BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan penulis adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu fenomena,
menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan
sifat-sifat suatu objek tertentu.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pemelitian dilakukan di UKM Kreasi Lutvi yang berlokasi di Jl. Tunas
Mekar No. 50, Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancur Batu. Waktu penelitian
direncanakan penulis dilakukan pada bulan April-Mei 2016.
3.3 Informan Penelitian
Untuk memperoleh informasi terkait penelitian, maka penulis menetapkan
informan, yakni:
a. Informan kunci, yaitu informan yang memiliki informasi pokok yang
diperlakukan dalam melakukan penelitian. Informan kunci dalam
penelitian ini berjumlah satu orang, yaitu UD Kreasi Lutvi
b. Informan utama, yaitu informan yang terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Informan utama pada penelitian ini adalah konsumen
3.4 Definisi Konsep
Konsep merupakan sejumlah pengertian atau karakterisitik suatu objek,
kondisi, situasi dan perilaku tertentu, yang akan mempermudah pemahaman dan
menghindari ketidaktahuan peneliti.
Definisi konsep pada penelitian ini adalah:
1. Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang
dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh
jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
tersebut (Siagian 2004:57).
2. Pemasaran adalah adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai
bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan
dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai
imbalannya. (Kotler dan Armstrong 2008:6).
3. Strategi pemasaran sadalah rencana yang menjabarkan ekspektasi
perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program pemasaran
terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.
(Tjiptono dan Chandra 2012 :193).
3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan dua jenis data yang dibedakan atas teknik atau cara
pengumpulannya, yaitu:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan atau
a. Observasi dilakukan peneliti dengan mengamati aktivitas, situasi dan
lingkungan UD Kreasi Lutvi.
b. Wawancara langsung dilakukan terhadap informan penelitian dengan
membuat daftar pertanyaan guna mendapatkan informasi yang jelas
dan rinci.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Data sekunder penelitian
ini antara lain data-data yang diterbitkan di situs internet dan studi
kepustakaan mengenai strategi pemasaran guna memperoleh teori dan data
sebagai pendukung penelitian, baik dari buku, jurnal dan penelitian
terdahulu yang menjadi referensi penelitian ini.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi
Rangkuti (2009:18) berpendapat bahwa analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang,
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan
strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang, ancaman) dalam konsidi yang ada saat ini. Untuk
mengetahui dengan jelas kekuatan masing-masing faktor iternal dan
dari kedua lingkungan tersebut ke dalam dua kelompok matrik yaitu Intenal
Factor Analysis Strategy (IFAS) dan External Factor Analysis Strategy (EFAS).
3.6.2 Matrik IFAS
Tabel 3.1 Matrik IFAS
Sumber : Rangkuti (2009:25)
Matrik IFAS dibuat untuk menyusun faktor-faktor strategis internal
perusahaan dalam kerangka Strengths and Weaknesess perusahaan. Tahapannya
adalah:
1. Tentukan beberapa faktor-faktor yang menajdi kekuatan serta kelemahan
perusahaan pada kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut mulai dari 1,0 (paling penting)
sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak
boleh melebihi skor total 1,0.
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), Faktor-Faktor Internal Bobot Rating Bobot × Rating Kekuatan :
- Kekuatan 1 - Kekuatan 2 - Kekuatan 3 dst...
Kelemahan : - Kelemahan 1 - Kelemahan 2 - Kelemahan 3 dst...
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Faktor kekuatan diberi nilai +1 sampai dengan +4 (sangat
baik). Sedangkan kelemahan, jika nilai kelemahan sangat besar ratingnya 1,
jika nilai kelemahannya kecil diberi rating 4.
4. Kalikan bobot di kolom 2 dan rating di kolom 3 untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai 1,0.
3.6.3 Matrik EFAS
Tabel 3.2 Matrik EFAS
Faktor-Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot × Rating Peluang :
- Peluang 1 - Peluang 2 - Peluang 3 dst... Ancaman : - Ancaman 1 - Ancaman 2 - Ancaman 3 dst...
TOTAL
Sumber : Rangkuti (2009:24)
Matrik EFAS dibuat untuk menyusun faktor-faktor strategis enternal
perusahaan dalam kerangka Opportunities and Threats perusahaan. Tahapannya
adalah:
1. Tentukan beberapa faktor strategis eksternal, yaitu peluang dan
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
3. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor)
berdarakan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan.
Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang bersifat positif diberi
rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1. Untuk faktor
ancaman, jika ancamannya besar diberi rating 1, dan nilai ancaman
yang sedikit diberi rating 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi
mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
3.6.4 Diagram SWOT
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan
Internal Strengths dan Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan
Threats yang dihadapi dunia bisnis.
Diagram SWOT akan menunjukkan posisi strategis suatu usaha, dengan
melihat posisi apakah perusahaan ada di kuadran 1, kuadran 2, kuadran 3 atau
kuadran 4. Tiap kuadran memberikan alternatif strategi yang berbeda sesuai posisi
Gambar 3.1 Diagram SWOT
Sumber : Rangkuti (2009:19)
Kuadran 1, merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran 2, meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka pangjang dengan
cara strategi diversifikasi (produk/jasa).
Kuadran 3, perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi
perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
Kuadran 4, merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
3.6.5 Matrik SWOT
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap
kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua
informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Salah satu
modal yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah
Pada dasarnya strategi yang diambil harus diarahkan pada usaha-usaha
untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, memanfaatkan
peluang-peluang bisnis serta mengantisipasi ancaman. Sehingga dari matriks
SWOT tersebut akan diperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut
dengan strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT.
1. Strategi SO
Apabila didalam kajian terlihat peluang- peluang yang tersedia ternyata juga
memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor tersebut juga memiliki posisi
internal yang kuat, maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan
komparatif. Dua elemen eksternal dan internal yang baik ini tidak boleh
dilepaskan begitu saja, tetapi akan menjadi isu utama pemberdayaan
meskipun demikian proses pengkajiannya tidak boleh dilupakan adanya
berbagai kendala dan ancaman perubahan. Kodisi lingkungan yang terdapat
di sekitarnya untuk digunakan sebagai usaha dalam mempertahankan
keunggulan komparatif tersebut. (Strategi SO : menggunakan kekuatan
memanfaatkan peluang).
2. Strategi ST
Kotak ini merupakan kajian yang mempertemukan interaksi antara ancaman
atau tantangan dari luar yang diidentifikasikan untuk memperlunak ancaman
atau tantangan tersebut, dan sedapat mungkin merubahnya menjadi sebuah
peluang bagi pemberdayaan selanjutnya. (Strategi ST : menggunakan
3. Strategi WO
Kotak ini merupakan kajian yang menuntut adanya kepastian dari berbagai
peluang dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar disini akan dihadapi
oleh kurangnya kemampuan sector untuk mengungkapnya. Pertumbuhan
harus dilakukan dengan hati-hati untuk memilih dan untuk menerima peluang
tersebut, khususnya dikaitkan dengan potensi kawasan. (Strategi WO :
menggunakan peluang untuk menghindari kelemahan).
