• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Perundangan SUNGAI PP NO 35 TH 1991

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peraturan Perundangan SUNGAI PP NO 35 TH 1991"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 3 5 TAHUN 1 9 9 1 TENTANG

SUNGAI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sungai sebagai sumber air sangat pent ing f ungsinya dal am pemenuhan kebut uhan masyarakat dan meningkat kan pembangunan nasional ;

b. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut dan sebagai pel aksanaan ket ent uan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan, dal am rangka pemanf aat an dan pel est arian sungai dipandang perl u mel akukan pengat uran mengenai sungai yang mel iput i perl indungan, pengembangan, penggunaan dan pengendal ian sungai dengan Perat uran Pemerint ah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Pemerint ahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046);

4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pengel ol aan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);

(2)

6. Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendal ian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409);

MEMUTUSKAN:

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG SUNGAI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Pert ama

Pengert ian

Pasal 1

Dal am Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:

1. Sungai adal ah t empat -t empat dan wadah-wadah sert a j aringan pengal iran air mul ai dari mat a air sampai muara dengan dibat asi kanan dan kirinya sert a sepanj ang pengal irannya ol eh garis sempadan.

2. Danau adal ah bagian dari sungai yang l ebar dan kedal amannya secara al amiah j auh mel ebihi ruas-ruas l ain dari sungai yang bersangkut an.

(3)

4. Wil ayah sungai adal ah kesat uan wil ayah t at a pengairan sebagai hasil pengembangan sat u at au l ebih daerah pengal iran sungai.

5. Bant aran sungai adal ah l ahan pada kedua sisi sepanj ang pal ung sungai dihit ung dari t epi sampai dengan kaki t anggul sebel ah dal am.

6. Bangunan sungai adal ah bangunan yang berf ungsi unt uk perundungan, pengembangan, penggunaan dan pengendal ian sungai.

7. Garis sempadan sungai adal ah garis bat as l uar pengamanan sungai.

8. Pemerint ah Daerah adal ah Pemerint ah Daerah Tingkat I.

9. Badan usaha mil ik Negara adal ah badan usaha mil ik Negara yang dibent uk unt uk mel akukan pembinaan, pengusahaan, ekspl oit asi dan pemel iharaan sungai sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

10. Pej abat yang berwenang adal ah Ment eri at au pej abat yang dit unj uk.

11. Ment eri adal ah Ment eri yang bert anggung j awab dal am bidang Pengairan.

Bagian Kedua

Lingkup Pengat uran

Pasal 2

(4)

pengendal ian sungai t ermasuk danau dan waduk.

BAB II

PENGUASAAN SUNGAI

Pasal 3

(1) Sungai dikuasai ol eh Negara, yang pel aksanaannya dil akukan ol eh Pemerint ah.

(2) Pel aksanaan wewenang dan t anggung j awab penguasaan sungai sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dil akukan Ment eri.

Pasal 4

Dal am rangka pel aksanaan wewenang dan t anggung j awab penguasaan sungai sebagaimana dimaksud dal am Pasal 3, Ment eri menet apkan :

a. garis sempadan sungai.

b. pengat uran daerah diant ara dua garis sempadan sungai yang dit et apkan sebagai daerah manf aat sungai dan daerah penguasaan sungai.

c. pengat uran bekas sungai.

Pasal 5

(1) Garis sempadan sungai bert anggul dit et apkan dengan bat as l ebar sekurang-kurangnya 5 (l ima) met er di sebel ah l uar sepanj ang kaki t anggul .

(5)

berwenang.

(3) Garis sempadan sungai yang bert anggul dan t idak bert anggul yang berada di wil ayah perkot aan dan sepanj ang j al an dit et apkan t ersendiri ol eh Pej abat yang berwenang.

Pasal 6

(1) Pengel ol aan l ahan pada daerah manf aat sungai dil akukan Ment eri.

(2) Pemanf aat an l ahan pada daer ah manf aat sungai dan daerah penguasaan sungai dil akukan berdasarkan ket ent uan yang dit et apkan Ment eri.

(3) Pemanf aat an l ahan pada bekas sungai diat ur l ebih l anj ut ol eh Ment eri.

BAB III

FUNGSI SUNGAI

Pasal 7

(1) Sungai sebagai sumber air merupakan sal ah sat u sumber daya al am yang mempunyai f ungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia.

