• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam Prawiroharjo

(2008) mendefinisikan kehamilan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum lalu dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Apabila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional.

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan terdiri dari

ovulasi (pelepasan ovum), terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi

dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi( implantasi uterus), pembentukkan plasenta

tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan adalah suatu peristiwa

yang dimulai dari konsepsi sampai adanya tanda-tanda persalinan(Bandiyah,

2009).

2.1.1 Pembagian Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2008), kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan,

yaitu sebagai berikut :

1) Triwulan Pertama : 0 hingga 12 minggu

2) Triwulan Kedua : 13 minggu 28 minggu

3) Triwulan Ketiga : 29 minggu 40 minggu

(2)

Penegakkan diagnosis kehamilan terhadap beberapa tanda dan gejala

kehamilan. Perubahan fisiologi yang terjadi pada wanita hamil menyebabkan

timbulnya perubahan-perubahan yang tanda tidak pasti (presumptive sign), tanda

kemungkinan (probability sign) dan tanda positif (positife sign) (Hani, 2010).

2.1.2 Tanda dan Gejala Kehamilan

Penegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap

tanda, beberapa gejala kehamilan :

1) Tanda – tanda yang tidak pasti ( presumtive signs) atau tanda mungkin

kehamilan

Menurut Manuaba (2009),tanda tidak pasti atau tanda kemungkinan hamil

adalah pembesaran rahim, perubahan serviks, terasa gerakan janin, gejala

subjektif (amenorhe atau tidak haid, mual-muntah, merasakan gerakan janin

dalam rahim, sering kecing, serta perubahan mammae menuju perubahan

hamil)

2) Tanda Kemungkinan (Probability Sign)

Pada pemeriksaan kehamilan dapat diduga hamil bila dijumpai

pembesaran rahim dan perut, pemeriksaan memberikan petunjuk adanya

kehamilan ( terdapat kontraksi rahim saat diraba, ada tanda hegar, chadwick,

piscaseck, ballottement, dan reaksi pemeriksaan kehamilan positif )(Bandiyah,

(3)

Adapun pengertian beberapa macam tanda kemungkinan kehamilan adalah

dari Tanda Hegar yaitu segmen bawah rahim melunak, Tanda chadwick yaitu

perubahan warna pada vagina dan vulva menjadi lebih merah dan agak

kebiruan, Tanda Piscaseek yaitu uterus membesar kesalah satu jurusan hingga

menonjol ke jurusan pembesaran tersebut (Rukiyah, 2009).

3)Tanda Pasti Kehamilan

Tanda pasti kehamilan dapat dijumpai dengan jalan :

a) Gerakan janin dalam rahim

Teraba gerakan janin dengan jelas oleh pemeriksa apabila diraba pada usia

kehamilan sekitar 20 minggu (Hani, 2010). Biasanya menjadi jelas setelah

minggu ke 22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu

ke-24 (Kusmiyati, 2009).

b) Denyut Jantung Janin

Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18 pada orang

gemuk, lebih lambat. Stetoskope ultranic(Doppler) digunakan untuk

mendengar DJJ lebih awal sekitar minggu ke 12 dengan melakukan

auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain,

seperti : bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu (Pantikawati, 2010).

c) Bagian-bagian Janin

Pada ibu yang diyakini sedang dalam kondisi hamil maka dalam

pemeriksaan melalui USG (Ultrasonografi) terlihat adanya gambaran

janin. USG memungkinkan untuk mendeteksi jantung kehamilan pada

(4)

kepala dan bokong janin dan merupakan metode yang akurat dalam

menentukan usia kehamilan (Rukiyah, 2009).

2.2Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Deteksi dini adalah suatu mekanisme berupa pemberian informasi secara tepat

waktu dan efektif, melalui institusi yang dipilih, agar masyarakat/individu di

daerah rawan mampu mengambil tindakan menghindari atau mengurangi risiko

dan mampu bersiap-siap untuk merespon secara efektif. Deteksi dini dapat juga

dikatakan sebagai upaya memberitahukan kepada seorang klien yang berpotensi

dilanda suatu masalah untuk menyiagakan mereka dalam menghadapi kondisi dan

situasi suatu masalah (Rukiyah, 2011).

Salah satu deteksi dini dalam mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan

adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan atau yang dikenal dengan

Antenatal Care (ANC). Asuhan antenatal atau antenatal care (ANC) adalah suatu

program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada

ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman

dan memuaskan( Prawirohardjo, 2008).