4. Strategi WT
Merupakan tempat untuk menggali berbagai kelemahan yang akan dihadapi
oleh sektor dalam perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan
antara ancaman dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang terdapat
didalam kawasan. Strategi yang harus ditempuh adalah mengambil keputusan
untuk mengendalikan kerugian yang akan dialami dengan sedikit membenahi
sumber daya internal yang ada. (Strategi WT : meminimalkan kelemahan dan
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Usaha
Industri keripik ubi Kreasi Lutvi berdiri sejak tahun 1999 dan mampu
bertahan dan berkembang sampai saat ini. Semula industri ini hanya dilakukan
sebagai usaha sampingan dan hanya mampu mengolah ubi kayu menjadi keripik
ubi sebanyak 50 kg per hari dengan dikerjakan oleh keluarga saja serta dengan
cara pemasaran langsung, yaitu di sekolah-sekolah Dasar disekitar Desa
Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu. Namun kini, Kreasi Lutvi terus
memgalami perkembangan hingga menyerap bahan baku ubi kayu sebanyak 1 ton
(1.000 kg) per hari dengan tenaga kerja yang merupakan masyarakat sekitar
sebanyak 50 orang, yang bekerja mulai dari pengupasan, pemotongan keripik,
penggorengan hingga pengepakan. Saat permintaan berlimpah, jelang hari raya
dan tahun baru, omzet bisa naik hingga 3 kali lipat.
Pemilik usaha ini, Bapak Muhdi memaparkan ia menggunakan konsep 3 M,
yaitu mutu, murah, dan mudah. Usaha ini menggunakan minyak dan bahan baku
ubi yang bagus. Jenis ubi yang digunakan adalah jenis ubi roti, ubi saga, ubi
Malaysia susu yang umurnya 1 tahun. Murah, pemilik tidak mengambil untung
yang tinggi, penting pembayaran dengan uang kontan, untungnya sedikit, yang
penting perputaran cepat. Dan M yang terakhir adalah Mudah, dengan proses
yang mudah dan tidak berbelit-belit membuat kerja sama dengan koleganya
Seiring dengan semakin tingginya permintaan pasar akan keripik ubi ini,
maka secara perlahan-lahan kualitas dan kuantitas produksinya pun mulai
ditingkatkan begitu juga dengan berbagai bentuk dan cita rasa yang dihasilkan,
dimana untuk mewujudkan hal ini diperlukan inovasi dan kreasi serta dukungan
mesin dan peralatan yang memadai sehingga mampu meningkatkan daya saing di
pasar. Keripik singkong kreasi Lutvi menyediakan berbagai varian rasa yang
berbeda dengan keripik singkong lainnya, yaitu rasa original, rasa jagung bakar,
keju, rumput laut, barbeque, balado, chitato, serta singkong mini stik.
4.1.2 Profil Umum Perusahaan
Nama Perusahaan : “Kreasi Lutvi”
Alamat : Jalan Tunas Mekar No. 285 Desa
Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu,
Indonesia.
Nama Pemilik Usaha : Muhdi, S.Ag.
Alamat : Jalan Tunas Mekar nomor 285 Desa
Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu,
Indonesia.
Telepon/HP : 0819632889
Bidang Usaha : Industri Keripik /Ubi.
Tanggal Berdiri : 08 September 1999
Merek Usaha : KREASI LUTVI
Logo Usaha : Terdaftar di Ditjen HaKI Kementrian
2006034754. Tanggal 18-10-2006.
Sertifikat Halal : Nomor. 09 100000801 105.
4.1.3 Visi dan Misi
Keripik Kreasi Lutvi memiliki visi dan misi sebagai berikut:
1. Visi : Membangun Usaha yang Mandiri dan Sejahtera
2. Misi :
a. Mewujudkan usaha dangan kemandirian
b. Menciptakan lapangan pekerjaan dalam upaya perbaikan taraf
hidup masyarakat di sekitar.
c. Mewujudkan pemanfaatan potensi bahan baku hasil pertanian
menjadi produk hasil industri.
d. Meningkatkan keterampilan dan penguasaan teknologi produksi
guna memenuhi standart mutu dan peningkatan daya saing.
4.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka dari susunan jabatan pekerjaan dan
hubungan tiap bagian serta posisi dalam suatu organisasi yang disusun sedemikian
rupa untuk mempermudah pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan usaha.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi UD Kreasi Lutvi
Sumber : UD Kreasi Lutvi, 2016
4.1.5 Deskripsi Tugas
1. Pimpinan / Pemilik, bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan usaha
baik internal maupun eksternal, membuat keputusan dan kebijakan agar
kegiatan usaha dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pengawas, bertugas mengkoordinir, memberikan instruksi dan pengarahan
dalam pelaksanakan kegiatan usaha dalam pelaksanaan serta mengevaluasi
program-program kerja yang telah ditetapkan.
3. Bagian Penggorengan, bertanggung jawab atas semua hal yang
berhubungan dengan tingkat kematangan penggorengan.
4. Bagian Pengemasan, bertanggung jawab atas semua hal yang berhubungan
dengan pembungkusan keripik hingga menjadi produk siap jual.
Jam kerja untuk tenaga kerja keripik ubi Kreasi Lutvi ini ditetapkan dari
pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, dengan jam kerja selama 7
jam, maka jam kerja ini dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 09.00 WIB - 12.00 WIB
dan 13.00 WIB - 16.00 WIB. Sistem honor yang diberikan untuk tenaga kerja Pimpinan
Pengawas
Bagian Pengemasan Bagian Penggorengan
adalah menggunakan sistem honor borongan, yaitu sebesar Rp.2.000,- per kg
untuk masing-masing karyawan.
Keripik ubi Kreasi Lutvi melakukan banyak cara untuk dapat
mempertahankan tenaga kerja, seperti memberikan jaminan kesehatan pada
pekerja, pemberian bonus, dan juga mengadakan pertemuan setiap 3 bulan untuk
mendengarkan pendapat maupun keluhan dari para pekerja. Insentif-insentif ini
akan lebih memberikan motivasi pada pekerja agar tetap bertahan pada
pekerjaannya, dan agar menjaga stabilitas operasional.
4.2 Penyajian Data
Penulis menyajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh selama masa
penelitian. Data diperoleh dengan mengunakan metode wawancara secara
mendalam kepada informan kunci informan utama. Informan kunci adalah orang
yang paling mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam
penelitian. Informan kunci pada penelitian ini berjumlah 1 orang, yaitu Bapak
Muhdi selaku pemilik UD Kreasi Lutvi.
