• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Makalah Asal Usul Desa Dayu Sumber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Makalah Asal Usul Desa Dayu Sumber"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Asal Usul Desa Dayu Sumber adalah Cerita yang banyak diketahui semua orang

Desa tersebut, karena asal usul Nama Desa Dayu Sumber merupakan cerita / sejarah

yang membawa Desa Tersebut menjadi Desa terkenal Karena pada saat itu Desa

Dayu Sumber hanya bernama Desa Sedayu, dan akirnya Nama Desa Sedayu menjadi

Desa Dayu Sumber, Karena pada saat jaman belanda diDesa Sedayu ada Sumber

Mata Air yang sangat luar biasa Sumber Mata Airnya, sampai – sampai Sumber Mata

Air tersebut bisa membuat Desa Sedayu menjadi banjir, dan akirnya semua orang

menyebut Desa Sedayu menjadi Dayu Sumber, karena adanya Sumber Mata Air yang

luar biasa.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah sebagai berikut :

1) Bagaimana asal usul terjadinya nama Desa Dayu Sumber ?

2) Bagaimana alur cerita dari segi tokoh dan Apa yang memperkuat sehingga

kebaikan melawan keburukan akirnya terjadilah nama Desa Dayu Sumber ?

1.3. Tujuan Pembahasan

Mengetahui asal usul nama Desa Dayu Sumber, sehingga kita bisa menambah

wawasan tentang asal usul Desa kita sendiri , dan bisa menjadi referensi bagi penulis

(2)

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Alur Cerita / Asal usul Desa Dayu Sumber

Cerita ini diceritakan oleh mantan kepala Desa Dayu Sumber yang bernama

Mohamad Nasir. Pertama pada waktu diadakan panitia kepala Desa mekanisme –

mekanisme sudah jauh berbeda dengan mekanisme pada sekarang ini. Waktu itu Desa

Dayu Sumber bernama Desa Sedayu.

Pada saat pemilihan kepala Desa tersebut langsung dihadiri oleh Ndoro

Marlan kalau sekarang ini bernama Bupati yang ada dikabupaten kediri. Setelah itu

pada waktu diadakan pemilihan calon kepala Desa. Colon – calon tersebut sudah

mempunyai pendukung masing – masing dan pendukung – pendukung calon kepala

Desa itu bertolak belakang. pada waktu itu calon kepala Desa ada Dua orang yaitu :

Delan, dan, Bandi.

Pada waktu penghitungan suara tidak sesuai dengan jumlah penduduk Desa

tersebut, Setelah diseleksi ternyata ada Dua warga yang tidak menggunakan hak pilih

mereka yaitu Deler dan Painten, ternyata mereka satu pasangan suami istri, Deler dan

Painten itu adalah pembantunya Ndoro Marlan, Setelah dicari kesana kemari dari

ujung Desa barat sampai ujung timur.

Sampai ujung utara keselatan akirnya ditemukan Deler dan Painten suami istri

tersebut mereka lagi menjaga bebek yang ada disungai. Dan bebek tersebut adalah

miliknya Ndoro Marlan, Akirnya kedua suami istri tersebut dibawa kebalai Desa

setempat beserta barang bukti yaitu bebek. Kemudian Ndoro Marlan tadi bertanya

kepada Deler dan Painten mengapa kamu tidak menggunakan hak pillih kamu sebagai

warga Desa Sedayu,

Deler dan Painten menjawab:

“ Karena saya takut besok bebek Ndoro Marlan tidak akan bertelor kalau

(3)

Karena Deler dan Painten begitu setianya kepada Ndoro Marlan, akirnya

Ndoro Marlan memberikan jabatan sebagai kepala Desa Sedayu, dan semua

penduduk patu terhadap keputusan Ndoro Marlan tanpa ada yang protes, seharusnya

yang mejabat sebagai kepala Desa Sedayu adalah Delan karena Delan mendapatkan

suaranya lebih banyak dibandingkan pendukung suara Bandi, akirnya Delan bersupa

Desa Sedayu akan mendapatkan musibah karena ulah penduduk mereka sendiri yang

tidak ada keadilan bagi Delan, tidak lama kemudia Desa tersebut ada Sumber Mata

Air yang sangat luar biasa besarnya, sampai – sampai Desa Sedayu banjir, dan

akirnya Desa Sedayu menjadi Desa Dayu Sumber.

2.2. Terem

A = Ndoro Marlan

a1 = Deler, dan Painten, pasangan suami istri

a2 = Tuhan Yang Mahaesa

a3 = Delan

b = Bandi

b1 = Bapak Sarkam

b2 = Bapak Samat

b3 = Mbah Moksom

c = Mbah Karjan

c1 = Pak Yudah

c2 = Pak Agos

c3 = Pak Sukamto

d = Bapak Manji

d1 = Orang Desa

2.3. fungsi

x = Keburukan

(4)

y = Kebaikan

y1 = patuh

z = Keadilan

z1 = Menghukum

2.4. Alur Cerita Dari Segi Tokoh

Kode khusus N = Asal usul Desa Dayu Sumber, Alur Cerita dapat digambarkan :

N = (a1) y1 : (a) : (x1) :: (d1):; (z1) ; (a2)

// (a,), (x1,), ::, (a2,) ::(z1,); (a1,) :;,, (a3,) :: (a,), < (d1,) .>:: (a2,) //

Tindakan Ndoro Marlan yang semenang – menang terhadap Delan dan Bandi

akibatnya mendapat hukuman, karena Deler dan Painten patuh terhadap Ndoro

Marlan, akirnya semua orang kampong mendapat hukuman karena perbuatanya

keburukan Ndoro Marlan. Yang semaunya mengambil keputusan sepihak. Tanpa

memikirkan orang lain,

2.5. Alur Cerita Dari Segi Fungsi

kalau kita llihat dari segi tokohnya saja, maka alur cerita ini akan tampak

sebagai berikut :

N = (a1) ; (a) ;; (a1) ; (a2) ;; (a2) ;; (a) :; (x1) // (d1) + (a3) } ; (z) : + (a2) :; {(z1)

+;; (d1)

Karena tindakan Ndoro Marlan yang melanggar adat timbul penyesalan

berupa hukuman dari tuhan, Desa tersebut muncullah Sumber Mata Air yang sangat

luar biasa, sampae Desa semua penduduk Desa Sedayu panik, takut karena terjadi

banjir dantidak surut – surut, akirnya kepala Desa Sedayu memutuskan untuk

menutup Sumber Mata Air tersebut dengan mendatanfkan tujuh truk pasir, dan

akirnya nama Desa Sedayu Tersebut menjadi Desa Dayu Sumber. Jika dililhat dari

segi fungsinya, maka maka akan terlihat alur cerita sebagai berikut :

N = (y1) : (x1) ;: (z) : (x1) :; (z1) // (x,x2) + (z) ; (z2)

(5)

(a1) y1 + (a2) z1 + (a3) z1 + (a3) > (a1) x1 + (d1) z1

Disini fungsi keadilan terhadap hakikit hidup manusia tampak sangat

menonjol. Sesuai dengan kodrat hidup bahwa segala sesuatu yang diperolah

seseorang sebenarnya merupakan hasil dari perbuatanya sendiri.

Hal ini tampak jelas pada: Tindakan Ndoro Marlan yang melanggar adat hasilnya

ialah dapat hukuman dari tuhan.

Tindakan Ndoro Marlan yang seenaknya mengambil keputusan akirnya terjadilah

banjir diDesa Sedayu. Akirnya muncullah nama Desa Dayu Sumber.

