BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Asal Usul Desa Dayu Sumber adalah Cerita yang banyak diketahui semua orang
Desa tersebut, karena asal usul Nama Desa Dayu Sumber merupakan cerita / sejarah
yang membawa Desa Tersebut menjadi Desa terkenal Karena pada saat itu Desa
Dayu Sumber hanya bernama Desa Sedayu, dan akirnya Nama Desa Sedayu menjadi
Desa Dayu Sumber, Karena pada saat jaman belanda diDesa Sedayu ada Sumber
Mata Air yang sangat luar biasa Sumber Mata Airnya, sampai – sampai Sumber Mata
Air tersebut bisa membuat Desa Sedayu menjadi banjir, dan akirnya semua orang
menyebut Desa Sedayu menjadi Dayu Sumber, karena adanya Sumber Mata Air yang
luar biasa.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana asal usul terjadinya nama Desa Dayu Sumber ?
2) Bagaimana alur cerita dari segi tokoh dan Apa yang memperkuat sehingga
kebaikan melawan keburukan akirnya terjadilah nama Desa Dayu Sumber ?
1.3. Tujuan Pembahasan
Mengetahui asal usul nama Desa Dayu Sumber, sehingga kita bisa menambah
wawasan tentang asal usul Desa kita sendiri , dan bisa menjadi referensi bagi penulis
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Alur Cerita / Asal usul Desa Dayu Sumber
Cerita ini diceritakan oleh mantan kepala Desa Dayu Sumber yang bernama
Mohamad Nasir. Pertama pada waktu diadakan panitia kepala Desa mekanisme –
mekanisme sudah jauh berbeda dengan mekanisme pada sekarang ini. Waktu itu Desa
Dayu Sumber bernama Desa Sedayu.
Pada saat pemilihan kepala Desa tersebut langsung dihadiri oleh Ndoro
Marlan kalau sekarang ini bernama Bupati yang ada dikabupaten kediri. Setelah itu
pada waktu diadakan pemilihan calon kepala Desa. Colon – calon tersebut sudah
mempunyai pendukung masing – masing dan pendukung – pendukung calon kepala
Desa itu bertolak belakang. pada waktu itu calon kepala Desa ada Dua orang yaitu :
Delan, dan, Bandi.
Pada waktu penghitungan suara tidak sesuai dengan jumlah penduduk Desa
tersebut, Setelah diseleksi ternyata ada Dua warga yang tidak menggunakan hak pilih
mereka yaitu Deler dan Painten, ternyata mereka satu pasangan suami istri, Deler dan
Painten itu adalah pembantunya Ndoro Marlan, Setelah dicari kesana kemari dari
ujung Desa barat sampai ujung timur.
Sampai ujung utara keselatan akirnya ditemukan Deler dan Painten suami istri
tersebut mereka lagi menjaga bebek yang ada disungai. Dan bebek tersebut adalah
miliknya Ndoro Marlan, Akirnya kedua suami istri tersebut dibawa kebalai Desa
setempat beserta barang bukti yaitu bebek. Kemudian Ndoro Marlan tadi bertanya
kepada Deler dan Painten mengapa kamu tidak menggunakan hak pillih kamu sebagai
warga Desa Sedayu,
Deler dan Painten menjawab:
“ Karena saya takut besok bebek Ndoro Marlan tidak akan bertelor kalau
Karena Deler dan Painten begitu setianya kepada Ndoro Marlan, akirnya
Ndoro Marlan memberikan jabatan sebagai kepala Desa Sedayu, dan semua
penduduk patu terhadap keputusan Ndoro Marlan tanpa ada yang protes, seharusnya
yang mejabat sebagai kepala Desa Sedayu adalah Delan karena Delan mendapatkan
suaranya lebih banyak dibandingkan pendukung suara Bandi, akirnya Delan bersupa
Desa Sedayu akan mendapatkan musibah karena ulah penduduk mereka sendiri yang
tidak ada keadilan bagi Delan, tidak lama kemudia Desa tersebut ada Sumber Mata
Air yang sangat luar biasa besarnya, sampai – sampai Desa Sedayu banjir, dan
akirnya Desa Sedayu menjadi Desa Dayu Sumber.