Selain data dari informan kunci, peneliti juga memperoleh data dari
informan utama. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti dan dalam penelitian ini informan utamanya adalah
pelanggan keripik UD Kreasi Lutvi yang melakukan pembelian lebih dari tiga
kali. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan seputar produk, harga, lokasi,
promosi, pelayanan, kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman pada UD
Kreasi Lutvi. Informan utama pada penelitian ini berjumlah 2 orang, yaitu Yuniar
Berikut merupakan tabel identitas informan dalam penelitian :
Tabel 4.1 Informan Penelitian Informan Kunci
No. Nama Umur Jabatan
1 Muhdi, S.Ag Pemilik UD Kreasi Lutvi
Informan Utama
No. Nama Umur Pekerjaan
1 Yuniar 38 Wirausaha
2 Ridha 22 Mahasiswa
Sumber : Data diolah, 2016
Peneliti melakukan observasi langsung ke lokasi usaha, serta melakukan
wawancara dengan informan kunci dan informan utama di UD Kreasi Lutvi yang
beralamat di Jl. Tunas Mekar nomor 285, Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancur
Batu.
4.2.1 Faktor Internal Yang Menjadi Kekuatan dan Kelemahan
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada di dalam UD Kreasi Lutvi
yang mencakup kekuatan dan kelemahan ditinjau dari analisis lingkungan
internal. Faktor-faktor internal pada UD Kreasi Lutviyang dimonitor oleh peneliti
yaitu sebagai berikut :
1. Strategi Pemasaran
Pemasaran adalah bidang penting bagi suatu usaha, karena bidang
pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar
yang di jadikan target oleh perusahaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, UD Kreasi Lutvitidak
menerapkan strategi pemasaran secara khusus. Pemilik usaha menentukan
strategi pemasaran berdasarkan keadaan yang terjadi. Menurut pantauan
penulis, keripik ubi Kreasi Lutvi menggunakan 2 unsur dari marketing mix
yaitu produk (product), dan harga (price), sebagai daya saing terhadap
usaha sejenis lainnya, sehingga menjadi lebih dominan menarik minat
konsumen untuk melakukan pembelian keripik ubi pada UD Kreasi Lutvi
dibandingkan usaha keripik singkong lainnya. Strategi produk yang
dijalakan adalah dengan senantiasa menghasilkan produk keripik dari
berkualitas, sedangkan strategi harga dengan menerapkan harga yang
terjangkau.
2. Produk
Pemilik usaha sangat memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan.
Pemilik usaha keripik ubi kreasi Lutvi selalu memperhatikan kualitas ubi
kayu yang digunakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, ubi
kayu yang digunakan adalah jenis ubi roti, yang baik digunakan sebagai
bahan baku keripik ubi, sehingga ketika diproses menjadi keripik ubi akan
menghasilkan keripik ubi yang bercita rasa tinggi serta rapuh. Selain itu
keripik ubi Kreasi Lutvi juga menggunakan bahan-bahan pewarna yang
aman untuk dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif
bagi konsumen yang mengkonsumsinya. Banyak konsumen yang meminati
menyebabkan peningkatan pangsa pasar dan permintaan produk yang cepat.
Hal ini juga diakui oleh konsumen yang diwawancarai oleh penulis, mereka
mengakui bahwa keripik ubi Kreasi Lutvi diminati karena rasanya yang
enak, dan pilihan variasi rasa yang banyak.
Selain dari kualitas, kelebihan produk juga dapat dilihat dari
kelengkapan atribut kemasannya. Produk keripik Kreasi Lutvi yang
dipasarkan sudah dilengkapi kemasan dengan label yang berisi merek
dagang, izin dinas kesehatan, serta logo halal.
3. Price (Harga)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, UD Kreasi
Lutvi tidak menawarkan harga yang mahal untuk produk keripik ubinya,
demi terus mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru. Selain
unggul di produk, pemilik usaha juga turut memperhatikan harga
produknya. Harga yang ditawarkan terjangkau oleh segala lapisan
masyarakat, dimulai dari harga Rp. 500,- untuk kemasan kecil yang dijual
per 10 bungkus, dan harga tertinggi adalah Rp. 40.000,- untuk kemasan 1kg.
Harga tersebut sangat terjangkau untuk segala lapisan masyarakat. Hal ini
juga diakui oleh konsumen yang menjadi informan utama, yang mengatakan
bahwa harga keripik ubi Kreasi Lutvi terjangkau.
4. Place (Tempat)
Keripik singkong kreasi Lutvi terletak di lokasi yang pedesaan yang
padat penduduk, sehingga memudahkan para konsumen sekitarnya untuk
lokasinya sangat mudah dijangkau karena informan juga bertempat tinggal
di Tuntungan. Berdasarkan observasi penulis, lokasi usaha ini memang
mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar yang bertempat tinggal di
Tuntungan, namun jika untuk konsumen dari luar Tuntungan, seperti dari
Pancur Batu dan Medan, lokasi kurang strategis, disebabkan jarak yang jauh
serta jalan yang rusak. Namun menurut hasil wawancara dengan informan
Yuniar yang bertempat tinggal di Medan, hal tersebut tidak memberatkan
karena informan datang memang dengan tujuan membeli keripik Kreasi
Lutvi.
5. Promotion (Promosi)
Promosi sebagai upaya untuk memperkenalkan usaha kepada para
konsumen. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, promosi yang
dilakukan UD Kreasi Lutvi sampai saat ini hanyalah dengan media mouth to
mouth dari para konsumen yang sudah pernah membeli produk keripik.
Kurangnya promosi yang dilakukan menyebabkan sedikit masyakat di luar
kecamatan Tuntungan yang mengetahui keberadaan produk ini. Walaupun
hanya dengan promosi mulut ke mulut, UD Kreasi Lutvi sudah banyak
memiliki pelanggan, namun alangkah baiknya jika jika kegiatan promosi
ditingkatkan, dengan banyaknya media promosi yang mendukung saat ini.
Tentunya akan semakin banyak menarik minat masyarakat.
6. Supplier (Pemasok)
Bahan baku utama dalam usaha ini adalah ubi kayu / singkong.
tidaklah sulit karena usaha ini memiliki beberapa pemasok tetap yang
didatangkan dari Pancur Batu, Berastagi dan Kabanjahe. Pemilik membuat
kebijakan memiliki beberapa pemasok untuk menghindari tidak
terpenuhinya bahan baku sesuai kebutuhan produksi. Sejauh ini, belum
pernah ada hambatan mengenai bahan baku pada UD Kreasi Lutvi.
