• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Pemasaran Produk Usaha Kecil (Studi Pada UD Kreasi Lutvi Jl. Tunas Mekar No. 285, Desa Tuntungan II, Pancur Batu) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Pemasaran Produk Usaha Kecil (Studi Pada UD Kreasi Lutvi Jl. Tunas Mekar No. 285, Desa Tuntungan II, Pancur Batu) Chapter III V"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan penulis adalah metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk

meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu fenomena,

menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan

sifat-sifat suatu objek tertentu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemelitian dilakukan di UKM Kreasi Lutvi yang berlokasi di Jl. Tunas

Mekar No. 50, Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancur Batu. Waktu penelitian

direncanakan penulis dilakukan pada bulan April-Mei 2016.

3.3 Informan Penelitian

Untuk memperoleh informasi terkait penelitian, maka penulis menetapkan

informan, yakni:

a. Informan kunci, yaitu informan yang memiliki informasi pokok yang

diperlakukan dalam melakukan penelitian. Informan kunci dalam

penelitian ini berjumlah satu orang, yaitu UD Kreasi Lutvi

b. Informan utama, yaitu informan yang terlibat langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti. Informan utama pada penelitian ini adalah konsumen

(2)

3.4 Definisi Konsep

Konsep merupakan sejumlah pengertian atau karakterisitik suatu objek,

kondisi, situasi dan perilaku tertentu, yang akan mempermudah pemahaman dan

menghindari ketidaktahuan peneliti.

Definisi konsep pada penelitian ini adalah:

1. Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang

dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh

jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

tersebut (Siagian 2004:57).

2. Pemasaran adalah adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai

bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan

dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai

imbalannya. (Kotler dan Armstrong 2008:6).

3. Strategi pemasaran sadalah rencana yang menjabarkan ekspektasi

perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program pemasaran

terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.

(Tjiptono dan Chandra 2012 :193).

3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan dua jenis data yang dibedakan atas teknik atau cara

pengumpulannya, yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan atau

(3)

a. Observasi dilakukan peneliti dengan mengamati aktivitas, situasi dan

lingkungan UD Kreasi Lutvi.

b. Wawancara langsung dilakukan terhadap informan penelitian dengan

membuat daftar pertanyaan guna mendapatkan informasi yang jelas

dan rinci.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Data sekunder penelitian

ini antara lain data-data yang diterbitkan di situs internet dan studi

kepustakaan mengenai strategi pemasaran guna memperoleh teori dan data

sebagai pendukung penelitian, baik dari buku, jurnal dan penelitian

terdahulu yang menjadi referensi penelitian ini.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi

Rangkuti (2009:18) berpendapat bahwa analisis SWOT adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang,

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses

pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,

tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan

strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,

kelemahan, peluang, ancaman) dalam konsidi yang ada saat ini. Untuk

mengetahui dengan jelas kekuatan masing-masing faktor iternal dan

(4)

dari kedua lingkungan tersebut ke dalam dua kelompok matrik yaitu Intenal

Factor Analysis Strategy (IFAS) dan External Factor Analysis Strategy (EFAS).

3.6.2 Matrik IFAS

Tabel 3.1 Matrik IFAS

Sumber : Rangkuti (2009:25)

Matrik IFAS dibuat untuk menyusun faktor-faktor strategis internal

perusahaan dalam kerangka Strengths and Weaknesess perusahaan. Tahapannya

adalah:

1. Tentukan beberapa faktor-faktor yang menajdi kekuatan serta kelemahan

perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut mulai dari 1,0 (paling penting)

sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut

terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak

boleh melebihi skor total 1,0.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), Faktor-Faktor Internal Bobot Rating Bobot × Rating Kekuatan :

- Kekuatan 1 - Kekuatan 2 - Kekuatan 3 dst...

Kelemahan : - Kelemahan 1 - Kelemahan 2 - Kelemahan 3 dst...

(5)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Faktor kekuatan diberi nilai +1 sampai dengan +4 (sangat

baik). Sedangkan kelemahan, jika nilai kelemahan sangat besar ratingnya 1,

jika nilai kelemahannya kecil diberi rating 4.

4. Kalikan bobot di kolom 2 dan rating di kolom 3 untuk memperoleh faktor

pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai 1,0.

3.6.3 Matrik EFAS

Tabel 3.2 Matrik EFAS

Faktor-Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot × Rating Peluang :

- Peluang 1 - Peluang 2 - Peluang 3 dst... Ancaman : - Ancaman 1 - Ancaman 2 - Ancaman 3 dst...

TOTAL

Sumber : Rangkuti (2009:24)

Matrik EFAS dibuat untuk menyusun faktor-faktor strategis enternal

perusahaan dalam kerangka Opportunities and Threats perusahaan. Tahapannya

adalah:

1. Tentukan beberapa faktor strategis eksternal, yaitu peluang dan

(6)

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).

3. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor)

berdarakan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan.

Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang bersifat positif diberi

rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1. Untuk faktor

ancaman, jika ancamannya besar diberi rating 1, dan nilai ancaman

yang sedikit diberi rating 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

3.6.4 Diagram SWOT

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh

kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus

dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan

Internal Strengths dan Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan

Threats yang dihadapi dunia bisnis.

Diagram SWOT akan menunjukkan posisi strategis suatu usaha, dengan

melihat posisi apakah perusahaan ada di kuadran 1, kuadran 2, kuadran 3 atau

kuadran 4. Tiap kuadran memberikan alternatif strategi yang berbeda sesuai posisi

(7)

Gambar 3.1 Diagram SWOT

Sumber : Rangkuti (2009:19)

Kuadran 1, merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung

kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Kuadran 2, meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka pangjang dengan

cara strategi diversifikasi (produk/jasa).

Kuadran 3, perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi

di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi

perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan

(8)

Kuadran 4, merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

3.6.5 Matrik SWOT

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap

kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua

informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Salah satu

modal yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah

(9)

Pada dasarnya strategi yang diambil harus diarahkan pada usaha-usaha

untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, memanfaatkan

peluang-peluang bisnis serta mengantisipasi ancaman. Sehingga dari matriks

SWOT tersebut akan diperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut

dengan strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT.

1. Strategi SO

Apabila didalam kajian terlihat peluang- peluang yang tersedia ternyata juga

memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor tersebut juga memiliki posisi

internal yang kuat, maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan

komparatif. Dua elemen eksternal dan internal yang baik ini tidak boleh

dilepaskan begitu saja, tetapi akan menjadi isu utama pemberdayaan

meskipun demikian proses pengkajiannya tidak boleh dilupakan adanya

berbagai kendala dan ancaman perubahan. Kodisi lingkungan yang terdapat

di sekitarnya untuk digunakan sebagai usaha dalam mempertahankan

keunggulan komparatif tersebut. (Strategi SO : menggunakan kekuatan

memanfaatkan peluang).

