• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2 Keterampil (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2 Keterampil (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2 Diana Mustikaningsih (1406526)

Variasi stimulus adalah upaya guru untuk memberikan stimulus pembelajaran secara bervariasi atau beragam, sehingga memungkinkan siswa dapat merespon melalui alat indera dan cara yang berbeda (bervariasi) untuk mendapatkan pengalaman belajar secara lebih luas dan mendalam (Sukirman, 2012: 264). Melalui pemberian stimulus yang bervariasi ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi siswa saat mengikuti pembelajaran dan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas belajar siswa baik secara proses maupun hasil pembelajarannya. Variasi stimulus juga merupakan upaya untuk mengatasi pembelajaran yang monoton atau membosankan bagi siswa yang mana guru memiliki tugas untuk memberikan stimulus baik dalam gaya mengajar, metode, media yang digunakan, pemberian sumber belajar yang beragam dan komunikasi atau pola interaksi dalam pembelajaran.

Menurut Wina Sanjaya (Sukirman, 2012: 265-266) bahwa tujuan dan manfaat dari stimulus dalam pembelajaran adalah untuk menjaga iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran. Dari pernyataan tersebut terdapat beberapa poin penting yang menjadi tujuan dan manfaat dari variasi stimulus, diantaranya adalah terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa; menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas; meningkatkan perhatian dan motivasi siswa; mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru; menyesuaikan model pembelajaran dengan cara belajar siswa yang berbeda-beda; dan meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa.

Menurut Sukirman (2012: 267), variasi stimulus dalam pembelajaran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu

1. Variasi pada kegiatan tatap muka. Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran siswa secara langsung atau face to face.

a. Variasi suara (teacher voice). Dalam hal ini guru harus pandai mengatur suara tinggi-rendahnya, kejelasan maupun kecepatan.

b. Pemusatan perhatian (focusing). Dalam hal ini guru mengajak atau megkondisikan siswa untuk memusatkan pikirannya pada bagian-bagian tertentu yang dianggap penting.

c. Kebisuan guru (teacher silence) yaitu proses diam sejenak tidak melakukan aktivitas apapun.

d. Kontak pandang (eye contact) yaitu memusatkan penglihatan antara guru dengan siswa.

e. Gerak guru (teacher movement) yaitu perpindahan dari satu cara atau gaya ke cara atau gaya mengajar lainnya, termasuk posisi ke posisi lainnya.

(2)

memperlancar proses pembelajaran. Variasi penggunaan alat dan media pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Alat atau media visual yaitu alat atau pembelajaran yang bisa dilihat, misalnya foto, bagan, grafik, poster, dsb.

b. Alat atau media auditif yaitu alat atau media pembelajaran yang dapat didengar, misalnya radio, tape recorder, dsb.

c. Alat atau media raba yaitu alat atau media pembelajaran yang dapat diraba, dimanipulasi atau digerakkan (motorik), misalnya benda tiruan.

3. Variasi pola komunikasi pembelajaran. Dalam pembelajaran proses komunikasi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk yaitu:

a. Komunikasi satu arah (one way communication) yaitu komunikasi yang hanya berlangsung searah (guru sebagai komunikator, siswa sebagai penerima informasi). b. Komunikasi dua arah (two way communication) yaitu proses komunikasi yang

berlangsung dua arah, dari guru ke siswa atau siswa ke guru.

c. Komunikasi banyak arah (interaktif) yaitu proses komunikasi yang melibatkan banyak arah, dari guru ke siswa, dari siswa ke guru, antar siswa, dan siswa dengan lingkungan pembelajaran lain secara lebih luas.

Adapun prinsip-prinsip variasi stimulus agar variasi yang diterapkan atau dikembangkan tersebut bisa berguna secara efektif dan efisien menurut Sukirman (2012: 269) yaitu

1. Tujuan yaitu variasi stimulus yang diterapkan dan dikembangkan dalam pembelajaran harus memiliki tujuan yang jelas.

2. Fleksibel yaitu variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes (dinamis). 3. Kelancaran dan berkesinambungan yaitu setiap variasi yang dikembangkan dalam

pembelajaran harus memperlancar proses pembelajaran.

4. Logis yaitu variasi stimulus yang diterapkan dan dikembangkan harus logis tidak dibuat-buat.

5. Pengelolaan yang matang yaitu penerapan dan pengembangan variasi stimulus dalam pembelajaran sebelumnya harus direncanakan secara matang sehingga dapat menunjang terhadap proses dan hasil pembelajaran bagi siswa.

Keterampilan bertanya sangatlah penting dikuasi oleh calon guru maupun guru karena keterampilan bertanya ini tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran. Karena di dalam pembelajaran tidak akan lepas dari kegiatan komunikasi yang mana di dalamnya secara sadar atau tidak sadaar kita selalu melakukan kegiatan bertanya baik bertanya dasar ataupun bertanya lanjutan. Secara etimologis, keterampilan bertanya dapat dilihat maknanya dari dua suku kata yaitu terampil dan tanya. Menurut KBBI bertanya berasal dari kata tanya yang memiliki arti permintaan keterangan. Sedangkan kata terampil memiliki arti cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan. Sehingga dari kedua suku kata tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan bertanya adalah kemampuan seseorang mengajukan pertanyaan atau membuat pertanyaan kepada oranglain untuk mendapatkan informasi yang ingin diketahuinya. Keterampilan bertanya diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.

