• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN M"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA MANUAL HANDLING DI PELABUHAN

MAKASSAR

Factor Associated with Musculoskeletal Disorders (MSDs) Complaint of Manual Handling Workers at Makassar

Masliah, Syamsiar S. Russeng, Muhammad Rum Rahim Departemen K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

(masliahmajid@gmail.com, syamsiarsr@yahoo.com, muhammadrumrahim@gmail.com 085342984191) ABSTRAK

Aktivitas manual handling meliputi kegiatan mengangkat, mangangkut, mendorong dan menarik barang dilakukan oleh pekerja pada dibagian pembongkaran maupun pemuatan barang. Apabila aktivitas tersebut dilakukan dengan cara yang salah atau melebihi kapasitas dan dilakukan secara berulang-ulang maka akan menimbulkan ketidaknyamanan sehingga mengakibatkan keluhan musculoskeletal disorders. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan antara keluhan musculoskeletal disordersdengan umur, postur kerja, masa kerja, lama kerja, berat beban dan temperature pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional Studi. Keluhan MSDs diukur dengan Nordic Body Map, postur tubuh diukur dengan Rapid Entire Body Assessment dan temperature diukur dengan Heat Stress Monitor. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariate dengan uji chi-square. Hasil uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keluhan MSDs dengan umur (pvalue=0.001<0.05), postur kerja (pvalue=0.004<0.05), masa kerja (pvalue=0.004<0.05) dan berat beban (pvalue=0.001<0.05) pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar. Kesimpulan dalam penelititan ini adalah semakin lama paparan kerja tehadap pekerja dan semakin tidak ergonomisnya postur kerja maka semakin besar risiko terjadinya keluhan musculoskeletalpada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar. Kata kunci: musculoskeletal disorders, MSDs, REBA, manual handling

ABSTRACT

Activities manual handling is activity includes the lifting, pushing and pulling items that are often carried out by workers. If the activity is done with the wrong way or exceeds the capacity of and undertaken in repeated, it will cause discomfort the led to the complaints muculoskeletal disorders. This study uses a cross sectional study design that aims to identify factors associated with the incidence of musculoskeletal disorders of manual handling workers such as age, body position at work, working period, length of work, weight of items and working environment temperature at Makassar Port. For complaints measurements MSDs using Nordic Body Map and body posture using Rapid Entire Body Assessment and also using Heat Stress Monitor for temperature measurement at working environment. Data analysis using analysis univariat and bivariate by chi-square test. Based on the results of statistical tests, the results showed that there is a relationship between age (pvalue=0.001<0.05), working posture (pvalue=0.004<0.05), length of work (pvalue=0.004<0.05) and beban berat (pvalue=0.001<0.05) toward MSDs complaint to manual handling workers by the labor of loading and unloading in the Makassar Port. In conclusion of this research is the longer exposure of work of workers and working posture not ergonomics hence the bigger risk of complaints musculoskeletal on manual handling workers in port Makassar.

(2)

PENDAHULUAN

Kasus MSDs terjadi sekitar 6 juta kasus pertahun atau rata-rata 300-400 kasus per 100 ribu pekerja. MSDs ini juga menimpa 22% pekerja pemakai komputer. Masalah ini mengakibatkan pekerja harus istirahat dirumah (lost day) selama rata-rata 20 hari, dengan variasi mulai dari cacat ringan hingga cacat permanen. Kejadian MSDs merupakan salah satu kegagalan dari penerapan ergonomi di tempat kerja. MSDs menjadi penyebab utama jutaan pekerja absen.1

Masalah mengenai pekerja manual handling juga tidak terelakkan dan salah satu dampaknya adalah keluhan musculoskeletal disorderspada pekerja. Selain aktivitas manual handling, umur, postur kerja, masa kerja, lama kerja, berat beban dan beberapa faktor

lingkungan juga menyebabkan terjadinya keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja manual handling. Keluhan MSDs yang dirasakan oleh pekerja adalah keluhan pada leher,

punggung dan kaki yang dirasakan lebih dari 60% pekerja. Pekerja yang lebih dari 15 tahun bekerja mempunyai keluhan pada tangan dan pergelangan tangan baik kiri maupun kanan sebesar 33,3%, pada siku kiri dan kanan sebesar 33,3%, pada bahu baik kiri dan kanan sebesar 66,7%.2