Deteksi dini terhadap tanda bahaya kehamilan dilakukan minimal 4 kali

selama ibu hamil atau dilakukan pada tiap trimester yaitu: pada kunjungan

pertama atau pada trimester I tanda bahaya yang harus diwaspadai adalah: adanya

anemia, penyakit keturunan, infeksi dan degeneratif, perdarahan (abortus, ectopic

pregnancy, mola hidatidosa), hiperemesis gravidarum, kelainan genetik janin

(5)

Pada kunjungan ulang atau pada trimester kedua, yang harus diwaspadai

tentang kejadian/tanda bahaya yaitu perdarahan, preeklampsia, dan eklampsia,

gangguan pertumbuhan janin. Pada kunjungan ulang di trimester ketiga, tanda

bahayanya adalah adanya kehamilan ganda, ibu mengalami perdarahan (plasenta

previa atau solusio plasenta) (Rukiyah, 2011).

Tujuan ANC (antenatal care) menurut Kusmiyati (2009) yaitu :

1. Mempromosikan, menjaga fisik dan mental ibu bayi dengan pendidikan,

nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi.

2. Mendeteksi dan melaksanakan komplikasi medis, bedah atau obstetric selama

kehamilan.

3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi

komplikasi.

4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan

nifas normal, merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.

Menurut Depkes RI (2009), pelayanan antenatal sesuai standar meliputi

anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaaan laboratorium

rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan

dalam pemeriksaan), adapun penerapan dalam asuhan antenatal yaitu sebagai

berikut:

1. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan

2. Ukur Tekanan Darah

3. Nilai Status gizi (ukur lingkar lengan atas)

(6)

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunissasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

bila diperlukan

7. Pemberian Tablet Zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Tes Laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tatalaksana kasus

10. Temu wicara (konseling),termasuk Perencanaan Persalinan danPencegahan

Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

Kusmiyati (2009) menyatakan bahwa dengan memberikan asuhan antenatal

yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam

usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Peningkatkan

efektifitas asuhan antenatal meliputi hal-hal berikut :

1. Asuhan diberikan oleh petugas yang terampil dan berkesinambungan.

2. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan cara memperkirakan

komplikasi.

3. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toxoid,

suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).

4. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu hamil

(preeklamsia, eklamsia, HIV/AIDS, tuberkolosis, hepatitis, hipertensi,

(7)

Standar waktu pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan

yaitu minimal 1kali pada triwulan pertama, 1kali pada triwulan kedua, dan

minimal 2 kali pada triwulan ketiga untuk menjamin perlindungan kepada ibu

hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi

(Kemenkes, 2010).

2.3Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Menurut Depkes 2001 tanda-tanda bahaya dalam kehamilan adalah tanda atau

gejala yang menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan

bahaya. Menurut Hani (2010) ada beberapa macam tanda-tanda bahaya kehamilan

adalah sebagai berikut :

1) Perdarahan dari vagina

Menurut Depkes RI (2000) dalam Deliana (2008), pendarahan yang

berhubungan dengan persalinan dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu

perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum adalah

perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi

sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi atau

keguguran. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat disebabkan karena

terlepasnya plasenta secara prematur, trauma, atau penyakit saluran kelamin

bagian bawah. Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah normal. Pada masa

awal kehamilan,ibu mungkin mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting

disekitar waktu pertama haidnya terlambat. Perdarahan ini adalah perdarahan

(8)

kemungkinan pertanda dari friable cervix. Perdarahan semacam ini mungkin

normal atau mungkin suatu tanda adanya suatu infeksi(Hani, 2010).

Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah,

perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri (berarti abortus atau keguguran,

KET atau ectopic pregnancy, mola hidatidosa) ( Rukiyah, 2009). Diperkirakan

satu dari tiga kehamilan mengalami keguguran, penyebab keguguran meliputi

kekurangan gizi, ketidakseimbangan hormon, infeksi dan auto-imun atau kelainan

kromosom janin (Zita, 2010). Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak

normal adalah merah, banyak atau sedikit, nyeri (berarti plasenta previa dan

solusio plasenta). Perdarahan melalui jalan lahir sebelum 3 bulan disebabkan

keguguran yang mengancam janin. Nyeri perut bagian bawah yang hebat pada

kehamilan 1-2 bulan ini merupakan hal yang berbahaya. Perdarahan 7-9 bulan

meskipun hanya sedikit merupakan ancaman bagi ibu dan janin ( Rukiyah, 2009).

2) Sakit Kepala yang hebat menetap dan tidak hilang

Sepuluh persen dari wanita hamil menderita sakit kepala hebat yang

disebabkan pelebaran pembuluh darah dalam otak dan berhubungan dengan

perubahan hormon yang terjadi dalam kehamilan. Sakit kepala juga disebabkan

oleh kerja hormon, stres, atau tegang pada otot kepala dan leher akibat postur

yang salah selama kehamilan (Zita, 2010).

