• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hotel dan Mall Elektronik Kota Lhokseumawe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hotel dan Mall Elektronik Kota Lhokseumawe"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Lhokseumawe, Aceh, dengan ketinggian 2-24 meter diatas permukaan laut memiliki luas wilayah 181,06 Km² yang dibagi dalam 4 kecamatan yaitu Kecamatan Blang Mangat dengan luas wilayah 56,12 Km², Kecamatan Muara Dua luas wilayah 57,80 Km², Kecamatan Muara Satu luas wilayah 55,90 Km² dan Kecamatan Banda Sakti luas wilayah 11,24 Km². Keempat kecamatan ini terdiri dari 9 kemukiman dan 68 desa/gampong. Adapun batas-batas daerah yaitu: sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara (Kecamatan Kuta Makmur), sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara (Kecamatan Dewantara) dan sebelah Timur berbatasan dengaan Kabupaten Aceh Utara (Kecamatan Syamtalira Bayu).

(2)

Tabel 1.1 PDRB Kota Lhokseumawe tahun 2014 Sumber: BPS Kota Lhokseumawe (2014)

Di samping itu, sektor Perdagangan juga tidak kalah meningkat dengan sektor Perhotelan. Salah satu sektor Perdagangan yang tinggi permintaannya adalah Perdagangan Elektronik. Maka, muncullah toko-toko elektronik yang setiap tahunnya selalu bertambah, demi memenuhi permintaan kebutuhan elektronik masyarakat di Lhokseumawe.

1.2 Perumusan Masalah

(3)

3

1.3 Landasan Teori

1.3.1 Hotel

Kota lhokseumawe merupakan kota transit. Arus transportasi dari/ke Medan melewati kota Lhokseumawe. Secara langsung/tidak kota lhokseumawe menjadi tempat peristirahatan sementara bagi para pengendara. Oleh karena itu, muncul beberapa hotel, wisma dan losmen. Pada kenyatannya, seluruh tempat penginapan itu selalu penuh oleh para transiter

NO TAHUN JULAH TAMU

1 2011 38.543

2 2012 33.352

3 2013 36.501

JUMLAH 108.396

Tabel 1.2 Jumlah tamu di penginapan di Lhokseumawe Sumber: BPS Kota Lhokseumawe (2014)

(4)

Tabel 1.3 Jumlah penginapan di Kota Lhokseumawe Sumber: BPS Kota Lhokseumawe (2014)

Mengingat Banyaknya permintaan akan penginapan di Lhokseumawe dan faktor kelayakan pakai bangunan, mendorong penulis untuk merencanakan Perencanaan Pembangunan Hotel Berbintang 2, sebagai penyesuaian dengan penginapan yang lain.

1.3.2 Mall Elektronik

Untuk mengetahui kelayakan proyek ini, maka penulis melakukan pembagian kuisioner kepada masyarakat Lhokseumawe, dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah kuisioner yang disebar sebesar 110 kuisioner untuk pengguna alat elektronik dan 30 kuisioner untuk penjual barang elektronik. (lampiran)

(5)

5

40% penduduk berpenghasilan atas = 44 koresponden

Hasil umum dari survei koresponden menunjukkan bahwa Mall Elektronik dibutuhkan di kota Lhoksumawe.

1.4 Tujuan

• Menyediakan fasilitas perniagaan yang menampung kebutuhan akan

teknologi di kota Lhokseumawe.

• Menyediakan fasilitas penginapan yang nyaman dan aman, serta dekat

dengan fungsi komersil yang lain, demi memenuhi permintaan masyarakat yang terus meningkat setiap tahunnya.

• Menjadikan kawasan sebagai salah satu komunitas masyarakat Kota

Lhokseumawe.

• Menciptakan fasilitas yang efisien, tepat guna dan sadar teknologi.