(6)

BAB IV

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN

Pasal 8

Wewenang dan t anggung j awab pembinaan sungai ada pada Pemerint ah yang pel aksanaannya dil akukan ol eh Ment eri,

Pasal 9

(1) Wewenang dan t anggung j awab pembinaan sungai sebagaimana dimaksud dal am Pasal 8 dapat dil impahkan kepada badan usaha mil ik Negara.

(2) Pel impahan wewenang dan t anggungj awab sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) t idak mel epaskan t anggung j awab Ment eri dal am pembinaan sungai.

Pasal 10

(7)

BAB V

PERENCANAAN SUNGAI

Pasal 11

(1) Perencanaan dal am rangka pel aksanaan pembinaan sungai disel enggarakan ol eh Ment eri berdasarkan kesat uan wil ayah sungai.

(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), mel iput i kegiat an :

a. invent arisasi dan regist rasi sungai, bangunan-bangunan sungai dan bangunan l ain yang berada di sungai;

b. invent arisasi pot ensi dan sif at -sif at sungai;

c. pengamat an dan eval uasi t erhadap banj ir, neraca air dan mut u air;

d. penet apan rencana pembinaan sungai dan penet apan pedoman pel aksanaan pembinaan sungai;

e. koordinasi at as rencana yang dibuat ol eh pihak yang berkepent ingan dal am rangka pengembangan dan penggunaan sungai.

(8)

BAB VI

PEMBANGUNAN BANGUNAN SUNGAI

Pasal 12

(1) Pembangunan bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan kesel amat an umum disel enggarakan ol eh Pemerint ah at au badan usaha mil ik Negara.

(2) Pembangunan bangunan sungai sel ain unt uk t uj uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), dapat dil akukan ol eh badan hukum, badan sosial at au perorangan set el ah memperol eh ij in dari Pej abat yang berwenang.

(3) Pembangunan bangunan sungai dil akukan berdasarkan st andar konst ruksi bangunan yang dit et apkan ol eh Ment eri.

BAB VII

EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN SUNGAI DAN BANGUNAN SUNGAI

Pasal 13

(1) Ekspl oit asi dan pemel iharaan sungai dan bangunan sungai mel iput i perencanaan, pel aksanaan, pengamat an dan eval uasi.

(2) Pel aksanaan ekspl oit asi dan pemel iharaan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan kesel amat an umum dal am rangka pembinaan sungai dil akukan ol eh Pemerint ah at au badan usaha mil ik Negara.

(9)

dal am ayat (1) yang pembangunannya dil akukan ol eh badan hukum, badan sosial at au perorangan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 12 ayat (2), dil akukan ol eh yang bersangkut an.

BAB VIII

PENGUSAHAAN SUNGAI DAN BANGUNAN SUNGAI

Pasal 14

(1) Pengusahaan sungai dan/ at au bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan masyarakat dil aksanakan ol eh Pemerint ah.

(2) Pel aksanaan pengusahaan sungai dan/ at au bangunan sungai sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dil akukan ol eh badan usaha mil ik Negara.

(10)

BAB IX

PEMBANGUNAN, PENGELOLAAN DAN PENGAMANAN WADUK

Bagian Pert ama

Pembangunan

Pasal 15

(1) Pembangunan waduk dil akukan sesuai dengan rencana pembinaan sungai sebagaimana dimaksud dal am Pasal 11.

(2) Pembangunan waduk yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan kesel amat an umum disel enggarakan ol eh Pemerint ah at au badan usaha mil ik Negara.

(3) Pembangunan waduk yang dil akukan ol eh badan hukum, badan sosial , at au perorangan harus t erl ebih dahul u mendapat ij in penggunaan air dan/ at au sumber air dari Pej abat yang berwenang dan dil aksanakan berdasar pada rencana t eknis yang t el ah disahkan ol eh Ment eri.

(4) Penggunaan l ahan yang diperl ukan unt uk membangun waduk harus disel esaikan menurut t at a cara yang dit et apkan perat uran perundang-undangan yang berl aku.

(11)

Bagian Kedua

Pengel ol aan

Pasal 16

(1) Pengel ol aan waduk merupakan kegiat an yang t erdiri dari ekspl oit asi dan pemel iharaan waduk.

(2) Ekspl oit asi dan pemel iharaan waduk merupakan kegiat an yang dil akukan unt uk menj aga kel angsungan f ungsi waduk sesuai dengan t uj uan pembangunannya.

(3) Ekspl oit asi dan pemel iharaan waduk mel iput i kegiat an-kegiat an :

a. pemant auan muka air waduk,

b. pengat uran penggunaan waduk unt uk masing-masing kebut uhan;

c. pengat uran pemel iharaan bendungan;

d. pengat uran sist em pel aporan, eval uasi dan gawar banj ir.

