• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERFORMANSI VIDEO STREAMING PADA JARINGAN LTE (LONG TERM EVOLUTION) MENGGUNAKAN MODE DUPLEX TDD (TIME DIVISION DUPLEX) Streaming Video Performance on Long Term Evolution (LTE) Network Using Time Division Duplex (TDD) Mode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERFORMANSI VIDEO STREAMING PADA JARINGAN LTE (LONG TERM EVOLUTION) MENGGUNAKAN MODE DUPLEX TDD (TIME DIVISION DUPLEX) Streaming Video Performance on Long Term Evolution (LTE) Network Using Time Division Duplex (TDD) Mode"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Streaming Video Performance on Long Term Evolution (LTE) Network Using

Time Division Duplex (TDD) Mode

!

" # $%$& ' () * "

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend Haryono 167 Malang Indonesia 65145 Telp. +62 341 587710, 587711 Fax : +62 341 551430

2 email: [email protected]

# +

!"

# $ % % &

$ $

# ' ( # (

) * + '

, , ( # (

-# ( * + )( ,

, . /01 122 #

* + ) 32222 ' 2 4

( ( ( 5 # * + # ) ( # ( (

# (

,

-' #. ) /

Era globalisasi telah membawa dampak yang begitu hebat terhadap teknologi telekomunikasi. Setiap orang merasa memiliki kebutuhan untuk mengetahui hal:hal baru menyangkut perkembangan dunia. Mereka sebagai pengguna layanan informasi dan komunikasi menginginkan sesuatu yang real:time dan praktis.

LTE ( ) adalah nama baru dari layanan telekomunikasi yang mempunyai kemampuan tinggi dalam sistem komunikasi bergerak ( ) dan merupakan langkah menuju generasi ke: 4 (4G) yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan telepon . LTE mempunyai beberapa kelebihan yaitu efisiensi spektrum yang tinggi, yang rendah,

mendukung mulai 1.4 MHz

sampai 20 MHz, menggunakan teknologi MIMO (6 7 6 - ), menggunakan teknik OFDMA (- % & 6 " ) untuk # dan SC:FDMA ( 8 % & 6 " ) untuk #

serta mempunyai kecepatan data # sebesar 100 Mbps dan # sebesar 50 Mbps.

Dalam mengakses layanan data yang besar dan cepat, LTE didukung oleh teknologi

( $). Alasan mengapa LTE

menggunakan metode akses jamak adalah untuk meningkatkan kualitas layanan ketika terjadi kepadatan trafik yang tinggi serta pengaksesan data asimetris antara arah transmisi # dan #, seperti pada layanan video . Namun dalam prakteknya TDD memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan FDD. Hal ini disebabkan TDD menggunakan frekuensi # dan # yang menjadi satu dan dialokasikan ke dalam slot:slot waktu sehingga kapasitas pemakai bisa lebih banyak dan pembagian arah transmisi dapat lebih mudah, cepat, dan efisien.

Video merupakan salah satu teknologi telekomunikasi yang bersifat serta dapat menyalurkan informasi berupa audio maupun video. Dengan teknologi video ini, tidak perlu menunggu hingga selesai di:

(2)

Penelitian ini membahas tentang performansi video pada jaringan LTE dengan menggunakan mode TDD dengan menghitung nilai

performansi( # ( .

% "

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang maka rumusan masalah ditekankan pada:

1. Bagaimana performansi video pada jaringan LTE yang menggunakan mode TDD dengan menghitung nilai performansi(

# ( . pembahasan dibatasi pada:

1. Standard LTE yang digunakan adalah 3GPP 8.

2. Mode $yang digunakan adalah TDD (

$).

3. Teknik pentransmisiannya menggunakan

teknologi - % & 6 H.264/AVC untuk video.