2.2. Terem
A = Ndoro Marlan
a1 = Deler, dan Painten, pasangan suami istri
a2 = Tuhan Yang Mahaesa
a3 = Delan
b = Bandi
b1 = Bapak Sarkam
b2 = Bapak Samat
b3 = Mbah Moksom
c = Mbah Karjan
c1 = Pak Yudah
c2 = Pak Agos
c3 = Pak Sukamto
d = Bapak Manji
d1 = Orang Desa
2.3. fungsi
x = Keburukan
y = Kebaikan
y1 = patuh
z = Keadilan
z1 = Menghukum
2.4. Alur Cerita Dari Segi Tokoh
Kode khusus N = Asal usul Desa Dayu Sumber, Alur Cerita dapat digambarkan :
N = (a1) y1 : (a) : (x1) :: (d1):; (z1) ; (a2)
// (a,), (x1,), ::, (a2,) ::(z1,); (a1,) :;,, (a3,) :: (a,), < (d1,) .>:: (a2,) //
Tindakan Ndoro Marlan yang semenang – menang terhadap Delan dan Bandi
akibatnya mendapat hukuman, karena Deler dan Painten patuh terhadap Ndoro
Marlan, akirnya semua orang kampong mendapat hukuman karena perbuatanya
keburukan Ndoro Marlan. Yang semaunya mengambil keputusan sepihak. Tanpa
memikirkan orang lain,
2.5. Alur Cerita Dari Segi Fungsi
kalau kita llihat dari segi tokohnya saja, maka alur cerita ini akan tampak
sebagai berikut :
N = (a1) ; (a) ;; (a1) ; (a2) ;; (a2) ;; (a) :; (x1) // (d1) + (a3) } ; (z) : + (a2) :; {(z1)
+;; (d1)
Karena tindakan Ndoro Marlan yang melanggar adat timbul penyesalan
berupa hukuman dari tuhan, Desa tersebut muncullah Sumber Mata Air yang sangat
luar biasa, sampae Desa semua penduduk Desa Sedayu panik, takut karena terjadi
banjir dantidak surut – surut, akirnya kepala Desa Sedayu memutuskan untuk
menutup Sumber Mata Air tersebut dengan mendatanfkan tujuh truk pasir, dan
akirnya nama Desa Sedayu Tersebut menjadi Desa Dayu Sumber. Jika dililhat dari
segi fungsinya, maka maka akan terlihat alur cerita sebagai berikut :
N = (y1) : (x1) ;: (z) : (x1) :; (z1) // (x,x2) + (z) ; (z2)
(a1) y1 + (a2) z1 + (a3) z1 + (a3) > (a1) x1 + (d1) z1
Disini fungsi keadilan terhadap hakikit hidup manusia tampak sangat
menonjol. Sesuai dengan kodrat hidup bahwa segala sesuatu yang diperolah
seseorang sebenarnya merupakan hasil dari perbuatanya sendiri.
Hal ini tampak jelas pada: Tindakan Ndoro Marlan yang melanggar adat hasilnya
ialah dapat hukuman dari tuhan.
Tindakan Ndoro Marlan yang seenaknya mengambil keputusan akirnya terjadilah
banjir diDesa Sedayu. Akirnya muncullah nama Desa Dayu Sumber.
1). Ndoro Marlan, laki – laki, bersetatus tinggi, berwatak jelek
2). Deler dan Painten, bersetatus renda, patuh terhadap majikan
2.7. Lampiran Cerita
Cerita ini diceritakan oleh mantan kepala Desa Dayu Sumber yang bernama
Bapak Mohamad Nasir. Pertama pada waktu diadakan panitia kepala Desa
mekanisme – mekanisme sudah sangat jauh berbeda dengan mekanisme pada
sekarang ini. Waktu itu Desa Dayu Sumber bernama Desa Sedayu. Pada saat
pemilihan kepala Desa tersebut langsung dihadiri oleh Ndoro Marlan kalau sekarang
ini bernama Bupati yang ada dikabupaten kediri.
Setelah itu pada waktu diadakan pemilihan calon kepala Desa Sedayu, Colon
– calon tersebut sudah mempunyai pendukung masing – masing dan pendukung –
pendukung calon kepala Desa itu bertolak belakang dengan calon – calon kepala
Desa Sedayu, pada waktu itu calon kepala Desa Sedayu ada Dua orang yaitu : Delan,
dan Bandi,
Sebelum Delan dan Bandi mau mencalonkan ingin menjadi kepala Desa
Sedayu hubungan silahturahmi Delan sama keluarga Ndoro Marlan kurang baik,
karena Ndoro Marlan ingin mempererat hubungan persaudaraan dengan keluarga
Delan, yaitu adik kandung perempuan satu – satunya Delan yang bernama Jinem
bernama Jinem pada waktu itu masi duduk dibangkuk sekolah SPG, kalau sekarang
masi duduk bangkku SMA, jadi Ndoro Marlan merasa belum pantas untuk
memperistrinya,
Memang sudah lama Ndoro Marlan ingin menyunting Jinem, sejak Jinem
masi duduk dibangku sekolah PGA, kalau sekarang sama saja dengan duduk
dibangku SMP atau MTS, pada waktu itu Ndoro Marlan jujur bicar langsung sama
Delan kalau Jinem sudah lulus dari sekolah, Ndoro Marlan ingin memperistri dengan
kedudukan istri mudanya, pada waktu itu Delan belum bisa memberi keputusan sama
Ndoro Marlan, karena Delan juga sadar kalau Ndoro Marlan orangnya sangat kejam
dan keras dan suka mengambil keputusan sepihak tanpa memintak keputusan dari
kedua belah pihak,
Sejak Ndoro Marlan mrngininkan Jinem, Ndoro Marlan sering berbuat baik
kepada kelurga Delan, Ndoro Marlan sering memberi hadiah – hadiah yang sangat
besar nilainya, yang berupa perhiyasan, kerbau, ataupun juga memberi sebidang tanah
yang luasnya hampir lebarnya selebar Desa Sedayu, tapi hadiah – hadiah tersebut
tidak perna diterima oleh Delan atau Jinem, karena mereka sadar kalau sampek
diterima hadiah tersebut Jinem tidak melanjutkan sekolah lagi, pasri akan diajak
menikah,
Dengan menolak secara halus Delan atau Jinem, bilang sama Ndoro Marlan,
kalau sudah waktunya pasti akan mererima semua hadiah – hadiah tersebut, karena
mereka merasa tidak pantas mererima semua hadiah yang sangat besar nilainya bagi
Delan dan Jinem, tapi menurut Ndoro Marlan semua hadiah itu tidak ada nilainya apa
– apa dibandingkan semuanya apa yang diinginkan,
Tidak terasa hari berganti minggu dan minggu berganti bulan dan bulanpun
berganti tahun tibalah waktunya Jinem lulus dari SPG, akirnya Ndoro Marlan
melamar Jinem, dengan membawa lima ekor kerbau, beberpa gram perhiyasan, dan
tapi jinem tidak mererima lamaran Ndoro Marlan dengan alasan Jinem belum
ingin menika masi ingin sendiri, masi ingin mengabdi kepada kakaknya dulu yaitu
Delan, karena selama ini kakanya Delan yang menyekolahkan, karena Delan sama
Jinem sudah tidak punya orang tua lagi, kedua orang tua mereka meniggal dunia
karena kecelakakan, waktu mau berangkat naik haji,
Orang tua mereka kecelakakan waktu naik kapal, kapal yang ditumpangin
tenggelan karena kapal yang ditumpanginya membentur karang, begitu juga dengan
Jinem sudah janji sama kedua orang tuanya, sebelum Jinem menjadi guru Jinem tidak
akan menika, dengan alasan seperti itulah Jinem menokal lamaran Ndoro Marlan,
Sejak saat itu juga Ndoro Marlan lamaranya atau keinginginya tidak diterima
sama Jinem, Ndoro Merlan mempunyai dendam yang sangat besar, Ndoro Marlan
merasa harga dirinya diinjak – injak sama keluarga Delan, tapi dalam kelurga Delan
tidak merasa kalau atas keputusan adinya Jinem, menolak tidak mau dinikaihnya,
yang membuat sakit hatinya Ndoro Marlan, yang tidak perna sembu sampai
kapanpun,
Dan pada waktu itu Delan mau mencalonkan jadi kepala Desa Sedayu Delan
harus menjuwal sebidang tanah dan lima ekor karbau pada waktu itu tanahnya
dijuwal dengan harga satu meternya enam ratus lima puluh Rupiyah, dan pada waktu
itu jumlah luas tanahnya Delan lebarnya delapan meter dan panjangnya lima belas
meter, jadi Delan pada waktu itu Cuma mendapatkan uang sebanyak tuju puluh
delapan ribu ribu rupiyah, dan kerbaunya satu ekor dijuwal dengan harga tiga ribu
lima ratos rupiyah, Deler menjual kerbau lima ekor mendapatkan uang tuju belas ribu
lima ratos rupiyah, jadi modal Deler untuk mencalonkan kepala Desa, harus menjual
sebidang tanah dan kerbaunya semuanya mendapatkan uang sembilan puluhlima ribu
lima ratos rupiyah,
Sedangkan Bandi menjual kerbau tiga ekor dan juga sebidang tanah, pada
rupiyah, karena modalnya sedikit dibandingkan modal kepunyakan Delan, makanya
Bandi tidak bisa memenangkan mencalonkan kepala Desa Sedayu, karena modalnya
lebih banyak Delan dibandingkan modalnya Bandi,
Karena pada waktu itu penduduk kampung Desa Sedayu juga mengalami
kekurangan ekonomi, makanya mereka memilih kepala Desa bukan karena kebaikn
sosok calon seorang pemimpin Desa yang baik, tapi penduduk Desa Sedayu memilih
calon kepala Desa dengan melihat jumlah uang yang akan diberikan jika mereka
menggunakan hak pilihnya untuk memperbanyak jumlah suara pendukungnya,
Setelah semua warga Desa Sedayu sudah menggunakan haknya untuk
memilih salah satu dari calon kepala Desa Sedayu yaitu Delan dan Bandi, akirnya
calon pemilihan kepala Desa Sedayu dimenangkan oleh Delan, karena suara lebih
banyak dibandingkan dari suara pendukung Bandi, tapi Pada waktu penghitungan
suara tidak sesuai dengan jumlah penduduk Desa tersebut / Desa Sedayu.
Setelah diseleksi ternyata ada Dua warga yang tidak menggunakan hak pilih
mereka adalah Deler dan Painten mereka satu pasangan suami istri, Deler dan Painten
itu adalah pembantunya Ndoro Marlan, akirnya Ndoro Marlan untuk memutuskan
mencarinya sampei ketemu,
Setelah dicari kesana kemari dari ujung Desa barat sampai ujung timur,
Sampai dari ujung utara keselatan akirnya ditemukan Deler dan Painten suami istri
tersebut menjaga bebek yang ada disungai. Dan bebek tersebut adalah miliknya
Ndoro Marlan, Akirnya kedua suami istri tersebut dibawa kebalai Desa setempat
beserta barang bukti yaitu bebek.
Kemudian Ndoro Marlan bertanya kepada Deler dan Painten mengapa kamu
tidak menggunakan hak pillih kamu sebagai warga Desa Sedayu, Deler dan Painten
menjawab “ Karena saya takut besok bebeknya Ndoro Marlan tidak akan bertelor
Karena kepatuhan dan perhatian Deler dan Painten / pasangan suami istri
tersebut, kepada Ndoro Marlan dan juga selama pengabdianya, akhirnya Ndoro
Marlan, memberikan kekuasanya kepada Deler dijadikan kepala Desa Sedayu. Ndoro
Marlan memberi pengumuman kepada semua warga Desa setempat Lurahnya yaitu
Deler,
tanpa ada yang protes semua warga Desa tersebut setuju keputusan Ndoro
Marlan, dan akirnya semua warga pulang kerumahnya masing - masing, para
wargapun patuh terhadap Deler, karena keputusan Ndoro Marlan tadi,
Seharusnya yang menjadi kepala Desa Sedayu adalah Delan, karena
pendukung suara Delan lebih banyak dibandingkan pendukung suara Bandi, tapi atas
keputusan Ndoro Maran yang jadi kepala Desa Sedayu adalah Deler, karena
kesetianya terhadap Ndoro Marlan tadi, dan akirnya Delan bersumpah suatu saat
nanti Desa Sedayu akan selalu mendapatkan musibah,
Karena modal yang sudah dikeluarkan Delan tidak sedikit, Delan harus
menjual semua apa yang dimilikinya termasuk menjual tanah dan kerbaunya tersebut,
Delan bisa menerima keputusan Ndoro Marlan asalkan dengan satu syarat yaitu
modal yang sudah dikeluarkan harus dikembalikan lagi dengan jumlah yang sudah
dikeluarkan oleh Delan.
