• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Keputusan Pembelian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Diputuskan Konsumen dalam Pembelian Smartphone Oppo pada Warga RW 03 Pungkursari Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2.1 Keputusan Pembelian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Diputuskan Konsumen dalam Pembelian Smartphone Oppo pada Warga RW 03 Pungkursari Salatiga"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan Teori merupakan hal penting dalam kegiatan ilmiah, terutama untuk dimungkinkannya peneliti memperoleh pengertian tentang pokok penelitian yang sedang dilakukan, baik secara toeritis maupun kenyataan empiris pada obyek penelitian. Untuk itu pada bab ini dijelaskan definisi proses keputusan pembelian serta faktor yang dipertimbangkan dalam keputusan pembelian.

2.1 Keputusan Pembelian

Menurut Assauri (2004:141), Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa

yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh

dari kegiatan-kegiatan sebelumnya

Swastha dan Handoko (2000:15), Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu

barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari

pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap

alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian.

(2)

dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap

alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan pembelian produk tersebut.

Adanya kecenderungan pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut, mengisyaratkan bahwa manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen, terutama proses pengambilan keputusan pembeliannya.

Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi (Tjiptono, 2008):

(3)

Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau

kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk

membeli suatu barang atau jasa tertentu.

2) Pemberi pengaruh (Influencer)

Orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga

dapat membantu keputusan pembelian.

3) Pengambil keputusan (Decider)

Orang yang menentukan keputusan pembelian, apakah jadi

membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana

membelinya.

4) Pembeli (Buyer)

Orang yang melakukan pembelian secara aktual.

5) Pemakai (User)

Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa

yang telah dibeli.

2.2 Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian

(4)

pembelian. Menurut Kotler dan Armstrong (2003:170) ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yang terlihat pada Gambar 2.1 berikut:

Sumber: (Kotler dan Armstrong, 2003:170) Gambar 2.1

Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Dari Gambar 2.1 tahap-tahap proses pembelian dapat dijelaskan sebagai berikut (Kotler dan Amrstrong, 2003;170):

a. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah

atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan

aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan

tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

Pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu

kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari

sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasikan

rangsangan yang paling sering membangkitkan minat terhadap

suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan

(5)

b. Pencarian Informasi

Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari

lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan

kebutuhan. Pencarian informasi merupakan aktivitas termotivasi

dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan

informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen terdiri

atas empat kelompok, yaitu:

1. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga,

kenalan.

2. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang

perantara, pengemasan.

3. Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting

konsumen.

4. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan,

penggunaan produk.

c. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif

pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan

konsumen. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri

atas empat macam:

1. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.

(6)

3. Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan

atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam

memberikan manfaat yang dicari dalam memuaskan

kebutuhan.

4. Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam

memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan

penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada

atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.

d. Keputusan Pembelian

Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam

pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka

dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah

membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk

suatu maksud membeli dan

e. Perilaku Pasca Pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan

berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian

produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan

atau ketidakpuasan..

2.3 Aspek-Aspek Keputusan Membeli

(7)

a. Seberapa jauh pembuatan keputusan tersebut.

Dimensi pertama ini menggambarkan rangkaian dari pengambilan

keputusan untuk yang bersifat habit/kebiasaan. Konsumen dapat

mendasarkan keputusannya pada proses kognitif (berfikir) dari

pencarian informasi dan evaluasi alternatif-alternatif merek. Pada

sisi ini konsumen hanya akan melakukan pembelian pada satu

merek saja atau selalu terjadi pembelian yang konsisten.

b. Derajat keterlibatan di dalam pembelian itu sendiri.

Pada dimensi kedua ini menggambarkan rangkaian keterlibatan

pembelian dari tinggi ke rendah. Pembelian dengan keterlibatan

tinggi sangat penting bagi konsumen. Seperti beberapa pembelian

yang didasarkan pada ego dari image sendiri.

Kedua dimensi yang telah disebutkan di atas nantinya akan menggolongkan keputusan membeli dalam empat tipe pengambilan keputusan. Keempat tipe tersebut adalah, pengambilan keputusan yang komplek, pembuatan keputusan terbatas, loyalitas merek dan inersia. Keempat tipe ini merupakan perpaduan tinggi rendahnya dua dimensi di atas.

