• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS “Mengintregasikan Nature dan Nurture untuk

Memberdayakan HOTS di Era Disrupsi” Surakarta, 27 Oktober 2018

ProsidingSeminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2018 | 74

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED

LEARNING

Ana Yuniasti Retno Wulandari1

1

Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo, Bangkalan, 69162

Email Korespondensi: ana.wulandari@trunojoyo.ac.id

Abstrak

Problem Based Learning (PBL) adalah model yang pembelajarannya mengaitkan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan penyelesaian masalah diharapkan dapat melatih keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis mahasiswa setelah implementasi model pembelajaran problem based learning. Subjek penelitian ini adalah 40 mahasiswa yang menempuh mata kuliah fisika dasar 1 pada materi gaya dan hukum Newton. Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Teknik pengambilan data keterampilan berpikir kritis mahasiswa menggunakan tes. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada materi gaya dan hukum Newton adalah 72 dengan kategori kritis.

Kata Kunci: berpikir kritis, gaya, hukum Newton, PBL. Pendahuluan

Pelaksanaan pembelajaran pada abad 21 diharapkan dapat melatihkan beberapa keterampilan yang membekali mahasiswa dalam menyongsong revolusi industri 4.0. Keterampilan tersebut dintaranya meliputi critical thinking, creative thinking, communication, colaboration dan problem solving. Pembelajaran yang dilakukan tidak lagi mengajarkan low order thinking skills tetapi sudah diarahkan ke high order thinking skills. High order thinking skills memberikan kesempatan untuk memperbaiki dan menyelesaikan berbagai permasalahan sehingga diperoleh solusi yang terbaik (Howard dkk, 2015). High order thinking skills perlu dimiliki mahasiswa agar mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. High order thinkig skills perlu diajarkan juga pada pembelajaran mata kuliah Fisika Dasar 1.

Materi gaya dan hukum Newton merupakan materi yang dipelajari pada mata kuliah Fisika Dasar 1 Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura. Aplikasi konsep gaya dan hukum Newton banyak

(2)

75 | Mengintegrasikan Nature dan Nurture untuk Memberdayakan HOTS di Era Disrupsi diharapkan mahasiswa dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena dalam pembelajaran problem based learning mahasiswa dihadapkan pada permasalahan yang harus dipecahkan dalam aktivitas belajar. Pada pelaksanaan model problem based learning disajikan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari untuk mengasah keterampilan berpikir kritis (Rachmawati dkk, 2015). Penelitian Farisi dkk (2017) menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh penggunaan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep suhu dan kalor. Pembelajaran problem based learning memberikan peningkatan yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis siswa (El-Shaer & Gaber, 2014). Hal tersebut senada dengan penelitian Masek & Yamin (2011) yang mengemukakan bahwa proses pembelajaran problem based learning mendukung kemampuan berpikir kritis siswa.

Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir kritis adalah proses sistematis untuk mengevaluasi, memecahkan masalah, mengambil keputusan, menganalisis asumsi, serta melakukan penelitian ilmiah (Johnson, 2014). Keterampilan berpikir kritis dapat digunakan mahasiswa untuk menganalisis dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan berpikir kritis perlu dilatihkan dalam proses pembelajaran karena dapat memberikan kesempatan siswa untuk belajar melalui penemuan (Roosyanti, 2017). Keterampilan berpikir kritis dapat membantu mahasiswa melihat permasalahan dalam berbagai sudut pandang sehingga dapat menganalisis permasalahan tersebut secara tepat (Wulandari, 2018). Keterampilan berpikir kritis juga membantu mahasiswa dalam memahami konsep dan menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari (Wardani dkk, 2017).

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan berpikir kritis mahasiswa setelah implementasi model problem based

learning pada materi gaya dan hukum Newton. Diharapkan setelah implementasi model problem based learning keterampilan berpikir kritis mahasiswa dapat terlatih sehingga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan konsep yang telah dipelajari.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran mata kuliah Fisika Dasar 1 Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura. Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Pada penelitian ini dilakukan pembelajaran dengan model problem based learning selama dua kali pertemuan kemudian dilanjutkan dengan postes keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada konsep gaya dan hukum Newton. Sampel penelitian ini sebanyak 40 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran problem based learning, sedangkan variabel terikat adalah keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengambil data keterampilan berpikir kritis mahasiswa menggunakan tes essay sejumlah 5 soal. Tes keterampilan berpikir kritis disusun menggunakan indikator berpikir kritis dari Ennis yang meliputi: memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, memberikan penjelasan lanjut, membuat kesimpulan, serta mengatur strategi dan taktik (Mabruroh & Suhandi, 2017). Teknik analisis data keterampilan berpikir kritis mahasiswa menggunakan statistik deskriptif.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

(3)

ProsidingSeminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2018 | 76 sehari-hari untuk diselesaikan secara

bersama-sama melalui diskusi kelompok. Setelah selesai pembelajaran kemudian dilakukan postes keterampilan berpikir kritis mahasiswa menggunakan instrumen tes keterampilan berpikir kritis yang disusun menggunakan indikator berpikir kritis dari Ennis sejumlah 5 soal essay. Data

hasil postes keterampilan berpikir kritis yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1: Hasil Statistik Deskriptif

Statistik Hasil

Mean 72,00

Median 75,00

Mode 75

Std. Deviation 7,990

Minimum 50

Maximum 85

Sum 2880

Hasil tes keterampilan berpikir kritis yang telah terkumpul kemudian dikategorisasikan berdasarkan tingkat

keterampilan berpikir kritis dan disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Kategorisasi Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa

Hasil tes keterampilan berpikir kritis mahasiswa juga dianalisis berdasarkan perolehan rata-rata tiap indikator berpikir

kritis dari Ennis. Hasil rata-rata tiap indikator keterampilan berpikir kritis mahasiswa disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Perolehan Indikator Berpikir Kritis

0 20 40 60 80

sangat kritis

kritis cukup kritis

tidak kritis

sangat tidak kritis 25

75

0 0 0

Per

sen

tase

Kategori Keterampilan Berpikir Kritis

0 20 40 60 80

100 87.5 61.25 93.75

59.375 58.125

R

ata

-r

ata

N

il

ai

B

e

rp

iki

r

kR

itis

(4)

77 | Mengintegrasikan Nature dan Nurture untuk Memberdayakan HOTS di Era Disrupsi Hasil perolehan rata-rata

keterampilan berpikir kritis mahasiswa

berdasarkan capaian konsep materi disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2: Rata-rata Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan Konsep Materi

Konsep Materi Nomor

Soal Rata-rata

Gaya 4 dan 5 74,375

Hukum I Newton 1 93,75

Hukum II Newton 2 59,375

Hukum III Newton 3 58,125

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa rata-rata keterampilan berpikir kritis mahasiswa adalah 72 dan termasuk pada kategori kritis. Sedangkan menurut Gambar 1 diketahui bahwa capaian keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada kategori sangat kritis sebesar 25% dan kategori kritis sebesar 75%. Hal tersebut menunjukkan bahwa model problem based learning efektif untuk melatih keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada konsep gaya dan hukum Newton. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran dengan model problem based learning diawali dengan orientasi mahasiswa terhadap masalah otentik dalam kehidupan sehari-hari kemudian mahasiswa secara aktif merumuskan masalah, mengidentifikasi pengetahuan, mempelajari dan mengaitkan materi dengan masalah sehingga pada akhirnya mahasiswa mampu membuat solusi dari masalah yang diberikan (Amir, 2011). Melalui model problem based learning mahasiswa terlibat langsung dalam aktivitas penyelesaian masalah menggunakan kemampuan berpikir, pengalaman, dan konsep yang dimiliki.

Fase pembelajaran model problem based learning yang mampu melatih keterampilan berpikir kritis mahasiswa yaitu kegiatan penyelidikan melalui diskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok mahasiswa dapat bertukar pikiran dan bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Hal tersebut senada dengan Ferreira & Trudel (2012) bahwa selama proses problem based learning mahasiswa dapat bekerja bersama-sama utuk menemukan solusi permasalahan komplek yang dihadapi. Mahasiswa dilatih

untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan analisisnya untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa pencapaian keterampilan berpikir kritis mahasiswa tertinggi terdapat pada konsep Hukum I Newton dengan rata-rata 93,75. Mahasiswa sudah memahami Hukum I Newton tentang hukum kelembaman dan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari terkait Hukum 1 Newton. Sedangkan perolehan konsep terendah terdapat pada konsep Hukum III Newton dengan rata-rata 58,125. Disini mahasiswa masih kesulitan dalam memahami, menentukan pasangan aksi reaksi, dan menjelaskan lebih lanjut konsep Hukum III Newton pada kasus ketika berenang.

(5)

ProsidingSeminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2018 | 78 (Ennis, 2011). Soal berpikir kritis pada

indikator memberikan penjelasan lanjut berkaitan dengan permasalahan hukum III Newton yang dijumpai pada kasus ketika berenang. Pemahaman mahasiswa tentang konsep pasangan aksi reaksi pada kasus berenang masih kurang. Mahasiswa kesulitan menentukan pasangan aksi reaksi kasus berenang.

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas diketahui bahwa hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian Semra dkk (2006) yang menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan problem based learning akan memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi. Penelitian Kurniahtunnisa (2016) juga menunjukkan bahwa model problem based learning berpengaruh meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Problem based learning memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menemukan sendiri solusi dari permasalahan otentik yang dihadapi sehingga hal tersebut memberikan pengalaman belajar yang efektif bagi mahasiswa (Birgili, 2015). Pembelajaran problem based learning pada konsep gaya dan hukum Newton mampu melatihkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.