2. Strategi ST

Kotak ini merupakan kajian yang mempertemukan interaksi antara ancaman

atau tantangan dari luar yang diidentifikasikan untuk memperlunak ancaman

atau tantangan tersebut, dan sedapat mungkin merubahnya menjadi sebuah

peluang bagi pemberdayaan selanjutnya. (Strategi ST : menggunakan

(10)

3. Strategi WO

Kotak ini merupakan kajian yang menuntut adanya kepastian dari berbagai

peluang dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar disini akan dihadapi

oleh kurangnya kemampuan sector untuk mengungkapnya. Pertumbuhan

harus dilakukan dengan hati-hati untuk memilih dan untuk menerima peluang

tersebut, khususnya dikaitkan dengan potensi kawasan. (Strategi WO :

menggunakan peluang untuk menghindari kelemahan).

4. Strategi WT

Merupakan tempat untuk menggali berbagai kelemahan yang akan dihadapi

oleh sektor dalam perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan

antara ancaman dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang terdapat

didalam kawasan. Strategi yang harus ditempuh adalah mengambil keputusan

untuk mengendalikan kerugian yang akan dialami dengan sedikit membenahi

sumber daya internal yang ada. (Strategi WT : meminimalkan kelemahan dan

(11)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Usaha

Industri keripik ubi Kreasi Lutvi berdiri sejak tahun 1999 dan mampu

bertahan dan berkembang sampai saat ini. Semula industri ini hanya dilakukan

sebagai usaha sampingan dan hanya mampu mengolah ubi kayu menjadi keripik

ubi sebanyak 50 kg per hari dengan dikerjakan oleh keluarga saja serta dengan

cara pemasaran langsung, yaitu di sekolah-sekolah Dasar disekitar Desa

Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu. Namun kini, Kreasi Lutvi terus

memgalami perkembangan hingga menyerap bahan baku ubi kayu sebanyak 1 ton

(1.000 kg) per hari dengan tenaga kerja yang merupakan masyarakat sekitar

sebanyak 50 orang, yang bekerja mulai dari pengupasan, pemotongan keripik,

penggorengan hingga pengepakan. Saat permintaan berlimpah, jelang hari raya

dan tahun baru, omzet bisa naik hingga 3 kali lipat.

Pemilik usaha ini, Bapak Muhdi memaparkan ia menggunakan konsep 3 M,

yaitu mutu, murah, dan mudah. Usaha ini menggunakan minyak dan bahan baku

ubi yang bagus. Jenis ubi yang digunakan adalah jenis ubi roti, ubi saga, ubi

Malaysia susu yang umurnya 1 tahun. Murah, pemilik tidak mengambil untung

yang tinggi, penting pembayaran dengan uang kontan, untungnya sedikit, yang

penting perputaran cepat. Dan M yang terakhir adalah Mudah, dengan proses

yang mudah dan tidak berbelit-belit membuat kerja sama dengan koleganya

(12)

Seiring dengan semakin tingginya permintaan pasar akan keripik ubi ini,

maka secara perlahan-lahan kualitas dan kuantitas produksinya pun mulai

ditingkatkan begitu juga dengan berbagai bentuk dan cita rasa yang dihasilkan,

dimana untuk mewujudkan hal ini diperlukan inovasi dan kreasi serta dukungan

mesin dan peralatan yang memadai sehingga mampu meningkatkan daya saing di

pasar. Keripik singkong kreasi Lutvi menyediakan berbagai varian rasa yang

berbeda dengan keripik singkong lainnya, yaitu rasa original, rasa jagung bakar,

keju, rumput laut, barbeque, balado, chitato, serta singkong mini stik.

4.1.2 Profil Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : “Kreasi Lutvi”

Alamat : Jalan Tunas Mekar No. 285 Desa

Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu,

Indonesia.

Nama Pemilik Usaha : Muhdi, S.Ag.

Alamat : Jalan Tunas Mekar nomor 285 Desa

Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu,

Indonesia.

Telepon/HP : 0819632889

Bidang Usaha : Industri Keripik /Ubi.

Tanggal Berdiri : 08 September 1999

Merek Usaha : KREASI LUTVI

Logo Usaha : Terdaftar di Ditjen HaKI Kementrian

(13)

2006034754. Tanggal 18-10-2006.

Sertifikat Halal : Nomor. 09 100000801 105.

4.1.3 Visi dan Misi

Keripik Kreasi Lutvi memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi : Membangun Usaha yang Mandiri dan Sejahtera

2. Misi :

a. Mewujudkan usaha dangan kemandirian

b. Menciptakan lapangan pekerjaan dalam upaya perbaikan taraf

hidup masyarakat di sekitar.

c. Mewujudkan pemanfaatan potensi bahan baku hasil pertanian

menjadi produk hasil industri.

d. Meningkatkan keterampilan dan penguasaan teknologi produksi

guna memenuhi standart mutu dan peningkatan daya saing.

4.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka dari susunan jabatan pekerjaan dan

hubungan tiap bagian serta posisi dalam suatu organisasi yang disusun sedemikian

rupa untuk mempermudah pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan usaha.

(14)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi UD Kreasi Lutvi

Sumber : UD Kreasi Lutvi, 2016

4.1.5 Deskripsi Tugas

1. Pimpinan / Pemilik, bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan usaha

baik internal maupun eksternal, membuat keputusan dan kebijakan agar

kegiatan usaha dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pengawas, bertugas mengkoordinir, memberikan instruksi dan pengarahan

dalam pelaksanakan kegiatan usaha dalam pelaksanaan serta mengevaluasi

program-program kerja yang telah ditetapkan.

3. Bagian Penggorengan, bertanggung jawab atas semua hal yang

berhubungan dengan tingkat kematangan penggorengan.

4. Bagian Pengemasan, bertanggung jawab atas semua hal yang berhubungan

dengan pembungkusan keripik hingga menjadi produk siap jual.

Jam kerja untuk tenaga kerja keripik ubi Kreasi Lutvi ini ditetapkan dari

pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, dengan jam kerja selama 7

jam, maka jam kerja ini dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 09.00 WIB - 12.00 WIB

dan 13.00 WIB - 16.00 WIB. Sistem honor yang diberikan untuk tenaga kerja Pimpinan

Pengawas

Bagian Pengemasan Bagian Penggorengan

(15)

adalah menggunakan sistem honor borongan, yaitu sebesar Rp.2.000,- per kg

untuk masing-masing karyawan.

Keripik ubi Kreasi Lutvi melakukan banyak cara untuk dapat

mempertahankan tenaga kerja, seperti memberikan jaminan kesehatan pada

pekerja, pemberian bonus, dan juga mengadakan pertemuan setiap 3 bulan untuk

mendengarkan pendapat maupun keluhan dari para pekerja. Insentif-insentif ini

akan lebih memberikan motivasi pada pekerja agar tetap bertahan pada

pekerjaannya, dan agar menjaga stabilitas operasional.

4.2 Penyajian Data

Penulis menyajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh selama masa

penelitian. Data diperoleh dengan mengunakan metode wawancara secara

mendalam kepada informan kunci informan utama. Informan kunci adalah orang

yang paling mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam

penelitian. Informan kunci pada penelitian ini berjumlah 1 orang, yaitu Bapak

Muhdi selaku pemilik UD Kreasi Lutvi.

