• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanggungjawaban pidana korporasi atas praktik transfer pricing bidang perpajakan di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertanggungjawaban pidana korporasi atas praktik transfer pricing bidang perpajakan di Indonesia"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI ATAS PRAKTIK

Bagi kalangan korporasi, kewajiban membayar pajak mengurangi keuntungan korporasi. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk meminimalkan kewajiban membayar pajak yang salah satunya dengan melakukan transfer pricing yang bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Praktik transfer pricing tersebut merugikan keuangan negara karena berkurangnya pemasukan negara dari sektor pajak. Dalam perspektif perpajakan, transfer pricing adalah suatu kebijakan harga dalam transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Secara universal transaksi antarwajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa dikenal dengan istilah transfer pricing. Hubungan istimewa dimaksud dapat mengakibatkan kekurangwajaran harga, biaya atau imbalan lain yang direalisasikan dalam suatu transaski usaha. Transfer pricing dapat mengakibatkan terjadinya pengalihan penghasilan atau dasar pengenaan pajak dan/atau biaya dari satu wajib pajak ke wajib pajak lainnya, yang dapat direkayasa untuk menekan keseluruhan jumpah pajak terhutang atas wajib pajak-wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertanggungjawaban pidana korporasi di Indonesia; dan untuk mengetahui pertanggungjawaban korporasi atas praktik transfer pricing bidang perpajakan di Indonesia; serta untuk mengetahui model pertanggungjawaban korporasi atas praktik transfer pricing bidang perpajakan di Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan yang relevan. Jenis atau tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif (yuridis normatif) atau disebut juga penelitian doktrinal yang dalam hal ini dengan mengkaji penerapan peraturan perundang-undangan terhadap kasus transfer pricing. Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum maupun doktrin-doktrin guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma, kaidah dari peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian

Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(2)

serta doktrin (ajaran). Penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum doctrinal, dikonsepkan sebagai apa yang tertulis di dalam peraturan perundang-undangan (law in the books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, sifat individu, suatu gejala, keadaan atau kelompok tertentu. Deskriptif analitis berarti bahwa penelitian ini menggambarkan suatu peraturan hukum dalam konteks teori-teori hukum dan pelaksanaannya, serta menganalisis fakta secara cermat tentang penggunaan peraturan perundang-undangan. Terkait dengan sifat penelitian tersebut, maka berdasarkan topik tesis ini yaitu Pertanggungjawaban pidana korporasi atas praktek transfer pricing

bidang perpajakan di Indonesia, maka dianalisis secara deskriptif (memaparkan) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pertanggungjawaban pidana korporasi dengan kasus transfer pricing.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanggungjawaban pidana korporasi di Indonesia dapat dikenakan kepada para direksi (pengurus) suatu korporasi setelah memenuhi unsur kealpaan dan kesengajaan. Dengan demikian, dapat terjadi pemidanaan terhadap korporasi berdasarkan konsep pelaku fungsional (functioneel daderschap). Dalam hal transfer pricing ketika dengan sengaja menghindari atau meminimalkan nilai pembayaran pajak kepada negara yang mengakibatkan kerugian negara. Bentuk tindak pidana korporasi atas praktik transfer pricing bidang perpajakan di Indonesia yaitu adanya unsur kesengajaan yang dilakukan korporasi dengan maksud dan tujuan untuk menghindari pajak yang mengakibatkan kerugian negara. Unsur kesengajaan melekat di dalamnya motivasi dan niat menghindari pajak yang berpotensi terhadap kerugian negara. Transfer pricing itu pada dasarnya merupakan usaha sengaja korporasi untuk menghindari pajak. Jadi bentuk tindak pidana yang dilakukan korporasi adalah dengan sengaja menghindari pajak, sehingga mengakibatkan kerugian negara. Model pertanggungjawaban pidana korporasi atas praktik transfer pricing bidang perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang relevan khususnya bidang perpajakan adalah penggantian kerugian negara yang disebabkan penghindaran terhadap kewajiban membayar pajak. Selain itu pemidanaan terhadap korporasi yang dalam hal ini adalah para direksi (pengurus) dengan dasar adanya unsur kesengajaan yaitu menghindari pajak dengan melakukan manipulasi

transfer pricing.