Hasil penelitian Ariyanto bahwa sebanyak 83.3% dengan kategori umur ≥35 tahun dan 28.6% dari kategori umur <35 tahun pun mengelami keluhan musculoskeletal disorders terhadap aktivitas manual handling yang tidak ergonomis. Hasil penelitian lain menunjukan bahwa kekuatan otot maksimal terjadi pada saat umur antara 20-29 tahun, selanjutnya terus terjadi penurunan sejalan dengan bertambahnya umur. Pada saat umur mencapai 60 tahun, rerata kekuatan otot menurun sampai 20%. Pada saat kekuatan otot mulai menurun maka risiko terjadinya keluhan otot akan meningkat.3

Postur kerja yang tidak ergonomis sangat rentan mengalami keluhan MSDs. Berdasarkan hasil penelitian, postur kerja yang tidak ergonomis pada pekerja merasakan keluhan pada bagian leher dengan presentase 81%, kemudian pada punggung sebesar 78%, pada kaki 63% dan pada bahu kanan 41%. Keluhan yang paling kecil presentasenya dengan nilai 7% terdapat pada siku. Penelitian yang lain juga memaparkan hal yang serupa bahwa posisi tubuh saat bekerja sangat berpengaruh terhadap kejadian MSDs.4

(3)

mengalami keluhan musculoskeletal disorders dan 17 responden (34%) yang bekerja selama 6-8 jam mengalami keluhan musculoskeletal disorders. lama paparan kerja sangat berpengaruh pada kekuatan otot pekerja.5

Berat beban merupakan salah satu risiko kerja yang harus dihadapi oleh pekerja angkat-angkut. Batas angkat untuk sekali angkat adalah 40 kg untuk pekerja laki-aki, namun tidak semua barang punya berat yang sama, ada yang lebih ringan maupun yang lebih dari 40 kg. data yang diperoleh Ariyanto dalam penelitiannya mengenai hubungan berat barang dengan keluhan MSDs sebanyak 86.5% responden yang mengangkat barang berat dan 75% diantaranya mengelami keluhan MSDs. Semakin berat beban yang diangkut oleh pekerja manual handlingmaka seakin besar risiko terjadinya keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja.6

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain studi cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Makassar, waktu pelaksanaan pada bulan Desember tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah 424 pekerja manual handling bagian bongkar muat barang di Pelabuhan Makassar. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan metode accidental samplingsebanyak 81 responden dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau bersedia untuk wawancara. Data hasil penelitian diperoleh dari wawancara langsung terhadap responden. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariate dengan bentuk tabulasi silang (crosstab). Data disajikan dalam bentuk tabel dan dilengkapi dengan narasi.

HASIL

Distribusi responden berdasarkan umur pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar Tahun 2014 menunjukkan bahwa responden berumur 35-39 tahun merupakan responden tertinggi yaitu 30 orang (37.0%) dan responden berumur 19 tahun dan berumur 60-63 tahun merupakan responden terendah yaitu 1 orang (1.2%). Hal ini menunjukkan bahwa pekerja manual handling di Pelabuhan lebih banyak pada kategori umur berisiko yaitu umur

(4)

Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki kriteria umur berisiko MSDs (≥35 tahun) lebih banyak yaitu 53 orang (65.4%) dibandingkan dengan responden dengan kriteria umur tidak berisiko MSDs (<35 tahun) yaitu sebanyak 28 orang (34.6%). Dari data yang diperoleh, tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Makassar lebih banyak yang bekerja secara tidak ergonomis saat melakukan pekerjaan membongkar maupun memuat barang dari pada yang ergonomis berdasarkan skor REBA yang diperoleh. Untuk postur kerja, distribusi frekuensi tertinggi berada pada kriteria responden tidak ergonomis (REBA skor 8 samapai >11) yaitu 48 orang (59.3%) dan responden dengan postur kerja ergonomis (REBA skor 1 samapai 7) sebanyak 33 orang (40.7%) (Tabel 2).

