• Tidak ada hasil yang ditemukan

KDRT dalam Perspektif Islam pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KDRT dalam Perspektif Islam pdf"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KDRT DALAM PERSPEKTIF ISLAM

IWAN HERMAWAN

ُكظ قجلم ڙٱ

ُ

ُ

ق قلُ قغ كښٰ وق

ُلحه ق لمن ٱ

ُ

ُ ق قفُ ق ل

ُك ّٱ

ُ

ُۚۡ ل لڙٰقوۡ

ق

دُ ۡ ل ُنا ك ق

ق

دُه ق لبقوُ ي ۡ قبُ ٰ

ق قلُۡ ك ق ۡ قب

ُقف

ُك ٰ قحل ٰ ص ٱ

ُ

ُ ق ل ق ُ ق ل ُ ل ۡيقغ

ۡ

لم ُ ْ ٰ قظل ٰ قحُ ٌ ٰ قتل ٰ قق

ُۚك ّٱ

ُُقو

ُ ل ٰ

لٱ

ُ

ُ ك ك ل قفُ ك قه كشكنُ قغ كف ق

َ

ق

ُقو

ُك ۡ ٱ

ُ لُِ ك وك

ُل لج ق ق

ۡ

ڙٱ

ُُقو

ُ ك كبل ۡۡٱ

ُ

ُ غلرُۗ

اَيلبق ُ ل ۡيق ق ُنا كغۡ قٹُ قَقفُۡ كڂق ۡ ق قدُۡغل قف

ُق ّٱ

ُ

ُاًرل

ق ُ ًميل ق ُقغقَ

٤

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk

menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”(Q.S. Annisa : 34)

ُن قٽُ ُ ل ق ك

ْاُقحق نَق ُ ل ن ُ ل يلب ڙاُ ل ن ُل يل ق

ن

ن

اُل ن قٽُ ك نبُك ق قښن ق ُ ق ق قَنخ

ق

دُف ن ك ُ ك نبُُ ل

قلُ ق قٺ ق

ُل ل ق

ن

ڙاُل ن قٽُل لم قٽ

ُ

ُقظ ق ُلػلم قجُ ن قٽُل يلب

ق

دُ ن قٽُقحق نَق ُ ل ن ُل يلب ڙاُ ل ن

ُك ّاُ َ قصُل ّاُ كظ ك قنُ قظ ق

ُف

نشق ُ ق نباُ ق نيق ق ُكػ كبل نۡاقوُ قنلنل ُل ن ق ُ ق نباُقح قَ ڙاُ لِ ڙاُا ك لم ق ُق ق قوُل نيق ق

ُ لِقوُ

قظ ق

ُن قٽُ ل ن ُل ّاُل ن قٽُ ن قٽُج ق

ْا

ن

ُ ٌ يل ق ُلم ل ق ك

ْاُ ف ق ن ق ُ ل ن ُقحق نَق ُ ك يل ق ُ قَيل ُ ك

ن

أُ قظ ق ُوف

ق

ُ ق ُ

َ ق قوُ ك ق ن ُِ ك ق نْ

ق

ق

دُ كظ ك قټُل لبقوُل

ن

ل

ن

اُ ل ن

ق

دُ ل ن قبُ ق ن ل ُ ك ق ق

ن

اُل نيق ق قوُ ٌ يل قصُ ٌ ق ق

ُلكيُ ك ل قفُلح

قَ ڙاُ ن ل ُل نشق ن اُ ق ن قبُكع قَكغن اُ قكق ق

ُف ق ن ق ُ ك نباُ ق ك ُكحق نَق قوُ قَيل ُ ك

ق

أُ قظ ق ُ ك ي

ُق ق ق ن ق ُ ك نباُق ك ُ كظ ق كيقوُُ ل ق ك

ْا

ن

“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr berkata; telah mengabarkan kepada kami

Harmalah bin Abdul Aziz bin Ar Rabi' bin Syabrah Al Juhani dari Abdul Malik bin Ar Rabi' bin Sabrah dari Ayahnya dari Kakeknya ia berkata; "Rasulullah SAW bersabda: "Ajarkanlah shalat kepada anak-anak diumur tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika meninggalkan shalat di umur sepuluh tahun." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abdullah bin 'Amru." Abu Isa berkata; "Hadits Sabrah bin Ma'bad Al Juhani derajatnya hasan shahih." Sebagian ahli ilmu mengamalkan hadits ini. Dan pendapat inilah yang diambil oleh Ahmad dan Ishaq. Keduanya berkata; "Shalat yang ditinggalkan oleh anak yang telah berumur sepuluh tahun, maka ia harus mengulanginya." Abu Isa berkata; "Sabrah adalah Ibnu Ma'bad Al Juhani, ia disebut juga dengan nama Ibnu Ausajah."(H.R. Tirmidzi Nomor 372)

(2)

Opini itu terjadi karena ketidaktahuan mereka terhadap Islam yang sesungguhnya, dan sayangnya banyak masyarakat awam di sana yang menelan mentah-mentah opini itu. Padahal tidaklah benar anggapan yang mengatakan bahwa ajaran Islam menganjurkan kepada umatnya untuk melakukan tindakan tidak beradab seperti itu.

Kemudian jika dilihat dari korban kekerasan yang kebanyakan berjenis kelamin wanita, maka ada yang beranggapan bahwa KDRT adalah masalah gender. Dan, ajaran agama Islam dituduh melanggengkan budaya ini. Beberapa syariat Islam dicap sebagai upaya mensubordinasikan posisi wanita, sehingga menjadi pemicu bagi kaum pria untuk memperlakukan wanita semena-mena, yang berujung pada tindak kekerasan. Poligami dianggap sebagai bentuk penindasan terhadap wanita karena wanita ditempatkan pada posisi

„nomor dua‟. Menurut mereka jilbab juga merupakan bentuk pengekangan terhadap

kebebasan wanita. Perintah istri untuk taat kepada suami pun dianggap sebagai pendorong suami untuk berbuat sewenang-wenang dan memenjarakan wanita dalam rumah tangga. Kebolehan memukul istri atau anak dalam rangka mendidik mereka, dituduh sebagai penganiayaan. Ajaran sunat bagi anak perempuan juga dianggap bentuk kekerasan fisik terhadap perempuan. Sebaliknya, bagi kaum feminis, seorang perempuan tidak wajib untuk taat kepada suaminya, wanita tidak boleh dikekang untuk keluar rumah, suami harus membebaskan istrinya bekerja sesuai dengan haknya masing-masing. Untuk menghapuskan KDRT maka perempuan harus disejajarkan dengan pria. Relasi suami-istri dalam kehidupan rumah tangga haruslah seimbang, di mana istri memiliki kewenangan yang tidak harus bersandar kepada suami. Dari sinilah maka arah perjuangan penghapusan KDRT adalah untuk memperjuangkan hak-hak wanita menuju gender equality.

Kejahatan bukanlah perkara gender (jenis kelamin). Pasalnya, kejahatan bisa menimpa siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Pelakunya juga bisa laki-laki dan bisa pula perempuan. Dengan demikian Islam pun menjatuhkan sanksi tanpa melihat apakah korbannya laki-laki atau perempuan. Tidak pula melihat apakah pelakunya laki-laki atau perempuan, tapi yang dilihat apakah dia melanggar hukum Allah SWT atau tidak.

Kalaupun alasannya diijinkan oleh agama, Islam menetapkan batasan-batasan dan syarat-syarat dalam pelaksanaan pukulan sehingga tidak keluar dari tujuan pembolehannya yaitu untuk memperbaiki, meluruskan, dan mendidik. Bukan untuk membalas dendam, menghinakan dan merendahkan. Pukulannya pun harus pukulan yang tidak keras. Tidak boleh melampaui batas.

Perlu digarisbawahi bahwa dalam konteks rumah tangga, suami memiliki kewajiban untuk mendidik istri dan anak-anaknya agar taat kepada Allah SWT. Hal ini sesuai firman Allah SWT

ق ُټقأٓ قي

ُ

ُق يل

َٱ

ُ

ُ ق كل ك قوُ اًن ق ُ ۡ كڂيل ۡ

ق

دقوُ ۡ كڂ ق ك

ق

دُناه ك ُنا ك ق اقح

ُ كس نٱ

ُُقو

ُكحقن ق ل

ۡٱ

ۡ

ُ

ُ ق ۡيق ق

ُقغ ك ۡ قټُ

َُْلاق لشُ ْظ قَلغٌُ ق لڜٓ

قلق

ُق ّٱ

ُ

ُقغوك قښۡ كيُ ق ُقغ ك ق ۡ قيقوُۡ ك ق قښ

ق

دُه ق

٦

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.”(Q.S. at-Tahrim : 6).

Dalam mendidik istri dan anak seorang suami atau ayah, dibolehkan memukul dalam

(3)

semisal wajah, kepala dan dada; tidak boleh memukul lebih dari tiga kali pukulan (kecuali sangat terpaksa dan tidak melebihi sepuluh kali pukulan); tidak boleh memukul anak di bawah usia 10 tahun; jika kesalahan baru pertama kali dilakukan, maka diberi kesempatan bertobat dan minta maaf atas perbuatannya.

Dengan demikian jika ada seorang ayah yang memukul anaknya (dengan tidak menyakitkan) karena si anak sudah berusia 10 tahun lebih namun belum mengerjakan shalat, tidak bisa dikatakan ayah tersebut telah menganiaya anaknya. Demikian pula istri yang tidak taat kepada suami atau nusyuz, misalnya tidak mau melayani suami padahal tidak ada uzur (sakit atau haid), maka tidak bisa disalahkan jika suami memperingatkannya dengan

“pukulan” yang tidak menyakitkan. Atau istri yang melalaikan tugasnya sebagai ibu rumah

tangga karena disibukkan berbagai urusan di luar rumah, maka bila suami melarangnya ke luar rumah bukan berarti bentuk kekerasan terhadap perempuan. Dalam hal ini bukan berarti suami telah menganiaya istri melainkan justru untuk mendidik istri agar taat pada syariat.

Jadi seorang suami boleh memukul istrinya jika ada indikasi istrinya tersebut telah nusyuz. Nusyuz adalah tindakan atau perilaku seorang istri yang tidak bersahabat pada suami. Dalam Islam suami-istri ibarat satu jasad, jasadnya adalah rumah tangga. Keduanya harus saling menjaga, saling mengingatkan, saling menghormati, saling mencintai, saling menyayangi, saling mengasihi, saling memuliakan dan saling menjaga. Istri yang nusyuz adalah istri yang tidak lagi menghormati, mencintai, menjaga dan memuliakan suaminya. Istri yang sudah tidak lagi komitmen pada ikatan suci pernikahan. Misalnya, istri selingkuh dengan pria lain.

Jika seorang suami telah melihat gejala nusyuz dari istrinya maka Alqur`an memberikan tuntunan bagaimana mengambil sikap sehingga dapat mengembalikan istrinya ke jalan yang benar. Tuntunan itu terdapat dalam surat An-Nisa ayat 34 seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu :

1. Menasehati dengan sebaik-baik nasehat. Allah memerintahkan kita untuk

mengedepankan nasehat dalam mengatasi istri yang nusyuz, karena nasehat mempunyai pengaruh yang besar dalam memperbaiki perilaku seseorang, terutama wanita. Wantia cenderung mempunyai perasaan yang lembut, yang apabila suami selalu mengingatkannya dengan surga dan ancaman pedihnya adzab Allah, niscaya seorang istri akan mudah tersentuh dengannya. Oleh karenanya, sang suami harus selalu menasehati istri dengan sebaik-baik nasehat. Nasehat bukan hanya milik seorang suami, tapi seorang istri juga berhak menasehati suaminya jika dia mendapati kesalahan pada diri suami yang sudah menyelisihi aturan Allah. Tapi yang perlu diingat, dalam menasehati harus pandai-pandai memilih kata yang lembut yang tidak menyakiti hati pasangan kita, sehingga nasihat akan mudah diterima dengan baik.

2. Pisah ranjang. Pisah yang dimaksud di sini pun hanya dalam urusan ranjang saja, tidak

termasuk urusan-urusan yang lain. Dalam pelaksanaan hajr (pisahan) ini ada hal yang harus diperhatikan. Sang suami boleh menghajr istrinya tapi tidak boleh mengusirnya keluar rumah atau memulangkannya kepada pihak keluarga istri. Hal seperti ini yang sering dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengerti hakikat hajr. Akan tetapi, jika sang suami memang ingin menenangkan diri, dia boleh keluar rumah misalnya ke masjid. Keluarnya suami itu lebih baik dari pada istri yang keluar. Tetapi, jika sang istri memang meminta untuk pulang kekeluarganya demi kemaslahatan, sang suami juga tidak boleh melarangnya, sehingga timbullah saling menghargai di antara kedua pasangan walau ketika ada masalah.

Bentuk pelaksanaan Hajr:

(4)

ranjang. Sebagian yang lain mengatakan bahwa hajr yaitu meninggalkan jima' (hubungan pasutri). Sebagian lain lagi mengatakan bahwa hajr itu pisah ranjang antara suami dan istri.

Adapun lama waktu hajr berakhir ketika sang istri sudah taubat dari nusyuznya dan meminta maaf kepada suami, karena alasan adanya hajr adalah adanya nusyuz dari istri yang dimaksudkan untuk mendidik dan memberi pelajaran bagi istri. Maka, jika tujuan sudah tercapai, masa hajr pun juga harus segera diakhiri.maksimal hajr adalah tiga hari, meskipun istri masih terus-terusan nusyuz karena suami bisa melakukan cara hajr yang lain.

ق قٺ ق

ُ

ُ ق ن قَ

ُ

ُك نب

ُ

ُ ق ن قَ

ُ

ُقظ ق

ُ

ُكخ

ن

دق ق

ُ

ُ

ق قل

ُ

ُف لڙ ق

ُ

ُن قٽ

ُ

ُل ن ا

ُ

ُفج ق لش

ُ

ُن قٽ

ُ

ُلح ق قٽ

ُ

ُل نُ

ُق يل قي

ُ

ُلمل ني

ڙا

ُ

ُن قٽ

ُ

ُ لب

ق

د

ُ

ُقج ُي

أ

ق

ُ

ُلميلن ق ن

ق ن

ْا

ُ غ

ق

د

ُ

ُقظ ك قن

ُ

ُل ّا

ُ

ُ َ قص

ُ

ُك ّا

ُ

ُل نيق ق

ُ

ُق ق قو

ُ

ُقظ ق

ُ

ُ

ق

َ

ُ

ُُ ل قَ

ُ

ُفمل ن ك لڙ

ُ

ُنغ

ق

د

ُ

ُق ك ن قټ

ُ

ُكػ قخ

ق

د

ُ

ُقغن قف

ُ

ُلد

قَق

ُ

ُفظ ق

قَ

ُ

ُلغ قيل ق

ن قي

ُ

ُ كضل ن كي

قٿ

ُ

اق ق

ُ

ُ كضل ن كيقو

ُ

اق ق

ُ

ق ك ك نرقخقو

ُ

يل

َا

ُ

ُ

ك

دق ن قټ

ُ

ُلع قَ ڙ ل

ق قٺ ق

ُ

ُك ق نيق كڀ

ُ

ُك نب

ُ

ُف يل ق

ُ

ك قأقو

ُ

ُل نڂق

ُ

ُك نب

ُ

ُ لب

ق

د

ُ

ُق ق نيقش

ُ

ُكنرق كهقو

ُ

ُك نب

ُ

ُفجن ق

ُ

ا كڙ ق

ُ

ق قٺ ق

ُ

ُكغ قين ك

ُ

ح

ُو

ُ

ُ ل

ق ق

ُ

ُك ق قښن ق

ُ

ُك نب

ُ

ُ ق ن قَ

ُ

ق ق قَنخقد

ُ

ُك نبا

ُ

ُف ن قو

ُ

ُلنق قَنخ

ق

د

ُ

ُ ك كن كي

ُ

ح

ُو

ُ

ق قٺ ق

ُ

ُك لج ق

ُ

ُك نب

ُ

ُل لَق

ن

ڙا

ُ

ق قٺ ق

ُ

ُك ق كُ

ُ

ُك نب

ُ

ُفجن ق

ُ

ُن قٽ

ُ

ُلميل نيقبُ ڙا

ُ

ح

ُو

ُ

ق قٺ ق

ُ

ُك ق ن لر

ُ

ُك نب

ُ

ُق يل اق ن لر

ُ

ُُلَ ق ن ق

ۡا

ن

ُ

ُك ق كُقو

ُ

ُك نب

ُ

ُف لفاقن

ُ

ُك ن قٽقو

ُ

ُك نب

ُ

ُف نيق كْ

ُ

ُن قٽ

ُ

ُل ن قٽ

ُ

ُلغا ه ڙا

ُ

ُن قٽ

ُ

ُف ق ن ق

ُ

ُن ك ُ كُ

ُ

ُن قٽ

ُ

ُلميل ن ُ ڙا

ُ

ُلل ق ن ل لب

ُ

ُف لڙ ق

ُ

ُل ن ل قو

ُ

ُلل يل ق

ُ

ُ

َلر

ُ

ُك

ق

لن ق

ُ

ُ كضل ن كي

قٿ

ُ

اق ق

ُ

ُ كضل ن كيقو

ُ

اق ق

ُ

ُن ك ٻل قف

ُ

ا يل قَ

ُ

ا كڙ ق

ُ

ُلِ

ُ

ُن ل ل يل ق

ُ

ُقنرقپ

ُ

ُف لڙ ق

ُ

ُُ ك قيقٿ

ُ

اق ق

ُ

ُُ ك قيقو

ُ

اق ق

“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; Aku membaca Hadits Malik dari Ibnu Syihab dari 'Athaa bin Yazid Al Laitsi dari Abu Ayyub Al Anshari bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim tidak bersapaan dengan saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga malam. Keduanya saling bertemu, tetapi mereka saling tak acuh satu sama lain. Yang paling baik di antara keduanya ialah yang lebih dahulu memberi salam." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Abu Bakr bin Abu Syaibah serta Zuhair bin Harb mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Sufyan; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku Yunus; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Hajib bin Al Walid; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb dari Az Zubaid; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali dan Muhammad bin Rafi' serta 'Abad bin Humaid dari 'Abdur Razzaq dari Ma'mar seluruhnya dari Az Zuhri dengan sanad Malik, dengan Hadits yang serupa. Kecuali Malik yang menggunakan lafazh: 'Fayashuddu Hadza wa yashuddu Hadza.' (keduanya saling berpaling).” (H.R. Muslim Nomor. 4643).

3. Memukul istri dengan pukulan yang tidak menyakitkan dan pada area-area tertentu dan tidak menimbulkan bekas di anggota tubuh. Walaupun begitu,

(5)

lari dari suaminya, menumbuhkan kebencian, dan memupus rasa cinta. Sekalipun pukulan ini pahit, namun bagi seorang wanita hancurnya rumah tangga lebih terasa pahit dan menyakitkan.

Dalam sebuah riwayat yang disampaikan oleh Siti Aisyah dikatakan bahwa:

ق قٺ ق

ُ

ك قأ

ُ

ُق قيلو ق ك

ُ

ُقظ ق

ُ

ق قٺ ق

ُ

ُكع قشل

ُ

ُك نب

ُ

ُقحقون ك

ُ

ُن قٽ

ُ

ُل يلب

ق

د

ُ

ُن قٽ

ُ

ُق قشلڛ قَ

ُ

ُن ق ق

قُ

ُك ني

أقن

ق

ُ

ُقظ ك قن

ُ

ُل ّا

ُ

ُ َ قص

ُ

ُك ّا

ُ

ُل نيق ق

ُ

ُق ق قو

ُ

ُقجق قۡ

ُ

ا لل قخ

ُ

ُك

ق

ل

ُ

ُ ُ قڀ

ُ

ُ

ق

َقو

ُ

ُاح

ق

دق نښا

ُ

ُك

ق

ل

ُ

ُ ُ قڀ

ُ

ُ

ق

َقو

ُ

ُقجق قۡ

ُ

ُلػل قيلب

ُ

ا نيقش

ُ

ُ ُ قڀ

ُ

ُ

َلر

ُ

ُنغ

ق

د

ُ

ُق ل ق كُ

ُ

ُلِ

ُ

ُل يلبق

ُ

ُل ّا

ُ

ُ

ق

َقو

ُ

ُق يلٻ

ُ

ُك ن ل

ُ

ٌُحن قَ

ُ

ُ ُ قڀ

ُ

ُك ق ل ق ننقيقٿ

ُ

ُن ل

ُ

ُلل ل قص

ُ

ُ

َلر

ُ

ُنغ

ق

د

ُ

ُقغ كڂقي

ُ

ُل لّ

ُ

ُ ق

ُ

ُ قجقو

ُ

ُنغل قف

ُ

ُقغ قَ

ُ

ُل لّ

ُ

ُق ق ق نٻا

ُ

ُك

ق

ل

ُ

ُ

ق

َقو

ُ

ُ قضل ك

ُ

ُل نيق ق

ُ

ُلغاق نښ

ق

د

ُ

ُ

َلر

ُ

ُق قخ

ق

د

ُ

يل

َ ل

ُ

ُق كُ

ُك قسني

أ

ق

ُ

ُ

َلر

ُ

ُنغ

ق

د

ُ

ُقغ كڂقي

ُ

ا نٺلر

ُ

ُنغل قف

ُ

ُقغ قَ

ُ

ا نٺلر

ُ

ُقغ قَ

ُ

ُق ق نب

أ

ق

ُ

ُ لس نا

ُ

ُك ن ل

“Telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah berkata; "Saya tidak pernah melihat sama sekali Rasulullah SAW memukul pembantunya dan tidak pula isterinya. Dan, beliau tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya sama sekali kecuali ketika beliau berjihad di jalan Allah. Tidaklah beliau pernah mendapatkan masalah sedikitpun kemudian ia membalas pelakunya kecuali karena Allah Azzawajalla. Jika karena Allah, maka beliau membalasnya. Dan tidaklah beliau dihadapkan dengan dua perkara kecuali beliau akan mengambil yang paling mudah melainkan bila ia mengandung dosa. Karena apabila mengandung dosa, beliau adalah orang yang paling jauh darinya.”. (HR. Ahmad Nomor 24734)

Dalam hal ini, walaupun rasulullah SAW tidak pernah memukul pembantu, begitu pula memukul istrinya, namun ada beberapa riwayat yang mengatakan bahwa memukul dalam arti mendidik diperbolehkan oleh rasululullah SAW. Kebolehan itupun harus memperhatikan aturan Islam yang mengajarkannya, antara lain:

a. Memukul dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sebagaimana nasihat Nabi SAW ketika haji wada‟,

...

ُن كڂ ل قف

ُ

ُ ك ك كٹن قخ

ق

د

ُ

ُلغ ق

ق

ل

ُ

ُل ّا

ُ

ُن ك

ن ق ن ق ن اقو

ُ

ُ ك قجوك كف

ُ

ُل ق ل قڂل

ُ

ُل ّا

ُن كڂق قو

ُ

ُ ل ني

ق ق

ُ

ُنغ

ق

د

ُ

ُ

ق

َ

ُ

ُق نئل كي

ُ

ُن كڂقشك كف

ُ

اا ق

ق

د

ُ

ُك ق ك ق نڂق

ُ

ُنغل قف

ُ

ُق

ن ق قٿ

ُ

ُق لڙقم

ُ

ُ ك كبل نۡ

قف

ُ

ابن قۡ

ُ

ُقنرقپ

ُ

ُفحلم قَك

ُ

ُ ك قڙقو

ُ

ُن كڂنيق ق

ُ

ُ ك كڀنهلن

ُ

ُ ك كٹق ن لكقو

ُ

ُلعوك ن ق

ن

ڙ ل

...

“...kemudian jangalah dirimu terhadap wanita. Kamu boleh mengambil mereka sebagai amanah Allah, dan mereka halal bagimu dengan mematuhi peraturan-peraturan Allah. Setelah itu, kamu punya hak atas mereka, yaitu supaya mereka tidak membolehkan orang lain menduduki tikarmu. Jika mereka melanggar, pukullah mereka dengan cara yang tidak membahayakan. Sebaliknya mereka punya hak atasmu. Yaitu nafkah dan pakaian yang pantas...” (H.R. Muslim Nomor. 2137).

b. Tidak boleh lebih dari sepuluh pukulan.

(6)

“Janganlah kalian menjilid diatas sepuluh cambukan, kecuali dalam salah satu hukuman had Allah.” (H.R. Bukhari Nomor. 6344 dan Muslim Nomor. 3222).

c. Tidak boleh memukul istri di wajah

ُق نجق

ن

ڙاُ لجل نْق ُ

قَقو

“Dan janganlah engkau memukul istrimu di wajahnya” (H.R. Abu Daud Nomor. 1830)

ق قٺ ق

ُ

ُك نصق

ُ

ُك نب

ُ

ُفمل

قل

ُ

ُُ لم ق ن ق

ْا

ن

ُ

ُ ل

ق ق

ُ

ُ لب

ق

د

ُ

ق قٺ ق

ُ

ُ ق ك

ن

ڙا

ُ

ح

ُو

ُ

ُ ل

ق ق

ُ

ُك ق كُ

ُ

ُك نب

ُ

ُفمل ق

ُ

ق قٺ ق

ُ

ُك ن قٽ

ُ

ُل ق نْ ڙا

ُ

ُك نب

ُ

ُفميل ن قښ

ُ

ُن قٽ

ُ

ُ ق ك

ن

ڙا

ُ

ُل نُ

ُف يل ق

ُ

ُن قٽ

ُ

ُقحقل ق قڀ

ُ

ُن قٽ

ُ

ُ لب

ق

د

ُ

ُقج ُي

أ

ق

ُ

ُن قٽ

ُ

ُ لب

ق

د

ُ

ُقحق نيق ك

ُ

ُقظ ق

ُ

ُقظ ق

ُ

ُكظ ك قن

ُ

ُل ّا

ُ

ُ َ قص

ُ

ُك ّا

ُ

ُل نيق ق

ُ

ُق ق قو

ُ

ُلِقو

ُ

ُل يل ق

ُ

ُل ن ا

ُ

ُفمل ق

ُن قٽ

ُ

ُلم لِ نا

ُ

ُ َ قص

ُ

ُك ّا

ُ

ُل نيق ق

ُ

ُق ق قو

ُ

ُقظ ق

ُ

اقملر

ُ

ُق ق ق

ُ

ُن كځك ق

ق

د

ُ

ُكػ قخ

ق

د

ُ

ُن ل ق ن قين قف

ُ

ُق نجق

ن

ڙا

ُ

ُ غل قف

ُ

ُق ّا

ُ

ُق ق قخ

ُ

ُقعقلخ

ُ

ُ

ق قل

ُ

ُلل قن كص

“Telah menceritakan kepada kami Nashr bin 'Ali Al Jahdhami; Telah menceritakan kepadaku Bapakku; Telah menceritakan kepada kami Al Mutsanna; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim; Telah menceritakan kepada kami 'Abdur Rahman bin Mahdi dari Al Mutsanna bin Sa'id dari Qatadah dari Abu Ayyub dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah SAW bersabda: -sedangkan di dalam Hadits Abu Hatim disebutkan dengan lafazh 'dari Nabi SAW: -"Apabila salah seorang darimu berkelahi dengan saudaranya yang muslim, maka hendaklah ia menghindari bagian wajah, karena Allah telah menciptakan Adam dengan rupa dan bentuk wajahnya.” (H.R. Muslim Nomor. 4728, 4731 dan 4732)

4. Setelah tiga tahapan dalam menghadapi sikap istri yang nusyuz di atas, Allah Ta'ala melanjutkan firmannya, "Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya . Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Selain kewajiban taat pada suami, wanita boleh menuntut hak-haknya seperti nafkah, kasih sayang, perlakuan yang baik dan sebagainya. Seperti firman Allah SWT:

...

ُ

ُ ك ۡ ل ُ ك قڙقو

يل

َٱ

ُ

ُلُ ل ۡي

ق ق

ُ لعوك ۡ ق

ۡ

ڙٱ

ُ

ُقوُْۗ قجقنقلُ ل ۡي

ق ق ُلظ قجلم لڙقو

ُك ّٱ

ُ

ٌُ يل ق ٌُ يل ق

٨

“... Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang

ma´ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan

Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Q.S. Al-Baqarah:228)

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini membahas tentang permohonan dispensasi nikah karena hamil di luar nikah, namun permohonan tersebut ditolak oleh majelis hakim Pengadilan Agama Bantul.8 Keempat skripsi

Sehingga pada siswa sekolah dasar, untuk lebih mudah guru memberikan materi pelajaran tentang pemahaman rumah dan pakaian adat di indonesia yang dirancang dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kasus autokorelasi untuk indikator frekuensi bulan basah di stasiun MMP dan UP, sehingga pada data tersebut dilakukan

a) Kebutuhan akan Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) agar dapat meningkatkan pendapatannya perbulan. Dengan dilakukan pembibitan sapi yang unggul sehingga menghasilkan

Selain itu, digunakan analisis teknis untuk mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang berpengaruh pada pemeliharaan ayam, yang meliputi manajemen pemeliharaan

mengkoordinasikannya. Seseorang yang mampu mengajak, mempengaruhi orang lain agar dapat mengikuti perintahnya dalam mewujudkan suatu perubahan yang lebih baik

Perkembangan adalah serangkaian pr&ses perubahan yang terjadi se%ara k&ntinyu dan  berkesinambungan pada diri indiidu, bukan hanya pada )isik, namun juga pada

 Jika Opsi Use default gateway on remote network kita aktifkan maka apabila Client ini sudah terkoneksi ke VPN Server maka selanjutnya Gateway yang di gunakan bukan lagi gateway dari