6. Transmisi video yang diamati adalah dari ke

7. Teknik modulasi yang digunakan dalam perhitungan adalah QPSK.

8. Pembahasan meliputi analisis secara perhitungan berdasarkan data sekunder yang telah ditentukan.

1

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui performansi video pada jaringan LTE menggunakan mode duplex TDD dengan menganalisis parameter jaringan meliputi

performansi( # ( . merupakan teknologi telekomunikasi seluler sebagai evolusi atau pengembangan dari teknologi UMTS/WCDMA/HSPA. LTE menggunakan spesifikasi yang baru untuk meningkatkan kecepatan data dibandingkan dengan HSPA. Perbedaan utama antara LTE, WCDMA dan HSPA adalah penggunaan teknologi OFDMA pada sisi

# dan SC:FDMA pada sisi #,nya. LTE

mempunyai kemampuan mengirimkan data dengan kecepatan tinggi mencapai 100 Mbps untuk #

dan 50 Mbps untuk #,nya. Peningkatan kecepatan ini juga disebabkan oleh kemampuan LTE untuk menggunakan teknologi MIMO (6 7 6 - ) dan :nya yang mulai dari

" * # (E:UTRAN) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. EPC berhubungan dengan E: UTRAN dan yang lainnya. EPC berisi 6

6 (MME), "

: (S:GW) dan ! # * #

: (PDN:GW). E:UTRAN hanya berisi

) 9 " * # +

(eNodeB) dimana ) & (UE) berhubungan dengan eNB dan eNB berhubungan dengan EPC dan yang lainnya.

E:UTRAN

(3)

PCRF dan menyaring # paket IP kedalam QoS yang berbeda.

b. S:GW :

Semua pengguna paket IP dikirimkan melalui S: GW, yang berfungsi sebagai jangkar untuk mobilitas data bila UE bergerak di antara eNodeB. S:GW juga bertanggung jawab dalam menetapkan dan meneruskan paket data dengan S:1, menangani kompresi

IP serta enkripsi data . c. MME 6 6

MME adalah kontrol yang memproses sinyal antara UE dan CN (8 * #)/EPC. Selain itu MME juga berfungsi sebagai autentifikasi dan keamanan serta . Protokol yang berjalan antara UE dan CN dikenal sebagai protokol * , " (NAS). (Stefania Sesia, Issam Toufik dan Matthew Baker, 2009 : 25) [2]

2 &! "#

# " $$ && ! %

Jaringan akses LTE, E:UTRAN, hanya terdiri dari eNodeB seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.

%7 !. Arsitektur E:UTRAN

( %7. 8 Stefania Sesia, Issam Toufik and Matthew Baker,2009) [2]

eNodeB biasanya saling terhubung satu sama

lain melalui yang

dikenal sebagai ;1, dan pada EPC melalui

yang lebih khusus yaitu 3, dengan MME melalui S1:MME dan S:GW melalui S1:U. Protokol yang bekerja antara eNodeB dan UE disebut protokol " (AS). (Stefania Sesia, Issam Toufik and Matthew Baker, 2009) [2]

Dengan E:UTRAN

memungkinkan untuk transfer data hingga 100 Mbps. Operasi mode TDD digunakan karena operasi ini dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam pelayanan transmisi data yang tinggi.

%7 9. E:UTRAN TDD

( %7. 8 H. Holma dan A. Toskala, 2009) [10]

Sistem seluler LTE memiliki spektrum frekuensi yang digunakan untuk menangani trafik asimetris. Pengertian

disini adalah suatu band spektrum frekuensi yang memiliki frekuensi pembawa tidak sepasang dengan frekuensi pembawa pada bidang frekuensi yang lain, atau dengan kata lain frekuensi yang digunakan untuk transmisi # dan # adalah sama.

.$ ! # "

Dalam dunia internet, lebih mengacu kepada teknologi yang mampu mengkompresi atau menyusutkan ukuran audio dan video agar mudah dikirimkan melalui jaringan internet. Pengiriman audio dan video tersebut dilakukan secara ” ”, alias terus:menerus. Dari sudut pandang prosesnya,

berarti sebuah teknologi pengiriman dari ke melalui jaringan # ,

semisal internet. Sedangkan dari sudut pandang , adalah teknologi yang memungkinkan suatu dapat segera dijalankan tanpa harus menunggu selesai di seluruhnya dan terus mengalir tanpa ada interupsi.

%7 :, Proses video melalui jaringan ( %7.: Ashraf M.A. Ahmad and Ismail Khalil

Ibrahim, 2009: 94) [11]

' .$

(4)

%7 4,Format Gambar ( %7.: Iain E. G. Richardson, 2003: 20) [12]

Pilihan resolusi frame tergantung pada aplikasi dan kapasitas yang tersedia atau kapasitas transmisi. Sebagai contoh, 4CIF sesuai untuk digunakan pada televisi standar dan DVD:video. Format CIF dan QCIF sangat populer digunakan pada aplikasi video conferencing. Sedangkan format QCIF atau SQCIF sesuai untuk digunakan pada aplikasi

dimana resolusi layar dan bit rate format ini terbatas.

Kualitas video yang baik dapat dinilai dari tiga elemen utama, yaitu: ( . ! , 1998: 5) [3]:

a. Frame Rate, jumlah gambar yang ditampilkan per detik pada video. Minimum frame yang dibutuhkan untuk mendapatkan ilusi gambar yang bergerak adalah sekitar 15 fps.

b. Color Depth, Jumlah bit pada setiap pixel yang menunjukkan informasi warna. Misalnya: 24 bit menunjukkan 16.7 juta warna, 16 bit sekitar 65,535 warna, atau 8 bit hanya 256 warna. c. Frame Resolution, biasanya ditunjukkan

dengan width dan height pada pixel. Misalnya: full screen PC mempunyai frame resolution sebesar 640x480.

Jika kita menggunakan kecepatan pengiriman kecepatan pengiriman frame per second (fps) video yang rendah, akan memakan bandwidth yang lebih rendah dibandingkan frame per second (fps) yang tinggi. Video yang cukup baik biasanya dikirim dengan kecepatan frame per second (fps) sekitar 30 fps.

" " "&" ' (

TDD dapat bekerja pada frekuensi # dan

# yang sama tetapi dialokasikan ke dalam slot:slot waktu yang berbeda dan saling dipisahkan oleh selang waktu ( ).

Kanal fisik TDD terdiri dari frekuensi pembawa, kode akses, slot waktu. Satu pada TDD memiliki durasi waktu 625 Ks, dan setiap slot waktu mempunyai 2560 chip dengan kecepatan 4096 Mcps. Setiap slot waktu mempunyai struktur dan tipe data yang terdiri dari n data simbol, , dan selang waktu ( ) seperti yang ditunjukkan gambar 6.

%7 ;, Konfigurasi Kanal Fisik TDD ( %7. : 3GPP, TS 25.211, 2001) [13]

%.'. . *$ % < 0

% .$ ! # "

# ! .$ ! # "

video merupakan jumlah CODEC aplikasi video

dengan jaringan dimana aplikasi tersebut berjalan. CODEC video terdiri dari CODEC audio dan video untuk menghasilkan satu paket video . Besarnya CODEC video dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

tCODEC = ta + tv (2:1)

dengan:

tCODEC = CODEC (s)

ta = CODEC audio (s)

tv = CODEC (s)

Sehingga, total , ,

pada jaringan LTE menggunakan mode duplex TDD dapat dihitung dengan persamaan:

tend:to:end = tCODEC + tnet (2:2)

dengan:

ttotal = , , (s)

tnet = delay jaringan LTE (s)

# ! .$ ! # " 0

/ . / $ . ) .

%7 =,Delay End to End pada LTE ( %7. 8 Hasil analisis)

(5)

+

dibandingkan dengan paket yang diterima benar. Probabilitas # total penerapan aplikasi v pada suatu jaringan, ditentukan

Protokol UDP/IP sendiri tidak dapat memberikan jaminan bahwa paket akan dikirimkan semua sesuai dengan permintaan. ! # yang terjadi pada server di dan

# dapat dihitung dengan persamaan:

ρVS = PVS:size x ρb (2:6)

dimana:

ρVS = probabilitas # pada server

ρ = BER (10:8)

PVS:size = panjang paket data video (byte)

Probabilitas packet loss pada jaringan LTE dapat diperoleh dari probabilitas bit error rate (BER) di jaringan tersebut, sesuai dengan persamaan:

ρLTE = PVStot x ρb:LTE (2:7)

ditransmisikan pada jaringan LTE (byte)

BER ( ) atau dengan sebutan lain probabilitas bit merupakan nilai ukur kualitas sinyal yang diterima untuk sistem transmisi data digital. BER juga dapat didefinisikan sebagai

perbandingan jumlah bit terhadap total bit yang diterima. Nilai BER untuk modulasi QPSK pada jaringan LTE dapat dihitung dengan persamaan (Andrea Goldsmith, 2005:167) [5]:

pada saat transmisi (dB)

Nilai Q dapat diperoleh dengan distribusi Gaussian menggunakan persamaan (John G. Proakis, 2000: 40) [6]:

Eb/No adalah suatu parameter yang berhubungan dengan SNR yang biasanya digunakan untuk menentukan laju data digital dan sebagai ukuran mutu standar untuk kinerja sistem komunikasi digital. Hubungan SNR dengan Eb/No ditunjukkan dalam persamaan:

= (2:11)

dengan :

PG = (dB)

Besarnya pengaruh redaman sinyal terhadap sinyal yang ditransmisikan dapat dinyatakan dengan perbandingan antara sinyal dengan noise (SNR) yang dinyatakan dalam persamaan berikut (E. Glatz, 1999) [7]: Sedangkan untuk perhitungan daya noise dinyatakan dalam persamaan berikut (E. Glatz, 1999) [7]:

( )

=

+

+

(2:13) dipengaruhi oleh propagasi sinyal dari pemancar ke penerima. Sehingga daya yang diterima dapat dinyatakan dalam persamaan berikut (Robert G. Winch, 1998: 184) [8] :

(6)

+ diperoleh menggunakan persamaan berikut (Andrea Goldsmith, 2005: 49) [5]

: Frekuensi kerja sistem (Hz)

d : jarak antara pemancar dan penerima (m) : kecepatan cahaya (3x108 m/s)

) )' !

adalah kecepatan maksimum jaringan saat tidak ada data yang hilang pada pentransmisiannya atau banyaknya data yang diterima dengan benar oleh . yang mungkin didapat dengan memperhatikan probabilitas paket diterima dalam keadaan salah dapat dihitung dengan persamaan (Mischa Schwartz, 1987:129) [9]

ρ

mengirimkan paket yang benar (s)

t1 =waktu transmisi sebuah paket data atau

(s)

ρtot = probabilitas frame yang salah

α = konstanta

Sedangkan parameter dapat dihitung

dengan persamaan (Mischa Schwartz, 1987:129) [9]: tT = tl + tout (2:17)

dan:

α

=

= +

(2:18)

dengan:

= waktu total yang dibutuhkan untuk mentransmisikan sebuah paket (s)

= waktu yang dibutuhkan untuk mentransmisikan sebuah paket (s)

= waktu yang dibutuhkan untuk menerima

# atau interval waktu antara pengiriman sebuah paket dengan pengiriman paket selanjutnya/

$ (s)

Waktu transmisi (tl) ditentukan dengan

persamaan (Mischa Schwartz, 1987:132) [9]:

(

!

)

Ctrans = kecepatan transmisi node (bps)

Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menerima # dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (Mischa Schwartz, 1987:129) [9]:

Analisa performansi dilakukan pada jarak antara eNodeB ke UE () & ) terhadap parameter video streaming dengan faktor utilisasi yang bervariasi meliputi ( #

( dan . Spesifikasi LTE pada sisi

# menggunakan OFDMA. Teknik modulasi yang digunakan adalah jenis QPSK, jumlah

dalam 1 simbol adalah 2 . Maksimum

dari UE adalah 3,6 Mbps. Bandwidth kanal sebesar 10 Mhz, jumlah yang digunakan sesuai kanal yang digunakan yaitu sebesar 1024.

9, # ! .$ ! # "

0 / %. // ) $ .

' (

Analisis performansi perhitungan

(7)

transmisi yang dipengaruhi oleh jumlah yang digunakan, propagasi dipengaruhi jarak antar dan media propagasi yang digunakan, serta antrian yang dipengaruhi oleh faktor utilisasi pada jaringan.

Faktor utilisasi menunjukkan besarnya pemakaian jaringan oleh . Besarnya faktor utilitas mempengaruhi waktu pemrosesan paket di setiap Hal ini mengakibatkan nilai antrian menjadi lebih besar sehingga

menjadi lebih besar. Banyaknya jumlah

menunjukkan besarnya nilai antara eNodeB dan UE. Semakin banyak jumlah

maka nilai antara eNodeB dan UE akan

semakin tinggi. Sehingga semakin banyak jumlah maka transmisi yang terjadi pada jaringan LTE akan semakin kecil.

Besarnya , , video

jaringan LTE menggunakan mode $ TDD terkecil adalah 0,3413 s, saat menggunakan

15 dengan faktor utilisasi sebesar 0,1 dan jarak dari eNodeB ke UE 1000 m. Sedangkan besarnya

, , terbesar adalah 0,3480 s, yang terjadi pada saat menggunakan 3 dengan faktor utilitas sebesar 0,9 dan jarak dari eNodeB ke UE 10000 m.