• Menciptakan ruang arsitektur yang mendukung optimalisasi kontinuitas

(6)

1.5 Kerangka Berfikir

(7)

7

1.6 Struktur Penulisan Laporan Perancangan Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bagian ini memuat landasan pengajuan judul perancangan, yang beranjak dari fenomena yang ada di kawasan perancangan.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah menguraikan dengan jelas dan tegas permasalahan yang ada. Di dalamnya dirumuskan permasalahan yang ingin dipecahkan sehingga diketahui ruang lingkup dan arah yang akan dikerjakan.

1.3 Landasan Teori

Landasan teori dijabarkan oleh penulis dari berbagai sumber yaitu dapat berupa data kualitatif, kuantitatif, konsep penalaran, dsb.

1.4 Tujuan

Bagian ini berisi uraian tentang tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam proses perencanaan dan perancangan.

1.5 Kerangka berfikir

(8)

1.6 Struktur Penulisan Laporan Perancangan Arsitektur

Tahap ini berisi struktur penulisan Laporan Perancangan Arsitektur yang mengacu pada Pedoman Penulisan Laporan Perancangan yang telah ditetapkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elaborasi Tema

Berisi uraian tentang tema yang diambil oleh penulis dalam menyelesaikan permasalahan perancangan.

2.2 Studi Banding Tema Sejenis

Bagian ini berisi studi banding bangunan dengan tema yang sejenis dengan tema yang diambil oleh penulis.

2.3 Studi Banding Proyek Sejenis

Bagian ini berisi studi banding bangunan dengan fungsi yang sejenis dengan fungsi bangunan yang diambil oleh penulis.

2.4 Kesimpulan

Bagian ini berisi kesimpulan dari tema perancangan yang diambil dan dari studi-studi tema dan proyek sehingga menghasilkan pemahaman tema dan proyek secara mendalam yang akan diterapkan di dalam proses perancangan.

(9)

9

BAB IV KAWASAN PERANCANGAN

Pada bab ini berisi tentang kawasan yang diambil dalam perancangan. memuat tentang profil kawasan, alasan pemilihan kawasan, peraturan tata ruang setempat, dimensi lahan hingga analisa kawasan berdasarkan konsep perancangan. BAB V HASIL PERANCANGAN

Pada bagian ini akan diuraikan konsep perancangan yang berupa hasil dari analisa kawasan perancangan.

BAB VI PENUTUP

Pada bagian ini berisi kesimpulan dari tahap awal sampai tahap akhir perancangan. selain itu, bagian ini juga memuat saran yang diharapkan dari hasil perancangan.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi perbendaharaan yang benar-benar diacu dalam Laporan Perancangan Arsitektur. Yang terdiri dari jurnal, buku, ataupun website. LAMPIRAN

Gambar

Tabel 1.1 PDRB Kota Lhokseumawe tahun 2014
Tabel 1.2 Jumlah tamu di penginapan di Lhokseumawe
Tabel 1.3 Jumlah penginapan di Kota Lhokseumawe

Referensi

Dokumen terkait

Lokal Kitab Fathul Qorib dalam Meningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran Fiqih (Studi Kasus di MTs NU Miftahul Falah Cendono Dawe Kudus) ”.

berkat, bimbingan, dan perlindungan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Pendidikan Seksualitas dalam

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa pemberian FMA berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar.Pada tanah yang kurang subur dapat merangsang perkembangan

Dari pemeriksaan morfologi tumbuhan Bandotan (Ageratum conyzoides L.) tergolong dalam kelas dikotil, berakar tunggang, berbatang monopodial, berdaun tunggal dan secara

Pengetahuan yang kurang akan berdampak pada sikap yang negatif karena kurang mengetahui cara melakukan pemeriksaan SADARI sehingga minat untuk melakukan pemeriksaan

estimasi energi dari pola beban yang beragam pada masing-masing cluster

Yang termasuk variabel ini adalah Pemenuhan terhadap fungsi pekerjaan (V1), Lingkup pekerjaan sesuai dokumen kontrak (V2), Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi

menurut Budiharto (2006:1), model proses, digram alur kerja atau model fungsi adalah alat pembuatan model yang memungkinkan pofesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai