• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Ilmiah and Karya Non Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya Ilmiah and Karya Non Ilmiah"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Karya Ilmiah & Karya

Non-Ilmiah

25 Feb

A. KARYA ILMIAH

Karya ilmiah adalah sebuah tulisan yang berisi tentang serangkaian hasil pemikiran seseorang. Karya ilmiah biasanya diuraikan dalam bentuk laporan tertulis yang isinya memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim sesuai ketentuan yang berlaku.

Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu :

1. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.

2. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.

3. Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:

1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran. 2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsurunsur yang menyangganya.

3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.

4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.

5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.

6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).

Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:

1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.

2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.

3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.

4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.

5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.

6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).

(2)

– Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

– Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

– Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.

– Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

Sikap Ilmiah

a. Sikap Ingin Tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.

b. Sikap Kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.

c. Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.

d. Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru;

kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

e. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

f. Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum

selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

g. Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.

Macam-macam Karya Ilmiah

* Artikel Ilmiah Popular

(3)

ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah

popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.

* Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.

Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.

* Disertasi

Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D)

dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.

Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan)

menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.

* Tesis

Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.

Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.

* Skripsi

Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.

(4)

penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

* Kertas Kerja

Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau

kemanfaatannya.

* Makalah

Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.

Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.

B. KARYA NON-ILMIAH

Karya non-ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.

Karya non ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.

2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.

3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif. 4. Kritik tanpa dukungan bukti.

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah

http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-karya.html

http://www.lpmpjogja.diknas.go.id/…/32%20–%20KODE%20–%2005%20-%20B6%20Menulis%20Karya%20Ilmiah.pdf

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/07/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah.html

(5)

Sikap Ilmiah:

Sikap ilmiah harus dimiliki seorang peneliti, adalah sebagai berikut :

1. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Seorang peneliti harus selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap objek yang terdapat di lingkungannya (peduli terhadap lingkungannya).

2. Jujur

Seorang peneliti harus dapat menerima apa pun hasil penelitiannya, dan tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya. 3. Objektif

Seorang peneliti dalam mengemukakan hasil penelitiannya tidak boleh dipengaruhi oleh perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan kenyataan (fakta) yang ada. 4. Berpikir secara Terbuka

Seorang peneliti mau menerima kritik dari orang lain, dan mendengarkan pendapat orang lain. penelitian harus teliti dan tidak boleh melakukan kesalahan, karena dapat mempengaruhi hasil penelitiannya. 7. Tekun

Seorang peneliti harus tekun dan tidak mudah putus asa jika menghadapi masalah dalam penelitiannya.

8. Berani dan Santun

Seorang peneliti harus berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi

ECHICHE

Shares what I've got. "Includes imagination"

Sabtu, 13 Juni 2015

(6)

KERJA ILMIAH merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang yang memiliki sikap ilmiah, dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dan melalui langkah-langkah ilmiah.

SIKAP ILMIAH merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang

ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah diantaranya :

1. Peka dan kritis terhadap fenomena atau kejadian di alam. 2. Tidak percaya pada takhayul, yang kebenarannya tidak bisa dibuktikan.

3. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

4. Memiliki minat yang besar untuk menghsilkan produk sains. 5. Berpikir logis, terbuka, serta mau menerima kirtik dan pendapat orang lain.

6. Jujur dan objektif terhadap hasil penelitian yang dilakukan. 7. Teliti, tekun, dan tidak mudah putus asa.

8. Optimis dalam keberhasilan penelitian.

9. Hormat terhadap orang lain maupun peneliti lain.

10. Menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lain.

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES (inquiry approach)

adalah suatu cara yang diterapkan pada siswa agar dapat menemukan sendiri fakta dan konsep ilmiah dengan melibatkan secara maksimal seluruh kemampuannya.

KETERAMPILAN PROSES adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.

Keterampilan proses antara lain :

1. Klasifikasi (pengelompokkan) objek.

Objek dikelompokkan berdasarkan kriteria yang ditentukan dan bertujuan untuk menyederhanakan objek sehingga mempermudah penelitian.

(7)

Pertanyaan bisa menjadi rumusan masalah. Kemudian pertanyaan itu dijawab dengan melakukan penelitian.

3. Melakukan pengamatan (observasi).

Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan menggunakan panca indra maupun dengan bantuan alat. Data yang didapat dari pengamatan dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Perbedaan Data Kualitatif dengan Data Kuantitatif :

Data Kualitatif Data Kuantitatif

Tidak dapat dinyatakan dengan

angka

Dapat dinyatakan dengan angka

Pengamatan dengan panca indra

Dapat diukur dengan alat ukur

Disajikan dalam bentuk table, uraian,

kalimat, skema, dan gambar

Disajikan dalam bentuk table angka dan

grafik

Opini, tidak pasti Fakta

Contoh : Cantik, gemuk, bagus, jelek,dll

Contoh : Suhu 25˚, beratnya 60 kg, panjangnya 15 cm, dll.

4. Menyajikan data

Data hasil pengamtan disajikan secara ringkas dan sistematis.

(8)

Bertujuan untuk memberikan arti atau makna pada data hasil pengamatan. Dalam menafsirkan dibutuhkan dasar teori yang sudah ada.

6. Memprediksi dan memprakirakan data

Memprediksi adalah kegiatan membuat dugaan berdasarkan

logika.

Memprakirakan data adalah membuat dugaan mengenai suatu

kejadian yang tidak diketahui berdasarkan data yang ada. Prakiraan ada dua, yaitu prakiraan intrapolasi dan prakiraan ekstrapolasi.

Prakiraan intrapolasi adalah kegiatan membuat dugaan

terhadap kejadian yang sudah pernah terjadi, tetapi tidak diketahui.

Prakiraan ekstrapolasi adalah kegiatan membuat dugaan

terhadap kejadian yang belum terjadi dan kemungkinan akan terjadi.

7. Mengidentifikasi variable dalam percobaan.

Variabel merupakan factor penentu atau factor yang berpengaruh, variable dapat berubah maupun diubah. Berdasarkan sifatnya variable dibedakan menjadi 3 yaitu :

a. Variabel fisika, contohnya suhu, kelembapan, tekanan udara, cahaya matahari, radiasi, angina, dan gravitasi bumi.

b. Variabel kimia, contohnya kadar oksigen, air, karbondioksida, garam mineral, pH, dan nutrisi.

c. Variabel biologi, contohnya organisme parasite, predator, organisme lain dalam hubungan rantai makanan, siklus hidup, kemampuan bereproduksi, dan daya tahan tubuh.

(9)

a. Variabel bebas (variable manipulasi) adalah perlakuan yang berbeda-beda dalam percobaan. Variabel bebas sengaja dibuat untuk mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.

b. Variabel terikat (variable respons) adalah hasil dari perlakuan yang berbeda-beda dalam percobaan.

c. Variabel control (variable terkendali) adalah perlakuan yang sama pada semua percobaan. Variabel kontrol digunakan sebagai pembanding dan tidak diteliti.

d. Variabel pengganggu adalah variable yang tidak dikehendaki, tetapi datap mempengaruhi hasil percobaan. Variable pengganggu harus dihindari agar hasil percobaan sesuai dengan yang diharapkan.

METODE ILMIAH merupakan suatu cara yang sistemais untuk

memecahkan masalah.

Langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah :

1. Menemukan dan merumuskan masalah.

2. Mengumpulkan informasi (data-data).

3. Menyusun hipotesis (dugaan sementara).

4. Melakukan percobaan.

5. Analisis Data.

6. Membuat kesimpulan.

7. Publikasi.

1. Menemukan dan Merumuskan Masalah

Langkah yang paling awal dalam metode ilmiah adalah menemukan masalah. Agar dapat menemukan masalah yang menarik, dibutuhkan kepekaan seseorang terhadap lingkungannya.

(10)

2. Mengumpulkan Informasi (Data-data Pendukung)

Informasi dan data-data yang berhubungan dengan objek penelitian dapat ditemukan melalui studi kepustakaan, observasi, wawancara para ahli, maupun didapat dari media. Bila informasi dan data-data pendukung sudah dirasakan cukup, selanjutnya dijadikan sebagai landasan teori atau kerangka berpikir.

3. Menyusun Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah. Hipotesis disusun berdasarkan landasan teori atau kerangka berpikir yang suda disusun. Kebenaran hipotesis dapat diuji melalui percobaan atau eksperimen. Hipotesis dibedakan menjadi :

a. Hipotesis nol (H0) adalah dugaan sementara yang tidak benar.

Maksudnya dalam eksperimen tidak terbukti adanya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.

b. Hipotesis kerja (H1) adalah dugaan sementara yang terbukti.

Maksudnya bahwa ada pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.

4. Percobaan

Kegiatan yang dilakukan untuk menguji hipotesis. Dibagi menjadi dua tahap.

a. Tahap persiapan percobaan

(11)

b. Tahap perlakuan percobaan

Dalam percobaan ada dua kelompok, yaitu kelompok yang tidak diberikan perlakuan (kelompok kontrol) dan kelompok yang diberi perlakuan (kelompok eksperimen). Pengamatan dan pencatatan data hasil percobaan dilakukan seteliti mungkin agar diperoleh data yang akurat. Untuk mendapatkan hasil yang sahih (dapat dipercaya kebenarannya) percobaan dilakukan beberapa kali. Data hasil percobaan final adalah rata-rata dari hasil pengulangan percobaan.

5. Analisis Data

Data yang sudah didapat melalui percobaan dianalisis. Analisis data yang berupa data kuantitatif memerlukan perhitungan statistic. Hasil analisis data kuantitatif maupun kualitatif digunakan untuk menjawab hipotesis dan sebagai dasar menyusun kesimpulan.

6. Membuat Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban rumusan masalah dan pembuktian kebenaran hipotesis. Dalam kesimpulan, hipotesis bisa diterima atau ditolak.

7. Publikasi

Hasil penelitian dapat dipublikasikan lewat laporan penelitian maupun melalui forum diskusi dan seminar. Teknik dan Prosedur Penelitian dalam bentuk makalah.

(12)

Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula, penelitiharus memiliki sifat-sifat berikut ini.

1)Mampu Membedakan Fakta dan Opini

Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dandapatdipertanggungjawabka n kebenarannya, sedangkan opini adalahpendapat pribadi dariseseorang yang tidak dapat dibuktikankebenarannya sehingga di dalam melakukan

studikepustakaan, seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opiniagar hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkankebenarannya.

2)Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi

Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketikaberada dalam satu ruangdengan orang lain. Begitu juga pada saatbertanya, berargumentasi, atau mempertahankan

hasil penelitiannya akansenantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan menghindari perdebat ansecara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani mempertahankankebenaranyang diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya sudahdilengkapi dengan fakta yang jelassumbernya.

3)Mengembangkan Keingintahuan

Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas

pengetahuandan wawasannya, tidak ingin ketinggalaninformasi di segala bidang, dan selalu b erusahamengikuti perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan modern.

4)Kepedulian terhadap Lingkungan

Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduliterhadap lingkungannya danselalu berusaha agar penelitian yangdilakukannya membawa dampak yang positif bagi lin gkungan dan bukansebaliknya, yaitu justru merusak lingkungan. Semua usaha dilakukan untuk melestarikan lingkungan agar bermanfaat bagi generasi selanjutnya.

5)Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis

Pendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidakmengada-ada tanpa buktiyang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu, peneliti juga harus kritisterhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di sekitarnya.

6)Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawabterhadap Usulannya

Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawabterhadap konsekuensi yangharus dihadapinya jika sudah mengusulkansesuatu. Usulan

(13)

7)Bekerja Sama

Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama dengan orang lain dan tidak individualis atau mementingkan dirisendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidu p tanpa bantuanorang lain sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.

8)Jujur terhadap Fakta

Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak bolehmemanipulasi fakta demikepenti ngan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berlandaskan pada studikepustakaan yan g benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian yang sama,didapatkan hasilyang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwaitulah yang sebenarnya.

9)Tekun

Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendekuntuk menghasilkan sebuahteori, tetapi kadang kala memerlukan waktuyang sangat lama, bahkan bertahun-tahun.Seorang peneliti yang baikharus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak bolehmalas,mudah jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidakmudah putus asa.Dengan demikian, ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan. (Ari Sulistyorini)

Pendapat Para Ahli Tentang Sikap Ilmiah

A.Pengertian

• Menurut Reid

(Gokhale dkk: 2009) sikap adalah “a positive or negativesentiment or mental state, that is learned and organized through experience

onthe affective and conative responses of an individual toward some other individual, object, or event”. Menurut pandangan ini, sikap adalah keadaan

mental positif atau negatif yang dipelajari dan disusun melalui tanggapan afektif dari seseorang terhadap orang lain, atau terhadap benda, atau terhadapkejadian.

• Menurut Carin dan Sund

(1980: 3) sikap ilmiah mencakup sikap :

1)ingin tahu

2)kerendahan hati

3)ragu terhadap sesuatu

4)tekad untuk maju, dan

5)berpikir terbuka.

(14)

(Morrell dan Lederman: 76) bahwa“students’ attitudes toward science may have an effect on students’ motivation,interest, and achievement in the sciences”. Selanjutnya, Glick (Morrell danLederman: 76) mengatakan “students’ attitudes toward science appear to beshape by same factor: teachers, learning environment, self-concept, peers, and parental influence”. Dari pandangan-pandangan di atas, maka sikap pesertadidik terhadap sains dapat berpengaruh pada motivasi, minat, dan keberhasilan peserta didik itu sendiri. Sikap terhadap sains adalah kcenderungan pada rasasenang dan tidak senang terhadap sains, misalnya menganggap sains sukar dipelajari, kurang menarik, membosankan, dan sebagainya. Sikap peserta

didik terhadap sains dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a.Pendidik

b.lingkungan belajar

c.konsep diri

d.teman, dan

e.orang tua.

• Menurut Martin, dkk

(2005: 17) sikap-sikap ilmiah mencakup :

1) keinginan untuk mengetahui dan memahami

2) bertanya segala sesuatu

3) mengumpulkan data dan memberi arti berdasarkan data tersebut

4) menuntut verifikasi

5) berpikir logis, dan

6) mempertimbangkan gagasan-gagasan

Afektif yang dikembangkan dalam IPA adalah sikap ilmiah yang lazim disebut scientific attitude. Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak.

• Menurut White

(1998), wilayah sikap mencakup juga wilayahkognitif. Sikap dapat membatasi atau memperm udah peserta didik untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai. Peserta didik tidak akan berusaha untuk memahami suatu konsep jika dia tidak

memilikikemauan untuk itu. Karena itu, sikap seseorang terhadap mata pelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan pembelajarannya.

(15)

Sikap ilmiah mengandung dua makna (Harlen, 1989), yaitu attitude towardscience dan attitude of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap

terhadapsains sedangkan sikap yang kedua mengacu pada sikap yang melekat setelah mempelajari sains. Jika seseorang memiliki sikap tertentu, orang itu cenderung berperilaku secara konsisten pada setiap keadaan.

Dari pandangan Harlen di atas, sikap ilmiah dikelompokkan menjadi dua yaitu;

1) seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap sainssebagai suatu cara mema ndang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karir di masa datang

2) seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahanmasalah.

Gega (Patta Bundu, 2006: 140) mengatakan aspek-aspek sikap ilmiah mencakup:

1)sikap ingin tahu

2)sikap penemuan

3)sikap berpikir kritis, dan

4)sikap teguh pendirian.

Harlen (Patta Bundu, 2006: 140) mengatakan aspek-aspek sikap ilmiah mencakup:

1)sikap ingin tahu

2)sikap respek terhadap data

3)sikap refleksi kritis

4)sikap ketekunan

5)sikap kreatif dan penemuan

6)sikap berpikiran terbuka

7)sikap bekerja sama dengan orang lain

8)sikap keinginan untuk menerima ketidak pastian

9)sikap sensitif terhadap lingkungan.

American Association for Advancement of Science (Patta Bundu, 2006: 140) memberikan penekanan pada empat sikap ilmiah yaitu:

1)sikap jujur

(16)

3)berpikir terbuka, dan

4)sikap keragu-raguan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap yang melekat dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang mencakup:

1)sikap ingin tahu

2)sikap respek terhadap data/fakta

3)sikap berpikir kritis

4)sikap penemuan dan kreativitas

5)sikap berpikiran terbuka dan kerjasama

6)sikap ketekunan, dan

7)sikap peka terhadap lingkungan sekitar.

Sikap ingin tahu mendorong akan penemuan sesuatu yang baru yang dengan berpikir kritis akan meneguhkan pendirian dan berani untuk berbeda pendapat. Aspek-aspek sikap ilmiah yang dikembangkan dalam pembelajaran sains disekolah adalah:

a)Sikap ingin tahu

Aspek sikap ingin tahu meliputi antusias mencari jawaban, perhatian pada

objek yang diamati, antusias pada proses sains, dan menanyakan setiap langkahkegiatan.

b)Sikap respek terhadap data/fakta

Aspek sikap respek terhadap data/fakta meliputi objektif/jujur, tidak purbasangka,mengambil keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.

c)Sikap berpikir kritis

Aspek sikap berpikir kritis meliputi meragukan temuan orang lain, menanyakansetiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan tidak mengabaikan data meskipun kecil.

d)Sikap penemuan dan kreativitas

Aspek sikap penemuan dan kreativitas meliputi menggunakan fakta-fakta untuk dasar kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang

lain, merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta, menyarankan percobaan-percobaan b aru, dan menguraikan kesimpulan baru hasil pengamatan.

(17)

Aspek sikap berpikiran terbuka dan kerjasama meliputi menghargai pendapattemuan orang lain, mau merubah pendapat jika data kurang, menerima saran

dariorang lain, tidak merasa selalu benar, menganggap setiap kesimpulan adalahtentatif, dan berpartisipasi aktif dalam kelompok.

f)Sikap ketekunan

Aspek sikap ketekunan meliputi melanjutkan

kebiasaan meneliti, mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan, dan melanjutkan s atu kegiatanmeskipun orang lain selesai lebih awal.

g)Sikap peka terhadap lingkungan sekitar

Aspek sikap peka terhadap lingkungan sekitar meliputi perhatian terhadap peristiwa sekitar, p artisipasi pada kegiatan sosial, menjaga kebersihan dankelestarian lingkungan.

referansi :

Sikap Ilmiah adalah Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang antara lain ialah :

1) Jujur

Seorang ilmuan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara objektif. Seorang ilmuwan dalam kehidupan sehari-hari mungkin saja tidak lebih jujur dari manusia lainnya. Tetapi dalam penelaan ilmiah ada hal-hal yang memaksa pada ilmuwan, yakni yang kita sebut faktor kontrol.

(18)

2) Terbuka

Seorang ahli endokrinologi (ilmu kelenjaran dalam) untuk hewan amfibia, john cortelyou telah dipih sebagai sekretarissuatu organisasi ini khusus di didirikan bagi ilmuwan katolik. Tindakan pertama yang dilakukan John Cortelyou ialah membubarkan jawaban ia berkata, “Tidak ada kodok katolik di dunia ini”.

Seorang ilmuwan mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas praduga. Ia meyakini bahwa prasangka, kebencian baik pribadi maupun golongan dan pembunuhan adalah sangat kejam. Ia tidak akan berusaha memperoleh dugaan bagi buah pikirannya atas dasar prasangka. Ia akan terus berusaha mengetahui kebenaran tentang alam, materi, moral, politik, ekonomi, dan tentang hidup. Ia tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. Ia akan mengerhagai setiap gagasan baru dan menguji sebelum di terima atau di tolak.jadi ia terbuka akan pendapat orang lain.

3) Toleran

Seorang ilmuan tidak merasa bahwa ia paling hebat. Ia bahkan bersedia mengakui bahwa orang lain mungkin lebih banyak pengetahuannya, bahwa pendapatnya mungkin saja bersedia menerima gagasan orang lain setelah diuji. Dalam usaha menambah ilmu ia bersedia belajar dari orang lain. Ia tidak akan memaksakan pendapatnya dengan orang lain. Ia tidak akan memaksakan pendapatnya dengan orang lain. Ia dari sikap angkuh.

4) Skeptis

Ilmuwan pencari kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui, skeptis. Ia akan menyelidiki bukti-bukti yang melatarblakangi suatu kesimpulan. Ia tidak akan sinis tetapi kritis untuk memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan tanpa bukti-bukti yang kuat.

Sikap skeptis ini perlu dikembangkan oleh orang yang berniat memecahkan masalah. Bila ia tidak kritis mengenai setiap informasi yang ia peroleh, mungkin ada informasi yang ia peroleh, mungkin ada informasi yang salah hingga menimbulkan akibat suatu kesumpulan yang salah. Karena itu, setiap informasi perlu diuji kebenarannya perlu dicek. Informasi memerlukan verifikasi. Setelah bukti-bukti cukup, ilmuwan baru boleh mengambil kesimpulan dan akhirnya memberikan keputusan.

5) Optimis

Seorang ilmuwan selalu berpengharapan baik. Ia tidak akan berkata bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan tetapi akan mengatakan, “berikan saya sesuatu kesempatan untuk

memikirkan dan mencoba mengerjakan”. Ia selalu optimis.

Rasa humor seorang ilmuwan ada hubungannya dengan tingkat kecerdasan maupun sikap optimis seseorang. John Von Neuman seorang ahli matematika ditugaskan membuat komputer untuk perhitungan yang diperlukan sewaktu membuat bom hidrogen. Setelah selesai pesawat itu diserahkan dan dicoba di gunakan, maka alat itu ia beri nama mathematichal analyzer,Numerical Integrator and Computer, di singkat MANIAC.

(19)

Ilmu merupakan hasil usaha keras dan sifat personal. Ilmuwan sebagai pencari kebenaran akan berani melawan semua ketidakbenaran, penipuan, kepura-puraan, kemunafikan, dan kebatilan yang akan menghambat kemajuan.

Keberanian Copernicus, Galileo, dan Socrates telah banyak di ketahui orang. Copernicus dan Galileo disisihkan karena tidak mempercayai bahwa bumiadalah pusat alam semesta; tetapi menganggap mataharilah yang menjadi pusat tempat bumi dan planet-planet lainnya berputar. Socrates memilih mati meminum racun dari pada menerima hal salah.

Profesor Peabody memberikan kuliah terakhir tentang “perawatan orang sakit”. Kuliah ini sangat jelas, penuh rasa belas kasih, sehingga berkali-kali dicetak ulang. Pada saat kuliah itu ia baru berumur 46 tahun,segar bugar kelihatannya. Uraian kuliahnya sangat berisi, cermat, dan disampaikan dengan pasih. Pendengaranya tidak mengetahui bahwa dibalk ketenangan itu peabody mengidap kanker ganas yang yang telah di derita, di tekuni, dan dipahami sepenuh arti medis mengenai setiap gejala kanker yang dialaminya. Sehari sebelum ia meninggal ia menulis sendiri laporan penyakitnya. Itulah ketabahan ilmuwan yang dapat ditunjukan.

7) Kreatif

Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya kreatif. Louis AL-Veres, ilmuwan fisika Berkeley, juga peman golf, mengkreasi “analisator stroboskop” untuk meningkatkan cara bermain golf. Dengan alat itu pada pemukulan dapat diteliti. Kepada Presiden Eisen Hower, yang juga terkenal pemain golf, ia menghadiahkan alat serupa. Sejak itu ia memegang peten untuk pembuatan analisator stroboskop tadi.

Sikap Ilmiah Penelitian

1. Sikap Ingin Tahu

Sikap bertanya/penasaran (bukan sok tahu) terhadap sesuatu, karena mungkin ada hal-hal/bagian-bagian/unsur-unsur yang gelap, yang tidak wajar, atau ada kesenjangan.

2. Skeptis

Bersikap ragu-ragu terhadap pernyataan-pernyataan yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.

3. Kritis

Cakap menunjukkan batas-batas suatu soal, mampu membuat perumusan masalah, mampu menunjukkan perbedaan dan persamaan sesuatu hal dibanding dengan yang lainnya

(komparatif), cakap menempatkan suatu pengertian pada kedudukannya yang tepat.

4. Obyektif

Mementingkan peninjauan tentang obyeknya; pengaruh subyek perlu dikesampingkan

meskipun tidak sepenuhnya. Dengan kata lain memang tidak mungkin mencapai obyektivitas yang mutlak.

5. “Free From Etique?”

(20)

dan apa yang salah.

Adapun sikap budi pekerti tambahan

1. Tabah hati Sabar dan tawakal dalam segala kesukaran. 2. Keras hati Berminat/berhasrat dan bersemangat.

3. Rendah hati Seperti ilmu padi, kian menunduk kian berisi.

4. Jujur Tidak melakukan apa yang salah/buruk, melainkan mengamalkan apa yang benar dan apa yang baik. 5. Toleran Menenggang/menghargai pendapat/pandangan/pikiran orang lain meski bertentangan dengan pendiriannya, kemudian berupaya untuk mencapai

mufakat/kesamaan pandang.

Sumber :

Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian Prof. Dr. Ir. Soetriono, MP. dan Dr. Ir. SRDm Rita Hanafie, MP ANDI 2007

Referensi

Dokumen terkait

Teguran secara tertulis dilakukan apabila pelanggaran diulangi kembali, tidak menunjukan perbaikan atau pelanggarannya cukup serius. Bawahan harus membaca dan memahami

Karangan ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis dengan metodologi penulisan yang baik dan benar.. Dimana dalam penulisan

Kewajiban itu secara etika tentunya menuntut setiap peneliti harus aktif menulis menyajikan tulisan ilmiahnya yang tentunya harus sesuai dengan kaidah etika

Dengan demikian, dalam bagian pembahasan, penulis perlu kembali pada kajian pustaka untuk mahami lebih baik temuan penelitian dan mencari bukti yang mengonfirmasi

Fenomena dan fakta dari seorang pakar peneliti bahasa Jawa, Subroto (2008) telah menyimpulkan dalam penelitiannya “ Endengered Krama/Krama Inggil varieties in Young Javanese

Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan /

karena para Pemohon menemukan fakta hukum tentang proses pelaksanaan Pemilukada di Kabupaten Cianjur yang berlangsung tidak jujur, tidak adil, serta penuh dengan praktik

Suatu hipotesis tidak harus membenarkan suatu fakta atau suatu peristiwa yang belum terbukti kebenarannya, tapi harus didasarkan kepada pemikiran yang logic dengan pola