• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAP.COM - KARAKTERISTIK PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT PRIMER DI POLIKLINIK ORTOPEDI ... 1421 4774 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TAP.COM - KARAKTERISTIK PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT PRIMER DI POLIKLINIK ORTOPEDI ... 1421 4774 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik Pasien Osteoarthritis Lutut Primer di Poliklinik Ortopedi Rumah Sakit Al-Islam Bandung Tahun 2014

1

Muhammad Regi Sonjaya, 2Dadang Rukanta, 3Widayanto 1,2

Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116

e-mail: 1sonjayaregi@gmail.com, 2 dadangrukanta@gmail.com,

3

widays2707@gmail.com

Abstract: Osteoarthritis is degenerative joint disease, mostly affected to one side knee or more. This disease most common affected in knee. Main etiolgy of osteoarthritis could’t be often mined and usually

called primary osteoarthritis. Risk factors for osteoarthritis are age, weight, gender and occupation. The purpose of this study is to describe the characteristics of patients seen from age,sex and chief compline of primary osteoarthritis of the knee at the Hospital of Al-Islam Bandung period January to December 2014. The population in this study were patients with primary osteoarthritis knee. Befound the medical records of patients with primary osteoarthritis knee. This study is descriptive observational. On the of studies that respondents primary osteroarthrose knee at Al-Islam, the majoirity 82,54% off women, age 56 to 65 years of 45,58% and 53,26%. complaind joint pain. These results show that the characteristics of Osteoarthritis patients at Al-Islam in accordance with risk factors for osteoarthritis. The conclusions from the research show have a same characteristic age and gender of Primary knee osteoarthritis at Bandung Al-Islam Hospital on Januari – December 2014, the result of the research as japan, china show have similarity characteristic with other regional embrace such as Japan, China and Amerika, while the most clinical symptom is pain knee ache.

Keywords : Primary knee osteoarthritis, age and clinical symptom

Abstrak. Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif yang pada umumnya mengenai satu sendi atau

lebih. Penyakit ini paling sering terjadi di lutut. Umumnya penyebab osteoarthritis tidak diketahui dan disebut osteoarthritis primer. Faktor resiko terjadinya osteoarthritis lutut primer adalah umur, berat badan, jenis kelamin dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien dilihat dari usia, jenis kelamin dan keluhan utama pasien osteoarthritis lutut primer di Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode Januari sampai dengan Desember 2014. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang tercatat di dalam rekam medis pasien terdiagnosis osteoarthritis lutut primer yang berkunjung ke RS Al-Islam bandung pada tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif obsevasional dengan metode cross sectional. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa osteoarthritis lutut primer di Rumah Sakit Al-Islam terbanyak berjenis kelamin perempuan 82,54% berusia 56 sampai 65 tahun 45,58%, dan 53,26% mengeluhkan nyeri lutut. Kesimpulan penelitian ini menunjukan terdapat kesamaan karakteristik umur dan jenis kelamin penderita osteoarthritis lutut primer di Rumah Sakit Al-Islam Bandung pada Januari – Desember 2014 dengan hasil penelitian di Jepang, Cina dan Amerika. Sedangkan keluhan utama tersering adalah nyeri lutut

Kata Kunci : osteoarthritis lutut primer, umur, jenis kelamin dan keluhan utama.

A. Pendahuluan

(2)

Berdasarkan data WHO, 40% penduduk dunia yang berusia lebih dari 70 tahun mengalami osteoarthritis. Di Amerika Serikat, prevalansinya meningkat sekitar 66%-100% pada tahun 2020.13 Di Indonesia, angka osteoarthritis total mencapai 36,5 juta orang dan 40% berasal dari populasi usia diatas 70 tahun menderita osteoarthritis dan 80% mempunyai keterbatasan gerak dalam berbagai derajat dari ringan sampai berat. Menurut Dewi S K, prevalensi osteoarthritis di Indonesia pada usia <40 tahun mencapai 5%, pada usia 40–60 tahun mencapai 30% dan 65% pada usia >61 tahun. Berdasarkan pemeriksaan radiologis kejadian osteoarthritis lutut cukup tinggi pada pria yaitu mencapai 15,5% sedangkan pada wanita sebesar 12,7%. Menurut Riskerdas tahun 2013, prevalensi penyakit sendi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan di Indonesia sebanyak 11,9%, jika berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur 33,1%, diikuti Jawa Barat 32,1%, Bali 30%, dan DKI Jakarta 21,8%.15 Jika dilihat dari karakteristik umur, prevalensi tertinggi pada umur ≥75 tahun (54,8%). Penderita wanita juga lebih banyak (27,5%) dibandingkan dengan pria (21,8%)4. Perkiraan seluruh dunia menunjukkan bahwa 9,6% pria dan 18% wanita lebih dari 60 tahun memiliki gejala osteoarthritis.1,2,13

Kejadian osteoarthritis biasanya ditemukan pada pasien yang mempunyai faktor resiko. Faktor resiko pada pasien osteoarthritis terbagi menjadi faktor resiko yang bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak bisa dimodifikasi adalah genetik, usia, jenis kelamin dan pekerjaan.6 Pertambahan usia dan obesitas pada populasi barat menjadikan faktor resiko utama pada timbulnya osteoarthritis.6,7 Prevalansi osteoarthritis lutut lebih tinggi ditemukan pada petani, penambang batu bara, para pekerja yang berkerja pada posisi jongkok seperti pekerja konstruksi,6 dibandingkan dengan pekerja yang tidak banyak menggunakan kekuatan lutut seperti pegawai negeri, pegawai swasta wiraswasta, pensiunan ataupun pada orang yang tidak bekerja.21 Adapun faktor resiko yang bisa dimodifikasi untuk mencegah terjadinya osteoarthritis antara lain seperti cedera sendi, kegiatan fisik, kelainan metabolik, kelainan pertumbuhan.1,2,8,13

Sendi-sendi yang terkena osteoarthritis adalah sendi-sendi yang paling sering mengalami perubahan-perubahan pergerakan, khususnya dalam gerakan-gerakan mencengkram dan berdiri dua kaki, sendi-sendi tersebut salah satunya carpo metacarpal, meta tarsopharyngeal, sendi apophiseal tulang belakang, pinggul, lutut dan paha.1,7,12

Lutut merupakan sendi yang paling sering terserang osteoarthritis dari sekian banyak sendi, lutut merupakan penompang dari berat bandan tubuh.5 Osteoarthritis sendi jari sangat umum pada perempuan yang berumur 70 tahun sekitar 70%. Sendi lain sering terkena adalah sendi jari-jari, sendi pinggul, sendi lutut dan tulang belakang dari pada sendi siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Hal ini mencerminkan bahwa beberapa sendi lebih rentan untuk faktor predisposisi dari pada sendi yang lain.1

Komplikasi yang sangat sering timbul akibat osteoarthritis adalah penderita dapat sangat mudah mengalami fraktur. Osteoarthritis juga merupakan penyebab utama keempat kecacatan dan penyebab utama kelumpuhan pada orang tua.7 Keadaan ini secara langsung atau tidak langsung, akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup seseorang.9,10,12,13

(3)

pada 43,82% dari seluruh penderita baru penyakit rematik yang berobat selama kurun waktu 1991-1994.20

Penyakit reumatik terdapat beberapa jenis, berdasarkan hasil penelitian Rachmat Gunadi Wachjudi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung angka kejadian osteoarthritis cukup tinggi yaitu mencapai 70%, Nyeri dan hambatan pergerakan merupakan keluhan yang sering diungkapkan oleh pasien.21

Osteoarthritis lutut primer memiliki gejala, komplikasi dan faktor resiko yang tidak disadari dan cukup membahayakan penderitanya. Gejala yang paling sering yang diderita oleh penderita osteoarthtritis lutut primer adalah nyeri sendi, hambatan pada pergerakan pasien, dan pembengkakan sendi , krepitasi.1,2,5,6,7,13,14

B. Bahan Dan Metode

Desain penelitian ini Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Hasilnya berupa data kesimpulan deskriptif untuk mengetahui gambaran osteoarthritis lutut primer di Rumah Sakit Al Islam Bandung pada tahun 2014.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien osteoarthritis lutut primer di Rumah Sakit Al-Islam Bandung tahun 2014. Dari jumlah tersebut pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu berjumlah 487 orang dari total populasi 622 orang.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah karakteristik usia, jenis kelamin dan keluhan utama.

C. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa selama tahun 2014 terdapat 487 pasien yang mengalami osteoarthritis lutut primer di rumah sakit Al-islam Kota Bandung. Distribusi karakteristik pasien osteoarthritis lutut primer dilihat dari usia, jenis kelamin, dan keluhan utama digunakan 487 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi untuk mengetahui karakteristik pasien dilihat dari usia, jenis kelamin, dan keluhan utama.

Tabel 1 Proporsi Usia Pasien Osteoarthrtis Lutut Primer Di Rumah Sakit Al-Islam Bandung tahun 2014

Usia Frekuensi Persentase

56 – 65 222 45,58%

66 – 75 195 40,04%

>75 70 14,37%

Total 487 100%

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa kelompok usia 56 – 65 tahun merupakan kelompok usia dengan kejadian osteoarthritis lutut primer paling banyak, yaitu 222 pasien atau setara dengan 45,58%.

Tabel 2 Proporsi Jenis Kelamin Pasien Osteoarthrtis Lutut Primer Di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Tahun 2014

(4)

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa pasien dengan jenis kelamin perempuan merupakan angka kejadian paling banyak, yaitu 402 pasien atau setara dengan 82,54%, sedangkan pada kelompok pasien dengan jenis kelamin laki laki hanya terdapat 85 pasien atau setara dengan 18,59% dari total keseluruhan pasien osteoarthritis lutut primer di Rumah Sakit Al-Islam Bandung pada tahun 2014.

Tabel 3 Proporsi usia dan Jenis Kelamin Pasien Osteoarthrtis Lutut Primer Di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Tahun 2014

Jenis kelamin 56 – 65 66 – 75 >75

n(%) n(%) n(%)

Laki laki 32(37,64%) 26(23,58%) 27(31,76%)

43(10,69%) Perempuan 190(47,26%) 169(42,03%)

Total 222(45,58%) 195(40,04%) 70(14,37%)

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat kejadian osteoarthritis lutut primer terbanyak pada pasien perempuan berusia 56 – 65 tahun yaitu 190 pasien (47,26%), sedangkan kejadian osteoarthritis lutut primer pada pasien jenis kelamin laki laki terbanyak pada usia 56 – 65 yaitu 32 pasien (37,64%).

Tabel 4 Proporsi Gambaran klinis Pasien Osteoarthrtis Lutut Primer Di Rumah Sakit Al-Islam Bandung tahun 2014

Gambaran klinis Frekuensi Persentase

Nyeri lutut 106 53,26%

Edema 22 11,05%

Nyeri lutut dan edema 49 24,62%

Nyeri lutut dan Varus 9 4,52%

Nyeri lutut dan Hambatan pergerakan

8 4,02%

Nyeri lutut dan krepitasi 5 2,51%

Total 199 100%

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa proporsi terbanyak terdapat pada pasien osteoarthritis lutut primer dengan gambaran klinis nyeri lutut sebanyak 106 pasien atau setara dengan 53,26% dari keseluruhan pasien osteoarthritis lutut primer. Proporsi terkecil terdapat pada pasien osteoarthritis lutut primer dengan gambaran klinis nyeri lutut dan krepitasi yaitu sebanyak 5 pasien ( 2,51%) dari seluruh pasien osteoarthritis lutut primer.

Laki laki 85 18,59%

Perempuan 402 82,54%

(5)

D. Pembahasan

Mayoritas kelompok usia yang mengalami kejadian osteoarthritis lutut primer adalah kelompok usia 56 – 65 tahun (45,58%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian

Zhang 2010 dan Guccione et al 2001 yang menyatakan bahwa 80% penderita osteoarthritis lutut primer adalah berusia diatas 56 tahun.6

Proses penuaan dianggap sebagai penyebab peningkataan kelemahan di sekitar sendi, penurunan kelenturan sendi, kalsifikasi tulang rawan dan menurunnya fungsi kondrosit yang mendukung terjadinya osteoarthritis lutut primer. Kartilago pada pasien yang mengalami penuaan kurang sensitif terhadap adanya beban pada sendi. Pada keadaan normal, beban pada sendi menstimulasi pembentukan matriks kartilago sebagai respon protektif. Proses penuaan juga menyebabkan otot-otot di sekitar sendi menjadi lebih lemah, input saraf sensori dari reseptor mekanik pada otot dan tendon untuk mempertahankan tekanan dan posisi sendi menurun.6