7. Pesaing
Desa Tuntungan terkenal sebagai kawasan yang memiliki banyak
pengusaha keripik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik,
persaingan antar pengusaha keripik tidak menjadi sebuah masalah karena
rasa kekeluargaan yang ada di desa masih sangat kental. Para pengusaha
justru saling membantu untuk proses produksi dan saling melengkapi
apabila bahan baku yang dibutuhkan kurang atau tidak ada.
Informasi-informasi yang menyangkut keripik ubi dapat lebih mudah menyebar
dengan hubungan antar sesama pengusaha. Namun ditinjau dari sisi
keilmuan, semua pengusaha keripik ubi di Tuntungan merupakan pesaing
UD Kreasi Lutvi, usaha ini harus tetap mengantisipasi perkembangan
produk dari unit usaha lainnya untuk menjaga agar pangsa pasar yang
dimiliki tetap aman.
Menurut hasil wawancara dengan informan utama, walaupun di
Tuntungan banyak produk sejenis dari unit usaha lain, mereka lebih
meminati keripik ubi Kreasi Lutvi, karena rasa dan kualitas produknya lebih
baik dibandingkan produk lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, selain memasarkan
keripik ubi langsung kepada konsumen, UD Kreasi Lutvi juga
memasarkannya melalui perantara pemasaran. Perantara pemasaran yang
digunakan saat ini adalah kedai-kedai ataupun minimarket yang ada di
dalam pasar daerah Tuntungan dan toko-toko lain yang ada di lingkungan
Desa Tuntungan, seperti Pancur Batu dan Medan. Pemilik tidak
menggunakan jasa agen distributor barang dalam memasarkan barangnya ke
daerah lain, karena pemilik mendistribusikannya sendiri ke konsumen yang
dituju. Akan tetapi melihat wilayah pemasaran saat ini masih kecil, pemilik
merasa perlu untuk menjalin kerjasama dengan agen distributor untuk
membantu mendistribusikan produknya ke daerah lain untuk menambah
pangsa pasar baru.
4.2.2 Faktor Eksternal Yang Menjadi Peluang dan Ancaman
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar UD Kreasi Lutvi
yang mencakup peluang dan ancaman ditinjau dari analisis lingkungan eksternal.
Faktor-faktor eksternal pada UD Kreasi Lutvi yang dimonitor oleh peneliti yaitu
sebagai berikut :
1. Ekonomi
Keadaan perekonomian suatu negara akan mempengaruhi kinerja
suatu perusahaan atau industri di dalam negara tersebut. Kondisi
perekonomian Indonesia yang masih belum stabil sejak adanya krisis
ekonomi tahun 1997 memberikan iklim yang kurang kondusif bagi
skala kecil. Hal ini ditandainya dengan tersendatnya perkembangan
ekonomi, seperti terus naiknya harga bahan bakar minyak dan gas, yang
selalu mempengaruhi kenaikan harga-harga barang-barang lainnya secara
umum, tidak terkecuali dengan bahan baku penunjang produksi UD Kreasi
Lutvi seperti minyak goreng, garam, dan lain-lain.
Dikutip dari galamedianews.com, ancaman lainnya adalah nilai tukar
mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menurun.
Kondisi ini menjadi memicu terjadinya inflasi dan tentunya akan sangat
memberatkan para pengusaha karena bahan baku mayoritas impor yang
berdampak pada meningkatnya biaya operasional. Indonesia dikenal sebagai
negara agraris dan mempunyai tanah yang subur, namun Indonesia ternyata
masih mengimpor ubi kayu. Dikutip dari finance.detik.com, Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat Indonesia masih mengimpor ubi kayu. Impor
singkong pada Maret 2016 mencapai 987,5 ton atau senilai US$ 191.093.
Impor singkong mayoritas didatangkan dari Vietnam.
Kementerian Pertanian mengatakan bahwa adanya impor ubi kayu ini
disebabkan pola produksi nasional yang rendah. Penyebab impor lainnya
bukan karena kekurangan produksi, tetapi produk ubi kayu nasional belum
semuanya memiliki standar kualitas Hazard Analysis Critical Control Point
Specification (HACCP). Keadaan ini akan menjadi ancaman serius bagi
para pengusaha, bukan tidak mungkin ada pengusaha yang mengalami
kesulitan finansial, bisa memicu pengusaha gulung tikar sebagai imbas dari
harus menyusun strategi untuk bisa tetap bertahan di situasi kondisi seperti
ini.
Saat ini semua pelaku bisnis di Indonesia dihadapkan pada
perdagangan global yaitu AFTA (Asean Free Trade Area) dan MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang merupakan wujud dari kesepakatan
negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan
atau pasar bebas. Perdagangan semacam ini tentunya akan menjadi suatu
ancaman bagi para pengusaha di Indonesia, jika melihat kondisi SDM yang
ada di Indonesia masih terlihat belum sepenuhnya siap untuk bersaing
dengan para pebisnis dari luar negeri.
Pemilik UD Kreasi Lutvi mengakui bahwa perdagangan bebas ini
mungkin hanyalah merupakan peluang sekaligus ancaman bagi
perusahaan-perusahaaan menengah ke atas yang secara keseluruhan sumber daya yang
dimiliki sudah siap untuk bersaing dengan perusahaan dari luar negeri.
Namun untuk skala usaha yang lebih kecil seperi usaha miliknya, pasar
bebas seperti ini dikira tidak akan berpengaruh.
2. Demografi
Perkembangan jumlah penduduk akan berdampak positif pada pada
peningkatan konsumsi, termasuk konsumsi keripik ubi yang digemari segala
kalangan, baik tua muda, laki-laki dan perempuan. Hal ini merupakan
peluang terhadap perkembangan usaha pemasaran keripik ubi. Respon
positif dari lingkungan sosial di luar perusahaan dapat berupa adanya
dukungan terhadap peningkatan produksi dan memperluas pangsa pasar
peningkatan produksi juga akan membutuhkan bahan baku yang besar
sehingga perusahaan harus memasok bahan baku dari lebih banyak/luas lagi
dari tempat yang sebelumnya.
Pemilik UD Kreasi Lutvi mengatakan bahwa faktor demografi sangat
berpengaruh pada usahanya. Awal membuka usaha di Desa Tuntungan,
keadaan desa belum banyak penduduk dan dia menjalankan usahanya
sendiri bersama istrinya. Setelah beberapa tahun, makin banyak penduduk
yang bermukin di Desa Tuntungan. Permintaan akan keripik ubi semakin
banyak, dan tentunya beliau membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk
dapat memenuhi permintaan. Pemilik mengajak tetangga sekitarnya untuk
menjadi pegawai di usaha keripik ubinya.
3. Teknologi
Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, teknologi
merupakan salah satu fungsi yang memegang peran penting dalam
perkembangan suatu industri. Perkembangan teknologi yang semakin pesat
menuntut kalangan industri untuk berusaha mengamati bahkan mengadopsi
perkembangan dari berbagai teknologi yang ada saat ini untuk menunjang
seluruh kegiatan operasional usahanya. Teknologi yang digunakan di UD
Kreasi Lutvi adalah mesin pemotong ubi dan mesin pencampur bumbu.