Selain data dari informan kunci, peneliti juga memperoleh data dari

informan utama. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti dan dalam penelitian ini informan utamanya adalah

pelanggan keripik UD Kreasi Lutvi yang melakukan pembelian lebih dari tiga

kali. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan seputar produk, harga, lokasi,

promosi, pelayanan, kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman pada UD

Kreasi Lutvi. Informan utama pada penelitian ini berjumlah 2 orang, yaitu Yuniar

(16)

Berikut merupakan tabel identitas informan dalam penelitian :

Tabel 4.1 Informan Penelitian Informan Kunci

No. Nama Umur Jabatan

1 Muhdi, S.Ag Pemilik UD Kreasi Lutvi

Informan Utama

No. Nama Umur Pekerjaan

1 Yuniar 38 Wirausaha

2 Ridha 22 Mahasiswa

Sumber : Data diolah, 2016

Peneliti melakukan observasi langsung ke lokasi usaha, serta melakukan

wawancara dengan informan kunci dan informan utama di UD Kreasi Lutvi yang

beralamat di Jl. Tunas Mekar nomor 285, Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancur

Batu.

4.2.1 Faktor Internal Yang Menjadi Kekuatan dan Kelemahan

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada di dalam UD Kreasi Lutvi

yang mencakup kekuatan dan kelemahan ditinjau dari analisis lingkungan

internal. Faktor-faktor internal pada UD Kreasi Lutviyang dimonitor oleh peneliti

yaitu sebagai berikut :

1. Strategi Pemasaran

Pemasaran adalah bidang penting bagi suatu usaha, karena bidang

(17)

pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar

yang di jadikan target oleh perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, UD Kreasi Lutvitidak

menerapkan strategi pemasaran secara khusus. Pemilik usaha menentukan

strategi pemasaran berdasarkan keadaan yang terjadi. Menurut pantauan

penulis, keripik ubi Kreasi Lutvi menggunakan 2 unsur dari marketing mix

yaitu produk (product), dan harga (price), sebagai daya saing terhadap

usaha sejenis lainnya, sehingga menjadi lebih dominan menarik minat

konsumen untuk melakukan pembelian keripik ubi pada UD Kreasi Lutvi

dibandingkan usaha keripik singkong lainnya. Strategi produk yang

dijalakan adalah dengan senantiasa menghasilkan produk keripik dari

berkualitas, sedangkan strategi harga dengan menerapkan harga yang

terjangkau.

2. Produk

Pemilik usaha sangat memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan.

Pemilik usaha keripik ubi kreasi Lutvi selalu memperhatikan kualitas ubi

kayu yang digunakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, ubi

kayu yang digunakan adalah jenis ubi roti, yang baik digunakan sebagai

bahan baku keripik ubi, sehingga ketika diproses menjadi keripik ubi akan

menghasilkan keripik ubi yang bercita rasa tinggi serta rapuh. Selain itu

keripik ubi Kreasi Lutvi juga menggunakan bahan-bahan pewarna yang

aman untuk dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif

bagi konsumen yang mengkonsumsinya. Banyak konsumen yang meminati

(18)

menyebabkan peningkatan pangsa pasar dan permintaan produk yang cepat.

Hal ini juga diakui oleh konsumen yang diwawancarai oleh penulis, mereka

mengakui bahwa keripik ubi Kreasi Lutvi diminati karena rasanya yang

enak, dan pilihan variasi rasa yang banyak.

Selain dari kualitas, kelebihan produk juga dapat dilihat dari

kelengkapan atribut kemasannya. Produk keripik Kreasi Lutvi yang

dipasarkan sudah dilengkapi kemasan dengan label yang berisi merek

dagang, izin dinas kesehatan, serta logo halal.

3. Price (Harga)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, UD Kreasi

Lutvi tidak menawarkan harga yang mahal untuk produk keripik ubinya,

demi terus mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru. Selain

unggul di produk, pemilik usaha juga turut memperhatikan harga

produknya. Harga yang ditawarkan terjangkau oleh segala lapisan

masyarakat, dimulai dari harga Rp. 500,- untuk kemasan kecil yang dijual

per 10 bungkus, dan harga tertinggi adalah Rp. 40.000,- untuk kemasan 1kg.

Harga tersebut sangat terjangkau untuk segala lapisan masyarakat. Hal ini

juga diakui oleh konsumen yang menjadi informan utama, yang mengatakan

bahwa harga keripik ubi Kreasi Lutvi terjangkau.

4. Place (Tempat)

Keripik singkong kreasi Lutvi terletak di lokasi yang pedesaan yang

padat penduduk, sehingga memudahkan para konsumen sekitarnya untuk

(19)

lokasinya sangat mudah dijangkau karena informan juga bertempat tinggal

di Tuntungan. Berdasarkan observasi penulis, lokasi usaha ini memang

mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar yang bertempat tinggal di

Tuntungan, namun jika untuk konsumen dari luar Tuntungan, seperti dari

Pancur Batu dan Medan, lokasi kurang strategis, disebabkan jarak yang jauh

serta jalan yang rusak. Namun menurut hasil wawancara dengan informan

Yuniar yang bertempat tinggal di Medan, hal tersebut tidak memberatkan

karena informan datang memang dengan tujuan membeli keripik Kreasi

Lutvi.

5. Promotion (Promosi)

Promosi sebagai upaya untuk memperkenalkan usaha kepada para

konsumen. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, promosi yang

dilakukan UD Kreasi Lutvi sampai saat ini hanyalah dengan media mouth to

mouth dari para konsumen yang sudah pernah membeli produk keripik.

Kurangnya promosi yang dilakukan menyebabkan sedikit masyakat di luar

kecamatan Tuntungan yang mengetahui keberadaan produk ini. Walaupun

hanya dengan promosi mulut ke mulut, UD Kreasi Lutvi sudah banyak

memiliki pelanggan, namun alangkah baiknya jika jika kegiatan promosi

ditingkatkan, dengan banyaknya media promosi yang mendukung saat ini.

Tentunya akan semakin banyak menarik minat masyarakat.

6. Supplier (Pemasok)

Bahan baku utama dalam usaha ini adalah ubi kayu / singkong.

(20)

tidaklah sulit karena usaha ini memiliki beberapa pemasok tetap yang

didatangkan dari Pancur Batu, Berastagi dan Kabanjahe. Pemilik membuat

kebijakan memiliki beberapa pemasok untuk menghindari tidak

terpenuhinya bahan baku sesuai kebutuhan produksi. Sejauh ini, belum

pernah ada hambatan mengenai bahan baku pada UD Kreasi Lutvi.

7. Pesaing

Desa Tuntungan terkenal sebagai kawasan yang memiliki banyak

pengusaha keripik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik,

persaingan antar pengusaha keripik tidak menjadi sebuah masalah karena

rasa kekeluargaan yang ada di desa masih sangat kental. Para pengusaha

justru saling membantu untuk proses produksi dan saling melengkapi

apabila bahan baku yang dibutuhkan kurang atau tidak ada.