1). Ndoro Marlan, laki – laki, bersetatus tinggi, berwatak jelek

2). Deler dan Painten, bersetatus renda, patuh terhadap majikan

2.7. Lampiran Cerita

Cerita ini diceritakan oleh mantan kepala Desa Dayu Sumber yang bernama

Bapak Mohamad Nasir. Pertama pada waktu diadakan panitia kepala Desa

mekanisme – mekanisme sudah sangat jauh berbeda dengan mekanisme pada

sekarang ini. Waktu itu Desa Dayu Sumber bernama Desa Sedayu. Pada saat

pemilihan kepala Desa tersebut langsung dihadiri oleh Ndoro Marlan kalau sekarang

ini bernama Bupati yang ada dikabupaten kediri.

Setelah itu pada waktu diadakan pemilihan calon kepala Desa Sedayu, Colon

– calon tersebut sudah mempunyai pendukung masing – masing dan pendukung –

pendukung calon kepala Desa itu bertolak belakang dengan calon – calon kepala

Desa Sedayu, pada waktu itu calon kepala Desa Sedayu ada Dua orang yaitu : Delan,

dan Bandi,

Sebelum Delan dan Bandi mau mencalonkan ingin menjadi kepala Desa

Sedayu hubungan silahturahmi Delan sama keluarga Ndoro Marlan kurang baik,

karena Ndoro Marlan ingin mempererat hubungan persaudaraan dengan keluarga

Delan, yaitu adik kandung perempuan satu – satunya Delan yang bernama Jinem

(6)

bernama Jinem pada waktu itu masi duduk dibangkuk sekolah SPG, kalau sekarang

masi duduk bangkku SMA, jadi Ndoro Marlan merasa belum pantas untuk

memperistrinya,

Memang sudah lama Ndoro Marlan ingin menyunting Jinem, sejak Jinem

masi duduk dibangku sekolah PGA, kalau sekarang sama saja dengan duduk

dibangku SMP atau MTS, pada waktu itu Ndoro Marlan jujur bicar langsung sama

Delan kalau Jinem sudah lulus dari sekolah, Ndoro Marlan ingin memperistri dengan

kedudukan istri mudanya, pada waktu itu Delan belum bisa memberi keputusan sama

Ndoro Marlan, karena Delan juga sadar kalau Ndoro Marlan orangnya sangat kejam

dan keras dan suka mengambil keputusan sepihak tanpa memintak keputusan dari

kedua belah pihak,

Sejak Ndoro Marlan mrngininkan Jinem, Ndoro Marlan sering berbuat baik

kepada kelurga Delan, Ndoro Marlan sering memberi hadiah – hadiah yang sangat

besar nilainya, yang berupa perhiyasan, kerbau, ataupun juga memberi sebidang tanah

yang luasnya hampir lebarnya selebar Desa Sedayu, tapi hadiah – hadiah tersebut

tidak perna diterima oleh Delan atau Jinem, karena mereka sadar kalau sampek

diterima hadiah tersebut Jinem tidak melanjutkan sekolah lagi, pasri akan diajak

menikah,

Dengan menolak secara halus Delan atau Jinem, bilang sama Ndoro Marlan,

kalau sudah waktunya pasti akan mererima semua hadiah – hadiah tersebut, karena

mereka merasa tidak pantas mererima semua hadiah yang sangat besar nilainya bagi

Delan dan Jinem, tapi menurut Ndoro Marlan semua hadiah itu tidak ada nilainya apa

