• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gender Dalam Perspektif Islam pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gender Dalam Perspektif Islam pdf"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIYAH

Gender Dalam Prespektif Islam

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Materi Al-Quran I. Dosen pengampu: Hayati Nufus M.pdi

Disusun Oleh: Nama : Linda Wally

Kelas: PAI (A) Nim:160301001

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami diberi kemampuan, kesempatan waktu dan kesehatan jasmani dan rohani Sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah, dengan judul Gender Dalam Prespektif Islam yang menjadi tugas mata kuliah Materi Al-Quran 1.Tak luput juga salawat dan salam untuk junjungan Nabi besar kita, Nabiyallah Muhammad SAW beserta keluarga,dan para sahabatnya,

selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut, juga untuk memberikan pengetahuan bagaimana pandangan islam mengenai gender yang akan dipaparkan dalam pembahasan karya ilmiah ini.

Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran ataupun menjadi referensi kita dalam mengetahui dan mempelajari tentang gender. Dalam makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Penyusun

(3)

Abstrak

(4)

A. PENDAHULUAN 1. Latar belakang

Perhatian dunia semakin meningkat terhadap kesetaraan gender,belakangan ini muncul berbagai kajian yang membahas mengenai ketidak adilan terhadap kaum wanita yang dilakukuan oleh kaum laki-laki. Dalam peradaban Romawi,Jepang,Yunani, maupun pada literatur agama Hindu, merreka mengaggap bahwa perempuan itu merupakan sumber bencana, dan para perempuan didiskriminasi. Akan tetapi dalam islam sangat bertentangan dengan pandangan mereka. Al-Quran telah menjelaskan terlebih dahulu mengenai kesetaraan gender.semuanya telah dijelaskan dalam Al-Quran dan langsung dicontohkan melalui sikap Rasulullah Saw.sikap Rasulullah yang lembut dan sangat menghargai wanita mampu mengubah pandangan dunia, selebih khususnya masyarakat pra-islam. Mereka yang dulunya juga menganggap perempuan rendah, bahkan mereka menguburkan anak perempuan mereka, tetapi setelah RasulullahSaw datang dan menjelaskan sesuai yang dijelaskan dalam Al-Quran. Dan tidak sedikit orang yang langsung mengikiuti apa yang di katakana Rasulullha Saw. sehingga perlahan-lahan asyarakat pra-islam mulai memahami sesungguhnya apa yang diajarkan Al-quran itu benar.

Didalam pandangan islam, wanita bukanlah musuh atau lawan bagi laki-laki. Sebaliknya wanita adalah pelengkap lai-laki dan laki-lai adalah pelengkap wanita. Wanita adalah bagian dari laki-laki dan laki-laki adalah bagian dari wanita. Karena itu Al-Quran mengatakan sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Rasulullah Saw juga bersabda, ‘sebenarnya wanita adalah saudara kandung laki-laki’ dalam islam tidak pernah dibayangkan adanya pengurangan atas hak wanita atau penzaliman atas wanita demi kepentingan kaum laki-laki, sebab islam adalah syariat Allah yang diturunkan untuk laki-laki dan wanita skaligus.

2. Rumusan maslah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah 1. Perempuan dalam lintasan sejarah?

(5)

3. Bagaimana Solusi gender dalam islam?

3. Tujuan Penulisan

1 Mengetahui perempuan dalam lintasan sejarah

2 Mengetahui bagaimana gender dalam prespektif islam

3 Mengetahui bagaimana islam menyelesaikan masalah gender.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gender dalam lintasan sejarah

Gender adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Inggris yang bermakna ‘jenis kelamin’ dalam Glosariun di sebut sebagai seks. Gender sendiri di artikan sebagai: sesuatu sifat yang melekat pada laki-laki maupun perempuan, yang di konstruksi secara sosial, kultural atau hubungan sosial yang terkontruksi antara perempuan dan laki-laki yang berfariasi dan sangat bergantung pada fakto-faktor budaya,agama,sejarah dan ekonomi. kosa kata gender bagi masyarakat barat, khususunya masyarakat Amerika sudah di gunakan sejak era tahun 1960-an sebagai bentuk perjuangan secara radikal,konservatif, sekuler, maupun agama,denagn tujuan untuk menyuarakan eksistensi perempuan yang kemudia melahirkan kesadaran gender. Pada era tersebutdi warnai dan di tandai dengan tuntunan kebebasan dan persamaan hak agar para perempuan dapat menyampai laki-laki dalam rana sosial,ekonomi,politik dan bidang publik yang lainnya. Di Indonesia kata gender bagi sebagian masyarakat masi di asumsikan sebagai segala persoalan yang identik dengan perempuan. Bahkan sering kali tidak adanya pembatasan istilah kata antara gender dengan seks. Kesalahan di dalam memahami kedua istilah tersebut dapat menimbulkan multi tafsir, sehingga pemahaman konsep gender menjadi bias.1

Gender sering digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Pandangan mereka mengenai gender terkait dengan kesamaan antara laki-laki dan

(6)

perempuan.dari segi biologi perempuan dapat dilihat bahwa, perempuan dapat mengandung, melahirkan, menyusui, dan menstruasi. Sedangakan pria tidak bisa mengalami itu semua.selain itu sifat-sifat yang dimiliki oeleh laki- laki dan wanita juga berbeda jauh, misalnya wanita yang dikenal lemah lembut, pemalu,cantik,serta emosional. Sedangkan sifat yang melekat pada laki laki misalnya, sifat mereka yang tegas, kasar, keras dan sebagainya. Hal itu merupakan kodrat yang telah diberikan oleh Allah dan tidak dapay diubah oleh siapapun.

Menurut kaum feminis ketidakadilan gender tersebut muncul karena adanya kesalah pahaman tentang konsep gender yang di samakan dengan konsep seks, sekalipun kata gender dan seks secara bahasa memang mempunyai makna yang sama, yaitu jenis kelamin. Konsep seks bagi para feminis adalah sifat yang di kodrati, alami, dibawa sejak lahir, dan tidak bisa di ubah. Konsep seks hanya berhubungan dengan jenis kelamin dan fungsi-fungsi dari perbedaan jenis kelamin itu saja, seperti bahwa perempuan bisa menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui sedangkan laki-laki tidak. Sedangkan konsep gender bukanlah suatu sifat yang di kodrati tetapi merupakan hasil kontruksi sosial dan kultural yang telah berproses sepanjang sejarah manusia. Misalnya perempuan itu lembut, emosional, hanya cocok mengambil peran domestic, sementara laki-laki itu kuat, rasional, layak berperan di sektor publik. 2

Sejarah awal mulanya masalah gender, merupakan proses yang sangat panjang. Wanita yang pada zaman dulu sangat tidak dihargai,dianggap seperti kutukan, pembawa bencana, dan bahkan diperlakukan secara tidak hormat oleh kaum laki-laki. Misalnya pada zaman yunani kuno,romawi, negara cina,dan jepang bahkan juga terjadi pada masyarakat pra-islam. Hal inilah yang mendorong para gender untuk menyuarakan hati mereka. Mereka menuntut akan kebebsan terhadap diri mereka untuk tidak diperlakukan sedemikian buruk oleh kaum laki-laki. Bahkan bukan hanya kebebasan, tetapi juga kesetaraan mereka dengan kaum laki-laki. Mereka menganggap bahwa sesungguhnya antara wanita laki-laki itu sama saja. Baik itu dari segi peran,maupun fungsi.

2 Zaitunah Subhah, Al-Quran perempuan menuju kesetaraan gender dalam penafsiran, ( Jakarta: Pranamedia

(7)

Dalam peradaban Romawi, perempuan berada di bawah kekuasaan ayahnya. Kekuasaan tersebut berpindah ketika mereka sudah menikah. Kekuasaan ini mencakup kewenangan menjual, mengusir, menganiyaya,dan membunuh. Begitu juga dengan Cina, bahkan bisa dikatakan tidak lebih baik dari peradaban sebelummnya. Perempuan dalam hal ini mengalami diskriminasi, hak hidup seseorang perempuan yang ditinggal mayi suaminya dibakar. Di samping itu juga dibuat sesajen(persembahan) kepada dewa-dewa . bahakan ada sebuah petuah sejara kono yang menyatakan bahwa racun, ukar dan api tidak lebih jahat dari perempuan. Dalam

masyarakat Jepang yang banyak menganut sistem kepercayaan ajaran Shintoisme ( kepercayaan jepang kuno) mereka menjelaskan bahwa laki-laki mendominasi dalam mewarnai

kehidupan dalam suatu masyarakat. atribut perempuan sebagai makhluk kotor, dituduh sebagai penggoda laki-laki yang hendak ingin menjadi suci, laki-laki dianggap tidak memiliki kesalahan, walaupun mereka jatuh dalam godaanya. Perempuan di dalam litelatur agam hindu adalah yang paling efektif yang digunakan oleh para dewa untuk menyelewengkan kebaikan adalah seorang perempuan biasanya terkadang berwujud sosok peri angkasa atau perempuan yangtidak senonoh yang merupkan sumber segala kejahatan dalam pandangan hidup ortodoks.3

Sedangkan pada masyarakat Arab pra- islam tak berbeda jauh seperti yang dilakukan masyarakat yunani, romawi, atau orang-orang yahudi. Pada masyarakat Arab pra islam mereka juga sangat membenci kaum wanita. Mereka memandang wanita sangat rendah. Jika seorang ibu melahirkan anak perempuan maka ibu tersebut harus rela membiarkan putri kecilnya di kuburkan hidup-hidup oleh ayahnya sendiri. karena mereka menganggap kelahiran bayi perempuan itu merupakan kutukan. Selain itu masyarakat Arab pra-islam juga memperlakukan wanita seperti harta warisan yang bisa di berikan kepada ahli warisnya. Seperti jika seorang wanita yang ditinggal mati suaminya maka anak tirinya dapat menjadi suami untuk ibu tirinya yang di tinggal mati suaminya, tanpa mahar atau menikah kembali dengan orang lain.

Itulah beberapa sudut pandang dunia terhadap perempuan oleh kaum laki-laki. Keberadaan data tersebut memperjelas bahwa wanita sangat mengalami diskriminasi yang sangat berlebihan. Maka dari itu islam datang dan mengangkat martabat wanita.

(8)

2. Gender dalam prespektif islam

Konsep kesetaraan gender dalam islam sesungguhnya telah menjadi bagian substunve nilai-nilai universal islam melalaui pewahyuan(Al-Quran dan hadist) dari Allah yang maha adil dan maha pengasih . laki-laki dan perempuan ditempatkan pada posisi setara untuk kepentingan dan kebahagian mereka didunia dan diakhirat. Karena itu laki-laki dan perempuan mempunya hak-hak dasar dan kewajiban yang sama sebagai hamba Allah, yang membedakan hanyalah ketaqwaan di hadapannya. Bicara mengenai kedudukan perempuan, mengantarkan kita agar terlebih dahulu mendudukan pandangan Al-quran. Seperti yang dijelaskan dalam A-Quran surah Al-hujurat











































“ Wahai seluruh manusia, sesungguhnya kami telah minciptakan laki-laki dan perempuan, dan kami jadikan kami berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu dalah yang paling bertaqwa”(Qs al-Hujurat 13)

(9)

dan seorang perempuan adalah pengantar untuk menegaskan bahwa semua manusia derajat kemanusiaannya samadi sisi Allah tidak ada perbedaan antara satu suku dengan yang lain. Tidak ada juga perbedaan antara nilai kemanusiaan antara laki-laki dengan perempuan karena semua orang diciptakan dari laku-laki dan seorang perempuan . pengantar tersebut mengantar pada kesimpulan yang disebut sebagai panggilan terakhir ayat ini. Yakni sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah yang paling bertakwa. karena itu berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan agar yang menjadi termulia disisi Allah.4

Dari tafsiran tersebut dapat kitaketahui bahwa ayat tersebut menjelaskan tentang asal kejadian laki-laki dan perempuan sekaligus berbicara tentang kemuliaan manusia, baik sebagai laki-laki ataupun perempuan. Yang didasarkan kemuliaanya yang bukan keturunan, suku, atau jenis kelamin, akan tetapi ketaqwaanya kepada Allah. Hal ini senada dengan pernyataan mantan Seykh Al-azhar, Seykh muhamad ahyahud dalam bukunya “Min Tawjihad Al-islam” bahwa tabiat kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan hamper dapat dikatakan sama, Allah Swt telah menganugrahkan kepada perempuan sebagaimana menganugrahkan kepada laki-laki potensi dan kemampuan yang cukup uktuk memikul tanggung jawab dan menjadikan keduanya dapat melakukan kegiatan maupun aktifitas yang bersifat umum maupun khusus.

Di samping itu juga seperti yang terdapat didalam (Al-Quran surah Al-isra ayat 70).



▪

























☺







“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan”

4 M. Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah- pesan, kesan, dan keserasian Al-Quran,( Jakarta: Lentera Hati, 2002) vol.

(10)

Ayat ini menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang unik yang memiliki kehormatan dan kedudukannya sebagai manusia. Baik taat beragama maupun tidak. Dengan bersumpah dan mengkukuhkan pernyataannya. Ayat ini menyatakan bahwa, yakni kami Allah, bersumpah bahwa sesungguhnya kami telah muliakan anak cucu Adam dengan bentuk tubuh yang bagus, kemampuan berbicara dan berfikir. Serta pengetahuan dan kami beri juga mereka kebebasan memilah dan memilih. Dan kami angkut mereka didaratan dan lautan dengan aneka alat transfor dan kami ciptaan dan tundukan bagi mereka, atau yang kami ilhami mereka pembuatannya. Agar mereka dapat menjelajahi bumi dan angkasa yang kesemuanya kami cipta untuk mereka. Dan kami juga beri mereka rezeki yang baik sesuai kebutuhan mereka lagi lezat dan bermanfaat. Untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa mereka dan kami lebihkan mereka atas banyak makhluk dari siapa yang telah kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. Kami lebihkan mereka dari hewan dengan akal dan daya cipta sehingga menjadi makhluk yang bertanggung jawab. Kami lebihkan yang taat dari mereka atas malaikat karena keaatan manusia melalui perjuangan melawan setan dan nafsu. Sedangkan ketaatan malikat tanpa nafsu.5

Pada ayat tersebut ada kata bani Adam ( anak-anak Adam) yang mencakup lak-laki dan perempuan.penghormatam yang diberkan tuhan bukan hanya untuk laki-laki, tetapi wanita juga memiliki hak yang sama. Dalam Al-Quran perempuan bukan sebagai pengacau atau gangguan terhadap laki-laki, akan tetapi Al-Quran memposisikan wanita sebagai ketentraman untuk kaum laki-laki. Karena diciptakan dari jenis mereka sendiri.



























☺















5 M. Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah- pesan, kesan, dan keserasian Al-Quran,( Jakarta: Lentera Hati, 2016) Vol.

(11)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya

diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar -benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.( Ar-Ruum 21)

Maksutnya adalah, diantara tanda-tanda kekuasaannya dan bukti-bukti kebesarannya yaitu, dia ciptakan pasangan untuk bapak kamu(Adam) dari dirinya, agar Adam merasa tentram kepadanya, yaitu dengan menciptakan hawa dari salah satu tulang rusuk Adam. Firmannya, “dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang. Maksutnya adalah dengan menjalin hubungan kekeluargaan dengan perkawinan diantara kamu, dengan itulah kamu menjalin hubungan. Dengan itu pula dia jadikan rahmat diantara kamu, sehingga kamu lebih menyayangi. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir, maksutnya adalah sesungguhnya dalam tindakan Allah itu terdapat pelajaran dan nasihat bagi kaum yang mau memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah dan bukti-bukti kebenarannya. Dengan itulah mereka mengetahui bahwa Allah pasti melaksanakan kehendak-nya dan tidak ada yang dapat menghalangi kehendaknya.6

Islam datang ke Jazirah Arab dengan membawa ajaran-ajara baru yang menentang dan memperbarui tradisi-tradisi masyarakat yang berkembang dan memperbarui tradisi-tradisi masyarakat yang berkembang pada kala itu. Tentu saja tradisi yang diakomodasi ke dalam islam ialah yang sejalan atau tidak bertentangan dengan ajaran dasar islam yang menjunjung tinggi nila-nilai tinggi kemanusiaan. Islam menentang ajran-ajaran yang diyakini kaum yahudi dan nasraniyang menghegomo kaum perempuan. Islam menjunjung tinggi ligeratur (kesetaraan) dengan memosisikan perempuan sebagai makhluk yang memiliki tempat yang sama dihadapan tuhan. Dan menetang apa yang dikatakan kaum Yahudi bahwa” wanita itu bagaikan setan, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan setan” di dalam Al-Quran di jelaskan bahwa wanita adalah ketentraman bagi laki-laki. Muhamad Shaltut berpendapat bahwa islam memosisikan perempuan sebagai mitra bagi kaum laki-laki sehingga islam memberikan kesetaraan hak dan kewajiban bagi perempuan dalam pendidikan,kehidupan,ibadah, dan dalam menyampaikan pendapat.islam adalah agama pelopor emansipasi. Setelah melakukan studi intensifatas literatur islam klasik, ia menyimpulkan bahwa kedatangan islam telah menyebabkan terjadinya revolusi

(12)

gender pada abad ke-7 Masehi. Agama samawi terakhir ini denagn memerdekakan perempuan dari dominasi kultur jahiliyah yang dikenal sangat zalim dan biadap. Ia juga mengemukakan bahwa pasca datangnya islam kaum perempuan mulai diakui hak-haknya sebagai layaknya manusia dan warga negara( bukan sebagai komodits) terjun dan berperan aktif dalam berbagai sector, termasuk politik, dan militer.7

Dapat dikatakan bahwa gerakan gender, dalam sejarah peradaban dunia sebenrnya dipelopori oleh Rasulullah Saw, Rasulullah yang membentukan kesetaraan gender bukan hanya mengenai beberapa aspek saja, akan tetapi menyangkuat semua aspek kehidupan. Aspek tersebut diantaranya mengenai istri,anak, nenek maupun anggota masyarakatyang lain. Semuanya langsung dicontohkan oleeh baginda kita mMuhamad Saw. Rasulullah memulai tradisi yang tentunya sangat baik terutama dalam hal perempuan. Rasulullah memberikan perlakuan yang baik disetiap kehidupannya. Misalnya beliau sangat berperilaku lemah lembut terhadap anak-anak kecil, atau sesame teman, maupun orang yang lebih tua. Dan juga beliau selalu berlaku lemah lembut terhadap istri-istrinya, yang satu sama lainnya saling cemburu. Tetapi dengan sikap bijaksan yang beliau terapkan mampu mengatasi itu semua. Hal ini merupakan proses kesetaraan gender dalam islam. Selain itu juga pernyataan tersebut dapat di perkuat dengan hadis-hadis yang shohih.

“ ketika mendengar tagisan bayi dalam masjid, nabi Saw memperpendek sholatnya dalam menjaga perasaan ibunya Anas bin malik mengatakan bahwa Nabi Saw bersabda , aku sudah

mulai melaksanakan sholat dan aku brniat memanjangkannya. Lalu aku mendenagar tangisan

seorang bayi, maka aku sengaja memendekan sholatku karena aku dapat merasakan betapa gelisahnya hati seorang ibu karena gangguan tangisan bayinya”.( HR. Bukhori dan Muslim)

“ mengizinkan ustman ibnu Affan r.a untuk tidak mengikuti perang badar guna menjaga istrinya yang sedang sakit. Ibnu Umar berkata, adapun keikutsertaan utsman dari perang badar

7 Zaitunah Subhan, Al-Quran Perempuan menuju kesetaraan gender (Jakarta: Pranamedia Group 2015) Cet I, Hal

(13)

adalah karena istrinya yaitu, putri Rasulullah Saw sedang sakit. Rasulullah Saw berkata

kepadanya; sesungguuhnya bagimu pahala orang yang mengikuti perang badar.(HR. Bukhori)8

islam datang mengeliminasi adat istiadat jahiliyah yang berlaku pada masa itu. Lima konsep yang terkait dengan prinsip kesateraan gender dalam Al-Quran;