Pekerja manual handlingdi Pelabuhan Makassar lebih banyak yang sudah lama bekerja sebagai tenaga kerja bongkar muat hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi variabel masa kerja berdasarkan kategori lama (≥5 Tahun) lebih banyak yaitu 47 orang (58.0%) sedangkan untuk kategori tidak lama (<5 tahun) yaitu 34 orang (42.0%). Distribusi frekuensi tertinggi untuk kategori lama kerja adalah tenaga kerja dengan kategori tidak lama kerja (≤ 4 jam dari 8 jam/hari) yaitu sebanyak 59 orang (72.8%) dibandingkan dengan tenaga kerja dengan ketegori lama (> 4 jam dari 8 jam/hari) yaitu berjumlah 22 orang (27.2%) (Tabel 2).

Data yang diperoleh pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar lebih banyak yang ditemukan mengangkat beban yang lebih dari standar (>40 kg). berat beban dapat dilihat dari label barang yang diangkat oleh pekerjamenunjukkan bahwa jumlah responden yang mengangkat barang >40 kg (berat) lebih banyak yaitu 51 orang (53.0%) dibandingkan dengan responden yang mengangkat barang ≤ 40 kg (tidak berat) yaitu 30 orang (37.0%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Makassar lebih banyak yang bekerja diluar kapal pada saat melakukan pekerjaan pembongkaran dari truk ke kapal dibandingkan dengan pekerja yang bekerja di dalam kapalistribusi responden berdasarkan variabel temperature dengan WBGT untuk outdoor 33.3 terdapat 68 orang yang melakukan pekerjaan di luar kapal (84.0%) dan untuk indoor dengan WBGT 29.3 diperoleh hasil 13 orang yang melakukan pekerjaan di dalam kapal (16.0%) (Tabel 2).

(5)

banyak sebelum melakukan pekerjaan adalah pada bagian punggung pekerja yakni 35 orang (43.2%) dan keluhan yang paling sedikit terletak pada bagian bokong pekerja yakni 4 orang (4.9%) sedangkan untuk data untuk kategori setelah melakukan pekerjaan, keluhan tertinggi berada pada tiga titik keluhan yaitu 70 orang (86.4%) pada bagian bahu kiri pekerja, 70 orang (86.4%) pada bagian punggung pekerja dan 70 orang (86.4%) pada bagian tangan kanan pekerja dan keluhan paling sedikit setelah bekerja yang dirasakan oleh tenaga kerja bongkar muat adalah bagian bokong yaitu 24 orang (29.6%) dari 27 titik keluhan perbagian tubuh yang dirasakan tenaga kerja di Pelabuhan Makassar (Tabel 2).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 53 responden sebanyak 46 orang (86.8%) yang memiliki keluhan MSDs pada kategori umur berisiko (≥35 tahun) sedangkan kategori umur tidak berisiko (<35 tahun) yaitu sebanyak 15 orang (53.6%) yang mengalami keluhan MSDs dari 28 responden. Hasil uji statistic menggunakan uji chi-square diperoleh pvalue=0.001, karena nilai p<0.05 maka dinyatakan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan umur pada pekerja manual handlingdi Pelabuhan Makassar (Tabel 3).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa dari 48 responden terdapat hasil dengan keluhan MSDs pada kriteria responden yang tidak ergonomis dengan hasil REBA skor 8 sampai >11 yaitu 42 orang (87.5%) sedangkan untuk responden yang kategori ergonomis (REBA skor 1 sampai 7) yang mengalami keluhan MSDs sebanyak 19 orang (57.6%) dari 33 responden. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-squarediperoleh nilai p value= 0.004. Karena nilai p<0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam artian bahwa ada hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan postur kerja pada pekerja manual handlingdi Pelabuhan Makassar (Tabel 3).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 47 jumlah responden sebanyak 41 orang yang mengalami keluhan MSDs (87.2) pada kategori masa kerja lama (≥ 5 tahun), sedangkan pada kategori masa kerja tidak lama (<5 tahun) sebanyak 20 orang mengalami keluhan MSDs (58.8%). Berdasarkan hasil nilai uji statistic menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p value=0.004. Karena nilai p<0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam artian bahwa ada

hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan masa kerja pada pekerja manual handlingdi Pelabuhan Makassar.

(6)

nilai p value=0.525. Karena nilai perolehan p>0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga interpretasi dari hasil tersebut bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan lama kerja pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar (Tabel 3).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 46 jumlah responden terdapat responden dengan keluhan MSDs pada kategori mengangkat beban berat (> 40 kg) yaitu 41 orang (89.1%) sedangkan pada kategori tidak berat (≤ 40 kg) sebanyak 20 orang dari 35 responden yang mengalami keluhan MSDs (57.1%). Untuk hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p value=0.001. Karena nilai p>0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan berat beban pada pekerja manual handlingdi Pelabuhan Makassar.

Hasil penelitian mengenai hubungan antara tamperatur dengan keluhan musculoskeletal disorders untuk jumlah sampel 68 orang terdapat 52 orang yang bekerja diluar ruangan (Outdoor) dengan keluhan musculoskeletal disorders (76.5%) sedangkan untuk kategori di dalam ruangan (Indoor)terdapat 9 orang dengan keluhan musculoskeletal disorders(62.2%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p value=0.404 karena nilai p>0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan temperature pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar (Tabel 3).

PEMBAHASAN

Hasil penelitian berdasarkan tabulasi dari umur responden dengan keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja manual handling, responden yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders lebih dominan pada responden dengan kategori umur berisiko yakni sebanyak 46 orang (86.8%). Dari hasil uji statistic, terdapat hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan umur pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar sehingga dapat dikatakan semakin tua umur tenaga kerja maka semakin besar risiko bagi pekerja mengalami keluhan musculoskeletal disorders.

(7)

tahun akan mengalami penurunan kekuatan otot statis sehingga risiko terjadinya musculoskeletal disorders juga akan lebih besar. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maijunidah bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan keluhan musculoskeletal disorders pada karyawan di PT X Bogor.7

Banyaknya responden dengan kategori tidak ergonomis dalam penelitian ini dikarenakan posisi yang mereka lakukan telah menjadi kebiasaan saat bekerja. Selain itu, menyelasaikan pekerjaan dengan cepat adalah alasan mereka sehingga tidak peduli dengan postur kerja yang janggal atau tidak ergonomis. Hasil uji statistic diperoleh p value=0.004>0.05 maka ada hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal

disorders dengan postur kerja pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara posisi tubuh saat bekerja (postur kerja) dengan kejadian musculoskeletal disorders pada aktivitas manual handling oleh karyawan Mail Processing Centre Makassar. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri L dengan perolehan uji statistik yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara posisi tubuh saat bekerja dengan kejadian musculoskeletal disorders.8

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah tertinggi pada responden dengan kategori masa kerja lama yaitu 47 orang (58.0%). Banyaknya pekerja yang telah lama bekerja di Pelabuhan dikarenakan susahnya mereka mencari pekerjaan lain yang bisa mereka lakukan. Disamping itu, kurangnya lapangan pekerjaan bagi mereka yang berada pada tingkat pendidikan menengah sehingga mereka lebih memilih menetap pada pekerjaan yang telah lama mereka lakukan. Untuk hasil tabulasi hubungan antara masa kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar, diperoleh hasil uji statistik dengan pvalue=0.004, karena nilai p<0.05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan masa kerja. Semakin lama masa kerja pekerja manual handling maka semakin besar risiko bagi pekerja mengalami keluhan musculoskeletal disorders.

(8)

pada mahasiswa praktik di klinik FKG UI. Namun penelitan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti bahwa antara lama kerja dengan keluhan musculoskeletalpada petani ada hubungan yang signifikan.9

Hasil penelititan pada kategori yang mengalami keluhan MSDs dengan berat beban (>40 kg) yaitu 41 orang (89.1%) responden sedangkan untuk kategori tidak berat (≤ 40 kg) yaitu 20 orang (57.1%) responden yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders. Hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai pvalue= 0.001. Karena nilai p>0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan berat beban pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin berat atau semakin bertambahnya beban maka akan semakin mengakibatkan nyeri pada otot khususnya pada bagian punggung bawah.

Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh tersebut. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur kerja adalah jika perubahan temperatur kerja tersebut tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin dari keadaan normal tubuh. Dalam penelitian ini diperoleh data temperature udara berdasarkan WBGT/ISBB untuk outdoor 33.3°C dan indoor 29.3°C. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan alat pengukur suhu yang disebut Heat Stress Monitor yang dilakukan di dua tempat yaitu di luar kapal (outdoor) dan di dalam dek kapal (indoor). Hasil uji statistic diperoleh nilai pvalue=0.404 yang berarti bahwa nilai p>0.05 maka tidak ada hubungan yang signifikan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan temperature di lingkungan kerja pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Terdapat hubungan yang signifikan antara keluahan musculoskeletal disordersdengan umur, postur kerja, masa kerja dan berat beban pada pekerja manual handlingdi Pelabuhan Makassar. Untuk lama kerja dan temperatur lingkungan kerja tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja manual handling di Pelabuhan Makassar tahun 2014.

(9)

mengangkut beban yang ergonomis, menggunakan alat bantu untuk mengurangi berat beban yang diangkat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Ergoinstitut. Ergonews Edisi 2: Cidera Otot Rangka Tahun 2008. Bandung : ITB; 2012.

2. Octarisya, M. Tinjauan Faktor Risiko Ergonomi Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Aktivitas Manual Handling Di Departemen Operasional HLPA Station PT Repex [Skripsi]. Jakarta : Universitas Indonesia; 2009.

3. Ariyanto, J. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Aktivitas Manual Handling oleh Karyawan Mail Processing Center Makassar [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin; 2012.

4. Octarisya, M & Hendra. Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang. National Conference On Applied ergonomics. 2010.

5. Wijayanti, T. Sistha. Hubungan Antara Nyeri Muskulosekeletal Dengan Kondisi Stasiun Kerja dan Ukuran, Serta Posisi Tubuh Petan. Journal Departemen Antropologi. 2012; 1(1) : 4-6.

6. Pratiwi H. Mayrika, dkk. Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Penjual Jamu Gendong. Journal Promosi Kesehatan Indonesia. 2009; 4(1): 22-24 .

7. Maijunidah, E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Assembling PT. X Bogor [Skripsi]. Jakarta : FK-IK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2010.

8. Sri L, Gita. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Muskuloskeletal Pada Perawat Rumah Sakit Umum Sawerigading Kota Palopo [Skripsi]. Makassar : Universitas Hasanudin; 2011.

9. Wijaya, A. T. Hubungan Faktor-Faktor Risiko dan Kelainan Muskuloskeletal pada Mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi . Journal of Dentistry Indonesia. 2011; 18( 2) : 33-37.

10. Charoonsri, N. Identifikasi Risiko Ergonomic pada Stasiun Perakitan Daun Sirip Diffuser di PT.x. Journal J@TI-Undip. 2008; III( 2) : 5-6.

11. Bukhori, E. Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Tukang Angkut Beban Penambang Emas di Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak Tahun. [Skripsi]. Jakarta : FK-IK. UIN Syarif Hidayatullah; 2010.

12. WHO. Healthy Workplace Framework and Model: Background and Supporting Literature and Practices. Geneva, Switzerland: World Health Organization Headquarters. 2010.

13. Suma’mur P.K, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto.

(10)

LAMPIRAN

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur dan Tingkat Pendidikan pada Pekerja Manual handling di Pelabuhan

Karakteristik Frekuensi

(n)

Persen (%) Umur (tahun)

19 tahun 1 1.2

20 - 24 tahun 2 2.5

25 - 29 tahun 13 16.0

30 - 34 tahun 10 12.3

35 - 39 tahun 30 37.0

40 - 44 tahun 8 9.9

45 - 49 tahun 9 11.1

50 - 54 tahun 5 6.2

55 - 59 tahun 2 2.5

60 - 63 tahun 1 1.2

Tingkat Pendidikan

Tidak Sekolah 7 8.6

SD 20 24.7

SMP 35 43.2

Total 81 100

(11)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Penelitian pada Pekerja Manual Handling di Pelabuhan Makassar

