• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KADAR LOGAM BERAT MERCURY (Hg) TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) TERHADAP KEJADIAN AUTISM SPEKTRUM DISORDER DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2015 | Anggara | Healthy Tadulako 8736 28697 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN KADAR LOGAM BERAT MERCURY (Hg) TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) TERHADAP KEJADIAN AUTISM SPEKTRUM DISORDER DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2015 | Anggara | Healthy Tadulako 8736 28697 1 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KADAR LOGAM BERAT MERCURY (Hg) TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) TERHADAP KEJADIAN AUTISM SPEKTRUM

DISORDER DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2015

Ary Anggara

Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako

Email : aryanggara565@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penyandang Autism Spektrum Disorder saat ini merupakan masalah bagi para orang tua karena menyangkut tumbuh kembang anak. Kecurigaan peran Hg pada autis dikemukakan oleh Dr. Bernard Rimland dari Autism Research Institution San Diego. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan logam berat Timbal (Pb), Mercury (Hg) Dan Kadmium (Cd) terhadap kejadian ASD Di Kota Makassar Tahun 2015. Metdode penelitian yaitu observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study, Populasi yaitu seluruh anak gangguan ASD yang ada di SLB Negri maupun swasta serta tempat terapi khusus anak ASD dengan sampel sebanyak 33 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tidak ada hubungan Konsentrasi Timbal (Pb), Mercury (Hg) Dan Kadmium (Cd) terhadap kejadian autism spectrum disorder (ASD) Di kota Makassar, yaitu 10 µg/gr dan Konsentrasi merkuri (Hg) dari responden rata-rata masih di bawah nilai normal yaitu 5 µg/gr. Kesimpulan penelitian ini yaitu Timbal (Pb), Mercury (Hg) Dan Kadmium (Cd) tidak berhubunggan terhadap kejadian autism spectrum disorder (ASD) Di kota Makassar.

Kata Kunci : Logam Berat, Autism Spektrum Disorder (ASD)

ABSTRACT

Persons with Autism Spectrum Disorder is now a problem for the parents because it involves the development of the child. Suspicion role of Hg in autism proposed by Dr. Bernard Rimland of the Autism Research Institution San Diego. This study aims to determine the relationship of the heavy metals lead (Pb), Mercury (Hg) and Cadmium (Cd) on the incidence of ASD In Makassar Year 2015. This study was a observational analitik with Cross Sectional Study aproached, The population in this study are all children of ASD disorder in SLB and private sectors as well as a therapeutic ASD special child, the sample in this study as many as 33 samples. The results showed that there is no association Concentration Lead (Pb), Mercury (Hg) and Cadmium (Cd) in the incidence of autism spectrum disorder (ASD) In the city of Makassar, which is 10 ug / g and the concentration of mercury (Hg) of respondents mean The average is still below the normal value, which is 5 ug / gr. It can be concluded that the No association Concentration Lead (Pb), Mercury (Hg) and Cadmium (Cd) on the incidence of autism spectrum disorder (ASD) In the city of Makassar

(2)

PENDAHULUAN

Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Kondisi ini menyebabkan mereka tidak mampu berkomunikasi maupun mengekspresikan keinginannya, sehingga mengakibatkan terganggunya perilaku dan hubungan dengan orang lain.[1]

Beberapa data klinis menunjukan bahwa banyak anak dengan Autism Spektrum Disorder tidak dapat mengeluarkan zat beracun yang memasuki tubuh mereka dengan cara efisien.[2]

Center for Diseases Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat pada bulan Maret 2013 melaporkan, bahwa prevalensi autis meningkat menjadi 1 : 50 dalam kurun waktu setahun terakhir. Hal tersebut terjadi bukan hanya di negara maju tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Prevalensi autis di dunia saat ini mencapai 15-20 kasus per 10.000 anak atau berkisar 0,l5-0,20%. Jika angka kelahiran di Indonesia 6 juta per tahun maka jumlah penyandang autis di Indonesia bertambah 0,15% atau 6.900 anak per tahunnya.[1]

