebaran tinea ver-sikolor.
Keadaan basah atau berkeringat banyak, menyebabkan
stra-tum
korneum melunak
sehinggamudah
dimasuki Malnssezia furfur.Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna, ditutupi sisik halus dengan rasa gatal, atau tanpa keluhan dan hanya gangguan kosmetik saja.
o Loknlisssi Dapat terjadi di mana saja di permukaan kulit, lipat paha, ketiak, leher, punggung, dada, lengan, wajah dan tempat-tempat tak tertutup pakaian.
o Efloresensi/sifnt-sifutnya
:
Berupa makula yang dapat hipopigmentasi, kecoklatan, keabuan atau kehitam-hitaman dalam berbagai ukuran, dengan skuama halus di atasnya.l.Sinar Wood: fluoresensi kuning keemasan.
2.Mikroskopik preparat KOH % dari kerokan kulit lesi: tampak kelompok-kelompok hifa pendek tebal 3-8 p, dikelilingi spora berkelompok berukuran 1-2p.
1,.Eritrnsma. Etiologi : Corynebacterium minutissima. Dengan sinar Wood : fluoresensi
'coral red'.
2.Pitiriqsis rosea. Gambaran efloresensi sejajar dengan garis-garis kulit, ada 'medal-lion' atau hernld patch. Kerokan kulit: hifa, spora negatif; sinar Wood negatif.
Gambar 2.1 Tinea versikolor bentuk makular. ditutupi skuama halus.
Tani p ak m aku I a li i popi g m entasi
Gambar 2.2 Tinea versikolor tipe folikular. folikular.
TINEA NIGRA
PALMARISDefinisi
Tinea nigra palmaris adalah penyakit infeksi jamur superfisial yang menyerang telapak kaki dan tangan, menimblrlkan gambaran khas berupa warna coklat-kehitaman pada kulit.Penyebab
dan
oPenyebab
:
Clndosporirtmzuerneckii.epidemiOlOgi
oUmur
:
Biasanya menyerang anak-anak.o Jenis
kelamin
:
Pria sama dengan wanita.Faktor-faktor
yang
oBangsa
:
Semua bangsa dapat terserang penyakit ini.memengaruhi
r
Daerah
:
Lebih mudah berkembang pada daerah tropis beriklimtimbulnya
.1
,1,
.
panas dengan kelembapan tinggi'
penyakit:
o Kebersihan/higiene:
Lebih mudah menyerang orang kurang dan higiene yang rendah.dengan kebersihan yango
Lingkungan
:
Kotor dengan udara lembap dan panas mempermudah penyebaran penyakit.Gejala
singkat
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan:penvakit:
*'in*"J:iliilii;llTil#x[ff]':m#:J;1::::12::l#-ff^-#,ffi?
nyeri atau sedikit gatal.
Pemeriksaan
kulit
oLokslisasi
:
Telapak kaki dan tangan..
Efloresensi
:
Makr.rla hiperpigmentasi miliar sampai numular dengan gambaran polisiklis.Pemeriksaan
t. Sinar Wood : fluoresensi kuning kehijauan.pembantu/
2. Biakan kerokan kulit dalam media agar Sabouraud: terlihat pertumbuhan jamur.Iaboratorium
3. Preparat langsung kerokan kulit dengan KOH 10%: dapat terlihat spora dan hifa pada epidermis.Diagnosis
banding
1. Sifilis stadiunt Il : pada telapak kaki/tangan tampak makula hiperpigmentasi denganskuama yang jelas.
2. Melanoma: biasanya memberi warna coklat kehitaman yang lebih dalam.
3.Tineqztersikolor: makula lebih putih dan skuama lebih halus, berwarna putih sampai cokiat.
Penatalaksanaan Prognosis
Definisi
Penyebab danepidemiologi
Faktor yang memengaruhitimbulnya
penyakit
Gejala
singkatpenyakit:
Salep yang mengandung asam salisilat 3-5% menolong. Preparat imidazol 1-2% dalam krim Baik.
.
Penyebab o Umur o Jenis kelamin o Bangsa o Daerah o Kebersihan/higiene o Lingkungandan asam benzoat 5-\0% banyak atau salep berkhasiat baik.
Golongan
dermatofita,
terutamaT.
rubrum, T.men-tagroplrytes dan M. gypseum.
Umumnya anak-anak sekolah dasar.
Anak pria lebih banyak daripada anak wanita. Semua bangsa dapat terkena penyakit ini. Lebih banyak pada daerah beriklim panas.
Kebersihan yang buruk dan kontak dengan binatang peliharaan seperti anjing atau kucing berperan dalam penularan.
Lingkungan kotor dan panas, serta udara yang lembap ikut berperan dalam penularan.
Gambar 2.3 Tinea nigra palmaris. Tampak makula hiperpigmentasi berbatas tegas.
TINEA
KAPITISTinea kapitis adalah infeksi jarnur superfisial yang menyerang
kulit
kepala dan rambut.Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
]amur dapat masuk ke dalam kulit kepala atau rambut, dan selanjutnya berkembang membenbuk kelainan di kepala tergantung daribenbuknya. Biasanya memberi keluhan gatal atau nyeri.
4. Tinea favosa:
bintik-bintik
berwarna merah kuningditutupi oleh krusta yang berbentuk cawan (skutula).
'
Berbau busuk (mousy odor), rambut di atasnya putus-putus dan mudah dicabut.Pemeriksaan
1. Sinar Wood: fluoresensi kehijauan.laboratorium
2. Pembiakan skuama dalam media agar Sabouraud.3. Preparat langsung dari kerokan kulit dengan larutan KOH 10'h, dapat terlihat hifa atau spora dan miselium. Preparat langsung dari rambut dapat terlihat hifa atau spora di dalam rambut (endotriks) atau di luar rambut (ektotriks).