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum dan sering kali ketidaknyamanan

yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang

serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang dengan

(9)

penglihatannya kabur atau berbayangan. Sakit kepala yang seperti ini dalam

kehamilan merupakan gejala dari pre-eklamsia (Hani, 2010).

Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hypertensi, edema, dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan sehingga dapat menyebabkan kematian

pada ibu dan janinnya. Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan ke-3

kehamilan yang dapat terjadi pada waktu antepartum, intrapartum, dan pasca

persalinan (Prawirohardjo, 2008).

Pre-eklamsia ringan harus segera ditangani agar tidak meningkat menjadi

pre-eklamsia berat yang ditandai dengan tekanan darah tinggi terus meningkat dan

kadar protein yang lebih tinggi lagi dalam urine. Gejala pre-eklamsia ringan

menunjukan peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dan kadar urine

lebih tinggi dari 300 mg per 24 jam (Erikania, 2009). Hipertensi karena kehamilan

yaitu yang terjadi pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri

biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu (Rukiyah, 2011).

3) Gangguan Visual secara tiba-tiba (Pandangan kabur, rabun senja)

Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur karena pengaruh hormonal,

ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan

adalah normal, masalah penglihatan yang mengindikasikan keadaan yang

mengancap jiwa ibu adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan

kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit

(10)

4) Bengkak pada muka dan tangan

Menurut Hani (2010), hampir dari sebagian ibu hamil akan mengalami

pembengkakan yang normal. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius

jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan ikuti

keluhan fisik lain, seperti sakit kepala, gangguan penglihatan. Hal ini bisa

merupakan pertanda anemia, gagal jantung, pre-eklamsia.

Kaki bengkak terjadi pada hamil trimester ketiga. Gangguan pada kaki

bengkak ada dua yaitu retensi (penahanan) air dan garam karena gestosis dan

tertekannya pembuluh darah, karena bagian terendah bayi mulai masuk pintu

atas panggul (Bandiyah, 2009). Bengkak pada tangan dan wajah disertai tekanan

darah tinggi dan sakit kepala sangat berbahaya bila diabaikan bisa terjadi

kejang-kejang yang disebut keracunan kehamilan atau eklamsia. Keadaan ini

bisa menyebabkan kematian ibu hamil dan janin (Rukiyah, 2009).

5) Nyeri abdominal yang hebat

Nyeri abdominal menunjukkan masalah yang mengacam keselamatan jiwa

adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa

berarti appendicitis, ectopic pregnancy, preterm, gastritis, penyakit kantong

(11)

6) Bayi kurang bergerak seperti biasanya

Menurut Kusmiyati (2009), ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama

bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.

Jika bayi tidur gerakkan akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali

dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik

7) Berat Badan Ibu Tidak Naik

Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg, karena adanya

pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat kehamilan.

Kenaikan berat badan ibu biasanya terlihat nyata sejak kehamilan berumur 4 bulan

sampai menjelang persalinan. Apabila berat badan ibu tidak naik pasca akhir

bulan keempat dan pada akhir bulan keenam mengakibatkan pertumbuhan janin

akan terganggu. Penyebab Berat badan ibu naik atau ternganggu dikarenakan

berbagai faktor diantaranya kekurangan gizi (Kekurangan Energi Kronis atau

KEK) dan penyakit lain, seperti batuk menahun, malaria dan lain-lainnya yang

perlu segera di obati (Rukiyah, 2009).

8) Mual muntah berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

sering kedapatan pada kehamilan trimester satu. Mual biasanya terjadi pada pagi

hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang

lebih terjadi pada 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir berlangung selama

kurang lebih 10 minggu. Pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum

(12)

perubahan fisiologi menentukan berat ringannya penyakit (Wiknjosastro, 2005).

Adapun gejala-gejala hyperemisi gravidarum menurut Zita (2010) adalah muntah

yang parah dan berlebihan disertai juga dengan dehidrasi.