Tapi Ndoro Marlan tidak mau menyetujui persyaratan apa yang sudah
ditawarkan oleh Deler, malahan Deler beserta kelurganya diusir dari kampung Desa
Sedayu, karena Ndoro Marlan meganggap Delan tidak patuh dengan keputusan
Ndoro Marlan, yaitu keputusan sepihak dari Ndoro Marlan, tapi didalam hati Delan
semua keputusan itu pasti akan mendapatkan balasan karena jabatan tersebut
termasuk jabatan yang merampas hak milik orang lain, yaitu dengan cara memaksa.
Tidak lama kemudian kepala Desa Sedayu dipimpin Deler, tapi pada waktu
selama Deler menjabat jadi kepala Desa Sedayu Desa tersebut tidak aman seperti
jembatan sering putus, selalu ada pencuru pada waktu malam hari, tananam pertanian
tidak ada menghasilkan, dan tananam selalu diserang hama / penyakit, dan mungkin
itu semua juga hukuman karma,
karena tidak melihat sedikitpun derita yang dialami oleh Delan karena
perbuatan Ndoro Marlan yang semaunya dalam mengambil keputusan,
Setelah masa jabatanya lima sampai enam tahun Deler akhirnya meninggal
dunia karena banyak pikiran Desanya yang selalu mendapatkan musibah yang tidak
perna berhenti, dan selalu ada cobaan – cobaan yang membuat Deler merasa tidak
mampu lagi untuk menjabat jadi kepala Desa Sedayu,
tidak lama kemudian diadakan kepala kepala Desa lagi yang dimenangkan
oleh Bapak Sarkam / Lurah Sarkam, akirnya Lurah Sarkam menjabat selama enam
tahun saja karena Lurah Sarkam mendapaat gangguan jiwa / stres, setelah beberapa
tahun diadakan pemilihan lagi kepala Desa dimenangkan oleh Bapak Samat, atau
Lurah Samat,
Selama lurah Samat menjabat kepala Desa Sedayu rumah tanggan lurah
Samat selulu mendapatkan cobaan – cobaan yang membuat istrinya yang salalu sakit,
begitu juga dengan anak – anak lurah Samat, akirnya Lurah Samat juga ikut sakit
akirnya meninggal dunia karena penyakit komplikasi,
Itu juga tidak lama kemudian diadakan pemilihan lagi dimengkan oleh Mbah
Moksom kemudian Mbah Moksom kecelakakan waktu pulang dari kantor kepala
Desa, akhirnya meninggal dunia, padahal Mbah Moksom baru menjabat kepala
Desa Sedayu belum ada dua tahun, dan pada kecelakakan juga tidak terlalu para,
Setelah meninggalnya Mbah Maksom Desa Sedayu tidak ada yang mau
mencalonkan menjadi kepala Desa karena takut terjadi apa - apa yang dialami oleh
mantan – mantan Desa Sedayu yang dilihat dari segi meniggalnya selalu tidak wajar
Akirnya semua warga Desa Sedayu sepakat untuk mengadakan upacara yang
sangat besar – besaran yaitu empat hari empat malam yang diadakan dirumahnya
Ndoro Marlan, dan menyembeleh dua ekor kerbau, dan juga setiap malam harinya
ada pertunjukan wayang kulit yang dimulai sore sampai pagi, berturut – turut,
bertujuan supaya Desa Sedayu tidak ada lagi musibah dan kepala Desa Sedayu tidak
mendapatkan kejadian - kejadian yang tidak wajar, dan ada kepala Desa yang bisa
membuat warga setempat menjadi aman,
Setelah diadakan upacara tadi, Kemudian ada beberapa warga Desa Sedayu
memutuskan untuk mencalonkan menjadi kepala Desa, akirnya diadakan pemilihan
lagi dimenangkan oleh Mbah Karjan, Mbah Karjan menjabat selama kurang lebih 36
tahun. Setelah itu Mbah Karjan menyerahkan jabatanya karena usianya sudah lanjut
kemudia digantikan sementara yaitu Pak Yudah pada tahun 75. kemudian diadakan
pemilihan lagi dimenangkan oleh Pak Agos menjabat selama 10 tahun kemudian
digantikan oleh Pak Sukamto menjadi 3 periode selama 15 tahun. Dari tahun 1001 –
2007. dan akhirnya digantikan kepala Desa yang baru yaitu Bapak Manji sampai
sekarang ini.