Informasi-informasi yang menyangkut keripik ubi dapat lebih mudah menyebar

dengan hubungan antar sesama pengusaha. Namun ditinjau dari sisi

keilmuan, semua pengusaha keripik ubi di Tuntungan merupakan pesaing

UD Kreasi Lutvi, usaha ini harus tetap mengantisipasi perkembangan

produk dari unit usaha lainnya untuk menjaga agar pangsa pasar yang

dimiliki tetap aman.

Menurut hasil wawancara dengan informan utama, walaupun di

Tuntungan banyak produk sejenis dari unit usaha lain, mereka lebih

meminati keripik ubi Kreasi Lutvi, karena rasa dan kualitas produknya lebih

baik dibandingkan produk lainnya.

(21)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, selain memasarkan

keripik ubi langsung kepada konsumen, UD Kreasi Lutvi juga

memasarkannya melalui perantara pemasaran. Perantara pemasaran yang

digunakan saat ini adalah kedai-kedai ataupun minimarket yang ada di

dalam pasar daerah Tuntungan dan toko-toko lain yang ada di lingkungan

Desa Tuntungan, seperti Pancur Batu dan Medan. Pemilik tidak

menggunakan jasa agen distributor barang dalam memasarkan barangnya ke

daerah lain, karena pemilik mendistribusikannya sendiri ke konsumen yang

dituju. Akan tetapi melihat wilayah pemasaran saat ini masih kecil, pemilik

merasa perlu untuk menjalin kerjasama dengan agen distributor untuk

membantu mendistribusikan produknya ke daerah lain untuk menambah

pangsa pasar baru.

4.2.2 Faktor Eksternal Yang Menjadi Peluang dan Ancaman

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar UD Kreasi Lutvi

yang mencakup peluang dan ancaman ditinjau dari analisis lingkungan eksternal.

Faktor-faktor eksternal pada UD Kreasi Lutvi yang dimonitor oleh peneliti yaitu

sebagai berikut :

1. Ekonomi

Keadaan perekonomian suatu negara akan mempengaruhi kinerja

suatu perusahaan atau industri di dalam negara tersebut. Kondisi

perekonomian Indonesia yang masih belum stabil sejak adanya krisis

ekonomi tahun 1997 memberikan iklim yang kurang kondusif bagi

(22)

skala kecil. Hal ini ditandainya dengan tersendatnya perkembangan

ekonomi, seperti terus naiknya harga bahan bakar minyak dan gas, yang

selalu mempengaruhi kenaikan harga-harga barang-barang lainnya secara

umum, tidak terkecuali dengan bahan baku penunjang produksi UD Kreasi

Lutvi seperti minyak goreng, garam, dan lain-lain.

Dikutip dari galamedianews.com, ancaman lainnya adalah nilai tukar

mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menurun.

Kondisi ini menjadi memicu terjadinya inflasi dan tentunya akan sangat

memberatkan para pengusaha karena bahan baku mayoritas impor yang

berdampak pada meningkatnya biaya operasional. Indonesia dikenal sebagai

negara agraris dan mempunyai tanah yang subur, namun Indonesia ternyata

masih mengimpor ubi kayu. Dikutip dari finance.detik.com, Badan Pusat

Statistik (BPS) mencatat Indonesia masih mengimpor ubi kayu. Impor

singkong pada Maret 2016 mencapai 987,5 ton atau senilai US$ 191.093.

Impor singkong mayoritas didatangkan dari Vietnam.

Kementerian Pertanian mengatakan bahwa adanya impor ubi kayu ini

disebabkan pola produksi nasional yang rendah. Penyebab impor lainnya

bukan karena kekurangan produksi, tetapi produk ubi kayu nasional belum

semuanya memiliki standar kualitas Hazard Analysis Critical Control Point

Specification (HACCP). Keadaan ini akan menjadi ancaman serius bagi

para pengusaha, bukan tidak mungkin ada pengusaha yang mengalami

kesulitan finansial, bisa memicu pengusaha gulung tikar sebagai imbas dari

(23)

harus menyusun strategi untuk bisa tetap bertahan di situasi kondisi seperti

ini.

Saat ini semua pelaku bisnis di Indonesia dihadapkan pada

perdagangan global yaitu AFTA (Asean Free Trade Area) dan MEA

(Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang merupakan wujud dari kesepakatan

negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan

atau pasar bebas. Perdagangan semacam ini tentunya akan menjadi suatu

ancaman bagi para pengusaha di Indonesia, jika melihat kondisi SDM yang

ada di Indonesia masih terlihat belum sepenuhnya siap untuk bersaing

dengan para pebisnis dari luar negeri.

Pemilik UD Kreasi Lutvi mengakui bahwa perdagangan bebas ini

mungkin hanyalah merupakan peluang sekaligus ancaman bagi

perusahaan-perusahaaan menengah ke atas yang secara keseluruhan sumber daya yang

dimiliki sudah siap untuk bersaing dengan perusahaan dari luar negeri.

Namun untuk skala usaha yang lebih kecil seperi usaha miliknya, pasar

bebas seperti ini dikira tidak akan berpengaruh.

2. Demografi

Perkembangan jumlah penduduk akan berdampak positif pada pada

peningkatan konsumsi, termasuk konsumsi keripik ubi yang digemari segala

kalangan, baik tua muda, laki-laki dan perempuan. Hal ini merupakan

peluang terhadap perkembangan usaha pemasaran keripik ubi. Respon

positif dari lingkungan sosial di luar perusahaan dapat berupa adanya

dukungan terhadap peningkatan produksi dan memperluas pangsa pasar

(24)

peningkatan produksi juga akan membutuhkan bahan baku yang besar

sehingga perusahaan harus memasok bahan baku dari lebih banyak/luas lagi

dari tempat yang sebelumnya.

Pemilik UD Kreasi Lutvi mengatakan bahwa faktor demografi sangat

berpengaruh pada usahanya. Awal membuka usaha di Desa Tuntungan,

keadaan desa belum banyak penduduk dan dia menjalankan usahanya

sendiri bersama istrinya. Setelah beberapa tahun, makin banyak penduduk

yang bermukin di Desa Tuntungan. Permintaan akan keripik ubi semakin

banyak, dan tentunya beliau membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk

dapat memenuhi permintaan. Pemilik mengajak tetangga sekitarnya untuk

menjadi pegawai di usaha keripik ubinya.

3. Teknologi

Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, teknologi

merupakan salah satu fungsi yang memegang peran penting dalam

perkembangan suatu industri. Perkembangan teknologi yang semakin pesat

menuntut kalangan industri untuk berusaha mengamati bahkan mengadopsi

perkembangan dari berbagai teknologi yang ada saat ini untuk menunjang

seluruh kegiatan operasional usahanya. Teknologi yang digunakan di UD

Kreasi Lutvi adalah mesin pemotong ubi dan mesin pencampur bumbu.

Selain itu, kemajuan teknologi komunikasi yang berupa telepon

seluler (handphone) telah terbukti memperlancar transaksi jual beli produk

dari produsen kedistributor atau konsumen yang tempatnya berjauhan secara

(25)

memantau keadaan pasar / penjualannya dengan berkomunikasi

menggunakan handphone dengan pegawainya.

Perkembangan dunia internet dapat dijadikan peluang oleh perusahaan

untuk menjual produknya secara online. UD Kreasi Lutvi belum

memanfaatkan teknologi online ini. Maraknya media sosial saat ini dapat

dijadikan tempat promosi gratis dalam memasarkan produk, seperti

toko-toko online (online shop) yang memanfaatkan media BBM (Blackberry

Messenger), Instragram, LINE, dan sebagainya dalam mempromosikan

produk mereka.

4. Politik

Keadaan politik di suatu negara baik secara langsung maupun tidak

langsung memiliki pengaruh yang besar bagi kelangsungan hidup suatu

usaha. Pemantauaan perlu dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan

baik mengenai situasi politik, Peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan

pemerintah baik pemerintah pusat/daerah, terutama kebijakan mengenai

UMKM dapat mempengaruhi perkembangan usaha kecilini.

Peraturan yang dibuat dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal

memudahkan perusahaan atau mempersulit perusahaan untuk berkembang

sehingga dapat menjadi peluang atau ancaman. Keadaan politik yang tidak

stabil akan menyebabkan ancaman pada nilai tukar rupiah yang tidak stabil

dan berdampak juga pada penurunan nilai investasi, penanaman modal, dan

nilai daya beli masyarakat di dalam negeri. Politik yang tidak stabil

merupakan satu penghambat dalam dunia industri, baik yang bergerak

(26)

5. Budaya

Hampir semua orang, termasuk penduduk Tuntungan dan sekitarnya

mengonsumsi keripik ubi. Pertimbangannya selain harga yang sangat

terjangkau, mudah didapat, rasa yang enak, juga mudah didapatkan.

Penduduk Tuntungan yang bekerja di luar daerah, apabila mudik terutama

saat Idul Fitri juga sangat menggemari keripik ubi. Tidak hanya dikonsumsi,

namun juga dibawa ke daerah bekerjanya sebagai oleh-oleh, baik yang

bekerja di Pulau Jawa, bahkan hingga Malaysia dan Singapura. Hal ini yang

menjadikan peluang pemasaran yang sangat baik untuk pengusaha keripik

ubi untuk memperluas daerah pemasarannya.

Permintaan keripik ubi meningkat saat musim libur, seperti libur

kenaikan kelas dan libur Idul Fitri adalah waktu penjualan keripik ubi yang

paling baik, dimana banyak orang luar yang sengaja menyempatkan

membeli keripik ubi ke Tuntungan selain konsumen Kreasi Lutvi sendiri.

Peminat yang banyak untuk pasar diluar Tuntungan, Pancur Batu dan

Medan menjadi sebuah pemikiran tersendiri bagi pemilik usaha yang harus

dapat mengusahakan produk keripik ubi dapat secara terus menerus

dikonsumsi oleh konsumen di luar Tuntungan, Pancur Batu dan Medan.

Pengusaha harus memiliki strategi yang benar agar tetap dapat berproduksi

dengan menjaga kualitas namun dapat meningkatkan kuantitas serta

penambahan jalur pemasaran supaya dapat menjangkau pasar yang lebih

(27)

4.3 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif dengan metode analisis SWOT, yang merupakan cara

merumuskan dan menafsirkan data yang ada mengunakan metode SWOT

sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman yang dimiliki oleh UD Kreasi Lutvi.

4.3.1 Identifikasi Lingkungan Perusahaan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber

serta hasil observasi langsung di UD Kreasi Lutvi, maka dapat diklasifikasikan

beberapa faktor lingkungan perusahaan yang mempengaruhi yang terdiri dari

lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal terdiri atas Kekuatan

(Strength) dan Kelemahan (Weakness), sedangkan lingkungan eksternal terdiri

atas Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat).

A. Lingkungan Internal 1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan yang dimiliki perusahaan adalah hasil dari analisa lingkungan

internal perusahaan. Secara garis besar kekuatan yang dimiliki oleh UD

Kreasi Lutvi yang didapatkan dari analisa lingkungan internal adalah

sebagai berikut :

a. Kualitas produk yang baik

UD Kreasi Lutvi secara konsisten menghasilkan produk keripik dari

(28)

yang baik pula, serta formula yang pas antara banyaknya minyak,

besarnya api, panas minyak, dan besarnya wajan.

b. Kelengkapan atribut produk

Keripik UD Kreasi Lutvi sudah dipasarkan dengan merek sendiri,

memiliki izin dinkes dan label halal.

c. Produk yang bervariasi

Keripik UD Kreasi Lutvi awalnya hanya menjual keripik dengan rasa

asli (original). Lama kelamaan, dengan melihat selera masyarakat dan

agar tidak ketinggalan trend, usaha ini menghasilkan keripik dengan

banyak varian rasa. Selain dari segi rasa, juga dari ukuran produk.

Produk paling murah dijual dengan harga Rp 500, lalu ada yang

setengah kilogram, satu kilogram, dan paling besar dua kilogram.

d. Harga terjangkau

Produk keripik dijual dengan harga yang murah, pemilik mengakui

tidak mengambil untung yang tinggi. Konsep utama dalam menjual

produknya, adalah pembayaran dengan uang kontan, untungnya sedikit

sedikit saja yang penting perputaran cepat.

e. Lokasi usaha strategis

Lokasi UD Kreasi Lutvi terletak Desa Tuntungan yang terkenal sebagai

daerah penghasil keripik. Hal ini dinilai pebulis sebagai salah satu

kekuatan.Banyak orang yang datang ke Tuntungan khusus untuk

membeli keripik.

(29)

UD Kreasi Lutvi sudah memiliki pemasok bahan baku tetap dengan

kualitas yang sudah ditentukan. Hal ini menjadi kekuatan bagi usaha ini

karena bisa mendapatkan persediaan bahan baku dengan mudah.

2. Kelemahan (Weakness)

Selain kekuatan, faktor-faktor yang menjadi kelemahan juga menjadi

hasil yang didapt dari analisa lingkungan internal. Berikut merupakan

kelemahan yang dimiliki UD Kreasi Lutvi.

a. Promosi yang tidak maksimal

Ragam media sosial yang ada saat ini bisa dimanfaatkan usaha ini untuk

mempromosikan produknya, namun dari hasil analisa, usaha ini belum

melakukan hal tersebut.

b. Pemasaran kebanyakan di tingkat lokal

Pemilik memasakan ke konsumen yang memang dituju / yang menjadi

pelanggan, yang berada di Tuntungan, Pancur Batu dan Tuntungan.

Pemilik belum mencoba memperluas pasar ke tempat lain, mencari dan

menambah pelanggan lain

c. Tidak menggunakan jasa agen distributor

Pemilik hanya mendistribusikan produk ke konsumen yang dituju.

Melihat wilayah pemasaran yang saat ini masih kecil, perlu untuk

menjalin kerjasama dengan agen distributor untuk membantu

mendistribusikan produk ke daerah lain untuk menambah pangsa pasar

(30)

B. Lingkungan Eksternal 1. Peluang (Opportunity)

Peluang yang dimiliki perusahaan merupakan hasil dari analisa

lingkungan eksternal perusahaan. Beberapa peluang yang dimiliki UD

Kreasi Lutvi yang didapat melalui analisa lingkungan eksternal adalah

sebagai berikut :

a. Bertambahnya populasi penduduk

Faktor demografi sangat berpengaruh pada usaha Kreasi Lutvi. Awal

membuka usaha di Desa Tuntungan, keadaan desa belum banyak

penduduk dan pemilik menjalankan usahanya sendiri bersama istrinya.

Setelah beberapa tahun, makin banyak penduduk yang bermukin di

Desa Tuntungan. Permintaan akan keripik ubi semakin banyak, dan

tentunya beliau membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk dapat

memenuhi permintaan. Pemilik mengajak tetangga sekitarnya untuk

menjadi pegawai di usaha keripik ubinya.

b. Perkembangan dunia internet

Perkembangan dunia internet dapat dijadikan peluang oleh perusahaan

untuk menjual produknya secara online. Maraknya media sosial saat ini

dapat dijadikan tempat promosi gratis dalam memasarkan produk,

seperti toko-toko online (online shop) yang memanfaatkan media BBM

(Blackberry Messenger), Instragram, LINE, dan sebagainya dalam

mempromosikan produk mereka.

(31)

Hampir semua orang, termasuk penduduk Tuntungan dan sekitarnya

mengonsumsi keripik ubi. Pertimbangannya selain harga yang sangat

terjangkau, mudah didapat, rasa yang enak, juga mudah didapatkan.

d. Permintaan meningkat pada musim tertentu

Permintaan keripik ubi meningkat saat musim libur, seperti libur

kenaikan kelas dan libur Idul Fitri.

2. Ancaman (Threat)

Beberapa ancaman yang dimiliki UD Kreasi Lutvi yang didapat melalui

analisa lingkungan eksternal adalah sebagai berikut :

a. Banyaknya pesaing dengan usaha sejenis

Pesaing UD Kreasi Lutvi adalah usaha lain yang memproduksi produk

yang sejenis. Pemilik perlu mengantisipasi perkembangan produk dari

usaha lainnya untuk menjaga agar pangsa pasar yang dimiliki tetap

aman.

b. Kenaikan harga BBM

Naiknya harga bahan bakar minyak dan gas selalu mempengaruhi

kenaikan harga-harga barang-barang lainnya secara umum, tidak

terkecuali dengan bahan baku penunjang UD Kreasi Lutvi seperti

minyak goreng, garam, dan lain-lain.

c. Melemahnya nilai tukar rupiah

Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sangat berdampak

terhadap dunia usaha. Pasalnya, mayoritas bahan baku yang digunakan

oleh pengusaha Indonesia berasal dari luar negeri atau impor, karena

(32)

d. Pengadaan bahan baku impor

Tanaman ubi kayu bersifat temporal, pada saat panen raya, produksinya

cukup tinggi tetapi setelah panen dan musim tanam pasokan tidak ada

sama sekali, atau karena kualitas yang tidak baik. Ini menyulitkan

industri pengolahan mendapatkan bahan baku sehingga harus impor,

dan tentunya akan memberatkan para pengusaha karena meningkatnya

biaya operasional.

Berikut tabel 4.2 yang merupakan rangkuman dari kekuatan (strength),

kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) UD Kreasi

Lutvi.

Tabel 4.2

(33)

6. Ketersediaan bahan baku

Sumber : Data diolah, 2016

4.3.2 Internal Strategic Factor Analysis Strategy (IFAS)

Faktor-faktor lingkungan internal perusahaan yang telah teridentifikasi yang

mana merupakan kekuatan dan kelemahan, selanjutnya diberi bobot dan rating

pada tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analisys Summary) yang nantinya

penjumlahan skor masing-masing diperbandingkan dan selanjutnya dipetakan

dalam diagram SWOT untuk menentukan posisi perusahaan.

Adapun proses analisis lingkungan internal (IFAS) adalah sebagai berikut:

a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item IFAS yang paling penting

dalam kolom faktor strategis, tunjukkan mana yang merupakan kekuatan

dan kelemahan untuk analisis internal.

b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat

penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. Jumlah seluruh bobot yang

diberikan baik faktor yang merupakan kekuatan maupun

faktor-faktor yang menjadi kelemahan harus sama dengan 1,00.

c. Hitung rating untuk masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1

(poor). Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar

diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi nilai +1. Pemberian

nilai rating kelemahan kebalikannya, jika nilai kelemahan sangat besar

(34)

Rating pada matrik IFAS:

1= merupakan kelemahan utama

2 = merupakan kelemahan kelemahan yang kecil

3 = merupakan kekuatan yang kecil

4 = merupakan kekuatan utama

Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu

pada industri dimana perusahaan berada.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

Berikut adalah penyajian faktor-faktor internal UD Kreasi Lutvidalam tabel

Internal Strategic Factor Analisys Summary (IFAS) :

Tabel 4.3

Internal Strategic Factor Analisys Summary (IFAS) UD Kreasi Lutvi

(35)

Total Skor Kekuatan 0,65 2,32

Total Skor Kelemahan 0,35 0,46

TOTAL 1 2,78

Sumber : Data diolah, 2016

Keterangan hasil analisis Matriks IFAS dari sisi Kekuatan adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan utama pertama UD Kreasi Lutvi yaitu kualitas produk yang baik

dengan skor 0,52 melalui bobot 0,13 (sangat penting) dan rating 4

(kekuatan utama). Kualitas adalah hal yang sangat penting dan juga

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen.

2. Kekuatan utama yang kedua UD Kreasi Lutviyaitu produk yang bervariasi

dengan skor 0,48 melalui bobot 0,12 (sangat penting) dan rating 4

(kekuatan utama). Varian produk sangat penting untuk kepuasan

pelanggan dalam memilih produk.

3. Kekuatan utama yang ketiga yaitu harga yang terjangkau dengan skor 0,48

melalui bobot 0.12 (sangat penting) dan rating 4 (kekuatan utama). Harga

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keputusan

(36)

4. Kekuatan keempat yaitu kelengkapan atribut produk dengan skor 0,30

melalui bobot 0,10 (penting) dan rating 3 (kekuatan yang kecil). UD

Kreasi Lutviselalu memasok produk yang megikuti perkembangan zaman

dengan menciptakan ragam citarasa keripik ubi.

5. Kekuatan kelima adalah lokasi strategis dengan skor 0,27 melalui bobot

0,9 (penting) dan rating 3 (kekuatan yang kecil). Lokasi usaha dinilai

strategis karena konsumen yang datang bertujuan untuk membeli keripik

ubi yang dijual di UD Kreasi Lutvi.

6. Kekuatan berikutnya adalah ketersediaan bahan baku dengan skor 0,27

melalui bobot 0,9 (penting) dan rating 3 (kekuatan yang kecil). Bahan

baku menjadi kekuatan karena selalu tersedia dan menjaga produksi tetap

lancar.