Kecurigaan peran Hg pada autis dikemukakan oleh Dr. Bernard Rimland dari Autism Research Institution San Diego. Dari penelitian yang dilakukan didapat kadar Hg pada rambut anak autis yaitu 0,66 µg/g sampai 4,73 µg/g sedangkan Hg pada rambut anak non-autis yaitu antara 0,5 µg/g sampai 1,49 µg/g.[3]

Pada penelitian lain dilakukan studi kandungan logam berat pada rambut penderita Autis dengan mengukur kadar timbal (Pb) maka di peroleh hasil 3 subjek rambut anak Autis dari 12 subjek menggandung Pb dengan kadar 29,58 µg/g rambut 39,39 µg/g rambut 21,78 µg/g rambut, yang lain tidak dapat terdeteksi.[7]

Di lakukan pemeriksaan pada 2 anak autis dengan mengukur kadar Kadmium (Cd) pada rambut dan di dapatkan kadar Cd 1474,84 µg/kg rambut dan 457.82 µg/kg rambut.[4]

Menurut data yang ada di Sekolah Luar Biasa Negeri Parantambung Makassar bahwa anak penyandang autis berjumlah 26 orang. Menurut kepala bagian penanganan anak autis mengatakan bahwa, tiap tahun anak autism makin bertambah.[5]

Berdasarkan pengambilan data awal pada tahun 2014 melalui dinas pendidikan kota makassar SLB yang terdaftar sebanyak 20 SLB serta 2 tempat terapi khusus penderita autis di dapatkan data 185 anak penderita autis.[6]

BAHAN DAN CARA

Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study.

Penelitian inI dilakukan pada tanggal 8 maret – 16 Mei 2015 di enam Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada di Kota Makassar dan dua tempat terapi khusus anak ganguan ASD (Taman Pelatihan Harapan dan Yayasan Anak Harapan) sebanyak 185 orang.

(3)

ini, subjeknya adalah Siswa Sekolah Luar Biasa di enam (SLB) dan dua tempat terapi anak gangguan ASD di Taman Pelatihan Harapan dan Yayasan Anak Harapan Kota Makassar. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 orang anak gangguan ASD di SLB serta menjalani terapi khusus penderita ASD, pengambilan sampel menggunakan

random sampling.

HASIL

Hubungan Konsentrasi Timbal dengan Tingkat Keparahan Anak Gangguan Autism Spectrum Disorder (ASD)

Berdasarkan pemeriksaan rambut anak gangguan ASD pada laboratorium

yang ditunjukan dalam tabel 1 bahwa anak gangguan ASD dengan konsentrasi Pb tinggi dan tingkat keparahan ASD sedang sebanyak 4 (26,7%) sampel dari 15 (100%) sampel konsentrasi Pb tinggi. Sedangkan konsentrasi Pb normal dan tingkat keparahan ASD ringan sebanyak 10 (55,6%) sampel dari 18 (100%) sampel konsentrasi Pb normal.Hasil uji statistik korelasi Spearman's rho pada Confidient Interval 95% atau α (0,05)

didapatkat nilai p = 0,447 atau p > α,

sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan konsentrasi Pb dengan kejadian ASD Di Kota Makassar Tahun 2015.