1. Laki-laki dan perempuan mempunyai kesamaan sebagai hamba 2. Perempuan dan laki-laki sama sebagai khalifah

3. Laki-laki dan perempuan sama-sama menerima perjanjian primordial

4. Adam dan Hawa sebagai laki-laki dan perempuan yang sama terlibat secara aktif dalam drama kosmis.

5. Laki-laki dan perempuan sama dalam berpotensi untuk meraih prestasidan akan menerima award/punishment tanpa dibedakan.9

Al-Quran menempatkan laki-laki dan wanita pada posisi yang sama. Mengatur semua hak-hak dan kewajibannya dengan adil. Tanpa memilih kasih antara wanita dan laki-laki. Semua ditempatkan pada porsi sesuai dengan kebutuhannya masing- masing. Kemuliaan yang diberikan islam terhadap kaum wanita tidak diberikan oleh agama-agama lain seperti Kristen, katolik, dan sebagainya. Semua kemuliaan itu itu hanya di peroleh melalui agama islam.

Mengenai masalah gender, di dalam islam Al-Quran telah menjelaskannya terlebih dhulu. Semuanya telah diatur dalam Al-Quran. Sayangnya kita sendiri sebagai umat islam tidak mempelajarinya. Para kaum Yahudipun mereka mengetahuinya dan menyadari bahwa sesungguhnya apa yang di jelaskan Al-Quran mengenai jender itu benar, akan tetapi denagan kemunafikan mereka, mereka membantah kebenaran Al-Quran. Dan terkadang kita sendiri sebagai umat islam tidak mau mempelajarinya.itulah yang membuat kita ikut dalam kegelapan pengetahuan seperti kaum yahudi. Padahal kita memiliki banyak ilmu pengetahuan yang terdapat daam Al-Quran

3. Solusi gender dalam islam melalui pendekatan Ushul Fiqh

8Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita , jilid 1,(Jakarta:Gema insani press,1997) Cet I, Hlm 315.

9 Zaitunah Subhah. Al-Quran perempuan menuju kesetaraan gender dalam penafsiran(Jakarta:.Pranamedia

(14)

Dalam menyelesaikan masalah kesetaraan gender tidak akan terlepas dari Al-Quran dan Al-Hadist. Kedua ini merupakan sumber hukum yang kuat tanpa adanya keraguan. Al-quran dan Hadist merupakan sumber hukum pertama dalam menggali hukum. Mengenai masalah gender islam menanggapinya denga menggunakan pendekatan Ushul fiqh. Yaitu,

1. Pendekatan maslahah.

Salah satu metode yang berangkat dari Al-Maqasid Al-Shari’ah yang dikembangkan dalam usul fiqh adalah metode maslahah, yakni merupakan metode fundamental dalam membangun dan memferifikasi rasio, yang merupakan pengembangan dari metode Qiyas. Metode maslahah berangkat dari kebakan yang ada kalanya didukung oleh nas, ada juga yang tidak didukung oleh nas, namun tidak pula ditolaknya, tidak ada ijma yang mendasari kebaikan ini didukung melalui cara istiqra ( induksi dari sejumlah nas) imam Al-Gazali menegaskan bahwa pada prinsipnya maslahah adalah mengambil manfaat dan menolak kemudaratan dalam rangka memelihara tujuan-tujuan shara. Umat islam akan mengalami hambatan hambatan-hambatan teologis jika hukum hanya digali mengandalkan metode yang paradigma tekstual. Masalah mahram bagi perempuan yang kerja di luar rumah, pembagian peran gender secara dikotomis yang tidak relevan lagi membatasi ruang gerak perempuan dengan ala an fitnah dan sebagainya.oleh karena itu Ushul fiqh menjadi salah satu pendekatan dalam mencari solusi khususnya metode maslahah sebagai alternatifnya. Dalam memecahkan masalahgender dapat menentukan pilihan yang tepat dalam menggunakan metode maslahah apakah maslahah mu’tabarah, maslahah mughayyirah, maslahah mursalah,maslahah amah, ataupun maslahah khasah tergantung pada masalah gender yang diatasi. 10