Selain itu, kemajuan teknologi komunikasi yang berupa telepon
seluler (handphone) telah terbukti memperlancar transaksi jual beli produk
dari produsen kedistributor atau konsumen yang tempatnya berjauhan secara
memantau keadaan pasar / penjualannya dengan berkomunikasi
menggunakan handphone dengan pegawainya.
Perkembangan dunia internet dapat dijadikan peluang oleh perusahaan
untuk menjual produknya secara online. UD Kreasi Lutvi belum
memanfaatkan teknologi online ini. Maraknya media sosial saat ini dapat
dijadikan tempat promosi gratis dalam memasarkan produk, seperti
toko-toko online (online shop) yang memanfaatkan media BBM (Blackberry
Messenger), Instragram, LINE, dan sebagainya dalam mempromosikan
produk mereka.
4. Politik
Keadaan politik di suatu negara baik secara langsung maupun tidak
langsung memiliki pengaruh yang besar bagi kelangsungan hidup suatu
usaha. Pemantauaan perlu dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan
baik mengenai situasi politik, Peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan
pemerintah baik pemerintah pusat/daerah, terutama kebijakan mengenai
UMKM dapat mempengaruhi perkembangan usaha kecilini.
Peraturan yang dibuat dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal
memudahkan perusahaan atau mempersulit perusahaan untuk berkembang
sehingga dapat menjadi peluang atau ancaman. Keadaan politik yang tidak
stabil akan menyebabkan ancaman pada nilai tukar rupiah yang tidak stabil
dan berdampak juga pada penurunan nilai investasi, penanaman modal, dan
nilai daya beli masyarakat di dalam negeri. Politik yang tidak stabil
merupakan satu penghambat dalam dunia industri, baik yang bergerak
5. Budaya
Hampir semua orang, termasuk penduduk Tuntungan dan sekitarnya
mengonsumsi keripik ubi. Pertimbangannya selain harga yang sangat
terjangkau, mudah didapat, rasa yang enak, juga mudah didapatkan.
Penduduk Tuntungan yang bekerja di luar daerah, apabila mudik terutama
saat Idul Fitri juga sangat menggemari keripik ubi. Tidak hanya dikonsumsi,
namun juga dibawa ke daerah bekerjanya sebagai oleh-oleh, baik yang
bekerja di Pulau Jawa, bahkan hingga Malaysia dan Singapura. Hal ini yang
menjadikan peluang pemasaran yang sangat baik untuk pengusaha keripik
ubi untuk memperluas daerah pemasarannya.
Permintaan keripik ubi meningkat saat musim libur, seperti libur
kenaikan kelas dan libur Idul Fitri adalah waktu penjualan keripik ubi yang
paling baik, dimana banyak orang luar yang sengaja menyempatkan
membeli keripik ubi ke Tuntungan selain konsumen Kreasi Lutvi sendiri.
Peminat yang banyak untuk pasar diluar Tuntungan, Pancur Batu dan
Medan menjadi sebuah pemikiran tersendiri bagi pemilik usaha yang harus
dapat mengusahakan produk keripik ubi dapat secara terus menerus
dikonsumsi oleh konsumen di luar Tuntungan, Pancur Batu dan Medan.
Pengusaha harus memiliki strategi yang benar agar tetap dapat berproduksi
dengan menjaga kualitas namun dapat meningkatkan kuantitas serta
penambahan jalur pemasaran supaya dapat menjangkau pasar yang lebih
4.3 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif dengan metode analisis SWOT, yang merupakan cara
merumuskan dan menafsirkan data yang ada mengunakan metode SWOT
sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dimiliki oleh UD Kreasi Lutvi.
4.3.1 Identifikasi Lingkungan Perusahaan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber
serta hasil observasi langsung di UD Kreasi Lutvi, maka dapat diklasifikasikan
beberapa faktor lingkungan perusahaan yang mempengaruhi yang terdiri dari
lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal terdiri atas Kekuatan
(Strength) dan Kelemahan (Weakness), sedangkan lingkungan eksternal terdiri
atas Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat).
A. Lingkungan Internal 1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang dimiliki perusahaan adalah hasil dari analisa lingkungan
internal perusahaan. Secara garis besar kekuatan yang dimiliki oleh UD
Kreasi Lutvi yang didapatkan dari analisa lingkungan internal adalah
sebagai berikut :
a. Kualitas produk yang baik
UD Kreasi Lutvi secara konsisten menghasilkan produk keripik dari
yang baik pula, serta formula yang pas antara banyaknya minyak,
besarnya api, panas minyak, dan besarnya wajan.
b. Kelengkapan atribut produk
Keripik UD Kreasi Lutvi sudah dipasarkan dengan merek sendiri,
memiliki izin dinkes dan label halal.
c. Produk yang bervariasi
Keripik UD Kreasi Lutvi awalnya hanya menjual keripik dengan rasa
asli (original). Lama kelamaan, dengan melihat selera masyarakat dan
agar tidak ketinggalan trend, usaha ini menghasilkan keripik dengan
banyak varian rasa. Selain dari segi rasa, juga dari ukuran produk.
Produk paling murah dijual dengan harga Rp 500, lalu ada yang
setengah kilogram, satu kilogram, dan paling besar dua kilogram.
d. Harga terjangkau
Produk keripik dijual dengan harga yang murah, pemilik mengakui
tidak mengambil untung yang tinggi. Konsep utama dalam menjual
produknya, adalah pembayaran dengan uang kontan, untungnya sedikit
sedikit saja yang penting perputaran cepat.
e. Lokasi usaha strategis
Lokasi UD Kreasi Lutvi terletak Desa Tuntungan yang terkenal sebagai
daerah penghasil keripik. Hal ini dinilai pebulis sebagai salah satu
kekuatan.Banyak orang yang datang ke Tuntungan khusus untuk
membeli keripik.
UD Kreasi Lutvi sudah memiliki pemasok bahan baku tetap dengan
kualitas yang sudah ditentukan. Hal ini menjadi kekuatan bagi usaha ini
karena bisa mendapatkan persediaan bahan baku dengan mudah.
2. Kelemahan (Weakness)
Selain kekuatan, faktor-faktor yang menjadi kelemahan juga menjadi
hasil yang didapt dari analisa lingkungan internal. Berikut merupakan
kelemahan yang dimiliki UD Kreasi Lutvi.
a. Promosi yang tidak maksimal
Ragam media sosial yang ada saat ini bisa dimanfaatkan usaha ini untuk
mempromosikan produknya, namun dari hasil analisa, usaha ini belum
melakukan hal tersebut.
b. Pemasaran kebanyakan di tingkat lokal
Pemilik memasakan ke konsumen yang memang dituju / yang menjadi
pelanggan, yang berada di Tuntungan, Pancur Batu dan Tuntungan.
