LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU USAHATANI
Analisis Usahatani Padi sawah dan Bengkoang di Desa Datar dan Kedung Malang
Di susun oleh : Anggie Fitriani 1304020030
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
DAFTAR ISI
Daftar isi ... 1
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ... 2
Tujuan ... 4
Manfaat ... 4
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 5
Pembahasan ... 12
BAB III PENUTUP Kesimpulan ... 16
Saran ... 16
Daftar Pustaka ... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah Negara agraris yang sebagaian besar penduduknya terdiri
dari dari petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting. Sektor
pertanian sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk terutama bagi
mereka yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Selain itu sektor
pertanian, salah satu hal penting yang harus diperhatikan sebagai penyedia pangan
bagi masyarakat. Peningkatan produksi yang harus seimbang dengan laju
pertumbuhan penduduk dapat dicapai melalui peningkatan pengelolaan usahatani
secara intensif. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara pengusahaan suatu
usahatani mutlak dibutuhkan agar dapat meningkatkan produktifitas serta dapat
meningkatkan pendapatan sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.
Secara garis besar, besarnya pendapatan usahatani diperhitungkan dari
pengurangan besarnya penerimaan dengan besarnya biaya usahatani tersebut.
Penerimaan suatu usahatani akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti luasnya
usahatani, jenis dan harga komoditi usahatani yang diusahakan, sedang besarnya
biaya suatu usahatani akan dipengaruhi oleh topografi, struktur tanah, jenis dan
varietas komoditi yang diusahakan, teknis budidaya serta tingkat teknologi yang
digunakan.
Padi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek pengembangan
guna menambah pendapatan para petani. Hal tersebut dapat memberi motivasi
tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan produksinya
dengan tujuan agar pada saat panen usaha memperoleh hasil penjualan tinggi guna
memenuhi kebutuhannya. Namun kadang kala dalam kenyataan tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan. Ketika panen tiba, hasil melimpah tetapi harga mendadak turun,
dan lebih parah lagi jika hasil produksi yang telah di prediksikan jauh melenceng dari
jumlah produksi yang dihasilkan, produksi minim, harga rendah dan tidak menentu
membuat petani padi kadang merasa kecewa bahkan patah semangat untuk tetap
pengolahan sawah mutlak petani mengeluarkan biaya untuk kegiatan produksi, mulai
dari pengadaan bibit, pupuk, pengolahan, pestisida dan biaya lainnya yang tidak
terduga.
Selain padi, bengkoang juga salah satu komoditi holtikultura yang mempunyai
prosepek penambahan pendapat para petani. Umbi tanaman bengkuang biasa
dimanfaatkan sebagai buah atau bagian dari beberapa jenis masakan seperti rujak,
asinan atau dimakan segar. Umbi bengkuang mengandung agen pemutih (whitening
agent) yang dapat memutihkan dan menghilangkan tanda hitam dan pigmentasi di
kulit. Bengkuang mengandung vitamin C dan senyawa fenol yang dapat berfungsi
sebagai sumber antioksidan bagi tubuh. Selain itu, budidaya bengkoang juga mudah
tidak perlu banyak pemeliharaannya.
Untuk memperoleh pendapatan yang memuaskan petani, maka petani dituntut
kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga sebagai solusi dalam
menentukan pilihan, apakah ia memutuskan untuk menjual atau menahan hasil
produksinya. Namun bagi petani yang secara umumnya menggantungkan hidupnya
dari bertani, maka mereka senantiasa tidak memiliki kemampuan untuk menahan hasil
panen kecuali sekedar untuk konsumsi sehari-hari dan membayar biaya produksi yang
telah dikeluarkan.
Untuk itu pada mata kuliah ilmu usaha tani, kami melakukan wawancara
kepada petani padi sawah di desa Datar dan petani bengkoang di desa Kedung Malang
kecamatan Sumbang kabupaten Banyumas mengenai biaya yang dikeluarkan pada
saat awal produksi hingga pendapatan setelah panen serta bagaimana pemasarannya.
B. TUJUAN
Menganalisis pendapatan usahatani padi dan bengkoang di desa Datar dan
Kedung Malang kecamatan Sumbang kabupaten Banyumas.
C. MANFAAT
Mengetahui pendapatan petani padi dan bengkoang di desa Datar dan Kedung
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Data serta perhitungan usahatani padi sawah oleh seorang petani di desa
Kedung Malang kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas
Status tanah
Besar biaya per lahan
(Rp)
Pestisida (Matador) 1 55.0000
Jumlah Rp. 780.000
Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga
Jenis Kegiatan
4,374 jika dibulatkan menjadi 4 orang tenaga kerja.
Jumlah biaya :
Biaya sarana produks i + Biaya tenaga kerja luar keluarga Penyerapan Tenaga Kerja (HKO) = (t + h + j)
Rp. 780.000 + Rp. 350.000 = Rp. 1.130.000
Sehingga didapatkan Total Cost :
Biaya Variabel + Biaya Tetap
Rp. 1.130.000 + Rp. 50.000 = Rp. 1.180.000
Nilai Produksi Usahatani
Nilai produksi Jenis Alat Jumlah
Nama LLG (Ha)
Rata-rata
produksi
(Kg)
Harga
(Rp/Kg)
Nilai
Produksi
(Rp)
Blok 1 0,28 2000 4.000 8.000.000
Jumlah 0, 28 2000 4.000 8.000.000
Menghitung Pendapatan Usahatani :
π = TR –TC
Pendapatan pada suatu usahatani merupakan total penerimaan dikurangi dengan total
biaya yang dikeluarkan dalam mengusahakan suatu usahatani.
Dimana :
π = Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
Sehingga Pendapatan Bapak Tarmeja dalam 1 kali musim tanam pada blok/persil
yang dimilikinya sebesar :
Rp. 8.000.000 - Rp. 1.180.000 = Rp. 6.280.000,-
2. Data serta perhitungan usahatani holtikultura (Bengkoang) oleh seorang petani
di desa Datar kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas
Nama
Blok 1 Bengkoang Palawija Palawija
3. Biaya Variabel
Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga
Pengolahan Tanah :
Jumlah biaya variabel:
Biaya sarana produksi + Biaya tenaga kerja luar keluarga
Rp. 0 + Rp. 0 = 0
= Rp. 10.000
Total Biaya tetap
No. Biaya Tetap Rp
1. Penyusutan alat 10.000
Jumlah 10.000
Total cost
Sehingga didapatkan Total Cost :
Biaya Variabel + Biaya Tetap
Rp. 0 + Rp. 10.000 = Rp. 10.000
Nilai Produksi dan Pendapatan
Uaraian Satuan (Ha/Rp)
Tebasan
a. Luas
b. Nilai
0,035 Ha
Rp. 1.000.000
Total nilai produksi Rp. 1.000.000
Total biaya Rp. 0
Total biaya tenaga kerja Rp. 0
Pendapatan bersih Rp. 1.000.000
Sehingga Pendapatan Bapak Suwarno dalam 1 kali musim tanam pada blok yang
B. PEMBAHASAN
Praktikum ini dilaksanakan dengan mengambil data primer dengan responden
petani penggarap dengan menggunakan alat pengumpul data berupa daftar pertanyaan
(quesioner) yang ditanyakan kepada responden langsung di desa Datar dan Kedung
Malang, kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan adalah
dengan metode survei yaitu dengan cara pendekatan mempergunakan teknik tertentu
yang biasanya banyak digunakan pada penelitian-penelitian usahatani.
Dari hasil praktikum tersebut terlihat bahwa usahatani yang dilakukan oleh
masyarakat petani di Indonesia masih belum memberikan pendapatan yang maksimal.
Hal tersebut terjadi karena masyarakat petani masih belum dapat menguasai teknik-
teknik budidaya yang baik dan benar terlebih lagi para masyarakat petani masih
belum sadar atau belum banyak yang mempelajari tentang analisis usahatani dimana
mereka masih menggunakan perkiraan saja antara biaya yang dikeluarkan dengan
pendapatan yang dihasilkan. Padahal dengan mereka mengetahui atau mempelajari
analisis usahatani maka mereka akan dapat memanagemen usahataninya dengan lebih
baik lagi dan tentunya akan menghasilkan profit yang maksimal.
Usahatani padi sawah pada praktikum kali ini menunjukan penghasilan cukup
besar, terlihat dari satu kali musim tanam petani mendapatkan keuntungan bersih
sebesar Rp. 6.280.000. pendapatan tersebut dipeoleh dari perhitungan Total
Penerimaan dikurangi Total Biaya dan menghasilkan keuntungan tersebut.
Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual,
sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai penggunaan
tersebut. Produksi berkaitan dengan penerimaan dan biaya produksi, penerimaan
tersebut diterima petani karena masih harus dikurangi dengan biaya produksi yaitu
keseluruhan biaya yang dipakai dalam proses produksi tersebut. Pendapatan
usahatani, dapat dibagi menjadi dua pengertian, yaitu :
1. pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani
selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran
hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada
saat pemungutan hasil.
2. pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam satu
tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi. Biaya produksi
meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana produksi.
Selanjutnya pada usahatani Bengkoang dengan luas lahan yang minim, petani
dengan mengeluarkan biaya produksi dengan jumlah minim juga mendapatkan hasil
bersih sebesar Rp. 1.000.000. Kelemahan dari usahatani bengkoang ini adalah
menggunakan sistem tebasan. Dari tinjauan bahasa, tebasan adalah pembelian hasil
tanaman sebelum dipetik. Dalam praktik, tebasan dilakukan, biasanya oleh tengkulak,
dengan cara membeli hasil pertanian atau perkebunan sebelum masa penen.
Pengertian membeli dalam hal ini bisa diartikan dua hal. Pertama, tengkulak benar-benar melakukan transaksi jual-beli dengan petani pada saat biji tanaman atau buah
dari pohon sudah tampak tetapi belum layak panen. Setelah transaksi, tengkulak tidak
langsung memanen biji atau buah tersebut, melainkan menunggu hingga biji atau
buah sudah layak panen. Dan pada saat itulah tengkulak baru mengambil biji atau
saat tanaman padi sudah mengeluarkan bulirnya tetapi belum berisi, atau sudah berisi
tetapi belum cukup keras untuk bisa dipanen. Setelah bernegosiasi akhirnya tengkulak
dan petani sepakat untuk mengadakan transaki jual-beli tanaman padi seluas sekian
hektar dengan harga sekian juta rupiah. Dengan atau tanpa diucapkan dalam transaksi,
kedua belah pihak telah memiliki kesepahaman bahwa padi baru diambil si tengkulak
setelah layak panen. Kesepahaman ini muncul karena tradisi atau karena harga yang
disepakati mengindikasikan bahwa si tengkulak memang bermaksud membeli gabah
dan bukan batang padi (jawa:dami). Kedua, tengkulak membeli dengan menyerahkan sejumlah uang sebagai uang muka (jawa:panjer). Jika kelak barang jadi diambil maka uang yang diserahkan diperhitungkan sebagai bagian dari pembayaran, dan jika tidak
jadi diambil, maka uang itu hangus. Panjer dalam hal ini berfungsi sebagai pengikat bagi si petani, dalam pengertian bahwa si petani tidak boleh menjual hasil panennya
kepada orang lain. Hal tersebut membuat petani yang belum mengetahui jumlah
sebenarnya produksi jagungnya tersebut apabila ternyata produksinya melebihi dari
harga yang sudah disepakati dengan tengkulak maka jelas petani tersebut sangatlah
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan praktikum yang telah dilakukan adalah pada usahatani padi sawah di Desa
Kedung Malang pendapatan mencapai Rp. 6.280.000 satu kali musim tanam.Sedangkan pada
usahatani holtikulur bengkoang dengan sistem tebasan, petani tersebut mendapatkan
keuntungan bersih sebesar Rp. 1.000.000.
B. SARAN
Masyarakat petani yang tentunya sebgai manager usahatani miliknya sendiri
seharusnya lebih dapat memahami cara menganalisi usahatani dan sebaiknya penyuluhan
pertanian tidak hanya tentang teknik pembudidayaan saja tetapi juga perlu dilkakukannya
penyuluhan tentang bagaimana petani memanagemen usahataninya atau dengan diadakan
pelatihan analisis usahatani, sehingga petani akan dapat memaksimalkan pendapatan yang
akan diperolehnya. Serta bagi mahasiswa sebelum melakukan praktikum ilmu usahatani ini
sebaiknya dibekali dengan teknik-teknik mengambil data secara primer sehingga data yang
DFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Analisis Usahatabu Padi Sawah Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya Bengkulu Utara. https://teteto.wordpress.com/2012/09/17/laporan-hasil-kegiatan-analisa-usaha-tani-di-desa-tejosari/. 5 Juni 2016 (06:03).