Kata kunci: Pertanggungjawaban pidana, korporasi, perpajakan, transfer pricing.

(3)

CORPORATE CRIME LIABILITY OF TRANSFER PRICING IN RELATION

The liability to pay tax reduces corporate income. Therefore, transfer pricing practice is one of the effort for corporates to maximize the income. On the contrary, this practice will decrease the tax contribution for the country. From tax perspective, transfer pricing is the setting of the price for goods and service sold between controlled (or related) legal entities within an enterprise.

In general, transactions between related parties is categorized as transfer pricing. The related party relationships may result the price set not at arm‟s length transaction. Setting transfer price enables multinational corporations to attribute net profit (or loss) before tax among the countries where they do business, seeking to reduce overall taxation of the group.

The objective of this research is to disclose the corporate crime liability in Indonesia; and to identify the corporate liability of transfer pricing practice in

Indonesia‟s taxation in accordance with relevant laws. The method used in this

research is normative juridical research or doctrinal research, which review the legal rules on transfer pricing issue.

Legal research is a process of finding primary source of law, law principles and doctrins to solve any legal issues. Normative research is law research that outline law as the normative sytem building. Normative system includes fundamental aspects, rules and principles of law, court decision, agreement and doctrines. Normative legal research is also known as doctrinal legal research. The doctrinal legal research is concepted by the framework established through precedent in the common law as the basis for a human being to behave in an appropriate way. The characteristic of this research is by implementing analytical descriptive method. The descriptive method is a research for the fact with correct interpretation, individual characteristic of a certain group of people. Analytical descriptive method means that the research is described by law including the law theory and its implementation, as well as thorough analysis of the fact used in the rules. The topic of this thesis which is The Corporate Crime

Liability of Transfer Pricing in Indonesia‟s taxation is analysed descriptively regarding

the rules of corporate crime liability on transfer pricing issue.

The research shows that the corporate crime liability in Indonesia can be liable to the member of board of directors in a corporate if they commit in deliberate and

Student of Magistrate in Juriprudence Study Programof the Faculty of Law, University of North Sumatera

(4)

negligent way. A corporate is also a crime subject other than human being. Therefore, a corporate can be convicted crime based on functional liability (functioneel daderschap). In transfer pricing case, if it was committed deliberately to avoid or minimized tax payment to the country which impact to loss for the country. The corporate crime libility of transfer pricing practice in Indonesia‟s taxation is a deliberate action by a corporate as the effort of tax avoidance which reduce the tax contribution to the country. The deliberate action includes motivation and intention to avoid tax which impact to losses for the country. Transfer pricing is basically an intentional effort in a corporation to avoid tax payment. In other words, a corporation may be crimely liable if there is an intentional effort to avoid tax which impact to losses for the country, violating its obligation as the tax payer.

The model of corporate crime liability of transfer pricing in taxation based on tax regulation for corporate is being charged with tax evasion, while for directors of officers may be crimely convicted of deliberate act to avoid paying tax by manipulating transfer price.

Keyword: crime liability, corporation, taxation, transfer pricing.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kehamilan multipel, riwayat dari keluarga ibu lebih penting daripada ayah. Penelitian menurut Cunningham F, terhadap suatu komunitas menemukan bahwa wanita yang

Cita-cita hukum atau suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan Pancasila.

ketika pemerintah memberi kesempatan kepada perguruan tinggi di Indonesia untuk mengubah statusnya menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN),

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan fungsi smartphone Android yang dapat digunakan sebagai pusat kendali, mengambil keuntungan dari pengenalan

Pengukuran dosen yang diterapkan Fakultas Teknik dengan menggunakan parameter Key Performance Indicator ( KPI). KPI menjadi standar ukuran dalam melihat pencapaian

Setelah membaca teks, siswa dapat menyampaikan informasi tentang aturan merawat hewan di rumah dengan benar4. Setelah membaca teks, siswa dapat menyampaikan

lebih memilih ruang dialog untuk menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat luas. d) cara pandang ini lebih cenderung memilih jalan damai, dibandingkan kekerasan. Cara