• Tidak ada hasil yang ditemukan

P PT MATERI PEMBELAJARAN MIKRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "P PT MATERI PEMBELAJARAN MIKRO"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PEMBELAJARAN MIKRO

PGSD

(2)

MOTIVASI DALAM

PEMBELAJARAN

PERAN GURU DALAM

(3)

Pada intinya motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. 

Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.

- Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. 

- Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.   

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya

agar memecahkan perhatiannya. 

(4)

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut: 

1.

Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. 

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu

seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus

yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin

besar pula motivasi dalam belajar. 

2.

Hadiah 

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu

semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu,

siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar

siswa yang berprestasi. 

3.

Saingan/kompetisi 

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk

meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil

prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 

4.

Pujian 

(5)

5. Hukuman 

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat

kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini

diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau

merubah diri dan berusaha memacu motivasi

belajarnya. 

Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk

belajar  strateginya adalah dengan memberikan

perhatian maksimal ke peserta didik.

6. Membentuk kebiasaan belajar yang baik 

7. Membantu kesulitan belajar anak didik secara

individual maupun kelompok 

8. Menggunakan metode yang bervariasi, dan 

(6)

10. Memberikan aktivitas dengan tingkat kesulitan tingkat

menengah sehingga tidak akan membosankan siswa karena

terlalu mudah atau membuat siswa putus asa karena terlalu

sulit

11. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memilih

aktivitas dan terlibat dalam pembuatan peraturan dan

prosedur di kelas sehingga siswa merasa memiliki control

12. Melibatkan siswa dalam aktivitas  permainan, dan simulasi,

namun kegiatan ini harus relevan dengan materi pelajaran

dan tidak mengganggu

Usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

(7)

KARAKTERISTIK BELAJAR

 

• Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran. Dengan kata lain jika sang individu menemukan metode belajar yang sesuai dengan karakteristik cara belajar dirinya maka akan cepat ia menjadi “pintar” sehingga kursus-kursus atau pun les private secara intensif mungkin

tidak diperlukan lagi.

Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara belajar seperti disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki (2001), adalah

sebagai berikut :

1. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Visual. Individu

yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik tandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

• Rapi dan teratur

• dengan cepat mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik, teliti dan rinci

• mementingkan penampilan

• lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual

• memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik

(8)

sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia

minta instruksi secara tertulis)

merupakan pembaca yang cepat dan tekun lebih suka membaca

daripada dibacakan

dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu

bersikap waspada

membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan

berbagai hal lain yang berkaitan

jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan

tanpa arti

selama berbicara lupa menyampaikan pesan verbal kepada

orang lain

sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau

“tidak’

lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada

berpidato/berceramah

lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar), daripada

musik

(9)

Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Auditorial

Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

Sering berbicara sendiri

• ketika sedang bekerja mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik

• lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca

jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras dapat mengulangi atau menirukan nada, irama, dan warna suara

mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita

berbicara dalam irama yang terpola dengan baik • Berbicara dengan sangat fasih

lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya

belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat

senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar

mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi

• lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya

(10)

Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara

Belajar Kinestetik

Individu yang memiliki kemampuan belajar

kinestetik

yang baik

ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

• Berbicara dengan perlahan

• menanggapi perhatian fisik

• menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian

• berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain,

banyak gerak fisik

• memiliki perkembangan otot yang baik

• belajar melalui praktek langsung atau manipulasi

• menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat

langsung

• menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca

• ketika sedang baca banyak menggunakan bahasa tubuh (non

verbal)

• tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama

• sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat

tersebut

• menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

• pada umumnya tulisannya jelek

• menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara

fisik)

• ingin melakukan segala sesuatu

(11)

Dengan mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa

yang paling menonjol dari diri seseorang maka orangtua

atau individu yang bersangkutan (yang sudah memiliki

pemahaman yang cukup tentang karakter cara belajar

dirinya) diharapkan dapat bertindak secara arif dan

bijaksana dalam memilih metode belajar yang sesuai.

Bagi para remaja yang mengalami kesulitan belajar,

cobalah untuk mulai merenungkan dan mengingat-ingat

kembali apa karakteristik belajar anda yang paling efektif.

Setelah itu cobalah untuk membuat rencana atau

persiapan yang merupakan kiat belajar Anda sehingga

dapat mendukung agar kemampuan tersebut dapat terus

dikembangkan. Salah satu cara yang bisa digunakan

adalah dengan memanfaat berbagai media 

(12)

KARAKTERISTIK BELAJAR

KITA DALAM PROSES BELAJAR

10% dari apa yang kita baca

20% dari apa yang kita dengar

30% dari apa yang kita lihat

50% dari apa yang kita lihat dan dengar

70% dari apa yang kita katakan

90% dari apa yang kita katakan dan

lakukan

Vernon A. Magnessen

(13)

Mempertimbangkan hal tersebut di atas

(14)

TUGAS GURU DALAM

PEMBELAJARAN

Dalam menjalankan tugasnya, seorang

(15)

Tugas guru harus terwujud dalam pelaksanaan PBM agar

pelaksanaannya optimal, meliputi kegiatan: (1) membuat persiapan

mengajar; (2) melaksanakan KBM; dan (3) melakukan evaluasi hasil

belajar dan me-manfaatkan umpan balik.

1. Persiapan Mengajar

Pada tahap ini guru harus benar-benar mengkonsentrasikan diri untuk

mempersiapkan materi (bahan ajar), strategi pembelajaran, serta cara dan bentuk evaluasi yang akan dilakukan. Beberapa langkah yang

harus dilaku-kan guru dalam persiapan, yaitu:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran, dalam pelaksanaan KTSP

diwujudkan dalam bentuk indikator. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh sekolah, disesuaikan dengan lingkungan setempat, dan media serta lingkungan belajar yang ada di sekolah. Semua ini

ditujukan agar guru dapat lebih aktif, kreatif, dan melakukan inovasi dalam pembelajaran tan-pa meninggalkan isi kurikulum.

b. Merumuskan alat evaluasi/asesmen, baik bentuk, cara, waktu, dan model evaluasi yang akan dilakukan. Evaluasi ini bisa berupa formatif (evaluasi untuk memperbaiki pembelajaran) maupun sumatif (evaluasi untuk me-lihat keberhasilan belajar siswa).

c. Memilih materi pelajaran yang esensial untuk dikuasai dan dikembang-kan dalam strategi pembelajaran. Materi pelajaran yang dipilih

terutama berkaitan dengan prinsip, yang berisi sejumlah konsep dan konten yang menjadi alat untuk mendidik dan mengembangkan

kemampuan siswa. Di samping itu guru juga harus mampu menentukan karakteristik materi (ba-han ajar) tersebut.

d. Berdasarkan karakterisktik materi (bahan ajar) maka guru memilih

(16)

2. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

(17)

3. Melaksanakan Evaluasi Hasil Belajar dan Memanfaatkan Umpan Balik

Alat evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan/indikator telah dirancang pada saat persiapan. Alat evaluasi ini sebelum digunakan perlu divalidasi sehingga alat evaluasi tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Setelah divalidasi alat evaluasi ini perlu diujicobakan kepada siswa yang telah mengikuti pembelajaran materi yang bersangkutan. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui reliabilitas (keajegan atau konsistensi) daya pembeda (kemampuan membedakan siswa yang memahami dan tidak memahami) dan tingkat kesukaran alat evaluasi tersebut. Pada sebuah perangkat evaluasi (pokok uji) tingkat kesukarannya harus proporsional, artinya komposisi antara pokok uji yang sukar, sedang, dan mudah tidak menumpuk pada salah satu. Biasanya komposisi yang baik pada sebuah perangkat pokok uji adalah sukar 25 %, senang 50 %, dan mudah 25%. Evaluasi yang dilakukan bisa berupa evaluasi proses pembelajaran atau pun hasil belajar. Evaluasi peoses belajar dapat dilakukan melalui portofolio yang menggambarkan upaya siswa dalam memahami materi pelajaran atau pun proses latihan menguasai suatu keterampilan. Di samping itu, evaluasi juga dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan, dapat dilakukan sebelum, pada saat, dan setelah proses pembelajaran.

   

(18)

TUGAS GURU

• Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

(19)

PERAN SEORANG GURU

A. Dalam Proses Belajar Mengajar

Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru

sangar signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan

dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:

1. Demonstrator

2. Manajer/pengelola kelas 3. Mediator/fasilitator

4. Evaluator

B. Dalam Pengadministrasian

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai:

1. Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan 2. Wakil masyarakat

3. Ahli dalam bidang mata pelajaran 4. Penegak disiplin

(20)

C. Sebagai Pribadi

Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:

1. Petugas sosial

2. Pelajar dan ilmuwan

3. Orang tua

4. Teladan

5. Pengaman

D. Secara Psikologis

Peran guru secara psikologis adalah:

1. Ahli psikologi pendidikan

2. Relationship

3. Catalytic/pembaharu

(21)

KOMPETENSI DAN

PROFESIONALISME GURU

A.Pengertian

(22)

B.SyaratProfesi

Mengingat tugas guru yang demikian kompleksnya, maka

profesi ini memerlukan persyaratan khusus sebagai berikut:

1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep

dan teori ilmu‚  pengetahuan yang mendalam

2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu

sesuai dengan bidang profesinya.

3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari

pekerjaan yang dilaksanakannya

5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika

kehidupannya.

(23)

C. Jenis-jenis Kompetensi

1. Kompentensi Pribadi

a. Mengembangkan Kepribadian

 

1) Bertqwa kepada Allah SWT

2) Berperan akkif dalam masyarakat

3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru

b. Berinteraksi dan Berkomunikasi

1) Berinteraksi dengan rekan sejawat demi pengembangan

kemampuan profesional

2) Berinteraksi dengan masyarakat sebagai pengemban misi

pendidikan

c. Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan

1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

2) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus

d. Melaksanakan Administrasi Sekolah

1) Mengenal administrasi kegiatan sekolah

2) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

e. Melaksanakan penelitian Sederhana Untuk Keperluan

Pengajaran 

(24)

KEMAMPUAN DASAR

PEMBELAJARAN

10 KEMAMPUAN DASAR BAGI GURU YANG PROFESIONAL

 

Wacana tentang profesionalitas guru telah banyak

dibahas dalam seminar-seminar ataupun di belakang

meja

para

birokrat.

Hal

ini

diamini

dengan

dikeluarkannya Undang-Undang tentang Guru dan dosen

yang membuat mata para guru berkaca-kaca (terharu –

red).

Bagaimana tidak, Pemerintah menjanjikan tunjangan dua

kali lipat dari gaji pokok bila terkualifikasi dan

tersertifikasi. Yang artinya guru harus memperhatikan

profesinya lebih profesional.

(25)

MENGUASAI BAHAN

 : Menguasai bahan kurikulum dan

metodologi pengajaran 4 bidang studi di SD ;Bahasa Indonesia,

Matematika, IPA, IPS (

minimal, kalau lebih… ya lebih bagus –

red

)

MENGELOLA PROGRAM BELAJAR MENGAJAR

 : Merumuskan

tujuan instruksional, Mengenal dan dapat menggunakan

metode

mengajar,

Memilih

dan

menyusun

prosedur

instruksional yang tepat, Melaksanakan program belajar

mengajar, Mengenal kemampuan (

entering behaviour

) anak

didik, Merencanakan dan melaksanakan program remedial

(

yang ini mah, pasti sering dilakukan – red

)

MENGELOLA KELAS

 : Mengatur tata ruang kelas untuk

pengajaran,  Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi

(

jangan lupa ABK  low vision ditempatkan di depan – red

)

MENGGUNAKAN MEDIA/SUMBER

 : Mengenal, memilih dan

menggunakan media, membuat alat-alat Bantu pelajaran

sederhana,  Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam

rangka proses belajar mengajar, Mengembangkan laboratorium

(

di SD….laboratorium

..???), Menggunakan perpustakaan dalam

proses

belajar

mengajar

(pasti..-

red),

Menggunakan

microteaching unit dalam program pengalaman lapangan

(26)

MENGELOLA INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

MENILAI PRESTASI SISWA UNTUK KEPENDIDIKAN

PENGAJARAN

 

MENGENAL FUNGSI DAN PROGRAM PELAYANAN

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN

 : Mengenal fungsi dari

program

layanan

dan

penyuluhan

di

sekolah,

Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah

MENGENAL DAN MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI

SEKOLAH

 :  Mengenal

penyelenggaraan

administrasi

sekolah,  Menyelenggarakan administrasi sekolah

MEMAHAMI

DAN

MENAFSIRKAN

HASIL-HASIL

PENELITIAN

PENDIDIKAN

GUNA

KEPERLUAN

PENGAJARAN

 

Well, ternyata ini kemampuan dasar yang harus dimiliki

seorang guru yang profesional. Sudahkah anda..??

(27)

TUGAS GURU DALAM PROSES

PEMBELAJARAN

• Tugas guru dalam profesinya bahwa guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar. Akan tetapi dari kedua peran tersebut sehingga dapat terjadi karena pembelajaran yang dengan tujuan bahwa guru dapat menciptakan suasana yang dan situasi yang dapat diterima dalam belajar. Guru memainkan multi peran dalam proses pembelajaran yang menyelenggarakan dengan tugas yang amat bervariasi. Jika seorang guru telah berpegang dengan ketentuan dan amat bervariasi sehingga di dapatkan guru dapat mewujudkan suasana yang belajar dan mengajar.

(1). Guru sebagai konservator (pemelihara) (2). Guru sebagai tramitor (penerus)

(3). Guru sebagai transformator (penerjemah) (4). Guru sebagai perencana (planner)

(5). Guru sebagai manajer proses pembelajaran (6). Guru Sebagai Pemandu (direktur).

(7). Guru sebagai organisator (penyelenggara) (8). Guru sebagai komunikator

(28)

Pemahaman atas tugas dan peran guru dalam penyelenggaraan system

pembelajaran seyogianya menjadi kerangka dalam berfikir dalam bahasa tentang penerapan Kode Etik Guru sebagaimana mestinya.Kode Etik Guru Indonesia dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan AD/ART PGRI 1994.

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia yang berjiwa pancasila

b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional

c. Guru dalam berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan bimbingan dan pembinaan

d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya untuk menunjang berhasilnya pembelajaran

e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab terhadap

pendidikan.

f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan profesinya

g. Guru memelihara hubungan sejawat keprofesian, semangat, kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi sebagai sarana perjuangan.

i. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

(29)

Akadum (1999:67) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya. Sulistiyani dan Rosidah menyatakan

kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha,

dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (Akadum,

1999:67).

(30)

• Kinerja (performance) merupakan aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut merupakan pengekspresian seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki seseorang serta menuntut adanya kepemilikan yang penuh dan menyeluruh.

• Dengan demikian, munculnya kinerja seseorang merupakan akibat dari adanya suatu pekerjaan atau tugas yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan profesi dan job deskcription individu yang bersangkutan. Sebutan guru dapat menunjukkan suatu profesi atau jabatan fungsional dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, atau seseorang yang menduduki dan melaksanakan tugas dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia Pasal 39 ayat 3 dinyatakan bahwa pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menegah disebut guru.

(31)

Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, maka

seorang guru harus mempunyai sejumlah kompetensi atau

menguasai sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

terkait dengan bidang tugasnya.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dapat mencakup

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi professional.

Kompetensi pedagogik

adalah

berkaitan dengan kemampuan mengelola pembelajaran

,

sedang

kompetensi kepribadian

adalah kemampuan pribadi yang mantap,

berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta

didik.

Kompetensi sosial

berkaitan dengan kemampuan hubungan

antar pribadi dan dalam kehidupan bermasyarakat

.

Sedangkan,

kompetensi professional

adalah kemampuan dalam

penguasaan materi pembelajaran dan bidang keahliannya

. Guru

yang mempunyai kompetensi profesional akan terlihat dalam

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah/ madrasah

tempat ia bekerja.

(32)

• Dalam konteks proses pembelajaran di kelas, guru yang mempunyai kemampuan professional berarti yang bersangkutan dapat melaksanakan proses pembelajaran secara efektif. Menurut Davis dan Thomas, bahwa guru yang efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Pertama, mempunyai pengetahuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas yang mencakup (1) memiliki keterampilan interpersonal khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan terhadap peserta didik, dan ketulusan, (2) menjalin hubungan yang baik dengan peserta didik, (3) mampu menerima, mengakui dan memperhatikan peserta didik secara ikhlas, (4) menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar, (5) mampu menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerjasama dan kohesivitas dalam dan antar kelompok peserta didik, (6) mampu melibatkan peserta didik dalam mengorganisir dan merencanakan kegiatan pembelajaran, (7) mampu mendengarkan peserta didik dan menghargai haknya untuk berbicara dalam setiap diskusi, (8) mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas.

2. Kedua, kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran, yang mencakup (1) mempunyai kemampuan untuk menghadapi dan menanggapi peserta didik yang tidak mempunyai perhatian, suka menyela, mengalihkan perhatian, dan mampu

memberikan transisi substansi bahan

(33)
(34)

Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk

melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya

dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan

kegiatan

pembelajaran

dan

evaluasi

hasil

pembelajaran. Kinerja guru yang dicapai harus

berdasarkan standar kemampuan profesional selama

melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah.

Berkaitan dengan kinerja guru dalam melaksanakan

kegiatan

belajar

mengajar,

terdapat

Tugas

Keprofesionalan

Guru

menurut

Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a)

Tentang Guru dan Dosen yaitu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran

yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil

pembelajaran.

(35)

Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian

kinerja guru menurut Siswanto dalam Lamatenggo (2001:34)

adalah sebagai berikut :

1) Kesetiaan. Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk

menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati

dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab. 

2) Prestasi Kerja. Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh

seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan

yang diberikan kepadanya. 

(36)

4) Ketaatan. Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk menaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang berwenang. 

5) Kejujuran. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya. 

6) Kerja Sama. Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah:

a. Kesadaran karyawan bekerja dengan sejawat, atasan maupun bawahan. b. Adanya kemauan untuk membantu dalam melaksanakan tugas. c. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran. d. Tindakan seseorang bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.

7) Prakarsa. Prakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasan..

(37)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA GURU

Kinerja Guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan

komponen sekolah baik kepala sekolah, fasilitas kerja, guru, karyawan, maupun anak didik. Menurut Pidarta bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu : 1). Kepemimpinan kepala sekolah,2). Fasilitas kerja, 3). Harapan-harapan, dan 4.) Kepercayaan personalia sekolah. Dengan demikian nampaklah bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan fasilitas kerja akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru (Lamatenggo, 2001:35) 

Selain itu, tingkat kualitas kinerja guru di sekolah memang banyak faktor

yang turut mempengaruhi, baik faktor internal guru yang bersangkutan maupun faktor yang berasal dari guru seperti fasilitas sekolah, peraturan dan kebijakan yang berlaku, kualitas manajerial dan kepemimpinan kepala sekolah, dan kondisi lingkungan lainnya. Tingkat kualitas kinerja guru ini selanjutnya akan turut menentukan kualitas lulusan yang dihasilkan serta pencapaian lulusan yang dihasilkan serta pencapaian keberhasilan sekolah secara keseluruhan (Lamatenggo, 2001:98) .

Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru dalam

pendidikan nasional kita memang tidak secerah di negara-negara maju. Baik institusi maupun isinya masih memerlukan perhatian ekstra pemerintah maupun masyarakat. Dalam pendidikan formal, selain ada kemajemukan peserta, institusi yang cukup mapan, dan kepercayaan masyarakat yang kuat, juga merupakan tempat bertemunya bibit-bibit unggul yang sedang tumbuh dan perlu penyemaian yang baik. Pekerjaan penyemaian yang baik itu adalah pekerjaan seorang guru. Jadi guru memiliki peran utama dalam sistem pendidikan nasional khususnya dan

(38)

Guru

sangat

mungkin

dalam

menjalankan

profesinya

bertentangan dengan hati nuraninya, karena ia paham

bagaimana harus menjalankan profesinya namun karena tidak

sesuai dengan kehendak pemberi petunjuk atau komando maka

cara-cara para guru tidak dapat diwujudkan dalam tindakan

nyata. Guru selalu diinterpensi. Tidak adanya kemandirian atau

otonomi itulah yang mematikan profesi guru dari sebagai

pendidik menjadi pemberi instruksi atau penatar. Bahkan

sebagai penatarpun guru tidak memiliki otonomi sama sekali.

Selain itu, ruang gerak guru selalu dikontrol melalui keharusan

membuat satuan pelajaran (SP). Padahal, seorang guru yang

telah memiliki pengalaman mengajar di atas lima tahun

sebetulnya telah menemukan pola belajarnya sendiri. Dengan

dituntutnya guru setiap kali mengajar membuat SP maka waktu

dan energi guru banyak terbuang. Waktu dan energi yang

terbuang ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan

dirinya.

(39)

• Selain faktor di atas faktor lain yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru disebabkan oleh antara lain; (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada; (2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju; (3) kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.

(40)

KEMAMPUAN DASAR

PEMBELAJARAN

10 KEMAMPUAN DASAR BAGI GURU YANG PROFESIONAL

 

Wacana tentang profesionalitas guru telah banyak

dibahas dalam seminar-seminar ataupun di belakang

meja para birokrat. Hal ini diamini dengan

dikeluarkannya Undang-Undang tentang Guru dan

dosen yang membuat mata para guru berkaca-kaca

(terharu – red).