Diagnosis
banding:
1. Alopesia areata (d.engan bentuk btack dot),biasanya kulit tampak licin dan berwarna coklat.2. Dermatitis seboroikn (dengan bentuk tinea favosa), rambut tampak berminyak, kulit
kepala ditutupi skuama yang berminyak.
3.Psoriasis (dengan bentuk tinea favosa), sisik (skuama) tebal, berwarna putih
mengkilat dan bersifat kronik residif.
Penatalaksanaan
c Sistemik: Griseofulvin 10-25 rng/ke BB; dewasa 500 mglhari. Ketokonazol 5-10mg/kg BB; dewasa 200 rng/hari selama 7-74hari.
o Topiksl; Mencuci kepala dan rambut dengan shampoo desinfektan antimikotik seperli larutan asam salisilat, asam b enzoat, dan sulfur presipitatum.
Obat-obat
derivat imidazol
1-2oh dalamkrim
ataularutan
dapat me-nyembuhkary demikian pula ketokonazol krim atau larutan 27o.Prognosis
jika penyembuhan telah dicapai dan faktor-faktor infeksi dapat dihindari, prognosis umumnyabaik.Gambar 2.4 Tinea favosa rambut-rambut putus.
Makula eritem dengan skuama dan
Gambar 2.5 Gray patch ring worm. Makula coklat, rambut-rambut putus tepat pada pangkalnya.
Gambar 2.6 Kerion. Abses-abses pada permukaan kulit kepala dan rambu! Iepas.
Gejala
singkatpenyakit
Pemeriksaankulit:
Cambaranhistopatologi
Pemeriksaanpembantu/
laboratorium
Diagnosis banding Penatalaksanaan r Lingkungan Umum KhususPerjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Penderita biasanya mengeluh gatai dan pedih pada daerah yang terkena, disertai bintik-bintik kemerahan yang terkadang bemanah.
o Loknlisasi : Biasanya pada daerah dagu/jenggot, tapi dapat menyebar ke wajah dan leher.
.Efloresensi/srtFsifatnya: Rambut daerah yang terkena menjadi rapuh dan tidak
mengkilat, tampak reaksi radang pada
folikel
berupa kemerahan, edema, kadang-kadang ada pustula.Pada batang dan folikel rambut terkadang tampak organisme, tetapi jarang pada lesi yang lebih dalam. Pada keadaan kronik terlihat nanah, sel raksasa dan infiltrasi sel-sel radang kronik.
1. Kerokan kuiit atau rambut jenggot yang terkena (terputus-putus, tidak mengkilap) dengan larutan KOH 10-20%, dilihat langsung di bawah mikroskop untuk mencari hifa atau infeksi endotriks/eksotriks.
2. Biakan pada media agar Sabouraud.
3. Sinar Wood: fluoresensi kehijauan.
7. Dermatitis kontnk
alergikn
I2. Akne
kistika
I
dapat dibedakan dengan pemeriksaan mikologis3. Dermatitis
seboroikg
)Kotor merupakan faktor yang mempermudah infeksi.
: Rambut daerah jenggot dicukur bersih. jaga kebersihan umum.
: Sistemik'.
o Dapat diberikan griseovulfin 500 mg-1 gram/hari
selama 2-4 minggu.
o Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu atau ketokonazol200 mg/hari selama 3 minggu.
Topikttl:
e Kompres sol. kaliumpermanganas 1:4.000 atau sol. asam asetat
0,025ok, 2-3 kali sehari.
o Antifungi: ketokonazol krim/ointment2o/o selama 5-7 hari atau itrakonazol
I'k
5-7 hari..
Epilasi rambut yang terinfeksiPrognosis:
Definisi
Umumnya baik
Gambar 2.7A Tinea barbae. Tampak papula miliar di daerah jenggot serta folikulitis.
Gambar 2.78 Tinea barbae pada daerah dagu. Tampak daerah-daerah
yang eritem dan papula-papula dengan batas kurang jelas.
TINEA
KORPORISPenyakit
kulit
yang disebabkan oleh jamur superfisial golongan dermatofita, menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, badan, lengan, dan tungkai.Gejala
singkatpenyakit
Pemeriksaankulit
Cambaranhistopatologi
Pemeriksaanpembantu/
laboratorium
Diagnosisbanding
PenatalaksanaanPerjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Cejala subjektif
Cejala objektif Oleh karena gatal dan di yang lembap.
o Loknlisnsi
o Ell o r e s ats i /sifa t - sifatny a
keluhan gatal, terutama jika berkeringat.
makula hiperpigmentasi dengan tepi yang lebih aktif. garuk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah kulit
Wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada, punggung.
Lesi berbentuk makula / plak yang merah/hiper?igmentasi dengan tepi aktif dan penyembuhan sentral. Pada tepi lesi dijumpai papula-papula eritematosa atau vesikel. Pada perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai likeni-fikasi. Gambaran lesi dapat polisiklis, anular atau geografis. Tidak khas.
Kerokan kulit dengan KOH 10% dijumpai hifa.
l.Morbus Hansen: makula eritematosa dengan tepi sedikit aktif, terutama MH tipe tuberkuloid.
2.Pitiriasis rosea'. gambaran makula eritematosa dengan tepi sedikit meninggi, ada papula, skuama. Diameter panjang lesi menuruti garis kulit.
3,Neurodermatitis sirkumskripta: makula eritematosa berbatas tegas terutama pada daerah tengkuk, lipat lutut dan lipat siku.
Umum : o Meningkatkan kebersihan badan.
o Menghindari pakaian yang tidak menyerap keringat.
Khusus : Sistemik: o Antihistamin.
o Griseofulvin, anak-anak: 15-20
ng/kg
BB/hari.dewasa
: 500-1000 mg per hari.o Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu. o Ketokonazol 200 mg/hari dalam 3 minggu.