Hubungan Konsentrasi logam Berat dengan Anak Gangguan Autism Spektrum Disorder Kota Makassar Tahun 2015

Sumber : Data Primer

Hubungan Konsentrasi Merkuri dengan Tingkat Keparahan Anak Gangguan Autism Spectrum Disorder (ASD)

Dari hasil penelitian yang dilakukan, pada tabel 1 menunjukkan

bahwa anak ASD konsentrasi Hg tinggi dan keparahan ASD sedang sebanyak 1 (50,0%) sampel 2 (100%) konsentrasi Hg tinggi. Sedangkan konsentrasi Hg normal dan tingkat keparahan ASD ringan sebanyak 20 (64,5%) sampel dari

Konsentrasi Logam Berat

Tingkat keparahan ASD

Total

r P

Berat Sedang Ringan

n % n % N % n %

Konsentrasi Pb

Tinggi 0 0 4 26,7 11 73,3 15 100

0,137 0,447

Normal 0 0 8 44,4 10 55,6 18 100

Konsentrasi Hg

Tinggi 0 0 1 50.0 1 50.0 2 100 0,194 0,280

Normal 0 0 11 35.5 20 64.5 31 100

Konsentrasi Cd

Tinggi 0 0 0 0 0 0 0 100

0,339 0,54

(4)

31 (100%) sampel konsentrasi Pb normal.

Hasil uji statistik korelasi

Spearman's rho pada Confidient

Interval 95% atau α (0,05) didapatkat nilai p = 0,280 atau p > α, sehingga

dapat disimpulkan tidak ada hubungan konsentrasi Merkuri (Hg) terhadap kejadian Autism Spektrum Disorder Di Kota Makassar Tahun 2015.

Hubungan Konsentrasi Kadmium dengan Tingkat Keparahan Anak Gangguan Autism Spectrum Disorder (ASD)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk melihat konsentrasi logam berat Kadmium (Cd) pada rambut anak gangguan ASD, konsentrasi Cd normal dan tingkat keparahan ASD sedang sebanyak 12 (36,4%) sampel dari 33 (100%) sampel sedangkan tingkat keparahan ASD ringan dan Cd normal sebanyak 21 (63,6%) sampel dari 33 (100%) sampel yang di tunjukkan pada tabel 5.9 di atas.

Hasil uji statistik korelasi Spearman's rho pada Confidient Interval 95% atau α (0,05) didapatkat

nilai p = 0,54 atau p > α, sehingga

dapat disimpulkan tidak ada hubungan konsentrasi Kadmium (Cd) terhadap kejadian Autism Spektrum Disorder Di Kota Makassar Tahun 2015.

PEMBAHASAN

Hubungan Konsentrasi Timbal (Pb) dengan Gangguan ASD

Akumulasi timbal dalam tubuh di mulai pada janin. Timbal mudah bermigrasi melalui plasenta,sehingga konsentrasi timbal anak yang baru lahir

akan sama dengan ibu mereka yang terindikasi terpapar timbal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi timbal pada rambut anak ASD 18 orang (54,5%) di ketegorikan normal sedangkan 15 orang (45,5%) anak ASD di kategorikan tinggi. Pada hasil uji statistik korelasi

Spearman's rho pada Confidient Interval 95% atau α (0,05) didapatkat nilai p = 0,447 atau p > α, sehingga

dapat disimpulkan tidak ada hubungan konsentrasi timbal dengan kejadian ASD Di Kota Makassar.

Hal ini dapat disebabkan, kosentrasi Timbal pada anak gangguan ASD rata-rata masih dalam kategori normal, karena mayoritas tempat tinggal anak ASD dalam penelitian ini masih jauh dari area industri. Apalagi Kota Makassar telah memiliki kawasan industri tersendiri yaitu (KIMA) yang umumnya bisa menyebabkan pencemaran lingkungan dan menghasilkan emisi industri berupa logam berat timbal.

Disamping itu, aktivitas ibu anak ASD pada masa hamil, jauh dari emisi kendaraan yang menghasilkan paparan logam berat timbal, karena umumnya ibu anak ASD pekerjaannya adalah sebagai ibu rumah tangga, sehingga aktivitas ibu anak ASD pada masa kehamilan lebih dominan di rumah sehingga potensi terpapar timbal sangat kurang.

(5)

yang telah melebihi nilai normal yaitu diatas >25 µg/g konsentrasi logam berat timbal pada akumulasi rambut anak gangguan ASD.