Menurut Manuaba (2009), Hiperemesis gravidarum dapat dibagi menjadi tiga

tingkat yaitu sebagai berikut :

a) Tingkat pertama : Muntah berlangsung terus, makan berkurang, berat badan

menurun, kulit dehidrasi , tekanan darah turun dan nadi meningkat, lidah

kering dan mata tampak cekung

b) Tingkatan kedua : Ibu tampak lebih lemah, gejala dehidrasi makin tampak,

mata cekung, lidah kering dan kotor, tekanan darah menurun dan nadi

meningkat, berat badan makin menurun, mata ikterus, terjadi gangguan buang

air besar, menjadi apatis, dan nafas berbau.

c) Tingkatan ketiga : Muntah berkurang, keadaan ibu hamil makin menurun

dengan tekanan darah turun dan nadi meningkat, suhu naik, keadaan dehidrasi

makin jelas, dan gangguan kesadaran sampai koma.

9) Keluarnya air ketuban sebelum waktunya

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina. Air ketuban dinyatakan pecah dini

jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban

dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun

(13)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai

persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban

pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu, sedangkan kurang

dari 36 minggu tidak terlalu banyak (Manuaba, 2009).

Menurut Rukiyah (2011), apabila ketuban pecah dan cairan keluar sebelum

ibu mengalami tanda-tanda persalinan janin dan mudah terinfeksi. Demam, bercak

vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat

merupakan tanda infeksi terjadi. Tanda terjadi ketuban pecah sebelum waktunya

adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban

berbau amis, dengan ciri pucat dan berwarna merah darah. Cairan ini tidak akan

berenti atau kering karena terus diproduksi sampai lahir.

2.4Pencegahan Bahaya Kehamilan

Pencegahan pada bahaya kehamilan seperti rasa mual dan muntah yang

berlebihan Menurut Sary (2009) untuk mengatasi mual pada kehamilan yaitu

dengan minum teh jahe atau pappermint dan minum banyak air serta jus buah.

Makan dengan diet tinggi karbohidrat dan protein serta rendah lemak. Ibu

dianjurkan agar ibu makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi

lebih sering. Makanan yang berminyak dan berbau dihindari dan ketika bangun

pagi dianjurkan makan roti atau biskuit dengan teh hangat( Prawirohardjo, 2008).

Cara pencegahan dan mengatasi pada tanda bahaya kehamilan seperti

pre-eklamsia dengan gejala sakit kepala yang hebat yaitu hirup udara segar setiap hari,

(14)

mungkin, istirahat yang cukup terutama pukul 17.00 -19.00, lakukan olahraga

ringan dan teratur, makan dengan pola makan seimbang dan sehat (Zeta, 2010).

Tanda bahaya seperti Edema atau pembengkakan ringan pada pergelangan

kaki dan tangan dapat dicegah yaitu istirahat dengan mengangkat kaki selama 20

menit, tiga atau empat kali sehari untuk mengurangi pergelangan kaki yang

bengkak (Zeta, 2010). AdapunMenurut Bandiyah (2009), tanda bahaya bengkak

pada bagian tubuh dapat dicegah dengan keadaan ringan kaki bengkak dapat

diatas dengan tidur dengan kaki lebih tinggi dan mengurangi makan garam.

2.5Tempat Mendapatkan Pertolongan

Apabila ibu mengalami tanda-tanda bahaya dalam kehamilan maka keluarga

perlu segera meminta bantuan atau pertolongan bidan terdekat untuk dibawa ke

puskesmas atau Rumah Sakit, agar dapat diperiksa dan diberi pertolongan yang

diperlukan (Depkes, 2001).

2.6Pengetahuan

2.6.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

(15)

Menurut Notoadmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari

sebelumnyatermasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Analisa (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain.kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

(16)

4) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

5) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

6) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real(sebenarnya).

2.6.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi terbentuknya Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan sebagai berikut :

1) Faktor Internal

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi maka

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan

(17)

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan faktor penting dalam

menentukan perilaku seseorang, karena pengetahuan dapat menimbulkan

perubahan persepsi kebiasaan masyarakat. Pembentukan sikap seseorang juga

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuannya. Semakin tinggi pengetahuan seseorang

maka semakin baik pula sikap seseorang dalam menghadapi masalah.

b. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah

keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja

bagi ibu-ibu mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c. Usia

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan

menurut Hurlock (1998) yang dikutip oleh Nursalam (2003) semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari

(18)

2) Faktor Eksternal

a. Faktor Lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari

sikap dalam menerima informasi.

2.6.3 Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi,materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden (Notoatmodjo, 2012).Pengukuran pengetahuan berupa pertanyaan

tertutup pilihan jawaban a, b, c, dan d. Pengukuran dilakukan dengan

menggunakan skala Guttman nilai 1 jika memilih jawaban benar, nilai 0 jika

memilih jawaban salah atau tidak menjawab pertanyaan (Hidayat, 2009).

2.7Sikap

2.7.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap stimulasi atau objek (Notoatmodjo, 2012). Sikap adalah kesediaan diri

seorang individu melaksanakan suatu tindakan tertentu. Sikap dapat bersifat

positif dan negatif. Sifat positif tidak membahayakan dalam kehidupan

masyarakat, sifat negatif menghambat, menciptakan garis pemisah antara

indivudu merupakan penghalang dalam mengadakan interaksi(Wahyuningsih,

(19)

2.7.2 Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, Menurut Notoatmodjo (2012) Sikap ini

terdiri dari berbagai tingkatan yakni sebagai berikut :

1) Menerima(receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan.Lepas

pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

3) Menghargai ( valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang

lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya

seorang mengajak ibu yang lain ( tetangga, saudaranya, dsb) untuk

menimbang anaknya keposyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah

suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4) Bertanggung Jawab ( responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.Misalnya seorang

ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua

(20)

2.7.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Wawan (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara

lain sebagai berikut :

1) Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah

meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor

emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis

atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini

antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut .

3) Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena

kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu

masyarakat asuhannya.

4) Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,

berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyekstif dipengaruhi oleh

(21)

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat

menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada

gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor Emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego

2.7.4 Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden

terhadap suatu objek. Pengukuran secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan bagaimana pendapat

responden (Notoadmodjo, 2012).

Pengukuran Sikap menggunakan skala likert, yakni berupa sikap positif

(favorable) dan sikap negatif (unfavorable) serata pada pernyataan menggunakan

alternatif jawaban : Sangat Setuju(SS), Setuju (S),Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak

(22)

2.8Tindakan

2.8.1 Praktik atau Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behaviour). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan

faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas

(Notoatmodjo, 2007).

Robert Kwick (1974) yang dikutip dalam Wawan (2011) menyatakan

bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat

diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap

hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek

dengan cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak

menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.

2.8.2 Tingkat- tingkat Praktik

Seperti halnya dengan pengetahuan dan sikap, praktik atau tindakan

(Practice) menurut Notoadmodjo (2007) ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu

sebagai berikut :

a. Persepsi ( Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil merupakan pratik tingkat pertama.

b. Respon Terpimpin ( Guided Respons)

Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh

(23)

c. Mekanisme (Mecanism)

Apaila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau

sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat

tiga

d. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi

kebenaran tersebut.

2.8.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tindakan

Menurut teori Laurence Green dalam Notoatmodjo (2012) ada 3 sebagai

berikut :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing faktors)

Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan nilai-nilai

dan sebagainya

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors)

Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya

fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat

kontrasepsi, jamban dan sebagainya

c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors)

Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain

(24)

2.8.4 Pengukuran Perilaku atau Tindakan

Pengukuran perilaku atau tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung

yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall).Pengukuran juga dapat diukur

secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

Pengukuran praktik (overt behavior) juga dapat diukur dari hasil perilaku tersebut

(Notoadmodjo, 2012).

2.9Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, kerangka konsep menerangkan tentang hubungan

pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda

bahaya kehamilan.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Tindakan Ibu Hamil tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Puskesmas Medan Deli

Tahun 2014

Variabel Independen Variabel Dependen

1. 1.

Pengetahuan Ibu Hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya

kehamilan Tindakan Ibu Hamil Tentang

Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

(25)

2.10 Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil dalam

deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan

2. Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Divident Payout Ratio di BEJ sebelumnya telah dilakukan oleh Sudarsi (2000 : 70). Dalam penelitiannya Sudarsi menguji

Merupakan produk pembiayaan untuk masyarakat yang menggunakan valuta rupiah, pembiayaan ini diperuntukan bagi karyawan tetap pada sebuah perusahaan yang

Pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah yang pengaturannya telah diserahkan ke desa pelaksanaannya dievaluasi secara berkala oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo

4 Saya tidak suka jika ada orang yang melakukan hal sama persis dengan apa yang saya lakukan.. 5 Ketika saya bertemu teman beda

When no baseline period is available (a digital file is released as the print title goes on sale), the sales data is collected during and after the digital promotion, and the

The Effect of Using picture series and Dialogues in Teaching writing on the students' writing Achievement of the Second Year Students in SMUK St.. program Study Pendidikan

Hasil penelitian ini ialah: (i) terdapat sepuluh peran – peran teknologi dan komunikasi yang terlaksana dalam pembelajaran di kelas ICT ini, antara lain menyediakan soal –

Memberikan penjelasan lengkap dampak dari adanya pemeliharaan hubungan interpersonal antara Ustadz sebagai fasilitator dengan masyarakat penerima manfaat dalam program