Ke?#ffi
Gambar berbatas 2.8 tegas.Tinea korporis. Makula eritematosaGambar 2.9 Tinea korporis. Makula polisiklis pinggir aktif
Definisi
TINEA IMBRIKATA
In feksi jamur superfisial yang menyerang kulit dengan gambaran khas berupa skuama kasar yang tersusun konsentris sehingga tampak seperti atap genting
Penyebab
dan
.
penyebabepidemiologi
r
lJmur o Jenis kelamin o Bangsa/rasr
Daerahr
Musim/iklim.
Kebersihan o Keturunan.
Lingkungan T r i chophtl t o n co n c e nt r icum. Semua Llmlrr.Tidak berbeda pada pria dan wanita. Dapat menyerang semua ras.
Banyak di daerah tropis.
Iklim panas mempermudah perkembangan. Kebersilran memengaruhi infeksi T. concentriurm. Tidak berpengamh.
Lembap dan panas memengaruhi penyebaran.
Gejala
singkat
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Tinea imbrikatapenyakit
biasanya menyerang seluruh permukaankulit
berupa lingkaran-lingkaran yang bersisik kasar dan tampak menyerupai lingkaran-lingkaran bermata salu (polisiklik). Sisik-sisik melingkar yang satu menutup yang lain seperti lapisan genting, dapat disertai perasaan yang sangat gatal.Pemeriksaan
kulit
oLokslisssi
: Biasanya seluruh tubuh..
Efloresensi/sifat-sifutnyo : Makula berwama seperti kr-rlit normai, berbentuk lingkaran danditutupi
sisik-sisik kasar, atau beberapa lingkaran dapat menyatu (polisiklis); skuama saling menindih seperti susunan atap genting.Pemeriksaan
l.Kerokan kulit dengan KOH 10%, dipanasi sebentar tidak sampai mendidih. Dapatpembantu/
ditemukan hifa, miselium dan spora.labofatOrium
2.Biakan skuama pada media Sabouraud, menghasilkan koloni ragi.Diagnosis
banding
Gambaranklinik
yang khasini,
tidak ditemukan pada penyakit lain sehingga memudahkan diagnosis pasti.PenatalakSanaan
oSistemik
: Griseofulvin 0,5 g selama 1-2 bulan.. Topiksl
: r Keratolitik kuat yang bersifat fungisid antara lain: krisarobin 5%,Gambar 212 Tinea fasialis.
A.
Makula eritematosa, papula dan skuama di pipi.B. Makula numular, bulat dengan papula-papula kon-fluen di pipi.
Gambar 2.13 Otomikosis pada muara liang telinga.
Gambar 2.14 Tinea imbrikata. Tampak ruam kulit eritema polisiklis, skuama kasar berbatas tegas.
Gambar 2.15 Tinea imbrikata. A. Ruam kulit berupa eritema melingkar, skuama kasar. B. Ruam kulit berbatas tegas melingkar, tersusun menyerupai atap genting.
Prognosis
o Castellnnis's pnint
o Salep
\{hitfield
2 kali sehari.o Antimikotik golongan imidazol mempunyai khasiat baik.
o Itrakonazol 100 mg/hari selama 3 minggu.
r
Ketokonazol 200 mglhari selama 2-4 minggu Sering kali resisten terhadap pengobatan dan sering kambuh.TINEA
PEDIS('athlete's
foot')
Definisi
Adalah infeksi jamur superfisial pada pergelangan kaki, telapak dan sela-sela jari kaki.Penyebab
dan
o Penyebabepidemiologi
Ep i d er m ophy t o n, T r i chophy t o n, Mi c r o sp 0 r uln dan C. albic an s,
yang ditularkan secara kontak langsung atau tidak langsung.
Semua umur.
Dapat menyerang pria dan wanita. Bangsa yang hidup di daerah tropis. Lebih banyak di daerah tropis. Iklim panas memperburuk penyakit.
Panas dan udara lembap, serta sepatu yang sempit sering mempermudah infeksi. o Umur o Jenis kelamin o Bangsa/ras o Daerah o Musim/iklim o Lingkungan
Gejala
singkat
Bentukktinik:penyakit
1. Tipe papulo-skuamosa hiperkeratotik kronik:Jarang didapati vesikel dan pustula, sering pada tumit dan tepi kaki dan kadang-kadang sampai ke punggung kaki. Eritema dan plak hiperkeratotik di atas daerah lesi yang mengalami likenifikasi. Biasanya simetris, jarang dikeluhkan dan kadang-kadang tak begitu dihiraukan oleh penderita.
2. T ip e intertriginosa kronik:
Manifestasi klinis berupa fisura pada jari-jari, tersering pada sela jari kaki ke-4 dan
5, basah dan maserasi disertai bau yang tidak enak.
3. Tipe subakut:
Lesi intertriginosa berupa vesikel atau pustula. Dapat sampai ke punggung kaki dan tumit dengan eksudat yang jernih, kecuali jika mengalami infeksi sekunder. Proses subakut dapat diikuti selulitis, Iimfangitis, limfadenitis dan erisipelas.
4. Tipe akut:
Gambaran lesi akut, eritema, edema, berbau. Lebih sering menyerang pria. Kondisi hiperhidrosis dan maserasi pada kaki, stasis vaskular, dan bentuk sepatu yang kurang baik terutama merupakan predisposisi untuk mengalami infeksi.
Pemeriksaan
kulit
oLoknlisasi
: Interdigitalis,antarajari-jarike-3,4dan5;sertatelapakkaki..
EJloresensi/sfot-sifutnya ; o Fisura pada sisi kaki, beberapa milimeter sampai 0,5 cm. o Sisik halus putih kecoklatan.o Vesikula miliar dan dalam.
r Vesikopustula miliar sampai lentikular pada telapak kaki dan sela jari.
Gambar 2.16 Tinea pedis. Predileksi
Gambar 217 Tinea pedis. A. Makula hipopigmentasi, polisiklis dengan papula-papula pada tepi lesi. B. Papula, hiperkeratosis, skuama dan pustula di telapak kaki.
Gambaran
histopatologi
Pemeriksaan pembantu/laboratorium
Diagnosis bandlng Penatalaksanaan PrognosisKeadaan akr:t, pada epidermis tampak migrasi leukosit, edema intraselular, spongio-sis dan parakeratosis. Jika terdapat vesikel intraepidermal, biasanya superfisial, multinukletis, mengandung serum, fibrin dan neutrofil. Pada lesi yang aktif tampak akantosis, dan pada dermis terlihat infiltrasi sel radang akut, filamen dan spora. l.Kerokan kulit + KOH 10%:hifa positif.
2.Biakan agar Sabor-rraud: tumbuh koloni-koloni jamur.
3. Sinar Wood: fluoresensi positif.
1.
2.
Ksndidiasis
Akr o derm s tititis p e r stn n s
'Pustular-bacterid'
Biasanya terdapat skuama yang berwarna putih pada
sela jari ke-4-5, dan ada lesi-lesi satelit.
Terlihat radang, vesikel-vesikel yang dalam, steril, dan dapat dibedakan dengan pemeriksaan histopatologi. Secara
klinis
susah dibedakar.,, tapi dengan biakan dapat ditemukan agen penyebab.r
Profilaksis sangat penting, mengeringkan kaki dengan baik setiap habis mandi, kaus kaki yang selalu bersih dan bentuk sepatu yang baiko Griseofulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan.
r
Salep Whitfield I atar-r II, tolnaftat dan toksiklat berkhasiat baik.o Obat-obat golongan Azol dan Terbinafin memberi hasii yang baik dan preparat triazol baik dalam bentuk tablet, krim, atau larutan memberi hasil yang baik. Pencegahan dan pengobatan yang adekr-rat memberikan prognosis yang baik.
@ii'lr:
Gambar 2.18 Tinea pedis interdigitalis. Skuamasi dan erosi di sela jari.
o Lingkungan Lingkungan rawa-rawa yang selalu basah mempermudah infeksi jamur.
Gejala
singkat
o Pe4alanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:penyakit
Ada 2 tipe, yaitu vesikular meradang dan skuamosa tak meradang; gambaran penyakit dapat berupa vesikel-vesikel atau skuama dengan eritema yang berbatas tegas disertai rasa gatal.Pemeriksaan
kulit
oLokslisasi
:
Mulai pergelangan tangan sampai ke ujung jari..
E,floresensi/sifat-sifatnya: Makula eritematosa dengan tepi aktif, berbatas tegas.Terdapat vesikel atau skuama di atasnya.
Pemeriksaan
l.Kerokan kulit dengan KOH 10%; terlihat elemen-elemen jamur. pembantu|
2.Sinar Wood; fluoresensi positif'laboratorium
3.Biakan skuama pada media Sabourauddalam
1-2minggu
menghasilkan pertumbuhan kol oni ragi.Diagnosis
banding
1. Dermatitiskontokalergikn: ada riwayat kontak dengan sensitizer tertentu.2. 'Dyshidrotic dermatitis': pada pemeriksaan dengan KOH, tidak ditemukan elemen-elemen jamur.
3. D er mn titis numul ar is.
Penatalaksanaan
Dapat diberikan preparat haloprogin, tolnaftat, asam salisilat, dan preparat triazol baik dalam bentuk tablet, krim maupun larutan.Gambar 2.19 Tinea manus Predileksi.
Musim/iklim o Kebersihan
o Keturunan
o Lingkungan
Pada orang yang banyak bekerja denga air kotor. Tak berpengaruh.
Lembap atau basah, dan sering kontak dengan air kotor.
Gejala
singkat
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Keluhan utamapenyakit
berupa kerusakan kuku. Kuku menjadi suram,lapuk dan rapuh, dapat dimulai dariarah distal (perimarginal) atau proksimal. Bagian yang bebas tampak menebal.
Pemeriksaan
kulit
.
Lokttlisasi
: Semua kuku jari tangan dan kaki..
Efloresensi/sifat-sifatnyn ; Kuku menjadi rusak dan rapuh serta suram warnanya/ permukaan kuku menebal, di bawah kuku tampakdetri-tus yang mengandung elemen-elemen jamur. Pada infeksi ringan hanya dijumpai bercak-bercak putih dan kasar di permukaan kuku (leukonikia).
Gambaran
Tidak khas.histopatologi
Pemeriksaan
l.Kerokan kuku + KOH 40%.pembantu
|
2.Biakan kerokan skuama di bawah/di atas kuku menghasilkan koloni jamur.laboratorik
Diagnosis
banding
T.Onikodistrofi Candida albicons: biasanya dimulai dari proksimal.2.Onikodistrofi akibat trauma: jelas dimulai dengan trauma, disusul kerusakan kuku. 3.Psoriasis pada kuku : tampak tebal dan pada permukaan dapat terlihatpits'
Penatalaksanaan Umum:
Meningkatkankebersihan/higienependeritaKhusus:
Sistemik
: o Griseofulvin; dosis anak 15-20 mg/kg BB/hari, dosis dewasa 500-1.000 mglhari selama 2-4 minggu.o Obat-obat Itrakonazol atau golongan terbinafin 2 x 100
mg/hari selama 3-6 bulan memberi hasil yang memuaskan. Topiknl
'
:.
Salep Whitefield I, II..
Kompres asam salisilat 57o, asam b enzoat 10% dan resolsi-nol5% dalam spiritus.o Cestellsni'spaint.
o Asam undesilenat dalam bentuk cairan. o Toleaftat dalam bentuk cairan.
o Imidazol dalam bentuk cairan.
o Siklopiroksolamin dalam bentuk cairan.
Gambar 2.21 Onikomikosis. Kuku meniadi suram mulai dari uiung kuku'
Gambar 2.22 Onikomikosis. Di bawah kuku tampak subungual keratosis.
TINEA
KRURIS (ekzemamarginatum)
Adalah infeksi jamur dermatofita pada daerah kruris dan sekitarnya.
Definisi
Penyebab danepidemiologi
o Penyebab o lJmurr
Jenis kelamin o Sa1g53/ras o Daerah o Musim/iklim o Kebersihan o Keturunan o LingkunganSering kali oleh E. floccosum, namun dapat pula oleh T. rubrum dan T. mentngrophytes,yang ditularkan secara langsung atau tak langsung.
Kebanyakan pada dewasa. Pria lebih sering daripada wanita. Terdapat di seluruh dunia. Paling banyak di daerah tropis. Musim panas, banyak berkbringat. Kebersihan yang kurang diperhatikan. Tak berpengaruh.
histopatologi
Pemeriksaanpembantu/
laboratorium
Diagnosis banding Penatalaksanaan Prognosis TidakKerokan kulit daerah lesi dengan KOH 10%: tampak elemen jamur seperti hifa, spora danmiselium.
l.Eritrasma: batas lesi tegas, jarang disertai infeksi, fluoresensi merah bata yang khas dengan sinar Wood.
2.Kandidiasis; lesi relatif lebih basah, berbatas jelas disertai lesilesi satelit. 3.Psoriasis intertriginosa: skuama lebih tebal dan berlapis-lapis.
.
Seperti pengobatan jamur lainnya..
Topiksl: salep atau krim antimikotik. Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi konsentrasi obat harus lebih rendah dibandingkan lokasi lain, misahrya asam salisilat, asam benzoal, sulfur dan sebagainya.o Sistemik: diberikan jika lesi meluas dan kronik; griseofulvin 500-1.000 mg selama 2-3 minggu atau ketokonazol l00 mglhari selama
l
bulan.Baik, asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.
Gambar 2.25 Tinea kruris. Makula hiperpigmentasi regional.
Gambar 2.24 Tinea kruris. Tampak likenifikasi dan skuamasi.
Gambar 2.26 Tinea kruris. Seluruh daerah kruris terkena infeksi.
KANDIDIASIS
Suatu penyakit
kulit
akut atau subakut, disebabkanjamur
intermediat yang menyerang kulit, subkutan, kuku, selaput lendir dan alat-alat dalam.o Faktor-faktor predisposisi lain seperti pemakaian antibiotik yang lama, obesitas, alkohol, gangguan vaskularisasi, hiperhidrosis dan lain-lain.
Gejala
singkat
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Predileksi pada:penyakit
oKttlit
:
Gatalhebatdisertaipanassepertiterbakar,terkadangnyerijikaada rnfeksi sekunder.c
Kuku
:
Sedikit gatal dan nyerijika
ada infeksi sekunder;kuku
akan berwarna hitam coklat, menebal, tak bercahaya, biasanya dari pangkal kuku ke distal. Di sekitar pangkal kuku didapatkanvesikel-vesikel dan daerah erosif dengan skuama.o
Mukosa :
Terutama mulut, ditemukan ulkus-ulkus ringan putih keabuan tertutup suatu membran.Pemeriksaan
kulit
o Lokalisssi:Kulit: Bokong sekitar anus, lipat ketiak, lipat paha, bawah payudara, sekitar pusat, garis-garis kaki dan tangan; kuku.
.
Eflor e sens i /sifa t-sifatny a :Kulit : Daerah eritematosa, erosif, kadang-kadang dengan papula danbersisik. Pada
keadaan kronik, daerah-daerah likenifikasi, hiperpigmentasi, hiperkeratosis dan terkadang berfisura.
Kuku : Kuku tak bercahaya, berwarna hitam coklat, menebal, kadang-kadang bersisik. Sekitar kuku eritematosa, erosif dengan vesikel.
Gambaran
Sel ragi pseudohifa dengan blastospora, serta sebukan sel-sel radang pada dermis.histopatologi
Pemeriksaan
1. Kerokan kulit dengan KOH 10%,40%: ditemukan sel-sel ragi.pembantu
2. Media Sabouroud: koloni coklat mengkilat, permukaan basah (koloni ragi)laboratorium
3. Fermentasi gula: fruktosa@ glukosa@.Diagnosis
banding
oKulit:
1. D ermgtitis seboroika. 2. D erma titis kontak aler gika.
3. Eritrasmn: sinar Wood: merah bata.
r
Kuku:T.Pqronikia.
2. O nikomiko sis /tin ea ung uium. 3.Psoriasis kuku: Sering terdapat pits.
Secara praktis dapat dibedakan melalui ke-rokan kulit/preparat langsung KOH dengan elemen jamur negatif.
Dapat dibedakan dari biakan skuama yaitu
bentuk
koloni,
serta elemenjamur
yang tumbuh.Gambar 2.28 Kandidiasis. Tampak Skuama putih di sela-sela jari
Gambar 2.27 Kandidiasis kulit. Predileksi.
Gambar 2.29 Kandidiasis. Daerah eritematosa, erosi, bersisik dengan lesi satelit.
Gambar 2.30 Kandidiasis. Makula eritematosa sekitar anus.
Penatalaksanaan Prognosis
Definisi
Penyebab danepidemiologi
Gejala
singkatpenyakit
r
Penyebab oljmur
o Jenis kelamin o Distribusi o Faktor lainGambar 2.31 Kandidiasis. Plak berwarna putih dan daerah erosi di mukosa bibit.
Perbaiki keadaan umum, dan atasi faktor-faktor predisposisi: o Pemakaian antibiotik secara berhati-hati.
r
Hindari obesitas.o Hindari bekerja pada tempat-tempat yang lembap/banyak air. Sistemik:
o Amfoterisin B 0,5-1 rng/kgBB intravena. o Tablet nistatin 3 x 100.000 U selama 1-4 minggu.
o Ketokonazol400 mglhari selama 5 hari atau flukonazol 150 mglhari selama 7 hari. Topiknl :
r
Larutan gentian violetl-2oh.o Nistatin 100.000
U/ml
terutama pada kandidiasis mukosa.o Ekonazol 7-2% (krim atau larutan).
o Mikonazol 1,-2% (krim, solusio atau bedak); toksiklat 7-2'/" (bedak, larutan atau krim).
Baik.
SPOROTRIKOSIS
Adalah infeksi kronik Sporotrichum schenkii yangditandai dengan nodula-nodula pada
kulit
atau jaringan subkutan akibat pembengkakan kelenjar limfe yang kemudian melunak, memecah dan menjadi ulkus indolen.Sp or otrichum s chenkii.
Tidak tentu, terutama dewasa. Pria lebih sering daripada wanita.
Daerah pertanian, kelembapan yang tinggi. Kebersihan yang kurang.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Spora masuk melalui luka, mula-mula timbul papula atau nodula subkutan, disusul pembengkakan proksimal dari lesi (sesuai aliran getah beffig). Papula atau nodula tersebut kemudian pecah membentuk ulkus granulomatosa disertai peradangan pembuluh limfe yang menyebar mengikuti aliran pembuluh limfe.
Pemeriksaan
kulit
Gambaranhistopatologi
Pemeriksaanpembantu/
laboratorik
Diagnosisbanding
Penatalaksanaan Prognosis oLoknlisasi
:.
Efloresensi/sifat-sifatnya : T.Skrofuloderma 2.Ulkus tropikum 3.Sifilis stadiumII
Bagian tubuh yang terbuka, terutama ekstremitas' Mula-mula berbentuk papula/nodula eritematosa'
Kemudian
papula/nodula
pecah membentuk ulkus, dinding meninggi, indurasi, dasar terdiri dari jaringangra-nulasi. Penyebaran khas limfogen proksimal'Dari granuloma yang terinfeksi, pada dinding lesi ditemukan sel polimorfonuklear, eosinofil dan makrofag. Pada bagian perifer ditemukan banyak sel epiteloid dan sel raksasa Langhans. Edema epidermis dengan tanda radang kronik'
l.Preparat langsung: tampak granula sulfirr'
2.Dengan
fOA
fOy": tampak hifa bercabang dan bersepta'3.Bialian pada media Sabouraud: koloni camp.,tao. Pada temperatur 37"C: bentuk koloni ragi. Pada temperatur kamar: koloni filamen
l.Imumr
r
Memelihara kebersihan'o
Hindari kontak dengan kotoran (tanah)' Khusus: Sistemik:o Kalium yodida jenuh per oral; dimulai 5 tetes/hari dan dinaikkan perlahan hingga 30-40 tetes/hari'
oKetokonazol100-200mg/hariselamalbulanberhasilbaik.
o
Itrakonazol 100 mg/hari selamal
bulan'o
Flukonazol 150 mglhari selama 2 bulan'Topiknl:ulkus. Kompres terb"uka dengan kalium yodida 2o/o dNtyodium 2%'
Baik.
: Nodula-nodula tanpa tanda radang, tidak mengikuti jalannya limfe. Uji tuberkulin@.
'
-M"ttggu.tttg,
soliter, eksudasi, granula sulfur @' Pemeriksaan : B or r elin rt inc enti @
:
Papula-papula eritematosa dengan pembesaran kelenjarlimfe
generalisata'Gambar 2.33 Sporotrikosi s. Tampak nodula-nodula yang berjejer pada tungkai atas.
Gambar 2.34 Sporotrikosis. Multipel abses sesuai dengan aliran limfe.
Definisi
Penyebab danepidemiologi
o Penyebab oljmur
c Jenis kelamin o Distribusir
Faktor lainGejala
singkatpenyakit
Actinomyces israelii. Semua umur. Pria:wanita = 2:1. Kosmopolit.Higiene yang kurang.
AKTINOMIKOSIS
Adalah penyakit infeksi jamur profunda kronik dengan nodula-nodula supuratif, granulomatosa disertai sinus-sinus yang mengeluarkan eksudat purulen.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Mula-mula terjadi pembengkakan setempat berwarna merah kehitaman, selanjutnya menjadi benjolan yang keras, kemudian mengalami perlunakan dan timbul fistel-fistel yang mengeluarkan eksudat keputih-putihan.
Pemeriksaan
kulit
Gambaranhistopatologi
Pemeriksaan pembantu/laboratorium
Diagnosisbanding
Penatalaksanaan PrognosisGambar 2.35 Aktinomikosis. Predileksi.
o
Loknlisasi
: Leher sampai wajah, dinding perut dan dinding dada..
Efloresensi/sifat-sifatnya : Nodula-nodula keras berwarna merah kehitaman disertai sinus-sinus dengan eksudat purulen.Tampak jaringan granular, sel epiteloid, sel plasma dan sel raksasa dengan perubahan-perubahan degeneratif. Massa berlobulasi yang terdiri dari filamen, dan terdapat jamur berupa miselium yang sedikit bercabang.
Pada sediaan apus eksudat/jaringan tepi dapat ditemukan granula sulfur berwarna kuning dengan diameter 1-5 mm, yangbanyak mengandung elemen-elemen jamur. Pewarnaan Gram pada granula sulfur yang dihancurkan, didapat miselium yang bersifat Gram positif.
t.Skrofuloderma: garnbaranklinis biasanya dengan sedikit infiltrasi. Terdapat sikatriks hipertrofik dan jembatan kulit.
2.Ulkus piogenik: ulkus kotor, bengkak dan mengeluarkan nanah yang banyak. 3.Sifilis stadium /11: biasanya perjalanan ulkus serpiginosa dan tes serologik positif.
Dapat dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.
o
lJmum:
Menjaga kebersihan terutama kebersihan mulut.o Khusus : Sistemik: Penisilin 1-6 juta unit/hari selama 2 bulan. Topikal r jika belum ada fistel, sebaiknya dieksisi.
Baik.
Gambar 2.36 Aktinomikosis. Tampak multipel fistel yang mengeluarkan cairan seropurulen.
Gambar 2.37 Aktinomikosis pada rahang bawah.
