• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Identitas Wahyu Islam Peradaban (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Identitas Wahyu Islam Peradaban (1)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SEJARAH BUDAYA ISLAM

“IDENTITAS WAHYU, ISLAM, PERADABAN,

DAN PERTAUTANNYA”

Oleh: Kelompok I

 Ahsan Wahyudin (20600111003)

 Azrar Mubarak (20600111017)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukur kehadirat ALLAH SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan makalah Sejarah Budaya Islam ini dengan judul “Identitas Wahyu, Islam, Peradaban, dan Pertautannya” yang merupakan tugas kami dalam mata kuliah Sejarah Buadaya Islam di semester tujuh ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang diutus ke permukaan bumi ini menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban seperti sekarang ini.

Kami menyadari sepenuhnya,dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari tantangan dan hambatan. Namun berkat usaha dan motivasi dari pihak-pihak langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat kami susun seperti sekarang ini. Olehnya itu, secara mendalam kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan motivasi yang diberikan sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya kepada ALLAH SWT jugalah kita menyerahkan segalanya. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi dan tambahan materi pembelajaran bagi kita semua, Aamiin Yaa Robb.

Makassar, 23 September 2014

Penyusun

(3)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1-2 A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Penulisan...2

BAB II

PEMBAHASAN...3-A. Identitas dan Lingkup Peradaban Islam...3-6 B. Islam; Wahyu dan Tradisi Budaya (Religiocultural)...6-13 C. Budaya Islam vs Budaya Arab ...13-15 D. Islam Normatif dan Islam Historis ...15-17 E. Babakan Sejarah Peradaban Islam ...17-23 F. Nilai Tawar dan Signifikansi (Pentingnya) Mengkaji Peradaban Islam ...23-25 BAB III PENUTUP...26

A. Kesimpulan...26-27 B. Saran...27

DAFTAR PUSTAKA...28

BAB I

(4)

A.Latar Belakang

Manusia merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal, maka dengan memiliki kekhususan tersebut manusiapun diberikan kemampuan dalam menganalisis suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu pada kaitannya manusia tidak mungkin terlepas dari yang namanya sejarah, karena dengan sejarah tersebut manusia dapat belajar dan menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu. Sejarah merupakan cerminan dari kehidupan masa lalu kita dan dapat dijadikan sebagai bahan instropeksi diri. Begitu pula dengan sejarah peradaban Islam yang merupakan alat untuk mempelajari kejadian yang terjadi di masa lalu ataupun sebagai acuan untuk lebih dapat memajukan Islam daripada sebelumnya.

Peradaban Islam merupakan kajian yang memiliki ruang lingkup yang luas termasuk identitas peradaban itu sendiri, identitas wahyu, Islam, serta pertautan antara identitas-identitas tersebut.

Oleh karena itulah, kami menyusun makalah ini untuk mengetahui

identitas dan lingkup peradaban Islam, Islam; wahyu dan tradisi budaya

(religiocultural), budaya Islam vs budaya Arab, Islam normatif dan Islam

Historis, babakan sejarah peradaban Islam, dan nilai tawar dan signifikansi

(pentingnya) mengkaji peradaban Islam.

B.

R

umusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah ini, permasalahan yang akan

dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa identitas dan lingkup peradaban Islam ?

2. Apa konsep Islam; wahyu dan tradisi budaya (religiocultural) ? 3. Bagaimana budaya Islam vs budaya Arab ?

(5)

6. Bagaimana nilai tawar dan signifikansi (pentingnya) mengkaji peradaban

Islam ?

C.Tujuan Penulisan

Pada makalah ini penulis menguraikan bentuk makalah dengan tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui identitas dan lingkup peradaban Islam.

2. Untuk mengetahui konsep Islam; wahyu dan tradisi budaya (religiocultural). 3. Untuk mengetahui bagaimana budaya Islam vs budaya Arab.

4. Untuk mengetahui konsep Islam normatif dan Islam Historis. 5. Untuk mengetahui babakan sejarah peradaban Islam.

6. Untuk mengetahui nilai tawar dan signifikansi (pentingnya) mengkaji

peradaban Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Identitas dan Lingkup Peradaban Islam

I. Identitas Peradaban Islam

Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata “Arab hadharah al-Islamiyyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. Kebudayaan dalam bahasa Arab adalah ats-tsaqafah.

Landasan peradaban islam adalah kebudayaan islam terutama wujud idealnya, sementara landasan kebudaan islam adalah agama. Dalam islam tidak seperti masyarakat penganut agama yang lainnya, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Jika kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama islam adalah wahyu dari peradaban.

(6)

 Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan islam sekarang.

 Sejarah Peradaban Islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.

 Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan islam yang berperan melindungi pandangan hidup islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.

Dunia intelaktual sebagai deskripsi dari identias peradaban.

Pemikiran dalam arti luas adalah sebuah peraturan yang digunakan untuk mengetahui masyarakat yang memiliki unsur-unsur normatis tertentu di dunia kebudayaan yang orisinil. Artinya bahwa aktifitas pemikiran harus mendiskripsikan loyalitas kepada identitas tertentu yang memiliki landasan dasar dan faktor pendukung tertentu pula. Semakin dekat seseorang dengan model yang ditentukan oleh identitas budaya dan loyalitas peradabannya sendiri, ia semakin mampu berinteraksi dengan aktifitas pemikiran dalam manyarakat dan bangsanya.

(7)

Dalam merealisasikan pemikiran kontemporer selayaknya kita menyadari bahwa fungsi peradaban akan lebih aktif dari pada hanya sekedar menjadi paham pemikiran dan kebudayaan. Maksudnya bukan hanya sekedar menyatukan kesadaran individu terhadap landasan dasar Islam, namun yang selayaknya kita lakukan adalah menyadarkan masyarakat bahwa fungsi budaya yang memiliki korelasi dengan peradaban dapat menjadi pengikat antar golongan, generasi dan perbedaan status sosial. Fungis peradaban ini secara otomatis akan menggiring kita pada satu aktifitas lintas masa sehingga mampu menghapuskan batas-batas antara masa lampau, masa kini dan masa mendatang. Dengan demikian fungsi kebudayaan peradaban bagi identitas seorang muslim akan menjadi kenyataan dalam rangka berdialog dengan budaya lain, sehingga dakwah Islam dapat tersebar ke seluruh penjuru dunia. Fungsi budaya adalah memberikan bekal dengan suatu idealisme yang dapat menguatkan pondasi banguan peradaban sehingga dapat berinteraksi dengan peradaban yang berbeda. "Dialah Yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk yang benar dan agama Islam agar dimenangkan-Nya atas semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksinya." (Q.S Al-Fath:28).. Dari sini budaya akan menjadi sebuah kumpulan dari perasaan yang saling mengikat yang memungkinkan aktifitas peran budaya agar sesuai dengan pemahaman Islam mengenai perdadaban. Dengan demikian, peradaban akan berinteraksi dengan situasi yang dalam satu waktu dapat menjadi alat sekaligus praktek, karena sesungguhnya budaya adalah identitas dari suatu peradaban. Dengan demikian budaya menjadi perantara yang dapat mengikat idealisme dan paham Islam terhadap struktur dan perjalanan peradaban sepanjang sejarah.

(8)

bagaimana kita mampu mengarahkan akal pemikiran agar semaksimal mungkin dapat aktif, dimana Ia tetap memiliki karakteristik ideologi dan pemikirannya. Dakwah Islam yang berperadaban dapat melepaskan manusia dari sikap lemah serta memberikan dorongan semaksimal mungkin agar dapat aktif sesuai dengan aqidah Islam.

II.Ruang Lingkup Sejarah Peradaban Islam

Karena Islam lahir di Arab, maka is dari sejarah peradaban Islam membahas tentang riwayat Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu Tuhan.

1. Sebelum Nabi dilahirakn yakni apa saja yang berkembang menjelang Rasulullah lahir yang dipengaruhi oleh budaya bangsa-bangsa disekitarnya yang lebih awal maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut melalui beberapa jalur :

a. Hubungan dagang dengan bangsa lain, seperti bangsa Syiria,Persia, Mesir dan Romawi yang telah mendapat pengaruh Hellenisme ( kebudayaan Yunani dulu yang mempengaruhi perkembangan fikir ). b. Melalui kerajaan protektorat, seperti kerajaan Hirah dibawah

perlindungan Persia dan kerajaan Ghassa dibawah perlindungan Romawi.

c. Masuknya misi Yahudi dan Kristen, tapi meski agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke Arab, bangsa Arab kebanyakan masi menganut agama asli mereka yakni menyembah berhala.

2. Riwayat Rasulullah dilahirkan sampai beliau wafat, yakni sebelum masa kerasulan Nabi Muhammad dari kelahirannya dalam keadaan yatim menjadi yatim piatu sampai beliau mendapat wahyu dari Tuhan dan berdakwah menyebarkannya hingga beliau wafat.

(9)

4. Masa disentrigasi yakni adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari kekuasaan bani Abbasiyah.

5. Masa kemunduran yakni masa dimana adanya persaingan antar bangsa, kemerosotan ekonomi, koflik keagaman dan lain-lain.

6. Penyebaran Islam di belahan dunia barat dan lainnya, seperti Islam di Spanyol dan pengaruhnya di Eropa, di Asia dan lainnya.

B.Islam; Wahyu dan Tradisi Budaya (Religiocultural)

I. Pendahuluan

Din al-Islam, sering diterjemahkan sebagai “agama Islam”. Mnerjemahkan “din” dengan “agama” sebenarnya kurang tepat, mengingat bahwa secara historis istilah ‘agama’ melekat pada ajaran Hindu dan Buddha.

Lazimnya, setiap agama diberi nama sesudah berlalu masa orang yang mengembangkannya. Nama-nama agama tersebut biasanya dinisbahkan kepada nama pendiri agama tersebut, atau kepada suku bangsa agama tersebut lahir. Berbeda dengan Islam, Islam adalah agama yang

namanya diambil dari hakikat atau substansi ajaran yang terkandung di dalamnya. Jika agama-agama yang lain namanya baru ada setelah pembawa ajarannya telah tiada, maka nama “Islam” sudah ada sejak awal kelahirannya. Uniknya Allah SWT sendiri yang memberikan nama risalah yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW tersebut. Banyak ayat Al Qur’an yang menyebut risalah tersebut, seperti Q.S. Ali ‘Imran (3) : 19 yaitu :







 





  



 



(10)

kedengkian (yang ada) diantara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya (Q.S. Ali Imran : 19).