Pemilik belum mencoba memperluas pasar ke tempat lain, mencari dan
menambah pelanggan lain
c. Tidak menggunakan jasa agen distributor
Pemilik hanya mendistribusikan produk ke konsumen yang dituju.
Melihat wilayah pemasaran yang saat ini masih kecil, perlu untuk
menjalin kerjasama dengan agen distributor untuk membantu
mendistribusikan produk ke daerah lain untuk menambah pangsa pasar
B. Lingkungan Eksternal 1. Peluang (Opportunity)
Peluang yang dimiliki perusahaan merupakan hasil dari analisa
lingkungan eksternal perusahaan. Beberapa peluang yang dimiliki UD
Kreasi Lutvi yang didapat melalui analisa lingkungan eksternal adalah
sebagai berikut :
a. Bertambahnya populasi penduduk
Faktor demografi sangat berpengaruh pada usaha Kreasi Lutvi. Awal
membuka usaha di Desa Tuntungan, keadaan desa belum banyak
penduduk dan pemilik menjalankan usahanya sendiri bersama istrinya.
Setelah beberapa tahun, makin banyak penduduk yang bermukin di
Desa Tuntungan. Permintaan akan keripik ubi semakin banyak, dan
tentunya beliau membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk dapat
memenuhi permintaan. Pemilik mengajak tetangga sekitarnya untuk
menjadi pegawai di usaha keripik ubinya.
b. Perkembangan dunia internet
Perkembangan dunia internet dapat dijadikan peluang oleh perusahaan
untuk menjual produknya secara online. Maraknya media sosial saat ini
dapat dijadikan tempat promosi gratis dalam memasarkan produk,
seperti toko-toko online (online shop) yang memanfaatkan media BBM
(Blackberry Messenger), Instragram, LINE, dan sebagainya dalam
mempromosikan produk mereka.
Hampir semua orang, termasuk penduduk Tuntungan dan sekitarnya
mengonsumsi keripik ubi. Pertimbangannya selain harga yang sangat
terjangkau, mudah didapat, rasa yang enak, juga mudah didapatkan.
d. Permintaan meningkat pada musim tertentu
Permintaan keripik ubi meningkat saat musim libur, seperti libur
kenaikan kelas dan libur Idul Fitri.
2. Ancaman (Threat)
Beberapa ancaman yang dimiliki UD Kreasi Lutvi yang didapat melalui
analisa lingkungan eksternal adalah sebagai berikut :
a. Banyaknya pesaing dengan usaha sejenis
Pesaing UD Kreasi Lutvi adalah usaha lain yang memproduksi produk
yang sejenis. Pemilik perlu mengantisipasi perkembangan produk dari
usaha lainnya untuk menjaga agar pangsa pasar yang dimiliki tetap
aman.
b. Kenaikan harga BBM
Naiknya harga bahan bakar minyak dan gas selalu mempengaruhi
kenaikan harga-harga barang-barang lainnya secara umum, tidak
terkecuali dengan bahan baku penunjang UD Kreasi Lutvi seperti
minyak goreng, garam, dan lain-lain.
c. Melemahnya nilai tukar rupiah
Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sangat berdampak
terhadap dunia usaha. Pasalnya, mayoritas bahan baku yang digunakan
oleh pengusaha Indonesia berasal dari luar negeri atau impor, karena
d. Pengadaan bahan baku impor
Tanaman ubi kayu bersifat temporal, pada saat panen raya, produksinya
cukup tinggi tetapi setelah panen dan musim tanam pasokan tidak ada
sama sekali, atau karena kualitas yang tidak baik. Ini menyulitkan
industri pengolahan mendapatkan bahan baku sehingga harus impor,
dan tentunya akan memberatkan para pengusaha karena meningkatnya
biaya operasional.
Berikut tabel 4.2 yang merupakan rangkuman dari kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) UD Kreasi
Lutvi.
Tabel 4.2
6. Ketersediaan bahan baku
Sumber : Data diolah, 2016
4.3.2 Internal Strategic Factor Analysis Strategy (IFAS)
Faktor-faktor lingkungan internal perusahaan yang telah teridentifikasi yang
mana merupakan kekuatan dan kelemahan, selanjutnya diberi bobot dan rating
pada tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analisys Summary) yang nantinya
penjumlahan skor masing-masing diperbandingkan dan selanjutnya dipetakan
dalam diagram SWOT untuk menentukan posisi perusahaan.
Adapun proses analisis lingkungan internal (IFAS) adalah sebagai berikut:
a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item IFAS yang paling penting
dalam kolom faktor strategis, tunjukkan mana yang merupakan kekuatan
dan kelemahan untuk analisis internal.
b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat
penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. Jumlah seluruh bobot yang
diberikan baik faktor yang merupakan kekuatan maupun
faktor-faktor yang menjadi kelemahan harus sama dengan 1,00.
c. Hitung rating untuk masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1
(poor). Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar
diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi nilai +1. Pemberian
nilai rating kelemahan kebalikannya, jika nilai kelemahan sangat besar
Rating pada matrik IFAS:
1= merupakan kelemahan utama
2 = merupakan kelemahan kelemahan yang kecil
3 = merupakan kekuatan yang kecil
4 = merupakan kekuatan utama
Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu
pada industri dimana perusahaan berada.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
Berikut adalah penyajian faktor-faktor internal UD Kreasi Lutvidalam tabel
Internal Strategic Factor Analisys Summary (IFAS) :
Tabel 4.3
Internal Strategic Factor Analisys Summary (IFAS) UD Kreasi Lutvi
Total Skor Kekuatan 0,65 2,32
Total Skor Kelemahan 0,35 0,46
TOTAL 1 2,78
Sumber : Data diolah, 2016
Keterangan hasil analisis Matriks IFAS dari sisi Kekuatan adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan utama pertama UD Kreasi Lutvi yaitu kualitas produk yang baik
dengan skor 0,52 melalui bobot 0,13 (sangat penting) dan rating 4
(kekuatan utama). Kualitas adalah hal yang sangat penting dan juga
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen.
2. Kekuatan utama yang kedua UD Kreasi Lutviyaitu produk yang bervariasi
dengan skor 0,48 melalui bobot 0,12 (sangat penting) dan rating 4
(kekuatan utama). Varian produk sangat penting untuk kepuasan
pelanggan dalam memilih produk.
3. Kekuatan utama yang ketiga yaitu harga yang terjangkau dengan skor 0,48
melalui bobot 0.12 (sangat penting) dan rating 4 (kekuatan utama). Harga
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keputusan
4. Kekuatan keempat yaitu kelengkapan atribut produk dengan skor 0,30
melalui bobot 0,10 (penting) dan rating 3 (kekuatan yang kecil). UD
Kreasi Lutviselalu memasok produk yang megikuti perkembangan zaman
dengan menciptakan ragam citarasa keripik ubi.
5. Kekuatan kelima adalah lokasi strategis dengan skor 0,27 melalui bobot
0,9 (penting) dan rating 3 (kekuatan yang kecil). Lokasi usaha dinilai
strategis karena konsumen yang datang bertujuan untuk membeli keripik
ubi yang dijual di UD Kreasi Lutvi.
6. Kekuatan berikutnya adalah ketersediaan bahan baku dengan skor 0,27
melalui bobot 0,9 (penting) dan rating 3 (kekuatan yang kecil). Bahan
baku menjadi kekuatan karena selalu tersedia dan menjaga produksi tetap
lancar.
Keterangan hasil analisis Matriks IFAS dari sisi Kelemahan adalah sebagai berikut :
1. Kelemahan utama pertama UD Kreasi Lutvi yaitu promosi yang tidak
maksimal dengan skor 0,12 melalui bobot 0,12 (sangat penting) dan rating
1 (kelemahan utama). Usaha ini tidak melakukan promosi secara
maksimal, seperti memanfaatkan media sosial online.
2. Kelemahan utama yang kedua UD Kreasi Lutvi yaitu tidak menggunakan
jasa agen distributor 0,12 melalui bobot 0,12 (sangat penting) dan rating 1
(kelemahan utama). Usaha ini tidak menggunakan jasa agen,
menyebabkan wilayah pemasaran yang terbilang masih sempit.
3. Kelemahan yang ketiga yaitu pemasaran yang hanya di tingkat dengan
karena melihat tingginya oersaingan, usaha ini harusnya memperluas
daerah pemasarannya.
4.3.3 External Strategic Factor Analysis Strategy (EFAS)
Seperti faktor-faktor internal perusahaan, faktor-faktor eksternal yang telah
teridentifikasi yang mana merupakan peluang dan ancaman, selanjutnya diberi
bobot dan rating pada tabel EFAS (External Strategic Factor Analisys Summary)
yang nantinya penjumlahan skor masing-masing diperbandingkan dan selanjutnya
dipetakan dalam diagram SWOT untuk menentukan posisi perusahaan.
Adapun proses analisis lingkungan dan eksternal (EFAS) adalah sebagai
berikut:
a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item EFAS yang paling penting
dalam kolom faktor strategis eksternal, tunjukkan mana yang merupakan
peluang dan ancaman untuk analisis eksternal.
b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat
penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting). faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategis
perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor
total 1,00. Jumlah seluruh bobot yang diberikan baik faktor-faktor yang
merupakan peluang maupun faktor-faktor yang menjadi ancaman harus
sama dengan 1,00.
c. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang semakin besar diberi
rating ancaman kebalikannya, jika nilai ancaman sangat besar ratingnya
adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
Rating pada matrik EFAS:
1 = memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar
2 = memiliki peluang yang sedikit atau ancaman yang besar
3 = memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil
4 = memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
Berikut adalah penyajian faktor-faktor eksternal UD Kreasi Lutvi dalam
tabel External Strategic Factor Analisys Summary (EFAS) :
Tabel 4.4
External Strategic Factor Analisys Summary (EFAS) UD Kreasi Lutvi Faktor-Faktor Strategis
Eksternal Bobot Rating
Ancaman
Sumber : Data diolah, 2016
Keterangan hasil analisis Matriks EFAS dari sisi Peluang adalah sebagai
berikut :
1. Peluang utama UD Kreasi Lutvi yaitu berkembangnya dunia internet
dengan skor 0,68 melalui bobot 0,17 (sangat penting) dan rating 4
(peluang yang sangat besar). Berkembangnya dunia internet terutama di
bagian teknologi informasi merupakan peluang yang sangat besar yang
bisa dijadikan sarana promosi dan jual beli.
2. Peluang utama yang kedua yaitu minat konsumsi tinggi dengan skor 0,68
melalui bobot 0,17 (sangat penting) dan rating 4 (peluang yang sangat
besar). Kegemaran masyarakat mengkonsumsi makanan ringan keripik ubi
dinilai sangat tinggi, hal ini menjadi peluang besar bagi usaha.
3. Peluang ketiga yaitu bertambahnya populasi penduduk dengan skor 0,48
bertambahnya jumlah penduduk, maka usaha ini mendapat peluang yang
besar untuk meningkatkan penjualan.
4. Peluang berikutnya adalah permintaan yang meningkat di waktu tertentu
dengan skor 0,48 melalui bobot 0,16 (penting) dan rating 3 (peluang
besar). Waktu tertentu seperti liburan sekolah atau Idul Fitri mendatangkan
keuntungan bagi usaha ini karena naiknya permintaan keripik ubi.
Keterangan hasil analisis Matriks EFAS dari sisi Ancaman adalah sebagai
berikut :
1. Ancaman utama UD Kreasi Lutvi yaitu berkembangnya dunia internet
dengan skor 0,24 melalui bobot 0,24 (sangat penting) dan rating 1
(ancaman yang sangat besar). Tingginya tingkat persaingan dengan usaha
sejenis, menjadi ancaman yang sangat perlu diperhatikan usaha ini.
2. Ancaman yang kedua kenaikan harga BBM dengan skor 0,20 melalui
bobot 0,10 (penting) dan rating 2 (ancaman besar). Kenaikan harga BBM
berdampak pada naiknya harga bahan baku dan bahan penunjang, yang
juga berdampak pada produksi keripik ubi.
4.3.4 Analisis Diagram SWOT
Dari hasil pembobotan IFAS dan EFAS maka diperoleh hasil seperti yang
Tabel 4.5
Matriks IFAS dan EFAS
Totak Skor Kekuatan = 2,32 Total Skor Kelemahan = 0,46
Total Skor Peluang = 2,32 Total Skor Ancaman = 0,66
Total S + O = 4,64 Total W + T = 1,12 Sumber : Data diolah, 2016
Diketahui bahwa :
Strength + Opportunity > Weakness + Threat 4,64 > 1,12
Maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan
keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang
diharapkan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal di atas
maka strategi yang harus diambil oleh pihak UD Kreasi Lutvi dapat digambarkan
dalam bentuk diagram SWOT seperti terlihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2
Diagram SWOT UD Kreasi Lutvi
Berdasarkan gambar di atas, UD Kreasi Lutvi berada di pada kuadran 1
dengan mendukung strategi agresif. Menurut Rangkuti (2009:19), ini merupakan
situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth
oriented strategy) seperti mengambil manfaat adanya peluang-peluang eksternal,
menanggulangi kelemahan-kelemahan internal dan enghindari ancaman-ancaman
eksternal atau strategi SO pada matriks SWOT.
4.3.5 Analisis Matriks SWOT
Matriks SWOT dianalisis dengan menyesuaikan antara kekuatan dan
kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal yang dimiliki usaha,
dengan tujuan mengembangkan strategi-strategi alternatif bagi perusahaan yang
mendukung strategi agresif sesuai dengan posisi perusahaan pada diagram SWOT.
Analisis matrik SWOT UD Kreasi Lutviadalah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Matriks SWOT UD Kreasi Lutvi
Peluang (Opportunities)
Berdasarkan matriks SWOT menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Melalui hasil diagram
SWOT, UD Kreasi Lutvi paling sesuai memanfaatkan strategi SO, namun untuk
memaksimalkan hasil, sebaiknya pemilik usaha juga memanfaatkan strategi
lainnya dalam menjalankan usaha. Kombinasi kedua faktor tersebut ditunjukkan
dalam diagram hasil analisis SWOT sebagai berikut :
1. Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih
peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. Jadi jika perusahaan memiliki
kelemahan maka perusahaan harus mampu mengatasi kelemahan tersebut,
sedangkan jika perusahaan menghadapi ancaman maka perusahaan harus
berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada
peluang-peluang yang ada. Strategi SO padaUD Kreasi Lutviadalah :
a. Mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk
untuk menarik konsumen baru, serta meningkatkan kepuasan
dan loyalitas konsumen lama
b. Melakukan penjualan melalui media sosial online.
Membuat media sosial online untuk berinteraksi dengan lebih
banyak konsumen.
c. Membuat inovasi produk „edisi liburan‟ pada saat musim libur
sekolah atau hari raya karena banyaknya permintaan.
Permintaan keripik Kreasi Lutvi meningkat 3 kalilipat saat libur,
bisa dijadikan peluang dengan membuat produk oleh-oleh atau
2. Strategi ST (Strength-Opportunity)
Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau
mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Strategi ST pada
UD Kreasi Lutviadalah :
a. Menciptakan produk dengan bentuk dan citarasa yang baru
Akibat tingginya persaingan usaha sejenis, maka usaha ini
diharuskan melakukan inovasi pada produk yang dihasilkan,
untuk meciptakan ciri khas pada keripik UD Kreasi Lutvi
b. Memperbanyak produksi untuk memperluas pasar
Cara lain untuk mengatasi persaingan adalah dengan
memperluas pasar, hal ini tentunya harus didukung dengan
produksi yang memadai.
c. Membuat kegiatan promosi menarik, yang berbeda dengan
usaha sekitar, yang khusus diadakan saat libur sekolah.
Daerah Tuntungan memiliki banyak penghasil keripik, ini bisa
dijadikan peluang oleh UD Kreasi Lutvi dengan membuat iklan
yang berbeda, dan lebih mencolok dibanding usaha lain, bisa
dengan menggunakan spanduk iklan, media cetak/elektronik.
3. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan
internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
Kadang kala perusahaan menghadapi kesulitan dalam memanfaatkan
tergantung bagaimana manajemen perusahaan untuk menggunakan strategi
tersebut. Strategi WO pada UD Kreasi Lutviadalah :
a. Meningkatkan promosi melalui memanfaatkan media sosial
online. Kurangnya promosi merupakan hal yang fatal dalam
usaha. Promosi memanfaat media sosial dapat sangat efektif dan
tidak memerlukan biaya yang besar.
b. Menjalin kerjasama dengan agen distributor yang potensial
untuk menambah pangsa pasar.
c. Melakukan penyesuaian harga, bisa dengan mengurangi isi
kemasan atau menaikkan harga.
Akibat ancaman pelemahan nilai tuka rupiah serta adanya
kebijakan impor bahan baku, mau tidak mau usaha ini harus
melakukan penyesuaian harga jual untuk mengalami kerugian
dengan mengurangi isi kemasan atau menaikkan harga.
4. Strategi WT (Weakness-Threat)
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang
dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal
sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya, ia harus berjuang
untuk tetap hidup bertahan. Strategi WT pada UD Kreasi Lutviadalah :
a. Membangun dan mengembangkan usaha patungan dengan pihak
yang menyediakan modal dan bahan baku untuk
b. Mengadakan kerja sama dengan pedagang lain / agen distributor
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pemasaran pada UD Kreasi
Lutvi, makadapat disimpulkan bahwa :
1. Strategi pemasaran yang selama ini digunakan oleh UD Kreasi Lutvi
adalah dengan menggunakan 2 unsur dari marketing mix yaitu produk
(product), dan harga (price). Strategi produk yang dijalakan adalah
dengan senantiasa menghasilkan produk keripik dari berkualitas,
sedangkan strategi harga dengan menerapkan harga yang terjangkau.
Dari sisi produk dan harga telah dijalankan dengan baik, namun masih
sangat kurang dari sisi promosi. Usaha ini perlu meningkatkan kegiatan
promosinya karena persaingan yang ketat.
2. Melalui analisis SWOT yang dilakukan peneliti, dihasilkan bahwa posisi
UD Kreasi Lutvi berada pada kuadran I, dimana UD Kreasi Lutvi
memiliki nilai faktor internal sebesar 2,78, kekuatan lebih besar dari
pada kelemahan dan nilai faktor eksternal sebesar 2.76, peluang yang
dimiliki lebih kuat dari pada ancaman. Strategi SO adalah strategi yang
paling tepat bagi UD Kreasi Lutvi dan strategi lainya dapat dijadikan
strategi alternatif yang dapat digunakan oleh UD Kreasi Lutvi sebagai
referensi dan pertimbangan untuk mengembangkan usaha,
meningkatkan volume penjualan dan menjaga agar tetap unggul dalam
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan
beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan
yaitu :
1. UD Kreasi Lutvi dapat menjalakan usaha mengunakan strategi SO
dikombinasikan dengan strategi alternatif lainnya, seperti :
a. Mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk untuk
menarik konsumen baru, serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas
konsumen lama
b. Melakukan penjualan melalui media sosial online. Tidak dapat
dipungkiri, saat ini media sosial menjadi sarana yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sosial, melakukan penjualan melalui
media sosial diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan
secara drastis.
2. UD Kreasi Lutvi dapat mengatasi kelemahan yang ada dengan cara :
a. Menciptakan produk dengan bentuk dan citarasa yang baru. Akibat
tingginya persaingan usaha sejenis, maka usaha ini diharuskan
melakukan inovasi pada produk yang dihasilkan, untuk meciptakan
ciri khas pada keripik UD Kreasi Lutvi
b. Memperluas pasar dengan cara menjalin kerja sama dengan agen
distributor potensial, hal ini juga harus didukung dengan produksi
yang memadai.
3. Meningkatkan kelebihan, mengurangi kekurangan, manfaatkan peluang