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

0.341 0.342 0.343 0.344 0.345 0.346 0.347 0.348

Grafik Delay End:to:End Terhadap Faktor Utilisasi Untuk Jarak Antara eNB dan UE 1000 m

Faktor Utilisasi

D

e

la

y

E

n

d

:t

o

:E

n

d

(

s

)

time slot=3 time slot=15

%7 6, Hubungan antara Faktor Utilisasi terhadap Jaringan LTE yang Menggunakan Mode $ TDD dengan Jarak eNodeB ke UE 1000 m

(8)

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 0.342

0.343 0.344 0.345 0.346 0.347 0.348 0.349

Grafik Delay End:to:End Terhadap Faktor Utilisasi Untuk Jarak Antara eNB dan UE 5000 m

Faktor Utilisasi

D

e

la

y

E

n

d

:t

o

:E

n

d

(

s

)

time slot=3 time slot=15

%7 >, Hubungan antara Faktor Utilisasi terhadap Jaringan LTE yang Menggunakan Mode

$ TDD dengan Jarak eNodeB ke UE 5000 m %7. 8Hasil Perhitungan

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

0.343 0.344 0.345 0.346 0.347 0.348 0.349 0.35

Grafik Delay End:to:End Terhadap Faktor Utilisasi Untuk Jarak Antara eNB dan UE 10000 m

Faktor Utilisasi

D

e

la

y

E

n

d

:t

o

:E

n

d

(

s

)

time slot=3 time slot=15

%7 ?, Hubungan antara Faktor Utilisasi terhadap Jaringan LTE yang Menggunakan Mode

(9)

9,! #$% ! && .$ ! # " 0

/ %. // ) $ . ' (

Analisis probabilitas # video streaming meliputi probabilitas # pada server yang terhubung melalui internet dan pada jaringan LTE yang dipengaruhi oleh SNR, Eb/No, serta jenis modulasi yang digunakan. Probabilitas

# pada server didapatkan sesuai dengan persamaan 2:6

ρVS = PVS:size x ρb

= 1,9136.10:4

Probabilitas BER (Pb) pada jaringan LTE dengan menggunakan modulasi QPSK dapat dihitung dengan persamaan 2:8:

Parameter yang diperlukan dalam perhitungan SNR yaitu: menggunakan persamaan 2:13 sebagai berikut:

( )

=

+

+

= 10 log (1,381 x 10:23 x 300) + 10 log (10 x 106) + 7

= :203,827 + 70 + 7 = :126,827 dBm

Selanjutnya, nilai daya yang diterima menggunakan adalah sebagai berikut:

=

λ

=

= 0,13 m

Maka akan diperoleh nilai (FSL) sebagai berikut :

sesuai dengan persamaan 2:14 adalah sebagai berikut:

Sehingga, besar SNR dapat diperoleh sesuai dengan persamaan 2:12 adalah sebagai berikut:

(

)

(

)

=

= :37,7009 – (:126,827) = 89,1261 dB

Besar Eb/No dapat diperoleh sesuai dengan persamaan 2:11 adalah sebagai berikut:

Perhitungan probabilitas BER pada jaringan LTE dengan modulasi QPSK dapat diperoleh sesuai dengan persamaan 2:8 adalah sebagai berikut:

Sehingga, besar probabilitas packet loss pada Jaringan LTE dapat dihitung sesuai dengan persamaan 2:7 adalah sebagai berikut:

ρLTE = PVStot x ρb:LTE

= 22608 x − = −

Probabilitas # untuk transmisi video pada jaringan LTE dengan mode akses TDD untuk jarak eNodeB ke UE 1000 m dapat diperoleh menggunakan persamaan 2.4

ρtot = 1 – [(1 – ρLTE)(1 – ρVS)]

= 1 – [(1 – − )(1 – 1,9136.10:4)]

= −

Prosentase # dihitung

menggunakan persamaan 2:5 diperoleh :

(10)
(11)

1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 1.9136

1.9136 1.9136 1.9136 1.9136 1.9136 1.9136 1.9136 1.9136 1.9136

1.9136x 10

:4 Grafik Probabilitas Packet Loss Terhadap Jarak Antara eNB dan UE

Jarak Antara eNB dan UE (m)

P

ro

b

a

b

ili

ta

s

P

a

c

k

e

t

L

o

s

s

%7 , Hubungan antara Jarak eNodeB ke UE terhadap Probabilitas ! # Jaringan LTE yang Menggunakan Mode $ TDD

%7. 8Hasil Perhitungan

Kualitas sinyal terima yang baik didapatkan jika nilai SNR dan Eb/No semakin besar, sehingga nilai probabilitas # didapatkan semakin kecil. Jarak antara eNodeB dan UE mempengaruhi besarnya probabilitas # yang dihasilkan. Semakin besar jarak maka probabilitas #

akan semakin besar. Nilai packet loss terbesar adalah

×

pada jarak eNodeB ke UE 10000 m, sedangkan nilai packet loss terkecil adalah

×

pada jarak eNodeB ke UE 1000 m. Besar probabilitas packet loss yang didapatkan masih dapat diterima karena tidak melebihi 1% (ITU.T G.1010)

9,9 ) )' ! .$ ! # " 0

/ %. // ) $ . ' (

merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui jumlah paket yang

diterima dalam keadaan baik terhadap waktu total transmisi yang dibutuhkan dari hingga ke . Analisis perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah hubungan antara hingga ke UE. Besarnya video

pada jaringan LTE menggunakan mode $ TDD dipengaruhi oleh faktor utilitasi serta jarak antara eNodeB dan UE.

(12)
(13)

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 3.52

3.53 3.54 3.55 3.56 3.57

3.58x 10

5 Grafik Throughput Terhadap Faktor Utilisasi

Faktor Utilisasi

T

h

ro

u

g

h

p

u

t

(k

b

p

s

)

jarak antara eNB dan UE = 1000 m jarak antara eNB dan UE = 5000 m jarak antara eNB dan UE = 10000 m

%7 !, Hubungan antara Faktor Utilisasi terhadap Jaringan LTE dengan Jarak eNodeB ke UE yang yang Berbeda

%7. 8Hasil Perhitungan

,

. %0

Berdasarkan perhitungan dan analisis tentang performansi video pada jaringan LTE menggunakan mode $ TDD, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Jarak antara eNodeB dengan UE serta faktor utilisasi berpengaruh terhadap

, # , serta pada

transmisi video . 2. Berdasarkan hasil analisis

video pada jaringan LTE menggunakan mode $ TDD, dapat disimpulkan bahwa:

a. Besarnya video

pada jaringan LTE menggunakan mode $ TDD terkecil adalah 0,3413 s, dengan 15 dan faktor utilisasi sebesar 0,1 serta jarak dari eNodeB ke UE 1000 m. Sedangkan

besarnya terbesar

adalah 0,3480 s, terjadi saat

menggunakan 3. Faktor

utilisasinya sebesar 0,9 dan jarak dari eNodeB ke UE 10000 m. Besarnya nilai video jaringan LTE menggunakan mode $ TDD

masih memenuhi standard ITU.T G.1010 untuk layanan video , yaitu < 10 s.

b. Jarak antara eNodeB dengan UE, jumlah yang digunakan, serta faktor utilisasi mempengaruhi besarnya

video Pada panjang paket data yang sama, semakin besar jarak antara eNodeB dengan UE maka semakin besar nilai

Begitu juga dengan faktor utilisasi, semakin besar faktor utilisasi maka semakin besar nilai

Sedangkan semakin besar jumlah yang digunakan maka semakin kecil nilai

3. Berdasarkan hasil analisis probabilitas

# video pada jaringan LTE menggunakan mode $ TDD, dapat disimpulkan bahwa :

a. Besar probabilitas packet loss yang didapatkan masih dapat diterima karena tidak melebihi 1% (ITU.T G.1010)

b. Analisis probabilitas # video streaming meliputi probabilitas #

(14)

c. Kualitas sinyal terima yang baik didapatkan jika nilai SNR dan Eb/No yang semakin besar sehingga probabilitas