Simpulan, Saran, dan Rekomendasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah implementasi model problem based learning, rata-rata keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada materi gaya dan hukum Newton adalah 72 dengan kategori kritis. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penerapan model problem based learning efektif untuk melatih keterampilan berpikir kritis mahasiswa sehingga mahasiswa mampu menganalisis fenomena dalam kehidupan sehari-hari menggunakan konsep yang telah dipelajari. Mahasiswa mampu mengaitkan konsep yang telah dipelajari dengan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan dengan membandingkan efektivitas model problem based learning dengan model lainnya dengan

menggunakan kelas ekperimen dan kontrol. Selain itu, penelitian ini juga dapat ditambahkan variabel terikat lain selain seperti keterampilan pemecahan masalah maupun keterampilan metakognisi agar hasil penelitian semakin lebih baik.

Daftar Pustaka

Amir, M. T. (2010). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arends, R. (2008). Learning to Teach. Penerjemah: Helly Prajitno & Sri Mulyani. New York: McGraw Hill Company.

Birgili, B. (2015). Creative and Critical Thinking Skills in Problem-based Learning Environments. Journal of Gifted Education and Creativity, 2(2), 71-80.

EL-Shaer, A., & Gaber, H. (2014). Impact of Problem-Based Learning on Students`Critical Thinking Dispositions, Knowledge Acquisition and Retention. Journal of Education and Practice, 5(14). 74-85.

Ennis, R. H. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities. New Jersey: University of Illinois.

Farisi, A., Hamid, A., Melvina. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning TerhadapKemampuan Berpikir Kritis Dalam Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Pada Konsep Suhu Dan Kalor. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika, 2(3), 283-287.

(6)

79 | Mengintegrasikan Nature dan Nurture untuk Memberdayakan HOTS di Era Disrupsi classroom. Journal of Classroom

Interaction, 47(1), 23–30.

Howard, L. W., Tang, T., & Austin, M. J. (2015). Teaching critical thinking skills: Ability, motivation, intervention, and the Pygmalion effect. Journal of Business Ethics, 128, 133-147.

Johnson, E. (2014). Contekstual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa

Kurniahtunnisa, Dewi, N. K., Utami, N. R. (2016). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Materi Sistem Ekskresi. Journal of Biology Education, 5 (3), 310-318. Mabruroh, F., & Suhandi, A. (2017).

Construction of Critical Thinking Skills Test Instrument Related the Concept on Sound Wave. Journal of Physics.

https://doi.org/10.1088/1742-6596/812/1/012056

Masek, A. & Yamin, S. (2011). The Effect of Problem Based Learning on Critical Thinking Ability: A Theoretical and Empirical Review. International Review of Social Sciences and Humanities, 2(1), 215-221.

Rachmawati, D., Sudarmin, & Dewi, N. R. (2015). Efektivitas Problem Based

Learning (PBL) Pada Tema Bunyi dan Pendengaran Berbantuan Alat Peraga Tiga Dimensi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Unnes Science Education Journal, 4(3), 1031-1040.

Roosyanti. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendekatan Guided Discovery Untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Kreatif. Jurnal Pena Sains, 4(1), 60-73.

Semra, S., Tekkaya, C., & Geban, O. (2006). Improving Achievement through Problem-Based Learning. Journal Biology Education, 40(4), 155-160.

Tortop, H. S., & Ozek, N. (2013). The meaningful field trip in project based learning; the solar energy and its usage areas topic. H. U. Journal of Education, 44, 300-307.

Wardani, S., Lindawati, l., Kusuma, S. B. W. (2017). The development of inquiry by using android-system-based chemistry board game to improve learning outcome and critical thinking ability. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 6(2), 196-205.

Wulandari, A. Y. R. (2018). Correlation between critical thinking and conceptual understanding of

student’s learning outcome in

Gambar

Tabel 1: Hasil Statistik Deskriptif
Tabel 2: Rata-rata Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan Konsep Materi

Referensi

Dokumen terkait

Ciri lain komputer generasi pertama adalah penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar) dn silinder magnetik untuk penyimpanan

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) gaya bunyi; (2) gaya kata; (3) gaya bahasa; (4) citraan; (5) nilai pendidikan budi pekerti yang

Lokasi penelitian di

Deskripsi Contoh dan kasus yang disajikan sesuai dengan perkembangan bidang Keterampilan

- SP: Mendapatkan nilai SKB penuh 100 karena memiliki sertifikat pendidik yang dikeluarkan Kemendikbud/Kemenristekdikti/Kemenag - PD: Mendapatkan nilai tambahan SKB +10 karena

Lam bung ikan bet ut u akan kosong set elah 6 jam dari saat pem berian pakan, sedangkan profil enzim prot ease m em perlihat kan pola yang sejalan dengan laju pengosongan lam

Oleh karena itu, tidak setiap ijtima’(konjungsi) akan terjadi gerhana Matahari begitu pula tidak setiap istiqbal(oposisi) akan terjadi gerhana Bulan. Gerhana

Setelah penyampaian materi, akan dilakukan pengisian kuisioner yang kedua (sebagai post test) yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana materi- materi yang sudah