(8)

keputusan hanya bersifat kebiasaan. Pada tipe terakhir inersia konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dan pembuatan keputusan sebatas kebiasaan. Pembuatan keputusan terlihat dari adanya proses pencarian informasi yang banyak dan adanya evaluasi terhadap merek. Dan pada pengambilan keputusan yang berdasar kebiasaan, konsumen tidak terlalu memikirkan proses pencarian informasi dan evaluasi terhadap merek.

2.4 Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan dalam Keputusan Pembelian Penelitian ini difokuskan terhadap evaluasi alternatif yaitu proses penelitian yang sederhana dan tunggal yang dipergunakan oleh semua konsumen atau bahkan oleh konsumen dalam semua situasi membeli. Terdapat beberapa proses evaluasi konsumen adalah orientasi kognitif, yakni memandang konsumen sebagai pembuat pertimbangan mengenai produk terutama berlandaskan pada pertimbangan yang sadar dan rasional (Swasta dan Handoko, 2000: 10).

Proses terjadinya pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk membeli diawali dari rangsangan pemasaran, yang terdiri dari atribut-atribut: harga, kualitas produk, dan promosi (Hanesty, 2013;76).

1) Harga

Menurut Sumarwan (2002: 326) menyebutkan tiga atribut penting

yang sering digunakan untuk mengevaluasi, yaitu harga, merek,

dan Negara asal atau pembuat produk. Harga adalah sejumlah

uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa dari nilai yang

(9)

memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan

Amstrong, 2003: 345).

2) Kualitas produk

Kualitas produk merupakan suatu indikator yang seringkali

dijadikan ukuran dari layak atau tidaknya suatu produk. Kualitas

produk juga salah satu faktor yang menentukan apakah suatu

produk dapat bersaing di pasar atau tidak. Definisi dari kualitas

produk mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan

tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan,

kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan

ciri- ciri lainnya (Kotler dan Amstrong, 2003: 283).

3) Promosi

Promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang

dilakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan

memberikan informasi mengenai produk, harga dan tempat.

Informasi itu bersifat memberitahukan, membujuk, mengingatkan

kembali kepada konsumen, para perantara atau kombinasi

keduanya. Dalam promosi juga, terdapat beberapa unsur yang

mendukung jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa disebut

(10)

2.5 Kerangka Dasar Penelitian

Agar dapat mencapai tujuan penelitan sesuai dengan yang diharapkan, perlu disusun kerangka dasar penelitian sebagai gambaran serta penjelasan masing-masing variabel yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian smart phone OPPO di Salatiga.

Gambar 2.1

Kerangka Dasar Penelitian

Dari gambar kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan sebagai berikut, sebelum konsumen membeli suatu produk terlebih dahulu akan mempertimbangkan berbagai faktor dalam pengambilan keputusan pembelian. Seperti gambar diatas menjelaskan bahwa sebelum konsumen akan melakukan pengambilan keputusan pembelian smart phone OPPO di RW 03 Pungkursari Salatiga akan mempertimbangkan factor seperi harga, kualitas produk dan promosi. Harga merupakan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapat sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Swastha dan Irawan 2005:349). Semakin tinggi harga maka keputusan pembelian semakin rendah, sebaliknya jika harga rendah keputusan pembelian berubah semakin tinggi (Kotler dan Amstrong, 2003:48). Kotler & Armstrong (2003:266) mengatakan bahwa kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh

(11)

Gambar

Gambar 2.1 Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Gambar 2.1 Kerangka Dasar Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Jika air tersebut ditumpahkan semuanya kedalam sebuah tabung yang jari-jarinya sama dengan mangkok.. Maka tinggi air dalam tabung

Bentuk upaya tersebut berupa pelayanan kesehatan bagi pekerja yang meliputi upaya peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit akibat kerja,penyembuhan

Berdasarkan uji pendahuluan penggunaan konsentrasi MDC 5% da- pat mengakibatkan fitotoksik pada ta- naman lada sehingga dalam percobaan ini digunakan konsentrasi 2,5% (dapat

Dengan demikian maka banyak terjadi perubahan atau pergeseran kekuasaan dari yang dominan eksekutif kemudian menjadi beralih kepada legislative, yang kemudian beralih

Seluruh Staf Tata Usaha dan Pengajaran Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu dalam segala urusan administrasi dan perijinan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, SK No : 31 Tahun 2011; 9... Badan Nasional

Pengkayaan kandungan zat besi dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal seperti rumput laut Sargassum sp yang memiliki kandungan zat besi dengan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan