• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permen PU Nomor 14 Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Permen PU Nomor 14 Tahun 2013"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 

Nomor 14/PRT/M/2013 

Tentang 

Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011   Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan  

Jasa Konsultansi  

(2)

Latar Belakang dan Perubahan/Penambahan Definisi 

Latar Belakang 

Diterbitkannya  Perpres  Nomor  70  Tahun  2012  tentang  Perubahan  Kedua  atas  Perpres  Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 

Definisi 

1. Menyesuaikan  pengerGan  ULP  sesuai  dengan  Perpres  70/2012,  yaitu  dibentuk  oleh  Menteri/Pimpinan  Lembaga/Kepala  Daerah/Pimpinan  InsGtusi  dan  bersifat  permanen atau melekat pada unit yang sudah ada (Pasal 1 angka 6) 

2. Menambahkan  pengerGan  Pokja  ULP  dan  penegasan  bahwa  Anggota  Pokja  ULP  terlebih dahulu ditetapkan oleh PA/KPA/Kepala Daerah (Pasal 1 angka 6a) 

3. Menegaskan  bahwa  pejabat  pengadaan  berfungsi  untuk  melaksanakan  pengadaan  langsung (Pasal 1 angka 7) 

4. Menegaskan  pengerGan  pekerjaan  konstruksi  terintegrasi  yang  merupakan  pekerjaan yang menggabungkan pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan  konstruksi  dan/atau  pengadaan  barang  konstruksi  dan/atau  pengoperasian  dan  layanan pemeliharaan (Pasal 1 angka 12a) 

5. Menambahkan  pengerGan  mata  pembayaran  utama  yang  merupakan  mata  pembayaran  yang  pokok  dan  penGng  yang  nilai  bobot  kumulaGfnya  minimal  80%  (delapan  puluh  per  seratus)  dari  seluruh  nilai  pekerjaan,  dihitung  mulai  dari  mata  pembayaran yang nilai bobotnya terbesar. (Pasal 1 angka 12b) 

(3)

Pemilihan Penyedia secara Elektronik (Pasal 3a) 

 

1.

Pelaksanaan  pemilihan  Penyedia  Barang/Jasa  di 

l i n g k u n g a n  K e m e n t e r i a n  P e k e r j a a n  U m u m 

dilaksanakan secara full e‐ procurement 

 

2.

Khusus untuk Papua dan Papua Barat, kewajiban full 

e‐proc hanya di Ibukota Provinsi 

 

(4)

Usaha Kecil dan Penyedia Perorangan (Pasal 4a) 

 

1.

Nilai  paket  pekerjaan  konstruksi  sampai  dengan  Rp 

2.500.000.000,00  (dua  miliar  lima  ratus  juta  rupiah), 

diperuntukkan bagi usaha kecil, kecuali untuk paket pekerjaan 

yang menuntut  kompetensi  teknis  yang Gdak  dapat  dipenuhi 

oleh usaha kecil. 

 

2.

Nilai  paket  pekerjaan 

Jasa  Konsultansi

  sampai  dengan  Rp 

750.000.000,00  (tujuh  ratus  lima  puluh  juta  rupiah) 

diperuntukkan bagi usaha kecil 

 

(5)

Penerbit Jaminan (Pasal 4b) 

 

1.

Paket  pekerjaan  konstruksi 

≤  Rp  2,5  Miliar

  dan  jasa 

konsultansi 

≤ Rp 750 juta

 menggunakan surat jaminan → 

Bank  Umum/Perusahaan  Penjaminan/Perusahaan 

Asuransi  ,  bersifat  mudah  dicairkan  dan 

Pdak  bersyarat 

(uncondiPonal) dengan substansi sesuai yang tercantum 

dalam dokumen pengadaan.  

 

2.

Paket  pekerjaan  konstruksi 

>  Rp  2,5  Miliar

  dan 

jasa 

konsultansi > Rp 750 juta

 menggunakan surat jaminan → 

(6)

Pengadaan di Papua dan Papua Barat (Pasal 4c) 

 

1. Paket pengadaan pekerjaan konstruksi  Rp 500 Juta dapat dilaksanakan dengan  mekanisme pengadaan langsung untuk Papua dan Papua Barat 

2. Paket  pengadaan  pekerjaan  konstruksi  Rp  1  M  dapat  dilaksanakan  dengan  mekanisme  pengadaan  langsung  untuk  Kabupaten  Nduga,  Kabupaten  Yahukimo, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Puncak,  Kabupaten  Tolikora,  Kabupaten  Memberamo  Tengah,  Kabupaten  Yalimo,  Kabupaten  Pegunungan  Bintang,  Kabupaten  Deiyai,  Kabupaten  Dogiyai,  Kabupaten Paniai, Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten Lani Jaya  

3. Pengusaha  lokal  yang  mengikuG  pengadaan  langsung  Gdak  diwajibkan  memiliki  pengalaman sebagai penyedia barang/jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun  terakhir.  

4. Paket  pengadaan  pekerjaan  konstruksi    Rp  5  M  harus  bermitra  dengan  pengusaha lokal melalui kerjasama operasi/kemitraan dan pengusaha lokal Gdak  diwajibkan memiliki kemampuan dasar. 

(7)

Pekerjaan Konstruksi yang Kompleks (Pasal 6a) 

 

 

(8)

Evaluasi Harga Penawaran (Pasal 6c) 

 

1.

Evaluasi dokumen 

penawaran harus berdasarkan pada pedoman 

evaluasi penawaran

 dan ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan 

2.

Pada  pengadaan  Pekerjaan  Konstruksi,  untuk  harga  penawaran 

yang  nilainya  di  bawah  80%  (delapan  puluh  perseratus)  HPS, 

wajib dilakukan evaluasi kewajaran harga 

3.

Apabila total harga penawaran yang diusulkan lebih kecil dari hasil 

evaluasi  sebagaimana  dimaksud,  maka  harga  penawaran 

dinyatakan Pdak wajar dan gugur harga

.  

4.

Apabila  total  harga  penawaran  lebih  besar  dari  hasil  evaluasi 

(9)
(10)
(11)

Tahapan Evaluasi Harga Penawaran 

 

1.

Penyedia  jasa  diminta  menjelaskan  terhadap  kuanGtas/koefisien  yang 

dimasukkan dalam analisa harga satuan. 

2.

Apabila pada penjelasannya sudah diyakini dapat memenuhi persyaratan 

dan  dapat  memenuhi  spesifikasi  teknis,  maka  kuanGtas/koefisien 

tersebut dapat digunakan. 

3.

Jika  Gdak  dapat  diterima,  maka  Pokja  dan  penyedia  jasa  menelaah 

kuanGtas/koefisien  agar  dapat  diyakini  bersama  dapat  memenuhi 

persyaratan dan dapat memenuhi spesifikasi teknis. KuanGtas/koefisien 

yang diperoleh menjadi kuanGtas/koefisien hasil klarifikasi 

4.

Penyedia  jasa  harus  dapat  membukGkan  harga  satuan  dasar  upah, 

bahan  dan  peralatan  yang  ditawarkan,  dengan  melampirkan  data‐data 

sebagai pembukGan. Hal ini dilakukan agar dapat meyakini bahwa harga 

satuan dasar tersebut dapat direalisasikan. 

5.

Jika  penyedia  jasa  Gdak  dapat  membukGkan,  maka  dicari  harga  satuan 

(12)

Tahapan Evaluasi Harga Penawaran 

 

6. Dari angka 1 dan 2 diatas diperoleh kuanGtas/koefisien dan harga satuan dasar  hasil  klarifikasi  selanjutnya  dapat  dihitung  harga  satuan  hasil  klarifikasi  untuk  seGap mata pembayaran utama Gdak perlu dihitung dengan keuntungannya.  7. Kemudian  dihitung  untuk  seGap  harga  satuan  penawaran  yang  bukan  Mata 

Pembayaran  Utama  dengan  mengurangi  biaya  keuntungan,  sehingga  diperoleh  harga  satuan  penawaran  yang  bukan  Mata  Pembayaran  Utama  tanpa  keuntungan. 

8. Harga  yang  diperoleh  pada  angka  5,  6  dan  7,  dimasukkan  dalam  tabel  Da^ar  KuanGtas  dan  Harga  hasil  klarifikasi  sehingga  didapat  total  harga  sebenarnya  tanpa keuntungan yang wajar/rill dapat dilaksanakan. 

9. Bandingkanlah  total  harga  pada  da^ar  kuanGtas  dan  harga  hasil  klarifikasi  dengan total harga penawaran tanpa PPn. 