(12)

Bagian Ket iga

Pengamanan

Pasal 17

(1) Pengamanan waduk merupakan t indakan-t indakan yang dil akukan unt uk mencegah t erj adinya hal -hal yang membahayakan waduk dan l ingkungannya.

(2) Pengamanan waduk mel iput i kegiat an-kegiat an :

a. pengamanan daerah sabuk hij au;

b. pemeriksaan secara berkal a at as bendungan, waduk dan l ingkungannya,

c. pengamanan dal am kait annya dengan pemanf aat an waduk.

(3) Pengamanan waduk sebagaimana dimaksud dal am ayat (2) dil akukan ol eh masing-masing pihak yang membangun waduk yang bersangkut an.

(4) Tat a cara pengamanan waduk sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dit et apkan ol eh Ment eri.

BAB X

PENANGGULANGAN BAHAYA BANJIR

Pasal 18

Dal am rangka penanggul angan bahaya banj ir Pemerint ah menet apkan :

(13)

b. pengel ol aan dat aran banj ir t ermasuk penet apan daerah ret ensi;

c. pedoman t ent ang l angkah-l angkah penanggul angan bahaya banj ir baik sebel um, sel ama maupun sesudah banj ir.

Pasal 19

Gubernur Kepal a Daerah mengkoordinasikan usaha penanggul angan bahaya banj ir di daerahnya dengan mengikut sert akan Inst ansi Pemerint ah dan masyarakat yang bersangkut an.

Pasal 20

Dal am keadaan yang membahayakan, Gubernur Kepal a Daerah berwenang mengambil t indakan darurat guna keperl uan pengamanan bahaya banj ir.

Pasal 21

(14)

BAB XI

PENGAMANAN SUNGAI DAN BANGUNAN SUNGAI

Bagian Pert ama

Pengamanan Sungai

Pasal 22

(1) Pej abat yang berwenang bersama-sama dengan pihak l ain yang bersangkut an, masing-masing sesuai dengan wewenang dan t anggung j awabnya, menyel enggarakan upaya pengamanan sungai dan daerah sekit arnya yang mel iput i :

a. pengel ol aan daerah pengal iran sungai;

b. pengendal ian daya rusak air;

c. pengendal ian pengal iran sungai.

(2) Tat a cara pel aksanaan ket ent uan pengel ol aan daerah pengal iran sungai sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) huruf a, diat ur l ebih l anj ut dengan Keput usan Presiden.

(15)

Bagian Kedua

Pengamanan Bangunan Sungai

Pasal 23

Pej abat yang berwenang dan pihak l ain yang membangun bangunan sungai menyel enggarakan upaya pengamanan bangunan sungai sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang dit et apkan Ment eri.

BAB XII

KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Pasal 24

Masyarakat waj ib ikut sert a menj aga kel est arian rambu-rambu dan t anda-t anda pekerj aan dal am rangka pembinaan sungai.

Pasal 25

Dil arang mengubah al iran sungai kecual i dengan ij in Pej abat yang berwenang.

Pasal 26

(16)

Pasal 27

Dil arang membuang benda-benda/ bahan-bahan padat dan/ at au cair at aupun yang berupa l imbah ke dal am maupun di sekit ar sungai yang diperkirakan at au pat ut diduga akan menimbul kan pencemaran at au menurunkan kual it as air, sehingga membahayakan dan/ at au merugikan penggunaan air yang l ain dan l ingkungan.

Pasal 28

Mengambil dan menggunakan air sungai sel ain unt uk keperl uan pokok sehari-hari hanya dapat dil akukan set el ah memperol eh ij in t eriebih dahul u dari pej abat yang berwenang.

Pasal 29

(1) Mel akukan pengerukan at au penggal ian sert a pengambil an bahan-bahan gal ian pada sungai hanya dapat dil akukan dit empat yang t el ah dit ent ukan ol eh Pej abat yang berwenang.

(2) Pel aksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) diat ur l ebih l anj ut ol eh Pej abat yang berwenang.

BAB XIII

PEMBIAYAAN

Pasal 30

(1) Pembiayaan pembangunan bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan kesel amat an umum dit anggung ol eh Pemerint ah at au badan usaha mil ik Negara.

(17)

t ert ent u yang disel enggarakan ol eh badan hukum, badan sosial at au perorangan dit anggung ol eh yang bersangkut an.