– apa dibandingkan semuanya apa yang diinginkan,

Tidak terasa hari berganti minggu dan minggu berganti bulan dan bulanpun

berganti tahun tibalah waktunya Jinem lulus dari SPG, akirnya Ndoro Marlan

melamar Jinem, dengan membawa lima ekor kerbau, beberpa gram perhiyasan, dan

(7)

tapi jinem tidak mererima lamaran Ndoro Marlan dengan alasan Jinem belum

ingin menika masi ingin sendiri, masi ingin mengabdi kepada kakaknya dulu yaitu

Delan, karena selama ini kakanya Delan yang menyekolahkan, karena Delan sama

Jinem sudah tidak punya orang tua lagi, kedua orang tua mereka meniggal dunia

karena kecelakakan, waktu mau berangkat naik haji,

Orang tua mereka kecelakakan waktu naik kapal, kapal yang ditumpangin

tenggelan karena kapal yang ditumpanginya membentur karang, begitu juga dengan

Jinem sudah janji sama kedua orang tuanya, sebelum Jinem menjadi guru Jinem tidak

akan menika, dengan alasan seperti itulah Jinem menokal lamaran Ndoro Marlan,

Sejak saat itu juga Ndoro Marlan lamaranya atau keinginginya tidak diterima

sama Jinem, Ndoro Merlan mempunyai dendam yang sangat besar, Ndoro Marlan

merasa harga dirinya diinjak – injak sama keluarga Delan, tapi dalam kelurga Delan

tidak merasa kalau atas keputusan adinya Jinem, menolak tidak mau dinikaihnya,

yang membuat sakit hatinya Ndoro Marlan, yang tidak perna sembu sampai

kapanpun,

Dan pada waktu itu Delan mau mencalonkan jadi kepala Desa Sedayu Delan

harus menjuwal sebidang tanah dan lima ekor karbau pada waktu itu tanahnya

dijuwal dengan harga satu meternya enam ratus lima puluh Rupiyah, dan pada waktu

itu jumlah luas tanahnya Delan lebarnya delapan meter dan panjangnya lima belas

meter, jadi Delan pada waktu itu Cuma mendapatkan uang sebanyak tuju puluh

delapan ribu ribu rupiyah, dan kerbaunya satu ekor dijuwal dengan harga tiga ribu

lima ratos rupiyah, Deler menjual kerbau lima ekor mendapatkan uang tuju belas ribu

lima ratos rupiyah, jadi modal Deler untuk mencalonkan kepala Desa, harus menjual

sebidang tanah dan kerbaunya semuanya mendapatkan uang sembilan puluhlima ribu

lima ratos rupiyah,

Sedangkan Bandi menjual kerbau tiga ekor dan juga sebidang tanah, pada

(8)

rupiyah, karena modalnya sedikit dibandingkan modal kepunyakan Delan, makanya

Bandi tidak bisa memenangkan mencalonkan kepala Desa Sedayu, karena modalnya

lebih banyak Delan dibandingkan modalnya Bandi,

Karena pada waktu itu penduduk kampung Desa Sedayu juga mengalami

kekurangan ekonomi, makanya mereka memilih kepala Desa bukan karena kebaikn

sosok calon seorang pemimpin Desa yang baik, tapi penduduk Desa Sedayu memilih

calon kepala Desa dengan melihat jumlah uang yang akan diberikan jika mereka

menggunakan hak pilihnya untuk memperbanyak jumlah suara pendukungnya,

Setelah semua warga Desa Sedayu sudah menggunakan haknya untuk

memilih salah satu dari calon kepala Desa Sedayu yaitu Delan dan Bandi, akirnya

calon pemilihan kepala Desa Sedayu dimenangkan oleh Delan, karena suara lebih

banyak dibandingkan dari suara pendukung Bandi, tapi Pada waktu penghitungan

suara tidak sesuai dengan jumlah penduduk Desa tersebut / Desa Sedayu.

Setelah diseleksi ternyata ada Dua warga yang tidak menggunakan hak pilih

mereka adalah Deler dan Painten mereka satu pasangan suami istri, Deler dan Painten

itu adalah pembantunya Ndoro Marlan, akirnya Ndoro Marlan untuk memutuskan

mencarinya sampei ketemu,

Setelah dicari kesana kemari dari ujung Desa barat sampai ujung timur,

Sampai dari ujung utara keselatan akirnya ditemukan Deler dan Painten suami istri

tersebut menjaga bebek yang ada disungai. Dan bebek tersebut adalah miliknya

Ndoro Marlan, Akirnya kedua suami istri tersebut dibawa kebalai Desa setempat

beserta barang bukti yaitu bebek.