Batas Desa Dayu Sumber adalah sebelah utara Desa Woromarto kecamatan
Purwoasri, sebelah selatan Desa Sawahan kecamatan Perak, sebelah timur Desa
Ndawan kecamatan Purwoasri dan sebelah barat Desa Karang pakis kecamatan
Purwoasri juga. DiDesa ini dulu pada zaman belanda ada kejadian aneh yaitu belanda
banjir karena adanya Sumber Mata Air yang tidak perna surut Sumbernya, ataupun
itu juga sumpah janjinya Delan dulu
Karena tidak ada keadilan bagi Delan, yang seharusnya menjabat sebagai
kepala Desa, karena keputusan dari satu pihak yaitu Ndoro Marlan, akirnya Delan
tidak jadi menjabat kepala Desa Sedayu, dan jabatan tersebut diberikan kepada Deler,
Lalu akhirnya Sumber Mata Air itu ditutup dengan tuju truk pasir tapi juga
tidak bisa menutupi Sumber Mata Air tersebut, akirnya kepala Desa Sedayu mintak
pendapat dari para normal atau orang pintar, Desa tersebut diadakan upacara lagi
yang sangat besar – besaran yaitu tuju hari tuju malam dengan menyembeleh seratus
ekor ayam jantan yang berwarna putih mulus, dan satu ekor kerbau yang jantan dan
usianya diatas lima tahun, akirnya para warga tersebut menerima anjuran para normal
atau orang pintar tersebut, dan dara ayam sama kerbau tersebut dijadikan satu, lalu
untuk menutupi Sumber Mata Air dengan tambahan Pasir sebanyak sepuluh trek,
Akirnya Sumber Mata Air tersebut tidak ada lagi Sumbernya (mati). dan
Alangkah indahnya apabila sumber itu masi ada saat ini, mungkin bisa dimanfaatkan
oleh masyarkat Desa setempar untuk dijadiak bendungan dan airnya dialirkan
disungah – sungah. Karena sumber yang sangat besar itu tadi, maka orang – orang
BAB III PENUTUP 3.1. SIMPULAN
Dari segi cerita asal usul terjadinya Desa Sedayu menjadi Desa Dayu Sumber
karena terjadinya adanya ketidak adilan yang dilakkukan oleh Ndoro Marlan atau
Bupati, terhadap Delan sehingga setiap kali mengadakan pemilihan kepala Desa tidak
bisa tahan lama dan selalu mendayun – dayun yang sesuai dengan nama Desa
sebelum Dayu Sumber, yaitu Sedayu,
Karena pembantunya yang bernama Deler dan painten terlalu patuh dan
mengabdi kepada Ndoro Marlan akirnya Deler dan painten tanpa mencalonkan
menjadi kepala Desa, pasangan suami tersebut dijadiakan kepada Desa, seharusnya
yang menjadi kepala Desa iru Delan. Akirnya keputusan sepihak oleh Ndoro Marlan
diDesa tersebut muncullah Sumber Mata Air yang sangat luar biasa, sampek Sumber
Mata Air tersebut bisa menyababkan Desa Sedayu Menjadi Banjir, dan akirnya Desa
Tersebut dinamakan Desa Dayu Sumber.
3.2. SARAN
Dalam adanya makala ini, penulis berharap kepada pembaca agar bisa
mengetahui bagaiman asal mula cerita nama Desa Dayu Sumber, maka jika ada kata
atau tuilisan kami yang salah, kami sebagai penulis mohon maaf, untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak yang berkomentar merupakan suatu hal yang berharga dan
sangat berarti bagi kami, semoga segala I`tikad dan ihtiyar yang kita lakukan selalu