(3)

Keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan yang dilakukan sebagai pertanyaan pembuka.

b. Tujuan dan manfaat bertanya dasar

Menurut Turney (Sukirman, 2012: 279) menjelaskan tujuan dan manfaat bertanya dalam pembelajaran yaitu 1) membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik; 2) memusatkan perhatian pada masalah tertentu; 3) menggalakkan penerapan belajar aktif; 4) merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri; 5) menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal; 6) mendiagnosis kesulitan belajar siswa; 7) mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran; 8) menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang informasi yang diberikan; 9) melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berpikir; 10) mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau pertanyaan guru; 11) memberi kesempatan untuk belajar diskusi; dan 12) menyatakan perasaan dan pikiran yang murni kepada siswa.

c. Tipe pertanyaan. Tipe pertanyaan adalah berhubungan dengan bentuk pertanyaan yang akan diajukan. Adapun tipe jenis pertanyaan yang digolongkan ke dalam enam tipe yaitu 1) pertanyaan yang menuntut fakta-fakta; 2) pertanyaan yang menuntut kemampuan membandingkan; 3) pertanyaan yang menuntut kemampuan analisis; 4) pertanyaan yang menuntut kemampuan memperkirakan; 5) pertanyaan yang menuntut pengorganisasian; dan 6) pertanyaan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya.(Sukirman, 2012: 281)

d. Kriteria dan syarat pertanyaan. Agar pertanyaan yang diajukan guru dapat dimengerti oleh siswa maka kriteria atau syarat pertanyaan yang diajukan adalah 1) bahasa yang jelas; 2) waktu berpikir; 3) pemerataan/pemindahan giliran; 4) acak; 5) pemberian acuan; 6) kehangatan dan keantusiasan; dan 7) merangsang berfikir. Adapun kebiasaan yang harus dihindari dalam mengajukan pertanyaan menurut Sukirman (2012: 282) yaitu mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri, memancing jawaban serentak, pertanyaan ganda, dan menentukan siswa.

2. Keterampilan bertanya lanjut a. Pengertian

Keterampilan bertanya lanjut adalah pertanyaan susulan yang dilakukan untuk meminta penjelasan yang lebih mendalam atau kelanjutan dari pertanyaan dasar. b. Tujuan dan manfaat bertanya menurut Sukirman (2012: 291-292)

1) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk menemukan, mengorganisasi, atau menilai atas informasi yang diperoleh.

2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang lebih lengkap dan relevan.

3) Mendorong siswa untuk mengembangkan dan memunculkan ide-ide atau gagasan yang lebih kreatif dan inovatif.

(4)

c. Karakteristik/klasifikasi bertanya lanjut menurut Sukirman (2012:292) 1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan. 2) Pengaturan urutan pertanyaan.

3) Penggunaan pertanyaan pelacak. 4) Peningkatan terjadinya interaksi.

d. Jenis-jenis bertanya lanjut menurut Bloom, dkk (Sukirman, 2012: 293)

1) Pertanyaan ingatan. Pertanyaan ingatan adalah jenis pertanyaan yang mengharapkan siswa dapat mengenal atau mengingat kembali informsdi yang telah dipelajari.

2) Pertanyaan pemahaman. Pertanyaan pemahaman adalah pertanyaan untuk membimbing siswa mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui sebelumnya.

3) Pertanyaan penerapan. Pertanyaan penerapan menuntut siswa untuk menerapkan pengetahuan baik secara aturan, generalisasi, aksioma, atau proses pada suatu masalah dan menemukan jawaban yang benar terhadap masalah itu.

4) Pertanyaan analisis. Pertanyaan analisis ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara lebih rinci, kritis, dan mendalam.

5) Pertanyaan sintesis. Melalui pertanyaan sintesis ini siswa didorong untuk berpikir secara kreatif sehingga dapat menemukan pola jawaban yang bervariasi. 6) Pertanyaan evaluasi. Pertanyaan evaluasi menuntutkemampuan berpikir dan

proses mental yang tinggi dari siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Kayu Papan Kampas 3x20 cm Kayu Papan Kampas 3x8 cm Kayu Papan Suri Kampas Keramik Dinding (20x25) cm Keramik Kuku-Macam Keramik Lantai KM (20x20 cm) Keramik Putih (30x30) cm

Tingginya persentase patahan karang di Pulau Biawak dan sekitarnya, khususnya pada bagian barat Pulau Biawak pada kedalaman 10 m dan bagian utara Pulau Biawak pada kedalaman 3 m

Kehendak-Nya telah dikaruniakan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Analisis Isi Terhadap Lirik Lagu “Kepak Sayap Burung Garuda”

setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi

Tahap pelaksanaan analisis meliputi: (1) analisis deskriptif, (2) uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji linieritas,

Semua mahasiswa yang telah dinyatakan diterima oleh Mitra IDUKA mengikuti sesi pembekalan dari Ditjen DIKTI secara online agar mahasiswa memahami etika dan lebih siap

Pada skripsi ini akan dipaparkan simulasi sistem keamanan palang pintu kereta api menggunakan LabVIEW beserta analisis pengaruh jarak sensor infra merah, untuk

Akibat minimnya pengawasan orang tua banyak remaja di desa ini terjebak dalam dunia narkotika tidak hanya sebagai pemakai bahkan sebagian dari mereka ada juga sebagai