Keterangan hasil analisis Matriks IFAS dari sisi Kelemahan adalah sebagai berikut :

1. Kelemahan utama pertama UD Kreasi Lutvi yaitu promosi yang tidak

maksimal dengan skor 0,12 melalui bobot 0,12 (sangat penting) dan rating

1 (kelemahan utama). Usaha ini tidak melakukan promosi secara

maksimal, seperti memanfaatkan media sosial online.

2. Kelemahan utama yang kedua UD Kreasi Lutvi yaitu tidak menggunakan

jasa agen distributor 0,12 melalui bobot 0,12 (sangat penting) dan rating 1

(kelemahan utama). Usaha ini tidak menggunakan jasa agen,

menyebabkan wilayah pemasaran yang terbilang masih sempit.

3. Kelemahan yang ketiga yaitu pemasaran yang hanya di tingkat dengan

(37)

karena melihat tingginya oersaingan, usaha ini harusnya memperluas

daerah pemasarannya.

4.3.3 External Strategic Factor Analysis Strategy (EFAS)

Seperti faktor-faktor internal perusahaan, faktor-faktor eksternal yang telah

teridentifikasi yang mana merupakan peluang dan ancaman, selanjutnya diberi

bobot dan rating pada tabel EFAS (External Strategic Factor Analisys Summary)

yang nantinya penjumlahan skor masing-masing diperbandingkan dan selanjutnya

dipetakan dalam diagram SWOT untuk menentukan posisi perusahaan.

Adapun proses analisis lingkungan dan eksternal (EFAS) adalah sebagai

berikut:

a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item EFAS yang paling penting

dalam kolom faktor strategis eksternal, tunjukkan mana yang merupakan

peluang dan ancaman untuk analisis eksternal.

b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat

penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting). faktor-faktor tersebut

kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategis

perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor

total 1,00. Jumlah seluruh bobot yang diberikan baik faktor-faktor yang

merupakan peluang maupun faktor-faktor yang menjadi ancaman harus

sama dengan 1,00.

c. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang semakin besar diberi

(38)

rating ancaman kebalikannya, jika nilai ancaman sangat besar ratingnya

adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

Rating pada matrik EFAS:

1 = memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar

2 = memiliki peluang yang sedikit atau ancaman yang besar

3 = memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil

4 = memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

Berikut adalah penyajian faktor-faktor eksternal UD Kreasi Lutvi dalam

tabel External Strategic Factor Analisys Summary (EFAS) :

Tabel 4.4

External Strategic Factor Analisys Summary (EFAS) UD Kreasi Lutvi Faktor-Faktor Strategis

Eksternal Bobot Rating

(39)

Ancaman

Sumber : Data diolah, 2016

Keterangan hasil analisis Matriks EFAS dari sisi Peluang adalah sebagai

berikut :

1. Peluang utama UD Kreasi Lutvi yaitu berkembangnya dunia internet

dengan skor 0,68 melalui bobot 0,17 (sangat penting) dan rating 4

(peluang yang sangat besar). Berkembangnya dunia internet terutama di

bagian teknologi informasi merupakan peluang yang sangat besar yang

bisa dijadikan sarana promosi dan jual beli.

2. Peluang utama yang kedua yaitu minat konsumsi tinggi dengan skor 0,68

melalui bobot 0,17 (sangat penting) dan rating 4 (peluang yang sangat

besar). Kegemaran masyarakat mengkonsumsi makanan ringan keripik ubi

dinilai sangat tinggi, hal ini menjadi peluang besar bagi usaha.

3. Peluang ketiga yaitu bertambahnya populasi penduduk dengan skor 0,48

(40)

bertambahnya jumlah penduduk, maka usaha ini mendapat peluang yang

besar untuk meningkatkan penjualan.

4. Peluang berikutnya adalah permintaan yang meningkat di waktu tertentu

dengan skor 0,48 melalui bobot 0,16 (penting) dan rating 3 (peluang

besar). Waktu tertentu seperti liburan sekolah atau Idul Fitri mendatangkan

keuntungan bagi usaha ini karena naiknya permintaan keripik ubi.

Keterangan hasil analisis Matriks EFAS dari sisi Ancaman adalah sebagai

berikut :

1. Ancaman utama UD Kreasi Lutvi yaitu berkembangnya dunia internet

dengan skor 0,24 melalui bobot 0,24 (sangat penting) dan rating 1

(ancaman yang sangat besar). Tingginya tingkat persaingan dengan usaha

sejenis, menjadi ancaman yang sangat perlu diperhatikan usaha ini.

2. Ancaman yang kedua kenaikan harga BBM dengan skor 0,20 melalui

bobot 0,10 (penting) dan rating 2 (ancaman besar). Kenaikan harga BBM

berdampak pada naiknya harga bahan baku dan bahan penunjang, yang

juga berdampak pada produksi keripik ubi.

4.3.4 Analisis Diagram SWOT

Dari hasil pembobotan IFAS dan EFAS maka diperoleh hasil seperti yang

(41)

Tabel 4.5

Matriks IFAS dan EFAS

Totak Skor Kekuatan = 2,32 Total Skor Kelemahan = 0,46

Total Skor Peluang = 2,32 Total Skor Ancaman = 0,66

Total S + O = 4,64 Total W + T = 1,12 Sumber : Data diolah, 2016

Diketahui bahwa :

Strength + Opportunity > Weakness + Threat 4,64 > 1,12

Maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan

keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang

diharapkan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal di atas

maka strategi yang harus diambil oleh pihak UD Kreasi Lutvi dapat digambarkan

dalam bentuk diagram SWOT seperti terlihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2

Diagram SWOT UD Kreasi Lutvi

(42)

Berdasarkan gambar di atas, UD Kreasi Lutvi berada di pada kuadran 1

dengan mendukung strategi agresif. Menurut Rangkuti (2009:19), ini merupakan

situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan memiliki peluang dan kekuatan

sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth

oriented strategy) seperti mengambil manfaat adanya peluang-peluang eksternal,

menanggulangi kelemahan-kelemahan internal dan enghindari ancaman-ancaman

eksternal atau strategi SO pada matriks SWOT.

4.3.5 Analisis Matriks SWOT

Matriks SWOT dianalisis dengan menyesuaikan antara kekuatan dan

kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal yang dimiliki usaha,

dengan tujuan mengembangkan strategi-strategi alternatif bagi perusahaan yang

mendukung strategi agresif sesuai dengan posisi perusahaan pada diagram SWOT.

Analisis matrik SWOT UD Kreasi Lutviadalah sebagai berikut :

Tabel 4.6

Matriks SWOT UD Kreasi Lutvi

(43)

Peluang (Opportunities)

(44)

Berdasarkan matriks SWOT menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat

ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Melalui hasil diagram

SWOT, UD Kreasi Lutvi paling sesuai memanfaatkan strategi SO, namun untuk

memaksimalkan hasil, sebaiknya pemilik usaha juga memanfaatkan strategi

lainnya dalam menjalankan usaha. Kombinasi kedua faktor tersebut ditunjukkan

dalam diagram hasil analisis SWOT sebagai berikut :

1. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih

peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. Jadi jika perusahaan memiliki

kelemahan maka perusahaan harus mampu mengatasi kelemahan tersebut,

sedangkan jika perusahaan menghadapi ancaman maka perusahaan harus

berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada

peluang-peluang yang ada. Strategi SO padaUD Kreasi Lutviadalah :

a. Mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk

untuk menarik konsumen baru, serta meningkatkan kepuasan

dan loyalitas konsumen lama

b. Melakukan penjualan melalui media sosial online.