",-"."'<?i
makula infiltrasi dan fistel krusta.Tampak
KROMOMIKOSIS
Adalah mikosis profunda yang biasanya menyerang kulit dengan gambaran nodu-lar dan verukosa
Definisi
Penyebab danepidemiologi
Gejala
singkatpenyakit
Gambaranhistopatologi
r
Penyebab oljmur
o Jenis kelamin.
Bangsa o Daerah o Kebersihan dan higiene o Lingkungan o Lokslisasi.
Efloresensi.
Pe4alananpenyakit
: Jamur masuk dari tanah melalui abrasi kuiit, berkembang membentuk nodula-nodula yang selanjutnya menjadi lesi verukosa menyerupai kembang kol.Satu dari ke-4 jamur: Phialophora pedrosoi, P. aerrucosa, P. compactn
dan Cladosporium ctrioniL
Biasanya menyerang orang dewasa. Frekuensinya sama pada pria dan wanita. Semua bangsa.
Lebih banyak pada daerah tropis dan subtropis dengan
iklim panas.
Higiene yang kurang mempe'rmudah infeksi.
Pertanian dan petemakan mempermudah perkembangan penyakit.
: Tungkai bawah terutama telapak kaki, punggung kaki dan bokong.
: Nodula-nodula lentikular sampai numular dengan permu-kaan kasar menyerupai kembang kol dan berbatas tegas. Preparat dengan pewarnaan
HE
aau Giemsa: padaepidermis
didapatkanhiperkeratosis, akantosis dan abses-abses kecil dikelilingi sei-sel datia. Dalam abses
dapat ditemukan elemen jamur berbentuk bundar, berdinding tebal dan berwarna coklat.
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosisbanding
Penatalaksanaan Prognosis1. Preparat langsung dari kerokan kulit dengan KOH 10%: hifa @.
2. Biakan jaringan
kulit
pada agar sabouroud. sesudah 2-3 minggu tampak pertumbuhan koloni jamur.7. Tuberkulosis kutis aerukosa: secara klinis memberikan gambaran yang sama, hanya pada TBC kulit terdapat basil tahan asam dan gambaran histopatologi yang khas.
2. Karsinomo epidermoid: gambaran histopatologi keganasan dengan sel-sel yang khas. o Larutan kalium yodida jenuh 30-50 tetes sehari selama 1-2 bulan.
o Suntikan amfoterisin B intralesi.
o Tindakan operatif dengan eksisi luas dan pencangkokan merupakan alternatif 1ain.
o Preparat-preparat azol seperti Ketokonazol 100-200 mg/hari selama 2 bulan. o 5 fluorositosin dengan dosis 100-150 mg/hr dibagi dalam 4 dosis selama 1-2
bu1an.
]ika pengobatan sempurna, prognosis adalah baik.
Gambar 2.38 Kromomikosis. Prediteksi
Gambar 2.39 Kromomikosis. Pertumbuhan dengan permukaan verukosa.
Gambar 2.41 Kromomikosis. Peftumbuhan nodular. Sebagian permukaan licin, yang lain erosif .
Gambar 2.40 Kromomikosis. Permukaan verukosa, kering.
FIKOMIKOSIS
SUBKUTISAdalah infeksi jamur profunda dengan gejala pembengkakan di bawah kulit. Kenyal pada perabaan, berbatas tegas dan nyeri.
Definisi
Penyebab danepidemiologi
Faktor-faktor
yang memengaruhitimbulnya
penyakit
Gejala
singkatpenyakit
Pemeriksaankulit
Gambaranhistopatologi
Pemeriksaanpembantu/
laboratorium
Diagnosisbanding
Penatalaksanaan Prognosis o Penyebab o lJmurr
Jenis kelamin.
Daerah o Kebersihan o Keturunan o Lingkunganjamur golongan Mucor dan Basidiobolous.
Semua umur, terutama anak-anak. Frekuensinya sama pada pria dan wanita.
Lebih banyak pada daerah tropis dengan iklim panas. Sering pada higiene yang kurang.
Penderita diabetes melitus dengan faktor keturunan lebih mudah terkena penyakit ini.
Lebih mudah berkembang dalam lingkungan petani dan peternak. Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan : Jamur masuk ke dalam kulit melalui luka-luka kecil atau gigitan serangga, selanjuhnya menimbulkan benjolan-benjolan subkutis, terkadang timbul fistula yang mengeluarkan cairan serosanguineus.
o
Lokslisosi
; Kaki, leher, tangan dan dada..
Efloresensi/sfot-sifatnya : Nodula-nodula berbatas tegas, permukaan rata terkadang ada fistula yang mengeluarkan cairan serosanguineus. Preparat dengan pewamaan HE, Giemsa, atau PAS memberi gambaran reaksi radang kronik, terutama sel eosinofil. Dalam infiltrasi dapat dijumpai hifa-hifa lebar bersekat dengan ukuran bervariasi dari 3-30 p.1. Pemeriksaan cairan fistel secara langsung, dapat diiemukan hifa-hifa besar bersekat.
2. Biakan cairan
fistel
dalam agar Sabouraud glukosa dapat memperlihatkan pertumbuhan koloni jamu r.1. Lipomn: Biasanya lebih lunak, berbatas tegas dan tanpa fistel.
2. Osteomielifls; Biasanya keras dan nyeri, fistel mengeluarkan cairan serosa.
Larutan kalium yodida jenuh 3-50 tetes/hari selama 10-14 hari memberi hasil yang baik. Eksisi tumor juga dapat berhasil baik. Amfoterisin B 1,2rng/kgBB efektif pula Itrakonazol 100-200 mglhari selama 2 bulan.
Gambar 2.43 Fikomikosis. Predileksi.
Gambar 2.44 Fikomikosis. Pembengkakan pada tumit d engan be be rapa f i stel/ulk u s.
MISETOMA
Adalah infeksi jamur profunda kronik pada jaringan bawah kulit yang dapat meluas ke otot dan tulang, sehingga menimbulkan kelainanbentuk.