Kemudian Ndoro Marlan bertanya kepada Deler dan Painten mengapa kamu

tidak menggunakan hak pillih kamu sebagai warga Desa Sedayu, Deler dan Painten

menjawab “ Karena saya takut besok bebeknya Ndoro Marlan tidak akan bertelor

(9)

Karena kepatuhan dan perhatian Deler dan Painten / pasangan suami istri

tersebut, kepada Ndoro Marlan dan juga selama pengabdianya, akhirnya Ndoro

Marlan, memberikan kekuasanya kepada Deler dijadikan kepala Desa Sedayu. Ndoro

Marlan memberi pengumuman kepada semua warga Desa setempat Lurahnya yaitu

Deler,

tanpa ada yang protes semua warga Desa tersebut setuju keputusan Ndoro

Marlan, dan akirnya semua warga pulang kerumahnya masing - masing, para

wargapun patuh terhadap Deler, karena keputusan Ndoro Marlan tadi,

Seharusnya yang menjadi kepala Desa Sedayu adalah Delan, karena

pendukung suara Delan lebih banyak dibandingkan pendukung suara Bandi, tapi atas

keputusan Ndoro Maran yang jadi kepala Desa Sedayu adalah Deler, karena

kesetianya terhadap Ndoro Marlan tadi, dan akirnya Delan bersumpah suatu saat

nanti Desa Sedayu akan selalu mendapatkan musibah,

Karena modal yang sudah dikeluarkan Delan tidak sedikit, Delan harus

menjual semua apa yang dimilikinya termasuk menjual tanah dan kerbaunya tersebut,

Delan bisa menerima keputusan Ndoro Marlan asalkan dengan satu syarat yaitu

modal yang sudah dikeluarkan harus dikembalikan lagi dengan jumlah yang sudah

dikeluarkan oleh Delan.

Tapi Ndoro Marlan tidak mau menyetujui persyaratan apa yang sudah

ditawarkan oleh Deler, malahan Deler beserta kelurganya diusir dari kampung Desa

Sedayu, karena Ndoro Marlan meganggap Delan tidak patuh dengan keputusan

Ndoro Marlan, yaitu keputusan sepihak dari Ndoro Marlan, tapi didalam hati Delan

semua keputusan itu pasti akan mendapatkan balasan karena jabatan tersebut

termasuk jabatan yang merampas hak milik orang lain, yaitu dengan cara memaksa.

Tidak lama kemudian kepala Desa Sedayu dipimpin Deler, tapi pada waktu

selama Deler menjabat jadi kepala Desa Sedayu Desa tersebut tidak aman seperti

(10)

jembatan sering putus, selalu ada pencuru pada waktu malam hari, tananam pertanian

tidak ada menghasilkan, dan tananam selalu diserang hama / penyakit, dan mungkin

itu semua juga hukuman karma,

karena tidak melihat sedikitpun derita yang dialami oleh Delan karena

perbuatan Ndoro Marlan yang semaunya dalam mengambil keputusan,

Setelah masa jabatanya lima sampai enam tahun Deler akhirnya meninggal

dunia karena banyak pikiran Desanya yang selalu mendapatkan musibah yang tidak

perna berhenti, dan selalu ada cobaan – cobaan yang membuat Deler merasa tidak

mampu lagi untuk menjabat jadi kepala Desa Sedayu,

tidak lama kemudian diadakan kepala kepala Desa lagi yang dimenangkan

oleh Bapak Sarkam / Lurah Sarkam, akirnya Lurah Sarkam menjabat selama enam

tahun saja karena Lurah Sarkam mendapaat gangguan jiwa / stres, setelah beberapa

tahun diadakan pemilihan lagi kepala Desa dimenangkan oleh Bapak Samat, atau

Lurah Samat,

Selama lurah Samat menjabat kepala Desa Sedayu rumah tanggan lurah

Samat selulu mendapatkan cobaan – cobaan yang membuat istrinya yang salalu sakit,

begitu juga dengan anak – anak lurah Samat, akirnya Lurah Samat juga ikut sakit

akirnya meninggal dunia karena penyakit komplikasi,

Itu juga tidak lama kemudian diadakan pemilihan lagi dimengkan oleh Mbah

Moksom kemudian Mbah Moksom kecelakakan waktu pulang dari kantor kepala

Desa, akhirnya meninggal dunia, padahal Mbah Moksom baru menjabat kepala

Desa Sedayu belum ada dua tahun, dan pada kecelakakan juga tidak terlalu para,

Setelah meninggalnya Mbah Maksom Desa Sedayu tidak ada yang mau

mencalonkan menjadi kepala Desa karena takut terjadi apa - apa yang dialami oleh

mantan – mantan Desa Sedayu yang dilihat dari segi meniggalnya selalu tidak wajar

(11)

Akirnya semua warga Desa Sedayu sepakat untuk mengadakan upacara yang

sangat besar – besaran yaitu empat hari empat malam yang diadakan dirumahnya

Ndoro Marlan, dan menyembeleh dua ekor kerbau, dan juga setiap malam harinya

ada pertunjukan wayang kulit yang dimulai sore sampai pagi, berturut – turut,

bertujuan supaya Desa Sedayu tidak ada lagi musibah dan kepala Desa Sedayu tidak

mendapatkan kejadian - kejadian yang tidak wajar, dan ada kepala Desa yang bisa

membuat warga setempat menjadi aman,

Setelah diadakan upacara tadi, Kemudian ada beberapa warga Desa Sedayu

memutuskan untuk mencalonkan menjadi kepala Desa, akirnya diadakan pemilihan

lagi dimenangkan oleh Mbah Karjan, Mbah Karjan menjabat selama kurang lebih 36

tahun. Setelah itu Mbah Karjan menyerahkan jabatanya karena usianya sudah lanjut

kemudia digantikan sementara yaitu Pak Yudah pada tahun 75. kemudian diadakan

pemilihan lagi dimenangkan oleh Pak Agos menjabat selama 10 tahun kemudian

digantikan oleh Pak Sukamto menjadi 3 periode selama 15 tahun. Dari tahun 1001 –

2007. dan akhirnya digantikan kepala Desa yang baru yaitu Bapak Manji sampai

sekarang ini.

Batas Desa Dayu Sumber adalah sebelah utara Desa Woromarto kecamatan

Purwoasri, sebelah selatan Desa Sawahan kecamatan Perak, sebelah timur Desa

Ndawan kecamatan Purwoasri dan sebelah barat Desa Karang pakis kecamatan

Purwoasri juga. DiDesa ini dulu pada zaman belanda ada kejadian aneh yaitu belanda

banjir karena adanya Sumber Mata Air yang tidak perna surut Sumbernya, ataupun

itu juga sumpah janjinya Delan dulu

Karena tidak ada keadilan bagi Delan, yang seharusnya menjabat sebagai

kepala Desa, karena keputusan dari satu pihak yaitu Ndoro Marlan, akirnya Delan

tidak jadi menjabat kepala Desa Sedayu, dan jabatan tersebut diberikan kepada Deler,

(12)