Membuat media sosial online untuk berinteraksi dengan lebih

banyak konsumen.

c. Membuat inovasi produk „edisi liburan‟ pada saat musim libur

sekolah atau hari raya karena banyaknya permintaan.

Permintaan keripik Kreasi Lutvi meningkat 3 kalilipat saat libur,

bisa dijadikan peluang dengan membuat produk oleh-oleh atau

(45)

2. Strategi ST (Strength-Opportunity)

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau

mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Strategi ST pada

UD Kreasi Lutviadalah :

a. Menciptakan produk dengan bentuk dan citarasa yang baru

Akibat tingginya persaingan usaha sejenis, maka usaha ini

diharuskan melakukan inovasi pada produk yang dihasilkan,

untuk meciptakan ciri khas pada keripik UD Kreasi Lutvi

b. Memperbanyak produksi untuk memperluas pasar

Cara lain untuk mengatasi persaingan adalah dengan

memperluas pasar, hal ini tentunya harus didukung dengan

produksi yang memadai.

c. Membuat kegiatan promosi menarik, yang berbeda dengan

usaha sekitar, yang khusus diadakan saat libur sekolah.

Daerah Tuntungan memiliki banyak penghasil keripik, ini bisa

dijadikan peluang oleh UD Kreasi Lutvi dengan membuat iklan

yang berbeda, dan lebih mencolok dibanding usaha lain, bisa

dengan menggunakan spanduk iklan, media cetak/elektronik.

3. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan

internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

Kadang kala perusahaan menghadapi kesulitan dalam memanfaatkan

(46)

tergantung bagaimana manajemen perusahaan untuk menggunakan strategi

tersebut. Strategi WO pada UD Kreasi Lutviadalah :

a. Meningkatkan promosi melalui memanfaatkan media sosial

online. Kurangnya promosi merupakan hal yang fatal dalam

usaha. Promosi memanfaat media sosial dapat sangat efektif dan

tidak memerlukan biaya yang besar.

b. Menjalin kerjasama dengan agen distributor yang potensial

untuk menambah pangsa pasar.

c. Melakukan penyesuaian harga, bisa dengan mengurangi isi

kemasan atau menaikkan harga.

Akibat ancaman pelemahan nilai tuka rupiah serta adanya

kebijakan impor bahan baku, mau tidak mau usaha ini harus

melakukan penyesuaian harga jual untuk mengalami kerugian

dengan mengurangi isi kemasan atau menaikkan harga.

4. Strategi WT (Weakness-Threat)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi

kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang

dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal

sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya, ia harus berjuang

untuk tetap hidup bertahan. Strategi WT pada UD Kreasi Lutviadalah :

a. Membangun dan mengembangkan usaha patungan dengan pihak

yang menyediakan modal dan bahan baku untuk

(47)

b. Mengadakan kerja sama dengan pedagang lain / agen distributor

(48)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pemasaran pada UD Kreasi

Lutvi, makadapat disimpulkan bahwa :

1. Strategi pemasaran yang selama ini digunakan oleh UD Kreasi Lutvi

adalah dengan menggunakan 2 unsur dari marketing mix yaitu produk

(product), dan harga (price). Strategi produk yang dijalakan adalah

dengan senantiasa menghasilkan produk keripik dari berkualitas,

sedangkan strategi harga dengan menerapkan harga yang terjangkau.

Dari sisi produk dan harga telah dijalankan dengan baik, namun masih

sangat kurang dari sisi promosi. Usaha ini perlu meningkatkan kegiatan

promosinya karena persaingan yang ketat.

2. Melalui analisis SWOT yang dilakukan peneliti, dihasilkan bahwa posisi

UD Kreasi Lutvi berada pada kuadran I, dimana UD Kreasi Lutvi

memiliki nilai faktor internal sebesar 2,78, kekuatan lebih besar dari

pada kelemahan dan nilai faktor eksternal sebesar 2.76, peluang yang

dimiliki lebih kuat dari pada ancaman. Strategi SO adalah strategi yang

paling tepat bagi UD Kreasi Lutvi dan strategi lainya dapat dijadikan

strategi alternatif yang dapat digunakan oleh UD Kreasi Lutvi sebagai

referensi dan pertimbangan untuk mengembangkan usaha,

meningkatkan volume penjualan dan menjaga agar tetap unggul dalam

(49)

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan

beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan

yaitu :

1. UD Kreasi Lutvi dapat menjalakan usaha mengunakan strategi SO

dikombinasikan dengan strategi alternatif lainnya, seperti :

a. Mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk untuk

menarik konsumen baru, serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas

konsumen lama

b. Melakukan penjualan melalui media sosial online. Tidak dapat

dipungkiri, saat ini media sosial menjadi sarana yang paling sering

digunakan dalam kehidupan sosial, melakukan penjualan melalui

media sosial diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan

secara drastis.

2. UD Kreasi Lutvi dapat mengatasi kelemahan yang ada dengan cara :

a. Menciptakan produk dengan bentuk dan citarasa yang baru. Akibat

tingginya persaingan usaha sejenis, maka usaha ini diharuskan

melakukan inovasi pada produk yang dihasilkan, untuk meciptakan

ciri khas pada keripik UD Kreasi Lutvi

b. Memperluas pasar dengan cara menjalin kerja sama dengan agen

distributor potensial, hal ini juga harus didukung dengan produksi

yang memadai.

3. Meningkatkan kelebihan, mengurangi kekurangan, manfaatkan peluang

Gambar

Tabel 3.1 Matrik IFAS
Tabel 3.2
Gambar 3.1 Diagram SWOT
Tabel 3.3 Matrik SWOT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan materi serta pengumpulan data validasi yang telah dilakukan mengenai pengembangan materi Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa dapat di simpulkan :

Bentuk basis data dengan menggunakan Physical Data Model yang menampilkan relasi-relasi antar tabel yang digunakan pada aplikasi visualisasi data mahasiswa dan

Proses SOM Training ( Clustering ): Tahap ini berfungsi untuk mengelompokkan ( clustering ) data semua pemain NBA pada musim yang telah dipilih berdasarkan statistiknya ke

Penelitian sebelumnya (Klein et al. 2006) me- nyatakan bahwa status antropometri seperti IMT, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) berhubungan

Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Kantor Desa Suka Damai Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pendekatan sosiologis yang kemudian akan dibandingkan dengan tingkat kekeringan

Maintainability suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai probabilitas dari komponen atau sistem yang gagal tersebut untuk bisa dipulihkan atau diperbaiki pada suatu kondisi

Apabila pada evaluasi awal atau berkala dijumpai respon-respon yang tidak memadai, pertimbangkan: trauma yang sedang berlangsung, gejala inti yang berhubungan dengan PTSD