Definisi
Penyebab danepidemiologi
o Penyebab oljmur
o Jenis kelamin.
BangsaActinomycetes, termasuk genus Nocardia danStreptomyces (tipe akti-nomikotik). G enrs Ma dur ell a, AII es cher ia, Cephal o sp or ium dan P hial o
-phor a (tip e eumikotik).
Biasanya menyerang orang dewasa. Frekuensinya sama pada pda dan wanita. Semua bangsa, terutama di daerah tropis.
Faktor-faktor
yang memengaruhitimbulnya
penyakit:
Gejala
singkatpenyakit
Pemeriksaankulit
Gambaranhistopatologi
Pemeriksaan pembantu/laboratorium
Diagnosis banding Penatalaksanaan Prognosiso Kebersihan/higiene : Lebih sering pada higiene yang kurang, yaitu melalui luka-luka atau abrasi kulit yang kotor.
o Lingkungan : Yang kotor dan udara yang lembap merupakan kondisi yang baik untuk perkembangan penyakit.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan: Jamur masuk ke dalam
kulit melalui abrasi atau luka lecet di kaki, selanjuh-rya berkembang menjadi tumor di bawah kulit, menyebabkan kelainan bentuk (deformitas) pada kaki yang disebut misetoma, Tumor kemudian mengalami perlunakan, terbentr-rk fistula atau ulkus yang mengeiuarkan sekret mengandung butir-butir kuning kehijauan disebut granula,.sul-fur. Penderita mengeluh nyeri dan selalu disertai pembengkakan kelenjar limfe re-gional.
Lokslisssi
;
Terutama kaki, tangan, dada dan bokong.Efloresensi
:
Tumor yang teratur dengan fistel atau ulkus; sekret purulen mengandung butir-butir granuia sr-rlfu r.Tampak granuloma dengan sebukan se1-sel radang berupa sel polirnorfonuklear. Eosinofil dan makrofag. Pada bagian tengah infiltrat terlihat sel-sel epiteloid dan sel datia Langhans.
1. Pemeriksaan sekret secara langsung dengan KOI{ 10% sulit menemukan elemen jamur.
2. Biakan granula
sulfur
dalam agar Sabar,rraud; sesudah 1-2 minggu tampak pertumbuhan koloni berwarna krem sampai coklat.3. Pemeriksaan radiologik. Untuk menilai derajat kerusakan.
7. Skroflodermn:Iokalisasi biasanya di leher atau ketiak. Timbul ulkus dengan pinggir livide dan ada jembatan-jembatan kulit.
2. Osteonielills; biasanya berr-rpa benjolan akr-rt ber-wama merah, sekresinya pustulosa. Misetoma aktinomikotik diobati dengan penisilin prokain 2,4_.4.,8juta unit selama 2-4 minggu. Preparat sulfa seperti sulzadiazin 3-8 g/hariselama 2-4 minggu. Misetoma eumikotik dengan amfoterisin B intravena, kadar dalam darah 1,,2-2
1tg/n\
dapat membunuh jamur, tetapi umumnya sangat resisten. Jika dengan pengobatan ini tidak menolong, dianjurkan amputasi.Gambar 2.45 Misetoma. Predileksi.
Gambar 2,46 Misetoma. Tampak multipel ulkus tak teratur me ngel uarkan jari n g an n e krosis.
Gambar 2.47
Misetoma pada lutut. Tampak be-berapa fistel de-ngan jaringan gra-nuloma.
Gambar 2.48 Misetoma pada paha. Multipel tistula dengan sekret seropurulen.
PIODERMA
IMPETIGO
KRUSTOSA(impetigo
kontagiosa)Bentuk pioderma yang paling sederhana. Menyerang epidermis, gambaran yang dominan ialah krusta yang khas, berwarna kuning kecoklatan seperti madu yang berlapis-lapis.
Definisi
Penyebab danepidemiologi
Faktor-faktor
yang memengaruhitimbulnya
penyakit:
Gejala
singkatpenyakit
o Penyebab oljmur
o Jenis kelamin o Bangsa o Daerah o Musim o Kebersihan/higieneS t aphyllo co cc us aLLr eus koa gulase positif dan S tr ep to c o ccus
betahemolyticus.
Terutama pada anak-anak.
Frekuensinya sama pada pria dan wanita. Semua bangsa.
Lebih sering di daerah tropis.
Musim panas atau cuaca panas dan lembap.
Kebersihan yang kurang dan higiene yang buruk (anemia dan malnutrisi).
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Keluhan utama adalah rasa gatal. Lesi awal berupa makula eritematosa berukuran
1-2rrtm, segera berubah menjadi vesikel atau bula. Karena dinding vesikel tipis, mudah pecah dan mengeluarkan sekret seropurulen
kuning
kecoklatan. Selanjutnya mengering membentuk krusta yang berlapis-iapis. Krusta mudah dilepaskan, dibawah krusta terdapat daerah erosif yang mengeluarkan sekret sehingga krusta kembali menebal.
Pemeriksaan
kulit
o LokelisasiGambaran
histopato!ogi:
Perneriksaan
pembantu/
laboratorium
:
Daerah yang terpajan, terutama wajah (sekitar hidung dan mulut), tangan, leher dan ekstremitas.o Efloresensi/sifat-sfotnyn
:
Makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular, sirsinar; vesikel dan bula lentikular difus; pustula miliar sampai lentikular; krusta kuning kecoklatan, berlapis-la-pis, mudah diangkat.Berupa peradangan superfisial folikel pilosebasea bagian atas. Terbentuk bula atau vesikopustula subkornea yang berisi kokus serta debris berupa leukosit dan sel epi-dermis. Pada lapisan dermis didapatkan reaksi peradangan ringan berupa dilatasi pembuluh darah, edema dan infiltrasi PMN.
Biakan bakteriologis eksudat lesi; biakan sekret dalam media agar darah, dilanjutkan dengan les resistensi.