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kejadian osteoarthritis lutut primer lebih tinggi pada perempuan (82,54%) dibandingkan pada laki-laki (18,59%). Hasil tersebut hampir serupa dengan Hassan et al tahun 2002 yang menyatakan bahwa insidensi osteoarthritis lutut primer pada wanita lebih tinggi daripada laki.1,22

Pengaruh jenis kelamin terhadap osteoarthritis lutut primer diduga melalui mekanisme hormonal yaitu estrogen. Estrogen memiliki pengaruh terhadap rawan sendi dan timbulnya osteoarthritis lutut primer melalui efeknya pada tulang atau jaringan sendi.6

Pasien osteoarthritis lutut primer di Rumah Sakit Al-Islam Bandung periode Januari - Desember 2014 pada perempuan berusia 56 – 65 tahun yang temasuk usia post menopouse. Peneliti Nuki 1998 dan Guccione et al 2001 mengatakan terdapat perubahan keseimbangan hormon progesteron dan estrogen pada usia menjelang menopause yang mempengaruhi sistem keseimbangan tulang di seluruh tubuh, termasuk tulang subkondral. Oleh karena itu, dapat dipahami jika osteoarthritislutut primer lebih sering terjadi pada wanita menopause.6,22

Estrogen menyebabkan meningkatnya aktifitas osteoblast. Osteoblast berperan untuk mensintesis komponen matriks tulang. Sesudah menopause, hampir tidak ada estrogen yang diekskresikan oleh ovarium, kekurangan ini akan menyebabkan berkurangnya ostoblast pada tulang, sehingga berkurangnya matrik tulang dan berkurangnya deposit kalsium dan fosfat tulang .1,6

Berdasarkan kelompok gambaran klinis yang dikeluhkan pasien yang datang ke rumah sakit adalah nyeri lutut sekitar 106 pasien atau setara dengan 53,26%. Gambaran lain yang dikeluhkan pasien osteoarthritis lutut primer adalah edema yaitu 22 pasien atau setara dengan 11,05%. Hasil tersebut hampir serupa dengan Sharma et al 2001.

Nyeri dan edema dapat timbul akibat periosteum tidak terlindungi lagi. Kondrosit yang tidak dapat mensintesis matriks dapat menyebabkan terjadinya inflamasi pada sinovial. Hal ini ditandai dengan adanya rasa sakit pada lutut yang meningkat secara perlahan selama berbulan - bulan atau bertahun - tahun, sehingga pada tahap akhir pasien mengalami rasa sakit pada saat istrahat.5,12

(6)

E. Simpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah :

Berdasarkan kelompok usia, proporsi osteoarthritis lutu primer paling banyak pada kelompok umur 56 – 65 tahun (45,58%).

Berdasarkan kelompok jenis kelamin, proporsi kejadian osteoarthritis lutut primer paling banyak pada kelompok jenis kelamin perempuan (82,54%).

Berdasarkan keluhan utama, proporsi kejadian osteoaarthritis lutut primer paling banyak disertai dengan keluhan utama nyeri lutut (53,26%).

Ucapan Terimakasih

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Prof. Dr. dr. M. Thaufiq Siddiq Boesoirie, M.S., SpTHT KL(K) selaku Rektor Universitas Islam Bandung ,Prof. Dr. Hj. Ieva B. Akbar, dr., AIF selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.

DAFTAR PUSTAKA

Solomon L, Warwick D, Nayagam S. System of Orthopaedics and Fractures. edisi ke . UK; Hodder Arnold 2010.hlm.85-96

Fauci, Braunwald, Kasper, Longo H, Jameson, Loscalzo. Principles Of Internal Medicine. Disorder immune system, connecting tissue and joint.Edisi ke 17. US; The McGraw-Hill 2008.hlm.326

Heijink A,Gomoll A, Madry H, Drobnic M, Filardo G, Mendes J, et al. Biomechanical considerations in the pathogenesis of osteoarthritisof the Knee Surg Sport. Traumatol Arthroscj. 2012;20:423–35

GS Man,G Mologhianu . Osteoarthritis pathogenesis a complex process that involves the entire joint. Journal of medicine and life.2014 January – March (7):37-41

PW Joern, Klaus U M, Brust S, Eysel P. The Epidemiology, Etiology, Diagnosis, and Treatment of Osteoarthritis of the Knee. Dtsch Arztebl International. 2010 Oct 7; 107(9): 152–62.

Zhang Y, Joanne M, Jordan, MD. Epidemiology of Osteoarthritis. Clin Geriatr Med. 2010 August ; 26(3): 355–69.

Cooper C, Jonathan D, Adachi.dkk. How to define responders in osteoarthritis. Europe PMC Funder Group.2013 Juni 29 (6).719-29

Fransen M, Brigett L, Lyn M.dkK. The epidemiology of osteoarthritis in Asia. Rhematic Disease International Journal. 2011 ( 14 ).113-121

Dagenais S, Garbedian S, Eugene K. Prevalence of Radiographic Primary Hip Osteoarthritis. International Ortopedi.2011 ( 35). 971-75

(7)

Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Et. I, Sudoyo W A, Setiohadi B.dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 edisi ke 4.Jakarta 2006. Hlm 1195-1201

World health organization. Priority Medicines for Europe and the World "A Public Health Approach to Innovatio. 2004 7 oktober.

http//archives.who.int,osteoarthritis

Mary B, Goldring and Otero M. Inflammation in osteoarthritis. Curr Opin Rheumatol. 2011 September ; 23(5): 471–8

Riset Kesehatan Dasar : RISKESDAS 2013. (On-Line).

Gonagle D, Tan A, Carey J and Benjamin M. The Anatomical Basis for a Novel Classification of Osteoarthritis and Allied Disorders. Journal Anatomi. februari 16 2010.279-91

Moor L K. Agur R M A. Anatomi klinis dasar.Pengantar Anatomi Klinis. 2002.13-6

Moore L K. Dalley F A. Agur R M A. Clinicaly Oriented Anatomi. Edisi ke-6.2009.hlm 25-8

Tortora GJ, Derrickson B. Intergumentary System. Dalam: Roesch B , Principles of Anatomy and Physiology. Edisi ke 13. 2011.hlm.264-300

Isbagio, Harry. 2005. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI.Jakarta : Suara Karya.

Wachjudi, R.G., Sumartini, D., dan Riardi, P. 2007. Osteoartritis Alias Pengapuran Sendi. Bandung : Sub Bagian Reumatologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Gambar

Tabel 1 Proporsi Usia Pasien Osteoarthrtis Lutut Primer Di Rumah Sakit Al-Islam Bandung tahun 2014
Tabel 3 Proporsi usia dan Jenis Kelamin Pasien Osteoarthrtis Lutut Primer Di Rumah Sakit Al-Islam Bandung Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Hasil korelasi menunjukkan nilai korelasi dari jumlah sarang tikus aktif dengan intensitas serangan 0,917, nilai korelasi jumlah burung hantu dengan jumlah sarang tikus

Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan meningkatnya hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal sesuai dengan hasil penelitian

Filter purifikasi generasi satu ini membutuhkan pompa air dan filter batu gamping jika mengalami kejenuhan, harus diganti dengan cara membongkar filter purifikasi,

Hal ini dapat dianalisis lokasi-lokasi yang mengalami degradasi hutan, dimana, lokasi yang mengalami penurunan nilai indeks vegetasi dengan kondisi vegetasi

Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat perbandingan nilai fleksibilitas bahu pada lansia, dimana sebelum dilakukan latihan peregangan nilai fleksibilitas fleksi bahu

Di selatan Semarang terdapat sesar naik (thrust fault). Sesar ini dipotong oleh sesar mendatar yang berarah barat laut- tenggara atau timur laut - barat daya, diantaranya sesar

Hal ini sejalan dengan komposisi D yang tidak ditambahkan dengan arang ampas kelapa, dimana kandungan kadar air sebesar 4.8% dari berat bahan, serta efisiensi pembakaran untuk