• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit Ginjal Kronik dan Kaitannya den

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penyakit Ginjal Kronik dan Kaitannya den"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENYAKIT GINJAL KRONIK DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA

Hesty Aulia Palupi

Penyakit kronik tampaknya sudah bukan menjadi hal baru dalam berbagai kajian medis maupun non medis baik dalam lingkup nasional bahkan internasional. Berbagai kajian ini rupanya bukan hanya untuk mengurangi prevalensi penyakit, angka kematian yang disebabkannya, termasuk yang kalah pentingnya adalah soal pencegahan penyakit itu sendiri. Meski demikian, satu hal yang mungkin sering luput dari perhatian berbagai pakar adalah kaitan perjalanan suatu penyakit dengan kondisi ekonomi di suatu negara atau masyarkat setempat. Tampaknya, kisah klasik semacam ini juga terjadi pada kasus Penyakit Ginjal Kronik, terlera bih bila kita kaitkan dengan kondisi Negara Indonesia sebagai negara berkembang sebab sesungguhnya PGK sendiri merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk membiayai pasien dengan gagal ginjal terminal.

Indonesia sendiri belum memiliki sistem registri yang lengkap di bidang penyakit ginjal, namun di Indonesia diperkirakan 100 per sejuta penduduk atau sekitar 20.000 kasus baru dalam setahun. Sebagian besar pesien penyakit ginjal datang mencari pertolongan dalam keadaan terlambat dan pada stadium tidak dapat pulih. Hal ini disebabkan karena penyakit ginjal pada stadium awal umumnya tidak bergejala. Deteksi dan prevensi PGK pada stadium dini perlu dilakukan untuk mengetahui masalah spesifik dan cara mengatasi secara dini penyakit ginjal di masyarakat. (I Gde Raka Widiana,2010). Berbagai kenyataan di atas tentu dapat dijadikan kajian lebih lanjut serta tantangan untuk mengatasinya untuk menuju Indonesia yang lebih sehat.

(2)

pusinh, gatal (pruritus) dan kulit kering, mual, menurunnya berat badan. Dengan gejala lain yang dapat berkembang, terutama ketika berkurangnya fungsi ginjal yang sudah parah antara lain : keabnormalan kulit, nyeri tulang,nafas bau, mudah memar, perdarahan, atau darah dalam tinja, sering cegukan, rendahnya tingkat minat seksual dan impotensi, amenorrhea, sesak napas, masalah tidurseperti insomnia dan apnea tidur obstruktif, bahkan gejala pada otak dan sistem syaraf yang berdampak pada masalah konsentrasi serta ganngguan pada alat gerak. Ironisnya, pada sebagian kasus PGK, yang terjadi justru asimptomatis atau keadaan tanpa gejala pada tahap awal. Kenyataan ini makin diperparah dengan munculnya penyakit komplikasi terkait penyakit ginjal kronik antara lain diabetes mellitus,gangguan kardiovaskular , hipertensi, anemia, bahkan pada tingkat lanjut berpotensi menurunkan homeostatis kadar ion dalam tubuh berkelanjutan dikarenakan begitu vitalnya peran ginjal bagi tubuh yakni mempertahankan keseimbangan cairan dan tingkat keasamannya serta berbagai garam mineral dan berbagai zat dalam tubuh. Selain itu, mekanisme ginjal yang tak kalah pentingnya ialah mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak, berikut zat-zat toksin yang ada di dalam tubuh.

WHO sendiri mencatat rata-rata munculnya kasus baru sebesar 5,6 juta penduduk di tiap negara dengan tiga negara dengan angka PGK tertinggi yakni China (35.336.295 penderita), India (28.976.185), dan Amerika Serikat (7.989.154) yang disusul Indonesia dengan 6.487.322 penderita. Dari data tersebut, tercatat 1,4 juta orang menjalani terapi hemodialisa dan angkanya cenderung meningkat delapan persen tiap tahunnya.

(3)

beberapa obat-obatan seperti erythropoietin. Di samping itu, untuk mengendalikan peningkatan fosfor, beberapa obat-obatan dengan mekanisme pengikat fosfat juga menjadi pilihan terapi.

Pada tahap lanjut, diperlukan terapi yang mekanismenya membantu atau bahkan menggantikan fungsi ginjal normal yang tentunya masih ditunjang berbagai terapi farmakologis di atas antara lain hemodialisis dan alternatifnya, peritoneal dialisis Hemodialisis yang sampai saat ini menjadi pilihan terapi 90% pasien PGK stadium lanjut, kenyataannya memiliki efek negatif bagi tubuh yang ditunjukkan dengan adanya infeksi, thrombosis, and pembentukan aneurisma merupakan komplikasi yang sering terjadi. Dalam kasus ini, Staphylococcus aureus bertindak sebagai agen umum penginfeksi. Alternatif lain dalam terapi berkelanjutan ialah Peritoneal dialisis yang dengan mekanismenya tersendiri tetap memiliki titik kelemahan yakni resistensinya terhadap S.Aureus dan riskan pada kejadian peritonitis. Selain itu, metode transplantasi ginjal yang pertama kali dilakukan pada tahun 1952 juga sudah mulai diperkenalkan dan diterapkan pada masyarakat sebagai pilihan lain, meski rupanya juga memiliki faktor risiko bagi penerima maupun pendonor. Persoalan etik yang kini sedang menjadi isu penting dalam pembahasan medik juga menjadi salah satu hambatan berarti dalam implementasinya.

Hal lain yang tak kalah pentingnya untuk kita identifikasikan di sini adalah keadaan sosial-ekonomi masyarakat sebab kedua hal inilah yang sesungguhnya penting dalam pencegahan sampai kejadian suatu penyakit sebab dapat mencerminkan tingkat pendidikan, pengetahuan, bahkan kesadaran soal pentingnya kesehatan, utamanya di Indonesia sebagai negara berkembang.

(4)

kemampuan untuk bernegosiasi sistem perawatan kesehatan yang kompleks. Sehingga, bukan hanya sekedar kemampuan membaca yang diperlukan, selebihnya juga diperlukan kemampuan untuk mendengarkan, analitis, dan pengambilan keputusan keterampilan, dan kemampuan untuk menerapkan keterampilan ini untuk situasi kesehatan. (National Library of Medicine, 2011). Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan American Medical Association menunjukkan indikasi populasi yang rentan terhadap rendahnya pengetahuan kesehatan meliputi Lansia dengan usia lebih dari 65 tahun, Populasi minoritas, imigran populasi, penduduk berpenghasilan rendah, serta orang dengan kondisi penurunan kesehatan mental maupun fisik. Bila merujuk pada hasil penelitian di atas, kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia tentu memiliki keterkaitan erat termasuk resistensinya terhadap tingkat pengetahuan kesehatan rendah dengan sebab antara lain masih belum meratanya pendidikan pada sebagian lapisan masyarakat, adanya masyarakat dengan usia rentan pengetahuan kesehatan rendah, serta belum meratanya pendapatan yang kelak menjadi salah satu indikator kesejahteraan masyarakat.

(5)

istirahat yang berdampak pula pada peningkatan stess dan berbagai faktor risiko seperti hipertensi, gangguan kardiovaskular, maupun diabetes. Selain itu, padatnya jadwal aktivitas diduga menjadi sebab kurang pedulinya masyarakat terhadap kesehatan termasuk minat menjalani check up kesehatan,sosialisasi pencegahan hingga menjalani terapi farmakologis serta hemodialisis bila diperlukan.

Serangkaian pemaparan di atas tampaknya mengindikasikan minimnya keterjangkauan masyarakat terhadap sejumlah kesehatan vital terkait PGK mulai dari pencegahan hingga terapi yang harus dijalani karena berbagai faktor mulai dari tingginya biaya perawatan penderita (survei menunjukkan untuk biaya kedua tipe dialisis saja diperlukan sekitar $35,000 hingga $60,000 tiap tahunnya), ketidaknyamanan dalam menjalani terapi, hingga potensi penurunan produktivitas akibat terapi yang dijalani. Perjalanan dan prognosis penderita PGK yang selama ini kurang baik yakni sejak ditemukannya gangguan ginjal, penurunan fungsi ginjal akibat komplikasi dan faktor risiko, terapi farmakologis, penurunan GFR, gagal ginjal yang hingga saat ini fungsi ginjal digantikan oleh dialisis maupun transplantasi ginjal, sampai pada tahap akhir yaitu kematian (International Society of Nephrology, 2007) juga menjadi faktor krusial yang selama ini dihadapi paramedis maupun penderita serta diperkirakan menjadi faktor utama dalam kemauan saat menjalani terapi dan belum ditemukan solusi terbaiknya.

(6)

Upaya pencegahan dalam persoalan ini dapat kita fokuskan pada perubahan gaya hidup melalui Healthy Promotion (sosialisasi kesehatan) baik dari lingkup individual, interpersonal (lingkungan orang terdekat), komunitas, konstitusional, hingga kebijakan publik.(Theory at a Glance: A Guide for Health Promotion, 2003). Penerapannya dapat dilakukan antara lain dengan sosialisasi dan pelaksanaan berhenti merokok, menjalani pola hidup sehat terkait aktivitas, kebersihan lingkungan dan pola makan (mengurangi makanan berlemak serta pengurangan konsumsi garam dan minuman berenergi). Langkah pencegahan lain yang harus diperhatikan adalah melakukan pemeriksaan utamanya bagi individu dengan faktor risiko tinggi yaitu orang dengan diabetes mellitus, gangguan kardiovaskular, serta anak dengan berat badan lahir rendah. Pemeriksaan awal ini merupakan uji kandungan zat pada urin antara lain kadar protein, glukosa, serta creatinin yang dapat menunjukkan status fungsi ginjal seseorang.

Upaya sekunder selanjutnya bila ditemukan gangguan funsi ginjal adalah diagnosis awal dan terapi langsung yang umumnya berupa terapi farmakologis untuk menurunkan gejala yang disebabkan komplikasi penyakit penyebab beratnya kerja ginjal. Dalam lingkup ini tentu diperlukan sinergi yang baik antara dokter, pasien, dan keluarga untuk mencegah peningkatan stasium gangguan ginjal itu sendiri sebab beberapa kasus pasien dengan tingkat pengetahuan dan ekonomi rendah serta pasien tanpa dukungan keluarga tidak dapat melalui fase ini dengan sempurna sehinnga terpaksa berlanjut pada gagal ginjal kronik. Dapat dijadikan catatan penting bagi dokter maupun tenaga medis untuk senantiasa melakukan umpan balik dan intervensi serta evaluasi pada tiap kebijakan yang diambil dalam setiap terapi.

(7)

dengan risiko yang cukup besar pada ketiga pilihan langkah ini. Sekali lagi, meski telah sampai pada tahap akhir dengan prognosis yang kurang baik, pendampingan dan sinergi antara tenaga medis, penderita, dan keluarga tetap harus dilakukan.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa PGK merupakan kasus yang bersifat nasional sebab persebarannyapun ada di tiap negara dan di tiap daerah di Indonesia pada khususnya. Pemerintah sendiri sebenarnya juga telah mengalokasikan dana serta berbagai kebijakan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia antara lain melalui Jamkesmas, Askes, Dana Anggaran Khusus bidang kesehatan, serta berbagai kebijakan lainnya yang bersifat teknis. Meski demikian, pengamatan menunjukkan bahwa selama ini pemerintah masih terpaku pada upaya kuratif dan berbagai konsepnya yang kurang tersosialisasi, terlaksana, dan terkontrol dengan baik utamanya di daerah. Tanpa harus mengurangi kualitas pelayanan dan kebijakan yang bersifat kuratif, peningkatan upaya preventif juga perlu dilakukan dengan peningkatan sosialisasi gaya hidup sehat dan pemeriksaan kondisi yang terkaut dengan fungsi ginjal.

Upaya lain yang dapat kita lakukan ke depannya tentu penelitian yang berhubungan dengan pencegahan, terapi, dan peningkatan kaulitas hidup masyarakat utamanya penderita PGK, seperti penemuan alat penguji kadar kandungan urin sederhana, terapi minim efek samping, hingga yang sedang menjadi isu penting saat ini adalah stem cell ginjal untuk menggantikan dan memperbaiki fungsi ginjal yang telah mengalami kerusakan.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Pengenaan konsep keadilan Restorative Justice bagi pelaku tindak pidana anak adalah suatu penyelesaian secara adil yang melibatkan pelaku, korban, keluarga mereka

Penelitian sebelumnya mendapati domi- nannya peranan media terutama televisi sebagai agen sosialisasi, seperti yang dijelaskan Cruz et al., 2001, bahwa media massa televisi

Efek dari pencahayaan, yang didapat dari jumlah cahaya yang tepat menyinari tempat yang tepat, merupakan bagian yang penting dari arsitektur gereja Baroque.. Banyak karakteristik

Kotler, Philips dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua.. Belas), Cetakan

RW 02 Kel Awipari Kec Cibeureum Kota Tasikmalaya, bermaksud mengajukan permohonan bantuan generator set ( genset) yang akan kami pergunakan untuk peralatan pendukung

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik kesimpulan; analisa limbah lindi TPA kota Banda Aceh dengan menggunakan metode AAS terhadap parameter

Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang

Independent T- test pada tabel 4 kelompok kontrol (diberikan vitamin B6) dan kelompok eksperimen (diberikan aromaterapi inhalasi lemon) didapatkan perhitungan hasil