Masyarakat Arab sebelum Nabi Muhammad telah mempercayai adanya Tuhan. Mereka sering mengadakan upacara penyembahan sebagai sarana berhubungan dengan Tuhan mereka, termasuk penyembahan terhadap berhala. Sejak masa Ibrahim, kepercayaan terhadap Tuhan telah menjadi kebutuhan setiap manusia, melalui penyembahan berhala.

Agama sebagai sistem sosialpun tidak asing lagi bagi bangsa Arab pra-Islam. Sebelum Islam, kota Mekkah telah menjadi pusat umat beragama saat itu yang melaksanakan ibadah haji, meski tidak dapat dilepaskan dari kegiatan perdagangan. Keberadaan Kabah sejak masa Ibrahim telah menjadikan kota itu dianggap sebagai tempat suci yang sangat tepat bagi manusia untuk menghadapkan dirinya kepada Tuhan. Dengan kondisi seperti itu para pemimpin kota Mekkah-pun tidak dapat terlepas dari kepemimpinan dalam kegiatan keagamaan masyarakat saat itu. Para pendahulu yang menjadi nenek moyang Nabi Muhammad adalah para tokoh yang berperan dalam berbagai kegiatan di kota ini.

II. Wahyu

Pengertian Wahyu

Wahyu adalah qalam atau pengetahuan dari Allah, yang diturunkan kepada seorang nabi atau rasul dengan perantara malaikat ataupun tidak.

Berdasarkan salah satu ayat dalam Al-Qur'an,

(11)

Prosesnya bisa melalui suara berupa firman atau melalui visi/mimpi. Etimologinya berasal dari kata kerja bahasa Arab ىححوح (wa ā)ḥ

yang berarti memberi wangsit, mengungkap, atau memberi inspirasi.

Wahyu Sebagai Dasar Pandangan Hidup Islam

Pandangan hidup Islam bersumberkan kepada wahyu yang diperkuat oleh agama (din) dan didukung oleh prinsip akal dan intuisi. Karena itu pandangan hidup Islam telah sempurna sejak awal dan tidak memerlukan kajian ulang atau tinjauan kesejarahan untuk menentukan posisi dan peranan historisnya. Substansi agama seperti: nama, keimanan dan pengamalannya, ritus-ritusnya, doktrin-doktrin serta sistim teologisnya telah ada dalam wahyu dan diterangkan serta dicontohkan oleh Nabi. Ketika ia muncul dalam pentas sejarah, Islam telah “dewasa” sebagai sebuah sistim dan tidak memerlukan pengembangan. Ia hanya memerlukan penafsiran dan elaborasi yang merujuk kepada sumber yang permanen itu.

Maka ciri pandangan hidup Islam adalah otentisitas dan finalitas. Maka apa yang di Barat disebut sebagai klasifikasi dan periodesiasi pemikiran, seperti periode klasik, pertengahan, modern dan postmodern tidak dikenal dalam pandangan hidup Islam; periodesasi itu sejatinya menggambarkan perubahan elemen-elemen mendasar dalam pandangan hidup dan sistim nilai mereka.

(12)

Pandangan hidup Islam dicanangkan oleh Nabi di Makkah melalui penyampaian wahyu Allah dengan cara-cara yang khas. Setiap kali Nabi menerima wahyu yang berupa ayat-ayat al-Qur’an, beliau menjelaskan dan menyebarkannya ke masyarakat. Cara-cara seperti ini tidak sama dengan cara-cara yang ada pada scientific worldview, dan oleh sebab itu Prof.Alparslan menamakan worldview Islam sebaai “quasi-scientific worldview”.

Wahyu Allah Pada Periode Makkah dan Madinah

(13)

Pada periode Madinah, wahyu yang diturunkan lebih banyak mengandung tema-tema umum yang merupakan penyempurnaan ritual peribadatan, rukun Islam, sistem hukum yang mengatur hubungan individu, keluarga dan masyarakat; termasuk hukum-hukum tentang jihad, pernikahan, waris, hubungan muslim dengan ummat beragama lain, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan sebagai tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan komunitas muslim. Meskipun begitu, tema-tema ini tidak terlepas dari tema-tema-tema-tema wahyu yang diturunkan sebelumnya di Makkah, dan bahkan tema-tema wahyu di Makkah masih terus didiskusikan.

Ringkasnya, periode Makkah menekankan pada beberapa prinsip dasar aqidah atau teologi yang bersifat metafisis, yang intinya adalah konsep Tuhan, sedangkan periode Madinah mengembangkan prinsip-prinsip itu kedalam konsep-konsep yang secara sosial lebih aplikatif. Dalam konteks kelahiran pandangan hidup, pembentukan struktur konsep dunia terjadi pada periode Makkah, sedangkan konfigurasi struktur ilmu pengetahuan, yang berperan penting dalam menghasilkan kerangka konsep keilmuan, scientific conceptual scheme dalam pandangan hidup Islam terjadi pada periode Madinah.

III. Budaya

Pengertian Budaya

(14)

yang menyebutnya sistem nilai); (2) kebudayaan yang berupa tingkah laku manusia; dan (3) kebudayaan yang berupa benda karya manusia. Ketiga bentuk kebudayaan itu berjalan saling bertautan. Ide manusia akan melahirkan pola tingkah laku, dan selanjutnya ide dan tingkah laku itu menghasilkan sesuatu karya dalam bentuk benda. Benda karya budaya itu akan berbalik mempengaruhi tingkah laku dan ide, dan dari rangsangan itu lahirlah ide baru. Dari ide baru akan lahir pola tingkah laku baru dan selanjutnya lahir benda baru. Demikian seterusnya saling bertautan dan saling merangsang tumbuhnya temuan-temuan baru itu berjalan terus menerus, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari ketiga bentuk kebudayaan itu sering dikelompokkan menjadi 2 sifat kebudayaan, yakni: (1) kebudayaan yang bersifat non-benda, tak-benda, tak teraba atau intangible culture aspect; dan (2) kebudayaan dalam bentuk benda atau tangible culture aspect. Bila dilihat dari dari sisi bentuk kebudayaan, maka agama berhubungungan erat dengan masalah ide, gagasan dan konsep, yang selanjutnya berhubungan pula dengan pola tingkah laku (non-benda) dan benda sebagai karya budaya keagamaan (benda).

Titik Temu dan Titik Pisah Agama dan Budaya

(15)

merupakan suatu keyakinan akan keberadaan Tuhan yang menjadikan sumber ketenteraman dan semangat hidup serta kepada-Nya manusia akan kembali. Pemahaman tentang agama seperti ini menjadi dasar bagi pihak yang tidak setuju jika agama disebut merupakan bagian dari kebudayaan. Untuk mencari titik temu antara agama dan budaya dapat pula dilihat dari sisi unsur yang terkandung dalam kebudayaan. Bila antara arti agama dan budaya disandingkan, maka keduanya memiliki persamaan isi. Agama dan kebudayaan adalah sistem nilai dan simbol-simbol yang berisi kaidah, ajaran, aturan, meskipun sumbernya berbeda. Sistem nilai dan simbol-simbol yang lahir dari rahim kebudayaan dihasilkan oleh kemampuan manusia dalam menghadapi segala tantangan hidup di lingkungan hidupnya dengan cara belajar dan belajar. Sementara kaidah, ajaran, aturan dalam agama diyakini sebagai wahyu. atau firman yang datang dari Tuhan Yang Maha Pencipta yang diturunkan melalui utusannya. Dengan pemahaman tentang isi agama di atas, maka agama dipandang sebagai dogma yang tidak akan pernah berubah dan tidak boleh berubah untuk menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan jaman. Sebagai dogma diyakini oleh para penganut agama bahwa agama diturunkan oleh Tuhan sudah disesuaikan dengan kondisi jaman hingga sampai pada akhir jaman. Meskipun doktrin yang digunakan untuk bidang kebudayaan adalah melestarikan kebudayaan bangsa atau suku bangsa (yang berarti menjaga agar tidak berubah), namun dalam kenyataan kebudayaan mendapatkan peluang untuk berubah atau berkembang menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungannya. Tuntutan perubahan itu sulit dicegah, karena manusia yang dibekali kemampuan untuk mengembangkan ide, gagasan dan konsep dalam menghadapi tantangan lingkungannya. Kebudayaan selalu berkembang sejalan dengan tingkat kepekaan manusia dalam menanggapi perkembangan lingkungannya.

C.Budaya Islam vs Budaya Arab

(16)

Budaya Arab, budaya jawa, budaya ras atau suku apapun itu berbeda dengan budaya yang disebabkan oleh ajaran Islam. Namun tolong dibedakan dengan perilaku sebagian umat Islam yang disebabkan oleh kesalahpahaman dalam memahami Al Qur’an dan sunnah Nabi.

Intinya untuk membedakan mana budaya Islam dan budaya Arab adalah dengan cara membandingkannya dengan Al Qur’an. Jika ada dinyatakan didalam Al Qur’an maka itu pastilah budaya yang diturunkan dari ajaran Islam. Sebaliknya, jika tidak ada rujukannya dalam Al Qur’an ya itu pasti bukan budaya yang disebabkan oleh ajaran agama Islam.

Menggunakan kefayah, semacam selendang bercorak kotak-kotak yang basa digunakan oleh Yasser Arafat, itu adalah budaya Arab, mungkin tepatnya budaya arab palestina dan pastinya bukan budaya Islam.

Islam tidak identik dengan Arab, karena tidak semua bangsa Arab pasti beragama Islam, banyak pula anggota masyarakat yang berasal dari bangsa Arab namun tidak beragama Islam. Karena itu, jika ada suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di wilayah Arab, maka kebudayaan tersebut dinamakan Kebudayaan Arab, walaupun ada juga yang menyebutnya Kebudayaan Islam. Terhadap pernyataan ini muncul dua pendapat :

a. Pertama, bahwa kebudayaan itu disebut sebagai kebudayaan Arab, karena kebudayaaan ini tumbuh dan besar di tanah Arab. Sering juga disebut kebudayaan Timur Tengah, atau budaya padang pasir.

b. Kedua, disebut sebagai Kebudayaan Islam. Sebab, meskipun kebudayaan ini lahir di tanah Arab, tetapi selanjutnya, Islam sangat berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan kebudayaan ini.

Dengan demikian, anggapan bahwa kebudayaan itu adalah Kebudayaan Islam, karena Islam adalah agama yang telah membesarkan kebudayaan tersebut.

(17)

Ada pemahaman bahwa kebudayaan yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah Kebudayaan Islam, dan bukan kebudayaan Arab, maka dalam hal ini ada dua cara pandang yang berbeda:

a. Pertama, Kebudayaan Islam adalah semua hasil cipta dan karya yang dihasilkan dalam pemerintahan Islam, atau komunitas yang mayoritas muslim, dengan Islam sebagai agama individu, atau komunitas pencetusnya.

b. Kedua, Kebudayaan Islami adalah suatu cipta dan karya yang bersumber dari dasar ajaran Islam, apa pun agama individu, atau komunitas pencetusnya meskipun berada dibawah pemerintahan non muslim.

Dalam hal ini Penulis lebih cenderung berpendapat bahwa Kebudayaan Islam adalah kebudayaan yang mutlak berasal dari ajaran Islam, dicetuskan dan dilakukan oleh umat Islam. Kebudayaan Islam secara khusus adalah sesuatu yang dihasilkan umat Islam baik dalam bentuk konkret maupun abstrak, yang secara prinsip bersumber pada ajaran Islam. Misalnya model baju penutup aurat, bersekolah, hidup bersih, dan sebagainya.

D.Islam Normatif dan Islam Historis

I.

Pengertian Islam Normatif dan Islam Historis

Kata Normatif berasal dari bahasa Inggris norm yang berarti norma ajaran, acuan, ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

Sedangkan menurut istilah, Islam Normatif adalah islam pada dimensi sakral yang di akui adanya realitas transendetal yang bersifat mutlak dan universal melampaui ruang dan waktu atau sering disebut realitas ke-Tuhan-an.

(18)

Sedangkan menurut istilah, Islam Historis adalah Islam yang tidak bisa dilepaskan dari kesejarahan dan kehidupan manusia yang berada dalam ruang dan waktu.

Dari pengertian demikian kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sejarah Islam adalah peristiwa atau kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan ajaran Islam diantara cakupannya itu ada yang berkaitan dengan sejarah proses pertumbuhan, perkembangan dan penyebarannya, tokoh-tokoh yang melakukan pengembangan dan penyebaran agama Islam tersebut, sejarah kemajuan dan kemunduran yang di capai umat Islam dalam berbagai bidang,seperti dalam bidang pengetauan agama dan umum, kebudayaan, arsitektur, politik, pemerintahan, peperangan, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya.

Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa islam secara Normativitas adalah Islam ditinjau dari Wahyu Allah Swt yaitu Al-Quran dan Hadist Nabi, sementara islam secara historitas adalah islam ditinjau dari segi sejarah, mulai sejak abad Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.

II.

Pengelompokan Islam Normatif dan Islam Historis

Ketika melakukan studi atau penelitian Islam, perlu lebih dahulu ada kejelasan islam mana yang diteliti; Islam pada level mana. Maka penyebutan Islam normatif dan islam Historis adalah salahsatu dari penyebutan level tersebut. Istilah yang hampir sama dengan islam Normatif dan Islam Historis adalah Islam sebagai wahyu dan Islam sebagai produk sejarah.

Adapun Pengelompokkan Islam normatif dan Islam historis menurut Nasr Hamid Abu Zaid mengelompokkan menjadi tiga wilayah (domain) : 1. Wilayah teks asli Islam (the original text of Islam), yaitu Al-qur’an dan

sunnah nabi Muhammad yang otentik.

(19)

ijtihad dibenarkan, sebab ketentuan yang terdapat di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah itu tidak semua terinci, bahkan sebagian masih bersifat global yang membutuhkan penjabaran lebih lanjut. Di samping permasalahan kehidupan selalu berkembang terus, sedangkan secara tegas permasalahan yang timbul itu belum/tidak disinggung. Karena itulah diperbolehkan berijtihad, meski masih harus tetap bersandar kepada kedua sumber utamanya dan sejauh dapat memenuhi persyaratan. Dalam kelompok ini dapat di temukan empat pokok cabang : (1) hukum/fikih, (2) teologi, (3) filsafat, (4) tasawuf. Hasil ijtihad dalam bidang hukum muncul dalam bentuk : (1) fikih, (2) fatwa, (3) yurisprudensi (kumpulan putusan hakim), (4) kodifikasi/unifikasi, yang muncul dalam bentuk Undang-Undang dan komplikasi.

3. Praktek yang dilakukan kaum muslim. Praktek ini muncul dalam berbagai macam dan bentuk sesuai dengan latar belakang sosial (konteks). Contohnya : praktek sholat muslim di Pakistan yang tidak meletakkan tangan di dada. Contohnya lainnya praktek duduk miring ketika tahiyat akhir bagi muslim Indonesia, sementara muslim di tempat/ negara lain tidak melakukannya.

Sementara Abdullah Saeed menyebut tiga tingkatan pula, tetapi dengan formulasi yang berbeda sebagai berikut :

1. Nilai pokok/dasar/asas, kepercayaan, ideal dan institusi-institusi.

2. Penafsiran terhadap nilai dasar tersebut, agar nilai-nilai dasar tersebut dapat dilaksanakan/dipraktekkan.

3. Manifestasi atau pratek berdasarkan pada nilai-nilai dasar tersebut yang berbeda antara satu negara dengan negara lain, bahkan antara satu wilayah dengan wilayah lain. Perbedaan tejadi karena perbedaan penafsiran dan perbedaan konteks dan budaya.