Sumber : Data Primer, 2014

Variabel Frekuensi (n) Persen

(%)

Kriteria Umur

Berisiko (≥ 35 Tahun) 53 65.4

Tidak berisiko (<35 tahun) 28 34.6

Kriteria Postur Kerja

Tidak Ergonomis (REBA skor 8 sampai >11) 48 59.3

Ergonomis (REBA skor 1 sampai 7) 33 40.7

Kategori Masa Kerja

Lama (≥ 5 Tahun) 47 58.0

Tidak Lama (< 5 tahun) 34 42.0

Kategori Lama Kerja

Lama (> 4 jam dari 8 jam/hari) 22 27.2 Tidak lama (< 4 jam dari 8 jam/hari) 59 72.8 Kategori Berat beban

Berat (> 40 kg) 51 63.0

Tidak berat (≤ 40 kg) 30 37.0

Kategori Keluhan MSDs

Ada keluhan MSDs 61 75.3

Tidak ada keluhan MSDs 20 24.7

Kategori Temperature

WBGT (ISBB)

Outdoor 33.3 68 84.0

Indoor 29.3 13 16.0

(12)

Tabel 3. Hubungan Variabel Penelitian dengan Keluhan MSDs pada Pekerja Manual Handling di Pelabuhan Makassar

Variabel

Keluhan MSDs

n % p value Ada

Keluhan MSDs

Tidak ada keluhan

MSDs

n % n %

Umur

Berisiko (≥35 tahun) 46 86.8 7 13.2 53 100

0.001 Tidak Berisiko (<35 thn) 15 53.6 13 46.4 28 100

Postur Kerja

Tidak Ergonomis (REBA skor 8

sampai >11 42 87.5 6 12.5 48 100

0.003 Ergonomis (REBA skor 1 sampai 7 19 57.6 14 42.4 33 100

Masa Kerja

Lama (≥ 5 tahun) 41 87.2 6 12.8 47 100

0.004 Tidak Lama (<5 tahun) 20 58.8 14 41.2 34 100

Lama Kerja dari 8 jam/hari

Lama (> 4 jam) 17 77.3 5 22.7 22 100

0.525 Tidak Lama (< 4 jam) 44 74.6 15 25.4 59 100

Berat Beban

Berat (> 40 kg) 41 89.1 5 10.9 46 100

0.001 Tidak berat (≤ 40 kg) 20 57.1 15 42.9 35 100

Temperature

Outdoor 52 76.5 16 23.5 68 100

0.404

Indoor 9 62.2 4 30.8 13 100

Total 61 73 20 27 81 100

Gambar

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur  dan Tingkat Pendidikan pada Pekerja Manual handling di Pelabuhan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Penelitian pada Pekerja Manual Handling di Pelabuhan Makassar
Tabel 3.  Hubungan Variabel Penelitian dengan Keluhan MSDs pada Pekerja Manual

Referensi

Dokumen terkait

Mereka yang menganggap bahwa komersialisasi merupakan wujud transisi masyarakat menuju kemajuan setidaknya memiliki lima dasar argumentasi tentang

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa data warehouse adalah sekumpulan informasi yang didapatkan dari berbagai sistem operasi dalam suatu perusahaan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah gypsum terhadap parameter hasil uji konsolidasi dan perbandingan penggunaan limbah gypsum dengan

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan strategi pengembangan Sumber Daya Insani (SDI) yang meliputi pelatihan dan pengembangan pegawai dalam peningkatan excellent

Dari 124 rekam medis yang menjadi sampel penelitian, didapatkan hasil kelengkapan pengisian rekam medis di Instalasi Rawat Jalan Poli Bedah sebesar 58,1% sedangkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah uji coba model sosialisasi nilai toleransi menggunakan strategi Role Playing kombinasi Debat dapat meningkatkan

mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia. Agar

Berbeda dengan belajar berbahasa (mendengar, membaca, berbicara dan menulis) yang merupakan alat ekspresi dan komunikasi, maka seseorang dituntut untuk