2. Pendekatan Dhari’ah

Pendekatan Dhari’ah merupakan salah satu alternative cara istinbath hukum untuk melindungi individu dan masyarakat laki-laki maupun perempuan dari munculnya kesenjangan, ketimpangan, bahkan kezaliman yang didasarkan pada perbedaan gender. Kalangan ulama

(15)

Malikiyah dan Hanabilah menempatkan shadh al-dhari’ah sebagai salah satu dalil dalam menetapkan hukum. Sedangkan dikalangan Hanafiyah dan shafi’iyah menggunakannya pada kasus-kasus tertentu. Contoh kasusnya larangan bagi laki-laki yang akan berpoligami jika ada indikasi akan terjadi KDRT. Karena dalam realitas akan terjadi fenomena prektek poligami yang berujung pada ketidakadilan terhadap perempuan. Dhari’ah yang memungkinkan terjadinya mudarat misalnya upaya menempatkan korban kekerasan pada shelter karena dikhawatirkan secara psikis merasakan kurang nyama jika berada dirumah sendiri. Sedangkan contoh kasus Dhari’ah yang tidak dikhawatirkan mudarat dan belum diketahui manfaatnya misalnya, pemberian akses pada perempuan untuk bekerja atau tidak bekeja diwilayah public berdasarkan kebutuhan dan pilihannya secara pribadi yang menjadi haknya secara mandiri.11

Dengan demikian pendekatan kajian al-ushul fiqh prespektif gender dalam islam merupakan kebutuhan primer dalam kaitannya untuk menegakan hak-hak asasi manusia. Sekurang-kurangnya dua metode, maslahah atau dhari’ah. hal ini melengkapi dalam melakukan istinbath. Hukum disekitar fiqh berkesetaraan gender.

(16)

C. PENUTUP 1. Kesimpulan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Syuqqah, Abdul Halim Abu.1997. Kebebasan Wanita. Jakarta: Gema insani press. Subhah , Zaitunah . 2015. Al-Quran perempuan menuju kesetaraan gender dalam

penafsiran. Jakarta: Pranamedia Group.

Mufidah. 2010. Isu-isu gender kontemporer. Malang:Uin Maliki press.

Mufidah. 2009. Pengarusutamaan gender pada basis keagamaan. Malang: Uin Malang press. Shihab,M.Quraish. 2016. Tafsir Al-Mishbah-kesan,pesan, dan keserasian Al-Quran. Jakarta:

Lentera Hati.

Referensi

Dokumen terkait

a) Koleksi bahan pustaka di perpustakaan SMK Negeri 4 Makassar sudah sesuai dengan kebutuhan siswa, jumlah koleksi bahan pustaka sudah mencukupi dan bahan pustaka lengkap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil postes, kemampuan pemecahan masalah, keuntungan pembuatan alat peraga Program Liner (Prolin) oleh mahasiswa. Subjek

ini, ekstrak air buah pepaya muda tidak menyebabkan perubahan pada jumlah leukosit secara umum yang melebihi nilai rujukan dalam waktu 24 jam. Adapun peningkatan lekosit yang

Manfaat yang diharapkan dari penelitian eksperimen tentang efektivitas penggunaan media gambar seri untukmeningkatkan keterampilan bercerita siswa pada pembelajaran Tematik

Dengan nilai signifikansi dibawah 0,05 menunjukkan bahwa secara bersama-sama ease of use , design web, customization, responsiveness , assurance , dan kepuasan

Keistimewaan buah jambu biji yang memiliki berbagai jenis antioksidan dan potensi aktivitas antioksidannya yang besar, membuat peneliti merasa tertarik dan perlu meneliti

Untuk lebih memahami suatu sistem, maka perlu dibuat model yang mewakili sistem tersebut, agar sistem tersebut dapat lebih mudah di mengertidalam penetapan jenis model, maka

orang guru. Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistem ini antara lain adalah: a) pencapaian KD pada setiap