(20)

Sejarah berjalan dari masa lalu ke masa kini dan melanjutkan perjalanannya ke masa depan. Perjalanan sejarah selalu mengalami pasang surut dalam intenval-interval yang berbeda- beda. Disamping itu, mempelajari sejarah yang cukup panjang akan mengalami kesulitan-kesulitan jika tidak dibagi-bagi dalam babakan-babakan yang setiap babakan itu merupakan satu komponen yang memiliki ciri khusus dan dari babakan sejarah yang termuat dalam satu kerangka inilah yang disebut priodisasi sejarah. Maka priodisasi bukanlah hanya penempatan waktu babakan semata, melainkan lebih merupakan bentuk pemberian kepada waktu dan ciri-ciri khususnya, sehingga waktu juga merupakan struktur.priodisasi ini berfungsi untuk mempermudah dalam menelaahdan memahami sejarah, termasuk sejarah peradaban islam.

Apa yang dijadikan cirri khusus untuk menetapkan satu babakan sejarah para ahli sejarah terpecah dalam beberapa aliran, yaitu:

1. Aliran yang menganggap cirri khusus tersebut ialah pada bentuk Negara atau pada system politik yang di anut oleh pemerintah Negara,

2. Aliran yang menganggap bahwa tingkat kemajuan ekonomilahyang menjadi cirri khususnya dengan alasan factor ekonomi sanagt dominan dalam mendorong terjadinya proses integrasi suatu masyarakat, ekonomi merupaan faktor penting pula yang mempegaruhi integrasi social, politik, budaya, dan sebagainya,

3. Aliran yang menganggap bahwa tingkt kemajuan peradaban (civilization) sebagai cirri khusus,

4. Aliran yang menganggap tingkat kemajuan kebudayaan (culture) sebagai ciri khusus,

5. Aliran yang menganggap masuk dan berkembangnya agama sebagai cirri khasnya.

(21)

diangkat sebagai Rasul yang pada waktu itu beliau masih berada di Makkah, tegasnya 13 tahun sebelum hijrah ke Madinah. Di pihak lain mengatakan bahwa sejarah islam itu di mulai sejak lahirnya Negara madinah yng di peroleh Nabi Muhammad saw atau tegasnya setelah nabi hijrah ke madinah yang sebelumnya bernama Yatsrib.

Para ahli mempunyai argumentasi tersendiri, pihak pertama ber argumentasi bahwa sejak nabi berada di Makkah, telah lahir masyarakat muslimmeskipun belum berdaulat. Dan 13 tahun periode Makkah tersebut harus di pandang sebagai masa penggemblengan dan lahirnya masyarakat pendukung Negara Madinah baik mereka berasal dari penduduk Makkah sendiripun maupun dari Madinah. Di samping itu masyarakat berdaulat di Madinah tidak akan terbentuk tanpa di awali periode Makkah, karena itulah periode Makkah dan periode Madinah tidak bisa di pisahkan. Argumentasi pihak ke dua, mengatakan bahwa masyarakat yang mandiri dan berdaulat baru terbentuk di Madinah , diman beliau berperan sebagai Rasul ALLAH sekaligus sebagai kepala Negara berdasarkan piagam Madinah. Pada saat it Nabi saw dan pra kaum muslimin (para sahabat) tidak lagi di kejar-kejar dan dianiayah, dan atau menjadi objek penghinaan,tetapi justru mereka menjadi orang-orang yang di harapkan mampu memberikan perlindungan terhadap siapapun, baik muslim maupun non-muslim, sejak itulah kaum muslim berperan sebagai pembawa perubahan dalam masyarakat dan karena itu sejarah Islam mulai terbentuk .

Pendapat para ahli tentang periodesasi sejarah peradaban islam antara lain yaitu:

1. Hasjmy menyatakan bahwa para ahli sejarah ke budayaan telah membagi sejarah kebudayan islam menjadi 9 periode sesuai dengan perubahan-perubahan politik, ekonomi, social dalam masyrakat islam. Kesembilan periodesasi adalah sebagai berikut:

(22)

b. Masa Daulah Amawiyah: mulai tahun 41-32 hijriyah (651-750 M) c. Masa Daulah Abbasiyah I : mulai tahun 132-232 Hijriyah (750-847 M) d. MASA Daulah Abbasiyah II : mulai tahun 232-334 Hijriyah (847-946

M)

e. Masa Daulah Abbasiyah III: mulai tahun 334-467 Hijriyah (946-1075 M)

f. Masa Daulah Abbasiyah IV : mulai tahun 467-656 Hijriyah (1075-1261 M)

g. Masa Daulah Mungoliyah : mulai tahun 656- 925 Hijriyah (1261-1520 M)

h. Masa Daulah Usmaniyah : mulai tahun 925-1213 Hijriyah (1520-1801 M)

i. Masa Kebangkitan Baru: mulai tahun 1213 Hijriyah (1801 M) sampai awal abad 20.

Dari pendapat tersebut dapat di pahami bahwa periode sejarah peradaban islam dimulai sejak Muhammad diangkat sebagai Rasul, yaitu 12 atau 13 sebelum Hijriyah. Hal ini berarti mendukung pendapat pihak pertama sebagai uraian terdahulu.

2. Pendapat senada juga dikemukakan Nourouzzaman Shiddiqie yang menyatakan bahwa sejarawan cenderung mengambil masyarakat sebagai unit sejarah. Sebeb jike unit sejarah itu adalah Negara maka ia mangandung kelemahan, yaitu bahwa batas Negara tidak selalu tepat. Dia telah membagi perjalanan sejarah Islam kedalam 3 bagian besar cirri-cirinya sebagai berikut:

(23)

disagni. Dalam periode klasik inilah umat islam mencapai prestasi – prestasi puncak di bidang peradaban.

2. Periode pertengahan di mulai sejak runtuhny Dinasti Abbasiyah sampai abad ke 11 H/ 17 M. ciri-cirinya ialah kekuasaan poitik terpecah-pecah dan saling memusuhi. Usmaniyah, Mamluk Mesir, Umaiyah di Barat (Andalusia), Mamluk India dan berdirinya kerajaan-kerajaan muslim yang berdaulat sendiri-sendiri.

3. Periode modern, yaitu sejak abad 12 H/18 M sampai sekarang. Dala periode ini ummat islam sudah tidak memilikih kekuasaan pilitikyang di segani. Dinasti Turki Osmani yang perna menggedor pintu kota Wina sudah mendapat julukan The sick man of Europe. Bukan saja Turki sudah tidak mampu memperluas wilayah kekuasaan pilitiknya, bahkan wilayah yang telah dikuasainya dibagi-bagi antara Inggri, Perancis, dan Rusia.wilayah Turki Osmani ibarat sepotong kue yangmenjadi rebutan antara kekuasaan-kekuasaan besar Barat. Bekas jajahan setiap Negara-negara baru setelah Perang Dunia ke II.

Perkembangan periode sejarah islam ke dalam 3 periode tersebut memang merupakan pembagian secara garis besar. Bila di kaitkan dengan pendapat A Hasjmy, maka periode pertama ( periode klasik) di mulai sejak masa permulaan islam sampai menjelang berakhirnya masa Daulah Abbasiyah IV ( nomor 1 s/d 6) , Mongoliyah dan masa Dinasti Usmaniyah ( nomor 7 dan 8), sedangkan nomor 9 sebagai periode ke tiga (periode modern).

3. Selanjutnya, Harun Nasution membagi sejarah pradaban islam ke 3 periode besar, yaitu:

(24)

tertarik di Bagdad. Di masa ini pulalah berkembang dan memuncak ilmu pengetahuaan, baik dalam bidang agama maupun dalam bidang non-agama, dan peradaban islam.. zaman inilah yang menghasilkan ulama-ulama besar seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafii dan Imam Ibnu Hanbal dalam bidang hokum, Imam Asy’ari, Imam Maturidi , pembuka Mu’tazilah seperti Wasil Ibn Ata’, Abu Huzail, al-Nassam dan al-Juba’I dalam bidang teologi, Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan Hallaj dalam mistisme atau tasawuf , al-Kindi, al- Frabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawah dalam falsafaht, dan al-Hasyam, ibn Hayyan, al- Khawarizmi, al-Mas’ud dan al-Rasi dalam bidang ilmu pengetahuan. Kedua, fase disintegrasi (1000-1250 M). di masa ini keutuhan ummat islam dalam bidang politik mulai pecah , kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Bagdad dapat di rampas dan di hancurkan oleh Hulagu Khan di tahun 1258 M. khalifah , sebagai lambing kesatuan politik ummat islam , hilang.

(25)

gedung-gedung indah yang didirikan di zaman ini masih dapat di lihat di Istambul, di tibriz, Isfahan serta kota-kota lain iran dan di Delhi, kemajuaan ummat islam pada saat ini, lebih merupai kemajuaan di periode klasik , dengan di buktikan kurangnya perhatiaan terhadap ilmu pengetahuaan.

Di zaman ke munduran, kerajaan usmani terpukul di Eropakerajaan safawi di hanjurkan oleh serangan- serangan suku bangsa afghan sedang daerah kekuasaan kerajaan Mughaldi perkecil oleh pukulan-pukulanraja-raja India. Kekuatan militer dan kekuatan pilotik ummat islam menurun.ummat island an keadaan mundur dan statis.dalam pada itu, Eropa dan kekayaan-kekayaan yang di angkut dari Amerika dan Timur jauh, bertambah kaya dan maju. penetrasi barat yang kekuatannya meningkat , ke dunia islam, yang kekuatannya menurun, kian mendalam dan kian meluas. Akhirnya Napoleon di tahun 1798 M berhasil menduduki Mesir sebagai salah satu pusat islam yang terpenting.

3. Periode Modern ( 1800 M – sampai sekarang) merupakan zaman kebangkitan ummat islam. Jatuhnya mesir ketangan Barat menginsafkan dunia islam akan kelemahannya dan menyadarkan ummat islam dibarat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi islam. Pada raja dan pemuka-pemuka islam mulai memikirkanbagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan ummat islam kembali. Pada masa ini, mulai muncil ide-ide pembaruan dalam islam.

F. Nilai Tawar dan Signifikansi (Pentingnya) Mengkaji Peradaban

Islam

(26)

memiliki etos kerja yang buruk dan korupsi yang sangat serius (the Lousy work ethics and serious corruption) ternyata kini tidak dapat diganggu gugat lagi. Bahkan sekarang terbalik, negara Barat menjadi model bagi negara-negara yang berkembang termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, hendaknya perlu ada upaya rekonstruksi untuk menata kehidupan, baik ilmu pengetahuan maupun teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur penting bagi terbentuknya suatu peradaban, bukan menjadi monopoli hanya pada satu agama tertentu. Sebagai umat Islam dianjurkan untuk mencari ilmu ke seluruh pelosok dunia walaupun berbeda keyakinan sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah agar menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri Cina (walau hadits ini menurut beberapa pendapat tergolong maudhu’(palsu)).

Sejarah yang membahas berbagai peristiwa masa lalu, jangan diremehkan dan dibiarkan seiring dengan berlalunya waktu, sebab begitu besar makna sejarah bagi kehidupan manusia. ”Belajarlah dari sejarah”, demikian kata-kata mutiara yang dapat mengingatkan kita akan makna sejarah. Bahkan Presiden Pertama RI, Sukarno telah menitipkan sesuatu yang sangat berharga, berupa ”Jasmerah” sebagai akronim dari ”Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”. Sejarah memiliki nilai dari arti penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia. Pentingnya memahami sejarah peradaban Islam tidak semata-mata untuk mengetahui tanggal, bulan, tahun, dan abad suatu peristiwa peradaban Islam di masa lampau. Namun juga memahami realitas muslim untuk mengetahui suatu peristiwa Islam.

(27)

tidak hanya sekadar memberikan romantisme, tetapi lebih dari itu merupakan refleksi histori.

Dengan demikian, mempelajari sejarah peradaban Islam dapat memberikan semangat back projecting theory untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan atau kemajuan peradaban Islam yang baru dan lebih baik. Sejarah peradaban Islam sebagai studi tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah peradaban sudah tentu akan sangat bermanfaat terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan peradaban.

(28)

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kesimpulan pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Identitas peradaban terdeskripsi sebagai dunia intelektual dan ruang lingkup peradaban yaitu membahas tentang riwayat Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu Tuhan karena Islam turun di negeri Arab.

2. Ada dua pandangan tentang hubungan antara wahyu (agama) dengan kebudayaan. Pandangan pertama menempatkan agama sebagai bagian dari kebudayaan, yang berarti antara keduanya pada hakikatnya ada kesamaan. Pandangan kedua menempatkan agama bukan bagian dari kebudayaan, dan dengan demikian agama berbeda dengan budaya.

3. Untuk membedakan mana budaya Islam dan budaya Arab adalah

dengan cara membandingkannya dengan Al Qur’an. Jika ada dinyatakan didalam Al Qur’an maka itu pastilah budaya yang diturunkan dari ajaran Islam. Sebaliknya, jika tidak ada rujukannya dalam Al Qur’an ya itu pasti bukan budaya yang disebabkan oleh ajaran agama Islam.

4. Islam secara Normativitas adalah Islam ditinjau dari Wahyu Allah Swt yaitu Al-Quran dan Hadist Nabi, sementara islam secara historitas adalah islam ditinjau dari segi sejarah, mulai sejak abad Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.

5. Maka priodisasi bukanlah hanya penempatan waktu babakan semata, melainkan lebih merupakan bentuk pemberian kepada waktu dan ciri-ciri khususnya, sehingga waktu juga merupakan struktur.priodisasi ini berfungsi untuk mempermudah dalam menelaahdan memahami sejarah, termasuk sejarah peradaban islam.

(29)

sejarah peradaban sudah tentu akan sangat bermanfaat terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan peradaban.

B.Saran

Tentunya dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan olehnya itu :

1. Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan perbaikan yang semestinya demi kesempuranaan makalah ini.

2. Diharapkan agar pembaca memberikan koreksi terhadap materi-materi IDENTITAS WAHYU, ISLAM,PERADABAN, DAN PERTAUTANNYA yang sekiranya ada tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

3. Diharapkan kepada para pembaca untuk mencari referensi lain agar dapat menambah wawasan.

(30)

Supadie, Didiek Ahmad, dkk. 2011. Pengantar Studi Islam. Jakarta : Rajawali Pers.

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia.

Sumber Online:

http://bdkjakarta.kemenag.go.id

http://begawan tarbiyah.blogspot.com

http://filsafat.kompasiana.com

http://luthfi94.faa.im

http://pandidikan.blogspot.com

Referensi

Dokumen terkait

Dukungan semua mata pelajaran ter- hadap suatu nilai, khususnya nilai karakter cinta budaya, sangat diperlukan sebagai bentuk reinforcement pada internalisasi nilai tersebut

Kondisi pembibitan sapi potong saat ini sangat beragam dan sebagian besar (95%) dikelola dan dikembangkan pada peternakan rakyat dengan pola produksi induk-anak dalam

Ilmu le!ih utama ari harta, karena ilmu akan men*agamu sementara harta malah engkau yang harus men*aganya#!. Ilmu le!ih utama ari harta karena i akherat nanti pemilik harta

Dari hasil data dynamometer untuk sumur RB-36 didapat bentuk pump card seperti pada Gamber 5.Dari bentuk pump card yang didapat dari perekaman dynamometer (Gambar 5) dapat

Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsur  besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan

Penulisan bahan ajar mandiri ini merupakan satu kesempatan bagi pengembangan mata kuliah yang selama ini diajarkan kepada mahasiswa yang dibuatkan dalam bentuk modul.

Di lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (BPKP, Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Propinsi, Kabupaten dan Kota atau Badan/Lembaga Pengawasan Daerah) standar audit

%HUWRODN GDUL XUDLDQ SHQJDQWDU GL DWDV EHULNXWLQLDNDQGLJDPEDUNDQWHQWDQJRWRULWDV \DQJGLPLOLNLROHK.HSROLVLDQ1DVLRQDO7LPRU /HVWH SDGD XPXPQ\D GDQ SDGD NKXVXVQ\D PHQJHQDL 8QLW \DQJ