(3) Masyarakat yang secara l angsung memperol eh manf aat dari pembangunan bangunan sungai sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), dapat diikut sert akan dal am pembiayaan unt uk pembangunan bangunan t ersebut sesuai dengan kepent ingan dan kemampuannya.

Pasal 31

(1) Pembiayaan ekspl oit asi dan pemel iharaan sungai dan bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan/ at au kesel amat an umum dit anggung ol eh Pemerint ah at au badan usaha mil ik Negara sesuai dengan wewenang dan t anggungj awab masing-masing.

(2) Pembiayaan ekspl oit asi dan pemel iharaan sungai dan/ at au bangunan sungai sebagaimana dimaksud dal am Pasal 13 ayat (3) dit anggung ol eh badan hukum, badan sosial at au perorangan yang bersangkut an.

(18)

BAB XIV

PENGAWASAN

Pasal 32

(1) Pengawasan at as penyel enggaraan pembinaan sungai dil akukan ol eh Pej abat yang berwenang.

(2) Pengawasan at as penyel enggaraan pembinaan sungai yang t el ah dil impahkan kepada Pemerint ah Daerah dal am rangka t ugas pembant uan, dil akukan ol eh Gubernur Kepal a Daerah.

(3) Tat a cara pengawasan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2) diat ur l ebih l anj ut ol eh Ment eri.

BAB XV

KETENTUAN PIDANA

Pasal 33

Dipidana berdasarkan ket ent uan Pasal 15 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 dan perat uran perundang-undangan l ainnya:

a. barangsiapa unt uk keperl uan usahanya hanya mel akukan pembangunan bangunan sungai t anpa ij in sebagaimana diat ur dal am Pasal 12 ayat (2) dan Pasal 15 ayat (3);

b. barangsiapa mel akukan pengusahaan sungai dan bangunan sungai t anpa ij in sebagaimana dimaksud dal am Pasal 14 ayat (3);

(19)

mengambil dan menggunakan air sungai unt uk keperl uan usahanya yang bersif at komersil t anpa ij in sebagaimana dimaksud dal am Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27;

d. barangsiapa membuang benda-benda/ bahan-bahan padat dan/ at au cair at aupun berupa l imbah ke dal am maupun di sekit ar sungai sebagaimana dimaksud dal am Pasal 27.

BAB XVI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 34

Dengan berl akunya Perat uran Pemerint ah ini, perat uran perundang-undangan mengenai sungai yang t el ah ada sepanj ang t idak bert ent angan at aupun bel um digant i dengan yang baru berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini dinyat akan t et ap berl aku.

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Perat uran Pemerint ah ini mul ai berl aku pada t anggal 3 Desember 1991.

(20)

Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 14 Juni 1991

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 14 Juni 1991

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

(21)

PENJELASAN

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan t el ah mengat ur l andasan pokok dal am menyel enggarakan pengat uran mengenai air dan sumber air.

Beberapa perat uran pel aksanaan dari undang-undang t ersebut t el ah dit et apkan yait u Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1982 t ent ang Tat a Pengat uran Air, Perat uran Pemerint ah Nomor 23 Tahun 1982 t ent ang Irigasi dan Perat uran Pemerint ah Nomor 27 Tahun 1991 t ent ang Rawa. Sel ain it u masih diperl ukan adanya perat uran-perat uran perundang-undangan l ainnya agar dapat mencakup sel uruh permasal ahan mengenai air ant ara l ain mengenai sungai. Pengat uran masal ah sungai sebagai sumber air, diperl ukan agar sungai dapat dikel ol a dengan mant ap sert a dapat digunakan secara opt imal bagi kepent ingan masyarakat secara t ert ib dan t erat ur.

Hal ini didasarkan pada pert imbangan bahwa air semakin l angka sedangkan permint aan akan pel ayanan air semakin meningkat sebagai akibat adanya perkembangan penduduk dan t eknol ogi, dit ambah dengan menurunnya mut u air besert a sumber-sumbernya. Ol eh karena it u, perl u ada pengat uran yang mendukung usaha-usaha pel est arian f ungsi sungai sebagai sumber air.

(22)

kegiat an pengairan menurut bidangnya masing-masing sesuai dengan f ungsi dan peranannya.

Sel anj ut nya di dal am Penj el asan Pasal 10 t ersebut di at as dit egaskan bahwa yang dimaksud dengan bidangnya masing-masing sesuai dengan f ungsi dan peranannya ial ah sepert i pembinaan sungai, irigasi, air unt uk indust ri, air unt uk usaha perkot aan, air bersih unt uk minum dan keperl uan rumah t angga l ainnya dan sebagainya. Hal ini berart i perl u ada pengat uran yang bersif at menyel uruh dal am pembinaan sungai, yang mencakup perl indungan, pengembangan, penggunaan dan pengendal iannya.

