• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Jumlah Penumpang dan Barang yang diangkut oleh Kereta Api dari Stasiun Besar Medan ke Semua Tujuan di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peramalan Jumlah Penumpang dan Barang yang diangkut oleh Kereta Api dari Stasiun Besar Medan ke Semua Tujuan di Sumatera Utara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Peramalan

Peramalan (forecasting) adalah suatu kegiatan yang memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya

merupakan suatu perkiraan, tetapi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu,

maka peramalan menjadi lebih dari sekedar perkiraan. Peramalan dapat

dikatakan perkiraan yang ilmiah.

Peramalan (forecasting) dapat juga diartikan sebagai suatu usaha untuk meramalkan keadaan dimasa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu (Handoko, 1984: 260). Dalam kehidupan sosial segala sesuatu itu serba tidak pasti, sukar diperkirakan secara tepat. Dengan kata lain peramalan bertujuan mendapatkan forecast yang bisa meminimumkan kesalahan meramal. Dengan melakukan peramalan, para perencana dan pengambil keputusan akan dapat mempertimbangkan alternatif-alternatif strategi yang lebih luas daripada tanpa peramalan. Dengan demikian berbagai rencana strategi dan aksi dapat dikembangkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi di masa mendatang.

Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan oleh pertimbangan

apa yang akan terjadi saat keputusan tersebut dilakukan. Apabila keputusan

yang dialami kurang tepat sebaiknya keputusan tersebut tidak dilaksanakan.

Karena masalah pengambilan keputusan merupakan masalah yang dihadapi,

maka peramalan juga merupakan masalah yang harus dihadapi, karena

peramalan berkaitan erat dengan pengambilan keputusan.

Banyak orang yang sulit membedakan antara peramalan dan perencanaan.

(2)

kemungkinan besar akan terjadi, misalnya kondisi permintaan, penjualan, arus

kas, kondisi ekonomi, dan lain-lain didasarkan pada sejumlah asumsi. Sedangkan

perencanaan menggunakan ramalan-ramalan yang ada untuk menetapkan

target, termasuk di dalamnya penetapan strategi untuk mencapai target itu.

Dengan demikian, peramalan berusaha menggambarkan apa yang akan terjadi,

sementara rencana didasarkan pada gagasan bahwa dengan mengambil tindakan

tertentu pada saat ini, pengambil keputusan dapat mempengaruhi hasil akhir

seperti diharapkan.

Peramalan mempunyai tujuan untuk memprediksikan keadaan dari suatu

kejadian, dimana dengan cara demikian suatu proses perencanaan dapat

diselenggarakan dengan tepat. Banyak keputusan penting yang dilakukan

mengarah kepada kejadian-kejadian di masa mendatang sehingga memerlukan

peramalan. Sebagai dasar untuk merencanakan dan mengambil hasil dari suatu

keputusan tersebut diperlukan informasi yang baik dan akurat agar kemampuan

meramalkan berdasarkan data yang diperoleh dapat dikendalikan dengan baik

untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

Salah satu aspek yang paling sering disalahpahami dalam peramalan adalah

ketidakpastian. Dalam prakteknya, hasil peramalan tidak pernah secara mutlak

tepat kecuali kebetulan. Hal ini karena keadaan maupun kejadian di masa depan

tidak menentu. Meskipun demikian, bilamana semua faktor penting yang

mempengaruhi telah diperhitungkan dan model hubungan dari faktor-faktor

tersebut ditentukan dengan baik, maka hasil peramalan akan mendekati kondisi

yang sebenarnya.

2.2. Jenis-Jenis Peramalan

Peramalan dapat dibedakan dari berbagai segi tergantung dari cara melihatnya.

Jika dilihat dari cara penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan menjadi

(3)

1. Peramalan Subjektif

Peramalan subjektif adalah peramalan yang didasarkan atas perasaan

atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini, pandangan dari

orang yang menyusunnya sangat menentukan baik atau tidaknya hasil

ramalan tersebut.

2. Peramalan Objektif

Peramalan yang objektif yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang

relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan

metode-metode dalam penganalisisan data tersebut

Bila dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam yaitu:

1. Peramalan jangka panjang

Peramalan jangka panjang adalah peramalan yang dilakukan untuk

menyusun hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah

tahun atau tiga semester. Misalnya, diperlukan penyusunan rencana

pembangunan suatu negara atau daerah.

2. Peramalan jangka pendek

Peramalan jangka pendek adalah peramalan yang dilakukan untuk

penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu

setengah tahun atau tiga semester. Misalnya, penyusunan rencana produksi,

rencana persediaan dan lain sebagainya.

Sedangkan berdasarkan metode peramalan yang digunakan, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam yaitu:

1. Peramalan kualitatif

Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif

pada masa lalu atau dengan kata lain peramalan yang didasarkan atas

pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Metode ini penting saat data historis

(4)

2. Peramalan kuantitatif

Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan pada data historis.

Tujuan metode ini adalah mempelajari apa yang terjadi pada masa lalu

untuk memprediksi nilai-nilai pada masa yang akan datang.

Menurut Makridakis, Wheelwright, dan McGee (1999) peramalan kuantitatif

dapat diterapkan apabila terdapat tiga kondisi berikut:

1. Adanya informasi tentang masa lalu.

2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.

3. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola

masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang dan kondisi ini

disebut dengan kondisi yang konstan (assumption of constancy).

2.3. Metode Peramalan

Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan

terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Oleh

karena itu, metode peramalan termasuk dalam kegiatan peramalan kuantitatif.

Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh pengetahuan teknik

tentang informasi yang lalu yang dibutuhkan, yang bersifat kuantitatif, serta

teknik dan metode peramalannya.

Metode peramalan dapat memberikan cara pengerjaan yang teratur dan

terarah, sehingga demikian dapat dimungkinkannya penggunaan teknik-teknik

tersebut, maka diharapkan dapat memberikan tingkat kepercayaan yang lebih

besar, karena dapat diuji dan dibuktikan penyimpangan atau deviasi yang terjadi

secara ilmiah, dalam memilih metode peramalan, perlu diketahui terlebih

dahulu ciri-ciri penting dalam pengambilan keputusan dan analisis keadaan

(5)

Ada 6 faktor utama yang diidentifikasikan sebagai teknik dan metode peramalan

yaitu:

1. Horizon waktu

Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing-

masing metode peramalan, yaitu cakupan waktu di masa yang akan datang

dan jumlah periode untuk peramalan yang diinginkan.

2. Pola Data

Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa macam pola

yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan.

3. Jenis dan model

Model-model merupakan suatu deret dimana waktu digambarkan sebagai

unsur yang penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola.

Model-model perlu diperhatikan karena masing-masing model mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam analisis keadaan untuk pengambilan

keputusan.

4. Biaya yang dibutuhkan

Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu

prosedur peramalan, yaitu biaya-biaya penyimpangan (storage) data, operasi pelaksanaan dan kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik dan

metode peramalan,

5. Ketepatan peramalan

Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat dengan tingkat perincian

yang dibutuhkan dalam suatu peramalan.

6. Kemudahan dan Penerapan

Metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan sudah

merupakan suatu prinsip umum bagi pengambilan keputusan.

(6)

Langkah penting dalam memilih suatu metode deret waktu yang tepat adalah

dengan mempertimbangkan jenis pola datanya. Pola data dapat dibedakan

menjadi empat, yaitu:

1. Pola Horizontal

Terjadi jika nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan (deret seperti ini adalah stasioner terhadap nilai rata-ratanya). Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk jenis pola ini. Pola data horizontal ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Pola data horizontal 2. Pola Musiman

(7)

Gambar 2.2 Pola data musiman 3. Pola Siklis

Terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan produk seperti mobil, baja dan peralatan utama lainnya termasuk pola siklis. Pola data siklis ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2.3 Pola data siklis 4. Pola Trend

(8)

Gambar 2.4 Pola data trend

2.5 Kegunaan Peramalan

Kegunaan peramalan dalam suatu penelitian adalah untuk memperkirakan

situasi dan kondisi yang akan terjadi dari suatu yang diteliti untuk masa yang

akan datang setelah situasi tersebut dianalisis. Peramalan merupakan suatu alat

bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Dalam hal ini

penyusunan suatu rencana untuk mencapai tujuan atau sasaran suatu

organisasi/lembaga terdapat perbedaan waktu pelaksanaan, dan dilaksanakan

oleh siapa. Perencanaan dan peramalan merupakan dua hal yang sangat erat

kaitannya, hal ini dapat dilihat dalam penyusunan rencana, dimana dalam

penyusunan ini melibatkan peramalan juga.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peramalan merupakan dasar

untuk menyusun rencana karena dapat membantu menganalisis data dari masa

lalu, sehingga melalui metode peramalan akan didapat cara pemikiran dan

pengerjaan yang teratur dan terarah serta perencanaan yang sistematis hingga

memberikan ketetapan hasil analisis.

2.6 Metode Pemulusan (Smoothing)

(9)

mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada

beberapa tahun ke depan. Metode pemulusan (smoothing) banyak digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi keteracakan (randomness) dari data deret berkala (time series). Secara umum, metode smoothing diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Metode Rata-rata

Metode rata-rata dibagi atas empat bagian yaitu:

a. Nilai tengah (mean)

b. Rata-rata bergerak tunggal (single moving average) c. Rata-rata bergerak ganda (double moving average) d. Kombinasi rata-rata bergerak lainnya.

Metode rata-rata tujuannya adalah untuk memanfaatkan data masa lalu

dalam mengembangkan suatu sistem peramalan pada periode mendatang.

2. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Bentuk umum dari pemulusan eksponensial adalah:

(1 )

Metode pemulusan atau smoothing eksponensial terdiri atas:

1. Pemulusan atau smoothing ekspnensial tunggal

2. Pemulusan atau smoothing eksponensial ganda, yang terdiri atas: a. Metode linier satu parameter dari Brown

(10)

2.7 Metode Pemulusan (Smoothing) yang digunakan

Untuk mendapatkan hasil peramalan yang akurat, maka harus digunakan metode

peramalan yang tepat. Maka untuk meramalkan jumlah penumpang dan barang

yang diangkut oleh kereta api, penulis menggunakan Pemulusan Eksponensial

Ganda Metode Linear Satu Parameter dari Brown.

Metode Pemulusan Eksponensial Ganda (Metode Linier Satu Parameter

dari Brown) merupakan kelompok metode yang menunjukkan pembobotan

menurun secara eksponensial terhadap nilai pengamatan yang lebih tua disebut

prosedur pemulusan eksponensial. Seperti halnya dengan rata-rata bergerak,

metode eksponensial terdiri atas tunggal, ganda dan metode yang lebih rumit.

Semua mempunyai sifat yang sama, yaitu nilai yang lebih baru diberikan bobot

yang relatif besar dibanding nilai pengamatan yang lebih lama.

Metode ini merupakan metode yang dikemukakan oleh Brown. Dasar

pemikiran dari metode Smoothing Eksponensial Linear satu Parameter dari

Brown adalah serupa dengan rata-rata bergerak linear, karena nilai pemulusan

tunggal dan ganda ketinggalan dari data sebenarnya. Dalam metode ini

peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus menerus

dengan menggunakan data-data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang

(11)

( ) Ft m atb mt

(2.6)

dengan:

'

S t = nilai pemulusan eksponensial tunggal

"

S t = nilai pemulusan eksponensial ganda

= parameter pemulusan eksponensial dengan nilai 0 < α < 1

a ,bt t

= konstanta pemulusan

Xt = nilai aktual periode t

Ft m = hasil peramalan untuk m periode ke depan yang diramalkan

2.8 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan

Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan

adalah ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan

permintaan yang sebenarnya terjadi. Dalam hal ini digunakan Rata-rata Kuadrat

Kesalahan atau Mean Square Error (MSE). Mean Square Error (MSE) dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode

dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis, Mean Square Error (MSE) dirumuskan sebagai berikut:

2

MSE = Mean Square Error (Rata-rata Kuadrat Kesalahan)

(12)

t

X

= data aktual pada periode ke-t

t

F = nilai ramalan pada periode

ke-t

Gambar

Gambar 2.1 Pola data horizontal
Gambar 2.3 Pola data siklis
Gambar 2.4 Pola data trend

Referensi

Dokumen terkait

Purwarupa alat monitoring suhu untuk rantai dingin produk dapat memberikan informasi suhu di dalam cold box selama perjalanan distribusi produk kepada petugas

Dalam pemodelan deret berkala (time series) dari data masa lalu dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang, untuk menguji kebenaran ramalan ini

Pada foto Rontgen kepala polos lateral, tampak kepala yang membesar dengan disproporsi kraniofasial, tulang yang menipis dan sutura melebar 5 , yang menjadi alat

(5) Dalam hal Direktur Jenderal atas nama Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya tidak memberikan persetujuan atas RKAB Tahunan dalam jangka

Tetapi pada pemodelan breaking ini, seperti pada model sebelumnya, proses breaking masih belum otomatis, yaitu digunakan kriteria breaking dimana pada saat γ pada Persamaan

Dengan demikian kenyataan tersebut menunjukkan bahwa manajemen kepala sekolah, profesionalisme guru dan motivasi berprestasi berpengaruh positif yang signifikan

Dalam pelaksanaan program pengembangan profesionalisme guru terdapat faktor-faktor yang menghambat antara lain 1) faktor internal, 2) faktor eksternal, 3) beban kerja 24 jam

Ka- lau mengundang wartawan paling tidak harus ada fasilitas wawancara”.(wawan- cara dengan Pristiqa A.Wirastami) Kerjasama antara wartawan dan prak- tisi public relations