Hasil penelitian (Gunawan, 2008). Menunjukkan kandungan logam berat pada rambut anak gangguan ASD dengan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar timbal maka di peroleh hasil 3 responden rambut anak ASD dari 12 subjek menggandung timbal dengan konsentrasi 29,58 µg/g rambut 39,39 µg/g rambut 21,78 µg/g rambut, yang lain tidak dapat terdeteksi atau tidak didapatkan kadar konsentrasi timbal.[7]

Hubungan Konsentrasi Merkuri (Hg) dengan Gangguan ASD

Hasil uji statistik korelasi

Spearman's rho pada Confidient

Interval 95% atau α (0,05) didapatkat nilai p = 0,280 atau p > α, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan konsentrasi Merkuri dengan kejadian ASD di Kota Makassar.

Kontaminasi Merkuri pada penderita ASD biasanya terjadi ketika anak masih dalam kandungan, dengan pola konsumsi ibu ketika hamil, dengan mengonsumsi ikan laut yang tercemar dengan bahan makanan berpengawet serta vaksin lainnya.

Adanya peningkatan konsentrasi merkuri (Hg) dibeberapa sungai Di Kota Makassar, dari Hasil penelitian yang dilakukan (Nurhidayah, 2008). Ditemukan kandungan merkuri (Hg) air Sungai Tallo sebesar 0,002 mg/l dan kandungan Hg sedimen Sungai Jeneberang sebesar 0,669 mg/kg serta di Pelabuhan Paotere sebesar 0,6636

mg/kg. Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan peningkatan konsentrasi merkuri diduga menyebabkan kontaminasi merkuri pada ikan yang telah dikonsumsi oleh masyarakat, menyebabkan 2 dari anak ASD dalam penelitian ini memiliki konsentrasi merkuri tinggi atau melebihi batas normal.[8]

Konsentrasi merkuri pada anak gangguan ASD yang dijadikan responden masih pada standar normal, hal ini juga dikarenakan konsumsi air sungai yang tercemar merkuri beresiko bisa dicegah, karena untuk Kota Makassar mayoritas masyarakat sudah menggunakan air yang berasal dari PDAM untuk keperluan sehari-hari sehingga air yang yang digunakan adalah air yang memenuhi standar baku mutu.

Perbedaan perilaku antara anak ASD yang menjalani terapi dengan anak yang hanya sekedar menjalani pendidikan di sekolah luar biasa sangat berbeda, dengan melihat secara observatif pada saat penelitian, sehingga

scoring cars pada tingkat keparahan anak ASD dalam penelitian juga berpengaruh, atau memiliki hasil yang bervariasi.

(6)

Hal tersebut diatas semakin di perkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan (Claudia, 2008). Sampel rambut dikumpulkan dari 12 anak gangguan ASD dan 3 anak non-ASD. Penetapan konsentrasi merkuri pada rambut anak ASD dan non-ASD di lakukan menggunakan metode digesti dan diamati dengan alat AAS. Dari penelitian yang dilakukan didapat konsentrasi merkuri pada rambut anak ASD yaitu 0,66 µg/g sampai 4,73 µg/g sedangkan konsentrasi merkuri pada rambut anak non-ASD yaitu antara 0,5 µg/g sampai 1,49 µg/g.[3]

Hubungan Konsentrasi Kadmium (Cd) dengan Gangguan ASD

Kadmium telah banyak digunakan dalam berbagai industri, Kadmium lebih beracun bila terhisap melalui saluran pernafasan dari pada melalui pencernaan, sehingga menyebabkan anemia,pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati. Kadmium juga terakumulasi dalam plasenta, dan akan ditransfer ke janin sehingga menyebabkan adanya gangguan detoksifikasi pada anak.

Dari hasil penelitian yang dilakukan anak ASD konsentrasi Cd normal dan tingkat keparahan ASD normal sebanyak 12 orang (36,4%) anak ASD dari 33 (100%) anak ASD, sedangkan tingkat keparahan ASD ringan dan Cd normal sebanyak 21 orang (63,6%) anak ASD dari 33 (100%) anak ASD. Hasil uji statistik korelasi Spearman's rho pada Confidient Interval95% atau α

(0,05) didapatkat nilai p = 0,54 atau p > α, Sehingga dapat disimpulkan tidak

ada hubungan konsentrasi Kadmium

(Cd) dengan kejadian ASD di Kota Makassar tahun 2015.

Karena pada prinsipnya area yang beresiko terpapar pencemaran logam berat kadmium yaitu berada dekat dari lokasi pertambangan, dimana limbah hasil pertambangan (tailing) menghasilkan logam berat kadmium yang cukup besar yang berpotensi mencemari lingkungan.

Tingkat pendidikan orang tua khususnya ayah anak ASD mempengaruhi perilaku merokok, hal ini berdasarkan pengakuan beberapa orang tua khususnya ayah anak ASD pada saat penelitian, bukan sebagai perokok aktif karena beberapa kesibukan dan pekerjaan yang mereka jalani sebagai pegawai dibeberapa instansi, begitupun beberapa pekerjaan orang tua anak ASD yang lain.

Hal ini didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh (Amiruddin, 2014). Yang mengatakan bahwa dengan bertambahnya pengetahuan seseorang tentang bahaya merokok maka kemampuan rasionalitas dalam memutuskan untuk menghindari rokok juga meningkat. Bahwa pada individu dengan tingkat pendidikan sarjana akan memikirkan kalau rokok itu sama sekali tidak memberi manfaat pada tubuh, sehingga intensitas merokok hanya sebatas seperlunya saja. Dan akan lebih melihat tempat yang dijadikan merokok yang tidak mengganggu orang lain.[10]

(7)

logam berat kadmium anak gangguan ASD masih pada nilai normal.

Kesediaan orang tua menjadi fasilitator dalam penelitian untuk menjadikan anak ASD sebagai sampel juga menjadi hambatan karena ada beberapa orang tua yang tidak bersedia untuk dimintai informasi serta kesediaannya menjadikan anak mereka, menjadi responden dalam penelitian ini.

Pada dasarnya faktor penyebab ASD bukan hanya mengacu pada paparan logam berat tapi beberapa faktor kombinasi genetik, imunitas maupun lingkungan karena para ahli masih mencari faktor utama penyebab ASD.

Namun demikian logam berat Pb,Hg dan Cd masih dianggap perlu menjadi bahan perhatian terhadap kejadian ASD karena ditemukan beberapa responden telah terpapar logam berat karena memiliki kadar konsentrasi diatas nilai normal atau melebihi baku mutu. Sehingga anak ASD masih memiliki risiko terpapar logam berat. Sehingga hal ini dianggap perlu untuk terus dilakukan penelitian terhadap kejadian ASD.

Di lakukan pemeriksaan pada 2 anak ASD dengan mengukur kadar Kadmium (Cd) pada rambut dan di dapatkan kadar Anak ASD 1474,84 µg/kg rambut dan 457.82 µg/kg rambut.[4]

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang di lakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji statistik korelasi

Spearman's rho pada Confidient

Interval 95% atau α (0,05)

didapatkat nilai p = 0,447 atau p >

α, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan konsentrasi timbal dengan kejadian ASD Di Kota Makassar.

2. Hasil uji statistik korelasi

Spearman's rho pada Confidient

Interval 95% atau α (0,05) didapatkat nilai p = 0,280 atau p > α, sehingga dapat disimpulkan

tidak ada hubungan konsentrasi Merkuri dengan kejadian ASD Di Kota Makassar.

3. Hasil uji statistik korelasi Spearman's rho pada Confidient Interval 95% atau α (0,05)

didapatkat nilai p = 0,54 atau p >

α, Sehingga dapat disimpulkan

tidak ada hubungan konsentrasi Kadmium (Cd) dengan kejadian ASD di Kota Makassar tahun 2015. Adapun saran dalam penelitian ini, yaitu:

1. Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan penggunaan kendaraan bermotor agar bisa mengurangi emisi kendaraan yang menghasilkan paparan timbal, serta malakukan penghijauan. Karena masih di temukan responden memiliki kadar konsentrasi timbal di atas nilai normal.

(8)

3. Agar tidak terjadi paparan logam berat Kadmium pemerintah harus lebih memperhatikan pemeberian izin lokasi perindustrian serta pengolahan limbah pabrik, karena hal ini dapat menyebabkan paparan kadmium yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

4. Masih Perlu dilakukan penelitian selanjutnya guna mencari faktor penyebab utama dari kejadian Autism Spekrtrum Disorder.

5. Kepada pembaca ataupun masyarakat harus lebih memperhartikan pola hidup sehat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pratiwi Arfiriana Rifmie, Fillah Fithra Dieny, 2014. Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 34 - 42 (Online http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc, diakses 26 januari 2015).

2. Holander E and anognoston. 2007

Clinical manual for the treatment

of autism. American

Psychiatric,publ,inc,London, England, 121-127.

3. Claudia, 2008 Studi Pendahuluan Penetapan kadar Hg Pada Rambut Anak Autis dan anak tidak autis secara atomic absorption flame emissionspectrophotometry(AAS)( http://digilib.ubaya.ac.id/data_pusta ka-134589.html Di akses Di akses 5 Januari )

4. Warsiki Endang, 2007 Ecosystem and autistic Disorder in Children

Kongres nasional II Asosiasi kesehatan jiwa anak dan remaja Indonesia 2012.

5. Sekolah Tingkat Pembina Provinsi Sulawesi Selatan Parantambung 2013

6. Dinas Pendidikan Kota Makassar Tahun 2014

7. Gunawan, Heri 2008 Studi pendahuluan penetetapan kadar timbal (pb) dalam rambut anak Autism spektrum disorder (ASD) yang di tetapkan secara atomic absorption flame emission spectrophotometry

(http://digilib.ubaya.ac.id/data_pust aka-134589.html Di akses 5 Januari )

8. Nurhidayah, 2008 Analisis Kandungan Logam Berat Hg dan Cr pada Sedimen di Perairan Kota Makassar. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2008; 1(3):1-12. 9. Bernard Sallie, 2015 (Online

diakses 28 April 2015 http://health.kompas.com/read/2009 /10/20/16374098/Kadar.Merkuri.A nak.Autisme.Tak.Berlebihan) 10.Amaruddin, Muhammad Didik,

Referensi

Dokumen terkait

Efek Ekstrak Metanol Daun Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) terhadap Glukosa Darah Pada Mencit Model Diabetes Melitus.. Jurnal Medika Planta

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi emiten dalam menetapkan kebijakan yang terkait dengan praktek aktivitas manajemen laba riil supaya

Mata kuliah ini mempelajari tentang sejarah munculnya hukum perlindungan konsumen, prinsip-prinsip pertanggungjawaban, hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha,

Sementara penyebab kejadian hipertensi, selain dikarenakan adanya faktor keturunan, juga erat kaitannya dengan perilaku dan adanya perubahan gaya hidup yang kompleks dari

Peningkatan prestasi belajar siswa kelas eksperimen dengan pemberian tugas membuat Peta Konsep disebabkan karena siswa dapat melihat gambaran materi secara ringkas dan

Oleh karena itu di era desentralisasi fiskal ini pemerintah pusat memberikan skema bantuan transfer kepada daerah dalam bentuk dana perimbangan pusat daerah yang terdiri dari

Tujuan penelitian yang dilaksanakan adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan temu putih dalam pakan terhadap profil saluran dan organ pencernaan ayam pedaging.Penambahan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan salah satu variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention, dimana semakin