Bagaimana tidak, Pemerintah menjanjikan tunjangan

dua kali lipat dari gaji pokok bila terkualifikasi dan

tersertifikasi. Yang artinya guru harus memperhatikan

profesinya lebih profesional.

(41)

Kemampuan Dasar Mengajar dirinci sebagai berikut:

1 : Keterampilan Bertanya

2 : Teknik Bertanya

3 : Keterampilan Memberi Penguatan

4 : Keterampilan Mengadakan Variasi

5 : Keterampilan Menjelaskan

6 : Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

7 : Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok

Kecil

8 : Keterampilan Mengelola Kelas

9 : Interaksi Edukatif

10: Penataan Kelas

11: Permasalahan Kelas

(42)

Hakikat Keterampilan Bertanya

• Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan

mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui.

Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya interaksi dikelas yang di dinamis dan multi arah.

• Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan (1) mengembangkan pendekatan CBSA (2) menimbulkan rasa keingintahuan (3) merangsang fungsi berpikir (4) mengembangkan keterampilan berpikir (5)

memfokuskan perhatian siswa (6) menstruktur tugas yang akan diberikan (7) mendiagnosis kesulitan belajar siswa (8)

menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya (9) merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek didik.

(43)

Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut

Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan

mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah.

Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan

cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan (1) mengembangkan pendekatan CBSA (2) menimbulkan rasa keingintahuan (3) merangsang fungsi berpikir (4) mengembangkan keterampilan berpikir (5) memfokuskan perhatian siswa (6) menstruktur tugas yang akan diberikan (7) mendiagnosis kesulitan belajar siswa (8) menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya (9) merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek didik.

Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu

guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa

(44)

TEKNIK BERTANYA

Hakikat Teknik Bertanya

Yang dimaksud dengan teknik bertanya adalah sejumlah

cara yang dapat digunakan oleh kita sebagai guru untuk

mengajukan pertanyaan kepada peserta didiknya dengan

memperhatikan karakteristik dan latar belakang peserta

didik.

Dengan

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

yang

menantang, peserta didik akan terangsang untuk

berimajinasi sehingga dapat mengembangkan

gagasan-gagasan barunya.

(45)

Pertanyaan

Ada 4 jenis pertanyaan yang dapat kita gunakan dalam

melaksanakan tugas pembelajaran

(1)Pertanyaan permintaan

(2)Pertanyaan mengarahkan atau menuntun dan

(3)Pertanyaan yang bersifat menggali serta

(4)Pertanyaan retoris.

Selain itu ada juga pertanyaan inventori yang terdiri dari 3

jenis yaitu (1) pertanyaan yang mengungkap perasaan

dan pikiran (2) pertanyaan yang menggiring siswa

untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan pikiran dan

perbuatan dan (3) pertanyaan yang menggiring peserta

didik

untuk

mengidentifikasi

akibat-akibat

dari

perasaan,

pikiran

dan

perbuatan.

Pertanyaan-pertanyaan berguna untuk memacu gagasan peserta

didik misalnya dalam hal memancing gagasan/ide

(46)

KETERAMPILAN MEMBERI

PENGUATAN

Hakikat dan Manfaat Penguatan

Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat

meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu.

Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat

dilakukan secara verbal dan non verbal. Penguatan verbal

merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan

penguatan non verbal dinyatakan dengan mimik, gerakan tubuh,

pemberian

sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka

pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan

negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan

memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif

merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau

menghapus rangsangan yang tidak meny enangkan.

Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian

dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku,

(47)

Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Memberi Penguatan

Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari penguatan verbal dan penguatan nonverbal. Penguatan verbal adalah pemberian penguatan yang berupa pujian yang dinyatakan dengan ucapan kata atau kalimat, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan bahasa tubuh (body language). Penggunaan kedua bentuk penguatan itu dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau belajar

lebih giat lagi dan lebih bermakna.

Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan iklim kelas yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Penguatan dengan maksud seperti itu terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif berupa pemberian ganjaran untuk merspons perilaku siswa yang sesuai dengan harapan guru sehingga ia tetap merasa senang mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan negatif berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga siswa merasa terbebas dari keadaan

seperti itu.

(48)

KETERAMPILAN MENGADAKAN

VARIASI

Hakikat dan Manfaat Variasi Dalam kegiatan

pembelajaran

(49)

Komponen dan Prinip-prinsip

Keterampilan Mengadakan Variasi

Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok

pokok, yaitu variasi gaya mengajar, variasi pengalihan

penggunaan indra, dan variasi pola interaksi. Variasi gaya

mengajar meliputi suara jeda, pemusatan, gerak dan kontak

pandang. Variasi pengalihan penggunaan indra dapat dilakukan

dengan pemanipulasian indra pendengar, penglihatan, pencium,

peraba dan perasa. Komponen variasi ini erat kaitannya dengan

variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Variasi

pola interaksi mencakup pola hubungan guru dan siswa.

(50)

KETERAMPILAN

MENJELASKAN

Pengertian Menjelaskan

Pengertian menjelaskan dalam kaitannya dengan kegiatan

pembelajaran mengacu kepada perbuatan mengorganisasikan

materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana dan

sistematis sehingga dalam penyajiannya siswa dengan mudah

dapat memahaminya.

Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan bagi guru

adalah dengan penguasaan ini memungkinkan guru dapat

meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian

penjelasannya, mengestimasi tingkat pemahaman siswa,

membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya, serta

mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar.

Kegiatan menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan

untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum,

prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing siswa

memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan siswa,

memberi siswa kesempatan untuk menghayati proses penalaran

(51)

Komponen-komponen dan

Prinsip-Prinsip Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan merencanakan penjelasan mencakup (a) isi

pesan yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai

dengan contoh-contoh dan (b) hal-hal yang berkaitan

dengan siswa.

Keterampilan menyajikan penjelasan mencakup (a)

kejelasan, (b) penggunaan contoh dan ilustrasi yang

mengikuti pola induktif dan deduktif (c) pemberian tekanan

pada bagian-bagian yang penting, serta (d) balikan.

Penyajian penjelasan harus didasari prinsip-prinsip (a)

adanya relevansi antara penjelasan dengan tujuan

(52)

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP

PELAJARAN

Hakikat serta Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan prakondisi agar mental dan perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran yang akan dipelajari mereka. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal pelajaran saja melainkan juga pada

awal setiap penggal kegiatan, misalnya, pada saat memulai kegiatan tanya jawab, mengenalkan konsep baru, memulai kegiatan diskusi, mengawali pengerjaan

tugas, dan lain-lainnya.

Kegiatan membuka pelajaran dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa agar ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.

Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk

menyimpulkan atau mengakhiri kegiatan inti. Menutup pelajaran juga dapat dilakukan pada akhir setiap penggal kegiatan, misalnya mengakhiri kegiatan diskusi, tanya jawab, menindaklanjuti pekerjaan rumah yang telah dikerjakan siswa dan lain-lainnya.

Kegiatan menutup pelajaran dilakukan dengan maksud untuk memusatkan

perhatian siswa pada akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran, misalnya merangkum atau membuat garis besar materi yang baru saja dibahas,

(53)

Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan

Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran bukanlah

kegiatan mengabsen siswa, atau meminta siswa

berdoa tetapi kegiatan menyiapkan mental

siswa untuk menerima pelajaran.

Komponen-komponen menutup pelajaran terdiri

dari (1) meninjau kembali, (2) mengadakan

evaluasi penguasaan siswa dan (3) memberikan

tindak lanjut.

Penerapan

keterampilan

membuka

dan

menutup pelajaran harus berdasarkan prinsip

(54)

KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK

KECIL

Hakikat dan Manfaat Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu

format pembelajaran yang mempunyai ciri-ciri :

(1) melibatkan 3 - 9 orang siswa setiap

kelompoknya, (2) mempunyai tujuan yang

mengikat, (3) berlangsung dalam interaksi tatap

muka yang informal, dan (4) berlangsung

menurut proses yang sistematis.

Diskusi kelompok kecil bermanfaat bagi siswa

untuk (1) mengembangkan kemampuan berpikir

dan berkomunikasi (2) meningkatkan disiplin, (3)

meningkatkan

motivasi

belajar,

(4)

mengembangkan sikap saling membantu, dan (5)

(55)

Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil mencakup

(1)memusatkan perhatian siswa, (2)memperjelas pendapat siswa, (3)menganalisis pandangan siswa, (4)meningkatkan kontribusi siswa,

(5)mendistribusikan pandangan siswa, dan (6)menutup diskusi.

(56)

KETERAMPILAN

MENGELOLA KELAS

Hakikat Pengelolaan Kelas

1. Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan, mengulang atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, dengan hubungan-hubungan inter personal dan iklim sosio emosional yang positif serta mengembangkan dan mempermudah organisasi kelas yang efektif.

2. Tujuan guru mengelola kelas adalah agar semua siswa yang ada di dalam kelas dapat belajar dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar. 3. Secara garis besar terdapat 2 komponen utama dalam pengelolaan kelas yaitu:

a. Keterampilan yang berhubungan dengan tindakan preventif berupa penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar dan

b. Keterampilan yang berkembang dengan tindakan kuratif berupa pengembalian kondisi belajar yang optimal.

4. Ada 6 prinsip yang perlu di pelajari dan dikuasai oleh guru dalam mengelola kelas. Prinsip-prinsip ini tidak bisa digunakan satu persatu saja tetapi harus bervariasi artinya lebih dari satu prinsip. Hal-hal yang harus di perhatikanan guru dalam

(57)

Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas

1.

Peranan guru dalam pengelolaan kelas adalah (a) memelihara

lingkungan fisik kelas (b) mengarahkan/membimbing proses

intelektual dan sosial siswa di dalam kelas dan (c) mampu

memimpin kegiatan pembelajaran yang efisien dan efektif.

- Sedangkan tugas-tugas guru dalam mengelola kelas adalah (a)

sebagai manajer (b) sebagai pendidik dan (c) sebagai pengajar.

2. Dalam mengelola kelas sering ditemui kendala-kendala yang

dapat menghambat terjadinya proses pembelajaran yang

efisiendan efektif. Kendala ini bisa datang dari guru, bisa juga dari

siswa dan bisa juga dari faktor lingkungan.

3. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif selain

menerapkan prinsip-prinsip pengelola juga kiat-kiat untuk

mengatasi kendala tersebut yaitu (a) guru tidak boleh campur

tangan yang berlebihan terhadap siswa (b) guru jangan sampai

kehilangan konsentrasi yang dapat menimbulkan kesenyapan

atau pembicaraan terhenti dengan tiba-tiba. (c) hindari ketidak

tepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan artinya guru

harus tepat waktu (d) guru harus dapat mengelola waktu, baru hal

ini dapat menimbulkan penyimpangan yang berkaitan dengan

disiplin diri siswa dan (e) berilah penjelasan yang jelas,

sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele atau

mengulang-ulang penjelasan karena dapat menimbulkan

(58)

INTERAKSI EDUKATIF

Hakikat Interaksi Edukatif

1. Interaksi dalam proses pembelajaran

merupakan kata kunci menuju keberhasilan

suatu proses pembelajaran.

2. Ada 2 (dua) bentuk komunikasi agar tercipta

interaksi antara guru dan siswa dalam proses

pembelajaran yaitu (1) komunikasi verbal dan

(2) komunikasi non verbal.

(59)

Pola Interaksi

1.Ada 3 bentuk utama pola interaksi yaitu terjadi

dalam proses pembelajaran yaitu (a) klasikal,

(b) kelompok dan (c) individu.

2.Pola interaksi yang diterapkan oleh guru di

kelas sangat menentukan/dapat meningkatkan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Selain itu keaktifan siswa menurut Ausebel

ditentukan oleh kebermaknaan isi/materi serta

proses pembelajaran dan modus kegiatan

pembelajaran tersebut.

(60)

PENATAAN KELAS

Hakikat Penataan Kelas

1.Pengaturan dan penataan kelas mencakup:

(a)pengaturan siswa, (b) lingkungan fisik dan

(c)penggunaan ruangan, serta (d) pemanfaatan

sumber belajar yang berasal dari lingkungan

karena itus setiap guru dituntut untuk tampil

dan kreatif serta peka terhadap suasana

kelasnya

(61)

Ruang Kelas

1. Ruang kelas adalah kondisi fisik kelas yang akan digunakan oleh

guru bersama dengan siswanya dalam aktifitas pembelajaran.

2. Ciri-ciri produktif

a. memungkinkan terjadinya interaksi yang dinamis antara guru

dan siswa serta antara siswa sendiri.

b. tugas-tugas siswa dapat diselesaikan tepat pada waktunya

c. sportifitas, kreatifitas dan antusias siswa yang tinggi dapat

terjaga dengan baik.

d. memungkinkan terjadinya kerjasama yang solid antara siswa

maupun dengan gurunya.

e. kesadaran yang tinggi untuk berdisiplin

f. dapat meminimalisasi masalah atau hambatan dalam

pengelolaan kelas.

g. dapat mencapai hasil yang optimal. 

(62)

PERMASALAHAN KELOMPOK: DISIPLIN, HUKUMAN DAN

MOTIVASI

Disiplin

Ada permasalahan utama yang harus diperhatikan guru dalam sistem pembelajaran kelompok yaitu (1) disiplin (2) hukuman dan (3) motivasi. Penerapan disiplin di kelas/sekolah untuk membekali anak dengan batasan-batasan yang berlaku di lingkungan sosial di mana ia berada. Setiap guru harus menguasai benar masalah disiplin ini mulai dari bentuknya, taraf perkembangannya, komponen utamanya, jenis-jenis masalah displin di kelas serta pembinaan disipilin terhadap siswanya di kelas.

Hukuman dan Motivasi

1. Makna sesungguhnya dari hukuman adalah dihukum karena telah melakukan kesalahan. Pemberian hukum ini dapat dipandang sebagai menghentikan perilaku anak yang tidak baik dan pemberian hukuman ini menimbulkan dampak yang tidak baik antara guru dan siswa.

2. Agar pemberian hukum efektif maka harus dikaitkan dengan pemberian kegiatan baik penguatan positif maupun negatif.

3. Motivasi merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan siswa dalam belajar dan secara otomatis juga menunjang keberhasilan guru dalam mengelola proses pembelajaran, karena itu setiap guru perlu mengenal setiap siswanya dengan baik agar dapat dengan tepat memberikan perlakuan kepada setiap siswa.

(63)

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN

PERORANGAN

Hakikat Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan

- Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.

(64)

Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari: 1. keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara:

   a. menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa,

   b. mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,    c. merespon secara positif pendapat siswa,

   d. membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,    e. menunjukkan kesiapan untuk membantu,

   f. menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta

   g. berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya. 

2. keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:

   a. memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,

   b. memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,

   c. membentuk kelompok yang tepat,    d. mengkoordinasikan kegiatan,

(65)

3. keterampilan membimbing dan memberi

kemudahan belajar, yang ditampilkan dengan

cara:

   a. memberi penguatan secara tepat,

   b. melaksanakan supervisi proses awal,

   c. melaksanakan supervisi proses lanjut,

serta

   d. melaksanakan supervisi pemaduan. 

4. keterampilan merancang dan melaksanakan

kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan

dengan cara:

   a. membantu siswa menetapkan tujuan

belajar,

   b. merancang kegiatan belajar,

   c. bertindak sebagai penasihat siswa, serta

   d. membantu siswa menilai kemajuan

(66)

STANDAR KOMPETENSI GURU STANDAR KOMPETENSI GURU

SERI MATERI PEMBEKALAN

PENGAJARAN MIKRO 2008

UU No. 14/2005 (UUGD)

– K ompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.

– Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh

tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

GURU SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL

– berarti

– Pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan pendidikan tertentu

Syarat menjadi GURU

Guru wajib memiliki:

– Kualifikasi akademik

– Kompetensi

– Sertifikat pendidik

– Sehat jasmani & rohani

(67)

Kompetensi Guru sebagai Agen Pembelajaran

– Kompetensi Pedagogik

– Kompetensi Kepribadian

– Kompetensi Sosial

– Kompetensi Profesional

Kompetensi Pedagogik

– Pemahaman wawasana atau landasan kependidikan

– Pemahaman terhadap peserta didik

– Pengembangan kurikulum/silabus

– Perancangan pembelajaran

– Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

– Pemanfaatan teknologi pembelajaran

– Evaluasi hasil belajar

– Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

Kompetensi Kepribadian

– Mantap

– Berakhlak mulia

– Arif dan bijaksana

– Berwibawa

– Stabil

– Dewasa

– Jujur

– Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat

– Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri

(68)

• Kompetensi Sosial

– Berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat

– Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

– Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik

– Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku

– Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan

• Kompetensi Profesional

– penguasaan:Kemampuan guru dalam pengetahuan isi (content knowledge)

• Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang diampu

(69)

Kompetensi Sosial

Berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat

Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional

Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik,

tenaga

kependidikan,

pimpinan

satuan

pendidikan, orang tua/wali peserta didik

Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku

Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan

semangat kebersamaan

Kompetensi Profesional

penguasaan:Kemampuan guru dalam pengetahuan isi

(content knowledge)

Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai

standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran,

atau kelompok mata pelajaran yang diampu

Konsep-konsep

dan

metode

disiplin

keilmuan,

teknologi, atau seni yang relevan, yang secara

konseptual menaungi atau koheren dengan program

satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok

mata pelajaran yang diampu

(70)

Daftar Pustaka

1. Pah. D.N (1984) Keterampilan Memberi Penguatan. Jakarta:

2. S.C. Utami Munandar (1987) Mengembangkan Bakat dan

Keterampilan Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia

3. La Sulo, S.L., dkk. 1980. Microteaching. Jakarta: P3G.

4. Winataputra, H. Udin S., dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Universitas Terbuka

5. Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi Th. 1994. Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka

6. Wardani, I.G.A.K. 1996. Program Pengalaman Lapangan (PPL).

Jakarta: Universitas Terbuka.

7. Joni, T. Raka. 1980. Cara Belajar Siswa Aktif: Implikasinya

terhadap Sistem Pengajaran. Jakarta: P3G.

8. Natawidjaja, Rochman (ed.) 1982/1983. Pembaharuan dalam

Metode Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.

(71)

10.

Mary Underwood (1998) Pengelolaan Kelas yang Efektif. Suatu

pendekatan praktis (terjemahan : Sosi Purwoko) Jakarta : Aican

11. Bella J.J (1982) Keterampilan Mengelola Kelas. Jakarta. Tim

Pengembangan PPL P3G Depdikbud

12. Pengelolaan Kelas yang Efektif. Suatu Pendekatan Praktis

(terjemahan Susi Purwoko) Jakarta : Arean.

13. Bolla Jl dan Pah DN (1984) Keterampilan Bertanya Dasar dan

Lanjut. Jakarta : P2LPTK Ditjen Dikti Depdiknas. 

14. Suharsimi Arikunto (1986) Pengelolaan Kelas dan Siswa. Sebuah

pendekatan edukatif.

15. SC Utami Munandar (1987) Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas

Anak Sekolah. Jakarta : Gramedia.

16. Charles Schasfer, 1986, Mendidik dan Mendisiplinkan Anak,

Jakarta: Tulus Jaya.

17. Memupuk Disiplin dan Kreativitas. Buletin anak edisi No. 30 tahun

VIII Juni 1998.

18. Benyamin Steoch, 1990, Membina Watak Anak, Jakarta: Gunung

Jati.

19. Mendididk Anak dengan Berhasil, 1995, HAWK; Jakarta: Archen.

20. Djalil, Aria, dkk. l997. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta:

Universitas Terbuka.

21. Natawidjaja, Rochman (Ed.). 1982/1983. Pembaharuan dalam

Metode Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Referensi

Dokumen terkait

Pengantar Sistem Basis Data Pemrograman WEB Bahasa Pemrograman Dasar Implementasi Pemrograman Berorientasi Obyek Pemrograman Visual 4 Proyek Aplikasi Sistem Informasi Metodologi

[r]

Karakterisasi difraksi sinar-X menunjukkan bahwa substrat gelas LiPO 3 bersifat amorf, sedangkan pada bahan (AgI) 0,33 (LiI) 0,33 (LiPO 3 ) 0,34 (LIXY 33,33) terdapat presipitat

Di dalam artikelnya tentang film Casablanca , Umberto Eco berpendapat bahwa untuk dapat dipuja sebuah film haruslah, pertama, benar-benar menampilkan dunia yang lengkap

Sebagai akibat hukumnya sanksi-nya bila pelaku usaha tetap mencantumkan klausula eksonerasi dalam karcis parkir yang mereka buat, maka Pasal 18 ayat 3 menetapkan, “Setiap klausula

Sutami Surakarta ( Black Spot ) yaitu pada Lengkung Horizontal 2 Dengan Nilai EAN lebih besar dari nilai EANc yaitu 61 > 43,95. b) Dari analisis regresi linier Hubungan

Dari hasil validasi angket tersebut, untuk validasi angket ahli materi, media, tanggapan guru dan respon siswa diperoleh persentase sebesar 80% dengan kategori

perkembangan kognisi, kondisi afeksi (emosi, motif, minat dan sikap), faktor eksternal meliputi pengalaman dan pengetahuan, pendidikan, dan lingkungan, dan faktor