Lalu akhirnya Sumber Mata Air itu ditutup dengan tuju truk pasir tapi juga

tidak bisa menutupi Sumber Mata Air tersebut, akirnya kepala Desa Sedayu mintak

pendapat dari para normal atau orang pintar, Desa tersebut diadakan upacara lagi

yang sangat besar – besaran yaitu tuju hari tuju malam dengan menyembeleh seratus

ekor ayam jantan yang berwarna putih mulus, dan satu ekor kerbau yang jantan dan

usianya diatas lima tahun, akirnya para warga tersebut menerima anjuran para normal

atau orang pintar tersebut, dan dara ayam sama kerbau tersebut dijadikan satu, lalu

untuk menutupi Sumber Mata Air dengan tambahan Pasir sebanyak sepuluh trek,

Akirnya Sumber Mata Air tersebut tidak ada lagi Sumbernya (mati). dan

Alangkah indahnya apabila sumber itu masi ada saat ini, mungkin bisa dimanfaatkan

oleh masyarkat Desa setempar untuk dijadiak bendungan dan airnya dialirkan

disungah – sungah. Karena sumber yang sangat besar itu tadi, maka orang – orang

(13)

BAB III PENUTUP 3.1. SIMPULAN

Dari segi cerita asal usul terjadinya Desa Sedayu menjadi Desa Dayu Sumber

karena terjadinya adanya ketidak adilan yang dilakkukan oleh Ndoro Marlan atau

Bupati, terhadap Delan sehingga setiap kali mengadakan pemilihan kepala Desa tidak

bisa tahan lama dan selalu mendayun – dayun yang sesuai dengan nama Desa

sebelum Dayu Sumber, yaitu Sedayu,

Karena pembantunya yang bernama Deler dan painten terlalu patuh dan

mengabdi kepada Ndoro Marlan akirnya Deler dan painten tanpa mencalonkan

menjadi kepala Desa, pasangan suami tersebut dijadiakan kepada Desa, seharusnya

yang menjadi kepala Desa iru Delan. Akirnya keputusan sepihak oleh Ndoro Marlan

diDesa tersebut muncullah Sumber Mata Air yang sangat luar biasa, sampek Sumber

Mata Air tersebut bisa menyababkan Desa Sedayu Menjadi Banjir, dan akirnya Desa

Tersebut dinamakan Desa Dayu Sumber.

3.2. SARAN

Dalam adanya makala ini, penulis berharap kepada pembaca agar bisa

mengetahui bagaiman asal mula cerita nama Desa Dayu Sumber, maka jika ada kata

atau tuilisan kami yang salah, kami sebagai penulis mohon maaf, untuk itu kritik dan

saran dari semua pihak yang berkomentar merupakan suatu hal yang berharga dan

sangat berarti bagi kami, semoga segala I`tikad dan ihtiyar yang kita lakukan selalu

Referensi

Dokumen terkait

Koordinasi Camat adalah suatu proses mengkoordinasi yang dilakukan camat selaku kepala kecamatan terhadap para kepala desa dan para aparatur pegawainya yang ada

1. Mengetahui kinerja Badan Permusyawaratan Desa dalam menjaring aspirasi masyarakat dalam pembangunan. Pendekatan yang dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa dalam

Jadi tepatnya adalah bahwa seseorang (lembaga) menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyrakat serata menjalankan suatu peranan. Peranan meliputi norma-norma

Susunan kepengurusan BUM Desa dan perangkat desa seperti yang disebutkan diatas tadi, karena BUM Desa itu terpisah dari pemerintah desa maka dari susunan

Karena Konsumen saat ini juga sangat kritis dalam memilih suatu produk, keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan kualitas produk tersebut

Karena pelaksanaan pemilihan Kepala Desa sempat tertunda karena pemilihan legislatif dan pemilihan eksekutif maka Pilkades diundur ditahun 2015 ini, dan semua peraturan

Untuk menggambarkan solusi yag dilakukan dalam mengatasi kendala yang dihadapi BPD dalam penyusunan peraturan desa di Desa Palengan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar5.

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem penunjang keputusan pemenang tender proyek untuk memperoleh hasil suatu informasi dan keputusan terhadap penawaran yang layak