2. Unt uk menj aga kel est arian dan kel angsungan f ungsi sungai sebagai sumber air, maka dal am rangka mel aksanakan penguasaan sungai, perl u dit et apkan adanya garis sempadan di sepanj ang sungai.

Pada l ahan yang dibat asi garis sempadan t ersebut dil akukan pembat asan-pembat asan at as penggunaan l ahan baik pada daerah manf aat maupun daerah penguasaan sungai.

3. Dal am rangka pel aksanaan penguasaan sungai, Ment eri diberi wewenang dan t anggungj awab pembinaan sungai.

(23)

Wewenang dan t anggung j awab pembinaan sungai t ersebut dapat dil impahkan kepada Pemerint ah Daerah dal am rangka t ugas pembant uan at au badan usaha mil ik Negara yang dibent uk unt uk mel akukan pembinaan dan pengusahaan sungai sesuai perat uran perundang-undangan yang berl aku.

4. Unt uk mencapai ket erpaduan yang menyel uruh dal am perl indungan, pengembangan, penggunaan dan pengendal ian sungai, bagi t iap kesat uan wil ayah sungai disusun perencana pembinaan sungai yang dit et apkan ol eh Ment eri.

5. Pembangunan di bidang sungai dapat dil aksanakan dengan cara sebagai berikut :

a. Pembangunan sungai, t ermasuk pendirian bangunan-bangunan sungai sebagai pel engkapnya, dibedakan dal am 2 (dua) j enis, yait u yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan kesel amat an umum dan yang dit uj ukan unt uk memberikan manf aat unt uk sesuat u kepent ingan.

b. Pel aksanaan dan pembiayaan pembangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan kesel amat an umum disel enggarakan sendiri ol eh Pemerint ah at au badan usaha mil ik Negara, sedangkan yang dit uj ukan unt uk memberikan manf aat unt uk sesuat u kepent ingan disel enggarakan ol eh pihak-pihak, yang berkepent ingan berupa badan hukum, badan sosial at au perorangan berdasarkan ij in sert a syarat -syarat t ert ent u.

c. Bagi kedua j enis kegiat an t ersebut , masyarakat dapat diikut sert akan, baik dal am bent uk pembiayaan maupun dal am bent uk l ain.

(24)

6. Sel ain sungai merupakan sal ah sat u sumberdaya air, j uga memil iki pot ensi yang l ain yait u sebagai sumber bahan gal ian khususnya bahan gal ian berupa pasir dan bat u. Unt uk mendayagunakan dan menj aga kel angsungan f ungsi sungai dan bangunan sungai, maka kegiat an-kegiat an ekspl oit asi dan pemel iharaan dil akukan dengan t et ap menj aga f ungsi sungai dan bangunan sungai.

7. Dal am rangka menumbuhkan peran sert a masyarakat dal am pembangunan nasional , maka masyarakat diikut sert akan dal am kegiat an pembangunan, ekspl oit asi dan pemel iharaan sungai, penanggul angan bahaya banj ir, maupun pengamanan sungai, sehingga dapat merasa ikut memil iki dan dengan demikian ikut merasa bert anggung j awab, misal nya dengan memikul sebagian t anggung j awab pembiayaan pembangunan, ekspl oit asi dan pemel iharaan.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Ist il ah-ist il ah yang dirumuskan dal am pasal ini dimaksudkan agar supaya t erdapat keseragaman pengert ian at as isi Perat uran Pemerint ah ini, sehingga dapat menghindarkan kesal ahpahaman dal am penaf sirannya.

Angka 1

Cukup j el as

Angka 2

Cukup j el as

Angka 3

Cukup j el as

(25)

Tat a pengairan adal ah susunan dan l et ak sumber-sumber air dan/ at au bangunan-bangunan pengairan menurut ket ent uan-ket ent uan t eknik pembinaan di suat u wil ayah pengairan t ert ent u. Daerah pengal iran sungai adal ah suat u kesat uan wil ayah t at a air yang t erbent uk secara al amiah dimana air meresap dan/ at au mengal ir mel al ui sungai dan anak-anak sungai yang bersangkut an.

Angka 5

Yang dimaksud dengan pal ung sungai adal ah cekungan yang t erbent uk ol eh al iran air secara al amiah, at au gal ian unt uk mengal irkan sej uml ah air t ert ent u.

