• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISA HASIL USAHA DAN POLA MANAJEMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISA HASIL USAHA DAN POLA MANAJEMEN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah, rahmat dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul : “ORGANISASI PROSEDUR DAN SISTEM DISTRIBUSI SHU KOPERASI”

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam melaksanakan tugas Pengantar Ekonomi koperasi, Jurusan Manajemen Jenjang S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas STIE Tridharma Bandung

Dengan segala keterbatasan, kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Makalah ini ditulis dan diselesaikan penulis atas bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan Terima kasih kepada :

1. Bpk. D.Juanda Nugraha, S.Pd., MM selaku dosen dalam mata kuliah Ekonomi Koperasi di Universitas STIE Tridharma Bandung

2. Ibunda dan ayahhanda tercinta yang telah mendukung kami dalam berbagai hal, baik materi, do’a serta fikirannya.

Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Cianjur ,07 September 2015

KELOMPOK 8

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

Cover………...1

Kata Pengantar………2

Daftar Isi………..3

Bab Pendahuluan ………..………....1

A. Latar belakang ...1

B. Rumusan masalah ...1

C. Tujuan penelitian ... 1

D. Manfaat penelitian ...1

Bab II Pembahasan Hasil Penelitian ... 6

Pengertian SHU……….………... Cara Menghitung Sisa Hasil Usaha Koperasi………….. ………. Penghitungan SHU bagian anggota….. ……….. Informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota………... Mekanisme Pembagian SHU……….. SHU- Anggota ,SHU-Non Anggota……… Rumus Pembagian SHU ………... Prinsip-prinsip pembagian SHU ... Contoh penerimaan SHU Anggota ………... Pola Manajemen Koperasi ... Sistem pAda Koperasi ... Jenis-jenis Koperasi ... Modal Koperasi ... Bab III Kesimpulan dan Saran ...12

A. Kesimpulan ...12

B. Saran ...12 Daftar pustaka ...

(3)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi merupakan salah satu organisasi di Indonesia dimana dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan, sehingga koperasi dituntut untuk mampu tampil di depan dalam sistem kemajuan perekonomian Indonesia. Koperasi sebagai berkumpulnya orang-orang yang bergerak dalam bidang perekonomian yang terbuka bagi para anggotanya, karena tujuan koperasi adalah menyelenggarakan kepentingan anggotanya, dengan demikian koperasi bekerja dan akan berkembang dengan adanya motivasi para anggotanya.

Jadi partisipasi dan motivasi anggota dalam kegiatan koperasi serta hasil yang dicapai sebanding dengan karya dan jasanya. Salah satu agar motivasi dan partisipasi anggota tetap meningkat adalah dengan penetapan SHU yang akan diberikan sebanding dengan partisipasi anggota, dimana diharapkan ada hubungan timbal balik yang positif antara koperasi dengan anggota. Dalam buku akuntansi untuk koperasi, SHU harus diperinci menjadi SHU yang diperoleh dari transaksi dari para anggota dan transaksi yang diperoleh anggota dapat dikembalikan bukan dari anggota.

B. Tujuan Penulisan Makalah

Dengan dibuatnya karya tulis ini, kami mempunyai tujuan pokok yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1.Bisa mengetahui bagaimana cara menghitung pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha). 2.Bisa mengetahui komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam koperasi. 3.Bisa mengetahui keuntungan dalam suatu koperasi.

C. Rumusan Masalah

- Apakah yang dimaksud dengan SHU ? menurut Pasal 45 UU No. 25 tahun 1992 ? - Bagaimana cara-cara pembagian SHU menurut RAT ?

- Apa saja komponen-komponen laporan keuangan koperasi ? Dari manakah sumber modal koperasi ?

D. Manfaat Penulisan Makalah

- Kita dapat mengetahui tata cara pembagian SHU

- Kita dapat mengetahui komponen-komponen apa saja yang ada dalam SHU. - Kita dapat mengetahui dari mana permodalan koperasi

(4)

PEMBAHASAN

A. Pengertian SHU dan Informasi dasar

SISA HASIL USAHA

Pengertian SHU

Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut :

· Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Cara Menghitung Sisa Hasil Usaha Koperasi

Sisa Hasil Usaha ( SHU ) Koperasi seringkali diartikan keliru oleh pengelola koperasi. SHU Koperasi dianggap sama saja dengan deviden sebuah PT, padahal terminology SHU jelas, bahwa SHU adalah “Sisa” dari Usaha koperasi yang diperoleh setelah kebutuhan anggota terpenuhi

Dalam Manajemen koperasi Sisa hasil usaha (SHU) memang diartikan sebagai selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue [TR]) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost[TC]) dalam satu tahun buku. Bahkan dalam jika ditinjau pengertian SHU dari aspek legalistik, menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut:

1. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang

bersangkutan.

2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk

keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.

(5)

transaksi(usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal ini berbeda dengan perusahaan swasta, dimana dividen yang diperoleh pemilik saham adalah proporsional, sesuai besarnya modal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya.

Penghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan apabila beberapa informasi dasar diketahui sebagai berikut:

1. SHU total kopersi pada satu tahun buku 2. bagian (persentase) SHU anggota 3. total simpanan seluruh anggota

4. total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota 5. jumlah simpanan per anggota

6. omzet atau volume usaha per anggota

7. bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota 8. bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota. INFORMASI DASAR

• Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut. 1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku

2. Bagian (persentase) SHU anggota 3. Total simpanan seluruh anggota

4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota 5. Jumlah simpanan per anggota

6. Omzet atau volume usaha per anggota

7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota 8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota

Sisa hasil usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan , dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

(6)

Undang-undang tentang Perkoperasian yaitu UU No.25 Tahun 1992 yang menjadi dasar hukum pembagian SHU koperasi bagi anggotanya.

Berikut ini adalah contoh perhitungan pembagian SHU suatu koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam. Misalkan dalam anggaran dasar suatu koperasi ditentukan prosentase Mekanisme Pembagian SHU

1. SHU yang sudah diperoleh dibagi berdasarkan ketentuan yang ada di AD/ART 2. SHU untuk anggota dibagi berdasarkan besarnya transaksi, sehingga semakin besar

transaksi seseorang anggota, dia akan semakin besar mendapatkan SHU, demikian sebaliknya.

3. Untuk memudahkan proporsi transaksi, maka diperlukan konversi nilai transaksi kedalam point pembagi SHU

4. Besarnya nilai tiap point SHU diperoleh dari (=) Nilai total SHU yang dibagi untuk anggota, dibagi (/) dengan total point yang dikeluarkan dari semua transaksi.

5. Nilai SHU tiap anggota adalah (=) jumlah point yang dimiliki seseorang anggota, dikali (x) nilai tiap point SHU.

6. Konversi nilai transaksi dengan jumlah point sangat tergantung dengan proporsi margin (tingkat keuntungan dari transaksi tersebut). Semakin rigid (detail) semakin adil, namun akan rumit administrasinya, kecuali sudah computerized. Maka, Rapat Anggota dapat memutuskan diawal dengan klasifikasi nilai dan atau jenis transaksi barang/jasa pada beberapa klasifikasi saja.

SHU koperasi dibagikan kepada anggota koperasi berdasarkan dari dua kegiatan ekonomi koperasi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:

1. SHU atas jasa modal

Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima oleh koperasinya sepanjang koperasi terssebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.

2. SHU atas jasa usaha

Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan.

Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada anggaran dasar / anggaran rumah tangga koperasi sebagai berikut.

٠ Cadangan koperasi

٠ Jasa anggota

(7)

٠ Dana karyawan

٠ Dana pendidikan

٠ Dana sosialjavascript:void(0)

٠ Dana untuk pembanguna lingkungan.

3. Menurut Hiro Tugiman (1999) bahwa pembagian SHU bila diikhtisarkan sebagai berikut :

SHU- Anggota · Anggota.

· Cadangan koperasi. · Dana pengurus.

· Dana pegawai/karyawan. · Dana pendidikan koperasi. · Dana pembangunan daerah kerja. · Dana sosial.

SHU-Non Anggota · Cadangan koperasi. · Dana pengurus.

· Dana pegawai/karyawan. · Dana pendidikan koperasi. · Dana pembangunan daerah kerja. · Dana sosial.

B. Rumus Pembagian SHU

Untuk koperasi Indonesia, dasar hukum bahwa pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota adalah pasal 5 ayat 1 ; UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa “pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.

Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :

1.) SHU atas jasa modal

Pembagian mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.

2.) SHU atas jasa usaha

Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum SHU Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai berikut :

(8)

- Dana karyawan - Dana pendidikan - Dana sosial

- Dana untuk pembangunan lingkungan

Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota. Berikut contoh kasus pembagian SHU di salah satu koperasi (selanjutnya disebut Koperasi A).

Contoh Kasus Pembagian SHU

Menurut AD/ART Koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut :

Cadangan : 40%

Jasa anggota : 40%

Dana pengurus : 5%

Dana karyawan : 5%

Dana pendidikan : 5%

Dana sosial : 5%

SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut :

SHUA= JUA + JMA

Dimana :

SHUA : Sisa Hasil Usaha Anggota

JUA : Jasa Usaha Anggota JMA : Jasa Modal Anggota

Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut :

SHUPa= VA x JUA + Sa x JMA

V UK TMS Dimana :

SHUPa : Sisa Hasil Usaha per Anggota

JUA : Jasa Usaha Anggota JMA : Jasa Modal Anggota

VA : Volume usaha anggota (total transaksi anggota) VUK : Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi) Sa : Jumlah simpanan anggota

TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)

Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi A adalah 40% dari total SHU, rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70%, dan Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA, yaitu :

Pertama, langsung dihitung dari total SHU Koperasi, sehingga : JUA = 70% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak

(9)

JMA = 30% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak = 12% dari total SHU Koperasi

Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase yang ditetapkan.

C. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU Koperasi

Telah diuraikan pada teori koperasi bahwa anggota berfungsi ganda yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai pemilik, seorang enggota berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian, sebagai investor, anggota berhak menerima hasil investasinya. Di sisi lain, sebagai pelanggan, seorang anggota berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasinya. Seiring dengan prinsip-prinsip koperasi, maka anggota berhak menerima sebagian keuntungan yang diperoleh koperasinya.

Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip-prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut. 1.) SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota.

2.) SHU anggota adalah jasa dari modal da transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri. 3.) Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.

4.) SHU anggota dibayar secara tunai.

b. Sumber SHU

Catatan :

Data ini dapat diperoleh bila koperasi melakukan pembukuan transaksi anggota dan non anggota. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka mustahil koperasi dapat melakukan pembagian SHU yang transparan, demokratis, dan adil. Dan itu semua adalah biaya, yang kelihatannya kurang efisien tetapi harus dilakukan oleh koperasi sebagai badan usaha yang dibatasi dengan prinsip-prinsip koperasi.

c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A

d. Jumlah Anggota, Simpanan dan Volume Usaha Koperasi

e. Kompilasi Data Simpanan, Transaksi Usaha, dan SHU Per Anggota (dalam ribuan)

Dengan menggunakan rumus perhitungan SHU di atas diperoleh SHU per anggota berdasarkan kontribusinya terhadap modal dan transaksi usaha. Seperti diketahui rumus SHU per anggota adalah :

Contoh :

SHU Usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62 SHU Modal Anggota = Sa/TMS (JMA)

(10)

CONTOH KASUS SISA HASIL USAHA :

1.) Koperasi "Maju Jaya" yang jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib anggotanya sebesar Rp100.000.000,- menyajikan perhitungan laba rugi singkat pada 31 Desember 2001 sebagai berikut (hanya untuk anggota) :

Penjualan Rp

460.000.000,-Harga Pokok Penjualan Rp 400.000.000,-Laba Kotor Rp

60.000.000,-Biaya Usaha Rp 20.000.000,-Laba Bersih Rp

40.000.000,-Berdasarkan RAT, SHU dibagi sebagai berikut : Cadangan Koperasi 40%

Jasa Anggota 25% Jasa Modal 20% Jasa Lain-lain 15%

Buatlah:

a. Perhitungan pembagian SHU b. Jurnal pembagian SHU

c. Perhitungan persentase jasa modal d. Perhitungan persentase jasa anggota

e. Hitung berapa yang diterima Tuan Yohan (seorang anggota koperasi) jika jumlah simpanan pokok dan simpanan wajibnya Rp 500.000,- dan ia telah berbelanja di koperasi Maju Jaya senilai Rp 920.000,-

Jawaban :

a. Perhitungan pembagian SHU Keterangan SHU Rp

40.000.000,-Cadangan Koperasi 40% Rp 16.000.000,-Jasa Anggota 25% Rp 10.000.000,-Jasa Modal 20% Rp 8.000.000,-Jasa Lain-lain 15% Rp 6.000.000,-Total 100% Rp

40.000.000,-b. Jurnal

SHU Rp

40.000.000,-Cadangan Koperasi Rp 16.000.000,-Jasa Anggota Rp 10.000.000,-Jasa Modal Rp 8.000.000,-Jasa Lain-lain Rp

6.000.000,-c.Persentase jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x 100% = (Rp 8.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x 100%

= 8%

Keterangan :

(11)

d. Persentase jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan Koperasi)x100%

= (Rp 10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x 100% = 2,17%

Keterangan :

- Perhitungan di atas adalah untuk koperasi konsumsi

- Untuk koperasi simpan pinjam, total penjualan diganti dengan total pinjaman

e. Yang diterima Tuan Yohan:

- Jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x Modal Tuan Yohan = (Rp 8.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x Rpo

500.000,-= Rp

40.000,-- Jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan Koperasi) x Pembelian Tuan Yohan

= (Rp 10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x Rp 9= Rp

20.000,-Jadi yang diterima Tuan Yohan adalah Rp 40.000,- + Rp 20.000,- = Rp

60.000,-Keterangan :

Untuk koperasi simpan pinjam, pembelian Tuan Yohan diganti pinjaman Tuan Yohan pada koperasi.

POLA MANAJEMEN KOPERASI

Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi

“Ilmu Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara mencapai tujuan dengan efektif dan efisien dengan menggunakan bantuan / melalui orang lain”.

(12)

bantuan dalam wujud pikiran, tenaga dan dapat pula intuisinya. Menurut G. Terry, mendefinisikan bahwa :

“Manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penggunaan suatu ilmu dan seni yang bersama-sama

menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan”.

Pengertian Koperasi

Menurut UU No. 25/1992, Koperasi didefinisikan sebagai:

“Badan usaha yang beranggotakan orang seorang, atau Badan Hukum Koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan”. Moh. Hatta, mendefinisikan bahwa :

“Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong”.

Dengan demikian Manajemen Koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

Untuk mencapai tujuan Koperasi, perlu diperhatikan adanya sistim Manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen.

Pengertian Manajemen Koperasi

Manajemen Koperasi adalah suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.Untuk mencapai tujuan Koperasi, perlu diperhatikan adanya sistim Manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen.

Fungsi-fungsi Manajemen menurut G Terry: a. Planning (Perencanaan)

b. Organizing (Pengorganisasian)

c. Actuating (Penggerakan untuk bekerja) d. Controlling (Pengawasan/Pengendalian)

Implementasi Fungsi Manajemen Koperasi: Perangkat organisasi koperasi ada (3) bagian: -Rapat Anggota -Pengurus -Pengawas

Rapat Anggota

(13)

- Membahas dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas untuk tahun buku yang bersangkutan.

- Membahas dan mengesahkan Rencana Kerja dan RAPB tahun buku berikutnya. - Membahas dan menetapkan AD, ART dan atau Pembubaran Koperasi.

- Memilih dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas. - Menetapkan Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).

Pengurus

Jumlah Pengurus sekurang-kurangnya tiga orang yang terdiri dari : - Unsur Ketua

- Unsur Sekretaris - Unsur Bendahara

Tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab Pengurus: 1) Secara Kolektif Pengurus bertugas :

- Memimpin organisasi dan kegiatan usaha - Membina dan membimbing anggota - Memelihara kekayaan koperasi - Menyelenggarakan rapat anggota - Mengajukan rencana RK dan RAPB

- Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban kegiatan - Menyelenggarakan pembukuan keuangan secara tertib

- Memelihara buku daftar anggota, daftar pengurus dan buku daftar pengawas.

Pengurus berfungsi sebagai : Perencana, Personifikasi Badan Hukum Koperasi, Kesatuan Pimpinan, Penyedia sumberdaya dan pengendali koperasi.

Pengurus berwenang dalam :

- Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan,

- Memutuskan penerimaan, penolakan dan pemberhentian anggota sementara, sesuai dengan AD,

- Mengangkat dan memberhentikan Pengelola dan karyawan Koperasi,

- Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan anggota sesuai dengan tanggungjawabnya. Pengurus bertanggungjawab kepada Rapat Anggota mengenai pelaksanaan tugas

kepengurusannya setiap tahun buku yang disakikan dalam Laporan Pertanggungjawaban tahunan.

2) Secara Perorangan : a) Ketua :

- Bertugas mengkoordinasikan kegiatan seluruh anggota pengurus dan menangani tugas pengurus yang berhalangan, memimpin rapat dan mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan,

- Berfungsi sebagai pengurus, selaku pimpinan,

- Berwenang melakukan segala kegiatan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota, Rapat Gabungan dan Rapat Pengurus dalam mengambil keputusan tentang hal-hal yang prinsip, serta menandatangani surat-surat bersama Sekretaris, serta surat-surat berharga bersama Bendahara,,

- Bertanggungjawab pada Rapat Anggota b) Sekretaris :

- Bertugas melakukan pembinaan dan pengembangan dibidang kesekretariatan, keanggotaan dan pendidikan.

- Berfungsi sebagai Pengurus selaku Sekretaris.

(14)

dengan bidangnya sesuai keputusan rapat pengurus, serta menandatangani surat bersama unsur Ketua.

c) Bendahara :

- Bertugas mengelolan keuangan (menerima, menyimpan dan melakukan pembayaran), membina administrasi keuangan dan pembukuan.

- Berfungsi sebagai Pengurus, selaku Bendhara.

- Berwenang menentukan kebijakan dan melakukan segala perbuatan yang berhubungan dengan bidangnya, serta menandatangani surat-surat berharga bersama unsur Ketua. - Bertanggungjawab kepada rapat pengurus lengkap melalui ketua.

Pengawas

a) Jumlah Pengawas sekurang-kurangnya tiga orang atau sesuai dengan AD Koperasi. b) Unsur Pengawas terdiri dari :

- Ketua merangkap anggota,

- Sekretaris merangkap anggota dan - Anggota

Tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab pengawas : (a) Secara Kolektif

- Bertugas melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali atas tata kehidupan Koperasi yang meliputi Organisasi, Manajemen, Usaha, Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaan Pengurus.

- Pengawas berfungsi sebagai Pengawas dan Pemeriksa.

- Berwenang melakukan pemeriksaan tentang catatan dan atau harta kekayaan koperasi. - Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.

Dasar-dasar Kegiatan Pengurus dan Pengawas a) Dalam melaksanakan kegiatan, berpedoman pada: 1. Undang –Undang No. 25 tahun 1992,

2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, 3. Keputusan Rapat Anggota,

4. Keputusan Rapat Pengurus dan Rapat Gabungan.

b) Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara kolektif berdasarkan azas kekeluargaam dan masing-masing melaksanakan tugas dengan disiplin, inisiatif, kreatif sesuai dengan pembagian tugas yang ditetapkan.

c) Pengurus dan Pengawas bekerja secara terbuka.

d) Pengurus adalah menyusun kebijaksanaan untuk dilaksanakan oleh Pengelola (manajer) sesuai dengan perjanjian kerja yang telah ditentukan.

e) Pengawas melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan kebijaksanaan Pengurus sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.

f) Pertanggungjawaban Pengurus maupun Pengawas disajikan tertulis.

g) Pertanggungjawaban Pengurus maupun Pengawas secara perorangan yang telah diterima, baik dalam Rapat Pengurus maupun Rapat Pengawas menjadi tanggungjawab Pengurus atau pengawas.

Manajer

(15)

Tugas, fungsi dan tanggung jawab Manajer ;

1) Tugas manajer adalah mengkoordinasikan seluruh kegiatan usaha, administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan serta memberikan pelayanan administratif kepada Pengurus dan

Pengawas,

2) Untuk melaksanakan tugas tersebut, manajer berfungsi : (a) Sebagai pemimpin tingkat pengelola,

(b) Merencanakan kegiatan usaha, kepegawaian dan keuangan,

(c) Mengkoordinasikan kegiatan kepala-kepala unit usaha, kepala sekretariat dan kepala keuangan dalam upaya mengatur, membina baik yang bersifat tehnis maupun administratif 3) Berwenang mengambil langkah tindak lanjut atas kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Pengurus

4) Bertanggungjawab kepada Pengurus melalui Ketua.

H ubungan Kerja Manajer : a) Secara vertikal, Manajer mengadakan hubungan kerja keatas dengan Pengurus, Pengawas untuk mengajukan usulan, pendapat dan segala rencana dalam upaya pengembangan usaha dan penciptaan uaha baru.

b) Hubungan kerja kebawah, dengan seluruh jajaran pengelola untuk melakukan kegiatan mengatur, membina dan memberikan bimbingan dan pengawasan dalam upaya melaksanakan seluruh kebijaksanaan Pengurus dan Pengawas.

c) Secara horisontal mengadakan hubungan kerja dengan seluruh jajaran manajer setingkat Pengelola.

Tata Kerja Manajer :

a) Manajer dapat menghadiri Rapat Anggota, Rapat Pengurus dan Rapat Gabungan,

b) Manajer membantu Sekretaris dalam menyiapkan bahan-bahan yang dibahas dalam Rapat, c) Manajer membantu mencatat seluruh keputusan atau kebijaksanaan yang diambil dalam rapat dan merahasiakannya,

d) Manajer mengatur pelaksanaan kegiatan usaha operasional atas keputusan yang telah ditetapkan dalam rapat,

e) Manajer melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Pengurus, f) Manajer bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan tugas. Unit-Unit kerja tingkat pelaksana, terdiri dari :

a) Bagian Sekretariat b) Bagian Keuangan c) Bagian Administrasi d) Unit-Unit Usaha Produktif

Sistem Pada Koperasi

Menurut Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu:

- organisasi dari orang-orang dengan unsur eksternal ekonomi dan sifat-sifat sosial (pendekatan sosiologi).

- perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam ekonomi pasar (pendekatan neo klasik).

Interprestasi dari Koperasi sebagai Sistem

Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem yang terdiri dari orang-orang dan alat-alat teknik. Sistem ini dinamakan sebagai Socio technological system yang selanjutnya terjadi hubungan dengan lingkungan sehingga dapat dianggap sebagai sistem terbuka, sistem ini ditujukan pada target dan dihadapkan dengan kelangkaan sumber-sumber yang digunakan. Cooperative Combine

(16)

dasar target pada tugasnya dan sistem ekonomi pada penggunaan sumber-sumber.

Semua pelaksanaan dalam keseluruhan kompleks dan pengaruh eksternal, dipengaruhi oleh hubungan sistem, demikian juga dilihat dari sudut pandang ekonomi, tidak cukup hanya melaksanakan koperasi secara ekonomis saja, tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota tetapi juga berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota dengan manajemen perusahaan koperasi dalam lapangan lain.

Contoh Cooperative Interprise Combine :

Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha, kerajinan, dan industri. Tugas usaha pada Sistem Komunikasi (BCS)

The Businnes function Communication System (BCS) adalah sistem hubungan antara unit-unit usaha anggota dengan koperasi yang berhubungan dengan pelaksanaan dari perusahaan koperasi untuk unit usaha anggotaa mengenai beberapa tugas perusahaan.

Sistem Komunikasi antar anggota (The Interpersonal Communication System (ICS) ICS adalah hubungan antara orang-orang yang berperan aktif dalam unit usaha anggota dengan koperasi yang berjalan.

ICS meliputi pembentukan/terjadi sistem target dalam koperasi gabungan. Sistem Informasi Manajemen Anggota

Koordinasi dari suatu sistem yang ada melicinkan jalannya Cooperative Combine (CC), koordinasi yang terjadi selalu lewat informasi dan dengan sendirinya membutuhkan informasi yang baik.

Manajemen memberikan informasi pada anggota, informasi yang khusus untuk penganalisaan hubungan organisasi dan pemecahan persoalan seoptimal mungkin.

Dimensi struktural dari Cooperative Combine (CC)

Konfigurasi ekonomi dari individu membentuk dasar untuk pengembangaaan lebih lanjut. Sifat-sifat dari anggota à sifat dari orang atau anggota organisasi serta sudut pandang anggota.

Intensitas kerjasama à semakin banyak anggota semakin tinggi intensitas kerjasama atau tugas manajemen

Distribusi kemampuan dalam menentukan target dan pengambilan keputusan.

Formalisasi kerjasama, fleksibilitas kerjasama dalam jangka panjang dan dapat menerima dan menyesuaikan perubahan.

Stabilitas kerjasama.

Tingkat stabilitas dalam CC ditentukan oleh sifat anggota dalam soal motivasi, kebutuhan bergabung dan lain-lain.

JENIS DAN BENTUK KOPERASI

JENIS-JENIS KOPERASI

Menurut PP 60 tahun 1959 Koperasi di Indonesia dibagi menjadi 7 jenis koperasi, yaitu:

1. Koperasi Unit Desa

Mempunyai beberapa fungsi yaitu Perkreditan, Penyediaan & penyaluran sarana produksi pertanian & keperluan sehari hari dan Pengelolaan serta pemasaran hasil pertanian. 2. Koperasi Pertanian (KOPERTA)

3. Koperasi Peternakan

(17)

Menurut Teori Klasik terdapat 3 jenis Koperasi:

a. Koperasi pemakaian(Koperasi Konsumsi)

Koperasi ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya. Yang pasti barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih murah dibandingkan di tempat lain, karena koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya

b. Koperasi penghasil atau Koperasi produksi

Koperasi produksi beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan produksi (produsen). Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar besarnya bagi anggotanya dengan cara menekan biaya produksi serendah rendahnya dan menjual produk dengan harga setinggi tingginya. Untuk itu, pelayanan koperasi yang dapat digunakan oleh anggota adalah

Pengadaan bahan baku dan Pemasaran produk anggotanya.

c. Koperasi Simpan Pinjam

adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan peminjam

ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.”

Koperasi di bagi menjadi 3 jenis bedasarkan fungsinya, yaitu:

1. Koperasi konsumsi

adalah koperasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum para anggotanya, yang pasti barang yang dijual di koperasi ini harganya lebih murah jika dibandingkan dengan tempat lain, karena tujuannya untung mensejahterakan anggotanya.

2. Koperasi Jasa

adalah koperasi yang memberikan jasa peminjaman uang kepada anggotanya, tetapi bunga yang diberikan harus lebih rendah jika dibandingkan dengan meminjam uang di tempat lain.

3. Koperasi Produksi

adalah koperasi yang bidang usahanya untuk menyediakan bahan baku, penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang yang telah diproduksi . sebaiknya anggoa yang terdapat dalam koperasi ini adalah orang yang mempunyai jenis produksi yang sama.

Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai UU No.12/1967

Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivita/ kepentingan ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya.

(18)

Sesuai PP NO. 60/1959 : - Koperasi Primer

-Koperasi Pusat -Koperasi Gabungan -Koperasi Induk

-Sesuai Wilayah Admistrasi Pemerintah : -Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa

-Di tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi - Di tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan koperasi -Di ibu kota ditumbuhkan induk koperasi

Koperasi Primer & Sekunder

 KOPERASI PRIMER : Merupakan koperasi yang anggota-anggotanya trdiri dari orang-orang.

 KOPERASI SEKUNDER : Merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adlah organisasi koperasi.

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk pengelompokan koperasi. Untuk memisah-misahkan koperasi yang serba heterogen itu satu sama lainnya. Indonesia dalam sejarahnya menggunakan berbagai dasar atau kriteria seperti: lapangan usaha, tempat tinggal para anggota, golongan dan fungsi ekonominya. Pemisahan-pemisahan yang menggunakan berbagi kriteria tersebut selanjutnya disebut dengan jenis.

Penjelasan jenis Koperasi:

1. Dasar penjenisan adalah kebutuhan dari dan untuk maksud efisiensi karena kesamaan aktivitas atau keperluan ekonominya

2. Koperasi mendasarkan perkembangan pada potensi ekonomi daerah kerjanya. 3. Tidak dapat dipastikan secara umum dan seragam jenis koperasi yang mana yang diperlukan bagi setiap bidang. Penjenisan koperasi seharusnya diadakan berdasarkan kebutuhan dan mengingat akan tujuan efisiensi.

Bermacam-macam jenis Koperasi baik tingkat primer maupun tingkat sekunder mulai bermunculan pada era 1970-an,seperti:

1. Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) 2. Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK) 3. Koperasi Asuransi Indonesia (KAI)

4. Koperasi Unit Desa (KUD) 5. Koperasi Jasa Audit

6. Koperasi Pembiayaan Indonesia (KPI) 7. Koperasi Distribusi Indonesia (KDI)

BENTUK KOPERASI

Koperasi menurut UU No.25 tahun 1992 pasal 15 “Koperasi dapat berbentuk Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder.”

Bentuk Koperasi menurut PP No.60 tahun 1959:

Dalam PP No.60 tahun 1959 (pasal 13 bab IV) dikatakan bahwa bentuk kopeasi ialah tingkat-tingkat koperasi yang didasarkan pada cara-cara pemusatan, penggabungan dan perindukannya.

(19)

Koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. Biasanya terdapat di tiap desa ditumbuhkan koperasi primer.

b. Pusat

koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer di tiap daerah Tingkat II (Kabupaten) ditumbuhkan pusat koperasi.

c. Gabungan

Koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat di tiap daerah Tingkat I (Propinsi) ditumbuhkan Gabungan Koperasi.

d. Induk

koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi, di Ibu Kota ditumbuhkan Induk Koperasi.

Keberadaan dari koperasi-koperasi tersebut dijelaskan dalam pasal 18 dari PP 60/59, yang mengatakan bahwa:

a. Di tiap-tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa

b. Di tiap-tiap daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi c. Di tiap-tiap daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasi d. Di IbuKota ditumbuhkan Induk koperasi

Bentuk koperasi menurut UU No.12 tahun 1967:

Undang-undang No.12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok perkoperasian masih mengaitkan bentuk-bentuk koperasi itu dengan wilayah administrasi pemerintahan (pasal 16) tetapi tidak secara ekspresif mengatakan bahwa koperasi pusat harus berada di IbuKota Kabupaten dan Koperasi Gabungan harus berada ditingkat Propinsi.

Pasal 16 butir (1) Undang0undang No.12/1967 hanya mengatakan: daerah kerja koperasi Indonesia pada dasarnya, didasarkan pada kesatuan wilayah administrasi Pemerintahan dengan memperhatikan kepentingan ekonomi.

Koperasi Primer

Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang. Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang.

Yang termasuk dalam koperasi primer adalah: a. Koperasi Karyawan

b. Koperasi Pegawai Negeri c. KUD

Koperasi Sekunder

Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi koperasi. Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi. Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.

Yang termasuk dalam koperasi sekunder adalah Induk-induk koperasi

PERMODALAN KOPERASI

Arti Modal Koperasi

simpanan sebagai istilah penamaan modal koperasi pertama kali digunakan dalam UU 79 tahun 1958, yaitu UU koperasi pertama setelah kemerdekaan. Sejak saat itu sampai sekarang modal koperasi adalah simpanan.

(20)

• Modal Sendiri (equity capital) • Modal Pinjaman (dept capital) Modal sendiri terdiri dari : 1. Simpanan pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

2. Simpanan wajib

Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan anggota dalam jangka waktu tertentu. Biasanya dibayar tiap bulan

3. Simpanan sukarela

Simpanan sukarela merupakan simpanan yang jumlah dan waktu pembayarannya tidak ditentukan. Simpanan sukarela dapat diambil anggota sewaktu-waktu.

4.Dana cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU). Dana cadangan berfungsi untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

5. Dana hibah.

Dana hibah adalah dana pemberian dari orang atau lembaga lain kepada koperasi. . Modal pinjaman dapat berasal dari:

1. anggota 2. koperasi lain 3. bank

4. sumber lain yang sah

b. Menurut (UU NO.12/1967) • Simpanan Pokok

• Simpanan Wajib • Simpanan Sukarela • Modal Sendiri

DISTRIBUSI CADANGAN KOPERASI

• Cadangan menurut UU No.25/1992 adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

• Sesuai anggaran dasar yang menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa 25% dari SHU yang diperoleh dari usaha anggota di sisihkan untuk cadangan , sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha anggota sebesar 60% disisihkan untuk cadangan.

MANFAAT DISTRIBUSI CADANGAN • Memenuhi kewajiban tertentu

• Meningkatkan jumlah operating capital koperasi

(21)
(22)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Koperasi memerlukan laporan keuangan tiap bulannya yang dapat menerangkan keadaan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi terdiri atas : SHU, neraca koperasi, laporan perubahan modal koperasi.

Dengan laporan keuangan, dapat melihat dan menilai keberhasilan atau kinerja pengurus koperasi atau juga dapat menggunakan RAPBKop untuk menilai prestasi kerja pengurus dalam mengelola usaha koperasi.

SHU atau yang lebih dikenal dengan Sisa Hasil Usaha merupakan selisih dari pendapatan dikurangi biaya operasional koperasi selama satu tahun.

SHU dapat berubah atau meningkat dengan memperbesar omset usaha, menekan biaya operasional.

B. Saran-saran

Yang harus dilakukan pemerintah untuk memajukan koperasi Indonesia adalah : 1. Menganalisis sebab-sebab yang membuat koperasi di Indonesia tidak maju. 2. Menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan reposisi peran koperasi yang secara mandiri dilakukan oleh koperasi dan pengusaha kecil, dan pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

- UU No. 12 Tahun 1967 tentang Koperasi Indonesia - UU No. 25 Tahun 1992 tentang Koperasi Indonesia

- Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi - Modul Koperasi Indonesia, Tahun 1999 (Drs. Sugiharsono – Drs. Teguh Sihono

SUMBER :

http://riana-dwi.blogspot.com/2012/11/pola-manajemen-koperasi.html

http://roedoeframansa.blogspot.com/2011/12/pembagian-sisa-hasil-usaha-shu-dan.html http://agung21winarto.wordpress.com/2009/12/16/contoh-kasus-ekonomi-koperasi/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10/pengertian-shu-koperasi/

http://radiansystem.com/artikel/cara-menghitung-shu-usaha-simpan-pinjam-koperasi/ http://ike-yuniawati.blogspot.com/2011/11/sisa-hasil-usaha-dan-pola-manajemen.html http://dantelaruku.blogspot.com/2009/11/manajemen-dan-perangkat-organisasi.html http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/

http://www.disukai.com/2012/08/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli.html http://www.kopindo.co.id/index.php?

option=com_content&view=category&id=208&layout=blog&Itemid=402 http://ikaagustini.wordpress.com/2010/12/27/pengertian-manajemen-koperasi/ http://www.gusbud.web.id/2010/04/manajemen-koperasi-struktur-organisasi.html http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2103419-pengertian-manajer/

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen#Manajer

Referensi

Dokumen terkait

3. apabila dikemudian hari terclapat kelebihan pencairan dana luran Program J aminan Pemeliharaan Kesehatan Ketua, Wakil Ketua, clan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

peningkatan pelayanan pemerintah , pemerintah daerah dan swasta pada penyediaan akses masyarakat akan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan, pasar, pengelolaan dan

Aspirasi kacang di saluran napas merupakan keadaan gawat yang memerlukan penanganan secara cepat dan tepat, karena dalam waktu singkat dapat menyebabkan sumbatan total sehingga

Hal-hal yang melatarbelakangi konsep bertahan hidup dan komunitas adalah : (1) Ekonomi : Pengguna ruang menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat mencari rejeki hidup

Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang

[r]

Dari hasil analisis yang dimulai pada tahap proses munculnya identitas Jawa dan Toraja, lalu identitas dua budaya tersebut dinegosiasikan, kemudian identitas

Kawalan masalah kecacingan yang berkesan adalah bergantung kepada pengurusan kesihatan gerompok yang baik, penggunaan ubat cacing yang berkesan dan kaedah