(13)

Peralatan dan Personil Yang Sama (Pasal 6d) 

 

1. Dalam  hal  Penyedia  mengikuG  beberapa  paket  pekerjaan  konstruksi  dalam  waktu  bersamaan  dengan  menawarkan peralatan  yang  sama untuk  beberapa  paket  yang  diikuG  dan  dalam  evaluasi  memenuhi  persyaratan  pada  masing‐ masing paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada  1  (satu)  paket  pekerjaan dengan  cara  melakukan  klarifikasi  untuk  menentukan  peralatan tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya  dinyatakan peralatan Gdak ada dan dinyatakan gugur. 

2. Ketentuan  hanya  dapat  ditetapkan  sebagai  pemenang  pada  1  (satu)  paket  pekerjaan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1),  dapat  dikecualikan  dengan  syarat  kapasitas  dan  produkGfitas  peralatan  secara  teknis  dapat  menyelesaikan  pekerjaan lebih dari 1 (satu) paket. 

3. Dalam  hal  Penyedia  mengikuG  beberapa  paket pekerjaan  konstruksi  atau  jasa  konsultansi  dalam  waktu  bersamaan  dengan  menawarkan personil  yang  sama 

(14)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja – K3 (Pasal 6e) 

 

1.

IdenGfikasi bahaya dan Gngkat risiko K3 pada pekerjaan 

yang  dapat  Gmbul  dalam  pelaksanaan 

harus 

dicantumkan  dalam  dokumen  pengadaan 

pekerjaan 

konstruksi. 

2.

Evaluasi  teknis  Rencana  Keselamatan  dan  Kesehatan 

Kerja Konstruksi (RK3K) dilakukan terhadap 

sasaran dan 

(15)

Sanggahan Banding untuk Evaluasi Ulang (Pasal 6f) 

 

1.

Dalam  hal  jawaban  sanggahan  banding  menyatakan 

pelelangan/seleksi  gagal  dan  harus  dilakukan  evaluasi 

ulang,  maka 

Pdak  ada  sanggahan  dan  sanggahan 

banding terhadap hasil evaluasi ulang

(16)

Keterlambatan pada Akhir Tahun Anggaran (Pasal 8b) 

 

1.

Dalam  hal  terjadi  keterlambatan  dan  akan  melampaui  tahun 

anggaran  berjalan  akibat  kesalahan  Penyedia  Pekerjaan 

Konstruksi,  sebelum  dilakukan  pemutusan  kontrak  Penyedia 

Pekerjaan  Konstruksi 

dapat  diberi  kesempatan 

menyelesaikan 

pekerjaan  sampai  dengan  50  (lima  puluh)  hari  kalender  sejak 

masa  berakhirnya  pelaksanaan  pekerjaan  dengan  diberlakukan 

denda sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai 

bagian Kontrak untuk seGap hari keterlambatan. 

2.

Dalam  hal  penyelesaian  pekerjaan  akibat  keterlambatan 

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melampaui tahun anggaran 

berjalan, 

diterbitkan  adendum  untuk  mencantumkan  sumber 

dana  tahun  anggaran  berikutnya 

atas  sisa  pekerjaan  yang  akan 

diselesaikan  dan 

memperpanjang  masa  berlaku  jaminan 

(17)

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN DIRECT INSTRUCTION MODEL DALAM PENINGKATAN PEMBUATAN DESAIN MOTIF SABLON PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Java adalah salah satu bahasa pemrograman yang bersifat open source yang merupakan produk dari.. Sun Microsystem dan sekarang di pegang

[r]

Kelompok Kerja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Tabanan akan melaksanakan Lelang Sederhana dengan Pasca Kualifikasi untuk paket pekerjaan

Kabupaten Pasir yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Perpanjangan Pembentukan Daerah

kolaborasi diantara Kerajaan Franka dengan Kekhalifahan Abbasiyah dalam. upaya menghadapi Kekaisaran Byzantium dan Kekhalifahan Umayyah II,

Beberapa hal yang mendasar dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut adalah adanya aturan yang lebih jelas mengenai perubahan struktur pendapatan Daerah, penyesuaian

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan neural network sangat baik digunakan dalam sistem pendeteksian dini krisis keuangan di Indonesia dengan nilai QPS