Angka 6

Bangunan sungai dimaksud adal ah misal nya bendungan, bendung, t anggul , pint u air, bangunan pembagi banj ir, krib, bangunan pel indung t ebing dan sebagainya.

Angka 7

(26)

ol eh t indakan manusia dan al am. Pengembangan sungai adal ah upaya yang dil akukan unt uk meningkat kan kemanf aat an

f ungsi sungai sebesar-besarnya t anpa merusak keseimbangan sungai dan l ingkungannya.

Penggunaan sungai adal ah upaya memanf aat kan sungai.

Pengendal ian sungai adal ah upaya unt uk l ebih memant apkan al iran sungai sepanj ang t ahun, guna memperol eh kemanf aat an sungai sebesar-besarnya, dan mengurangi/ meniadakan daya rusak air t erhadap sungai dan l ingkungannya.

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 4

Yang t ermasuk dal am daerah manf aat sungai adal ah mat a air, pal ung sungai, dan daerah sempadan yang t el ah dibebaskan.

Yang t ermasuk dal am daerah penguasaan sungai adal ah dat aran banj ir, daerah ret ensi, bant aran at au daerah sempadan yang t idak dibebaskan.

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

(27)

perkot aan t erut ama yang t erl et ak di sepanj ang j al an sangat t inggi, maka penet apan garis sempadan sungai yang berada pada l okasi t ersebut perl u dit et apkan l ain dengan ket ent uan yang berl aku bagi garis sempadan sungai pada umumnya.

Pasal 6

Ayat (1)

Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk mendukung pel aksanaan wewenang dan t anggung j awab penguasaan sungai yang dil akukan ol eh Ment eri.

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Priorit as pemanf aat an l ahan dit uj ukan unt uk menggant i l ahan yang t erkena al ur sungai baru.

Pasal 7

Ayat (1)

Sungai mempunyai f ungsi yang l uas ant ara l ain yait u sebagai penyedia air, prasarana t ranspor t asi, penyedia t enaga, penyedia mat erial , sarana penyal iran (drainase), dan sarana rekreasi.

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 8

(28)

ekspl oit asi dan pemel iharaan, pengusahaan, penanggul angan bahaya banj ir, pengamanan dan pengawasan.

Unt uk mel aksanakan ket ent uan ini, Ment eri menet apkan ant ara l ain pol a pembinaan sungai yang didasarkan pada kesat uan wil ayah sungai.

Pasal 9

Ayat (1)

Badan usaha mil ik Negara t esebut mempunyai t ugas pokok mengembangkan dan mengusahakan air dan/ at au sumber air unt uk digunakan bagi kesej aht eraan masyarakat dengan menj aga kel est arian kemampuan l ingkungan hidup. Badan usaha mil ik Negara t ersebut berada di bawah pembinaan Ment eri.

Ayat (2)

Rencana sebagai hasil perencanaan yang diat ur dal am Pasal ini menj adi bahan bagi penyusunan Rencana Pembinaan Sungai Nasional yang dit et apkan ol eh Ment eri. Sel anj ut nya Rencana Pembinaan Sungai Nasional t ersebut merupakan bagian dari Rencana Pengembangan Sumber-sumber Air Nasional sebagaimana dimaksud dal am pasal 7 ayat (2) Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1982.

Ayat (2)

(29)

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 12

Ayat (1)

Yang dimaksud unt uk kesej aht eraan dan kesel amat an umum ial ah pada dasarnya t idak memberikan keunt ungan nil ai ekonomi secara l angsung.

Ayat (2)

Pembangunan bangunan sungai dal am ket ent uan ini dit uj ukan unt uk memberikan manf aat unt uk suat u kepent ingan, yait u yang memberikan keunt ungan nil ai ekonomi secara l angsung.

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 13

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ekspl oit asi sungai adal ah usaha pengat uran dan pengal okasian sumber daya ai r dan sumber daya al am l ainnya yang berada di sungai unt uk t uj uan pendayagunaan secara opt imum. Pemel iharaan sungai, adal ah usaha-usaha yang dit uj ukan unt uk menj amin kel est arian f ungsi sungai sebagai sumber daya, sert a unt uk menj amin kel est arian f ungsi bangunan sungai.

Perencanaan ekspl oit asi dan pemel iharaan sungai ant ara l ain mel iput i kegiat an-kegiat an:

1. invent arisasi kondisi sungai dan bangunan sungai.

2. penyusunan urut an priorit as sungai dan bangunan sungai yang memerl ukan pemel iharaan.

(30)

sungai.

Pel aksanaan ekspl oit asi dan pemel iharaan sungai mel iput i kegiat an-kegiat an:

1. ekspl oit asi bangunan sungai t ermasuk semua inst rumen yang merupakan bagian dari sist em pengendal ian banj ir.

2. pemel iharaan f isik sungai dan bangunan sungai.

3. pemel iharaan peral at an gawar banj ir.

4. pemel iharaan kendaraan dan peral at an operasionil .

5. pemel iharaan bangunan kant or dan f asil it as kerj a yang bersangkut an dengan pel aksanaan kegiat an ekspl oit asi dan pemel iharaan sungai.

6. pemel iharaan al at -al at pemant au sungai dan keamanan bangunan sungai.

7. pemasangan t anda bat as garis sempadan sungai.

Pengamat an dan eval uasi dal am kegiat an ekspl oit asi dan pemel iharaan sungai ant ara l ain mel iput i kegiat an-kegiat an:

1. pemant auan kuant it as dan kual it as air sungai.

2. pemant auan kapasit as pal ung sungai dan bangunan sungai.

3. peninj auan secara periodik t erhadap pedoman ekspl oit asi dan pemel iharaan sungai.

4. pemant auan keamanan sungai dan bangunan sungai.

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

(31)

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 15

Ayat (1)

Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk menj aga keseimbangan t at a air. Pembangunan sebuah waduk dapat dit uj ukan unt uk memenuhi berbagai macam kebut uhan (waduk serbaguna) at au hanya unt uk t uj uan-t uj uan t ert ent u misal nya pengendal ian banj ir, pembangkit t enaga l ist rik, irigasi, penyediaan air minum at au air indust ri.

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Ayat (5)

Cukup j el as

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

(32)

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan gawar banj ir (f l ood warning) adal ah peringat an dini akan adanya banj ir.

Ayat (4)

Pel aksanaan pengel ol aan waduk sebagaimana dimaksud dal am ayat ini dapat diserahkan kepada pihak l ain.

Pasal 17

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

a. Penet apan sabuk hij au dil akukan ol eh Pej abat yang berwenang berdasarkan pert imbangan sosial , ekonomis, t eknis dan l ingkungan.

b. Pemeriksaan dil akukan ant ara l ain t erhadap l ongsoran, runt uhan, rembesan, dan bocoran sert a masal ah l ain yang mengident if ikasikan adanya ket idakst abil an waduk at au bendungan,

c. Pengawasan dal am kait annya dengan pemanf aat an waduk misal nya pemasangan rambu-rambu peringat an t ent ang t empat yang berbahaya.

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Pengat uran ol eh Ment eri dimaksudkan unt uk menj aga hal -hal yang membahayakan waduk dan l ingkungannya ant ara l ain dengan menet apkan pedoman pengamanan waduk.

Pasal 18

(33)

pengat uran secara khusus dal am hal t erj adi bencana banj ir yang membawa akibat kerugian hart a benda maupun j iwa, mengingat penanggul angannya akan mel ibat kan beberapa inst ansi Pemerint ah.

Pasal 19

Ket ent uan ini sesuai dengan kedudukan Gubernur Kepal a Daerah dal am Badan Koordinasi Penanggul angan Bencana. Nasional .

Pasal 20

Yang dimaksud dengan t indakan darurat dal am ket ent uan ini misal nya, pengosongan daerah permukiman, penghent ian l al u l int as, pengerahan masyarakat unt uk ikut menanggul angi bahaya banj ir dan sebagainya.

Pasal 21

Dal am keadaan aman, bant aran sungai, daerah ret ensi, dat aran banj ir dan waduk banj ir, merupakan l ahan yang dapat dimanf aat kan unt uk keperl uan t ert ent u, akan t et api penggunaannya perl u diat ur dengan maksud agar dicapai kemanf aat an yang set inggi-t ingginya t anpa merusak f ungsi sungai dan bangunan sungai.

Hal -hal yang perl u diat ur misal nya mengenai j enis t anaman yang bol eh dit anam dipil ih yang t idak akan mengganggu f ungsi bant aran dan/ at au daerah sempadan yang bersangkut an dan l arangan menanam t anaman keras dan sebagainya.

Pasal 22

(34)

Dal am pengendal ian pengal iran sungai sebagaimana t ercant um pada huruf c ayat ini t ermasuk pul a kegiat an ekspl oit asi dan pemel iharaan bangunan sungai.