# yang didapatkan akan semakin kecil.

d. Jarak antara eNodeB dan UE mempengaruhi besarnya probabilitas

# yang dihasilkan. Semakin besar jarak maka probabilitas #

yang dihasilkan akan semakin besar. 4. Berdasarkan hasil analisis video

pada jaringan LTE yang menggunakan mode $ TDD, dapat disimpulkan bahwa:

a. Analisis besarnya video dipengaruhi oleh faktor utilitasi serta jarak antara eNodeB dan UE. b. Semakin besar jarak maka

yang dihasilkan semakin kecil. Begitu juga dengan faktor utilisasi, semakin besar faktor utilisasi maka yang dihasilkan semakin kecil.

c. Besar terbesar adalah 357740 kbps, terjadi saat jarak antara eNodeB dan UE adalah 1000 m dengan faktor utilisasi sebesar 0,1. Sedangkan besar

terkecil adalah 352200 kbps, terjadi saat jarak antara eNodeB dan UE adalah 10000 m dengan faktor utilisasi sebesar 0,9.

Saran yang diberikan berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah:

1. Menganalisis performansi video pada

jaringan LTE ( ) dengan

menggunakan mode $ FDD (% & $) sehingga dapat mengetahui mode $ mana yang baik digunakan pada jaringan LTE untuk transmisi video . 2. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan

membahas dan mempertimbangkan ( (dan pada aplikasi

video .

,

1. K. Fazel, S. Kaiser. 2008. 6

New York : John Wiley & Sons, Inc.

2. Sesia, Stefania, Issam Toufik, Matthew Baker

2009. = )6 .

New York : John Wiley & Sons, Inc.

3. MacAulay, Alex, Boris Felts, Yuval Fisher,. 1998.

. ! 7! 6! :,>

* 9 ! 6! :,1 .

4. Wijaya, Hendra. 2004. + 5 8 9

+ # 6 # 88*"

Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 5. Goldsmith, Andrea. 2005. .

8 . USA : Cambridge University.

6. Proakis, John G. 2000. 8

> * Mc Graw:Hill Higher Education. 7. Glatz, Eduard. 1999. ,- '

8 8 " 9

9 9 . Switzerland :

University of Applied Sciences Rapperswil (HSR).

8. Winch, Robert G. 1998.

Mc Graw Hill International Edition.

9. Schwartz, Mischa. 1987. 8 ,

8 * # " .

USA : Addison Wesley Pub.

10. Holma, Harri, Antti Toskala. 2009. )6 , -% 6" 8,% 6" + 9 "

# New York : John Wiley & Sons, Inc. 11. Ahmad, Ashraf M.A., Ismail Khalil Ibrahim. 2009.

6 6 .

* # New York : Information Science Reference.

12. Richardson, Iain E. G. 2003. 1?> 6! :,>

8 8 * $

: 6 . USA : John Wiley & Sons Inc.

13. http://www.3gpp.org/ftp/spees/2000:

Gambar

Gambar 5.
Grafik Delay End:to:End Terhadap Faktor Utilisasi Untuk Jarak Antara eNB dan UE 1000 m
Grafik Delay End:to:End Terhadap Faktor Utilisasi Untuk Jarak Antara eNB dan UE 5000 m
Grafik Probabilitas Packet Loss Terhadap Jarak Antara eNB dan UE
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ingin melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Keberhasilan Terapi Klindamisin Oral dan Metronidazol Oral

Pendidikan antikorupsi terintegrasi dalam pembelajaran PKn untuk menanamkan karakter kejujuran siswa yang dikembangkan guru PKn yaitu melalui pengembangan disain

(a) Penyuluhan. Pada kegiatan ini terjadi alih pengetahuan dari penyuluh kepada khalayak sasaran. Oleh karenanya dalam kegiatan ceramah dan diskusi peserta dibekali

Hipotesis pada penelitian ini yaitu “Te rdapat perbedaan minat belajar yang signifikan antara peserta didik yang diajar menggunakan metode Eksperimentasi Alat Detektor

Dari hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan, maka diperoleh bentuk hubungan linier dari efisiensi modal kerja dan likuiditas digunakan analisis regresi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan populasi orangutan berdasarkan jumlah sarang di desa Aek Nabara, kawasan Cagar Alam Dolok Sibual Buali,

Paduan Suara dan Orkestra Gita Bahana Nusantara telah terbentuk sejak tahun 2003 dan secara berkelanjutan tampil setiap tahun, beranggotakan perwakilan generasi

Essence Indonesia (minyak pala yang digunakan pada industri flavor) dan sisa penguapan yang lebih tinggi diduga disebabkan karena komposisi dan kandungan komponen