Ayat (2)

Pengat uran dengan Keput usan Presiden diperl ukan mengingat masal ah yang berkait an dengan pengel ol aan daerah pengal iran sungai merupakan masal ah l int as sekt oral .

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 23

Cukup j el as

Pasal 24

Yang dimaksud dengan masyarakat dal am ket ent uan ini adal ah masyarakat dal am art i l uas, t idak hanya t erbat as kepada yang memanf aat kan sungai dan/ at au bangunan sungai saj a.

Yang dimaksud dengan rambu-rambu dan t anda-t anda pekerj aan dal am ket ent uan ini, ant ara l ain adal ah:

- Papan nama sungai.

- Papan nama pel aksanaan pekerj aan persungaian.

- Tanda at au papan pemberit ahuan t ent ang anj uran dan/ at au l arangan.

- Rambu-rambu penunj uk arah navigasi.

- Pat ok-pat ok bat as sempadan sungai.

(35)

Pasal 25

Yang dimaksud dengan mengubah al iran sungai ant ara l ain memindahkan, memperl ebar, mempersempit , menut up al iran.

Pasal 26

Bangunan-bangunan yang dimaksud dal am ket ent uan ini ant ara l ain pipa gas, pipa minyak, t al ang air, j embat an, kabel l ayang l ist rik at au t el epon, j al an keret a api.

Pasal 27

Yang dimaksud diperkirakan at au pat ut diduga akan menimbul kan pencemaran at au menurunkan kual it as air sebagaimana t ercant um pada pasal ini, adal ah apabil a kuant it as at au kual it as l imbah yang bersangkut an mel ewat i ambang bat as t ert ent u.

Bat as t ersebut dit et apkan ol eh Pej abat yang berwenang at as dasar pert imbangan-pert imbangan khusus t ent ang sif at hidrol ogis masing-masing sungai yang bersangkut an sert a sit uasi penggunaan airnya.

Pasal 28

Semua pengambil an dan penggunaan air sungai unt uk keperl uan sepert i t ersebut pada Pasal 19 ayat (2) Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1982 harus memperol eh izin Ment eri.

(36)

pemanf aat an yang sebesar-besarnya dan merat a, dal am rangka pemberian izin, Pej abat yang berwenang harus sel al u memperhat ikan urut an priorit as pemanf aat an air sebagaimana t ercant um pada penj el asan Pasal 8 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974.

Pasal 29

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 30

Ayat (1)

Dal am hal wewenang dan t anggung j awab pembinaan sungai yang dit ugas pembant uankan kepada Pemerint ah Daerah, maka ket ent uan dal am ayat ini diart i kan bahwa sumber biaya t et ap berasal dari Pemerint ah Pusat yang disal urkan kepada Pemerint ah Daerah.

Namun dal am hal ini t idak berart i mel arang Pemerint ah Daerah unt uk menyediakan dana bagi biaya pembangunan bangunan sungai yang dianggap perl u.

Ayat (2)

Usaha-usaha yang t ert ent u yang dimaksud dal am ayat ini ial ah usaha yang manf aat nya t erbat as bagi kel ompok masyarakat yang berkepent ingan.

Ayat (3)

(37)

Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan.

Pasal 31

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 32

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 33

Cukup j el as

Pasal 34

(38)

Pasal 35

Referensi

Dokumen terkait

Permukaan Laut dari Citra Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka” yang merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Program

dalam butcher section, dalam pemilihan bahan harus yang baik dan berkualitas tinggi, standard potongan yang baku dan menurut ketentuan yang ada. Ada hubungan antara

Banyak Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) Kabupaten Boyolali yang masih dalam proses pembangunan dan pengembangan salah satunya adalah wisata Kampoeng Air di desa

pada benda yang akan diukur suhunya lalu membaca skala atau hasil pengukuran suhu.

Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Negeri yogyakarta menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa nama-nama tim pelaksana di bawah ini

dicapai ialah pengetahuan tentang keefektivan tindakan digunakan dalam penelitian. Tujuan penelitian diruskan berkaitan dengan fokus masalah penelitian yang

Hasil analisis penelitian ini menunjukkan, bahwa sistem tanam jajar legowo berpengaruh nyata terhadap bobot tongkol per tanaman berkelobot dan tanpa kelobot dan bobot biji segar

Untuk peneliti selanjutnya perlu mengembangkan dan mengadakan penelitian lebih lanjut serta lebih komprehensif, terkait dalam penerapan Konseling Behavioristik dengan